Anda di halaman 1dari 16

BEA DAN CUKAI Kantor Pengawasan dan Pelayanan

Bea dan Cukai


Tipe Madya Pabean Tanjung Perak
VISI, MISI, DAN TUGAS DJBC (SEKARANG)
Visi DJBC:
Menjadi Administrasi Kepabeanan & Cukai dengan Standar Internasional

Misi DJBC:
Memberikan Pelayanan Terbaik Kepada Industri, Perdagangan, dan Masyarakat
Tugas Pokok DJBC & Dasar Hukum Pelaksanaan Tugas:
▪ Dalam bidang Kepabeanan, DJBC mempunyai tugas:
oMemungut Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor,
oMemungut Bea Keluar dalam rangka ekspor
oMelakukan pengawasan atas lalu lintas barang impor dan ekspor
➔ UU Nomor 10 tahun 1995 → UU Nomor 17 Tahun 2006 “Kepabeanan”
▪ Dalam bidang Cukai, DJBC mempunyai tugas:
oMemungut Cukai atas barang2 tertentu yang karena sifat dan karakteristiknya dikenakan cukai
oPengawasan peredaran Barang Kena Cukai & memberikan Perijinan Reksan Cukai
➔ UU Nomor 11 Tahun 1995 → UU Nomor 39 Tahun 2007 tentang “Cukai”.
KESEIMBANGAN PERAN
Pelaksanaan ke-empat Fungsi DJBC (Industrial Assistance, Trade Facilitation,
Community Protection dan Revenue Collection) dilakukan secara simultan
dengan menjaga keseimbangan (balancing) antara aspek Pelayanan
(Services) dan aspek Pengawasan (Control)

Industrial Assistance Community Protector

Trade Facilitator Revenue Collector


Risk Management

Customs Services Customs Control

CUSTOMS

Efisiensi Pelayanan Efektifitas Pengawasan Optimalisasi Penerimaan


KEMUDAHAN DI BIDANG KEPABEANAN
Sistem Penerimaan Sistem Layanan
Negara Secara Publik yang
Elektronik Terintegrasi

Perizinan Berusaha
Terintegrasi
Secara Elektronik
KEMUDAHAN
DI BIDANG KEPABEANAN

Pemenuhan Pembayaran
Pungutan Negara

Pemenuhan Legalitas
Perusahaan
IMPORTIR/EKSPORTIR
Pemenuhan Perizinan DJBC
Instansi Terkait
GAMBARAN UMUM PDE INTERNET DJBC

Internet DB

Alamat Service
Send
Beacukai

Pengguna Jasa Modul


Komunikasi

Enabler DJBC
FASILITAS KEPABEANAN
FASILITAS KEPABEANAN adalah berbagai kemudahan yang diberikan terkait
dengan kegiatan Kepabeanan

FASILITAS FISKAL FASILITAS PROSEDURAL

Insentif di bidang perpajakan yang Bentuk perlakuan khusus untuk


ditujukan kepada industri, perdagangan, kelancaran proses formalitas
dan pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepabeanan yang menyangkut
tujuan yang diinginkan undang-undang kelancaran arus barang, orang maupun
dokumen
TUJUAN DAN MANFAAT
Fasilitas Kepabeanan

Tujuan Manfaat

- Menarik Investasi Meningkatkan:


- Peningkatan Investasi Dalam - Pertumbuhan Ekonomi
Negeri - Penyerapan Tenaga Kerja
- Meningkatkan Produksi - Kompetensi Tenaga Kerja
Dalam Negeri - Alih Teknologi
- Mendorong Ekspor - Daya Saing
- Mendorong Perekonomian - Devisa Ekspor
Nasional
FASILITAS FISKAL
1 TIDAK DIPUNGUT BM Pasal 24

2 PEMBEBASAN BM Pasal 25

3 PEMBEBASAN/KERINGANAN BM Pasal 26

4 PENGEMBALIAN BM Pasal 27

5 PENANGGUHAN BM Pasal 44

6 PREFERENSI TARIF Pasal 13

IMPOR SEMENTARA
7 Pasal 10D
(Pembebasan/Keringanan BM)
TIDAK DIPUNGUT
Barang yang dimasukkan ke Daerah Pabean untuk diangkut terus atau diangkut lanjut
ke luar Daerah Pabean tidak dipungut Bea Masuk

ANGKUT TERUS

DAERAH PABEAN

ANGKUT LANJUT
PEMBEBASAN (PASAL 25 UU 10)
1. Brg perwakilan negara asing beserta para pejabatnya berdasarkan asas timbal balik
2. Brg keperluan badan internasional beserta para pejabatnya
3. Buku ilmu pengetahuan
4. Barang kiriman hadiah/hibah untuk keperluan ibadah untuk umum, amal,sosial, kebudayaan atau untuk kepentingan
penanggulangan bencana alam.
5. Barang keperluan museum, kebun binatang dan tempat lain semacam yang terbuka untuk umum serta barang untuk
konservasi alam.
6. Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuaan.
7. Barang untuk keperluan kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya.
8. Persenjataan, amunisi,perlengkapan militer dan kepolisian, termasuk suku cadang untuk keperluaan Hankam
9. Barang dan bahan yg dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan Hankam
10. Barang contoh yg tidak untuk diperdagangkan.
11. Peti kemasan berisi jenazah/abu kenazah
12. Barang pindahan
13. Barang pribadi penumpang,awak sarana pengangkut,pelintas batas, dan barang kiriman sampai batas nilai pabean
dan/atau jumlah tertentu.
14. Obat-obatan yg diimpor dgn anggaran pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
15. Barang reimpor setelah dilakukan perbaikan,pengerjaan dan pengujian.
16. Barang reimpor dlm kualitas yg sama dgn kualitas pada saaat diekspor.
17. Bahan terapi manusia pengelompokan darah, dan bahan penjenisan jaringan.
PEMBEBASAN/KERINGANAN (PASAL 26 UU 10)
A. Barang dan bahan untuk pembangunan dan pengembangan industri dalam rangka penanaman modal.
B. Mesin untuk pembangunan dan pengembangan industri.
C. Barang dan bahan dalam rangka pembangunan dan pengembangan industri untuk jangka waktu
tertentu.
D. Peralatan dan bahan yang digunakan untuk mencegah pencemaran lingkungan.
E. Bibit dan benih utk pembangunan dan pengembangan industri pertanian, peternakan atau perikanan.
F. Hasil laut yang ditangkap dengan sarana penangkapan yg telah mendapat izin.
G. Barang yg mengalami kerusakan, penurunan mutu, kemusnahan atau penyusutan volume atau berat krn
alamiah antara saat diangkut ke dalam daerah pabean dan saat diberikan persetujuan impor untuk
dipakai.
H. Barang oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yg ditujukan untuk kepentingan umum
I. Barang utk keperluan olahraga yg diimpor oleh induk organisasi olahraga nasional.
J. Barang untuk keperluan proyek pemerintah yg dibiayai dgn pinjaman dan/atau hibah dari luar negeri.
K. Barang dan bahan untuk diolah, dirakit atau dipasang pada barang lain dgn tujuan untuk diekspor
(KITE)
PENGEMBALIAN (PASAL 27 UU 10)
a) kelebihan pembayaran bea masuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (5), Pasal 17 ayat (3), atau karena kesalahan tata
usaha.
b) impor barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dan Pasal 26
(KITE).
c) impor barang yang oleh sebab tertentu harus diekspor kembali atau
dimusnahkan di bawah pengawasan pejabat bea dan cukai.
d) impor barang yang sebelum diberikan persetujuan impor untuk
dipakai kedapatan jumlah yang sebenarnya lebih kecil daripada
yang telah dibayar bea masuknya, cacat, bukan barang yang
dipesan, atau berkualitas lebih rendah; atau.
e) kelebihan pembayaran bea masuk akibat putusan Pengadilan Pajak.
PENANGGUHAN
Kemudahan berupa penangguhan pembayaran bea masuk diberikan atas barang
impor yang ditimbun di TPB
TPB
Kawasan Berikat

Gudang Berikat

Toko Bebas Bea

Pada saat barang Tempat Lelang Berikat Pada saat barang


impor masuk ke impor keluar dari TPB
TPB BM Tempat Penyelenggaraan BM dilunasi/tidak
ditangguhkan Pameran Berikat dipungut/dibebaskan
(tergantung tujuannya)
Kawasan Daur Ulang Berikat

Pusat Logistik Berikat


PREFERENSI TARIF
1. Barang impor dipungut bea masuk berdasarkan tarif setinggi-tingginya 40% dari nilai
pabean untuk perhitungan bea masuk (Pasal 12 ayat 1)
2. BM dapat dikenakan berdasarkan tarif yang besarnya berbeda dari Pasal 12 terhadap
barang impor yang dkenakan tarif BM berdasarkan perjanjian atau kesepakatan
internasional (Pasal 13 ayat 1 huruf a)
3. Tujuan FTA : kelancaran arus barang, menghilangkan tariff barriers, menghilangkan
nontariff barriers, pertumbuhan ekonomi
4. Hal2 yg diatur FTA : trade in goods, customs procedures, rule of origin, technical barriers
to trade, sanitary & phytosanitary measures, e commerce, trade in service, investment,
intelectual property, labour & invironment, dll
5. Contoh : Asean Trade in Goods Agreement (ATIGA), ASEAN-China FTA (AC-FTA), ASEAN-
Korea FTA (AK-FTA), Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA, AI-FTA), dll

15
FASILITAS PROSEDURAL
PEMBONGKARAN DAN PEMERIKSAAN BARANG
PEMBERITAHUAN PELAYANAN SEGERA PENIMBUNAN BARANG IMPOR DI GUDANG
PENDAHULUAN (PRE (RUSH HANDLING) IMPOR DI TEMPAT LAIN ATAU LAPANGAN
NOTIFICATION) SELAIN KAWASAN PENIMBUNAN MILIK
PABEAN DAN TPS IMPORTIR

PENGELUARAN
BARANG IMPOR
PEMERIKSAAN DENGAN
PENDAHULUAN DAN PENANGGUHAN PEMBERITAHUAN IMPOR PEMBAYARAN BERKALA
PENGAMBILAN CONTOH PEMBAYARAN BEA BARANG (PIB) BERKALA
UNTUK PEMBUATAN PIB MASUK, CUKAI DAN
PAJAK DALAM RANGKA
IMPOR (VOORUITSLAG)

Anda mungkin juga menyukai