AKUNTANSI
AKUNTANSI
DISUSUN OLEH
SELFIANA (4522013050)
ABSTRAK : Penelitian ini berfokus pada waqf (wakaf), yang secara khusus
menganalisis sistem akuntansi waqf berdasarkan PSAK yang baru disetujui oleh
DSAS pada awal 2021. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pemahaman
Nazhir dalam menerapkan sistem akuntansi waqf berdasarkan PSAK 112 di
lembaga-lembaga pengelolaan waqf di area Surabaya. Teknik sampling dalam
penelitian ini menggunakan snowball sampling, dan metode pengumpulan data
melibatkan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini melibatkan
empat informan nazir dari lembaga pengelolaan waqf di area Surabaya. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini
berfokus pada unit analisis pemahaman dan penerapan nazir berdasarkan PSAK
112. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman dan penerapan standar
ini oleh nazir terbagi menjadi dua. BMT Sri Sejahtera dan Yayasan Nurul Hayat
tidak memahami PSAK 112. Sementara BMT Amanah Ummah dan Nazir
Universitas Airlangga telah memahami dan menerapkan PSAK 112, seperti
terlihat dari laporan terbaru berdasarkan PSAK 112 dan hasil wawancara.
Penelitian ini menyiratkan bahwa lembaga pengelolaan waqf dapat melaporkan
dan menyajikan laporan keuangan mereka berdasarkan PSAK 112, yang efektif
mulai 1 Januari 2021.
I. PENDAHULUAN
Waqf, atau yang lebih dikenal sebagai wakaf, merupakan institusi keuangan
yang memiliki tujuan sosial dan keagamaan yang signifikan dalam masyarakat.
Keberadaan waqf tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan, tetapi juga
mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Dalam konteks manajemen waqf,
akuntansi memiliki peran krusial dalam mencatat, mengelola, dan melaporkan
aset dan transaksi waqf dengan akurat.
Salah satu standar akuntansi yang menjadi pedoman dalam penyusunan
laporan keuangan waqf adalah PSAK 112 (Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik). Standar ini menjadi acuan utama
dalam mengatur akuntansi bagi lembaga-lembaga waqf dan menetapkan pedoman
yang jelas untuk penyajian laporan keuangan yang transparan dan konsisten.
Pada awal 2021, Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) menyetujui
PSAK 112 sebagai pedoman akuntansi waqf. PSAK ini memberikan kerangka
kerja yang komprehensif untuk pengelolaan dan pelaporan keuangan waqf,
dengan tujuan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan
aset yang diwakafkan.
Penelitian ini difokuskan pada analisis sistem akuntansi waqf berdasarkan
PSAK 112, dengan penekanan pada pemahaman dan penerapan standar tersebut
oleh nazir, yaitu pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan waqf. Dalam
konteks ini, Surabaya menjadi lokasi penelitian dengan melibatkan empat nazir
dari berbagai lembaga pengelolaan waqf di wilayah tersebut.
Metode penelitian yang digunakan melibatkan snowball sampling untuk
pemilihan informan nazir, serta observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai
teknik pengumpulan data. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif,
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemahaman dan penerapan PSAK
112 oleh nazir, dengan hasil yang dapat memberikan kontribusi pemahaman lebih
lanjut terkait efektivitas implementasi standar akuntansi ini dalam konteks
manajemen waqf.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih
jelas mengenai sejauh mana pemahaman dan penerapan PSAK 112 oleh nazir
dalam lembaga pengelolaan waqf di Surabaya. Implikasi dari temuan ini dapat
memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan kualitas akuntansi waqf,
mendukung transparansi, dan mengoptimalkan manajemen aset yang diwakafkan
untuk mencapai tujuan sosial dan keagamaan yang diinginkan.
II. RUMUSANMASALAH
1. Bagaimana konsep wakaf dalam penerapan akuntansi
2. Bagaimana Pemahaman Nazhir terhadap PSAK 112
3. Bagaimana Penerapan dan Permasalahan Nazhir terhadap PSAK 112
III.METODE PENELITIAN
Dalam teknik keabsahan data, peneliti akan menggunakan teknik triangulasi
data yang merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data tersebut guna pengecekan dan perbandingan data
yang diperoleh. Alasannnya menurut peneliti metode triangulasi data lebih cepet
dan efisien dalam pengecekan dan validasi data. Triangulasi adalah salah satu
metode dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk mendapatkan temuan dan
interpretasi data yang lebih akurat dan kredibel. Terdapat tiga cara yang dapat
digunakan yaitu dengan menggunakan sumber data, menggunakan metode yang
berbeda dan menggunakan teori. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas
diartikan sebagai sebuah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu. Sedangkan triangulasi yang peneliti gunakan dalam
penilitian ini menggunakan triangulasi sumber dan metode, yang dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Langkah triangulasi sumber dan metode yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: (1) membandingkan hasil teknik wawancara dengan
teknik observasi; (2) membandingkan yang disampaikan secara pribadi dengan
dimuka umum; (3) membandingkan apa yang terjadi pada saat penelitian dan
yang berlangsung sepanjang waktu; dan (4) membandingkan hasil teknik
wawancara dengan teknik dokumentasi atau rekaman suara yang tersedia. Dalam
Penelitian ini untuk mengumpulkan informasi menggunakan metode yang berbeda
yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penggunaan sumber data pada
penelitian ini dapat dilakukan dengan mencari sumber lebih dari satu dan berbeda
dalam informasi yang sama. Penelitian ini akan melakukan observasi secara
langsung ke lokasi penelitian lembaga pengelolaan wakaf serta melakukan sesi
wawancara kepada nazhir atau staff keuangan. Jika masih belum yakin dengan
data tersebut, maka dapat melakukan metode lainnya seperti dokumentasi untuk
mengumpulkan informasi yang sama.
Penelitian yang berfokus pada faktor pemahaman dan permasalahan dalam
menerapkan sebuah sistem pelaporan keuangan memerlukan responden yang
kompetibel dan dapat dipercaya. Target responden dari penelitian ini adalah
nazhir lembaga pengelolaan dana wakaf yang diberikan amanah untuk
memanfaatkan untuk mengelola harta benda wakaf dari waqif .
IV. TEORI DASAR
I.1 Konsep Wakaf
Wakaf, berasal dari bahasa Arab, memiliki arti etimologi "menghentikan"
atau "menahan". Secara syariah, wakaf mengacu pada tindakan menahan harta
tanpa menghabiskan atau merusaknya, untuk kemudian digunakan demi kebaikan
(I. Y. Fauzia, 2018, p. 398). Empat mazhab Islam memiliki perbedaan mendasar
terkait pemanfaatan wakaf, mulai dari pemberian kepada siapapun untuk tujuan
kebajikan hingga diserahkan kepada nazhir yang diizinkan oleh syariah.
Wakaf dipahami sebagai penyerahan sebagian harta benda untuk
dimanfaatkan selamanya atau dalam jangka waktu tertentu demi keperluan ibadah
yang tidak boleh dibisniskan. Dalam perspektif agama Islam, wakaf dianggap
sebagai investasi akhirat, dengan tujuan pemberdayaan dan kesejahteraan umat
Islam.
Undang-undang juga menegaskan fungsi wakaf dalam mensejahterakan
masyarakat Muslim Indonesia, melalui pemanfaatan nilai ekonomis harta benda
wakaf untuk ibadah dan peningkatan kesejahteraan umum. Data dari Badan
Wakaf Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah lembaga
pengelola wakaf di Surabaya, mencerminkan tingginya minat dan kepercayaan
masyarakat terhadap wakaf.
A.F. Mukadar dan K.R. Salman. “Pemahaman Nazhir dan Penerapan Sistem
Akuntansi Wakaf Berdasarkan PSAK 112”. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam.
No. 8, Vol. 2 : 1169-1180, 2022.