Anda di halaman 1dari 19

E-LEARNING PENGANTAR NLE

Latar Belakang dan Konsepsi


National Logistics Ecosystem
Latar Belakang NLE
LOGISTIK INDONESIA
LOGISTIK TIDAKEFISIEN
INDONESIA TIDAK EFISIEN
LOGISTICS PERFORMANCE INDEX BIAYA LOGISTIK
(LPI)
NEGARA-NEGARA ASEAN 2014-2018
4.50

4.00

3.50

3.00
Menilai peningkatan efisiensi waktu dan biaya

2.50

2.00 Sumber: katadata 2019

1.50
Peningkatan biaya logistik (2013-2016)
TAB 2019 TAB 2020
1.00

0.50
Variable Perijinan Clearance
Ekspor 61 Jam 56 Jam
0.00
Impor 106 Jam 99 Jam

2018 2016 2014

Biaya logistic di Indonesia tertinggi Biaya transportasi merupakan komponen Tidak terdapat peningkatan efisiensi
dibanding 5 negara ASEAN lainnya, 24% terbesar, dan transportasi yang tidak reliable waktu dan biaya yang signifikan dalam
PDB setara dengan Rp. 3.560 Trilyun membuat biaya inventori ikut meninggi dua tahun terakhir 1
SUMBER MASALAH IN-EFISIENSI LOGISTIK INDONESIA
DUPLIKASI & REPETISI
Contoh : Agen Pelayaran menyerahkan Manifest Barang ke Syahbandar dan Operator Pelabuhan (SIMLALA), Karantina
Pertanian (Manual) dan Bea Cukai (CEISA), sementara beberapa KL yang memerlukan saat ini belum mendapatkan manifest.
Contoh : Importir daging mengajukan permohonan rekomendasi impor kepada Kementan. Permohonan yang sama (berulang)
diajukan kepada Kemendag untuk mendapatkan Surat Persetujuan Impor (SPI) daging.

TINGKAT PENERAPAN OTOMASI


Beberapa K/L sudah menerapkan full otomasi/online (Bea Cukai, BPOM)
Beberapa K/L menerapkan semi otomasi/online (gabungan manual dan otomasi/online) (SIMLALA)
Beberapa K/L dan entitas logistic bahkan belum menerapkan otomasi/online (manual) (pemesanan container di
perusahaan Depo Kontainer di Tanjung Priok)

SILO
• Kebanyakan system yang dikembangkan oleh K/L (18) masih berdiri sendiri (belum terhubung)
• Dari 18 K/L yang ada, saat ini hanya 4 yang menggunakan rujukan (profil) bersama. Sehingga perlakuan antara 1
dengan K/L lainnya bisa berbeda sangat ekstrim.

INEFISIENSI DISTRIBUSI BARANG


Sulitnya importir mencari ketersediaan truk kontainer setelah mendapatkan persetujuan pengeluaran barang karena antara
system informasi truk dengan system informasi K/L belum terhubung
Belum sinkronnya informasi tentang ketersediaan & kebutuhan alat angkut, menyebabkan tingginya idle capacity alat angkut,
biaya broker, & pengenaan tarif yang tidak transparan

BELUM ADA PLATFORM LOGISTIK DARI HULU KE HILIR


Sulitnya para pelaku logistik untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang keberadaan muatan atau ketersediaan truk/gudang
Sulitnya para importir untuk mendapatkan transparansi harga sewa gudang dan biaya angkut truk
Sulitnya para importir mengetahui status pengurusan dokumen dan keberadaan barangnya secara real time
2
GAMBARAN KERUMITAN SISTEM LOGISTIK SAAT INI
InaPort
Terminal
Operator Net

Simlala
Shipping
KLH Karantina
Agent
Polri Karantina
Ikan Pertanian
Postel Customs
Kemenh Platform
ut
Bapeten

BPOM Trucking
Other Platform

Inatrade
Kement
/Kemen
an
dag

Kemenp
Importir/
Ware house
rin Eksportir Platform
Kemen (Importir melakukan
kes sampai 17 transaksi
layanan)
SKK DEPO
KKKS ESDM CONT
MIGAS DEPO
CONT DEPO
DEPO CONT
Master List Migas CONT 2
PENATAAN MELALUI NLE

Pengguna Layanan

Platform
Informasi
Payment TO
Publik Platform
Platform
DEPO
CONT

Shipping
Platform

Trucking
Platform

Ware house
Batam Platform Logistic
Platform
Logistic lain
Ecosystem
Support
Platform

3
Konsepsi NLE
APA ITU NLE

NLE adalah Ekosistem logistik yang


menyelaraskan arus lalu lintas barang dan
dokumen baik international dan domestik
sejak kedatangan sarana pengangkut
hingga barang tiba di gudang, berorientasi
pada kerja sama antar instansi pemerintah
dan swasta, melalui pertukaran data,
simplifikasi proses, penghapusan repetisi
dan duplikasi, serta didukung oleh sistem
teknologi informasi yang mencakup seluruh
proses logistic terkait dan menghubungkan
sistem – sistem logoistik yang telah ada

9
CAKUPAN NLE
Shipping Shipping

Departure Port Arrival Port

Clearance Clearance

Trucking
Mengkolaborasikan Proses
Trucking
dari Kedatangan Kapal/Pesawat
sampai End Customer
Warehouse
Warehouse
HULU HILIR
DOMESTIC FREE TRADE ZONE INBOUND
OUTBOUND

5
KONTRIBUTOR
PENATAAN EKOSISTEM LOGISTIK NASIONAL
MENKO EKON MENKO MARVES

1 PROSES BISNIS
• Pemeriksaan terpadu via SSm
• Layanan Pelabuhan
• Perizinan
2 PLATFORM
• Transportasi
• Shipping
• Kepelabuhan
• Warehousing
• Depo

MENKEU MENHUB MENDAG


MENKEU MENHUB MENDAG
MENTAN MENPERIN MENKP
ALFI APTRINDO INSA
K/L LAINNYA BP BATAM BKPM

4 TATA RUANG
• Penataan Pelabuhan Utama
• Penempatan Depo Kontainer
• Pembentukan Inland Consolidation
Center
3 PEMBAYARAN
• Platform Pembayaran
• Perbankan

MENKEU MEN BUMN MENHUB BI MENKEU HIMBARA

4
Manfaat NLE
SSm dan Joint Inspection Beacukai-Karantina

SEBELUM SESUDAH

Duplikasi dan Repetisi


Duplikasi dan Repetisi
• Penyampaian : 2x
• Penyampaian : 1x
• Dokumen : 2x
• Dokumen : 1x
• Risk management : 2x
• Risk management : 1x
• Pemeriksaan : 2x
• Pemeriksaan : 1x

Dari Hasil Uji Coba di 3 Pelabuhan:


• Memperpendek Waktu Clearance : 35% - 56% (0,6 – 2,1 HARI) Rp.85 Milyar
• Menghemat Biaya Clearance : 50% sd 68% (1,5 JUTA sd 2,7 JUTA ) per Tahun
D/O dan SP-2 Online

SEBELUM SESUDAH

Efisiensi :
• D/O Online : Rp. 348 M Rp. 402 Milyar
• SP-2 Online : Rp. 54 M per Tahun
• D/O dan SP-2 Online : 91% waktu
Single Submission (SSm) Pengangkut

SEBELUM SESUDAH
Pengangkut Pengangkut

*jumlah manifest tahun 2019


**biaya submit per dokumen *jumlah manifest tahun 2019
**biaya submit per dokumen

• Proses duplikasi dan repetisi : pengangkut penyampaikan data yang sama ▪ Proses lebih sederhana dan cepat : pengangkut cukup menyampaikan data
secara berulang-kali kepada 5 instansi/lembaga yang berbeda. sekali melalui SSm Pengangkut yang kemudian akan didistribusi kepada 5
• Jumlah transaksi : 7 x 100.136* instansi/lembaga.
• Perkiraan biaya : 7 x 100.136 x Rp.100.000** = Rp.70,0952 M ▪ Jumlah transaksi : 1 x 100.136*
▪ Perkiraan biaya : 1 x 100.136 x Rp.100.000** = Rp.10,0136 M

✓ Perkiraan efisiensi : Rp.70,0952 M – Rp.10,0136 M = Rp.60,0816 M


Autogate –Efisiensi Waktu

Temuan Trading Across Border


Indikator Jakarta
DB 2018 DB2019
Time to Import : Border Compliance (hours) 80 80
Cost to Import: Border Compliance (USD) 384 384
Time to Import: Documentary Compliance (hours) 119 106
Cost to Import: Documentary Compliance (USD) 160 160

Berdasarkan Survey Ease Of Doing Business yang di lakukan World Bank di tahun 2019, di
Pelabuhan Tanjung Priok, sebagian besar kegiatan ekspor dan Impor dilakukan melalui JICT dan
KOJA telah mengoperasionalkan sistem Autogate. SPPB diterbitkan secara elektronik oleh sistem
CEISA dan dikirimkan ke sistem autogate sesuai dengan Perdirjen Bea Cukai no. PER-16/BC/2016.
Dengan demikian, SPPB tidak perlu lagi untuk di cetak dan tidak ada petugas bea cukai yang
bertugas di gerbang JICT dan Koja untuk melakukan pemeriksaan container yang keluar masuk
Pelabuhan. Pemberlakuan Sistem Autogate dapat memangkas waktu sampai dengan 13 jam.
Peran DJBC Dalam NLE
BAGAIMANA PERAN DJBC DALAM SKEMA NLE?

KMK 56/KMK.04/2021: Direktur Jenderal Bea dan Cukai merupakan Ketua Tim
Nasional Penataan Ekosistem Logistik Nasional

Peran DJBC:

1 DJBC berperan serta untuk mengefisienkan layanan


pemerintah terkait proses ekspor – impor dengan focus
kepada pengurangan repetisi dan duplikasi

2 DJBC menjadi salah satu “channel” untuk menghubungkan


platform logistic swasta ke dalam skema NLE (dengn skema
API collaboration)

3 DJBC berperan sebagai salah satu inisiator pengembangan tata


ruang Pelabuhan melalui skema one-gate, one- billing, one
system
PRODUK HUKUM (terkait NLE) - 2020

Kewajiban Pengangkut:
PMK 97/PMK.04/2020 • Menghubungkan sistemnya dengan NLE
Perdirjen 11/BC/2020 • Menyediakan DO online
Mengatur tentang manifes kedatangan dan keberangkatan
sarana pengangkut (perubahan PMK 158/2017

• Layanan bongkar-timbun dapat melalui NLE


PMK 108/PMK.04/2020 • Pertukaran data bongkar-timbun melalui NLE
Mengatur tentang pembongkaran dan penimbunan untuk kepentingan pengawasan
barang impor
• Menyediakan layanan SP2 Online
PMK 109/PMK.04/2020 • Mandatory TPS dan autogate
Perdirjen 10/BC/2020 • Reward pengusaha TPS yg bekerjasama dgn
Mengatur tentang Kawasan Pabean dan Tempat platform trucking
Penimbunan Sementara (TPS)
• Pertukaran data perijinan barang lartas
PMK 141/PMK.04/2020 melalui NLE
• Pemanfaatan NLE dalam pengawasan
Mengatur pengawasan barang larangan dan barang lartas
pembatasan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai