Anda di halaman 1dari 40

OUTLINE

KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL


KEUANGAN BEA DAN CUKAI

SOSIALISASI
KETENTUAN MONITORING
DAN EVALUASI TPB
PMK-216/PMK.04/2022
PER-06/BC/2023

DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
TPB menurut Peraturan dan Jenis TPB
Jenis TPB

Gudang Berikat
(GB) Pusat Logistik Berikat
(PLB)

Pasal 1 ayat (1) PP 32 tahun 2009 jo PP 85 tahun 2015 Kawasan Berikat


TPB adalah bangunan, tempat, atau kawasan yang (KB) Toko Bebas Bea
memenuhi persyaratan tertentu yang digunakan untuk (TBB)
menimbun barang dengan tujuan tertentu dengan
mendapatkan penangguhan bea masuk

Kawasan Daur
Ulang Berikat
(KDUB)
Tempat Penyelenggaraan
Pameran Berikat Tempat Lelang
(TPPB) Berikat

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 2


Benefit dari Fasilitas TPB

Fiskal Non Fiskal

❑ Bea Masuk ditangguhkan ❑ Ketentuan tata niaga impor (pembatasan)


ditangguhkan
❑ Cukai dibebaskan ❑ Pengeluaran barang secara parsial
❑ PPh Pasal 22 Impor tidak dipungut ❑ Pemberitahuan pabean terotomasi
❑ FTA diakomodasi
❑ PPN dan PPnBM Impor tidak dipungut ❑ Pemeriksaan pabean di pabrik
❑ PPN tidak dipungut (asal barang lokal) ❑ Subkontrak pekerjaan
❑ “Self Managed Bonded” untuk TPB tertentu
❑ Pengawasan berbasis IT Inventory & CCTV
Online
❑ Perlakuan tertentu

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 3


Misi DJBC semakin berfokus ke fasilitasi perdagangan dan industri

MISI

Kami memfasilitasi perdagangan


1 dan industri
Kami menjaga perbatasan dan
2 melindungi masyarakat Indonesia
dari penyelundupan dan
perdagangan illegal
Kami optimalkan penerimaan negara
VISI 3 di sektor kepabeanan dan cukai
Menjadi Institusi Kepabeanan dan Cukai
Terkemuka di Dunia
Mencerminkan cita cita tertinggi DJBC dengan lebih baik melalui penetapan target
yang menantang & secara terus-menerus terpelihara di masa depan

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 4


Terdapat Policy Dilemma yang perlu diatasi

POLICY

OPTIMALISASI FASILITASI PERDAGANGAN


PENERIMAAN NEGARA DI DAN INDUSTRI
SEKTOR KEPABEANAN
DAN CUKAI Pemberian Insentif Fiskal
(Kepabeanan, Cukai dan
Pengumpulan sebanyak- Perpajakan) Yang
banyaknya penerimaan Berpengaruh Terhadap
negara dari kegiatan Tuntutan Akuntabilitas atas Implementasi Penerimaan Negara (Short
ekspor, Impor dan Cukai Kebijakan dan Ketepatan Sasaran atas Kebijakan fall dan Tax Expenditure)
Insentif Fiskal Pemerintah (DJBC)

WAJIB

Sistem Monitoring, Pengawasan & Evaluasi atas Secara Komprehensif & Berkelanjutan untuk
Memastikan Tingkat Efektivitas Kebijakan Insentif Fiskal melalui 3 Layer :

1 Efektivitas Proses Implementasi 2 Mengukur Dampak atas Kebijakan 3 Menilai Manfaat dan Biaya

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 5


Evaluasi Dampak Ekonomi Pemberian Fasilitas TPB-KITE 2022

EVALUASI KONDISI PERUSAHAAN KB EVALUASI KEEFEKTIFAN DAN DAMPAK EKONOMI GB


DAN KITE DAN PLB
Kondisi
Tenaga Kerja Efisiensi Waktu Impor Efisiensi Biaya Impor
Perusahaan Pasca Lebih Efisien daripada Impor Umum Lebih Murah daripada Impor Umum
Pandemi Stabil Lebih Baik
Perusahaan KB Perusahaan KITE Gudang Berikat : Setuju
Pusat Logistik Berikat : Setuju
Gudang Berikat : Setuju
Pusat Logistik Berikat : Setuju
TKA 46.497 TKA 1.362
KB 47,66% 43,88% TKL 1.888.230 TKL 31.850
KITE 47,60% 41,21% TKL terlatih 1% TKL terlatih 3%
KITE IKM 52,48% 38,61%

Kontribusi Pajak Kontribusi Ekonomi


Kontribusi Pajak Pusat Kontribusi Pajak Daerah : GB dan PLB
(Triliun Rupiah) (Triliun Rupiah) Peningkatan Kontribusi Pajak : GB Rp 83,51 T dan PLB Rp5,27 T
96.19 0.79 Nilai PMTB : GB 41% dan PLB 41%
0.42 Laba Perusahaan : GB 55,95% dan PLB 56,95%
27.63
Efisiensi Waktu : GB 50,21% dan PLB 44,73%
Efisiensi Biaya
KB KITE KB KITE

Indirect Economic Activity (IEA) Peningkatan Investasi Kinerja Perusahaan


Perusahaan KB Perusahaan KITE
Di tahun 2021 penambahan investasi
Peningkatan kinerja perusahaan yang diukur dengan penambahan jumlah
Makanan Akomodasi
Transportasi
66,52%
55,58% Perdagangan
188,78% sebesar Rp163 T pada perusahaan KB tenaga kerja, kenaikan pembayaran remunerasi, dan peningkatan volume
165,32%
Perdagangan 35,04% Makanan 173,62%
dan Rp30,6 T pada perusahaan KITE bisnis perusahaan pengguna fasilitas GB dan PLB
Akomodasi 24,64% Transportasi 128,52%

• Pengukuran Dampak Ekonomi TPB KITE Tahun 2022 bekerja sama dengan Tim Peneliti dari Fakultas FEB Universitas Gadjah Mada
• Metode Analisis menggunakan Analisis IPA, Analisis Regresi, Difference in Difference Analysis, dan Statistik Deskriptif
• Periode data sekunder yang digunakan yaitu tahun 2020 dan 2021 sedangkan data primer diperoleh melalui survei dengan responden yaitu 1347 perusahaan KB, 414 perusahaan KITE, 185 Perusahaan GB, dan 195
lokasi PLB
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 6
Dasar Hukum

PMK 216/PMK.04/2022
Monitoring dan Evaluasi Terhadap Penerima Fasilitas
Tempat Penimbunan Berikat dan Penerima Fasilitas
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor

PDJ 06/BC/2023
Petunjuk Teknis Monitoring dan Evaluasi Terhadap
Penerima Fasilitas Tempat Penimbunan Berikat

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 7


Mengapa Perlu ada Ketentuan Baru Monev TPB?

PMK MONEV dan IT Inventory TPB KITE (PMK 216/PMK.04/2022) adalah serangkaian peningkatan dasar hukum
pelaksanaan fungsi monitoring dan evaluasi terhadap TPB dari yang semula hanya setingkat Surat Edaran Direktur
Jenderal Bea dan Cukai nomor 12 tahun 2014, kemudian menjadi Peraturan Direktur Jenderal nomor 02 tahun 2019
hingga saat ini menjadi lebih tegas mengatur pengguna jasa karena sudah setingkat Peraturan Menteri Keuangan
yang dilengkapi dengan Petunjuk Teknisnya yaitu PER-06/BC/2023.

Perubahan cukup signifikan terkait:


• Penegasan Tugas dan Fungsi unit-unit terkait Monev
• Penegasan hak dan kewajiban TPB terkait Monev
• Pemanfaatan Tools IT (Monum berbantuan Aplikasi dan E-monitoring)
• Reformulasi Monitoring Mandiri (Mekanisme dan Persyaratan)
• Penegasan penetapan terkait hasil Monitoring
• Menggabungkan ketentuan IT Inventory dan Monev TPB

Dengan PMK dan Perdirjen MONEV dan IT Inventory TPB KITE ini diharapkan dasar
hukum pelaksanaannya menjadi lebih kuat, lebih mudah dipahami dan dapat
dilaksanakan dengan baik

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 8


Pokok Pengaturan
Penegasan kegiatan monitoring dan evaluasi
(baik kepada internal maupun stakeholder).
1 1. Tugas dan Fungsi
2. Hak dan Kewajiban
4.
5.
Pemanfaatan aplikasi dalam Monum
E-Monitoring
3. Tata Naskah dan Pedoman Pelaksanaan 6. Pelaksanaan Monitoring Mandiri

Penguatan dasar hukum pelaksanaan kegiatan monitoring


dan evaluasi.
2 1. Kebijakan Monev dan IT Inventory saat ini baru di tingkat perdirjen, padahal
materinya menyangkut juga tindaklanjut kepada unit eksternal DJBC
sehingga perlu ditingkatkan dasar hukumnya menjadi PMK
2. Penguatan bentuk penetapan atas hasil Monitoring

Tujuan yang ingin dicapai.

3 1. Terciptanya kepatuhan pengusaha


2. Monev yang kuat dari sisi dasar hukum dan mudah digunakan
3. Sebagai bagian dari fungsi pengawasan.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 9


Istilah Umum

Monitoring :
1 kegiatan pemantauan, pemeriksaan, penelitian dan/atau analisis
terhadap aktivitas dan catatan serta pembukuan

Evaluasi : kegiatan penilaian kepatuhan dan/atau pengukuran efektivitas dari


pemberian fasilitas TPB dan/atau fasilitas KITE terhadap Penerima Fasilitas TPB
dan/atau Penerima Fasilitas KITE .
2

Data Monev: dokumen kepabeanan dan/atau cukai dan dokumen lain berupa buku,
3 catatan, laporan, surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data
elektronik, dan/atau surat yang berkaitan dengan fasilitas TPB dan/atau fasilitas KITE

Pekerjaan Lapangan: pekerjaan dalam rangka Monitoring dan/atau Evaluasi


yang dilakukan di lokasi Penerima Fasilitas TPB, Penerima Fasilitas KITE dan/atau
lokasi lain yang diketahui ada kaitannya dengan kegiatan usaha Penerima Fasilitas 4
TPB dan/atau Penerima Fasilitas KITE.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 10


Istilah Umum

E-Monitoring adalah pelaksanaan pemeriksaan sewaktu-waktu yang dilakukan


5 dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam pengolahan Data Monev pada
Sistem Komputer Pelayanan dan sumber lain

Penerima Fasilitas TPB adalah penyelenggara dan/atau pengusaha TPB


yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai TPB.
6

IT Inventory
7 adalah suatu sistem informasi berbasis teknologi informasi yang
dirancang, dibangun, dan digunakan oleh Penerima Fasilitas TPB

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 11


Tanggung Jawab Kegiatan Monitoring dan Evaluasi
Subjek

Direktorat yang mempunyai Kanwil KPUBC Kantor Pabean


Direktorat yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di
tugas pokok dan fungsi di
bidang pengawasan KPUBC sesuai dengan tugas pokok Kantor Pabean sesuai dengan tugas
bidang fasilitas kepabeanan Kanwil sesuai dengan tugas
kepabeanan dan cukai dan fungsinya melaksanakan: pokok dan fungsinya melaksanakan:
pokok dan fungsinya
a. Monitoring umum TPB terkait: a. Monitoring umum terkait:
melaksanakan: 1. Pemantauan atas kegiatan
Direktorat yang mempunyai tugas Direktorat yang mempunyai tugas 1. Pemantauan atas kegiatan
a. Monitoring khusus operasional TPB;
pokok dan fungsi di bidang pokok dan fungsi di bidang operasional TPB;
TPB; dan 2. Analisa dan tindak lanjut
fasilitas kepabeanan pengawasan kepabeanan dan 2. Analisis dan tindak lanjut atas
b. Evaluasi makro TPB atas data berdasarkan risk
melaksanakan: cukai melaksanakan Monitoring data transaksional
secara regional engine seperti sistem
a. Monitoring khusus TPB; dan khusus TPB berdasarkan risk engine
penjaluran dan sistem seperti sistem penjaluran dan
b. Evaluasi makro TPB secara transaksi tidak biasa;
nasional sistem Transaksi tidak biasa;
b. Monitoring khusus TPB; dan
b. Monitoring khusus TPB; dan
c. Evaluasi makro TPB secara
c. Evaluasi mikro TPB.
regional
Frekuensi

Monitoring dan Evaluasi dilakukan secara Goals:


1. periodik sebagaimana dimaksud pada dilaksanakan secara rutin sesuai tugas pokok Pemberian Fasilitas Kepabeanan yang
dan fungsi dan/atau dapat dipertanggungjawabkan
2. insidental dilaksanakan berdasarkan manajemen risiko

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 12


Monitoring Umum
Subjek Objek
Periodik 1 (satu) bulan sekali atas
merupakan kegiatan Monitoring yang pelaksanaan pada bulan berjalan
dilakukan terhadap kesesuaian pemenuhan
ketentuan peraturan perundang-undangan Dapat juga dilaksanakan secara
oleh Penerima Fasilitas TPB insidental atas pertimbangan
KANTOR PABEAN DAN KPU BC Kepala Kantor
PENERIMA FASILITAS TPB
(UNIT PKC dan UNIT P2)

Yang Diperiksa Output


TPB yang probisnya hanya Dilaporkan kepada Kepala Kantor setiap:
a. Paling lambat tgl 5 bulan berikutnya
a. persyaratan dan kriteria perizinan fasilitas a. konfirmasi kepada Penerima Fasilitas Penyelenggaraan Lokasi,
(monum periodic)
TPB; TPB untuk dilakukan penyesuaian dikecualikan dari Monum b. Setiap ada info yang perlu tindak lanjut
b. prosedur pemasukan dan pengeluaran atau perbaikan sesuai dengan (monum p2)
barang yang mendapat fasilitas TPB secara ketentuan peraturan perundang- c. Setelah dilaksanakan monum insidental
fisik dan administratif; undangan;
c. prosedur pembongkaran, penimbunan, b. rekomendasi surat tugas Sumber Data Monum
pengolahan, pencatatan, dan kegiatan pelaksanaan Monitoring khusus TPB;
Penerima Fasilitas TPB yang terkait dengan c. rekomendasi tidak dilayaninya akses
fasilitas TPB; SKP atas pemasukan barang dengan
d. existence, responsibility, nature of business, fasilitas TPB; closed circuit
Data SKP IT Inventory TPB
and auditability (ERNA); d. rekomendasi pelaksanaan evaluasi television (CCTV)
e. IT Inventory; dampak ekonomi secara mikro;
f. closed circuit television (CCTV); dan/atau e. rekomendasi pembekuan terhadap
g. prosedur lain sebagaimana diatur dalam izin TPB; dan/atau
Data Trantib persyaratan dan sumber informasi
ketentuan peraturan perundang-undangan f. rekomendasi lain. kriteria perizinan lain (ERNA, dll)
mengenai TPB

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 13


Monitoring Khusus
Laporannya ditembuskan ke: 1)
Ditfas 2) Kanwil penerbit izin, 3)
Subjek Objek Kantor lain terkait

Merupakan Pemeriksaan dengan tujuan


khusus tertentu Dilaksanakan oleh kantor yang
mengawasi TPB paling kurang 1x
untuk 1 TPB untuk 1 bulan
Terdiri dari 3 jenis: PSWW, Pemeriksaan
Sederhana, Penelitian Mendalam
Kantor Pabean, KPU BC, Kanwil, PENERIMA FASILITAS TPB
Dit P2, Dit Fas
Contoh:
Tindak Lanjut (Ps 10 ayat 2) Sebuah KPPBC/KPUBC yang
Dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas dan Monitoring Khusus yang dilaksanakan oleh
memiliki 20 TPB dapat dinyatakan
Maksimal 20 HK Ditfas terkait efektivitas pemberian fasilitas
telah memenuhi ketentuan
kepabeanan a. asistensi atau pembinaan;
Dapat diperpanjang 1x maksimal 10 HK minimal pelaksanaan monsus
b. rekomendasi penagihan atas
saat telah melaksanakan 1x
Sumber Data Monsus kekurangan dan/atau pengenaan
monsus pada salah satu
Perpanjangan diajukan paling telat 2 HK sanksi administrasi; (next slide)
sebelum ST Monsus berakhir perusahaan TPB yang diawasi.
c. penagihan atas kekurangan dan/atau
pengenaan sanksi administrasi;
Untuk pelaksanaan Monsus, Kepala Kantor d. rekomendasi pembekuan izin TPB; Monsus dapat juga dilaksanakan
Informasi Pihak
dapat membentuk Tim Monsus yang terdiri Data Monev Eksternal e. rekomendasi pencabutan izin TPB; secara incidental berdasarkan:
dari: f. rekomendasi penelitian kepada P2; a. Hasil rekomendasi monum
a. Unit PKC g. rekomendasi pemeriksaan DJP; b. Rekomendasi lain dari
b. Unit P2 h. rekomendasi perubahan Data Monev internal dan/atau eksternal
c. Unit lain berdasarkan pertimbangan pada SKP; c. Data terkait lain
Dirjen/Direktur/Kepala Kantor i. rekomendasi dilakukan monitoring
Informasi Hasil Monum informasi lain
khusus; dan/atau Dalam hal perlu dilakukan
Monsus dapat dilaksanakan dengan j. penerbitan rekomendasi lain. pendalaman terhadap objek monsus
memanfaatkan Monitoring Control Room yang sudah berada di wilayah Kantor
MCR lain

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 14


Terkait Rekomendasi Monitoring Khusus
Rekomendasi Penagihan Hasil
Monitoring (ps 10 ay 3)
Penerbitan rekomendasi penagihan atas kekurangan Bea Masuk, PDRI, dan/atau pengenaan sanksi administrasi berupa
denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berupa:
a. penerbitan rekomendasi kepada Pejabat Bea dan Cukai di KPUBC atau Kantor Pabean yang mempunyai tugas pokok
dan fungsi untuk menerbitkan surat penetapan tarif dan/atau nilai pabean, dalam hal terdapat temuan tarif dan/atau
nilai pabean dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pendaftaran pemberitahuan
pabean; dan/atau
b. penerbitan rekomendasi kepada Kepala Kanwil atau Direktur yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang audit
kepabeanan dan cukai untuk melakukan penelitian ulang dan/atau audit kepabeanan, dalam hal terdapat temuan tarif
dan/atau nilai pabean yang melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pendaftaran
pemberitahuan pabean
Penerbitan Surat Penetapan Pabean
dst.. (ps 10 ay 4)
Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, atau Kepala Kantor Pabean menerbitkan SPP, dan/atau SPSA sebagai dasar penagihan
atas kewajiban pelunasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

lainnya
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 15
Monitoring Khusus terkait Tagihan
Ketentuan untuk penerbitan
penagihan - SPTNP (ps 11)
Dalam hal pelaksanaan rekomendasi berupa penerbitan surat penetapan tarif dan/atau nilai pabean berupa SPTNP atau SPKTNP,
berlaku ketentuan:
• Bea Masuk dihitung berdasarkan:
1. nilai pabean dan klasifikasi:
a) yang berlaku pada saat barang impor dimasukkan ke TPB dan/atau dikeluarkan dari TPB; atau
b) hasil penetapan Pejabat Bea dan Cukai dalam hal terdapat penetapan Pejabat Bea dan Cukai atas nilai pabean
dan/atau tarif;
2. pembebanan pada saat pemberitahuan pabean untuk dimasukkan ke TPB dan/atau dikeluarkan dari TPB;
• PDRI dihitung berdasarkan:
1. nilai impor yang berlaku pada saat barang impor dimasukkan ke TPB dan/atau dikeluarkan dari TPB; dan
2. tarif pada saat pemberitahuan pabean impor untuk dipakai didaftarkan; dan
• nilai dasar perhitungan Bea Masuk menggunakan nilai kurs yang ditetapkan oleh Menteri pada saat pemberitahuan pabean
untuk dimasukkan ke TPB dan/atau dikeluarkan dari TPB dari surakarta, perhitungan bm pdri tidak sesuai dengan per 19 bc
2018
Penerbitan Surat Penetapan Pabean
Dalam hal diterbitkan surat penetapan pabean berupa SPP, berlaku ketentuan : dst.. (ps 10 ay 4)
• Bea Masuk dihitung berdasarkan:
1. nilai barang identik pada pemberitahuan pabean terakhir dan klasifikasi yang berlaku pada saat barang impor dimasukkan ke TPB; dan
2. pembebanan yang berlaku atas pemberitahuan pabean saat laporan Monitoring khusus diterbitkan;
• PDRI dihitung berdasarkan:
1. nilai impor pada pemberitahuan pabean terakhir pada saat barang impor dimasukkan ke TPB; dan
2. tarif yang berlaku pada saat laporan Monitoring khusus diterbitkan; dan
• nilai dasar perhitungan Bea Masuk menggunakan nilai kurs yang ditetapkan oleh Menteri pada saat laporan Monitoring khusus diterbitkan.
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 16
Monitoring Khusus – Pemeriksaan Sewaktu-waktu
Subjek Objek PENERIMA FASILITAS TPB
a. Penerima Fas TPB
b. Importir di PLB
Memastikan kepatuhan pemberitahuan pabean, c. Eksportir di PLB
d. Tujuan dist. GB
cukai dan persyaratan terkait izin TPB
e. Bursa berjangka/pasar komoditas di
PLB
Kantor Pabean, KPU BC, Kanwil, f. Penyedia platform e-commerce di
Dit P2, Dit Fas PLB

Tindak Lanjut (Ps 12 ayat 7)


Yang Diperiksa (Pasal 12 ayat 2)
Untuk pemeriksaan terkait kedua
a. kesesuaian pemberitahuan jumlah dan jenis barang hal ini, tim monitoring harus
yang mendapat fasilitas TPB; melibatkan PFPD atau pejabat
b. kesesuaian pemberitahuan klasifikasi dan
yang memiliki tugas dan fungsi
pembebanan tarif atas barang yang mendapat
fasilitas TPB; untuk menerbitkan SPTNP
c. kesesuaian pemberitahuan nilai pabean barang atas
barang yang mendapat fasilitas TPB; PSWW dapat dilaksanakan dengan:
d. pemenuhan ketentuan larangan dan/atau
pembatasan atas barang yang mendapat fasilitas Pekerjaan lapangan dapat
TPB; berupa:
Dan/atau
e. kesesuaian pencatatan pemasukan, pengeluaran, • Pemeriksaan fisik barang
dan penimbunan pada TPB; dan/atau
f. kepatuhan IT Inventory; dan/atau • Pengambilan contoh
E-monitoring Pekerjaan
g. kesesuaian data terkait perizinan TPB. barang untuk uji lab
Lapangan
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 17
PSWW – E-monitoring
Subjek Objek

Periode Data yang di


pelaksanaan pemeriksaan sewaktu-waktu yang dilakukan e-monitoring:
dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam pengolahan
Paling singkat 1 Bulan
Data Monev pada Sistem Komputer Pelayanan dan sumber lain
Paling lama 2 Tahun
Kantor Pabean, KPU BC, Kanwil, IT Inventory Penerima Fas TPB
Dit P2, Dit Fas

Yang dilakukan oleh tim e-monitoring Hasil Pengolahan E-monitoring


Yang Diperiksa (Pasal 13 ayat 1) (Pasal 13 ayat 3) digunakan sebagai dasar:
a. Alat analisis yang dilaporkan
a. keandalan sistem pengendalian internal (SPI) a. Menentukan periode waktu kepada kepala kantor sebagai
IT Inventory Penerima Fasilitas TPB; pemeriksaan berdasarkan tanggal database peta risiko pengawasan
b. kesesuaian jumlah dan validitas dokumen dok. Pabean b. Sumber data untuk pelaksanaan
antara Data Monev pada SKP dengan IT monsus
b. Mengunduh data pada SKP sesuai
Inventory; periode pemeriksaan
c. kesesuaian jumlah barang per dokumen antara Sumber Data E-monitoring
c. Memeriksa validitas akses IT
Data Monev pada SKP dengan IT Inventory; Inventory
d. kesesuaian waktu pencatatan pemasukan d. Untuk data IT Inventory
barang antara Data Monev pada SKP dengan e. Melakukan cleansing data pada IT
IT Inventory; dan/atau Inventory untuk disesuaikan dengan Data Monev Sumber lain
e. uji lain yang ditetapkan berdasarkan data SKP (SKP, IT
Inventory)
manajemen risiko f. Melakukan uji data sesuai ayat (1)

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 18


Kegiatan pada Monitoring Khusus
Atas partai yang dilakukan Uji Lab
tidak dapat dikeluarkan sampai KK dapat mengeluarkan
hasilnya keluar partai barang dengan MR

Pemeriksaan Barang
Peralatan dan/atau
PSWW, Penelitian Mendalam tenaga ahli disediakan
dengan pendampingan perusahaan jika
Tingkat pemeriksaan berdasarkan diperlukan
risk management Penerima Fasilitas TPB

Pengambilan Sampel Uji


Laboratoris

PSWW, Penelitian Mendalam


Pemeriksaan barang,
Pengujian laboratoris di Sesuai ketentuan peraturan dengan pendampingan pengambilan sampel,
laboratorium DJBC perundang-undangan Penerima Fasilitas TPB pencacahan barang
dibuatkan berita acara
Pencacahan Barang

Pemeriksaan Sederhana Peralatan dan/atau


tenaga ahli disediakan
dengan pendampingan perusahaan jika
Tingkat pemeriksaan berdasarkan diperlukan
risk management Penerima Fasilitas TPB

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 19


Monitoring Khusus – Pemeriksaan Sederhana
Subjek Objek PENERIMA FASILITAS TPB
1. Penerima Fasilitas TPB;
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan Penerima 2. bursa berjangka dan/atau pasar lelang
Fasilitas TPB atas pertanggungjawaban bahan komoditas di PLB
dan/atau barang yang seharusnya berada di TPB 3. penyedia platform e-commerce di PLB;
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau
4. penerima subkontrak atau pengeluaran
Kantor Pabean, KPU BC, Kanwil, sementara dari TPB ke tempat lain
Dit P2, Dit Fas dalam daerah pabean atas kegiatan
subkontrak yang diterima dari Penerima
TPB akan dicabut Fasilitas TPB
Yang Diperiksa (Pasal 17 ayat 2)
Dalam hal izin TPB akan dicabut,
a. nilai Bea Masuk, Cukai, PDRI, dan PPN atau PPN terhadap penerima fas TPB
dan PPnBM atas saldo bahan dan/atau barang yang
dilakukan pemeriksaan
mendapat fasilitas TPB;
b. kewajaran jumlah pemakaian bahan baku dan sederhana oleh KPPBC
bahan penolong yang mendapat fasilitas TPB serta
pengujian konversi yang disusun oleh Penerima
Fasilitas TPB; PSWW dapat dilaksanakan dengan:
c. kesesuaian antara pencatatan barang yang
mendapat fasilitas TPB dalam IT Inventory dengan
Pekerjaan lapangan dapat
persediaan fisik barang yang mendapat fasilitas
berupa Pencacahan Barang
TPB; dan/atau
d. kesesuaian serta ketertelusuran (traceability) atas
bahan dan/atau barang yang dilakukan subkontrak Pekerjaan
kepada penerima subkontrak. Lapangan
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 20
Monitoring Khusus – Penelitian Mendalam
Subjek Objek PENERIMA FASILITAS TPB
merupakan analisis atas data yang diperoleh berdasarkan informasi
yang berasal dari kegiatan Monitoring umum, pemeriksaan sewaktu- 1. Penerima Fasilitas TPB;
waktu, dan/atau pemeriksaan sederhana sebagai indikasi terjadinya 2. importir di Pusat Logistik Berikat;
penyalahgunaan fasilitas TPB yang perlu ditindaklanjuti guna diolah 3. eksportir di Pusat Logistik Berikat;
lebih lanjut sebagai bahan pengambilan keputusan 4. bursa berjangka dan/atau pasar lelang
komoditas di Pusat Logistik Berikat;
5. penyedia platform e-commerce di Pusat
Kantor Pabean, KPU BC, Kanwil, Logistik Berikat; dan/atau
Dit P2, Dit Fas 6. penerima subkontrak dan pengeluaran
sementara dari TPB ke tempat lain
dalam daerah pabean
Yang dianalisis (Pasal 19 ayat 2) PSWW dapat dilaksanakan dengan:

1. Hasil monitoring umum, monitoring khusus sebagai


informasi indikasi terjadinya penyalahgunaan fas Pekerjaan lapangan dapat
TPB berupa
2. Analisis dan kegiatan lainnya
Pekerjaan
Lapangan
a. Pencacahan barang
b. Pemeriksaan Fisik barang
c. Penyegelan barang
d. pemeriksaan hasil rekaman closed circuit television (CCTV)
atas kegiatan pemasukan dan pengeluaran barang
e. pemeriksaan pencatatan dan pembukuan; dan/atau
f. pelacakan segel elektronik (tracking e-seal) dan perbandingan
data berat kontainer di pelabuhan muat atau bongkar.
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 21
Monitoring Mandiri
Dilakukan oleh Penerima Fasilitas TPB sendiri Pertanggungjawaban dan pelaporan atas
fasilitas TPB yang diterima

Definisi Prosedur

Monitoring Mandiri Setuju Pelaksanaan MonMan


s.d jangka waktu
merupakan monitoring atas
selesai
Penerima Fas TPB Pelaksanaan
Penelitian oleh
Mengajukan Mon Mandiri 15 HK
KPU/KPPBC (5 HK)
Permohonan Tertulis (berlaku untuk 1
• Kesesuaian Persediaan
ke KPUBC/KPPBC tahun) Lap. Hasil
barang dalam SAP dengan IT
Inventory Pelaksanaan
• Dilampirkan anggota tim

Tolak
Dapat Dicabut: Monman
• Kesesuaian Pemberitahuan monitoring mandiri • Permohonan
Pabean dengan IT Inventory • Mencantumkan jangka Perusahaan
• Hal-Hal Lain yang perlu waktu pelaksanaan
• Keputusan
dilaporkan
KPUBC/KPPBC

Keputusan
Dapat Dilakukan
paling banyak 6 kali Setuju Penelitian Laporan oleh
KPU/KPPBC (20 HK)
dalam 1 tahun
Setuju sebagian

Menolak

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 22


Monitoring Mandiri

PERSYARATAN

Hasil Pelaksanaan Audit


✓ Telah Berstatus AEO
✓ Telah ditetapkan sebagai KB Mandiri Kepabeanan dan Cukai bahwa
✓ Mendapatkan Rekomendasi dari: SPI perusahaan telah baik
• Auditor Kantor Pusat
Penerima Fasilitas TPB • Auditor Kanwil, atau
• Pejabat KPUBC/KPPBC yang memiliki Mengajukan pengujian SPI
sertifikasi atau kualifikasi sebagai
auditor atas Uji Penilaian SPI
(Skor akhir 80 dengan parameter
Penerima Fasilitas TPB dan/atau sesuai pedoman)
✓ Memiliki Kategori Layanan Hijau dengan
komponen Rekam Jejak minimal 80

Mengajukan Permohonan

3 hari Kerja
KPUBC/KPPBC DITFAS
KPUBC/KPPBC

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 23


Monitoring Mandiri

TINDAK LANJUT
Keputusan Monitoring Mandiri

Setuju

Setuju sebagian
Perbaikan pemenuhan Penyesuaian Penagihan Rekomendasi Monitoring
persyaratan Data Monev Khusus dalam hal perlu
Menolak
penelitian lebih lanjut

Selisih Kurang

Selisih Lebih
Musnah Tanpa Sengaja
Dipertanggungjawabkan
Penyesuaian Pencatatan IT Dipertanggungj
Inventory awabkan

Tidak Ditagih BM, Cukai, dan


Penyesuaian Pencatatan IT Penyesuaian
PDRI Inventory
Pencatatan Pada IT dan/atau
Kelalaian
Ditagih BM, Cukai, dan PDRI serta Inventory
dikenakan Sanksi Administrasi
berupa Denda Kesengajaan Kelalaian
Terhadap BKC dikenakan sanksi Penanganan Penyesuaian
administrasi berupa denda sesuai Tindak Pidana Ditagih BM, Cukai, dan Kesengajaan
Lebih Lanjut Pencatatan
aturan Cukai PDRI
Keadaan Kahar Sesuai Pada IT
Penguapan TANPA dikenakan Sanksi
Penelitan atas dugaan adanya Peraturan Tindak Pidana Inventory
tindak pidana Administrasi Berupa Perundang-
Denda undangan
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 24
Evaluasi TPB
MIKRO MAKRO

Kepala Kanwil
Penilaian dampak dan
efektivitas kebijakan pemberian
fasilitas TPB
Kepala KPUBC
Kelayakan pemberian fasilitas
TPB kepada Penerima Fasilitas
TPB Secara Periodik
Kepala Kantor Pabean Setiap 6 bulan sekali atas periode Jan-Jun dan
Jul-Des tahun berjalan

Tim Evaluasi Makro


Secara Periodik Surat Keputusan Kepala Kanwil atau KPUBC

Setiap 6 bulan sekali atas periode Jan-Jun dan


Jul-Des tahun berjalan

Kelayakan pemberian fasilitas


Tim Evaluasi Mikro TPB secara nasional
✓ Unit pelayanan kepabeanan dan cukai
Direktorat yang memiliki ✓ Membentuk tim evaluasi makro
✓ Unit pengawasan
tupoksi di bidang fasilitas TPB
✓ Unit lain dengan pertimbangan Kepala
kepabeanan ✓ Setiap 1 tahun sekali atas
Kantor Pabean
periode penilatian Jan-Des

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 25


Evaluasi Mikro

Kegiatan Tindak Lanjut

Merupakan analisis atas:


Asistensi / pembinaan
2. Laporan audit kepabeanan
dan/atau cukai Tidak dilayani akses SKP

Pembekuan fasilitas
1. Hasil monum, monsus, 3. Rekomendasi
monman APF
Pencabutan fasilitas

4. Partisipasi Rekomendasi perubahan peraturan


program/ kegiatan
Penghargaan
7. Laporan keuangan
5. Capaian kinerja Pemutakhiran kategori layanan

Rekomendasi pola pelayanan dan pengawasan

6. Informasi lain
Rekomendasi penelitian oleh
unit pengawasan

Rekomendasi audit kepabeanan dan/atau cukai

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 26


Evaluasi Makro

Kanwil/KPUBC Dit. Fasilitas


Kepabeanan

Laporan audit kepabeanan


dan/atau cukai Rekomendasi APF
Rekomendasi APF Laporan audit kepabeanan
dan/atau cukai

Efektivitas implementasi Laporan evaluasi Dampak ekonomi


peraturan makro Kanwil/ nasional

Laporan evaluasi mikro KPUBC


Efektifitas implementasi
Dampak ekonomi Hasil evaluasi Dirjen peraturan
Informasi lain
Informasi lain

Laporan digunakan sebagai dasar: TINDAK LANJUT

✓ Capaian kinerja TPB ✓ Efektivitas ✓ Rekomendasi


nasional implementasi penyempurnaan aturan
✓ Laporan kepatuhan ✓ Rekomendasi lain
Hasil Dampak Ekonomi ✓ Publikasi dampak
Perubahan/Perbaikan Evaluasi Lain TPB nasional
Wilayah Pengawasan ekonomi
Kebijakan

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 27


Pengukuran Dampak Ekonomi
3
1 Koordinasi dengan unit
Perencanaan dan Penyusunan vertikal terkait penyampaian
Anggaran Kegiatan dan pengumpulan data
kuisioner

Direktur yang mempunyai


tupoksi di bidang fasilitas
kepabeanan

2 4
Penyiapan kuisioner Koordinasi dengan K/L
dampak ekonomi terkait pengolahan,
Laporan Evaluasi Makro pelaporan, publikasi
TPB kepada Dirjen

Maret tahun berjalan

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 28


Kepatuhan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Yang dapat dilakukan Petugas (PMK 216 Ps 53 ay 1)

meminta dokumen memasuki bangunan Melakukan tindakan Pemeriksaan fisik Pencacahan barang
Meminta Data Monev Meminta keterangan Pengambilan sample
laporan keuangan, SPT, atau ruangan terkait pengamanan berupa barang
buku, catatan, dokumen fasilitas KITE penegahan dan/atau
lain penyegelan

Perusahaan Perusahaan
1. memenuhi dianggap tidak
Permintaan dilakukan
1 sebagian bersedia
permintaan membantu 4
secara tertulis Surat tidak
3 bersedia/
Perusahaan tidak Perusahaan menolak
2 2. memenuhi dianggap
Perusahaan wajib memenuhi: seluruh menolak di
• Pada saat diterima permintaan monev
permintaan dan/atau
• Sesuai jangka waktu yg 5
dipersyaratkan PEMBEKUAN terhadap Objek
Monev

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 29


Kepatuhan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Pemberlakuan Izin

TPB yang dibekukan Surat pernyataan Menyerahkan data yang diminta, mengizinkan
karena tidak bersedia bersedia dilakukan masuk bangunan, bersedia diperiksa fisik,
di Monev Monev cacah, ambil sampel untuk uji lab
PEMBERLAKUAN KEMBALI
TPB yang dibekukan Surat pernyataan Menyerahkan data yang diminta, mengizinkan
izin TPB Objek Monev
karena menolak bersedia membantu masuk bangunan, bersedia diperiksa fisik,
pelaksanaan Monev kelancaran cacah, ambil sampel untuk uji lab
pelaksanaan Monev

Keharusan Petugas

Memperlihatkan Menyampaikan Menjelaskan maksud Merahasiakan Data Monev,


tanda pengenal surat tugas dan tujuan data dan/atau informasi

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 30


Kriteria IT Inventory TPB
1. mampu mencatat, menyimpan, dan menampilkan riwayat aktivitas (log) serta mampu
ditelusuri minimal 2 (dua) tahun;
Sesuai kriteria IT Inventory
2. hanya diakses oleh pihak atau pegawai diberikan hak akses (authorized access)
3. mampu memberikan data yang terkini (realtime) dan diakses secara daring ;

Konsisten dan akurat 4. mampu menggambarkan keterkaitan dokumen kepabeanan dengan dokumen kepabeanan
dan dokumen transaksi keuangan;
5. mampu mencatat pemasukan, pengeluaran, barang dalam proses (work in process),
Menyediakan akses untuk DJBC dan DJP penyesuaian (adjustment), dan pemeriksaan persediaan (stock opname) secara berkelanjutan
dan terkini (realtime);
6. mampu mencatat setiap jenis barang yang diimpor dan/atau dimasukkan dengan fasilitas
memberitahukan username dan
password. TPB dengan kode yang berbeda;
7. memiliki kode barang yang berbeda antara barang asal impor dengan barang asal tempat lain
dalam daerah pabean;
Menyediakan backup data.
8. memiliki sistem laporan pertanggungjawaban atas pencatatan dalam IT Inventory sesuai
parameter yang telah ditentukan, menampilkan laporan kegiatan dan elemen data yang
ditentukan, dapat diakses dan diunduh secara langsung dari sistem IT Inventory, dan
terintegrasi dengan data pencatatan dan pembukuan.
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 31
Kriteria IT Inventory TPB

Pencatatan berlangsung Data Log dan saldo barang


terus-menerus untuk setiap berfasilitas harus dapat
transaksi dan mutasi barang dilakukan penelusuran
dan bahan yang (traceable) untuk dilihat
mendapatkan fasilitas TPB posisinya pada gudang TPB
Kriteria IT Inventory dapat
disesuaikan dengan proses
bisnis fasilitas TPB tanpa
mengurangi Kriteria IT
IT Inventory merupakan Inventory yang diwajibkan.
Pencatatan WIP (work in subsistem dari sistem
process) dikecualikan dari informasi akuntansi yang akan
TPB yang tidak melakukan menghasilkan lapkeu dan
kegiatan produksi laporan lain yang dibutuhkan
oleh pemangku kepentingan

Khusus TPB Pengolahan

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 32


Kriteria IT Inventory TPB

Pencatatan yang dilakukan secara terkini


(realtime) merupakan:
pencatatan pemasukan, pengeluaran, barang dalam proses (work in process), penyesuaian
1 (adjustment), dan pemeriksaan persediaan (stock opname) atas barang yang mendapat fasilitas
TPB dilakukan sesegera mungkin setelah mendapat otorisasi dari pihak atau pegawai Penerima
Fasilitas TPB sesuai kewenangan yang diatur dalam standar operasional prosedur (SOP) atau
sistem pengendalian internal (SPI);

2 setiap proses pencatatan ke dalam IT Inventory yang secara langsung memperbarui (refresh)
basis data (database).

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 33


Kriteria IT Inventory TPB

1 2

Kriteria IT Inventory KB dalam peraturan direktur jenderal ini ditetapkan dalam 2 (dua) kondisi

1. Kawasan Berikat hanya menggunakan 1 (satu) aplikasi sistem pencatatan pembukuan dan IT Inventory merupakan
bagian dari sistem pencatatan utama tersebut; atau

2. Kawasan Berikat menggunakan 2 (dua) aplikasi sistem pencatatan, yang pertama adalah aplikasi sistem pencatatan
utama dan yang kedua adalah IT Inventory, dan IT Inventory sebagai interface dimana keduanya saling terintegrasi serta
menggunakan sumber data yang sama dalam pencatatan pemasukan dan pengeluaran barang.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 34


0. Pemanfaatan e-monitoring

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 35


Contoh Pemanfaatan e-monitoring – Cek Jumlah Dok

BC 41

BC 30

BC 40

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 36


Contoh Pemanfaatan e-monitoring – Cek Jumlah Satuan

Cek Jumlah Satuan (Umum) Cek Jumlah Satuan (Per Dok)

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 37


Contoh Pemanfaatan e-monitoring – Cek Jumlah Satuan

Cek Jumlah Satuan (Detil per Dok, per jenis satuan)

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 38


Contoh Pemanfaatan e-monitoring – Cek Jumlah Satuan

Petugas dapat mengetahui indikasi pemasukan tanpa


dokumen pabean

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 39


TERIMA
KASIH
Direktorat Fasilitas Kepabeanan

KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL


KEUANGAN BEA DAN CUKAI

Anda mungkin juga menyukai