Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN

BERKELANJUTAN SEBAGAI SARANA EDUKASI DOKTER MASA


DEPAN

NI NYOMAN AYU SEMANGGIASIH (1702511073)


KADEK CINDY DWI CAHYANI (1702511074)
KOMANG BUDHI PRADNYA WIBAWA (1702511076)
GEDE INDRA JAYA JANITRA (1702511078)
I GUSTI AYU ANOM SWARI (1702511079)
I MADE WIDIANANTARA (1702511082)
KADEK GYNA YADNYA SWARI (1702511088)
NI MADE DEA ADILLA (1702511097)
IDA AYU ANDHIRA DEWI SUARISAVITRA (1702511099)
AGUS INDRA YUDHISTIRA DIVA PUTRA (1702511102)
I GEDE ADI LAKSANA JAGADHITA (1702511103)
I KOMANG SUTAMA ARTA (1702511104)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kedokteran adalah ilmu yang telah berkembang di seluruh dunia dan
peranannya pun sangat signifikan terhadap masyarakat dunia. Dokter merupakan
suatu pekerjaan yang mulia pada era kesehatan semesta (universal health
coverage) dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan di masyarakat.
Sebagai permulaan sejarah peradaban umat manusia sudah dikenal hubungan
timbal balik kepercayaan (fiduciary relationship) antara yang sakit dengan yang
mengobati sehingga melahirkan konsep profesi. Di Indonesia ilmu kedokteran
telah berkembang dari sebelum kemerdekaan Indonesia dan ilmu ini terus
berkembang pesat hingga saat ini. Perkembangan kedokteran yang pesat ini juga
menuntut tidak hanya kuantitas dokter yang dihasilkan tetapi juga harus memiliki
kualitas yang baik. Dokter yang baik tidak hanya dokter yang pintar dari segi
teori, namun juga harus memiliki kemampuan klinis, kemampuan komunikasi,
serta kepekaan sosial yang baik. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
Indonesia tentu saja berlandaskan pada Ideologi Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, dengan harapan seorang dokter akan memiliki etika dan moralitas
yang baik.
Dibalik perkembangan kedokteran yang pesat saat ini, terdapat pula
masalah-masalah yang menjadi momok bagi pendidikan dokter kedepannya.
Menurut akreditasi BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) pada
tahun 2016 terdapat 83 Fakultas Kedokteran di Indonesia dengan akreditasi A
sebanyak 17 Fakultas, akreditasi B 29 Fakultas, dan akreditasi C sebanyak 37
Fakultas. Hal ini berarti pendidikan kedokteran Indonesia masih di bawah rata-
rata dunia dengan dominasi. Fakultas Kedokteran akreditasi C sebanyak 45%.
Dengan demikian, dapat ketahui bahwa sumber daya manusia yang dicetak oleh
Fakultas Kedokteran tidak memenuhi syarat tenaga medis yang diharapkan oleh
pemerintah.
Berbanding terbalik terhadap hal tersebut, Indonesia masih sangat
membutuhkan peran tenaga kesehatan terutama daerah kecil, pedalaman, dan
tertinggal. Realitanya adalah lulusan profesi dokter semua terpusat dan ingin
bekerja di kota-kota besar. Sejalan dengan realita yang ada, banyak sekali
generasi muda yang bercita-cita menjadi dokter. Melihat peluang yang ada banyak
institusi berlomba-lomba menyelenggarakan pendidikan dokter dalam
universitasnya, tentu kita sadari bahwa keperluan dokter Indonesia masih jauh
dari harapan, tetapi tidak diimbangi dengan lulusan yang mempunyai kompetensi
yang baik. Karena banyaknya persebaran Fakultas Kedokteran dengan kurikulum,
konsep belajar, kualitas tenaga pengajar dan pendidik yang bervariasi, Untuk itu
pemerintah mengadakan Program Pengembangan Profesi Dokter Berkelanjutan
bertujuan untuk menyeragamkan dan meng-update ilmu-ilmu seputar kedokteran
sehingga kemampuan dokter dapat merata di seluruh Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Apa definisi dari Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan


(P2KB)?

1. Bagaimana tata cara pendaftaran Program Pengembangan Pendidikan


Keprofesian Berkelanjutan (P2KB)?

2. Apa saja kelemahan dan kelebihan Program Pengembangan Pendidikan


Keprofesian Berkelanjutan (P2KB)?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui definisi dari Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian


Berkelanjutan (P2KB).

1. Untuk mengetahui tata cara pendaftaran Program Pengembangan Pendidikan


Keprofesian Berkelanjutan (P2KB).

2.Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Program Pengembangan


Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB).

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi pembaca
Pembaca dapat mengetah ui lebih lanjut tentang Program Pengembangan
Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB).
2. Bagi dokter
Dokter dapat memahami tentang kelemahan dan kelebihan Program
Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) untuk
meningkatkan kualitas.
3. Bagi institusi Pendidikan
Untuk memfasilitasi Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian
Berkelanjutan (P2KB) kepada Dokter supaya bisa menjadi dokter yang
berkualitas.
BAB II
ISI
2.1 DEFINISI

Pengertian program P2KB (Pengembangan Pendidikan Keprofesian


Berkelanjutan) merupakan upaya pembinaan bersistem untuk meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta sikap dokter agar senantiasa dapat
menjalankan profesinya dengan baik. (PB IDI, 2007).

P2KB merupakan sistem yang dibuat oleh pemerintah untuk meliputi semua
kegiatan dokter yang formal maupun non-formal. Program ini dibuat guna meningkatkan,
mempertahankan, memperbaharui dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap-sikap profesional dari seorang dokter.

Sesuai dengan amanat konstitusi Negara Indonesia yakni Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, BAB XA Pasal 28H ayat 1 berbunyi : “Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan medapatkan lingkungan
hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”

Makna:
Seluruh Warga Negara Indonesia memiliki hak untuk menjalani hidup dengan sejahtera
secara lahir dan batin dan mendapat pelayanan kesehatan dengan baik.

Landasan Hukum yang mendukung:

1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem
Kesehatan Nasional
4. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No.1 Tahun 2005 tentang Registrasi
Dokter dan Dokter Gigi
5. Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia No.21A/KKI/KEP/IX/2006 tentang
Pengesahan Standar Kompetensi Dokter
2.2 CARA PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB)
Dalam program P2KB terdapat beberapa komponen di dalamnya,
komponen-komponen ini merupakan komponen pembangun atau yang menjadi
bagian agar program P2KB dapat berjalan baik. Komponen-komponen yang
dimaksud diantaranya peserta, cara mendaftarkan diri agar dapat mengikuti
program P2KB, sistem dari program P2KB dan dimana dilaksanakan program
P2KB di Indonesia.

2.2.1 PESERTA PROGRAM P2KB


Semua dokter yang membuka praktek dan menjadi anggota IDI berhak
untuk memiliki kesempatan dalam mengikuti program P2KB IDI yang
dilaksanakan oleh perhimpunan dokter memiliki kompetensi yang sesuai. Setiap
dokter yang dari luar negeri wajib mendaftarkan diri dalam keikut sertaannya
kepada perhimpunan Dokter Warga Negara Asing (WNA) agar dapat membuka
praktek di Indonesia maka mereka wajib mengikuti P2KB. Sedangkan dokter
Indonesia yang ingin mengikuti program P2KB wajib mendaftarkan diri terlebih
dahulu kepada IDI cabang, dan WNI yang membuka praktek atau sedang
menempuh Pendidikan di luar negeri kegiatan tersebut dapat dikonversikan sesuai
dengan ketentuan tentang P2KB yang berlaku.

2.2.2 PEMBELAJARAN & MATERI DALAM PROGRAM P2KB


Sesuai dengan yang dinyatakan di dalam Standar Global CPD (Continuing
Professional Development), program P2KB harus sesuai dengan kebutuhan dari
masing-masing dokter dan dilaksanakan berkesinambungan. Materi dari
pembelajaran program P2KB ini harus mengandung unsur praktek dan teori yang
saling berkaitan karena tujuan dari program P2KB adalah meningkatkan
pelayanan dari seorang dokter. Materi ini seharusnya beragam dan lentur agar
mempermudahkan para dokter untuk mengembangkan keterampilannya.
Berdasarkan kebutuhan pembelajarannya, seorang dokter diwajibkan menyusun
sendiri rencana apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan dirinya dalam
bentuk RPD (Rencana Pengembangan Diri). Dalam pembuatan RPD harus
mempertimbangkan beberapa hal diantaranya:
a. Pekerjaan menjadi seorang dokter selama ini yang merasa masih memiliki
kekurangan, kesalahan, ketidakpuasan yang dirasakan sendiri selama bekerja
sehingga merasa perlu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.
b. Kondisi dari kesehatan masyarakat, sehingga dapat menyadari apa yang sedang
terjadi dan dibutuhkan oleh masyarakat sehingga dapat mengetahui apa yang
harus dilakukan sebagai seorang dokter umum atau dokter spesialis yang
bertanggung jawab.
c. Misi pribadi yang ingin dilakukan atau dilaksanakan oleh seorang dokter dalam
waktu jangka pendek maupun jangka panjang.
d. Jadwalkan dengan sistematis cara pencapaian misi yang telah dibuat.
e. Tetapkan prioritas yang mana ingin dicapai terlebih dahulu selama 5 tahun ke
depan serta yang dapat dicapai secara rinci per tahunnya.
f. Pertimbangkan bagaimana karir Anda sebagai seorang dokter dalam jangka
panjang.
Kemudian susunlah daftar kegiatan P2KB untuk 1-5 tahun ke depan yang
disesuaikan dengan tingkat prioritas Anda sebagai seorang dokter, serta
pertimbangkan secara matang kepentingan keterampilan dan pengetahuan yang
harus dimiliki dan dikuasai sebagai seorang dokter untuk meningkatkan kualitas
praktek. Dan juga tetapkan waktu dari masing-masing kegiatan P2KB yang akan
diambil atau dilakukan.

2.2.3 TATA CARA PENDAFTARAN P2KB


Seorang lulusan sarjana kedokteran yang ingin melanjutkan
keprofesiannya akan melalui beberapa tahapan dalam program P2KB
(Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan) yaitu tahapan
pendaftaran, berikut merupakan tata cara pendaftaran P2KB.
Cara yang harus dilakukan ketika melakukan pendaftaran program P2KB
tersebut yaitu dengan cara mengisi sebuah kolom pendaftaran yang terdapat di
dalam Buku Log P2KB, setelah itu yang dilakukan adalah pengisian kolom
pendaftaran program P2KB dokter praktek umum. Setelah itu mengirimkannya
ke IDI cabang yang bersangkutan dengan membawa rencana pengembangan diri.
Dalam pendaftaran ini terdapat 2 mekanisme,yaitu mekanisme di kertas, dan
mekanisme maya. Dokter yang ingin menggunakan mekanisme maya dapat
langsung melakuan akses IDI online dan mengikuti cara registrasi untuk
mendapatkan nama/nomor diri (access account). Sedangkan jika menggunakan
mekanisme kertas, di mekanisme ini kita akan melakukan suatu ujian melalui
sebuat test yang diselenggaraan oleh pihak P2KB, dan biasanya test ini disajikan
disebuah kertas dan kita dianjurkan untuk menulis test tersebut di sebuah
kertas.Setelah mereka melakukan program administrasi tersebut, mereka akan
melanjutkan ketahap pelaporan perolehan SKP. SKP ini biasanya dilaporkan ke
pihak IDI dengan setiap tahunnya agar jika belum bisa melengkapi nilai SKP
diakhir masa resertifikasi hal tersebut dapat dihindari.
Nilai SKP diperoleh dari berbagai kegiatan baik dari kegiatan pribadi
maupun kegiatan internal. Penilainan SKP dalam P2KB pada hakikatnya
dipercayakan kepada masing-masing anggota. Setelah hasil SKP dihitung dengan
sendiri, hasil tersebut akan diserahkan ke tim P2KByang disertai dengan kokumen
sebagai bukti untuk diverifikasi. Kemudian tim P2KB akan melakukan
pengawasan demi kebenaran data tersebut secara acak.

2.2.4 KEGIATAN YANG DAPAT DIBERI SKP


Bukti keikut sertaan seorang dokter dalam P2KB dapat dinyatakan dalam
SKP (Satuan Kredit Partisipasi). SKP ini biasanya didapatkan dari beberapa
kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan profesi. Dalam 1 kegiatan
program pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan biasanya
mendapatkan 1 SKP IDI. Kegiatan ini memiliki berbagai macam sifat yaitu,
kegiatan yang bersifat klinis dan ada juga kegiatan yang bersifat nonklinis.
Adapun beberapa kegiatan dari angka kredit yang dapat dibedakan menjadi 3
diantaranya : 1. Kegiatan Pendidikan Pribadi, 2. Kegiatan Pendidikan Internal dan
3. Kegiatan Pendidikan Eksternal.
Sedangkan berdasarkan sudut keprofesian kegiatan dalam program P2KB
dibedakan menjadi :
a. Kinerja Profesional merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan
kemudian berhubungan dengan kedudukan sebagai seorang dokter dan
memberikan mereka kesempatan untuk belajar.
b. Kinerja pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang menuntut seseorang
untuk mempelajari sebuah materi contohnya membaca sebuah artikel pada
jurnal kemudian menelusuri informasi tersebut melalui internet dan
mengikuti suatu pelatihan khusus.
c. Kinerja pengabdian masyarakat atau profesi merupakan suatu kegiatan
yang ditujukan kepada mesyarakat umum sebagai pengabdian seorang
dokter yang dapat diperlihatkan dengan memberikan suatu penyuluhan
tentang kesehatan dan ikut serta dalam penanggulangan bencana serta ikut
aktif dalam program P2KB.
d. Kinerja publikasi ilmiah merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan
sebuah karya tulis yang kemudian karya tulis tersebut dipublikasikan,
contohnya menulis buku, menulis tinjauan pustaka yang dipublikasikan di
sebuah jurnal yang telah terakreditasi.
e. Kinerja pengembangan ilmu dan pendidikan merupakan suatu kegiatan
yang berhubungan dengan pengembangan bidang ilmu seperti melakukan
suatu penelitian yang berkaitan dengan bidangnya, kemudian mengajar
atau mendidik, dan menjadi supervisor atau menjadi pembimbing di
bidang ilmunya.

2.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Dalam pembelajaran dari materi Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (P2KB) yang disesuaikan pada kompetensi dokter yang diupayakan
oleh Ikatan Dokter Indonesia dapat menyelesaikan masalah tentang kesehatan
yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab oleh seorang dokter. Kompetensi
tersebut terbagi kedalam 7 area yaitu: area profesionalitas yang luhur, area mawas
diri dan pengambangan diri, area komunikasi efektif, area pengelolaan informasi,
area landasan ilmiah ilmu kedokteran, area keterampilan klinis, area pengelolaan
masalah kesehatan. Dengan pengembangan diri ini seorang lulusan dokter dapat
mengenali dan menjelaskan gambaran dari suatu penyakit, mengetahui cara
mendapatkan informasi tentang suatu penyakit agar dapat memberikan rujukan
bagi pasien dan mampu mengatasi rujukan setelah kembali dari tempat rujukan,
mampu mendiagnosis suatu penyakit, memberikan terapi awal ketika terjadi
keadaan gawat darurat agar mencegah keparahan dan atau terjadi kecacatan pada
pasien, dan kemahiran yang didapatkan setelah melaksanakan internship dan
pendidikan dokter berkelanjutan [1].
Dalam program P2KB terdapat kendala dalam pelaksanaannya diantaranya
yaitu bagaimana penyebaran buku petunjuk teknis P2KB sampai ketangan setiap
dokter dan bagaimana buku tersebut dibaca oleh setiap dokter ketika buku
tersebut telah dibagikan [2]. Sebagian besar ada yang masih belum mengerti
bagaimana melaksanakan program P2KB sebab program yang terdapat pada
P2KB memiliki aturan-aturan yang terlihat rumit [3]. Kegiatan P2KB hanya
mengumpulkan nilai SKP untuk menilai keaktifan seorang dokter tanpa
mengadakan ujian menentukan kompetensi seorang dokter.

Anda mungkin juga menyukai