Anda di halaman 1dari 31

PUSAT LOGISTIK BERIKAT

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
1 Kementerian Keuangan RI Kementerian Keuangan RI
Arahan Presiden terkait LOGISTIK

PRESIDEN MENGINGINKAN EFISIENSI BIAYA LOGISTIK


Biaya logistik nasional dinilai masih sangat tinggi sehingga belum mampu mendongkrak daya saing
produk Indonesia di era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
(jpnn.com, 22 Oktober 2014)

Presiden Joko Widodo menginginkan gudang logistik yang dimiliki Indonesia menyerupai Dubai.
Menurut Jokowi, gudang logistik di Dubai sangat efisien dan memiliki manajemen yang sangat baik.
“Manajemen baik dan biaya tidak mahal sehingga bisa lebih efisien”
(Tempo.com, 14 September 2015)

Presiden Joko Widodo murka melihat proses lamanya bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung
Priok tak bisa dikurangi hingga 4,7 hari seperti yang ia perintahkan. Presiden berharap pembenahan
masa dwelling time bisa ikut menekan tingginya biaya logistik nasional yang cukup tinggi.
(Indonesianindustry, 9 November 2015)

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II


Insentif Fasilitas di kawasan Pusat Logistik Berikat
29 September 2015

2 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Tebaran PLB

3 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Dasar Hukum

• PP Nomor 85 Tahun 2015 tentang Perubahan atas PP Nomor


32 Tahun 2009 tentang Tempat Penimbunan Berikat
PP

• PMK Nomor 272/PMK.04/2015 tentang Pusat Logistik Berikat


PMK

• Perdirjen BC Nomor PER-01/BC/2016 tentang Tata Laksana Pusat Logistik Berikat


• Perdirjen BC Nomor PER-02/BC/2016 terkait BC 1.6
•1 Perdirjen BC Nomor PER-03/BC/2016 terkait BC 2.8
PDJ • Perdirjen BC Nomor PER-10/BC/2017 terkait Ekspor dan Transhipment di PLB

4 4 Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan
Kementerian Keuangan RI
Definisi PLB

“PLB adalah TPB untuk menimbun barang asal luar


daerah pabean dan/atau barang yang berasal dari
tempat lain dalam daerah pabean, dapat disertai 1
(satu) atau lebih kegiatan sederhana dalam jangka
waktu tertentu untuk dikeluarkan kembali”
PLB merupakan Kawasan Pabean dan sepenuhnya berada di bawah
pengawasan DJBC

5 5 Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan
Kementerian Keuangan RI
Konsep Umum PLB
Perbedaan dengan TPS dan GB (1)

Tempat Penimbunan
NO. KONSEP Gudang Berikat Pusat Logistik Berikat
Sementara

Tempat Penimbunan Tempat Penimbunan Berikat untuk TPB untuk menimbun barang asal
Sementara adalah menimbun barang impor, dapat luar daerah pabean dan/atau
bangunan dan atau disertai 1 (satu) atau lebih kegiatan barang yang berasal dari tempat
lapangan atau tempat lain berupa pengemasan/ pengemasan lain dalam daerah pabean, dapat
yang disamakan dengan itu kembali, penyortiran, disertai 1 (satu) atau lebih
di Kawasan Pabean untuk penggabungan (kitting), kegiatan sederhana dalam jangka
1. Definisi menimbun barang pengepakan, penyetelan, waktu tertentu untuk dikeluarkan
sementara menunggu pemotongan, atas barang-barang kembali.
pemuatan atau tertentu dalam jangka waktu
pengeluarannya tertentu untuk dikeluarkan
kembali.

Kepemilikan sendiri, Konsinyasi,


2. Kepemilikan Barang Pemilik Barang Bebas Kepemilikan Sendiri
atau Titipan

3. Masa Timbun 30 hari 1 Tahun 3 Tahun ++

Penimbunan dan Penimbunan dan Kegiatan


4. Kegiatan Penimbunan
Kegiatan sederhana sederhana ++

Digunakan NP saat
5. Nilai Pabean Digunakan NP saat pemasukan. Digunakan NP saat pengeluaran.
pengeluaran.

6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Konsep Umum PLB
Perbedaan dengan TPS dan GB (2)

Tempat Penimbunan
NO. KONSEP Gudang Berikat Pusat Logistik Berikat
Sementara

Asal: Luar Negeri Asal: Fleksibel


Asal: Luar dan Dalam
6. Asal & Tujuan Barang Negeri (khusus ekspor), Tujuan: Fleksibel Tujuan: Fleksibel
Tujuan: Fleksibel “One to many, many to one,
“One to One” many to many”

Belum diberlakukan saat Belum diberlakukan saat Belum diberlakukan saat


7. Ketentuan Pembatasan
pemasukan pemasukan pemasukan

Diterima dan satu kali Diterima dan satu kali Diterima & bisa pengeluaran
8. Certificate of Origin
pengeluaran pengeluaran parsial

Penyelesaian fasilitas Penyelesaian sewa BOP Migas –


9. - -
masterlist Cost Recovery

Pengenaan fiskal saat Bea Masuk dan Pajak • Bea Masuk- Pajak Impor
10. Bea Masuk- Pajak Impor
pengeluaran Impor • PPN penyerahan (lokal)

5 tahun atau berakhir Penyelenggara < 5 tahun


11. Jangka. Waktu Izin Seumur hidup, sampai dicabut
masa penguasaan Pengusaha < 3 tahun

12 Satu izin u/ bbrp lokasi - - Dimiliki badan hukum sama


13 Bentuk Skep Standard Standard Customized, Tematik, KPI

Dokumen berkala dan


14 Pembayaran Bea Masuk Langsung diberlakukan Langsung diberlakukan
Pembayaran ditunda *)

7 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Penyelenggaraan & Pengusahaan
• Penyelenggaraan oleh • Pengusahaan dilakukan oleh Pengusaha PLB atau
Penyelenggara PLB yang berbadan PDPLB
hukum Indonesia dan • Kegiatan : menimbun barang asal luar daerah
berkedudukan di Indonesia pabean dan/atau barang asal tempat lain dalam
• Kegiatan : menyediakan dan daerah pabean guna didistribusikan ke luar
mengelola kawasan untuk kegiatan daerah pabean dan/atau tempat lain dalam
pengusahaan PLB daerah pabean

PT A
PENYELENGGARA PLB

PENGUSAHA PLB
PT A PT B
Pengusahaan oleh entitas yang sama dengan penyelenggara

PENGUSAHA DI PLB MERANGKAP


PENYELENGGARA DI PLB (PDPLB)
Pengusahaan oleh entitas yang berbeda dengan penyelenggara

8 8 Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan
Kementerian Keuangan RI
Penimbunan Barang (1)
TEMATIK
Di dalam 1 (satu) lokasi Pengusaha PLB atau PDPLB hanya dapat dilakukan
penimbunan jenis barang :
a. yang memiliki karakteristik sejenis; dan/atau
b. untuk mendukung industri sejenis

TIDAK ONE-TO-ONE
Dalam 1 pengusahaan PLB harus
memiliki:
a. tujuan distribusi lebih dari 1
perusahaan;
b. lebih dari 1 pemasok (supplier) di
luar daerah pabean; dan/atau
c. tujuan distribusi barang ke luar
daerah pabean

9 9 Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan
Kementerian Keuangan RI
Penimbunan Barang (2)
JANGKA WAKTU TIMBUN 3 TAHUN ++ KEGIATAN SEDERHANA
 Kegiatan menimbun barang di PLB  Penimbunan dpt disertai Kegiatan Sederhana:
diberikan untuk jangka waktu 3 tahun, dari  Pengemasan/pengemasan kembali
 Penyortiran
tanggal nopen dokumen pabean
 Standardisasi (quality control)
pemasukan  Penggabungan (kitting)
 Dapat diperpanjang maksimal 3 tahun,  Pengepakan
untuk :  Penyetelan
 Operasional migas  Konsolidasi barang tujuan ekspor
 Pertambangan  Penyediaan barang tujuan ekspor
 Industri tertentu  Pemasangan kembali dan/atau perbaikan
 (penerbangan, perkapalan,  maintenance pada industri strategis, termasuk
 kereta api, infrastruktur, hankam, painting
 pertanian/perikanan/peternakan)  Pembauran (blending)
 Industri lainnya dengan seizin Kepala KPPBC  Pemberian label berbahasa Indonesia
 Apabila lewat : harus diekspor kembali,  Pelekatan Pita Cukai
dikeluarkan ke TPB lain, dikeluarkan ke  Pelelangan barang modal asal LDP
Kawasan Bebas, dikeluarkan ke KEK atau  Pameran
 Pemeriksaan dari instansi teknis (lartas)
kawasan ekonomi khusus lainnya, atau
 Pemeriksaan untuk penerbitan SKA
dikeluarkan ke TLDDP dengan pemenuhan  Kegiatan sederhana lainnya oleh Dirjen BC
ket. impor  kalau tidak, dibekukan.
 Kegiatan Sederhana bukan merupakan kegiatan
pengolahan (manufacturing)

10 10 Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan
Kementerian Keuangan RI
Kepemilikan Barang
PLB

Barang sudah dibeli oleh Penyelenggara PLB/ Pengusaha


1 Milik PLB PLB/PDPLB

Barang milik supplier di LN dititipkan di PLB (konsinyasi).


2 Milik Supplier Saat masuk ke PLB belum ada transaksi.

3 Milik Pemilik barang Barang sudah dibeli oleh pembeli di TLDDP dan dititipkan
di LDP/TLDDP di PLB. Saat masuk sudah ada transaksi.

11 11 Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan
Kementerian Keuangan RI
Persyaratan PLB (1)
1 Syarat Administratif

12 12 Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan
Kementerian Keuangan RI
Persyaratan PLB (2)
2 Syarat Fisik 3 Syarat Lainnya

 Perusahaan Yang :
 Lokasi dapat dilalui sarkut petikemas /
 Telah ditetapkan AEO
sarkut lainnya
 Terdaftar di Bursa Efek (Tbk)
 Batas2 dan luas yang jelas
 BUMN
 Memiliki tempat pemeriksaan fisik atas
 Menimbun jenis barang untuk industri ttn
brg impor/ekspor
(penerbangan, perkapalan, kereta api,
 Memiliki tempat penimbunan, pemuatan,
infrastruktur, hankam,
pembongkaran, pemasukan, &
pertanian/perikanan/peternakan, IKM)
pengeluaran
 Menimbun jenis barang ttn (minyak, gas,
 Memiliki tempat/area transit untuk brg yg
brg lainnya yg ditetapkan Dirjen BC), ATAU
telah didaftarkan pemberitahuan pabean
 Memiliki luas 1 Ha (tanah+ bangunan)
kecuali brg tertentu (cair/gas/dsb)
 Memiliki SPI yang baik
 Memiliki tata letak dan batas yang jelas
 Telah mendayagunakan IT Inventory
untuk melakukan kegiatan sederhana
 Tidak pernah melakukan tindak pidana
kepabeanan, cukai, perpajakan

13 13 Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan
Kementerian Keuangan RI
Proses Perizinan PLB
Pemohon
 Syarat administratif di-scan dalam media penyimpan data elektronik
 Pemohon yang memenuhi syarat fisik, administrasi, dan syarat lainnya mengajukan
permohonan kepada Dir. Fasilitas melalui Ka. Kantor Pabean

 Melakukan penelitian kelengkapan berkas


 Tidak lengkap: Surat Pengembalian
Kantor Pabean  Lengkap:
• Berita acara pemeriksaan lokasi
• Rekomendasi Ka. Kantor Pabean 15 Hari Kerja Sejak
• Mengirimkan BAP dan Rekomendasi Ka. Kantor Pabean Permohonan Diterima

 Pemohon  Dir. Fasilitas memberikan persetujuan /penolakan, pertimbangan:


presentasi • Persyaratan fisik
Kntr Pusat DJBC
Business Plan • Persyaratan administrasi
kepada Dir. • BAP dan rekomendasi Kantor Pabean
Fasilitas • Pemaparan visi, misi, dan Business Plan
• Roadmap industri terkait 10 Hari Kerja Sejak
Permohonan Diterima
• Analisis economic impact

 Izin berlaku seterusnya s.d. izin usaha industri/bukti  1 izin untuk beberapa lokasi
penguasaan lokasi tidak berlaku atau sampai izin  Perubahan Izin melampirkan data pendukung
PLB dicabut

14 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


14 Kementerian Keuangan RI
Pemasukan dan Pengeluaran
Barang
Asal LDP
Luar Daerah Pabean 1. Mendukung kegiatan industri di KB, KEK,
Kawasan Bebas, KE lainnya
2. Mendukung kegiatan industri di TLDDP
3. Dimasukkan ke TPB lainnya
TPB Lainnya 4. Diekspor
5. Mendukung kegiatan industri yg
mendapat pembebasan/keringanan BM
TLDDP 6. Mendukung kegiatan industri yg
mendapat fasilitas BMDTP
7. Mendukung kegiatan distribusi dan

KEK PLB ketersediaan brg tertentu


8. Mendukung IKM

Kawasan Ekonomi Asal TLDDP


Lainnya 1. Diekspor
2. Tujuan Khusus (operasional migas,
pertambangan, industri tertentu,
Harus dilakukan stripping, kecuali dipamerkan, dilelang, mendukung IKM,
untuk barang cair/gas atau barang lain tujuan lainnya menurut kelaziman
berdasarkan persetujuan Kepala KPPBC)
berdasarkan persetujuan Kepala
Kantor dengan pertimbangan profil
risiko perusahaan

15 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


15 Kementerian Keuangan RI
Perlakuan Kepabeanan dan
Perpajakan
LDP
- Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan Cukai

TLDDP ASAL LDP dari PLB KE TLDDP


- Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
- Dilunasi BM
- Dipungut PDRI
PLB Lain
- Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan Cukai, Tidak
- Dilunasi Cukai
dipungut PPN atau PPN dan PPnBM - Bukan obyek penyerahan
PPN dalam negeri
TPB Lain (selain PLB)
-

-
Asal LDP : Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan
Cukai, Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
Asal TLDDP : Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
PLB ASAL LDP dari PLB KE TLDDP
yang mendapat fasilitas,
mengikuti fasilitas penerima
KEK, Kawasan Bebas, Kawasan Ekonomi lain
- Asal LDP : Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan
Cukai, Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
- Asal TLDDP : Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
ASAL TLDDP dari PLB KE TLDDP
sesuai ketentuan perpajakan
Asal LDP yang dimasukkan dari TLDDP oleh PLB tujuan
tertentu (contoh: IKM, Migas)
- Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan Cukai, Tidak
dipungut PPN atau PPN dan PPnBM

16 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


16 Kementerian Keuangan RI
Nilai Pabean
PLB

X INVOICE X-PLB INVOICE PLB-A


A
BARANG MILIK PLB

BARANG TITIPAN
Y INVOICE Y-B
B
BARANG MILIK B

BARANG
INVOICE Z-C
Z KONSINYASI

BARANG MILIK Z
C
: NILAI PABEAN
LDP TLDDP

17 17 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Pemberitahuan Pabean
 Diajukan dengan sistem PDE, kecuali
 KPPBC belum menerapkan PDE
 Penerapan PDE belum dapat
dilakukan
BC 2.8 TLDDP
LDP  Kondisi kahar
(ex. impor)
 Penyampaian dapat secara berkala
BC 3.3 LDP
khusus untuk :
BC 4.0
TLDDP  Barang melalui pipa, jaringan
PPK PLB transmisi, dan sejenisnya
BC 4.1 TLDDP  Pemasukan/pengeluaran yg
(ex. lokal) memerlukan kecepatan pelayanan
BC 2.7
TPB Lainnya PLB  Terhadap barang pelayanan segera,
BC 2.7 TPB Lainnya pemberitahuan pabean dapat
disampaikan 1 hari setelah barang
dikeluarkan
PLB Lokasi Lain PPB PLB
PPB PLB PLB Lokasi Lain  Untuk dapat menyampaikan berkala
(satu izin)
(satu izin) atau pelayanan segera harus seizin
BC 2.8 & PP- Kepala KPPBC
PP- FTZ FTZ 02
FTZ 02 FTZ  Terhadap pengangkutan BKC berlaku
aturan Cukai

18 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


18 Kementerian Keuangan RI
3 Skema Ekspor di PLB
Ekspor Melalui PLB
• Ekspor atas barang yang berada di luar PLB melalui
proses penimbunan di PLB

Ekspor Dari PLB


• Ekspor atas barang yang telah ditimbun di dalam
PLB

Transhipment
• Kegiatan mengeluarkan kembali barang asal luar
daerah pabean dari PLB ke luar daerah pabean.
19 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Ekspor Melalui PLB
Industri PLB/PDPLB Pelabuhan Muat
(3 Tahun)

• Pendaftaran Ekspor • Diangkut ke Pel Muat


sebelum masuk PLB • Diajukan sebelum
• Diperlakukan sebagai dikeluarkan dari PLB
barang ekspor

• Pemenuhan ketentuan ekspor dilakukan sebelum barang dimasukkan


kedalam PLB

20 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Ekspor Dari PLB
Industri PLB/PDPLB Pelabuhan Muat
(3 Tahun)

KB
KITE
TLDDP

• Diangkut ke Pel Muat


Pendaftaran Ekspor • Diajukan sebelum
setelah barang ditimbun dikeluarkan dari PLB
di PLB

• Untuk Komoditas selain yang diperdagangkan di Bursa Komoditi


• Barang ditimbun terlebih dahulu di PLB baru dilakukan ekspor

21 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Transhipment
Pelabuhan Bongkar PLB/PDPLB Pelabuhan Muat
(3 Tahun)

Kegiatan Transhipment

• Kegiatan menimbun barang asal LDP untuk dikeluarkan kembali ke LDP


• Semua Jenis barang
• Tidak untuk dikeluarkan ke Dalam Negeri (TLDDP,KB,TPB Lain, dan Lainnya)

22 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Dokumen Kepabeanan

Ekspor Melalui PLB

Ekspor Dari PLB

23 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Dokumen Kepabeanan
Masuk PLB Keluar PLB

P3BET Muat Ke Batas


NP-P3BET BC 1.1
Sarkut Daerah
BC 1.6 SPPB
Pabean

TRANSHIPMENT

3 Tahun

Pemberitahuan Pengangkutan Barang


Penimbunan dan Pemindahan
pemasukan barang Transhipment ke LDP
Barang Transhipment
Transhipment

Transhipment

24 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Kewajiban

25 25 Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan
Kementerian Keuangan RI
Larangan

 Memasukkan barang untuk


ditimbun di PLB selain : PLB

 barang yang diizinkan


 barang untuk keperluan
pengusahaan PLB
 barang contoh
 Memasukkan barang yang dilarang
untuk diimpor atau diekspor
 Mengeluarkan barang dengan
tujuan yang berbeda dengan tujuan
yang tercantum dalam izin PLB

26 26 Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan
Kementerian Keuangan RI
Tanggung Jawab

• BM, Cukai, PDRI yang terutang atas barang yang dimasukkan dari LDP untuk
Penyelenggara keperluan penyelenggaraan PLB yang berada atau seharusnya berada di PLB
PLB • Cukai, PPN, PPnBM yang terutang atas barang yang dimasukkan dari TLDDP untuk
keperluan penyelenggaraan PLB yang berada atau seharusnya berada di PLB

• BM, Cukai, PDRI yang terutang atas barang yang dimasukkan dari LDP yang berada
Pengusaha atau seharusnya berada di PLB
PLB • Cukai, PPN, PPnBM yang terutang atas barang yang dimasukkan dari TLDDP yang
berada atau seharusnya berada di PLB

• BM, Cukai, PDRI yang terutang atas barang yang dimasukkan dari LDP yang berada
atau seharusnya berada di PLB
PDPLB • Cukai, PPN, PPnBM yang terutang atas barang yang dimasukkan dari TLDDP yang
berada atau seharusnya berada di PLB

Dalam hal PDPLB tidak dapat mempertanggungjawabkan BM/Cukai/PDRI/PPN/PPnBM karena


PDPLB tidak ditemukan, Penyelenggara PLB harus bertanggung jawab

27 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


27 Kementerian Keuangan RI
Ketentuan Pembatasan & FTA
Pembatasan LDP FTA
Belum berlaku ketentuan SKA yang diterbitkan oleh
pembatasan kecuali diatur lain negara asal barang di luar
dalam peraturan perundang- negeri dapat diberlakukan
undangan pada saat pemasukan
PLB barang ke PLB

• Pemenuhan ketentuan • Diberlakukan tarif BM sesuai skema


pembatasan di bidang impor preferential tariff pada saat dikeluarkan
dipenuhi pada saat pengeluaran TLDDP dari PLB ke TLDDP yang dapat dilakukan
barang dari PLB ke TLDDP secara parsial dengan menggunakan
• Dalam hal ketentuan pembatasan pemotongan kuota
telah dipenuhi pada saat • Dalam hal ada campuran barang FTA
pemasukan ke PLB, pada saat dan non FTA, dihitung secara
pengeluarannya tidak diperlukan proporsional.
pemenuhan ketentuan • Campuran beberapa FTA, menggunakan
pembatasan FTA paling dominan

28 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


28 Kementerian Keuangan RI
Pengawasan dan Monev
Kantor Pabean  Dapat melakukan pemeriksaan sewaktu-
 Analisa dari IT Inventory dan data waktu, untuk memastikan:
pendukung lainnya • Kebenaran pemberitahuan jumlah
 Menyampaikan laporan hasil analisa ke dan jenis barang
Kanwil minimal 1 bulan sekali • Kebenaran pemberitahuan tarif
dan nilai pabean
• Pemenuhan kewajiban dan
Kanwil DJBC
 Analisa dari IT Inventory dan data larangan
pendukung lainnya • Pemenuhan ketentuan
pembatasan
 Menyampaikan laporan hasil analisa ke
• Kesesuaian pencatatan dalam IT
Kanwil minimal 1 bulan sekali
Inventory

Kntr Pusat DJBC MONITORING EVALUASI


 Min.1 tahun sekali pada setiap akhir tahun Min. 1 tahun sekali berdasarkan hasil
buku monitoring untuk izin PLB. Min. 3 tahun
 Tujuan utk mengetahui: sekali untuk aturan PLB
• kepatuhan pemenuhan persyaratan dan Tujuan utk menguji:
kegiatan operasional PLB • apakah izin PLB kepada perusahaan
• perkembangan bisnis perusahaan tepat sasaran & sesuai tujuan
(peningkatan investasi, tenaga kerja, • apakah aturan sesuai arah kebijakan
volume impor/ekspor, data perpajakan, pemerintah, dapat dilaksanakan di
volume penimbunan barang, pemasok lapangan, dan telah mengakomodasi
dan pembeli) dinamika bisnis

29 29 Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan
Kementerian Keuangan RI
Point Of Interest
• Pemeriksaan Sewaktu-waktu
Nota Dinas Direktur Fasilitas kepada Direktur Audit Nomor
ND-478/BC.3/2017 tentang permintaan penyusunan SOP
Pemeriksaan Sewaktu-waktu.
• Status kepemilikan barang yang ditimbun di
PLB
Pejabat harus mengetahui status kepemilkan barang
dalam rangka memastikan Nilai Pabean barang tersebut

• Filosofi One to many, many to one,


many to many

30 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
TERIMAKASIH

Direktorat Fasilitas Kepabeanan


Gedung Kalimantan Lantai 11-12
Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai
www.beacukai.go.id
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
31 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI Kementerian Keuangan RI

Anda mungkin juga menyukai