Anda di halaman 1dari 84

LOGO

PROSES BISNIS FASILITAS

DTSS Fasilitas TPB dan


KITE

Cimahi 27 Nopember 2017

1
LOGO
BALAI DIKLAT CIMAHI
www.bppk.depkeu.go.id/bdk/cimahi THE WORLD’S FAVOURITE NEWSPAPER - Since 1879

LEONARDA SAMBAS. K
Mantan pegawai DJBC Motto:
yang hijrah ke BPPK
sebagai Widyaiswara Hidup adalah proses belajar
sejak Nopember 2014. tanpa henti. Teman adalah
Dengan pangkat pendukung dan cinta adalah
Penata/III/d dan jabatan penguatnya....
Widyaiswara Muda.
Lulus Program Diploma Alamat email:
III Keuangan Spesialisasi leonarda.sambas73@gmail.com
Bea dan Cukai tahun
1994. Menyelesaikan S1 No. HP:
dan S2 di STIA LAN 0812 2723 2300
Bandung

Tour of duty:
KPPBC Tanjung Priok
Kanwil DJBC Jawa Barat
KPPBC Bandung
KPPBC Ngurah Rai
KPPBC Tanjung Emas
LOGO

3
KONSEPSI DASAR FASILITAS KEPABEANAN:
Tujuan dan Manfaat Fasilitas Kepabeanan

Fasilitas Kepabeanan

Tujuan Manfaat

- Menarik Investasi Meningkatkan:


- Peningkatan Investasi Dalam - Pertumbuhan Ekonomi
Negeri - Tenaga Kerja
- Meningkatkan Produksi - Daya Saing
Dalam Negeri - Devisa Ekspor
- Mendorong Ekspor
- Mendorong Perekonomian
Nasional

4
LOGO

Fasilitas Fiskal
Insentif di bidang perpajakan yang ditujukan kepada
industri, perdagangan, dan pihak-pihak tertentu sesuai
dengan tujuan yang diinginkan undang-undang

Fasilitas Pelayanan/Prosedural
Bentuk perlakuan khusus untuk kelancaran proses
formalitas kepabeanan yang menyangkut kelancaran arus
barang, orang maupun dokumen
LOGO FASILITAS PELAYANAN

1.Prenotification
2.Rush Handling
3.Vooruitslag
4.PIB Berkala
5. ….
Jenis Dasar
Karakteristik
Fasilitas Hukum
 Pembebasan atau Keringanan
IMPOR SEMENTARA Psl 10D UUK
 Menyerahkan Jaminan
 Pembebasan mutlak
PEMBEBASAN Pasal 25 UUK
 Tanpa Jaminan
PEMBEBASAN /  Pembebasan atau Keringanan
Pasal 26 UUK
KERINGANAN  Tanpa Jaminan
 Pembebasan atau Pengembalian
KITE Pasal 26 dan 27 UUK
 Menyerahkan Jaminan
PENANGGUHAN Psl 44 UUK Penangguhan kewajiban bayar BM

BMDTP PMK (per th) BM ditanggung / dibayar pemerintah

TARIF PREFERENSI Pasal 12 UUK Penurunan tarif dari MFN

KAWASAN BEBAS Pasal 115/115A UUK Pembebasan


Bangunan, tempat,atau kawasan yang
memenuhi persyaratan tertentu yang
digunakan untuk menimbun barang
dengan tujuan tertentu dengan
mendapatkan penangguhan* Bea Masuk
(Pasal 1 UUK)

peniadaan sementara kewajiban pembayaran


bea masuk sampai timbul kewajiban untuk
membayar

TPB merupakan kawasan yang


sepenuhnya berada dibawah
pengawasan Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai
RUMAH TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT

UU 17 TH 2006 PASAL 44

PP 85 TAHUN 2015 jo PP 32 TAHUN 2009 TENTANG TPB


PMK 147/PMK.04/2011 jo PMK 120/PMK.04/2013
PMK 143/PMK.04/2011
RISK MANAGEMENT SINERGY ANTARA DJBC DAN DJP
PMK 37/PMK.04/2013
(DATA, PROFIL, ANALISA, PELAYANAN, PENGAWASAN, EVALUASI)
PMK 272/PMK.04/2015

TEMPAT PAMERAN

TEMPAT LELANG
TOKO BEBAS

DAUR ULANG
KAWASAN

GUDANG
BERIKAT

BERIKAT

BERIKAT

BERIKAT
BERIKAT
BEA

PLB
PROFILING – MANAJEMEN RISIKO – OTOMASI – SIMPLIFIKASI PERIZINAN
Tempat untuk menimbun barang
impor, dapat disertai 1 atau lebih
kegiatan berupa pengemasan
/pengemasan kembali,
penyortiran, penggabungan,
pengepakan, penyetelan,
pemotongan dalam jangka waktu
paling lama 1 tahun, untuk
dikeluarkan kembali
(pasal 1 PP 32 Tahun 2009)
BENTUK GB
 berfungsi untuk menimbun dan
menyediakan barang impor untuk
didistribusikan kepada perusahaan
industri di TLDDP dan/atau KB
( hanya sebatas : bahan baku,
bahan penolong, mesin produksi,
pengemas/alat bantu pengemas)

 berfungsi untuk menimbun dan


mendistribusikan barang impor ke
TBB

 berfungsi untuk menimbun dan


mendistribusikan barang impor ke
LDP

DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN – DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PENIMBUNAN BARANG DI GB

Barang impor dapat  Jika melewati 1 tahun:


ditimbun dalam GB untuk  Harus diekspor kembali,
jangka waktu paling lama atau
 Dilunasi BM, Cukai, PDRI
1 tahun, terhitung sejak setelah memenuhi
tanggal pemberitahuan ketentuan dibidang impor
pabean impor
 Apabila 30 hari sejak tanggal
jatuh tempo hal tersebut diatas
tidak dilakukan, izin GB
Catatan : Barang yang ditimbun > 1 tahun tetap dibekukan sampai barang
harus dilunasi BM, Cukai, dan PDRI meskipun
akan dikeluarkan ke KB (baik KB yang tertera diselesaikan
dalam izin maupun tidak)

DIREKTORAT FASILITAS
DIREKTORAT
KEPABEANAN
JENDERAL
– DIREKTORAT
BEA DAN
JENDERAL
CUKAI BEA DAN CUKAI
JANGKA WAKTU IZIN  Yang bersangkutan harus
mengajukan permohonan
perpanjangan sebelum izin
Penyelenggara GB berakhir

• JANGKA WAKTU IZIN 5 TAHUN  Apabila saat izin berakhir tidak


diajukan permohonan
perpanjangan, maka izin otomatis
Penyelenggara sekaligus dicabut tanpa diterbitkan Skep
Pengusaha GB Pencabutan
• JANGKA WAKTU IZIN 3 TAHUN  Apabila permohonan sudah
diajukan sebelum izin berakhir
namun pada saat jatuh tempo izin
PDGB perpanjangan belum terbit, maka
ybs tidak mendapat fasilitas atas
• JANGKA WAKTU IZIN 3 TAHUN pemasukan barang ke GB sejak
tanggal jatuh tempo sampai
dengan diterbitkannya izin

Harus sudah memiliki


Here comes your footer  Page 13 Nomor
DIREKTORAT FASILITAS Identitas
KEPABEANAN Kepabeanan
– DIREKTORAT
Your Logo (NIK)
JENDERAL BEA DAN CUKAI
WAKTU PELAYANAN PERIJINAN

- Meneliti
KPPBC kelengkapan
- Mengajukan dokumen KP-DJBC
PERSETUJUAN
permohonan (15 - - Meneruskan
PEMOHON (10 HARI / PENOLAKAN
- Lampiran HARI ke KPDJBC
KERJA)
Dokumen KERJA) - BAP
- Rekomendasi

Dalam hal Disetujui, harus menyampaikan


pemberitahuan secara tertulis tentang saat akan
dimulainya kegiatan GB kepada KPPBC
PEMASUKAN BARANG KE GB
PENANGGUHAN BEA
BARANG YANG MASUK
DIMASUKKAN
DARI LDP, KB, TBB PEMBEBASAN CUKAI;
DAN/ATAU

TIDAK DIPUNGUT PDRI

BARANG MODAL YANG DIGUNAKAN UNTUK GB, BARANG MODAL DAN/ATAU


PERALATAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN PERLUASAN GUDANG, PERALATAN
KANTOR, DAN BARANG UNTUK DIKONSUMSI DI GB TIDAK MENDAPAT FASILITAS
PENGELUARAN BARANG DARI GB
PERLAKUAN KEPABEANAN &
PERPAJAKAN

WAJIB MELUNASI BM, CUKAI,


TLDDP PDRI & BUAT FAKTUR PAJAK

BARANG YANG
DIKELUARKAN
KE PENERIMA
DARI GB FASILITAS DIBERIKAN
PENANGGUHAN /
PENANGGUHAN PEMBEBASAN &
/ PEMBEBASAN WAJIB PUNGUT PPN,
BM / CUKAI PPnBM & BUAT
FAKTUR PAJAK
KEWAJIBAN
PENYELENGGARA PENGUSAHA/PDGB
1. Memasang nama perusahaan dan izin GB 1. Memasang nama perusahaan dan izin GB
2. Menyediakan ruangan, sarana/prasarana u 2. Membuat laporan bulanan
pengawasan/pelayanan 3. Menyediakan sarana untuk PDE
3. Menyediakan sarana u pelayanan (komputer) 4. Menyediakan sarana u pelayanan
4. Melaporkan apabila ada PDGB yang belum (komputer)
memperpanjang sewa (30 hari sebelum 5. Memiliki NPPBKC (apabila BKC)
berakhir sewa)
6. Mengajukan permohonan perubahan izin
5. Melaporkan PDGB yg tidak beroperasi (apabila ada perubahan)
6. Mengajukan permohonan perubahan izin 7. Melakukan pencacahan min sekali setahun
(apabila ada perubahan)
8. Menimpan dan menatausahakan brg yg
7. Menyimpan dokumen dan catatan selama 10 ditimbun dengan tertib
tahun
9. Menyimpan dok & cat selama 10 tahun
8. Menyelenggarakan pembukuan sesuai standar
Akuntansi 10. Menyelenggarakan pembukuan sesuai
standar Akuntansi
9. Menyerahkan dokumen/catatan apabila diaudit
11. Menyerahkan dok/cat apabila diaudit
Here comes your
PENCACAHAN footer  Page 20

 Pengusaha GB/PDGB wajib  Pejabat BC menyaksikan


melakukan pencacahan minimal 1 pencacahan dan membuat Berita
kali dalam 1 tahun Acara (memastikan pelaksanaan
pencacahan namun tidak bertanggung
 Sebelum melakukan pencacahan,
jawab atas hasil pencacahan)
wajib melaporkan ke KPPBC
 Pengusaha GB/PDGB harus  Apabila hasil pencacahan yang
membandingkan hasil pencacahan disampaikan oleh ybs kedapatan
dengan saldo buku dalam laporan selisih  dilakukan penelitian
bulanan periode yang sama mendalam
 Hasil pencacahan disampaikan
 Dalam hal terdapat tindak pidana
kepada Kepala KPPBC bersamaan
diproses sesuai ketentuan yg
dengan laporan bulanan periode
berlaku
bulan berikutnya
 Dalam hal selisih kurang 
dilakukan penagihan dan denda

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


Here comes your
SISTEM IT INVENTORY footer  Page 21

 Pengusaha GB/PDGB wajib memiliki sistem informasi persediaan


berbasis komputer (IT Inventory)

 Kriteria minimal :
 Dipergunakan untuk melakukan pencatatan pemasukan/pengeluaran
barang secara kontinu dan real time di GB ybs
 Dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan laporan sesuai
format yang ditentukan
 Mencatat riwayat perekaman
 Memberikan akses secara realtime dan/atau online kepada pejabat BC
 Pencatatan hanya oleh orang yang memiliki akses khusus
 Perubahan pencatatan hanya dapat dilakukan oleh orang yang
memiliki akses paling tinggi

DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN – DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


Here comes your
footer  Page 22
RUANGAN UNTUK PENGAWASAN BC

 Pengusaha GB/PDGB harus menyediakan ruangan,


sarana kerja, dan fasilitas yang layak bagi Petugas Bea
dan Cukai untuk menjalankan fungsi pelayanan dan
pengawasan

 Kriteria layak :
 Ruangan memiliki akses untuk memonitor aktifitas
pengeluaran dan pemasukan barang
 Adanya CCTV dan monitor untuk pengawasan DJBC
 Adanya ruangan kerja, serta sarana dan prasarana
lainnya untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


jenis TPB untuk menimbun
barang impor dan/atau barang
yang berasal dari tempat lain
dalam daerah pabean guna
diolah atau digabungkan,
yang hasilnya terutama untuk
diekspor
(pasal 1 PP 32 Tahun 2009)
PERKEMBANGAN KB 2016

JANUARI-28 OKTOBER 2016


1424
1423

1422 1422
1422

1420

1418
1417 1417 1417

1416 1416 1416


1416
1415

1414

1412

1410
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

25 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
50
100
150
200

0
250

26
BEKASI

204
PURWAKARTA

153
BOGOR

141
TANGERANG

128
SEMARANG

111
CIKARANG
MARUNDA

98 94
BANDUNG
SURAKARTA

63 59
SIDOARJO
PASURUAN

49 48
MERAK
MEDAN

40 39
GRESIK
YOGYAKARTA

24 18
DUMAI
BANDAR LAMPUNG

17 16
CIREBON
JAKARTA
KUDUS
PEKANBARU
KEDIRI
KUALA TANJUNG
TASIKMALAYA
PURWOKERTO
TEGAL
BITUNG
Total : 1417

TEMBILAHAN/KUALA ENOK
MALANG
28 Oktober 2016

1010 9 8 8 7 5 4 4 4 4 4 4

PALEMBANG
PEMATANG SIANTAR
MADIUN
PANARUKAN
SEBARAN KB

BALIKAPAPAN
TANJUNG PINANG
PONTIANAK
TELUK BAYUR
PROBOLINGGO
PEKALONGAN
SOEKARNO HATTA
NGURAHRAI
PANTOLOAN
KOTA BARU
BELAWAN
TANJUNG PANDAN
SIBOLGA
TANJUNG PERAK
BANYUWANGI
BIAK
Kementerian Keuangan RI

MAKASSAR
TANJUNG PRIOK
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

TARAKAN
BIDANG PRODUKSI

Total : 1417
28 Oktober 2016
600
530
500

400

300

200 165
122
100 71 64 61 53 43 42 36 30 30 27 27 26 20 15 11 10 10 9 6 4 2 1 1 1
0

27 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
JANGKA WAKTU IZIN

 Yang bersangkutan harus


Di Kawasan Industri mengajukan permohonan
perpanjangan sebelum izin berakhir
• JANGKA WAKTU IZIN SAMPAI IZIN USAHA
INDUSTRI / IZIN KB DICABUT
 Apabila pada saat izin berakhir ybs
tidak mengajukan permohonan
Di Luar Kawasan Industri :
perpanjangan, maka izin otomatis
dicabut tanpa diterbitkan Skep
Penyelenggara KB Pencabutan
• JANGKA WAKTU IZIN 5 TAHUN  Apabila permohonan sudah diajukan
sebelum izin berakhir namun pada
Penyelenggara sekaligus saat jatuh tempo izin perpanjangan
Pengusaha KB belum terbit, maka ybs tidak
• JANGKA WAKTU IZIN 3 TAHUN mendapat fasilitas atas pemasukan
barang ke KB sejak tanggal jatuh
tempo sampai dengan diterbitkannya
PDKB izin
• JANGKA WAKTU IZIN 3 TAHUN
Harus Sudah Memiliki
NIK
a) fotokopi surat izin usaha dari instansi teknis terkait;
b) fotokopi surat izin kawasan industri atau penetapan sebagai kawasan budidaya utk
kegiatan industri dari instansi teknis terkait;
c) fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
d) surat keterangan tertulis dari pengelola kawasan industri bahwa perusahaan
tersebut berlokasi di kawasan industri yang bersangkutan atau surat keterangan
berdomisili di kawasan budidaya yang diperuntukkan bagi kegiatan industri dari
instansi teknis terkait;
e) fotokopi bukti kepemilikan atau penguasaan suatu tempat, bangunan, atau kawasan
yang mempunyai batas-batas yang jelas, perjanjian sewa apabila tempat yang
bersangkutan merupakan tempat yang disewa dari pihak lain, dengan jangka waktu
sewa paling singkat 5 (lima) tahun;
f) peta lokasi/tempat yang akan dijadikan Kawasan Berikat;
g) denah lokasi/tempat yang akan diusahakan menjadi Kawasan Berikat;
h) fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), penetapan sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP) dan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan Tahun terakhir bagi
perusahaan yang sudah wajib menyerahkan SPT;
i) fotokopi Surat Pemberitahuan Registrasi (SPR)/ Nomor Identitas Kepabeanan atau
bukti sedang dalam proses pengurusan untuK mendapatkan Surat Pemberitahuan
Registrasi (SPR) / NIK
j) fotokopi akta pendirian badan usaha;
k) fotokopi surat keputusan pengesahan akta pendirian badan usaha dari pejabat yang
berwenang;
l) fotokopi bukti identitas diri penanggung jawab badan usaha;
m) fotokopi dokumen lingkungan hidup dari instansi teknis terkait
a) surat rekomendasi dari Penyelenggara Kawasan Berikat;
b) fotokopi surat izin usaha industri dari instansi teknis terkait;
c) surat keterangan tertulis dari pengelola kawasan industri bahwa perusahaan
tersebut berlokasi di kawasan industri atau surat keterangan berdomisili di kawasan
budidaya yang diperuntukkan bagi kegiatan industri dari instansi teknis terkait;
d) fotokopi bukti kepemilikan atau penguasaan suatu tempat, bangunan, atau kawasan
yang mempunyai batas-batas yang jelas, termasuk didalamnya perjanjian sewa jika
lokasi disewa, dengan jangka waktu sewa paling sedikit singkat 3 (tiga) tahun
terhitung sejak tanggal surat permohonan diajukan secara lengkap;
e) peta lokasi/tempat yang menjadi Kawasan Berikat;
f) denah lokasi/tempat yang akan diusahakan menjadi PDKB;
g) fotokopi NPWP, penetapan sebagai PKP dan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan
Tahun terakhir bagi perusahaan yang sudah wajib menyerahkan SPT;
h) fotokopi Surat Pemberitahuan Registrasi (SPR)/ Nomor Identitas Kepabeanan atau
sedang dalam proses pengurusan untuk mendapatkan Surat Pemberitahuan
Registrasi (SPR)/ Nomor Identitas Kepabeanan;
i) fotokopi akta pendirian badan usaha;
j) fotokopi surat keputusan pengesahan akta pendirian badan usaha;
k) fotokopi bukti identitas diri penanggung jawab badan usaha berupa Kartu Tanda
Penduduk (KTP) atau kartu izin tinggal yang dikeluarkan oleh instansi teknis terkait;
l) fotokopi dokumen lingkungan hidup berupa analisa mengenai dampak lingkungan
atau UKL/UPL dari instansi teknis terkait;
m) daftar isian sesuai contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II
n) Surat Pernyataan jenis hasil produksi perusahaan sesuai izin usaha industrinya;
o) alur proses produksi perusahaan; dan
p) paparan sistem informasi persediaan berbasis komputer (IT Inventory)
- Meneliti
KPPBC kelengkapan
- Mengajukan dokumen KP-DJBC
PERSETUJUAN
permohonan (15 - - Meneruskan
PEMOHON (10 HARI / PENOLAKAN
- Lampiran HARI ke KPDJBC
KERJA)
Dokumen KERJA) - BAP
- Rekomendasi

Dalam hal disetujui, harus menyampaikan pemberitahuan secara


tertulis saat akan dimulainya kegiatan KB ke KPPBC dg lampiran :
 Saldo awal barang modal dan alat kantor
 Saldo awal persediaan bahan baku, bahan dlm proses & brg jadi
Here comes your
footer  Page 32
PERLAKUAN PERPAJAKAN

PEMASUKAN DARI LUAR DAERAH PABEAN (IMPOR),


DARI TPB LAIN, ATAU KAWASAN BEBAS (EKS BARANG IMPOR)

BAHAN BAKU, BAHAN PENOLONG

BARANG MODAL

PERALATAN PERKANTORAN
PENANGGUHAN BM,
HASIL PRODUKSI KB LAIN (UNTUK
PEMBEBASAN CUKAI & KB
DIOLAH/DIJADIKAN BARANG TIDAK DIPUNGUT PDRI
MODAL)

BARANG JADI UNTUK


DIGABUNGKAN TUJUAN EKSPOR

PENGEMAS DAN ALAT BANTU


PENGEMAS
PENANGGUHAN BEA MASUK, PEMBEBASAN CUKAI, DAN
TIDAK DIPUNGUT PDRI ATAS PEMASUKAN DARI LDP/KB
LAIN KE KB

BAHAN BAKU DAN BAHAN UNTUK DIOLAH LEBIH


PENOLONG LANJUT
BARANG MODAL ASAL LDP
DAN KB LAIN
DIGUNAKAN DI KB

PERALATAN PERKANTORAN DIGUNAKAN OLEH


ASAL LDP PENGUSAHA KB / PDKB

BARANG HASIL PRODUKSI KB UNTUK DIOLAH LEBIH


LAIN LANJUT/JADI BARANG MODAL

DIMASUKAN KEMBALI DARI


BARANG HASIL PRODUKSI KB
LDP KE KB (REIMPOR)
DIMASUKAN KEMBALI DARI
BARANG HASIL PRODUKSI KB
TPPB / ETP KE KB
DIMASUKAN KEMBALI KE KB UTK
BARANG JADI ASAL LDP DIGABUNGKAN DG BARANG HASIL
PRODUKSI UTK EKSPOR

PENGEMAS DAN ALAT BANTU MENJADI SATU KESATUAN DENGAN


PENGEMAS ASAL LDP / KB LAIN BARANG HASIL PRODUKSI KB

Direktorat Fasilitas Kepabeanan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
TIDAK DIPUNGUT PPN ATAU PPN
DAN PPnBM (Lokal)

PEMASUKAN BARANG DARI


UNTUK DIOLAH LEBIH LANJUT
TLDDP KE KB

PEMASUKAN KEMBALI
DALAM RANGKA SUBKONTRAK
BARANG DAN HASIL PRODUKSI
DARI KB LAIN ATAU TLDDP
KB LAIN

PEMASUKAN KEMBALI MESIN DALAM RANGKA PEMINJAMAN


/ CETAKAN DARI KB LAIN ATAU TLDDP

PEMASUKAN HASIL PRODUKSI UNTUK DIOLAH LEBIH LANJUT


KB LAIN ATAU TLDDP OLEH KB

DIGABUNGKAN DENGAN
PEMASUKAN HASIL PRODUKSI
BARANG HASIL PRODUKSI KB
ASAL KB LAIN ATAU TLDDP
UTK DIEKSPOR

PEMASUKAN PENGEMAS DAN UTK MENJADI SATU KESATUAN


ALAT BANTU PENGEMAS DARI DENGAN HASIL PRODUKSI KB
TLDDP KE KB

Direktorat Fasilitas Kepabeanan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PENGELUARAN HASIL PRODUKSI KE TLDDP

 Max 50% (dapat lebih dr 50% bila direkomendasi kemenperin)


 Dasar perhitungan :
nilai ekspor + nilai penjualan ke KB lain + nilai penjualan ke FTZ + nilai
penjualan ke kawasan ekonomi lainnya  tahun sebelumnya
 Jika Over Kuota  % penjualan ke TLDDP tahun brktnya dikurangi
 Jika tahun berikutnya over kuota lgi  izin dibekukan 3 bulan
 Dalam periode pembekuan :
 Tidak boleh mengeluarkan barang ke TLDDP
 Harus melakukan ekspor/penyerahan ke KB lain minimal 4 kali nilai
kelebihan pengeluaran  jika tidak, pembekuan dilanjutkan
PERHITUNGAN BM & PDRI

Hasil Produksi

Tidak Rusak Rusak


1. BM :
• Nilai Pabean & klasifikasi  1. BM :
saat brg impor masuk KB • Nilai Pabean  harga
• Pembebanan  saat BC 2.5 penyerahan
didaftarkan • Klasifikasi  barang jadi
• Dalam hal Tarif Bhn Baku > • Pembebanan  saat BC 2.5
Tarif Brg Jadi  Tarif Brg Jadi didaftarkan

2. PDRI  nilai impor saat brg 2. PDRI  Harga Jual


impor masuk ke KB

1. Memungut PPN / PPN dan PPnBM


2. Membuat faktur pajak sesuai ketentuan perpajakan
PROSES BISNIS KAWASAN BERIKAT
LDP LDP

BC 2.3 BC 3.0
1. Impor 1. Ekspor
2. Reimpor 2. Reekspor

TPB LAIN TPB LAIN

BC 2.7 BC 2.7
1. Penjualan 1. Penjualan
2. Subkontrak 2. Subkontrak
3. Peminjaman KAWASAN 3. Peminjaman
4. Pengembalian 4. Pengembalian
5. Reparasi BERIKAT 5. Reparasi
6. Reject 6. Reject

TLDDP TLDDP

BC 2.6.2 BC 2.5
1. Ex Subkontrak 1. Impor Utk Dipakai
2. Ex Peminjaman BC 2.6.1
KAW BEBAS KITE
3. Ex Reparasi 1. Subkontrak
BC 4.0 2. Peminjaman
BC 2.5 BC 2.5
1. Penjualan 3. Reparasi
1. Penjualan 1. Penjualan
2. Subkontrak BC 4.1
3. Reparasi 1. Reject
4. Dipinjamkan 2. Ex-Subkontrak
3. Ex-Reparasi
4. Ex-Peminjaman

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
TATALAKSANA PEMASUKAN DAN
PENGELUARAN BARANG KE DAN
DARI TPB

Direktorat Fasilitas Kepabeanan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Peraturan Baru
1. PDJ No. 13/BC/2016 ttg Tatalaksana Pengeluaran Barang Impor dari
Kawasan Pabean Untuk ditimbun ke TPB (BC 2.3),
2. PDJ No. 14/BC/2016 ttg Tatalaksana Pengeluaran Barang Impor dari TPB
Untuk diimpor untuk dipakai dari TPB (BC 2.5),
3. PDJ No. 15/BC/2016 ttg, Tatalaksana Pengeluaran Barang Impor dari TPB ke TLDDP
dengan Jaminan dan Pemasukannya Kembali ke TPB (BC 2.6.1/2),
4. PDJ No. 20/BC/2016 ttg perubahan P-22/BC/2009
(Formulir Pemberitahuan Pabean Impor)
5. PDJ No. 26/BC/2016 ttg Tatalaksana Pengeluaran Barang Impor dari TPB Untuk
dimasukan ke TPB Lain (BC 2.7),
6. PDJ No. 27/BC/2016 ttg Tatalaksana Pemasukan Barang dari TLDDP ke TPB dan
Pengeluaran Barang asal TLDDP dari TPB (BC 4.0/1),
7. PDJ No. 28/BC/2016 ttg Perubahan P-23/BC/2009
(Formulir BC 4.0/1)
8. PDJ No. 08/BC/2016 ttg Tatacara Perijinan Transaksional di KB secara online

Direktorat Fasilitas Kepabeanan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Proses Bisnis TPB Dan Penggunaan
Pemberitahuan Pabean

BC 4.0 BC 2.5
TLDDP BC 2.6.2 BC 2.6.1 TLDDP
BC 4.1

LDP BC 3.0 LDP


TPB
BC 2.7 PLB, KB, TBB,
PLB, KB, TBB, BC 2.7
TLB,TPPB, KDUB TLB,TPPB, KDUB

BC 2.5 &
BC2.3, /BC 4.0 & PP- FTZ 02
FTZ / KEK FTZ / KEK
PP- FTZ 02

Direktorat Fasilitas Kepabeanan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Manajemen Risiko Pelayanan TPB
1. Penetapan Jalur Pelayanan Mengacu pada Kategori Layanan/Profil TPB.
2. Layanan mandiri kepada TPB yang memenuhi Kategori Layanan Hijau
dan Kuning.
3. TPB dengan kategori Layanan Hijau dapat melakukan pelekatan tanda
pengaman mandiri (self sealing) setelah mendapat persetujuan
KaKPPBC. Layanan Mandiri TPB mendukung layanan 24 X 7 / minggu.
4. Pemberitahuan TPB yang tidak sesuai ketentuan dapat berakibat gugur
fasilitas penangguhan BM dan tidak dipungut PDRI.

Direktorat Fasilitas Kepabeanan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
TATA LAKSANA BC 2.3, PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN
PABEAN UNTUK DITIMBUN KE TPB

BC 2.3

Direktorat Fasilitas Kepabeanan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA SKP

PENGUSAHA KPPBC KPPBC


TPB/PJT PENGAWAS BONGKAR

BC 2.3 PDE (internet) /MPDE PENELITIAN


BERKAS
Data
Y BC 2.3
REJECT / NPPD T OK
T ...?
PERIKSA
FISIK ..?
Gate in Tutup Pos
Y Manifes
Penetapan
Jalur /
Y Perbitan
sesuai SPPB BC 2.3
...?
(H/M) Penyegelan
T
SPPD

PENETAPAN
SIAP PEJABAT
PROD
Gate Out

PENYELESAIAN
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA SKP
BC 2.3

PENGUSAHA
KPPBC PENGAWAS
KB / PJT

BC 2.3
PDE / MPDE BC 2.3

Profil TPB ( KL)

HIJAU KUNING MERAH

SPPB BC 2.3 SPPB BC 2.3 SPPB BC 2.3


HIJAU HIJAU MERAH & IP

CEK T T CEK
MASUK MASUK
SESUAI ?? SESUAI ??
SPPF
Y Y
SPPD

Y
OK? PERIKSA FISIK

PENYELESAIAN
TATA PEMBERITAHUAN BC 2.5 PENGELUARAN BARANG
DARI TPB KE TLDDP UTK DIIMPOR UTK DIPAKAI

TPB TLDDP

BC 2.5

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
HAL- HAL BARU TATALAKSANA PENGELUARAN BRG
IMPOR DARI TPB UNTUK DIIMPOR UTK DIPAKAI (BC 2.5)

1) IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA PROSES PELAYANAN


“CEISA” DENGAN SENTRALISASI DATA SKP.
2) PERUBAHAN FORMAT BC 2.5.
3) DILAKUKAN PENELITIAN DAN PENETAPAN TARIF DAN NILAI
PABEAN THD BC 2.5.
4) MENGAKOMODIR BC 2.5 DG TARIF PREFERENSI.
5) PERLAKUAN KETENTUAN PEMBATASAN.
6) PERLAKUAN BMT (BMAD, BMTP, DLL..)

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
NILAI PABEAN

NILAI PABEAN NILAI PABEAN


Bea Masuk, terhadap : Bea Masuk, terhadap :
 hasil produksi tidak rusak;  hasil produksi dalam kondisi rusak;
 bahan baku dan/atau sisa bahan baku tidak  bahan baku dan/atau sisa bahan baku dalam
rusak; kondisi rusak;
 barang modal < 4 tahun sejak diimpor atau  peralatan perkantoran setelah 4 (empat) tahun
dimasukkan untuk digunakan di KB asal; sejak diimpor dan telah dipergunakan di KB;
 barang modal > 4 tahun sejak diimpor atau atau
dimasukkan untuk digunakan di KB asal
 waste/scrap dan/atau bekas pengemas,
yang tidak mendapatkan persetujuan
pembebasan Bea Masuk; atau  dihitung berdasarkan nilai pabean pada saat
 peralatan perkantoran < 4 tahun sejak pengeluaran barang impor dari KB.
diimpor dan telah dipergunakan di KB,  Nilai pabean diatas adalah harga transaksi
dihitung berdasarkan nilai pabean pada saat dari barang pada saat dikeluarkan dari KB ke
barang impor dimasukkan ke KB. TLDDP.
Nilai pabean diatas adalah nilai transaksi
dari barang pada saat dimasukkan ke KB.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Klasifikasi & Pembebanan Barang Impor

Klasifikasi untuk penghitungan BM atas pengeluaran barang impor dari KB adalah :

A. klasifikasi yang berlaku pada saat barang impor dimasukkan ke KB, untuk:
 hasil produksi tidak dalam kondisi rusak;
 bahan baku dan/atau sisa bahan baku;
 barang modal;
 peralatan perkantoran; atau
 scrap hasil perusakan barang.

B. klasifikasi yg berlaku pada saat pengeluaran barang impor dari KB untuk diimpor untuk
dipakai, terhadap:
 hasil produksi rusak; atau
 waste/scrap dan/atau bekas pengemas.

Klasifikasi untuk penghitungan BM atas pengeluaran barang impor dari GB atau TPPB adalah
klasifikasi yang berlaku pada saat barang impor dimasukkan ke GB atau TPPB

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Klasifikasi & Pembebanan Barang Impor

• Pembebanan untuk penghitungan Bea Masuk adalah pembebanan yang berlaku


pada saat BC 2.5 didaftarkan
.

• Untuk pengeluaran hasil produksi KB, dalam hal pembebanan tarif BM untuk bahan
baku > dari pembebanan tarif BM untuk barang hasil produksi, dasar untuk
. menghitung BM adalah pembebanan tarif BM barang hasil produksi yang berlaku
pada saat dikeluarkan dari KB

• Klasifikasi dan pembebanan barang impor yang dikeluarkan dari TPB untuk
penghitungan BM dan PDRI berpedoman pada Buku Tarif Kepabeanan Indonesia
. (BTKI)

• Dalam hal terjadi perubahan klasifikasi dan pembebanan yang berbeda dengan BTKI,
klasifikasi dan pembebanan didasarkan pada ketentuan perubahan dimaksud
.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Penghitungan Bea Masuk, Cukai, & PDRI

Cara Hitung Bea Masuk :

A. tarif advalorum, BM = nilai pabean x NDPBM x pembebanan BM; atau


B. tarif spesifik, BM = jumlah satuan barang x pembebanan BM per-satuan barang.

Cukai dihitung berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang cukai

Penghitungan Bea Masuk digunakan untuk penghitungan Bea Masuk yang dibayar,
dibebaskan, dan/atau ditanggung pemerintah

Bea Masuk, Cukai, dan PDRI dihitung untuk setiap jenis barang impor yang tercantum dalam
BC 2.5 dan dibulatkan dalam ribuan rupiah penuh untuk satu BC 2.5
TARIP PREFERENSI PADA BC 2.5.

TARIP PREFERENSI DAPAT DIBERIKAN TERHADAP BC 2.5


SEPANJANG PADA SAAT PEMASUKAN BARANG IMPOR KE TPB
(BC 2.3) DILAMPIRI SKA DAN TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN
PENGGUNAAN SKA DARI PJBT DJBC YG BERWENANG
(PFPD/PKC)

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
B.1.5 PERLAKUAN KETENTUAN
PEMBATASAN DI TPB

 KETENTUAN PEMBATASAN BELUM WAJIB DIPENUHI


PADA SAAT PEMASUKAN BARANG KE TPB KECUALI
DIATUR LAIN OLEH PERUNDANGAN

 KETENTUAN PEMBATASAN TIDAK WAJIB DIPENUHI


SAAT PENGELUARAN BARANG UTK DIIMPOR UTK
DIPAKAI DARI TPB SEPANJANG TELAH DILAKUKAN
PENGOLAHAN (DI KB)

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
BEA MASUK TAMBAHAN:
BMAD, BMI, BMTP & BMP

Untuk bahan baku yang pemasukannya dikenakan Bea Masuk


Anti Dumping, Bea Masuk Imbalan, Bea Masuk Tindakan
Pengamanan, atau Bea Masuk Pembalasan, pada saat
pengeluaran bahan baku atau sisa bahan baku ke tempat lain
di dalam daerah pabean berlaku ketentuan pengenaan Bea
Masuk Anti Dumping, Bea Masuk Imbalan, Bea Masuk
Tindakan Pengamanan, atau Bea Masuk Pembalasan.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PEMBERITAHUAN PABEAN (BC 2.7) PENGELUARAN
BARANG DARI TPB KE TPB

TPB TPB

BC 2.7

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PEMBERITAHUAN PABEAN (BC 2.6.1) PENGELUARAN
BARANG DARI TPB KE TLDDP DG JAMINAN

TPB TLDDP

BC 2.6.1

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PEMBERITAHUAN PABEAN (BC 2.6.2) PEMASUKAN
KEMBALI KE TPB

TLDDP TPB

BC 2.6.2

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PEMBERITAHUAN PABEAN BC 4.0 DAN BC 4.1
PEMASUKAN/PENGELUARAN BARANG DARI/KE TLDDP

TLDDP TPB

BC 4.0

BC 4.1

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
KONSEPSI UMUM (a)
Tempat Penimbunan
NO. KONSEP Gudang Berikat Pusat Logistik Berikat
Sementara
Tempat Penimbunan Tempat Penimbunan Berikat TPB untuk menimbun
Sementara adalah untuk menimbun barang barang asal luar daerah
bangunan dan atau impor, dapat disertai 1 (satu) pabean dan/atau barang
lapangan atau tempat atau lebih kegiatan berupa yang berasal dari tempat
lain yang disamakan pengemasan/ pengemasan lain dalam daerah pabean,
dengan itu di Kawasan kembali, penyortiran, dapat disertai 1 (satu) atau
1. Definisi Pabean untuk penggabungan (kitting), lebih kegiatan sederhana
menimbun barang pengepakan, penyetelan, dalam jangka waktu
sementara menunggu pemotongan, atas barang- tertentu untuk dikeluarkan
pemuatan atau barang tertentu dalam jangka kembali.
pengeluarannya waktu tertentu untuk
dikeluarkan kembali.

Kepemilikan Kepemilikan sendiri,


2. Pemilik Barang Bebas Kepemilikan Sendiri
Barang Konsinyasi, atau Titipan

3. Masa Timbun 30 hari 1 Tahun 3 Tahun ++

Penimbunan dan Penimbunan dan Kegiatan


4. Kegiatan Penimbunan
Kegiatan sederhana sederhana ++

Digunakan NP saat Digunakan NP saat Digunakan NP saat


5. Nilai Pabean
pengeluaran. pemasukan. pengeluaran.
KONSEPSI UMUM (b)
Tempat Penimbunan
NO. KONSEP Gudang Berikat Pusat Logistik Berikat
Sementara

Asal: Luar dan Dalam Asal: Luar Negeri Asal: Fleksibel


Negeri (khusus Tujuan: Fleksibel
6. Asal & Tujuan Barang Tujuan: Fleksibel
ekspor), Tujuan: “One to many, many to one
Fleksibel “One to One” many to many”
Ketentuan Belum diberlakukan Belum diberlakukan saat Belum diberlakukan saat
7.
Pembatasan saat pemasukan pemasukan pemasukan
Diterima dan satu Diterima dan satu kali Diterima & bisa
8. Certificate of Origin
kali pengeluaran pengeluaran pengeluaran parsial
n
Penyelesaian fasilitas Penyelesaian sewa BOP
9. - -
masterlist Migas – Cost Recovery
• Bea Masuk- Pajak
Pengenaan fiskal saat Bea Masuk dan Pajak
10. Impor Bea Masuk- Pajak Impor
pengeluaran Impor
• PPN penyerahan (lokal)
5 tahun atau berakhir Penyelenggara < 5 tahun Seumur hidup, sampai
11. Jangka. Waktu Izin
masa penguasaan Pengusaha < 3 tahun dicabut
12 Satu izin u/ bbrp lokasi - - Dimiliki badan hukum sama
13 Bentuk Skep Standard Standard Customized, Tematik, KPI
Langsung Dokumen berkala dan
14 Pembayaran BM Langsung diberlakukan
diberlakukan Pembayaran ditunda *)
Pemasukan Kegiatan Sederhana Pengeluaran

 pengemasan atau pengemasan kembali;


Luar Negeri  penyortiran; standardisasi (quality control); Luar Negeri
 penggabungan (kitting), pengepakan; penyetelan;
 konsolidasi, penyediaan barang tujuan ekspor;
 pemasangan kembali dan/atau perbaikan;
 maintenance pada industri yang bersifat strategis;
 pembauran (blending);
Lokal  pemberian label berbahasa Indonesia; Lokal
•Industri
 pelekatan pita cukai atau pembubuhan tanda
•Migas
pelunasan cukai lainnya atas Barang Kena Cukai;
•IKM
 lelang barang modal asal luar daerah pabean;
 pameran barang impor dan/atau asal TLDDP;
 pemeriksaan dari lembaga atau instansi teknis u/
TPB, KEK, dan pemenuhan ketentuan pembatasan;
Kaw Ekon lain
 pemeriksaan untuk penerbitan SKA oleh instansi
teknis terkait dalam rangka impor dan/atau TPB, KEK, dan
ekspor Kaw Ekon lain

Penangguhan Bea Masuk dan Tidak Dipungut


Pajak Dalam Rangka Impor
PLB X

1 INVOICE 1-X INVOICE X-A


A
BARANG MILIK PLB

BARANG TITIPAN
2 INVOICE 2-B
BARANG MILIK B B
BARANG
INVOICE 3-C
3 KONSINYASI
BARANG MILIK 3 C
BC 1.6 : NILAI PABEAN BC 2.8
Pemasukan Pengeluaran

BC 1.6 BC 2.8
LOKAL
LUAR NEGERI
BC 3.0
LUAR NEGERI
BC 2.3
BC 4.1
BC 4.0
LOKAL LOKAL
PPK PLB

BC 2.7 PLB BC 2.7


TPB lain TPB lain

PLB PLB
PPB PPB
satu badan hukum/ satu badan hukum/
penyelenggaraan penyelenggaraan
PP- FTZ 02
PP- FTZ 02 & BC 2.8
FTZ FTZ
GAMBARAN KETENTUAN
UMUM
FASILITAS PEMBEBASAN &
FASILITAS PENGEMBALIAN
(KITE)
PMK NOMOR 254/PMK.04/2011 jo. PMK NOMOR 176/PMK.04/2013
PMK NOMOR 253/PMK.04/2011 jo. PMK NOMOR 177/PMK.04/2013
PERDIRJEN BC NO. PER-16/BC/2012 jo. PERDIRJEN BC NO. PER-04/BC/2014
PERDIRJEN BC NO. PER-15/BC/2012 jo. PERDIRJEN BC NO. PER-05/BC/2014

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PRINSIP PEMBERIAN FASILITAS

PEMBEBASAN

LAPORAN
BM BEBAS PERTANGGJAWABAN
BAHAN PPN tidak PROSES DI
BAKU dipungut EKSPOR SESUAI  JAMINAN
PERUSH YBS
(dengan DIKEMBALIKAN
IMPOR menaruh
jaminan) TIDAK SESUAI  JAMINAN
DICARKAN DAN
DIKENAKAN DENDA
DPT DI
SUBKONTRAKAN
PRINSIP PEMBERIAN FASILITAS

PENGEMBALIAN

PERMOHONAN
MEMBAYAR PENGEMBALIAN BM
BAHAN BM DI PROSES DI
EKSPOR SESUAI  BM
BAKU DENGAN
PERUSH YBS DIKEMBALIKAN
AKUN
IMPOR KHUSUS
TIDAK SESUAI  BM TIDAK
DIKEMBALIKAN

DPT DI
SUBKONTRAKAN
BISNIS PROSES FASILITAS KITE

LDP
OLAH, RAKIT, PASANG

GB
KITE
EKSPOR

KB

KAW BEBAS

SUBKONTRAK
IMPOR BAHAN BAKU
SUBKONTRAK
SUBKONTRAK KEGIATAN AWAL DAN AKHIR PROSES PRODUKSI
EKSPOR BARANG GABUNGAN
FORCE MAJEURE
Pemanfaatan Fasilitas Pembebasan, Fasilitas
Pengembalian, dan KB
Contoh:
PT A dapat memiliki izin menggunakan fasilitas Pembebasan dan fasilitas
Pengembalian di lokasi 1 dan memiliki izin KB di lokasi 2

PT A
PT A
Lokasi I:
Lokasi I:
NIPER
NIPER PEMBEBASAN
NIPER
NIPER PEMBEBASAN
&
&
NIPER
NIPER PENGEMBALIAN
PENGEMBALIAN dipisahkan
NIPER
NIPER PENGEMBALIAN
PENGEMBALIAN dipisahkan
oleh batas
oleh batas yg
yg
permanen
PT A permanen
Lokasi II:
PT A
KAWASAN
KAWASAN BERIKAT
BERIKAT
Lokasi II:
KAWASAN
BERIKAT
IT INVENTORY (REALTIME, ONLINE)

PROFILING

SKP ONLINE

MANIFEST, DATA IMPOR-EKSPOR


MONITORING ROOM

PERTUKARAN DATA DENGAN DJP

SDM
PENGAWASAN YANG EFEKTIF
PELAYANAN YANG PRIMA DAN

SARANA DAN PRASARANA

MANAJEMEN RISIKO
JOIN AUDIT

EXECUTIVE INFORMATION SUMMARY (EIS)


STRATEGI PENGAWASAN DAN PELAYANAN KITE
Dasar Hukum Kewajiban Pendayagunaan IT Inventory KITE

• Pasal 3 PMK 253/2011 jo. PMK Untuk memperoleh NIPER


177/2013
• Pasal 3 PMK 254/2011 jo. PMK Pembebasan dan/atau
KITE 176/2013 Pengembalian, badan usaha harus
• Pasal 3 PER-15/2012 jo. PER-05/2014 memenuhi kriteria dan persyaratan
• Pasal 3 PER-16/2012 jo. PER-04/2014
antara lain memiliki IT Inventory
• PER – 09/BC/2014

Secara umum kriteria utama IT Inventory KITE:

 harus mampu mencatat, antara lain pemasukan dan pengeluaran barang secara
kontinu dan realtime, dan pencatatan tersebut dapat menggambarkan
keterkaitan dengan dokumen kepabeanan

 harus memiliki sistem reporting yang mampu membuat laporan sesuai


peraturan

 harus dapat diakses oleh KWBC


Review Pedoman IT Inventory KITE (PER-09/BC/2014)
 Kewajiban Perusahaan sesuai Lampiran III PER-09/BC/2014:
1. memiliki dan mendayagunakan IT Inventory yang dapat menghasilkan laporan
kepabeanan
2. IT Inventory digunakan secara konsisten dan akurat
3. tidak menggunakan IT Inventory lainnya selain yang sudah terkoneksi dengan
KPUBC/KWBC (tidak menggunakan dua macam pembukuan dalam mencatat kegiatan
operasionalnya)
4. menyediakan akses sistem informasi kepada DJBC baik untuk kepentingan
pelayanan/pengawasan oleh KWBC atau kepentingan pengawasan secara post clearance
audit
5. menyediakan back-up data yang memadai apabila server mengalami gangguan atau
kerusakan

 Proses pemenuhan pendayagunaan IT Inventory:


1. Perancangan; atau
2. Penyesuaian

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam IT Inventory:


1. SPI:
• terdapat pencacahan fisik dan pengecekan dengan dokumen permintaan barang
• pembuatan dokumen penerimaan barang yang prenumber dan diotorisasi, baik
berbentuk hardcopy maupun bentuk elektronik
• terdapat otorisasi pada dokumen dokumen/formulir yang digunakan
• terdapat pendokumentasian pergerakan barang dalam IT Inventory
• terdapat quality control dalam proses produksi
2. Elemen data
3. Format Laporan

Anda mungkin juga menyukai