Anda di halaman 1dari 5

Warung Sebelah

Sinar surya sudah menampakkan cahaya silau dari atas atap yang terbuat dari
tanah lemping yang dicetak dan dibakar. Seperti halnya masyarakat kampung pada
umumnya. Bu Reni, begitu sibuk akhir-akhir ini Kebetulan waktu itu, suaminya sedang
sibuk-sibuknya bekerja untuk merawat peternakan ikan milik warga. Itu artinya, setiap
pagi ibu Reni harus selalu menyiapkan masakan sebelum suaminya berangkat kerja
agar dalam bekerja suaminya lebih fokus dan tidak lemas dalam menjalankan tugas-
tugas yang diberikan oleh pemilik lahan peternakan itu.

Merasa pada waktu itu bangunnya terlalu siang. Ibu Reni bergegas untuk
berangkat ke Warung milik Bu Banes. Bu Reni setiap hari merasa hawa yang melekat
ditubuhnya itu terlalu dingin. Sehingga atas pertimbangan itu. Bu Reni kadang kala saat
berangkat ke Warung selalu menggunakan Sewek untuk membungkus badannya.

Sesampainya di warung, Bu Reni melihat banyak sekali macam bahan masakan


yan membuatnya bingung. Inilah yang membuat Bu Reni di Warung sedikit agak lama.
Karena kebetulan ketika Bu Reni sampai di warung Bu Banes ini. Sang pemilik waruk
baru saja datang dari pasar. Lantas saja sayuran yang dibawa nampak segar-segar
semua. Yang menyebabkan munculnya Pikiran dikepal Bu Reni untuk membeli semua
macam sayur yang ada. Belum lagi Bu Reni harus belanja terkait dengan bumbu dapur
yang macamnya beragam.

Asik melihat bahan belanjaan yang baru saja di keluarkan dari karung di atas
motor. Tak lama berselang datanglah Nyai Romli. Nyai Romli ini termasuk tetangga Bu
Reni yang bisa dibilang memiliki derajat yang sangat tinggi.

“Selamat Pagi Nyai Romli “ sapa Bu Reni menyapa sambil memunggukan kepala
sedikit kebawah)

“Iya. Ehh ibu Reni. Tumben sudah berangkat dan pagi-pagi sekali Ibu?” Jawab
Nyai Romli dengan amah

“Iya Nyai Rom. Kebetulan bapak sedang ada pekerjaan yang harus disiapkan
jauh-jauh sebelum berangkat. Kebetulan berangkatnya Pagi.”
Setelah asik berbincang-bincang dengan Nyai Romli. Bu Reni langsung
bergegas untuk mencari belanjaan yang dibutuhkan. Kebetulan kemarin Bu Reni
dirumahnya mendapatkan kiriman cabai dari saudaranya yang berada di desa sebelah.
Karena atas pertimbangan takutnya cabai yang diberikan tidak terpakai. Bu Reni
memutuskan untuk menggunakan cabai tersebut untuk memasak sambal. Kebetulan di
Warung Bu Banes ada semacam kulit yang sudah diolah menjadi semacam bahan
masakan. Tanpa berfikir lama-lama. Bu Reni langsung mengambil Kulit basah itu untuk
di beli. Sudah mendapatkan bahan masakan utama. Selanjutnya Bu Reni bergegas
untuk mencari bahan masakan elengkap semacam bumbu. Bumbu yang di beli Bu Reni
banyak membutuhkan bawang merah dan putih. Untung saja stok di Warung Bu Banes
masih banyak. Kebetulan letak bumbu yang berwarna merah dan Putih ini letaknya di
pjokan bawah Seperti warung-warung pada umumnya yang mengambil sendiri ketika
membeli. Diambilnya kresek oleh Bu Reni kemudian di isikan dengan Bumbu tersebut.
Untung saja kebutuhan bumbu yang lainya di rumah Bu Reni masih banyak.

Mendatangi Buk Banes

Merasa kebutuhan masak untuk hari ini sudah siap. Untuk selanjutnya Bu Reni
bergegas untuk menemui Bu Banes untuk melakukan pembayaran.

Setelah menanyakan terkait dengan belanjaan yang dibeli oleh Bu Reni. Bu


Banes langsung mengambil belanjaan Bu Reni untuk menghitungnya. Karena
belanjaan ada yang berupa bumbu semacam bawang. Bu Banes belum langsung
mengatakan harganya. Akan tetapi Bu Banes sebelum itu menimbang terlebih dahulu.
Setelah hasil timbangan sudah diketahui. Selanjutnya Bu Banes langsung
mengatakankan terkait dengan jumlah harga yang harus dibayarkan oleh Bu Reni.

“Jumlah total yang harus dibayarkan sebesar lima puluh lim ribu ya Bu Reni”.
Jawab Bu Banes menyebutkan nominal harga belanjaan Bu Reni’.

Mendengar ucapan terkait dengan harga yang harus dibayarkan. Seketika Bu


Reni langsung merogoh saku untuk menambil dompetnya. Ketika dicari dompet itu di
saku kanan kiri celananya ternyata tidak ada. Baru teringat. Ternyata Bu Reni lupa tidak
mengambil dompet di kamarnya. Sontak saja Bu Reni sedikit panik. Melihat keadaan
yang memang demikian. Bu Reni langsung meminta ijin kepada Bu Banes untuk pulag
dulu mengambil uang.

Seketika setelah mendapatka ijin dari Ibu Banes untuk pulang. Bu Reni langsung
bergegas untuk pulang mengambil uang. Tanpa berpikir panjang. Ibu Reni langsung
melangkahkan kakinya menin ggalkan warung dari ibu Banes untuk berjalan menuju
rumahnya. Dalam perjalanan, sama seperti ibu-ibu pada umumnya. Ibu Reni sepanjang
perjalanan menggerutu memikirkan kenapa uanganya bisa ketinggalan. Karena dirinya
merasa tadi sudah disiapkan. Asik emnggerutu sepanjang perjalanan. Tiba-tiba ada Bu
Rujiah.

Bu Rujiah ini merupakan tetangga akrab dari Bu Reni. Karena sebab itulah
mengapa Bu Reni berhenti sejenak untuk sekedar menyapa Bu Rujiah.

“Lo, Ibu Rujiah mau kemana jam segini kok sudah rapi?” tanya bu Reni

“iya ibu reni, ini mau ke Rumah Saudara di Kota,” jawab Bu Rujiah

“Oiya ibu Rujiah, Silahkan dlanjutkan iya,” sahut Bu Reni

“Bu Reni sendiri dari mana ok buru-buru?” tanya Bu Rujiah

“Iya ini dari warung bu Banes Ibu. Tetapi ada yang ketinggalan ini mau balik
pulang,” jawab bu Reni

Setelah itu mereka berdua langsung berangkat ke tempat tujuan masing-masing.


Dalam perjalanan pulang setelah pulang tadi. Bu eni sempat ada pertanyaan ada
eperluan apa Bu Rujiah kok ingin ke rumah saudaranya. Akan tetapi lupa untuk
menanyakannya. Melihat pertanyaan itu harus diketahui. Bu Reni menyimpannya untuk
kelak nanti ketika Bu Rujiah sudah pulang untuk ditanyakan kembali. Meskipun Bu
Juriah sendiri tidak tahu kapan akan balik dari kota rumah saudara tersebut

Asik tergiang-ngiang dengan kepergian Bu Juriah ke Kota. Dalam perjalanan


pulang. Bu Reni melihat ada uang kertas yang bergerak karena tertiup angin. Kertas
teesrbut berwarna hijau dan nampak kasar. Tanpa Berfikir panjang, Bu Reni langsung
mendekatin kertas itu. Saat kertas itu didekatin. Ternya adalah uang dengan nominal du
puluh ribu rupiah. Sesuai dengan warna saat pertama kali kertas itu di lihat oleh Bu
Reni yaitu berwarna hijau. Karena tidak ada orang disana, kemudian Bu Reni
mengambil uang itu. Kemudian dimasukan kedalam sakunya. Yang kemudian Bu Rebi
bergegas untuk meninggalkan tempat saat menemukan uang untuk dilanjutkan dalam
perjalanan Kerumahnya.

Akhirnya Bu Reni sampailah ke Rumahnya setelah dalam perjalanan banyak


yang membuat perjalanannya berhenti. Meskipun perjalanannya terhenti. Bu Reni patut
merasa bangga dan juga merasa bahagia karena dapat berjumpa dengan tetangganya
diperjalanan meskipun sebentar. Tidak hanya itu, Bu Reni juga menemukan uang.
Meskipun uangnya masih kurang untuk membayar belanjaannya.

Tanpa berlama-lama ketika sudah nyampai rumah. Bu Reni langsung berangkat


kekamarnya. Kebetulan kamanya berada di Tengah-tengah dari bangunan keseluruhan
rumahnya. Itu artinya Bu Reni harus masuk terlebih dahulu untuk masuk kedalam
Rumahnya. Ketika sudah berada didalam kamar. Bu Reni langsung mencari
dompetnya. Kebetulan dompetnya tidak ada ditempat yang biasanya Yaitu di Meja
tempat papan alat make up berada. Melihat demikian. Bu Reni sedikit bingung. Tidak
sengaja, mata Bu Reni melihat ke bawah ranjang tempat tidurnya. Ternyata
dibawahnya ada dompetnya yang jatuh. Segeralah Bu Reni mengambilmya yang
setelah itu Bu Reni Bergegas lagi Berangkat Ke Warung Bu Banes

Sesamapainya di Warung setelah melakukan perjalanan dari Rumah untuk


mengambil Dompet. Bu Reni langsung menemuin Bu Banes. Setelah itu langsung
diambilnya uang pas kemudian Bu Reni langsung mengucapkan terimakasih kepada Bu
Banes. Kebetulan barang belanjaan Bu Reni belum dibawa. Maka diambillah belanjaan
Bu Reni. Stelah itu Bu Reni kembali untuk Pulang untuk mengolah hasil belanjaan
menjadi sebuah masakan.

Untung saja, waktu masih lama untuk jam keberangkatan suaminya dalam
bekerja. Sehingga Bu Reni dalam memasak masih bisa sedikit tenang dan tidak buru-
buru. Karena yang ditakutkan Bu Reni hanya saja ketika jam kerja suaminya sudah
mepet maupun sudah waktunya berangkat. Dan Bu Reni belum memasak apa-apa.
Inilah yang membuat hati Bu Reni kecewa dan merasa ada yang kurang ketika menjadi
seorang istri.

Akan tetapi kebetulan waktu memasak masih ada. Bu Reni langsung


mempersiapkan alat masak dan memgatur bahan masakan sedemikian rupa hingga
menjadi sebuah masakan. Tak perlu lama-lama dalam meamasak kulit sapi yang
disambal. Hanya perlu menghangatkan penggorengan. Bahan masakan kemudian
dimasukkan. Tentu saja, bumbu yang akan dibuat diharuskan untuk di ulek agar halus
sebelum dimasukkan kedalam penggorengan yang sudah panas. Setelah itu, jadilah
sebuah masakan yang bisa dinamakan dengan sambal kulit sapi untuk hidangan
makan pagi keluarga dari Bu Reni.

Setelah makanan sudah siap. Bu Reni bergegas memanggil suaminya yang


kebetulan masih sibuk mempersiapkan peralatannya dalam bekerja. Mendapatkan
panggilan dari istrinya untuk makan. Suami Bu Reni langsung menghampiri ke Ruang
Makan. Setelah makan selesai inilah. Suami Bu Reni langsung melanjutkan
memnyiapkan barang untuk kemudian berangkat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai