Penyusun:
Yola Yunita
(1035201033)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JAKARTA TIMUR 2021
A. Definisi
1. Kegagalan Pernapasan
3. Disfungsi neurologis
a.Hipoventilasi
b.Pasien koma dengan GCS kurang dari 8
c.Ketidakmampuan untuk melindungi jalan napas
Parameter Nilai
a.
D. Prinsip-prinsip Umum
B. Patient-ventilator system
Ventilator tekanan positif dapat digunakan secara invasif atau noninvasif.
Ventilasi mekanik invasif masih digunakan secara luas pada sebagian
besar rumah sakit untuk membantu ventilasi, walaupun teknologi
noninvasif yang tidak membutuhkan penggunaan artificial airway
(artificial airway) juga semakin populer. Untuk memasang ventilator
tekanan positif invasif perlu dilakukan intubasi trakea melalui ET atau
tube trakheotomi. Ventilator kemudian dihubungkan dengan artificial
airway dengan tubing cisrcuit (sirkuit slang) untuk mempertahankan
system agar tetap tertutup. Selama siklus inspirasi, gas dari ventilator
harus melalui heated humidifier (alat pelembab udara) kemudian melalui
ET atau tube trakeotomi lalu masuk ke paru-paru. Pada akhir inspirasi,
gas dihembuskan secara pasif melalui tube ekspirator pada sirkuit tube.
C. Tubing-circuit pada ventilator
User interface atau control panel pada ventilator terdiri dari tiga bagian
yaitu:
Alarm- settings
Alarm yang memantau fungsi ventilator penting untuk menjamin
keamanan dan keefektifan ventilasi mekanik. Dipasang alarm untuk
menetapkan batas tertinggi dan terendah yang diinginkan. Alarm-alarm
tersebut meliputi Vt ekspirasi, volume semenit ekspirasi, pemberian FiO 2,
frekuensi pernapasan dan tekanan jalan napas.
Visual- display
Tekanan jalan napas, frekuensi pernapasan, volume ekpirasi, dan rasio
inspirasi/ekpirasi (EE) adalah nilai-nilai yang ditampilkan pada visual-
display ventilator. Tekanan jalan napas di monitor selama inspirasi dan
ekpirasi dan ditampilkan sebagai peak pressure (tekanan puncak), mean
pressure (tekanan rata-rata), dan expiratory pressure. Pernapasan yang
diberikan melalui ventilator menimbulkan tekanan jalan napas yang lebih
tinggi dibanding tekanan jalan napas pasien pada pernapasan spontan
(pernapasan biasa) ( Gambar 5 – 19 ). Tekanan PEEP diketahui melalui
nilai positif pada akhir ekpirasi. Pengamatan dengan seksama tekanan
jalan napas akan memberikan banyak informasi kepada klinisi tentang
kerja pernapasan yang dilakukan oleh pasien, koordinasi dengan
ventilator dan perubahan compliance paru.
H. Mode
Mode ventilasi adalah salah satu dari beberapa metode yang digunakan
oleh ventilator untuk membantu ventilasi. Mode-mode tersebut
menghasilkan tekanan jalan napas, volume, dan pola-pola respirasi yang
berbeda-beda dan oleh karena itu memberikan bantuan ventilasi yang
berbeda pula. Semakin tinggi tingkat bantuan ventilator, maka semakin
kecil kerja otot-otot pernapasan yang dilakukan oleh pasien. Kerja
pernapasan berbeda-beda pada setiap model ventilasi (lihat Bab 20,
Kemajuan Konsep Respirasi).
Mode ventilasi yang digunakan untuk membantu ventilasi tergantung pada
penyebab gangguan pernapasan dan pilihan klinisi. Uraian singkat tentang
mode-mode utama ventilasi mekanik akan dibahas di bawah ini.
Penggunaan mode ventilasi dan mode yang lebih kompleks dibahas pada
Bab 20, Kemajuan Konsep Respirasi).
E. Control Ventilation
F. Assist-Control Ventilation
Mode assist-control ventilation menjamin bahwa jumlah dan volume
pernapasan tertentu yang diberikan oleh ventilator setiap menit
mengharuskan pasien untuk tidak memulai respirasi dengan frekuensi itu
atau lebih. Apabila pasien berusaha memulai pernapasan dengan frekuensi
yang lebih tinggi dari nilai minimum yang telah ditentukan, maka
ventilator akan memberikan awal pernapasan secara spontan. Pada Vt
yang diberikan, pasien dapat menentukan frekuensi totalnya (Gambar 5-
20b ). Kerja pernapasan pada model ventilasi ini berbeda-beda (lihat Bab
20, Kemajuan konsep respirasi).
Assist-control ventilation sering digunakan apabila pasien sebelumnya di
intubasi ( karena kebutuhan ventilasi permenit dapat ditentukan oleh
pasien sendiri), untuk bantuan ventilasi jangka pendek misalnya post-
anastesi, dan sebagai mode bantuan pernapasan apabila level ventilasi
yang dibutuhkan cukup tinggi. Ventilasi yang berlebihan dapat terjadi
pada mode ini pada situasi dimana frekuensi pernapasan spontan pasien
meningkat oleh sesuatu sebab yang bukan masalah pernapasan (misalnya
nyeri, disfungsi saraf pusat). Peningkatan volume semenit dapat
menimbulkan alkalosis respiratorik yang berbahaya. Pergantian model
ventilasi atau penggunaan sedatif sewaktu-waktu di perlukan pada situasi
seperti ini.
G. Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation
H. Pernapasan Spontan
I. Pressure Support
K. Komplikasi
L. Respon Pasien
Perdarahan saluran cerna bagian atas dapat disebabkan oleh ulkus atau
gastritis. Pencegahan perdarahan dengan cara mempertahankan stabilitas
hemodnamika dan pemberian proton-pump inhibitor, H2 receptor
antagonist, antasid, atau cytoprotective agent seperlunya (lihat Bab 7,
Farmakologi, untuk pembahasan mendalanm tentang profilaksis
perdarahan gastrointestinal).
DAFTAR PUSTAKA
Dibya, T. (2017, Desember 20). Prosedur Kalibrasi Ventilator Raphael. RS
Mustika Medika.
Kurniati, A., Trisyani, Y., & Theresia, S. I. (2018). Keperawatan Gawat Darurat
dan Bencana Sheehy. Singapore: Elsevier.