Anda di halaman 1dari 94

SPEKTROSKOPI

Teori Dasar Spektroskopi


Newton (1665) : Cahaya matahari yang tampak putih
apabila dilalukan pada suatu gelas prisma akan terurai
dalam berbagai warna. Uraian warna ini disebut
Spektrum.

Wollaston (1804) : Melihat adanya garis


gelap pada spektrum matahari.

W.H. Wollaston
(1766 – 1828) Spektrum Matahari.
http://www.coseti.org/highspec.htm
Fraunhofer (1815) : Melakukan pengamatan pada
spektrum matahari dan berhasil mengkataloguskan 600
garis.
F
raunhofer (1823) : Mendapatkan bahwa
spektrum bintang juga mengandung garis-
garis gelap seperti yang terdapat pada
matahari. Dengan demikian, matahari
adalah sebuah bintang.
 Garis-garis spektrum pada bintang
Joseph von Fraunhofer
dapat dibentuk di laboratorium
(1787 – 1826)
Pembentukan Spektrum
Apabila seberkas cahaya putih dilalukan ke dalam
prisma, maka cahaya tersebut akan terurai dalam
beberapa warna (panjang gelombang)
Spektrum

R
6 000 Å
O
Prisma Y 5 000 Å
G
B 4 000 Å
V
Selain dengan prisma, spektrum cahaya juga dapat
diuraikan oleh kisi-kisi digunakan dalam spektrograf

Spektrum
V
4 000 Å B
G
5 000 Å Y
O
Cahaya
6 000 Å R datang

Kisi-kisi
Hukum Kirchoff (1859)
1. Bila suatu benda cair atau gas
bertekanan tinggi dipijarkan, benda
tadi akan memancarkan energi dengan
spektrum pada semua panjang
gelombang

Gustav R. Kirchoff
(1824 – 1887)
Spektrum Kontinu
2. Gas bertekanan rendah bila dipijarkan akan
memancarkan energi hanya pada warna, atau
panjang gelombang tertentu saja. Spektrum yang
diperoleh berupa garis-garis terang yang disebut garis
pancaran atau garis emisi. Letak setiap garis atau
panjang gelombang garis tersebut merupakan ciri gas
yang memancarkannya.

Spektrum Garis
Gas panas
3. Bila seberkas cahaya putih dengan spektrum kontinu
dilewatkan melalui gas yang dingin dan renggang
(bertekanan rendah), gas tersebut tersebut akan
menyerap cahaya tersebut pada warna atau panjang
gelombang tertentu. Akibatnya akan diperoleh
spektrum kontinu yang berasal dari cahaya putih yang
dilewatkan diselang-seling garis gelap yang disebut
garis serapan atau garis absorpsi.

Gas dingin Spektrum Kontinu & garis absorpsi


garis absorpsi
Gas Slit Prisma
Sumber
Cahaya
6000 K 5000 K Spektrum kontinu

garis emisi
Deret Balmer
Apabila seberkas gas hidrogen dipijarkan
akan memancarkan sekumpulan garis
terang atau garis emisi dengan jarak antar
satu dan lainnya yang memperlihatkan
suatu keteraturan tertentu. Menurut Balmer
(ahli fisika dari Swiss), panjang gelombang
Johann J. Balmer garis emisi tersebut mengikuti hukum
(1825 – 1898)
1 1 1
=R . . . . . . . . . . . (5-1)
λ 22 n2
λ = panjang gelombang, n = bilangan bulat 3, 4, 5, . . . .
dan R = suatu tetapan
Untuk :
n=3 deret Balmer pertama : Hα pada λ = 6563 Å
n=4 deret Balmer kedua : Hβ pada λ = 4861 Å
n=5 deret Balmer ketiga : Hγ pada λ = 4340 Å
n=6 deret Balmer keempat : Hδ pada λ = 4101 Å
.
.
.
n=∞ limit deret Balmer pada λ= 3650 Å
Hδ Hγ Hβ Hα

4 000 5 000 6 000 λ(Å)

Deret Balmer dalam bentuk garis absorpsi


Setelah ditemukan deret Balmer ditemukan deret
hidrogen lainnya, dan persamaan deret Balmer masih
tetap berlaku dengan mengubah 22 menjadi m2 dimana
m adalah bilangan bulat mulai dari 1, 2, 3, . . . .
1 1 1 . . . . . . . . . . . . (5-2)
=R
λ m2 n2
Konstanta Rydberg
Apabila λ dinyatakan dalam cm
maka R = 109 678
m=1 ditemukan deret Lyman dengan n = 2, 3, …
m=2 ditemukan deret Balmer dengan n = 3, 4, …
m=3 ditemukan deret Paschen dengan n = 4, 5, …
m=4 ditemukan deret Brackett dengan n = 5, 6, …
Kontinum untuk elektron bebas


4
3
Hα Hβ Hγ Deret Balmer
2
13,6 eV

Lα Lβ Lγ Deret Lyman
n=1
Tingkat energi dasar
Teori Atom Hidrogen Bohr
 Atom hidrogen terdiri dari inti yang
bermuatan positif (proton) yang dikelilingi
oleh sebuah elektron
Massa proton (M) >> massa elektron (me)
tingkat energi
 orbit dapat dianggap lingkaran
Misalkan : N.H.D. Bohr
r = jarak elektron-proton (1885 – 1962)
proton
elektron -
r
+ v = kecepatan elektron
v E = energi yang dipancarkan elektron
elektron berada dalam orbitnya
dalam pengaruh gaya sentral yg
disebabkan gaya elektrostatik
Energi elektron terdiri dari :
Energi kinetik (EK) dan energi potensial (EP)
Energi total elektron adalah,
E = EK + EP . . . . . . . . . . . . . . (5-3)
1 . . . . . . . . . . . . . . (5-4)
EK = me v2
2
Menurut Coulomb, gaya elektrostatik antara proton
dan elektron adalah,
e2 muatan elektron
F=k . . . . . . . . . . . . . . . . (5-5)
r2
K= knstanta
colloumb = 9 x 10^9
Supaya elektron tetap stabil dalam orbitnya, gaya elek-
trostatik ini harus diimbangi oleh gaya sentrifugal
Mev 2 . . . . . . . . . . . . . . . . (5-6)
F=
r
e2
Dari pers (5-5) : F = dan pers. (5-6) diperoleh,
r2

mev2 ke2 k . . . . . . . (5-7)


= 2 v =e
r r mer
1
Subtitusikan pers. (5-7) ke pers. (5-4) : EK = me v2
2
diperoleh,
1 1 e2 . . . . . . . . . . . (5-8)
EK = me v2 =
2 2 r
Energi potensial elektron dalam orbitnya adalah,

ke2
EP = − . . . . . . . . . . . (5-9)
r
berarti tarik menarik
Dari pers. (5-3), (5-8) dan (5-9) diperoleh,

1 ke ke2 ke2 . . . . . . . . . (5-10)


2
E= =
2 r r 2r
Momentum sudut elektron pada orbitnya dinyatakan oleh,

H = me v r = e(k/mer)1/2 . . . . . . . . . (5-11)
Menurut Bohr, elektron hanya dapat bergerak
mengelilingi proton pada orbit tertentu dan jarak orbit
tersebut (r) memungkinkan momentum sudut elektron di
sekitar inti mempunyai harga yang diberikan oleh
kelipatan
h konstanta Planck


konsep ini disebut momentum sudut yang terkuantisasi
 elektron terkuantisasi
Jadi menurut Bohr, momentum sudut elektron dapat
dinyatakan oleh,
nh
H= . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5-12)

n = 1, 2, 3, . . . . = tingkat energi
nh
Dari pers. (5-11) : H = e(mer)1/2 dan (5-12) : H =

nh
diperoleh, = e(k/me r)1/2 . . . . . . . . . . . . . . . (5-13)

Karena itu radius orbit Bohr dapat dinyatakan oleh,
n2 h2 . . . . . . . . . . . . . . . (5-14)
r= 2 2
4π ke me
e = 4,803 x 10-10 statcoulomb (gr1/2 cm3/2 s-1)
me = 9,1096 x 10-28 gr
h = 6,626 x 10-27 erg s
Jika harga-harga ini dimasukan ke pers. (5-14) dan
ambil n = 1 maka diperoleh (1 erg = 1 gr cm2 s-2)
r = 5,29 x 10-9 cm = 0,5290 Å
n2 h2
Apabila harga r dalam pers. (5-14) : r =
4π 2 ke2 me
ke2
disubtitusikan ke, pers. ( 5-10) :E=
2r
dan kita masukan harga e, me serta h akan diperoleh
energi orbit Bohr yaitu,
2π 2 e4 me 2,18 x 10-11 13,6
En = = ergs = eV . .(5-15)
n h
2 2 n 2
n2

(1 eV = 1,602 x 10-12 erg)


Untuk atom yg berada pada tingkat dasar (ground state)
 n=1
Maka diperoleh, E = − 13,6 eV . . . . . . . . . . . . (5-16)
melepaskan elektron
Apabila elektron berpindah dari tingkat n ke tingkat m (m
> n)
 elektron akan kehilangan energi.
 Energi ini akan dipancarkan sebagai foton atau
butiran cahaya dengan energi sebesar hυ (h adalah
konstanta Planck dan υ adalah frekuensi foton)
13,6
Dari pers. 5-15 : En = eV
n2

akan diperoleh,
13,6 13,6 1 1 . . (5-17)
hυ = Em – En = 2 = 13,6 2
m n 2 m n2
Oleh karena υ = c/λ, maka
1 1
pers. (5-17) : hυ = 13,6 2
m n2
hc 1 1
dapat dituliskan menjadi, = 13,6 . . (5-18)
λ m2 n2
Apabila harga c dan h dimasukan ke pers. (5-18) maka
akan diperoleh,
Sama dengan
1 1 1
yang ditemukan = 109 678 . . . . . . . (5-19)
oleh Balmer λ m2 n2
secara empiris
Konstanta Rydberg (R),
λ dinyatakan dalam cm
 Suatu atom yang elektronnya berada ditingkat yang
lebih tinggi dari tingkat dasar, dikatakan atom
tersebut berada dalam keadaan tereksitasi
 Pada umumnya suatu atom berada keadaan
tereksitasi di tingkat energi tertentu hanya dalam
waktu yang singkat, sekitar 10-8 detik.
 Selanjutnya elektron akan kembali lagi ke tingkat
yang lebih rendah dengan disertai pemancaran
foton, atau dapat juga meloncat ke tingkat yang
lebih tinggi dengan menyerap foton.
Tingkat energi Atom
Diagram tingkat energi atom
Elektron bebas

deeksitasi eksitasi

proton
4 3 2 1
Tingkat energi


eksitasi deeksitasi
tingkat energi
elektron
Photons
Atmosfer bintang temp.
lebih dingin sehingga
menyerap foton

Bintang

Fotosfer merupakan
sumber spektrum kontinum
B Garis Emisi

Bintang A Garis Absorpsi

Atmosfer
Garis Emisi
Kalau atmosfernya tipis,
garis emisi tidak teramati
Spektrum Kontinu, berasal
dari fotosfer bintang
Klasifikasi Spektrum Bintang
 Pola spektrum bintang umumnya berbeda-beda, pada
tahun 1863 seorang astronom Italia bernama Angelo
Secchi mengelompokan spektrum bintang dalam
empat golongan berdasarkan kemiripan susunan
garis spektrumnya.
 Miss A. Maury dari Harvard Observatory
menemukan bahwa klasifikasi Secchi
dapat diurutkan secara kesinambungan
hingga spektrum suatu bintang dengan
bintang urutan sebelumnya tidak Antonia Maury
(1866 – 1952)
berbeda banyak.
Klasifikasi Spektrum Bintang
 Klasifikasi yang dibuat oleh Miss Maury
selanjutnya diperbaiki kembali oleh Miss
Annie J. Cannon. Hasil klasifikasi Miss
Cannon inilah yang sekarang digunakan.
 Klasifikasi Miss Annie J. Cannon. A. J. Cannon
(1863 – 1941)
O, B, A, F, G, K, M

Oh, Be, A, Fine, Girl, Kiss, Me


Oh, Be, A, Fine, Guy, Kiss, Me
Perjalanan Klasifikasi Spektrum Bintang
Klasifikasi Tipe1, Tipe II, Tipe III, dan Tipe
Secchi IV
Klasifikasi Miss Kelas A, B, C, D, E, F, G, H, I, J,
A. Maury K, L, M, N, O, P dan Q
Klasifikasi Miss. Kelas O, B, A, F, G, K, M
Annie J. Cannon
Klasifikasi Spektrum Bintang
Kls. Spek : O
Warna : Biru
Temperatur : > 30 000 K
Ciri Utama : Garis absorpsi yang tampak sangat sedikit. Garis
helium terionisasi, garis nitrogen terionisasi dua
kali, garis silikon terionisasi tiga kali dan garis
atom lain yg terionisasi beberapa kali tampak, tapi
lemah. Garis hidrogen juga tampak, tapi lemah.
Contoh : Bintang 10 Lacerta
Hη Hζ Hε Hδ Hγ He II Hβ Hα

He I
Spektrum Bintang Kelas O
600


500 Hζ

400

Intensitas


300
HeII
HeII
200 Hβ

100 Hα

0
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang (Å)
Kls. Spek : B

Warna : Biru
Temperatur : 11 000 – 30 000 K

Ciri Utama : Garis helium netral, garis silikon terionisasi satu


dan dua kali serta garis oksigen terionisasi
terlihat. Garis hidrogen lebih jelas daripada kelas
O
Contoh : Bintang Rigel dan Spica
Hθ Hη Hζ Hε Hδ Hγ Hβ Hα

He I He I
He II
Spektrum Bintang Kelas B
400

Hη Hε HeI (4026)
350

Hδ HeI (4744)
300

250 HeI (4471)
Intensitas

200

150

100

50

0
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang (Å)
Kls. Spek : A

Warna : Biru
Temperatur : 7 500 – 11 000 K
Ciri Utama : Garis hidrogen tampak sangat kuat. Garis
magnesium silikon, besi, titanium dan kalsium
terionisasi satu kali mulai tampak. Garis logam
netral tampak lemah.
Contoh : Bintang Sirius dan Vega

Hθ Hη Hζ Hε Hδ Hγ Hβ Hα
Spektrum Bintang Kelas A
200

180 Hε Hδ
Hη Hζ Hγ
160

140 Hβ

120
Intensitas

100

80

60

40

20

0
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang (Å)
Kls. Spek : F
Warna : Biru keputih-putihan
Temperatur : 6 000 – 7 500 K
Ciri Utama : Garis hidrogen tampak lebih lemah daripada
kelas A, tapi masih jelas. Garis-grais kalsium,
besi dan chromium terionisasi satu kali dan juga
garis besi dan chromium netral serta garis logam
lainnya mulai terlihat.
Contoh : Bintang Canopus dan Proycon
Hθ Hη Hζ Hε Hδ Hγ Hβ Hα

K Lines G Band K line = Ca II (λ 3934)


H Lines
H line = Ca II (λ 3968)
G Band = Molekul CH (λ 4323)
Spektrum Bintang Kelas F
140
K+H Lines G band

120

100

80
Intensitas

60

40

Hε Hδ Hγ Hβ Hα
20

0
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang (Å)
Kls. Spek : G
Warna : Putih kekuning-kuningan
Temperatur : 5 000 – 6000 K

Ciri Utama : Garis hidrogen lebih lemah daripada kelas F.


Garis calsium terionisasi terlihat. Garis-garis
logam terionisasi dan logam netral tampak. Pita
molekul CH (G-Band) tampak sangat kuat.
Contoh : Matahari dan Bintang Capella
H Lines
Hζ Hδ Hγ Hβ Mg I Mg I Hα

K Lines G Band
Spektrum Bintang Kelas G
140
K+H Lines
120 G band

100
Intensitas

80

60

40

Hδ Hγ Hβ Mg I Mg I Hα
20

0
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang (Å)
Kls. Spek : K
Warna : Jingga kemerah-merahan
Temperatur : 3 500 – 5000 K
Ciri Utama : Garis logam netral tampak mendominasi. Garis
hidrogen lemah sekali. Pita molekul TiO mulai
tampak
Contoh : Bintang Acturus dan Aldebaran

Ca I (4227) Hβ Hα
H Lines (tidak tampak)
Mg I Mg I (sudah tidak tampak)

K Lines G Band
Spektrum Bintang Kelas K
120

100

80
Intensitas

G band
60
H Lines
40 K Lines

Ti O
20 Hδ Hγ Hβ Mg I Mg I Hα
Ca I Fe I
0
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang (Å)
Kls. Spek : M

Warna : Merah
Temperatur : 2 500 – 3 000 K

Ciri Utama : Pita molekul Tio ( titanium oksida) terlihat sangat


mendominasi, garis logam netral juga tampak
dengan jelas.
Contoh : Bintang Betelgeues dan Antares
K Lines
Ca I (4227)Ti O Ti O Mg I Ti O Ti O Hα
Τidak tampak

G Band
H Lines
Spektrum Bintang Kelas M
300

250

200
Intensitas

150 Ti O
Ti O Ti O
Mg I
Ti O
100

Ca I
50

0
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang (Å)
Urutan Kelas Spektrum Bintang
O 50 000 oK

B 20 000 oK

A 10 000 oK

F 7 500 oK

G 6 000 oK

K 4 000 oK

M 3 500 oK
Subkelas
Klasifikasi spektrum bintang O, B, A, F, G, K, M masih
dibagi lagi dalam subkelas, yaitu

B0, B1, B2, B3, . . . . . . . . ., B9


A0, A1, A2, A3, . . . . . . . . ., A9
F0, F1, F2, F3, . . . . . . . . . ., F9
.
.
.
dst
H
CaII

HeI
HeII TiO
Kuat garis
Spektrum

FeI CaI
MgII FeII
SiIII SiII

B0 A0 F0 G0 K0 M0 Kls Spektrum

Perubahan kuat garis unsur tertentu untuk berbagai


kelas spektrum
 Astronom menggunakan nama logam untuk semua
unsur yang lebih berat dari helium
Kelas Luminositas
 Bintang dalam kelas spektrum tertentu ternyata
dapat mempunyai luminositas yang berbeda. Pada
tahun 1913 Adam dan Kohlscutter di Observatorium
Mount Wilson menunjukkan ketebalan beberapa
garis spektrum dapat digunakan untuk menentukan
luminositas bintang
 Berdasarkan kenyataan ini pada tahun 1943 Morgan
dan Keenan dari Observatorium Yerkes membagi
bintang dalam kelas luminositas yaitu
Kelas Luminositas Bintang (Kelas MK)
Kelas Ia Maharaksasa yang sangat terang
Kelas Ib Maharaksasa yang kurang terang
Kelas II Raksasa yang terang
Kelas III Raksasa
Kelas IV Subraksasa
Kelas V Deret utama
Kelas Luminositas Bintang dari Morgan-Keenan (MK)
digambarkan dalam diagram Hertzprung-Russell
(diagram H-R)
Kelas Luminositas Dalam Diagram HR

http://anzwers.org/free/universe/hr.html
Klasifikasi spektrum bintang sekarang ini merupakan
penggabungan dari kelas spektrum dan kelas
luminositas.
Contoh :
G2 V : Bintang deret utama kelas spektrum G2
G2 Ia : Bintang maharaksasa yang sangat terang kelas
spektrum G2
B5 III : Bintang raksasa kelas spektrum B5
B5 IV : Bintang subraksasa kelas spektrum B5
Spektrum Bintang Subkelas V

Hε H δ Hγ Hβ Hα

O5 V
B0 V
B5 V
A1 V
A5 V
F0 V
F5 V
G0 V
G4 V
K0 V
K5 V
M0 V
M5 V
Spektrum Bintang Deret Utama Kelas O-K
Hη Hζ Hε Hδ Hγ Hβ Hα

O5
O7-B0
B3-4

B6
Intensitas Relatif

A1-3
A5-7

A8
A9-F5
F6-7
F8-9

G1-2
G6-8
G9-K0

3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500

Panjang Gelombang (Å)


Spektrum Bintang Deret Utama Kelas K-M
Ti O Hα sudah tidak tampak

K4
K5

M2
Intensitas Relatif

M4

3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500

Panjang Gelombang (Å)


Effek Luminositas pada bintang kelas B5

http://astro1.phys.uniroma1.it/nesci/lezlab3/gray/Gray10.html
Effek Luminositas pada bintang kelas A0

http://astro1.phys.uniroma1.it/nesci/lezlab3/gray/Gray12.html
Efek Doppler
Pada tahun 1842, Christian Doppler
menunjukkan bahwa jika suatu sumber
cahaya bergerak mendekati pengamat,
frekuensinya menjadi lebih tinggi (λ lebih
pendek), dan sebaliknya. Peristiwa ini
C. Doppler
disebut efek Doppler.
(1803 – 1853)

 Pada spektrum bintang, pergeseran ini dapat


dihitung berdasarkan garis absorpsinya. Caranya
adalah sebagai berikut,
 Misalkan suatu sumber cahaya memancarkan
cahayanya pada panjang gelombang λo. Jika
sumber cahaya ini bergerak relatif terhadap
pengamat dengan komponen kecepatan radial vr.
maka pengamat akan melihat perubahan panjang
gelombang sebesar ∆λ, yaitu :

Δλ 1 + vr /c
= − 1 . . . . . . . . .(5-24)
λo 1 − vr /c
c = kecepatan cahaya, ∆λ = pergeseran Doppler,
λo = panjang gelombang diam (panjang gelombang
sumber jika sumber dan pengamat berada pada
kecepatan yang sama).
λdiamati λo

∆λ
∆ λ = λdiamati - λo
Δλ 1 + vr /c
Jika vr << c, pers. (5-24) : = −1
λo 1 − vr /c
∆λ vr . . . . . . . . . . . . . (5-25)
menjadi, =
λ c
Jika vr positif  sumber bergerak menjauhi pengamat
vr negatif  sumber bergerak mendekati pengamat
Dengan menggunakan spektrograf, spektrum bintang
dapat direkam bersama dengan spektrum pembanding.
 Dari garis spektrum pembanding, dapat diukur λo.
Jika bintang bergerak terhadap pengamat,
pergeseran Doppler garis spektrumnya (∆λ) dapat
diukur, sehingga kecepatan radial bintang dapat
ditentukan dari persamaan (5-25).
Pelebaran Garis Spektrum
Garis spektrum tidak merupakan garis yang tajam,
tetapi mempunyai lebar tertentu. Pelebaran garis ini
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
 Pengaruh langsung dari atom sendiri :
 Pelebaran Alamiah
 Pelebaran Doppler
 Pelebaran Tumbukan
 Efek Zeeman
 Pengaruh dari luar :

 Rotasi bintang
 Pengembangan selubung bintang (Profil P-Cygni)
 Turbulensi atmosfer bintang
1. Pelebaran alamiah
 Atom mempunyai tingkat enegi yang diskret.
 Tingkat energi tersebut sebenarnya tidak tajam.
 Harga energi yang diberikan pd suatu tingkat
energi, sebenarnya adalah harga yang paling
mungkin untuk tingkat tersebut.
 Suatu atom yang berada pada tingkat tersebut
dapat mempunyai energi yang berbeda dari harga
yang paling mungkin itu.
 Karenanya, λ foton yang bisa diserap atom untuk
mengeksitasikan elektronnya juga bukan merupa-
kan harga yang pasti, tetapi bisa berkisar pada
harga tertentu.
 Akibatnya garis spektrum yang dihasilkan oleh
sekumpulan atom tidak tajam tetapi agak lebar.
2. Pelebaran Doppler
 Atom yang memberikan suatu garis spektrum tidak
diam tetapi bergerak ke berbagai arah.
 Makin tinggi temperatur, gerak atom makin cepat.
 Akibat efek Doppler, setiap atom akan menyerap
foton dengan λ yang berbeda-beda, bergantung
pada kecepatan radialnya terhadap pengamat. Hal
ini mengakibatkan pelebaran garis spektrum
3. Pelebaran Tumbukan
 Tingkat energi suatu atom dapat terganggu oleh
adanya atom atau ion yang lewat di dekatnya,
atau yang menumbuknya.
 Akibatnya, tingkat energi atom akan berubah
sedikit sehingga λ foton yang dapat diserap agak
berbeda dengan kalau tidak ada gangguan: atom
akan memberikan garis yang lebar.
Tingkat 2p
energi

1s
Spektrum

Tidak ada tumbukan Ada gangguan tumbukan


4. Efek Zeeman
 Medan magnet dapat menyebabkan suatu tingkat
energi sebuah atom terpecah menjadi dua atau
lebih.
 Akibatnya garis spektrum juga terpecah menjadi
dua garis atau lebih.
 Dalam spektrum bintang komponen garis ini
umumnya tidak dapat dipisah, sehingga akibatnya
tampak seperti pelebaran garis.
Tingkat
energi 2p

1s
Spektrum

Tidak ada medan magnet Ada medan magnet


Bintang Berspektrum Khusus
Yang dimaksud dengan bintang berspektrum khusus
adalah bintang-bintang yang tidak termasuk kelas O, B,
A, F, G, K, M
1. Bintang Wolf-Rayet (WR)
Spektrum meyerupai kelas O dengan garis emisi
yang lebar dari unsur helium, nitrogen, karbon, dan
oksigen yang berada pada tingkat ionisasi tinggi.
Tef ≈ 40.000 - 50.000 K
WN : garis emisi He dan N
WR
WC : garis emisi He, C, dan O.
Spektrum Bintang Wolf-Rayet

http://www.astroman.fsnet.co.uk/wr.htm
Garis emisi pada spektrum bintang WR, berasal dari
materi yang dilontarkan bintang dan membentuk
selubung yang melingkupi bintang.
 Pelontaran materi ini berlangsung dengan kecepatan
(v) yang tinggi.
 Akibatnya terjadi efek Doppler pada garis emisi.

 Karena garis emisi berasal dari berbagai lapisan


selubung yang kecepatan radialnya berbeda-beda,
 Maka terjadilah garis emisi yang lebar : v = 100
km/det.
Bintang Wolf-Rayet Blows Bubbles
yang diabadikan dengan Telescope 1,2
m, di Whipple Observatory
http://antwrp.gsfc.nasa.gov/apod/image/9701/ngc2359_cfa_big.jpg
Nebula M1-67 disekeliling bintang WR124

Gambar bintang WR124 yang


diambil oleh pesawat ruang
angkasa Hubble. Dalam
gambar tampak WR124
dilingkupi oleh selubung yang
panas Selubung ini berasal
dari materi yang dilontarkan
bintang dengan kecepatan
sekitar 100 000 mil per jam.

http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/1998/38/image/a
2. Bintang P-Cygni
Spektrumnya mempunyai garis emisi yang kuat dari
H dan He yang berdampingan dengan garis absorpsi
pada sisi gelombang yang pendek

Spektrum bintang
P-Cygni
Spektrum bintang P-Cygni pada garis Hα
http://www.astrosurf.com/buil/us/peculiar2/pcygni.htm
Bintang golongan P-Cygni menunjukkan peristiwa
letupan secara acak.
Contoh : bintang P-Cygni
 tahun 1600 - 1606 : dari tak terlihat menjadi mv = 3,
menurun lagi menjadi mv = 6
 tahun 1655 : mv = 3,5
 tahun 1659 : mv = 5,2  sekarang

Bagaimana terjadinya profil P-Cygni?


B

Bintang A

Selubung
B

λo λ

Bintang P-Cygni diselimuti selubung gas


 Bagian A akan menghasilkan garis absorpsi
 Bagian B akan menghasilkan garis emisi
B

Bintang A

λo λ

Bila selubung B cukup tebal, garis emisi akan lebih


dominan daripada garis absorpsi sehingga pengamat
akan melihat spektrum bergaris emisi
B

Bintang A

λo λ
Bila selubung mengembang dengan kecepatan tinggi,
pengamat akan melihat bagian A bergerak ke arah
pengamat :
 garis absorpsinya akan mengalami pergeseran
Doppler ke arah λ pendek.
 bagian B mengembang ke atas dan ke bawah, dan
garis emisinya tetap simetris terhadap panjang
gelombang diamnya .
B

Bintang A

B
λo λ

Superposisi spektrum emisi dan absorpsi ini akan


menghasilkan profil garis emisi yang kuat disertai
komponen absorpsi di sisi gelombang yg lebih pendek.
 Salah satu bintang yang mempunyai bentuk garis
spektrum seperti ini adalah bintang P-Cygni; karena
itu profil garis seperti ini dinamakan profil P-Cygni.
 Dengan mengukur pergeseran Doppler komponen
absorpsi suatu profil P-Cygni, dapat dihitung
kecepatan pengembangan selubung.

∆λ vr
λ = c

λo = λdiam
vr = kecepatan radial,
c = kecepatan cahaya
λ λo λ
Δλ
 Dari hasil penelitian pada berbagai bintang yang
mempunyai garis spektrum berbentuk profil P-Cygni
diperoleh bahwa kecepatan pengembangan
selubung lebih besar daripada kecepatan yang
diperlukan untuk lepas dari medan gravitasi bintang;
ini berarti selubung yang mengembang tersebut
akan lepas dari bintangnya
 Adanya profil P-Cygni pada spektrum bintang
merupakan petunjuk bintang tersebut sedang
mengalami proses kehilangan massa.
3. Bintang Be (emisi)
Spektrumnya termasuk kelas B dengan garis emisi
pada deret Balmer (Hα, Hβ) dan garis helium netral
(HeI), Kadangkala garis-garis emisi ini tampak juga
pada garis metal terionisasi.
Menurut Struve (1931) garis emisi ini disebabkan
karena bintang Be memiliki selubung dingin di sekitar
bintang kelas B yang berotasi sangat cepat.
Yang menjadi masalah sekarang adalah, darimana
selubung bintang ini berasal ?
 Untuk bintang Be yang merupakan pasangan bintang
ganda, selubung ini kemungkinan besar dihasilkan
oleh proses akresi massa dari bintang pasangannya.
 Untuk bintang Be tunggal, jawaban yang paling
mungkin adalah berasal dari bintang itu sendiri, yaitu
adanya pelontaran massa dari permukaannya.
Materi yang dilontarkan itu makin lama akan
berakumulasi sehingga membentuk selubung yang
menyebabkan munculnya garis-garis emisi yang
dapat diamati dari bumi.
 Bukti bahwa bintang Be mengalami pelontaran
massa dapat dilihat dari profil garis spektrumnya
yang tidak simetri dan cendrung membentuk
profil P-Cygni.
Spektrum Bintang Be

http://cfa-www.harvard.edu/~pberlind/atlas/images/HD174638.B7Ve.gif
Pada awalnya diperkirakan mekanisme pelontaran
massa ini disebabkan oleh rotasi bintang yang sangat
cepat
 Pendapat ini kurang kuat karena ada bintang Be
yang memiliki kecepatan rotasi yang rendah.
Teori yang sekarang diyakini kebenarannya adalah teori
angin bintang yang didorong oleh tekanan radiasi
bintang yang menjadi pusatnya.
 Teori ini menyatakan bahwa tekanan radiasi bintang
mendorong materi di sekitarnya sehingga materi-
materi tersebut terlontar ke luar dan membentuk
selubung.
Bentuk garis emisi bintang Be :
Ada tiga bentuk propil garis emisi bintang Be yaitu,

Berpuncak Berpuncak Puncak ganda yang


tunggal ganda lemah dan ditengahnya
(bentuk Be) (bentuk Be) garis absorpsi yang
kuat (bentuk Shell)
Ada banyak teori mengapa terjadi tiga bentuk profil garis
emisi bintang Be ini, salah satunya adalah,
1. Perbedaan Arah Pandang
Garis emisi tunggal terjadi apabila bintang Be dilihat
dari arah kutubnya, garis emisi berpuncak ganda
terjadi apabila bintang Be dilihat dari arah antara
kutub dan ekuator, sedangkan garis shell terjadi
apabila bintang Be dilihat dari arah kutubnya
Pengamat

Menghasilkan Menghasilkan
garis emisi garis emisi

Selubung Bintang
Pengamat
Menghasilkan
Menghasilkan garis absorpsi
garis emisi

Selubung Bintang
Menghasilkan garis emisi
garis absorpsi Penga-
Selubung Bintang
mat
Menghasilkan garis emisi
Variasi V/R
Walaupun pada awalnya model ini diyakini
kebenarannya, namun sekarang tidak berlaku lagi.
Mengapa?
 Saat ini telah banyak diamati bintang Be yang garis
emisinya berubah dari bentuk Be menjadi bentuk
shell dan kemudian berubah lagi menjadi bintang
kelas B normal atau kebalikannya (Be  B shell  B
normal)
 Kalau teori perbedaan arah pandang di atas benar,
maka haruslah bintang tersebut berubah inklinasinya
dan hal ini tidak mungkin.
Fase Be

July 1974

Fase Shell

Desember 1974

Fase B normal

Oktober 1975

Perubahan Fase Bintang 59 Cyg


2. Model Lengan Tunggal Berkerapatan Tinggi
Kato (1983) mengusulkan osilasi global lengan-
tunggal (one-armed global disk oscillation) yang
bergerak semi Keplerian untuk menerangkan
variabilitas garis-garis emisi pada spektrum visual
bintang Be.

Anda mungkin juga menyukai