Anda di halaman 1dari 5

KUALITAS PENDIDIKAN DOKTER DI INDONESIA

OLEH :
1. Zahra Fitria Rahmadani
2. Nazwa
3. Lestari
4. Arifa Sabrina
5. Ines Presidia
6. Beby Wulansuci
7. Nafa Tri Wandanie
8. Puti Andini shafir Aulia
9. Fauzan Azmi
10. M Galih Septa Sya’bani
11. Kavod Yoets Siadari
12. Amy Kurnia Putri

UNIVERSITAS BATAM
2023
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan kedokteran adalah usaha sadar dan terencana dalam pendidikan formal yang
terdiri atas pendidikan akademik dan pendidikan profesi pada jenjang pendidikan tinggi yang
program studinya terakreditasi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di
bidang kedokteran. (Permenristekdikti No.18 tahun 2018 Pasal 1 ayat 1). Tahap sarjana
kedokteran dilakukan minimal 7 semester (112 minggu atau minimal 4480 jam atau minimal
144 sks) dan diakhiri dengan gelar sarjana kedokteran (S.Ked). Tahap profesi dokter
dilakukan minimal 3 semester di RS penddikan dan wahana pendidikan lain serta diakhiri
dengan gelar dokter (dr). (KKI,2006)
Pendidikan pra-sarjana memulai pendidikannya dengan mengikuti program sarjana
kedokteran yang khusus diselenggarakan untuk mempersiapkan mereka menjadi dokter.
Program ini biasanya berlangsung selama 4-5 tahun.
Pendidikan profesi dokter , setelah menyelesaikan pendidikan sarjana mahasiswa
kedokteran kemudian mengikuti pendidikan profesi dokter yang melibatkan pemahaman
mendalam tentang praktik klinis dan keahlian klinisal. Ini mencakup rotasi diberbagai
departemen dan unit pelayanan kesehatan.
Selain aspek klinis, mahasiswa juga memperoleh pengetahuan teoritis melalui kuliah
dan seminar mengenai ilmu dasar kedokteran dan ilmu klinis. Mahasiswa akan terlibat dalam
praktek langsung di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnnya sebagai bagian dari
pendidikan profesi dokter. Setelah menyelesaikan pendidikan profesi, siswa mengikuti ujian
profesi dokter yang merupakan ujian nasional untuk mendapatkan lisensi praktik dokter.
Dokter yang ingin menjadi spesialis harus melanjutkan pendidikan spesialis dibidang
tertentu seperti bedah, penyakit dalam, obstetri dan ginekologi, anestesi,dll. Pendidikan
spesialis ini dapat berlangsung selama beberapa tahun, tergantung pada bidang keahlian.
Setelah menyelesaikan pendidikan spesialisasi, dokter mengikuti ujian spesialis untuk
mendapatkan sertifikasi dan diakui sebagai spesialis dibidang tertentu.
Pendidikan dokter di Indonesia diatur oleh Kementrian Kesehatan dan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Selain itu, lembaga-
lembaga pendidikan kedokteran seperti fakultas kedokteran di universitas-universitas
terkemuka juga terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan dokter. Penting untuk selalu
mematuhi peraturan dan persyaratan terbaru yang dikeluarkan oleh otoritas terkait karena
kebijakan dan prosedur dapat mengalami perubahan.
Kualitas pendidikan dokter di Indonesia dapat mencakup beberapa aspek, termasuk
kurikulum, fasilitas pembelajaran, tenaga pengajar, penelitian, dan persiapan mahasiswa
untuk praktik klinis. Penting untuk dicatat bahwa evaluasi kualitas pendidikan kedokteran
dapat berbeda antar lembaga dan program. Ada fakultas kedokteran di Indonesia yang telah
memenuhi standar tinggi, namun mungkin juga ada tantangan dan perbaikan yang dapat
dilakukan dibeberapa tempat. Calon mahasiswa dan masyarakat umunya disarankan untuk
memilih lembaga yang terakreditasi dan memiliki reputasi baik dalam penyelenggaran
pendidikan kedokteran .
Konstitusi Indonesia, yaitu UUD 1945 memberikan dasar hukum untuk pengaturan
pendidikan di Indonesia secara umum, termasuk pendidikan dokter. Namun UUD 1945
memberikan landasan penting untuk pengembangan pendidikan, kesehatan, dan sumber daya
menusia. Beberapa pasal yang relevan mencakup yaitu pasal 28A ayat 1 yang menegaskan
hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan, termasuk pendidikan dibidang
kesehatan seperti pendidikan dokter. Pasal 28I ayat 3, pasal ini tekanan hak setiap orang
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dan pendidikan dokter merupakan bagian dari
upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dan pasal 31 ayat 1, pasal
ini menekankan hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran,
termasuk pendidikan dibidang kedokteran.
Meskipun UUD 1945 memberikan landasan hukum, aturan lebih rinci tentang
pendidikan dokter dan kualitasnya biasanya diatur dalam undang-undang dan peraturan
khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah dan menteri terkait, seperti kementerian kesehatan
dan kementerian pendidikan dan kebudayaan. Oleh karena itu, untuk memahami lebih lanjut
tentang kualitas pendidikan dokter, perlu merujuk pada undang-undang dan peraturan
pelaksana yang berlaku pada tingkat lebih spesifik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi kurikulum pendidikan dokter di Indonesia berkontribusi pada


pembentukan kompetensi lulusan dalam bidang kedokteran?

2. Apa tantangan utama yang dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan profesi dokter,
terutama dalam mengintegrasikan pemahaman praktik klinis dan keahlian klinisal?

3. Bagaimana evaluasi kualitas pendidikan dokter di Indonesia dapat dilakukan, mengingat


perbedaan antar lembaga dan program?

4. Apa dampak perubahan aturan terkait pendidikan dokter terhadap hak warga negara untuk
mendapatkan pendidikan kesehatan berkualitas, sesuai dengan UUD 1945?

5. Bagaimana lembaga-lembaga pendidikan kedokteran dapat memastikan kualitas


pendidikan, termasuk aspek kurikulum, fasilitas pembelajaran, dan persiapan mahasiswa
untuk praktik klinis?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengevaluasi efektivitas kurikulum pendidikan dokter dalam menghasilkan lulusan yang


kompeten dan siap untuk praktik kedokteran.

2. Mengidentifikasi hambatan utama dalam penyelenggaraan pendidikan profesi dokter dan


mencari solusi untuk meningkatkan integrasi praktik klinis dan keahlian klinisal.
3. Menilai kualitas pendidikan dokter dari berbagai aspek di berbagai lembaga, dengan tujuan
memberikan rekomendasi perbaikan.

4. Mengetahui dampak perubahan regulasi terhadap hak warga negara untuk mendapatkan
pendidikan kesehatan berkualitas.

5. Menyelidiki peran lembaga-lembaga pendidikan kedokteran dalam menjaga dan


meningkatkan kualitas pendidikan dokter.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan wawasan mendalam terkait kendala dan potensi perbaikan dalam sistem
pendidikan dokter di Indonesia.

2. Memberikan informasi yang berguna untuk perbaikan kurikulum, fasilitas, dan kualitas
pengajaran pada lembaga-lembaga pendidikan dokter.

3. Memberikan panduan bagi calon mahasiswa dan masyarakat umum untuk memilih
lembaga pendidikan kedokteran yang berkualitas.

4. Memberikan dasar pengetahuan untuk pembuat kebijakan dalam memahami dampak


perubahan aturan terhadap pendidikan kesehatan di Indonesia.

5. Mendorong kesadaran akan pentingnya pematuhan terhadap regulasi dan peraturan yang
berlaku dalam meningkatkan kualitas pendidikan dokter.

BAB 2

Anda mungkin juga menyukai