Anda di halaman 1dari 28

Sosialisasi Peraturan

PUSAT LOGISTIK BERIKAT

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Dasar Hukum

• PP Nomor 85 Tahun 2015 tentang Perubahan atas PP Nomor 32 Tahun 2009


tentang Tempat Penimbunan Berikat
PP

• PMK Nomor 272/PMK.04/2015 tentang Pusat Logistik Berikat


• PMK Nomor 28/PMK.04/2018 (perubahan PMK Nomor 272/PMK.04/2015)
PMK

• Perdirjen BC Nomor PER-01/BC/2016 tentang Tata Laksana Pusat Logistik Berikat


• Perdirjen BC Nomor PER-11/BC/2018 (perubahan PER-01/BC/2016 )
PDJ • Perdirjen BC Nomor PER-02/BC/2016 terkait BC 1.6
1• Perdirjen BC Nomor PER-03/BC/2016 terkait BC 2.8
• Perdirjen BC Nomor PER-10/BC/2017 terkait Ekspor PLB

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


2 Kementerian Keuangan RI
Definisi PLB

“PLB adalah TPB untuk menimbun barang asal luar


daerah pabean dan/atau barang yang berasal dari
tempat lain dalam daerah pabean, dapat disertai 1
(satu) atau lebih kegiatan sederhana dalam jangka
waktu tertentu untuk dikeluarkan kembali”
PLB merupakan Kawasan Pabean dan sepenuhnya berada di bawah
pengawasan DJBC

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


3 Kementerian Keuangan RI
Penyelenggaraan & Pengusahaan
• Penyelenggaraan oleh • Pengusahaan dilakukan oleh Pengusaha PLB atau
Penyelenggara PLB yang berbadan PDPLB
hukum Indonesia dan • Kegiatan : menimbun barang asal luar daerah
berkedudukan di Indonesia pabean dan/atau barang asal tempat lain dalam
• Kegiatan : menyediakan dan daerah pabean guna didistribusikan ke luar
mengelola kawasan untuk kegiatan daerah pabean dan/atau tempat lain dalam
pengusahaan PLB daerah pabean

PT A
PENYELENGGARA PLB

PENGUSAHA PLB
PT A PT B
Pengusahaan oleh entitas yang sama dengan penyelenggara

PENGUSAHA DI PLB MERANGKAP


PENYELENGGARA DI PLB (PDPLB)
Pengusahaan oleh entitas yang berbeda dengan penyelenggara

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


4 Kementerian Keuangan RI
Bentuk-bentuk PLB
1. PLB Industri Besar
Menimbun barang tujuan distribusi ke Perusahaan Industri
2. PLB IKM
Menimbun barang tujuan distribusi ke Perusahaan IKM
3. PLB hub- Cargo Udara
Menimbun barang tujuan ekspor dan/atau transhipment
4. PLB E-Commerce
Menimbun barang yang penjualannya melalui platform E-Commerce
5. PLB Barang Jadi
Menimbun barang jadi tujuan distribusi selain kepada perusahaan industri
6. PLB Bahan Pokok
Menimbun bahan pokok tujuan distribusi selain kepada perusahaan industri
7. PLB Bfloating Storage
Menimbun barang yang berlokasi di perairan
8. PLB Ekspor Barang Komoditas
Menimbun barang ekspor untuk perdagangan bursa komoditi dan/atau lelang komoditi

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


5 Kementerian Keuangan RI
Penimbunan Barang (1)

TIDAK ONE-TO-ONE
Dalam 1 pengusahaan PLB harus
memiliki:
a. tujuan distribusi lebih dari 1
perusahaan;
b. lebih dari 1 pemasok (supplier) di
luar daerah pabean; dan/atau
c. tujuan distribusi barang ke luar
daerah pabean

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


6 Kementerian Keuangan RI
Penimbunan Barang (2)
JANGKA WAKTU TIMBUN 3 TAHUN ++ KEGIATAN SEDERHANA
 Kegiatan menimbun barang di PLB  Penimbunan dpt disertai Kegiatan Sederhana:
diberikan untuk jangka waktu 3 tahun, dari  Pengemasan/pengemasan kembali
 Penyortiran
tanggal nopen dokumen pabean
 Standardisasi (quality control)
pemasukan  Penggabungan (kitting)
 Dapat diperpanjang maksimal 3 tahun,  Pengepakan
untuk :  Penyetelan
 Operasional migas  Konsolidasi barang tujuan ekspor
 Pertambangan  Penyediaan barang tujuan ekspor
 Industri tertentu  Pemasangan kembali dan/atau perbaikan
 (penerbangan, perkapalan,  maintenance pada industri strategis, termasuk
 kereta api, infrastruktur, hankam, painting
 pertanian/perikanan/peternakan)  Pembauran (blending)
 Industri lainnya dengan seizin Kepala KPPBC  Pemberian label berbahasa Indonesia
 Apabila lewat : harus diekspor kembali,  Pelekatan Pita Cukai
dikeluarkan ke TPB lain, dikeluarkan ke  Pelelangan barang modal asal LDP
Kawasan Bebas, dikeluarkan ke KEK atau  Pameran
 Pemeriksaan dari instansi teknis (lartas)
kawasan ekonomi khusus lainnya, atau
 Pemeriksaan untuk penerbitan SKA
dikeluarkan ke TLDDP dengan pemenuhan  Kegiatan sederhana lainnya oleh Dirjen BC
ket. impor  kalau tidak, dibekukan.
 Kegiatan Sederhana bukan merupakan kegiatan
pengolahan (manufacturing)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
7 Kementerian Keuangan RI
Kepemilikan Barang
PLB

Barang sudah dibeli oleh Penyelenggara PLB/ Pengusaha


1 Milik PLB PLB/PDPLB

Barang milik supplier di LN dititipkan di PLB (konsinyasi).


2 Milik Supplier Saat masuk ke PLB belum ada transaksi.

3 Milik Pemilik barang Barang sudah dibeli oleh pembeli di TLDDP dan dititipkan
di LDP/TLDDP di PLB. Saat masuk sudah ada transaksi.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


8 Kementerian Keuangan RI
Persyaratan PLB (1)
1 Syarat Administratif

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


9 Kementerian Keuangan RI
Persyaratan PLB (2)

2 Syarat Fisik 3 Syarat Lainnya

 Perusahaan Yang :
 Lokasi dapat dilalui sarkut petikemas /
 Telah ditetapkan AEO
sarkut lainnya
 Terdaftar di Bursa Efek (Tbk)
 Batas2 dan luas yang jelas
 BUMN
 Memiliki tempat pemeriksaan fisik atas
 Menimbun jenis barang untuk industri ttn
brg impor/ekspor
(penerbangan, perkapalan, kereta api,
 Memiliki tempat penimbunan, pemuatan,
infrastruktur, hankam,
pembongkaran, pemasukan, &
pertanian/perikanan/peternakan, IKM)
pengeluaran
 Menimbun jenis barang ttn (minyak, gas,
 Memiliki tempat/area transit untuk brg yg
brg lainnya yg ditetapkan Dirjen BC), ATAU
telah didaftarkan pemberitahuan pabean
 Memiliki luas 1 Ha (tanah+ bangunan)
kecuali brg tertentu (cair/gas/dsb)
 Memiliki SPI yang baik
 Memiliki tata letak dan batas yang jelas
 Telah mendayagunakan IT Inventory
untuk melakukan kegiatan sederhana
 Tidak pernah melakukan tindak pidana
kepabeanan, cukai, perpajakan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


10 Kementerian Keuangan RI
Proses Perizinan Pengusaha PLB
Pemohon  Syarat administratif di-scan dalam media penyimpan data elektronik
 Pemohon yang memenuhi syarat fisik, administrasi, dan syarat lainnya mengajukan
permohonan kepada Menteri Keuangan cq Direktur Fasilitas Kepabeanan

 Penelitian kelengkapan berkas


Kantor Pabean  Melakukan Pemeriksaan Lokasi 15 Hari Kerja Sejak Permohonan
 Memuat rekomendasi ke Kantor Wilayah Diterima secara lengkap

DJBC

Dir. Fasilitas
Kepabeanan
 Pemohon presentasi Business Plan kepada Dir. Fas. Kepabeanan 10 Hari Kerja Sejak Permohonan
Diterima secara lengkap

 Izin berlaku seterusnya s.d. izin usaha industri/bukti  1 izin untuk beberapa lokasi
penguasaan lokasi tidak berlaku atau sampai izin  Perubahan Izin melampirkan data pendukung
PLB dicabut

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


11 Kementerian Keuangan RI
Proses Perizinan PDPLB
 Akses Kepabeanan / Registrasi Kepabeanan
Pemohon  Surat Izin Usaha
 Kepemilikan / Penguasaan tempat
 Memenuhi kriteria
 Pemohon dapat mengajukan permohonan melalui Portal INSW (disampaikan tertulis dalam
hal tidak bisa ) kepada Menteri Keuangan cq Kepala Kantor Wilayah setelah atau sebelum
kriteria dan fisik bangunan berdiri

Kantor Pabean  Penelitian dan validasi kelengkapan berkas


3 Hari Kerja setelah pernyataan
 Melakukan Pemeriksaan Lokasi kesiapan pemeriksaan lokasi
 Memuat rekomendasi ke Kantor Wilayah DJBC

Kantor Wilayah
DJBC

 Pemaparan oleh pemohon dan hasil persetujuan atau 1 jam setelah pemaparan dilakukan
penolakan

 Izin berlaku seterusnya s.d. izin usaha industri/bukti  1 izin untuk beberapa lokasi
penguasaan lokasi tidak berlaku atau sampai izin  Perubahan Izin melampirkan data pendukung
PLB dicabut

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


12 Kementerian Keuangan RI
Pemasukan dan Pengeluaran Barang
Asal LDP
Luar Daerah Pabean 1. Mendukung kegiatan industri di KB, KEK,
Kawasan Bebas, KE lainnya
2. Mendukung kegiatan industri di TLDDP
3. Dimasukkan ke TPB lainnya
TPB Lainnya 4. Diekspor
5. Mendukung kegiatan industri yg
mendapat pembebasan/keringanan BM
TLDDP 6. Mendukung kegiatan industri yg
mendapat fasilitas BMDTP
7. Mendukung kegiatan distribusi dan

KEK PLB ketersediaan brg tertentu


8. Mendukung IKM

Kawasan Ekonomi Asal TLDDP


Lainnya 1. Diekspor
2. Tujuan Khusus (operasional migas,
pertambangan, industri tertentu,
Harus dilakukan stripping, kecuali dipamerkan, dilelang, mendukung IKM,
untuk barang cair/gas atau barang lain tujuan lainnya menurut kelaziman
berdasarkan persetujuan Kepala KPPBC)
berdasarkan persetujuan Kepala
Kantor dengan pertimbangan profil
risiko perusahaan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


13 Kementerian Keuangan RI
Perlakuan Kepabeanan dan Perpajakan

LDP
- Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan Cukai

TLDDP ASAL LDP dari PLB KE TLDDP


- Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
- Dilunasi BM
- Dipungut PDRI
PLB Lain
- Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan Cukai, Tidak
- Dilunasi Cukai
dipungut PPN atau PPN dan PPnBM - Bukan obyek penyerahan
PPN dalam negeri
TPB Lain (selain PLB)
-

-
Asal LDP : Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan
Cukai, Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
Asal TLDDP : Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
PLB ASAL LDP dari PLB KE TLDDP
yang mendapat fasilitas,
mengikuti fasilitas penerima
KEK, Kawasan Bebas, Kawasan Ekonomi lain
- Asal LDP : Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan
Cukai, Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
- Asal TLDDP : Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
ASAL TLDDP dari PLB KE TLDDP
sesuai ketentuan perpajakan
Asal LDP yang dimasukkan dari TLDDP oleh PLB tujuan
tertentu (contoh: IKM, Migas)
- Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan Cukai, Tidak
dipungut PPN atau PPN dan PPnBM

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


14 Kementerian Keuangan RI
Tarif & Nilai Pabean
Tanpa Kegiatan Sederhana Bea Masuk PDRI Cukai
• Nilai Pabean berdasarkan nilai • Tarif pada saat berdasarkan
transaksi pada saat pengeluaran Pemberitahuan ketentuan cukai
barang dari PLB ke TLDDP. Pabean Impor yang berlaku
Barang asal tujuan barang • Klasifikasi yang berlaku atas didaftarkan;

LDP PLB TLDDP barang pada saat pengeluaran


dari PLB ke TLDDP
• Nilai impor yang
berlaku pada saat
barang impor
• Pembebanan yang berlaku pada
saat pemberitahuan pabean dikeluarkan dari
impor didaftarkan PLB

Ada Kegiatan Sederhana Bea Masuk dan PDRI PPN, PPnBM


dihitung berdasarkan persentase untuk barang asal TLDDP yang
kandungan barang impor yang terkandung terkandung pada barang campuran
Barang asal pada barang campuran dimaksud yang dikeluarkan kembali ke TLDDP
LDP tujuan barang

Barang asal
PLB TLDDP Pengeluaran Waste
5% x harga jual  bila tarif (MFN) waste/scrap 5% atau lebih; atau
BM
TLDDP Tarif MFN x harga jual  bila tarif (MFN) waste/scrap kurang dari 5%.

PDRI Dihitung berdasarkan harga jual

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


15 Kementerian Keuangan RI
Pemusnahan Barang
Pemohon Kantor Pabean

 Pemusnahan hanya dapat


 Pelaksanaan pemusnahan
dilakukan atas barang yang
dibawah pengawasan DJBC
busuk atau kadaluwarsa
 Pemohon mengajukan  Ka. Kantor Pabean melakukan
permohonan kpd Ka. Kantor penelitian dan memberikan
Pabean, melampirkan: persetujuan /penolakan
 daftar rincian barang yang akan
dimusnahkan
 mencantumkan dokumen
pemasukan
 mencantumkan alasan
5 Hari Kerja Sejak
pemusnahan, cara pemusnahan, Permohonan Diterima
dan lokasi pemusnahan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


16 Kementerian Keuangan RI
Kewajiban

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


17 Kementerian Keuangan RI
Larangan

 Memasukkan barang untuk


PLB
ditimbun di PLB selain :
 barang yang diizinkan
 barang untuk keperluan
pengusahaan PLB
 barang contoh
 Memasukkan barang yang dilarang
untuk diimpor atau diekspor
 Mengeluarkan barang dengan
tujuan yang berbeda dengan tujuan
yang tercantum dalam izin PLB

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


18 Kementerian Keuangan RI
Tanggung Jawab

• BM, Cukai, PDRI yang terutang atas barang yang dimasukkan dari LDP untuk
Penyelenggara keperluan penyelenggaraan PLB yang berada atau seharusnya berada di PLB
PLB • Cukai, PPN, PPnBM yang terutang atas barang yang dimasukkan dari TLDDP untuk
keperluan penyelenggaraan PLB yang berada atau seharusnya berada di PLB

• BM, Cukai, PDRI yang terutang atas barang yang dimasukkan dari LDP yang berada
Pengusaha atau seharusnya berada di PLB
PLB • Cukai, PPN, PPnBM yang terutang atas barang yang dimasukkan dari TLDDP yang
berada atau seharusnya berada di PLB

• BM, Cukai, PDRI yang terutang atas barang yang dimasukkan dari LDP yang berada
atau seharusnya berada di PLB
PDPLB • Cukai, PPN, PPnBM yang terutang atas barang yang dimasukkan dari TLDDP yang
berada atau seharusnya berada di PLB

Dalam hal PDPLB tidak dapat mempertanggungjawabkan BM/Cukai/PDRI/PPN/PPnBM karena


PDPLB tidak ditemukan, Penyelenggara PLB harus bertanggung jawab

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


19 Kementerian Keuangan RI
Pemberitahuan Pabean
 Diajukan dengan sistem PDE, kecuali
 KPPBC belum menerapkan PDE
 Penerapan PDE belum dapat
BC 2.8 TLDDP dilakukan
LDP (ex. impor)  Kondisi kahar
 Penyampaian dapat secara berkala
BC 3.0 LDP khusus untuk :
BC 4.0
TLDDP  Barang melalui pipa, jaringan
PPK PLB
BC 4.1 TLDDP
transmisi, dan sejenisnya
(ex. lokal)  Pemasukan/pengeluaran yg
BC 2.7 memerlukan kecepatan pelayanan
TPB Lainnya PLB  Terhadap barang pelayanan segera,
BC 2.7 TPB Lainnya pemberitahuan pabean dapat
disampaikan 1 hari setelah barang
PLB Lokasi Lain PPB PLB dikeluarkan
PPB PLB PLB Lokasi Lain
(satu izin)  Untuk dapat menyampaikan berkala
(satu izin)
atau pelayanan segera harus seizin
BC 2.8 & PP-
PP- FTZ
Kepala KPPBC
FTZ 02
FTZ 02 FTZ  Terhadap pengangkutan BKC berlaku
aturan Cukai

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


20 Kementerian Keuangan RI
Ketentuan Pembatasan & FTA
Pembatasan LDP FTA
Belum berlaku ketentuan SKA yang diterbitkan oleh
pembatasan kecuali diatur lain negara asal barang di luar
dalam peraturan perundang- negeri dapat diberlakukan
undangan pada saat pemasukan
PLB barang ke PLB

• Pemenuhan ketentuan • Diberlakukan tarif BM sesuai skema


pembatasan di bidang impor preferential tariff pada saat dikeluarkan
dipenuhi pada saat pengeluaran TLDDP dari PLB ke TLDDP yang dapat dilakukan
barang dari PLB ke TLDDP secara parsial dengan menggunakan
• Dalam hal ketentuan pembatasan pemotongan kuota
telah dipenuhi pada saat • Dalam hal ada campuran barang FTA
pemasukan ke PLB, pada saat dan non FTA, dihitung secara
pengeluarannya tidak diperlukan proporsional.
pemenuhan ketentuan • Campuran beberapa FTA, menggunakan
pembatasan FTA paling dominan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


21 Kementerian Keuangan RI
Pengawasan dan Monev
Kantor Pabean  Dapat melakukan pemeriksaan sewaktu-
 Analisa dari IT Inventory dan data waktu, untuk memastikan:
pendukung lainnya • Kebenaran pemberitahuan jumlah
 Menyampaikan laporan hasil analisa ke dan jenis barang
Kanwil minimal 1 bulan sekali • Kebenaran pemberitahuan tarif
dan nilai pabean
• Pemenuhan kewajiban dan
Kanwil DJBC
 Analisa dari IT Inventory dan data larangan
pendukung lainnya • Pemenuhan ketentuan
pembatasan
 Menyampaikan laporan hasil analisa ke
• Kesesuaian pencatatan dalam IT
Kanwil minimal 1 bulan sekali
Inventory

Kntr Pusat DJBC MONITORING EVALUASI


 Min.1 tahun sekali pada setiap akhir tahun Min. 1 tahun sekali berdasarkan hasil
buku monitoring untuk izin PLB. Min. 3 tahun
 Tujuan utk mengetahui: sekali untuk aturan PLB
• kepatuhan pemenuhan persyaratan dan Tujuan utk menguji:
kegiatan operasional PLB • apakah izin PLB kepada perusahaan
• perkembangan bisnis perusahaan tepat sasaran & sesuai tujuan
(peningkatan investasi, tenaga kerja, • apakah aturan sesuai arah kebijakan
volume impor/ekspor, data perpajakan, pemerintah, dapat dilaksanakan di
volume penimbunan barang, pemasok lapangan, dan telah mengakomodasi
dan pembeli) dinamika bisnis

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


22 Kementerian Keuangan RI
SELISIH JUMLAH BARANG

PEMASUKAN PLB PENGELUARAN

- Kesesuaian antara BC - Pada saat pemeriksaan - Pada saat sudah


1.6 dengan hasil sewaktu2/pencacahan atau audit diajukan BC 2.8
pemeriksaan fisik terdapat selisih jumlah, dilakukan tanggungjawab
- Apabila kedapatan penelitian, Jika : beralih ke importir
selisih kemasaan saat - Musnah tanpa sengaja  tidak bayar - Importir
dibongkar, maka PLB BM bertanggungjawab
mempertanggungjawab atas kebenaran jumlah
- Dapat dipertanggungjawabkan (tidak
kan sesuai dengan pasal dan jenis barang yang
pengangkutan di UU
sengaja, bukan kelalaian, bukan pidana) diberitahukan
- Sepanjang jumlah  bayar BM tanpa denda
kemasan sesuai, PLB - Tidak dapat dipertanggungjawabkan
tidak bertanggungjawab (tidak sengaja, karena kelalaian, bukan
atas kebernaran jumlah pidana)  bayar BM dan bayar denda
dan jenis barang - Pidana  sesuai ketentuan pidana

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


23 Kementerian Keuangan RI
Lain2
• Terhadap barang master list yang mendapatkan cost recovery yang
berdasarkan ketentuan perundang-undangan mengharuskan untuk
diekspor kembali, dapat diselesaikan dengan memasukan barang
dimaksud ke PLB, sementara menunggu diekspor kembali atau
penggunaan kembali di TLDDP
• Pemasukan kembali dengan dokumen PPK-PLB dan kuota masterlist
dikembalikan sejumlah barang yang dimasukkan ke PLB
• Dalam hal izin PLB diberikan terhadap lokasi yang sebelumnya telah ada
barang di dalamnya, atas seluruh barang tersebut harus dilakukan
pencacahan (stock opname) oleh Kantor Pabean dan dapat diperlakukan
menjadi saldo awal PLB
– Terhadap barang yang mendapatkan fasilitas penangguhan bea masuk, dapat
diperlakukan sebagai saldo awal PLB dengan mendapatkan penangguhan bea masuk
– Terhadap barang yang telah dilunasi bea masuk, dapat diperlakukan sebagai saldo awal
PLB dan dianggap sebagai barang dari tempat lain dalam daerah pabean

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


24 Kementerian Keuangan RI
Lain2
• Atas pemasukan barang dari TLDDPke PLB dengan tujuan ekspor, pemenuhan
ketentuan ekspor dapat diselesaikan pada saat pemasukan barang.

• Pemasukan barang dari TLDDP ke PLB dengan tujuan ekspor yang pemenuhan
ketentuan ekspornya dilakukan pada saat pemasukan ke PLB, dilakukan dengan
menggunakan dokumen pemberitahuan pabean pemasukan barang asal
TLDDP ke PLB dengan tujuan ekspor.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


25 Kementerian Keuangan RI
Pembekuan
IZIN PLB DIBEKUKAN DALAM HAL PENYELENGGARA/PENGUSAHA/PDPLB :
• tidak melaksanakan kewajiban
• melakukan kegiatan yang dilarang
• melakukan kegiatan yang menyimpang dari izin yang diberikan :
– memasukkan barang tidak sesuai izin
– memasukkan barang larangan impor/ekspor
– mengeluarkan barang kepada pihak yg tidak tercantum dalam izin
• menunjukkan ketidakmampuan dalam mengusahakan PLB, a.l :
– tidak menyelenggarakan pembukuan
– tidak melakukan kegiatan 6 bulan berturut-turut
– tidak melunasi utang kepabeanan dan cukai
– tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai PLB berdasarkan hasil monev
– tidak memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam izin PLB

Selama dibekukan tidak boleh memasukkan barang ke PLB namun masih boleh
melakukan kegiatan di dalam PLB dan boleh mengeluarkan barang dari PLB

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


26 Kementerian Keuangan RI
Pencabutan
IZIN PLB DICABUT DALAM HAL :
• Sebagai tindaklanjut dari pembekuan
• tidak melakukan kegiatan selama 12 bulan berturut-turut
• tidak mendapatkan pemberlakuan kembali atau perpanjangan izin
usaha/bukti penguasaan lokasi dalam jangka waktu 30 hari
• bertindak tidak jujur dalam usahanya a.l berupa menyalahgunakan fasilitas
PLB dan melakukan tindak pidana di bidang kepabeanan dan/atau cukai
• Dinyatakan pailit
• Mengajukan permohonan pencabutan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


27 Kementerian Keuangan RI
TERIMAKASIH

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI

Anda mungkin juga menyukai