1
SUMBER MASALAH IN-EFISIENSI LOGISTIK INDONESIA
DUPLIKASI & REPETISI
Contoh : Agen Pelayaran menyerahkan Manifest Barang ke Syahbandar dan Operator Pelabuhan (SIMLALA), Karantina Pertanian (Manual)
dan Bea Cukai (CEISA), sementara beberapa KL yang memerlukan saat ini belum mendapatkan manifest.
Contoh : Importir daging mengajukan permohonan rekomendasi impor kepada Kementan. Permohonan yang sama (berulang) diajukan
kepada Kemendag untuk mendapatkan Surat Persetujuan Impor (SPI) daging.
SILO
Kebanyakan system yang dikembangkan oleh K/L (18) masih berdiri sendiri (belum terhubung)
Dari 18 K/L yang ada, saat ini hanya 4 yang menggunakan rujukan (profil) bersama. Sehingga perlakuan antara 1 dengan K/L
lainnya bisa berbeda sangat ekstrim.
Importir/
Eksportir *)
TO
Finance +
Platf
Insurance DEPO
orm
CONT Shipp
ing
Platf
PLATFORM Truck
orm
InaPort ing
Shipping Ware Platf
Agent
Net Platform house orm
Logistic Platfo
lain rm
Simlala
Ka B
ra P
nt O
in M
NLE adalah Ekosistem logistik yang : a
• menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang,
• berorientasi pada kerja sama antar instansi pemerintah dan swasta, melalui pertukaran data, simplifikasi proses, penghapusan repetisi dan
duplikasi, dan penggunaan profil bersama (single profile) serta didukung oleh sistem teknologi informasi yang mencakup seluruh proses logistik
terkait dan menghubungkan sistem-sistem logistik yang telah ada 3
TEKNIS KOLABORASI NATIONAL LOGISTICS ECOSYSTEM (G to G, G to B, B to B)
Kedatangan Kapal Import Clearance Transport Pergudangan Pabrik
Customs
Vessel SIMLALA INAPORT Advance Customs LNSW TPS SP2/ DO MPN G3 Trucking Railway Warehouse Factory Global
Management NET Manifest Clearance Online Online Platform Platform System Logistic
System (CEISA) (CEISA) Platform
1. Kemajuan teknologi (Application Protocol Interface – API) sangat memungkinkan kolaborasi sistem yang ada sekarang menjadi
platform logistik tunggal yang meliputi G2G2B dan B2B tanpa menghilangkan system-system yang sudah ada (hanya membangun
interface untuk dapat berkolaborasi)
2. Saat ini beberapa sistem K/L dan entitas logistik sudah saling terhubung namun masih dalam cluster-cluster kecil, seperti cluster migas
yang terdiri dari DJBC, ESDM, INSW, SKK Migas dan K3S
4
PRINSIP KOLABORASI DALAM NLE
1. Tidak menghilangkan kewenangan, proses bisnis, dan sistem layanan yang sudah dimiliki masing-masing entitas.
2. NLE menghubungkan secara komprehensif dari hulu (kedatangan kapal) ke hilir (warehouse/pabrik) baik proses ekspor dan
impor dengan cara menghubungkan output dari satu system menjadi input bagi system lainnya sehingga lebih efisien.
Contoh : persetujuan pengeluaran kontainer oleh Bea Cukai terhubung dengan platform trucking, sehingga importir dapat
langsung memesan melalui NLE, dengan opsi yang terbaik
3. Kolaborasi NLE memungkinkan diterapkannya :
a. Single Submission untuk layanan perijinan, dokumen ekspor/impor, dokumen pengangkutan (manifes)
b. Single billing untuk penerimaan negara meliputi pembayaran Pajak, Bea Masuk dan PNBP, dalam satu rangkaian proses
bisnis
c. Single Payment Chanel untuk pembayaran lainnya dengan mengkolaborasikan Bank
d. Single Risk Management antar KL, dimana profil yang dimiliki satu KL atas client-nya bisa di-share kepada KL lain, sehingga
perlakuan layanan dan pengawasan masing-masing KL bisa didasarkan pada profil tersebut. Contoh : profil perusahaan
yang reputasi baik (AEO) dapat dimanfaaatkan oleh entitas lain untuk memberikan layannan yang lebih cepat.
4. NLE dapat menjadi alat untuk momonitor janji layanan (SLA) yang ditetapkan dalam masing-masing peraturan perundangan,
sekaligus sebagai alat kontrol kepatuhan dalam implementasinya. Bahkan NLE diharapkan dapat mengambil keputusan
otomatis jika dalam implementasi layanan tertentu ternyata melampaui janji yang ditetapkan (Auto Approve).
5. NLE dapat mendorong standardisasi layanan dan standar teknis lainnya antara lain : standar biaya, standar kelayakan (truck,
forklift ), sertifikasi profesi (supir, operator forklift ). (model implementasi saat ini seperti standardisasi motor dan pengemudi
Gojek- harus menggunakan jaket, helm yang ditentukan)
5
FITUR NATIONAL LOGISTIC ECOSYSTEM
Sekarang NLE
1. Penyampaian dokumen impor/ekspor Repetisi dan duplikasi Hanya 1 kali
2. Layanan berdasarkan tingkat kepatuhan Flat, tidak ada perbedaan layanan Layanan didasarkan pada tingkat
antara risiko rendah dan risiko tinggi kepatuhan dan bahkan auto approve
license untuk reputable trader.
3. Profil Sendiri-sendiri Bersama-sama (single Profile)
4. Trace and track Per-cluster Dari hulu s.d hilir
5. Pembayaran Masing-masing layanan Single billing dan Single Channel
6. Pemeriksaan fisik (Bea Cukai dan Sendiri-sendiri Bersama
Karantina)
7. Biaya layanan Masih adanya pungli karena tidak Transparansi dan pasti dan
transparan
8. Biaya transprotasi dan pergudangan Informasi belum tersedia dalam 1 NLE dapat memberikan informasi dan
platform pilihan harga.
9. Monitoring Janji layanan Tidak terpublikasi Transparan dan auto approve jika
melampau SLA
10. Tingkat kematangan penerapan IT Sebagian besar hanya sekedar Otomasi dan kolaborasi
mengkomputerisasi layanan
6
KEMENTERIAN KOORDINATOR
ROADMAP PENGEMBANGAN NLE BIDANG PEREKONOMIAN
9
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KONSEP INSTRUKSI PRESIDEN NLE BIDANG PEREKONOMIAN
INPRES
Dewan Pengarah : Menko Perekonomian
: Menko Maritim dan Investasi
: Menteri Perhubungan
: Menteri Perdagangan
Ketua : Menteri Keuangan
Ketua Pelaksana Harian : Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Wakil Ketua : Kepala LNSW
POKJA BIDANG HUKUM POKJA BIDANG EFISIENSI PROSES BISNIS POKJA BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI