Anda di halaman 1dari 23

KOMUNIKASI DAN

ADVOKASI KEBIJAKAN
DOSEN PENGAMPU : RAHMAT RAFINZAR, S.IP., M.AP
Kelompok 1
Anggota :

ALIYAH PUTRI (07011182126013)


LULU NAFIZAH ZULAIKA (07011182126014)
REZA MARIYANTO (07011182126022)
FITROH KHOIRUM NISAK (07011182126029)
ANI DACASTA (07011182126047)
PRATISTA ANDANITYA (07011182126048)
ANNAS FAHLEVIE (07011282126052)
GIRI SUDIRMAN MITA JAYA (07011022425002)
❖ Studi Kasus :
“Stunting di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPPAPPKB)”

❖ Narasumber : Hj. Husnidayanti, S.Sos., M.Si.


Kepala Dinas PPPAPPKB Ogan Ilir
Sub Materi

01 02 03
Proses Strategi Aktor yang
Advokasi Advokasi Terlibat

04 05 06
Bentuk Advokasi Analisis &
Advokasi Berbasis Data Argumentasi
Kelompok
Kasus Advokasi

Kasus advokasi yang kami bahas mengenai


stunting yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya
asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada
anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi
badan anak terhambat, sehingga lebih rendah
dibandingkan anak-anak seusianya.
01
Proses
Advokasi
❑ Menentukan Target yang Ingin Dicapai
Proses penangan stunting dimulai dari target yang ingin dicapai
yaitu keluarga yang berisiko stunting, yang terdiri dari 4 sasaran
dimana keluarga itu mempunyai anak remaja perempuan, ibu
yang mempunyai anak balita, ibu pasca melahirkan dan ibu hamil.

❑ Bergabung dan Membangun Koalisi


Kasus stunting pada Dinas PPPAPPKB memiliki struktur yang
dinamakan dengan TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting).
Penanganan stunting ini harus berkoordinasi dan bekerjasama
dengan Dinas-Dinas dan Lembaga-Lembaga terkait yang
bergabung di TPPS seperti Dinas Kesehatan.
❑ Monitoring dan Evaluasi

Proses advokasi stunting dilakukan dengan melakukan monitoring


dan evaluasi kepada 4 sasaran yang akan berisiko terjadinya
stunting. 4 sasaran ini akan diberikan pemahaman, pembinaan,
pengadaan serta advokasi agar tidak menimbulkan stunting yang
baru. Dimana monitoring dilakukan untuk memantau perkembangan
kasus stunting, mengukur efektivitas program penanggulangan
stunting, serta memeriksa kemajuan menuju tujuan yang telah
ditetapkan.
02
Strategi
Advokasi
❑ Strategi Percepatan ❑ Strategi Komunikasi
Pencegahan Stunting Perubahan Perilaku

Strategi ini mencakup rencana Strategi ini mencakup pemantauan dan


program/kegiatan untuk intervensi gizi evaluasi pelaksanaan kegiatan pencegahan
spesifik dan gizi sensitif, penyelenggaraan stunting yang dilakukan oleh desa, kinerja
rembuk stunting setiap enam bulan, desa dalam pencegahan stunting sebagai
optimalisasi pemanfaatan dana bantuan tugas pelatihan dan pengawasan, dan
khusus bagi desa-desa yang kurang bertanggung jawab untuk meningkatkan
mampu, dan bantuan dari masyarakat, kinerja desa dalam pencegahan stunting.
dunia usaha, donor, serta pihak lain yang
terkait dalam upaya pencegahan stunting.
❑ Identifikasi Kemitraan ❑ Analisis Sumber Daya Anggaran
Dilakukan identifikasi kemitraan Sumber dana untuk mengatasi
yang berpotensi untuk advokasi di stunting didapat dari dana yang sudah
tingkat sub-nasional, seperti dengan dianggarkan oleh pemerintah pusat,
Kemendagri atau Asosiasi Bupati dana juga diperoleh dari Anggaran

❑ Strategi Pemimpinan Pendapatan dan Belanja Daerah

Dilakukan pemimpinan dan motivasi (APBD).

pelaksanaan strategi perubahan ❑ Peluang dan Hambatan


perilaku kelompok sasaran di Melakukan pertemuan rapat,

wilayahnya masing-masing untuk jika target belum tercapai dan

mengatasi permasalahan stunting melakukan evaluasi laporan.


03
Aktor-Aktor
yang Terlibat
Tim Percepatan Penurunan Tim Percepatan Tim Percepatan
Stunting (TPPS) Kabupaten Penurunan Stunting Penurunan Stunting
Ogan Ilir (TPPS) Tingkat (TPPS) Tingkat Desa
Kecamatan

Dinas Pendidikan Dinas Pertanian Dinas Perikanan


Dinas Kesehatan Badan Perencanaan Dinas Koperasi
Pembangunan Daerah Perindustrian dan
Perdagangan
(BAPPEDA)
(KOPERINDAG)

Dinas Sosial Dinas Perpustakan Badan Amil Zakat


Nasional (BAZNAS)
04
Bentuk
Advokasi
❖ Lobby Dalam tahapan wawancara narasumber
mengatakan ada kegiatan AKS (Audit Kasus
Lobby merupakan sebuah kegiatan Stunting) yang dilakukan dalam kegiatan
advokasi yang mempengaruhi para penanganan stunting, penanganan kasus
pengambil keputusan agar mau tersebut melibatkan para tim pakar stunting.
memberi dukungannya terhadap sudut Setelah melakukan kegiatan AKS maka
pandang kita. selanjutnya akan dilakukan pertemuan
tingkat kabupaten yang melibatkan
pemerintah daerah dan pakar bidang
kesehatan untuk memutuskan rencana apa
yang akan diambil untuk mengatasi masalah
stunting.
05
Advokasi
Berbasis Data
Bentuk advokasi yang dilaksanakan oleh dinas PPPAPPKB dalam
mengatasi kasus penurunan stunting, pengendalian penduduk, dan
keluarga berencana di Kabupaten Ogan ilir. Memiliki bentuk atau bukti
nyata advokasi yang dapat dipertanggung jawabkan yaitu melalui
Perpres No. 72 Tahun 2021, bentuk advokasi ini merupakan advokasi
yang memperjelas terkait fungsi dan tugasnya dan program percepatan
penurunan stunting. Tentunya Peraturan ini merupakan turunan tugas
peraturan dan program dari pemerintah pusat RANPASTI No 12 Tahun
2021, lalu Peraturan Bupati No. 32 Tahun 2022.
06
Analisis &
Argumentasi
Kelompok
Berdasarkan dari wawancara yang telah kami lakukan, ada beberapa analisis dan
argumentasi yang kelompok kami simpulkan berkaitan dengan materi :
❑ Berdasarkan pada proses advokasi yang telah di lakukan, ini termasuk ke dalam salah
satu materi yakni unsur – unsur dan proses strategi advokasi karena di awali dengan
penetapan tujuan advokasi terlebih dahulu ini sangat penting karena dengan tau tujuan
kita bisa untuk menentukan langkah yang akan di ambil selanjutnya.
❑ Dari hasil wawancara, strategi advokasi yang telah di lakukan berkaitan dengan materi
advokasi proaktif strategi lobby, hearing, kerangka kerja advokasi dan analisis sumber
daya anggaran. Karena dalam pencegahan stunting memerlukan percepatan penurunan
yang dilakukan oleh para pimpinan yang bekerjasama dengan desa melalui pemantauan
dan evaluasi. Pada saat melakukan percepatan penurunan stunting anggaran dana yang
diperoleh melalui pemerintah pusat dan APBD. Alternatif dari peluang dan hambatan
yaitu strategi dari actor yang terlibat.
❑ Berdasarkan hasil wawancara, aktor-aktor advokasi berkaitan dengan materi skema
advokasi kerja pendukung, kerja basis. Dimana aktor-aktor yang terlibat dalam advokasi
membangun koalisi bekerjasama dengan 12 dinas, skema kerja pendukung mencakum
sumber daya anggaran berasal dari APBN, dapur gerakan atau kerja basis meliputi
edukasi, dan sosialisasi tentang stunting di posyandu dengan fokus memberikan informasi
kepada ibu-ibu.
❑ Bentuk advokasi berdasarkan dengan hasil wawancara yaitu lobby dan kolaborasi yang
berkaitan dengan materi politik dan birokrasi, dimana pada penanganan stunting
melibatkan pemerintah daerah dan pakar bidang kesehatan untuk memutuskan rencana
apa yang akan diambil untuk mengatasi masalah stunting.
❑ Advokasi berbasis data yang diperoleh dari wawancara merupakan bukti nyata yang
berkaitan dengan materi avalibity, accuracy, objectivity, credibility reliability,
generasibility, dan relevansi.
Dokumentasi

Salam GenRe
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai