Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

PEMBENTUKAN SEKOLAH LANSIA DI KELOMPOK BKL


DI DESA BEDULU, KABUPATEN GIANYAR
PADA TANGGAL 2 MARET 2024

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Undang-undang No.52 Tahun 2009 tentang perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga pasal 47 mengamanatkan pemerintah dan pemerintah daerah
untuk menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga. BKKBN sebagai institusi yang diberikan mandat untuk
menjalankan program Bangga Kencana menterjemahkan kebijakan pembangunan
keluarga dengan cara membentuk berbagai poktan yang langsung menyentuh keluarga
khususnya berkenaan dengan peningkatan kualitas hidup lansia adalah BKL.
Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan telah melakukan evaluasi
efektivitas penyelenggaraan kelompok kegiatan BKL dan kepuasan anggota BKL pada
April 2021. Berdasarkan hasil evaluasi maka perlu inovasi program untuk
meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat pada kelompok BKL. Bentuk inovasi
yang dapat dikembangkan adalah Sekolah Lansia yang merupakan perwujudan dari
konsep belajar sepanjang hayat.
Sekolah lansia merupakan pembelajaran bagi lansia terutama lansia yang masih
potensial dalam keluarga dan masyarakat. Keluaran dari adanya sekolah lansia di
kelompok BKL adalah untuk mewujudkan lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif,
Produktif dan Bermartabat) melalui 7 dimensi lansia tangguh yaitu: dimensi spiritual,
dimensi fisik, dimensi emosional, dimensi intelektual, dimensi social kemasyarakatan,
dimensi professional vokasional dan dimensi lingkungan.
Konsep dasar yang dikembangkan dalam Sekolah Lansia adalah Pendidikan sepanjang
hayat (Long Life Education). Bahwa Pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi
dewasa, tetapi berlanjut sepanjang hidupnya. Dalam pengertian lebih luas, long life
education tidak menuntut adanya Lembaga Pendidikan resmi, namun bisa melalui
Pendidikan non formal seperti keluarga, masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan untuk mengembangkan pribadi yang lebih baik. Sekolah
Lansia tidak hanya sekedar mempelajari aspek kesehatan fisik, namun didalamnya
memiliki keterkaitan antar elemen baik fisik, social, psikologis, ekonomi, spiritual dan
konsep ini sejalan dengan prinsip successful ageing. Oleh karena itu, Sekolah Lansia
adalah salah satu upaya Pendidikan secara non formal yang dilakukan sepanjang hayat
bagi lansia.

2. Maksud dan Tujuan


1. Menciptakan persamaan persepsi dalam memahami kegiatan layanan lansia melalui
Sekolah Lansia di kelompok BKL;
2. Meningkatkan keefektifan kegiatan lansia melalui Sekolan Lansia di Kelompok
BKL;
3. Meningkatkan pembinaan ketahanan keluarga lansia dan rentan melalui sinergitas
lintas pemangku kepentingan dan mitra.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam kegiatan ini antara lain: Tujuan pembentukan sekolah lansia,
Konsep pembelajaran sekolah lansia, Pengembangan kurikulum sekolah lansia.

4. Dasar
- DIPA Satker Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun Anggaran 2023
- Surat Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Nomor: B-293/PK.03/J.4/2024
tanggal 1 Maret 2024 Perihal: Sekolah pertama dan Kontrak Belajar Sekolah Lansia
“Wreda Shanti Bedulu Bisa”
- Surat Tugas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Nomor : 312/RT.01/J4/2024
tanggal 26 Pebruari 2024
B. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
Tatap muka pertama dengan siswa sekolah lansia yang dihadiri juga oleh OPD-KB Kab.
Gianyar, PKB Desa Bedulu dan Kepala Desa Bedulu.

C. HASIL YANG DICAPAI


Kegiatan dibuka oleh Kepala Desa Bedulu dan dilanjutkan dengan pembacaan sambutan
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali. Setalah ceremonial berjalan, IRL Daerah Bali
memberikan materi terkait Pengenalan IRL Daerah Bali, Tujuan Sekolah Lansia dan Jadwal
serta kurikulum Sekolah Lansia Tahun 2024. Sekolah lansia berlangsung selama 2 jam
dengan kegiatan awal penandatanganan kontrak belajar, pemilihan ketua kelas, wali kelas
dan kepala sekolah, dan pembuatan yel-yel untuk memotivasi semangat lansia setiap
kegiatan berlangsung. Sekolah lansia merupakan sekolah non formal dimana pesertanya
terdiri dari lansia dan pra lansia. Kemampuan masing-masing lansia dan pra lansia berbeda-
beda sehingga untuk metode pembelajaran disesuaikan dengan latar belakang Pendidikan
misal lansia yang tidak pernah sekolah dengan lansia yang mantan pejabat. Prinsip dari
sekolah lansia bukan untuk membebankan mereka dengan pembelajaran akan tetapi lebih
kepada membahagiakan. Konten pembelajarpun hanya yang sifatnya menyenangkan hati
seperti diajak bernyanyi sambal tepuk tangan, melakukan curhat. Salah satu tujuan sekolah
lansia adalah memanggil kembali memori mereka waktu zaman sekolah dulu. Kegiatan
sekolah lansia pun nantinya, bila murid sekolah lansia ada yang tidak masuk sekolah. Siswa
diharapkan memberikan surat ijin tidak masuk sekolah. Sama seperti sekolah saat lansia
mengenyam Pendidikan formal dulu. Desa dan Siswa sekolah lansia semakin memahami
seperti apa nantinya kegiatan sekolah lansia, setelah kegiatan pertama sekolah lansia
berjalan.

D. SIMPULAN DAN SARAN


Usia harapan hidup seseorang meningkat, jumlah lansia semakin meningkat (ageing
population) sehingga diharapkan lansia tetap mandiri dan produktif tidak menjadi beban
keluarga. Rata-rata 1 dari 4 orang lansia memiliki penyakit. Selama ini dalam proses
pembangunan lansia seringkali dijadikan objek, melalui Sekolah Lansia mari kita jadikan
lansia sebagai subjek pembangunan. Prinsip Sekolah Lansia adalah membahagiakan tidak
membebankan lansia.

E. PENUTUP
Demikian laporan singkat ini kami buat, semoga bermanfaat dan bisa dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Denpasar, 2 Maret 2024


Tim Pokja Ketahanan Keluarga dan
Pencegahan Stunting

Desak Gde Kalpika Aditama, S.Sos


NIP. 198806302010122002
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai