Gaya Kepemimpinan Perempuan Pada Birokra

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

Fair Value : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan

Volume 4, Number 10, 2022


P-ISSN: 2622-2191 E-ISSN : 2622-2205
Open Access: https://journal.ikopin.ac.id/index.php/fairvalue

Gaya Kepemimpinan Perempuan Pada Birokrasi Pemerintahan Kota


Madiun
Ditasari Wardani1, Arimurti Kriswibowo2
1,2UPN “Veteran” Jawa Timur
1
ditasariwardani15@gmail.com, 2arimurti.adne@upnjatim.ac.id

Info Artikel ABSTRAK


Sejarah artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpin perempuan pada Disdik dan
Diterima 17 Mei 2022 Diskes PPPKB mengelola organisasi melalui Charismatic and Value based (Visionary
Disetujui 20 Mei 2022 and Inspirational), Team Oriented (Collaborative team orientation and Team integrator)
Diterbitkan 25 Mei 2022 dan Self-Protective (Self-centered and Procedural). Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif deskriptif yang dilakukan dengan wawancara Appreciative Inquiry pada
pemimpin perempuan di birokrasi pemerintahan Kota Madiun pada lingkungan Dinas
Kata kunci: Pendidikan (Disdik) dan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga
Kepemimpinan Perempuan; Berencana (Dinkes PPPKB) Kota Madiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Feminis; Birokrasi pemimpin perempuan pada Disdik mengelola organisasi tepat sesuai visi kedinasan yang
Pemerintahan; Karismatik disesuaikan visi misi Walikota dalam pendidikan, meskipun pimpinan wanita pada Dinkes
dan Berbasis Nilai ; PPPKB dapat lebih menjabarkan langkah atau misi kedinasan dengan lebih sistematis dan
Berorientasi Tim; Pelindung tepat waktu. Sedangkan dalam konsep inspirational, pemimpin perempuan pada Disdik
Diri. dapat lebih percaya diri, antusias dan termotivasi dengan mengikuti alur kerja dinas dan
ketakwaan. Sedangkan pimpinan perempuan pada Dinkes PPPKB lebih menekankan pada
penguasaan aturan, batasan dan belajar dari pengalaman. Selanjutnya pada konsep
collaborative team orientation dan team integrator, pemimpin perempuan pada kedua
dinas sama-sama menekankan pada kerjasama dan koordinasi. Pada konsep self-centered
dan procedural, pemimpin perempuan Disdik selalu banyak mempertimbangkan masukan
secara selektif, berbeda dengan Dinkes PPPKB yang kurang mempertimbangkan
masukan.
ABSTRACT
Keywords : This study aims to determine the style of women's leadership at the PPPKB Disdik and
Women's Leadership; Diskes who manage the organization through: charismatic and value based (visionary
Feminist; Government; and inspirational), team oriented (collaborative team orientation and team integrator)
Charismatic and Value dan self-protective (self-centered and procedural). This research is a descriptive
Based; Team Oriented; qualitative research conducted by interviewing Appreciative Inquiry on government
Self-Protective. female leaders in Madiun City in the Department of Education (Disdik) and the
Department of Health, Population Control, and Family Planning (Dinkes PPPKB)
Madiun City. The results showed that female leaders at Disdik managed the organization
precisely according to the official vision that was adapted to the mayor's vision and
mission in education, although female leaders at the PPPKB Dinkes could more
systematically describe the steps or mission of the service in a more systematic and
timely manner. Meanwhile, female leaders at the PPPKB Health Office are more
responsible for controlling, limiting and learning from experience. Furthermore, in the
collaborative concept of team orientation and team integrator, female leaders in both
services are equally focused on cooperation and coordination. On Self-centered and
procedural, female leaders at Disdik are always consider inputs selectively, with Dinkes
PPPKB not considering inputs.

©2022 Penulis. Diterbitkan oleh Program Studi Akuntansi, Institut Koperasi Indonesia.
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

PENDAHULUAN
Kemajuan dari suatu organisasi sangat ditentukan oleh peran pemimpin. Pemimpin adalah
seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain atau kelompok. Ralph M. Stogdill mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses
mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas dari anggota kelompok
(Stogdill, 2004 dalam Daromes, 2014).

4588
Ditasari Wardani, Arimurti Kriswibowo (2022).
Fair Value : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4 No. 10 Mei 2022
P-ISSN: 2622-2191 E-ISSN : 2622-2205

Kepemimpinan saat ini semakin berkembang tidak terbatas hanya pada laki-laki, tetapi juga
perempuan, apalagi dengan adanya kesetaraan gender yang searah dengan meningkatnya Hak Asasi
Manusia (HAM) atau dalam istilah lain sering dikenal dengan Human Right (Wibowo, 2018).
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki beragam julukan, salah satunya yakni sebagai
negara terbesar keempat di dunia. Menurut Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam situs berita Kompas.com yang dikutip Nugraheny (2020)
dijelaskan bahwasanya jumlah penduduk Indonesia pada semester satu 2020 sebanyak 268.583.016
jiwa. Berdasarkan jumlah tersebut terbanyak diantaranya didominasi oleh penduduk berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 135.821.768 jiwa mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen dan penduduk berjenis
kelamin perempuan sebanyak 132.761.248 jiwa mengalami kenaikan sebesar 0,82 persen. Melihat
dari angka penduduk yang besar tentu menjadi tantangan bagi Indonesia mengatur penegakan HAM
terkait keadilan dan kesetaraan gender.
Birokrasi pemerintahan di Indonesia bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada publik
sesuai dengan misi yang diberikan kepadanya dari kebijakan-kebijakan publik. Sedangkan pengaruh
keutamaan gender merupakan salah satu strategi pembangunan yang dilakukan untuk mencapai
kesetaraan dan keadilan gender, melalui pengintegrasian pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan
permasalahan perempuan dan laki-laki kedalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
dari seluruh kebijakan, program, proyek dan kegiatan diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan
(Krisvaldy, 2021). Birokrasi memiliki kekuatan yang besar dalam administrasi publik karena
organisasi ini berhubungan langsung dengan publik yang dilayani secara keseluruhan. Selain itu,
perempuan bekerja bukanlah merupakan suatu hal yang tabu untuk dilakukan. Keterlibatan
perempuan dalam dunia kerja tidak serta merta mengindikasikan bahwa perempuan bekerja hanya
untuk mencari nafkah dan mengejar karir. Ada sebab-sebab lain yang membuat perempuan ingin
bekerja, khususnya bekerja di organisasi birokrasi. Makna kerja yang paling mendasar selalu
dikaitkan dengan kebutuhan ekonomi, seperti: pemenuhan kebutuhan makanan, tempat tinggal, baik
untuk individu dan masyarakat, meskipun demikian ditemukan juga adanya makna kerja lain yang
lebih bersifat subjektif yang ditawarkan dari suatu pekerjaan seperti prestasi, kehormatan, kontak
sosial mendefinisikan makna kerja sebagai penghayatan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan
ekonomi individual dengan melaksanakan tugas pekerjaan dari satu tahap ke tahap yang lainnya
dalam organisasi (Walahe dan Nehrun, 2018).
Berdasarkan publikasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia oleh Rahmawati, Clarissa, dan Dewi (2019) yang berjudul “Pembangunan
Manusia Berbasis Gender Tahun 2019”, Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Indonesia dapat
dikatakan “meningkat tapi lambat”. IPG di Indonesia berada pada tahun 2017 berada pada nilai 93,22
yang masih berada dibawah nilai IPG dunia yang berada pada nilai 94,12. Nilai IPG nasional yang
dinilai naik tapi melambat, berbanding searah dengan jumlah ASN perempuan yang lebih banyak
pada golongan pimpinan daerah, pimpinan dinas, pimpinan bagian maupun kepala bagian pada eselon
I, II dan III yang menunjukkan adanya jumlah ASN perempuan lebih banyak yaitu 52% dibandingkan
laki-laki 48%, sehingga seharusnya pemimpin perempuan secara nasional memiliki peran serta yang
lebih baik dalam keterwakilan kesetaraan gender (BKN, 2021).
Total penduduk Kota Madiun menurut Badan Pusat Statistik Kota Madiun tahun 2018
mencapai sekitar 176.697 jiwa. Dari total tersebut sejumlah 90.896 jiwa merupakan perempuan dan
sisanya merupakan laki-laki yang berjumlah 85.801 jiwa (BPS, 2018). Salah satu dampak dari
meningkatnya IPG dan IDG di Kota Madiun yang telah dijelaskan pada situs berita RRI.co.id (Wulan,
2020) dan Realita.co (2020) diantaranya yaitu meningkatnya peran perempuan, dalam hal ini di sektor
publik atau jajaran lembaga eksekutif dan legislatif Kota Madiun (Dinas/ Instansi Pemerintah/ Satuan
Kerja/Organisasi Perangkat Daerah), terutama dari segi dalam mengisi posisi golongan dan jabatan
tertentu di lembaga pemerintahan. Selanjutnya, jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Tahun 2018-
2020 menunjukkan jumlah pegawai negeri sipil perempuan lebih banyak sejumlah 57,6% dan
melampaui jumlah pegawai negeri laki-laki sejumlah 42,4%. Ini menjadi kelompok yang harus diberi
kesempatan dan tidak hanya menjadi objek, namun juga subjek pembangunan suatu daerah.
Perempuan juga perlu berpartisipasi aktif dalam lembaga pemerintahan, terutama dalam hal kebijakan
dan kekuasaan khususnya di sektor publik. Selain hal tersebut, dampak lain juga dapat dilihat pada
jumlah ASN perempuan yang menduduki golongan dan jabatan di pemerintahan yang pada tahun
2016 sampai dengan 2020 terus mengalami kenaikan (BPS Kota Madiun, 2018-2020). Meskipun

4589
Ditasari Wardani, Arimurti Kriswibowo (2022).
Fair Value : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4 No. 10 Mei 2022
P-ISSN: 2622-2191 E-ISSN : 2622-2205

secara nasional prosentase ASN perempuan eselon I, II dan III lebih banyak, tetapi secara regional
Jawa Timur dan Daerah Kota Madiun masih lebih kecil dari laki-laki, yaitu 27% ASN Perempuan
pada regional jawa Timur dan 28% pada Kota Madiun. Fenomena ini perlu diteliti lebih lanjut
bagaimana peran ASN pemimpin perempuan pada kemajuan Kota Madiun (BPS Provinsi Jatim, 2021
dan BPS Kota Madiun, 2021).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan wawancara bersifat apresiatif
dalam model Appreciative Inquiry (AI), yaitu sebuah pendekatan yang menawarkan proses untuk secara
positif mengeksplorasi, secara kolektif berimajinasi, merancang, dan melangkah ke masa depan (Whitney
& Trosten-Bloom, 2010). Penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
tentang orang melalui tulisan atau kata-kata yang diucapkan dan perilaku yang dapat diamati (Salim &
Syahrum, 2012) dan tidak menggunakan prosedur statistik dan kuantifikasi (Salim & Syahrum, 2012).
Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-
kualitasnya, alih-alih mengubahnya menjadi entitas-entitas kuantitatif (Prasanti, 2018).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yakni data yang peroleh langsung
dari responden melalui wawancara sebagai hasil penelitian, serta data sekunder yang didapatkan dari
berbagai literatur yang relevan dengan topik penelitian diantaranya dokumen elektronik maupun koleksi
dokumen fisik dari lokasi penelitian yang dituju (Sugiyono, 2019 dalam Kriswibowo et al., 2021).
Penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2016) dalam Arischa dan
Zulkarnain (2019) purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa
pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif.
Berdasarkan Raco (2010) sampel metode kualitatif tidak menekankan pada jumlah atau keterwakilan.
Penelitian dilakukan pada Dinas Pendidikan Kota Madiun dan Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Keluarga Berencana Kota Madiun.
Wawancara pada penelitian berfokus pada peran kepemimpinan wanita pada birokrasi dengan
unsur kepemimpinan feminin. Menurut Altintas dan Altintas dalam Rosintan dan Setiawan (201yy4)
kepemimpinan feminim terdiri dari 3 unsur, Pertama, Charismatic atau Value Based dengan kerangka
perilaku dari charismatic adalah: Visionary (Pemimpin memiliki pandangan ke depan) dan Inspirational
(Pemimpin adalah orang yang percaya diri, antusias, dan motivational). Kedua, Team Oriented dengan
kerangka perilaku dari team oriented adalah Collaborative team orientation (Pemimpin merupakan pribadi
yang group oriented, kolaboratif, dan loyal) dan Team integrator (Pemimpin merupakan orang yang
komunikatif dan melakukan koordinasi di dalam perusahaan). Ketiga, Self-Protective dengan Kerangka
perilaku dari self protective adalah Self-Centered (Pemimpin merupakan orang yang tidak mudah dalam
bersosialisasi dan non participative serta Procedural atau Bureaucratic (Pemimpin merupakan orang yang
prosedural dan formal). Sedangkan analisis data penelitian ini memakai model induksi Miles, Huberman,
dan Saldana (2018), yaitu pengumpulan data, kondensasi data (proses memilih, menyederhanakan,
mengabstrakkan, dan atau mentransformasikan data), penyajian data (data display) serta penarikan
kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan uji kredibilitas, triangulasi, transferability, kepastian dan
dependability (Sugiyono, 2017).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Wawancara ini dilakukan kepada Kepala Dinas, Kepala Bagian, Kepala Seksi dan staf dari
dua Dinas di Kota Madiun seperti dirangkum pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Ikhtisar Wawancara Informan.
Pertanyaan
Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana
mengelola selalu merasa menjadi selalu menjadi organisasi
organisasi percaya diri, pribadi yang komunikatif pribadi yang selalu
kedepan antusias & group oriented, dan mempertim prosedural
N
Informan sesuai Visi- termotivasi collaborative, melakukan bangkan formal dan
o
Misi menghadapi dan loyal koordinasi di masukan mengontrol
kedinasan?. masalah?. terhadap dalam serta organisasi agar
organisasi?. organisasi?. menjaga procedural
agar dan formal?.
partisipatif?.
Dinas Pendidikan Kota Madiun

4590
Ditasari Wardani, Arimurti Kriswibowo (2022).
Fair Value : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4 No. 10 Mei 2022
P-ISSN: 2622-2191 E-ISSN : 2622-2205

Pertanyaan
Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana
mengelola selalu merasa menjadi selalu menjadi organisasi
organisasi percaya diri, pribadi yang komunikatif pribadi yang selalu
kedepan antusias & group oriented, dan mempertim prosedural
N
Informan sesuai Visi- termotivasi collaborative, melakukan bangkan formal dan
o
Misi menghadapi dan loyal koordinasi di masukan mengontrol
kedinasan?. masalah?. terhadap dalam serta organisasi agar
organisasi?. organisasi?. menjaga procedural
agar dan formal?.
partisipatif?.
1. Kepala Sesuai visi Optimis Mengedepanka Berusaha Mencermati
Menjalankan
Dinas misi Disdik melayani n suara dari tim menerima dan menjaga
sesuatu sesuai
Pendidi yaitu masyarakat yang ada di masukan dan sistem dan
agar semua itu
kan Kota terwujudnya dan Dinas aspirasi dari prosedur yang
bisa menjadi
Madiun. pendidikan menyelesai Pendidikan ada sehingga
masing-masing satu kesatuan
berkualitas kan untuk bersama- bidang dan bisa mengontrol
yang inovatif.
dengan permasalahan sama sekolah serta kondisi Dinas
meningkatkan yang ada di menghadapi berkoordinasi Pendidikan
kualifikasi Dinas. setiap dengan tim tetap
kompetensi, permasalahan untuk prosedural,
menjadi yang ada. mewujudkan formal dan
Disdik satu tujuan transparansi.
professional yang sama.
2. Kepala Mengelola Menyesuaikan Mengikuti SK Tidak malas Menerima
Menjalankan
Bagian organisasi diri sesuai yang sudah dan tidak malu masukan yang
prosedur secara
Guru sesuai dengan alur penyele ditetapkan menimba ilmu bisa diterima
formal dengan
Dan visi misi saian yang dinas, lakukan kepada dan tambah
improvisasi
Tenaga Walikota disediakan segala sesuatu siapapun serta ilmu serta
yang lebih baik
Kependi yang dinas, yaitu sesuai dengan selalu belajar memberikan
serta mengikuti
dikan didukung mengikuti aturan dan apapun dengan motivasi
SOP yang
(GTK), dengan hierarki alur selalu mencari berkoordinasi memenuhi
berlaku.
Dinas program- kepemimpi solusi serta pada setiap kewajiban dan
Pendidik program yang nan dari berkoordinasi pihak. menghargai
an Kota ada di Disdik. bawah ke sebagai perbedaan
Madiun atas. kuncinya. pendapat.
3. Kepala Mewujudkan Percaya pada Menanamkan Selalu Menerima
Melakukan
Seksi tenaga tujuan dan bahwa bekerja melakukan masukan-
koordinasi lisan
Pemetaa kependidikan meningkatkan itu ibadah dan koordinasi, masukan
sebelum
n Dan berkualitas, iman takwa mengabdi memulai dengan tetap
mengambil
Distribus memenuhi kepada Allah. kepada Negara, bekerja difilter yang
keputusan
i Tenaga kinerja, dan Bekerja itu karena sejak biasanya terbaik,
formal dan
Kependi mewujudkan ibadah dengan awal diangkat melakukan sehingga tim
selalu
dikan, kinerja yang ikhlas. sebagai ASN briefing atau bisa
melaksanakan
Dinas baik untuk Percaya disumpah dan rapat kecil. memberikan
pekerjaan
Pendidik menunjang bahwa diminta untuk data ke
sesuai alur
an Kota dan semuanya membuat pakta pimpinan.
procedural
Madiun mewujudkan bisa berjalan integritas. sesuai
Visi-Misi dengan baik hubungan
Walikota. dan lancar. jenjang jabatan.
4. Pegawai Mengkonfima Mengkonfima Mengkonfimasi Mengkonfimasi Mengkonfima Mengkonfimasi
Dinas si jika si jika jika pimpinan jika pimpinan si jika jika pimpinan
Pendidik pimpinan pimpinan dinas selalu pimpinan dinas selalu
an. dinas dinas selalu merupakan komunikatif selalu procedural dan
mengelola percaya diri pribadi yang dan koordinatif. mempertim formal.
organisasi dan group oriented. bangkan
sesuai visi termotivasi. masukan
misi.
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-PPKB)

4591
Ditasari Wardani, Arimurti Kriswibowo (2022).
Fair Value : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4 No. 10 Mei 2022
P-ISSN: 2622-2191 E-ISSN : 2622-2205

Pertanyaan
Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana
mengelola selalu merasa menjadi selalu menjadi organisasi
organisasi percaya diri, pribadi yang komunikatif pribadi yang selalu
kedepan antusias & group oriented, dan mempertim prosedural
N
Informan sesuai Visi- termotivasi collaborative, melakukan bangkan formal dan
o
Misi menghadapi dan loyal koordinasi di masukan mengontrol
kedinasan?. masalah?. terhadap dalam serta organisasi agar
organisasi?. organisasi?. menjaga procedural
agar dan formal?.
partisipatif?.
5. Kepala Mengelola Menganggap Memandang Melakukan Menekankan Selalu
Dinkes- organisasi tugas adalah bahwa manusia rapat koordinasi pentingnya menjalankan
PPKB sesuai visi amanah dan membutuhkan dengan para kerjasama prosedur secara
Kota misi Walikota ibadah, orang lain, Kepala Bidang individu, formal dengan
Madiun. Madiun, yaitu sehingga begitu juga dan Sekretaris membutuhkan menjalankan
mewujudkan memotivasi orang lain secara rutin, pemikiran sesuatu sesuai
pemerintahan ketika membutuhkan dan dilakukan orang lain, aturan-aturan
yang baik menghadapi kita. Beliau koordinasi saling support selanjutnya
melalui tantangan dan juga berjenjang ke serta dibentuk SOP
transparansi hambatan. menekankan bawah. Selain mengupayaka serta
anggaran dan Selain itu loyalitas dengan itu dengan n beban kerja melaksanakan
teknologi, adanya selalu memaksimalka merata ke SOP dengan
meningkatkan potensi yang menguatkan n fungsi grup semua staf fleksibel.
koordinasi, luar biasa di internal supaya daring seperti yang ada
melakukan Dinkes yang sabar ketika ada Whatsapp. dengan
pembinaan ke dikembang kritikan. kompetensi
Fasilitas kan, apalagi dan
Pelayanan adanya kewenangann
kesehatan support sistem ya masing-
yang lain. dari Walikota. masing.
6 Kepala Mengikuti Menguasai Mendengarkan Berkoordinasi Menjaga Menjalankan
Bidang time schedule, pekerjaan, orang lain, kalau ada komunikasi, prosedur formal
Pelayana mewujudkan mengetahui kemudian selalu masalah, mendengar dengan
n tugas aturan dan yakin apapun bahkan di luar kan, bertanya kalangan
Kesehata kedinasan mengetahui permasalahan jam kerja. dan dikoordi eksternal dan
n dan yang terkait batasan. itu akan bisa Setiap ada nasikan. internal pada
Sumber sesuai Pahami kita selesaikan permasalahan Tugas komunikasi
Daya perencanaan permasalahan kalau dishare untuk kedinasan informal
Kesehata tahunan dulu dengan bekerjasama. meminta dikerjakan terlebih dulu,
n dengan motivasi pendapat dari bersama Mengontrol
(PKSDK menekankan belajar dari teman dalam struktur kondisi
), kedisplinan dokumen- bagaimana? ada organisasi organisasi tetap
Dinkes- dalam dokumen, masukan apa? kedinasan prosedural
PPKB ketepatan pengalaman bagaimana obyektif dan formal dengan
Kota pelaksanaan orang lain dan melakukannya? tidak dibawa komunikasi
Madiun. rencana itu. diri sendiri. ke ranah dan MoU pihak
pribadi. lain.
7 Kasi Ketika ada Banyak Menempatkan Melakukan Menerima Menjalankan
Penyedia kesulitan bertanya, diri sebagai komunikasi dua masukan yang prosedur formal
Layanan dijadikan harus banyak makhluk sosial arah, tidak membangun, sesuai aturan
Faskes tantangan belajar, dan butuh berharap orang dan harus serta SOP agar
dan yang harus mengembang antusiasme melakukan dievaluasi menjamin orang
Operasio diperbaiki kan yang dalam komunikasi dulu, kecuali mendapatkan
nal bisa dijadikan sudah kita kerjasama tim dulu dengan itu adalah haknya dan
Puskesm solusi ataupun punyai, dan itu diperlukan, kita, kalau perintah memastikan
as dan inovasi melengkapi membutuhkan atasan maka stakeholder
Rumah kedepannya yang tidak kita harus harus dilayani sesuai
Sakit. kita punyai mendahului dikerjakan aturan
melakukan

4592
Ditasari Wardani, Arimurti Kriswibowo (2022).
Fair Value : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4 No. 10 Mei 2022
P-ISSN: 2622-2191 E-ISSN : 2622-2205

Pertanyaan
Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana
mengelola selalu merasa menjadi selalu menjadi organisasi
organisasi percaya diri, pribadi yang komunikatif pribadi yang selalu
kedepan antusias & group oriented, dan mempertim prosedural
N
Informan sesuai Visi- termotivasi collaborative, melakukan bangkan formal dan
o
Misi menghadapi dan loyal koordinasi di masukan mengontrol
kedinasan?. masalah?. terhadap dalam serta organisasi agar
organisasi?. organisasi?. menjaga procedural
agar dan formal?.
partisipatif?.
komunikasi
8 Pegawai Mengkonfi Mengkonfima Mengkonfimasi Mengkonfimasi Kurang Mengkonfimasi
Dinkes- masi jika si jika jika pimpinan jika pimpinan mengkonfima jika pimpinan
PPKB. pimpinan pimpinan dinas selalu si jika dinas selalu
dinas dinas selalu merupakan komunikatif pimpinan prosedural dan
mengelola percaya diri pribadi yang dan koordinatif mempertim formal
organisasi dan group oriented bangkan
sesuai visi termotivasi . masukan.
misi.
Sumber : Wawancara dengan informan, 2022.
PEMBAHASAN.
Visionary.
Para pemimpin perempuan pada Disdik mengelola organisasi sesuai visi misi Disdik yaitu
terwujudnya pendidikan berkualitas dengan meningkatkan kualifikasi kompetensi, menjadi Dinas
Pendidikan yang professional, sesuai dengan visi misi Walikota yang didukung dengan program-
program yang ada di Disdik serta berusaha mewujudkan tenaga kependidikan yang berkualitas,
memenuhi kinerja dan mewujudkan kinerja yang baik untuk mewujudkan Visi-Misi Walikota.
Pemimpin perempuan pada Dinkes PKB mengelola organisasi mengikuti time schedule, mewujudkan
tugas kedinasan sesuai perencanaan tahunan dengan menekankan kedisplinan serta ketika ada
kesulitan dijadikan tantangan yang harus diperbaiki bisa dijadikan solusi ataupun inovasi kedepannya.
Peneliti melihat bahwa para pemimpin perempuan pada Disdik mengelola organisasi tepat sesuai visi
kedinasan yang disesuaikan visi misi Walikota dalam pendidikan. Meskipun pimpinan wanita pada
Dinkes PKB dapat lebih menjabarkan langkah atau misi kedinasan dengan lebih sistematis dan tepat
waktu dan hal ini terkonfirmasi dengan baik oleh bawahan. Kondisi pimpinan perempuan pada Disdik
maupun Dinkes PKB sesuai dengan kerangka charismatic atau value based yang berarti pemimpin
perempuan mungkin menunjukkan atribut kepemimpinan transformasional. Kerangka perilaku dari
charismatic adalah Visionary, yaitu pemimpin memiliki pandangan ke depan sesuai penelitian Altintas
& Altintas (2008).

Inspirational.
Para pemimpin perempuan pada Disdik dapat percaya diri, antusias dan termotivasi melalui
optimisme melayani masyarakat dan menyelesaikan permasalahan yang ada di Dinas, menyesuaikan
diri sesuai alur penyelesaian yang disediakan dinas, yaitu mengikuti hierarki alur kepemimpinan dari
paling bawah sampai ke paling atas dan percaya pada tujuan dan meningkatkan iman takwa kepada
Allah dengan bekerja sebagai ibadah serta percaya bahwa semuanya bisa berjalan dengan baik dan
lancar. Pemimpin perempuan pada Dinkes PKB dapat percaya diri, antusias dan termotivasi melalui
usaha dalam menguasai pekerjaan, mengetahui aturan dan mengetahui batasan. Pahami permasalahan
dulu dengan motivasi belajar dari dokumen-dokumen, pengalaman orang lain dan pengalaman diri
sendiri serta banyak bertanya, harus banyak belajar, mengembangkan yang sudah kita punyai, dan
melengkapi yang tidak kita punyai. Peneliti melihat bahwa para pemimpin perempuan pada Disdik
dapat percaya diri, antusias dan termotivasi dengan mengikuti alur kerja dinas dan bertakwa pada
Alloh. Sedangkan pimpinan perempuan pada Dinkes PKB lebih menekankan pada penguasaan aturan,
batasan dan belajar dari pengalaman. dan hal ini terkonfirmasi dengan baik oleh bawahan. Kondisi
pimpinan perempuan pada Disdik maupun Dinkes PKB sesuai dengan kerangka Charismatic atau
Value Based berarti pemimpin perempuan mungkin menunjukkan atribut kepemimpinan

4593
Ditasari Wardani, Arimurti Kriswibowo (2022).
Fair Value : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4 No. 10 Mei 2022
P-ISSN: 2622-2191 E-ISSN : 2622-2205

transformasional. Kerangka perilaku dari charismatic lainnya adalah Inspirational (Pemimpin adalah
orang yang percaya diri, antusias, dan motivational).

Collaborative Team Oriented.


Para pemimpin perempuan pada Disdik menjadi pribadi yang group oriented, kolaboratif, dan
loyal terhadap tim dan organisasi dengan mengedepankan suara dari tim yang ada di Dinas
Pendidikan untuk bersama-sama menghadapi setiap permasalahan yang ada, mengikuti SK yang
sudah ditetapkan dinas, lakukan segala sesuatu sesuai dengan aturan dan selalu mencari solusi serta
berkoordinasi sebagai kuncinya serta menanamkan bahwa bekerja itu ibadah dan mengabdi kepada
Negara, karena sejak awal diangkat sebagai ASN disumpah dan diminta untuk membuat pakta
integritas. Pemimpin perempuan pada Dinkes PKB menjadi pribadi yang group oriented, kolaboratif,
dan loyal terhadap tim dan organisasi dengan mendengarkan orang lain, kemudian selalu yakin
apapun permasalahan itu akan bisa selesai kalau bekerjasama serta menempatkan diri sebagai
makhluk sosial dan butuh antusiasme dalam kerjasama tim, baik tim dari seksi maupun dari bidang
ataupun Dinkes secara keseluruhan. Uraian para pemimpin perempuan pada Disdik maupun Dinkes
PPKB agar menjadi pribadi yang group oriented, kolaboratif, dan loyal terhadap tim dan organisasi
sama-sama menekankan pada kerjasama dan koordinasi. Hal ini terkonfirmasi dengan baik oleh
bawahan. Kondisi pimpinan perempuan pada Disdik maupun Dinkes PKB sesuai dengan kerangka
Team Oriented berarti pemimpin perempuan bertindak lebih demokratis dan kolaboratif daripada
pemimpin laki-laki. Kerangka perilaku dari team oriented adalah Collaborative team orientation
(Pemimpin merupakan pribadi yang group oriented, kolaboratif, dan loyal).

Team Integrator.
Para pemimpin perempuan pada Disdik selalu komunikatif dan berkoordinasi dengan cara
berusaha untuk selalu menerima setiap masukan dan aspirasi dari masing-masing bidang dan sekolah
serta selalu berkoordinasi dengan tim untuk mewujudkan satu tujuan yang sama, tidak malas dan tidak
malu menimba ilmu kepada siapapun serta selalu belajar apapun dengan berkoordinasi pada setiap
pihak dan selalu melakukan koordinasi, memulai bekerja biasanya melakukan briefing atau rapat
kecil. Pemimpin perempuan pada Dinkes PKB selalu komunikatif dan berkoordinasi dengan cara
berkoordinasi kalau ada masalah, bahkan di luar jam kerja. Setiap ada permasalahan dishare untuk
meminta pendapat dari rekan. Selain itu dilakukan komunikasi dua arah, tidak berharap orang
melakukan komunikasi dulu dengan kita, kalau membutuhkan kita harus mendahului melakukan
komunikasi. Uraian para pemimpin perempuan pada Disdik maupun Dinkes PPKB agar selalu
komunikatif dan berkoordinasi adalah sama-sama menekankan pada komunikasi dan koordinasi. Hal
ini terkonfirmasi dengan baik oleh bawahan. Kondisi pimpinan perempuan pada Disdik maupun
Dinkes PKB sesuai dengan kerangka Kerangka lain perilaku dari team oriented adalah team
integrator (pemimpin merupakan orang yang komunikatif dan melakukan koordinasi di dalam
perusahaan).

Self Centered.
Para pemimpin perempuan pada Disdik menjadi menjadi orang yang banyak
mempertimbangkan masukan serta menjaga agar tidak kurang partisipatif adalah dengan mencermati
dan menjaga agar semua itu bisa menjadi satu kesatuan yang inovatif, menerima masukan yang bisa
diterima dan menambah ilmu serta memberikan motivasi sesama pegawai untuk memenuhi kewajiban
dan menghargai perbedaan pendapat serta menerima masukan-masukan dengan tetap difilter yang
terbaik, sehingga tim bisa memberikan data ke pimpinan. Pemimpin perempuan pada Dinkes PKB
menjadi orang yang banyak mempertimbangkan masukan serta menjaga agar tidak kurang partisipatif
dengan Menjaga komunikasi, mendengarkan, bertanya dan dikoordinasikan. Tugas kedinasan
dikerjakan bersama dalam struktur organisasi kedinasan secara obyektif dan tidak dibawa ke ranah
pribadi serta menerima masukan yang membangun, dan harus dievaluasi dulu, kecuali itu adalah
perintah atasan maka harus dikerjakan. Uraian para pemimpin perempuan pada Disdik maupun
Dinkes PPKB agar menjadi menjadi orang yang banyak mempertimbangkan masukan serta menjaga
agar tidak kurang partisipatif sama-sama dengan mempertimbangkan masukan secara selektif. Hal ini
terkonfirmasi dengan baik oleh bawahan pada Disdik, berbeda dengan Dinkes PKB yang
menunjukkan kurangnya pertimbangan pada atasan. Kondisi pimpinan perempuan di atas kurang

4594
Ditasari Wardani, Arimurti Kriswibowo (2022).
Fair Value : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4 No. 10 Mei 2022
P-ISSN: 2622-2191 E-ISSN : 2622-2205

sesuai dengan kerangka Self-Protective yang dimaknai jika pemimpin perempuan memiliki lebih
banyak orientasi berdasarkan hubungan dan tingkat keegoisan yang rendah dalam organisasi. Salah
satu kerangka perilaku dari Self Protective adalah Self-Centered (Pemimpin merupakan orang yang
tidak mudah dalam menerima masukan/banyak pertimbangan).

Procedural dan Bureaucratic.


Para pemimpin perempuan pada Disdik selalu menjalankan prosedur formal dengan cara
menjalankan sesuatu sesuai system dan prosedur yang ada sehingga bisa mengontrol kondisi Dinas
Pendidikan tetap prosedural, formal dan transparansi, menjalankan prosedur secara formal dengan
improvisasi yang lebih baik serta mengikuti SOP yang berlaku dan melakukan koordinasi secara lisan
sebelum mengambil keputusan formal dan selalu melaksanakan pekerjaan sesuai alur prosedural
sesuai hubungan jenjang jabatan. Pemimpin perempuan pada Dinkes PKB selalu menjalankan
prosedur formal dengan cara Menjalankan prosedur formal dengan membangun komunikasi informal
terlebih dulu, dengan kalangan eksternal dan internal. Mengontrol kondisi organisasi tetap prosedural
dan formal adalah melakukan komunikasi dan MoU dengan pihak lain dan memperhatikan
komunikasi non-formal serta menjalankan prosedur formal sesuai aturan Permenkes, Perwal,
Peraturan Presiden dan lainnya serta menjalankan layanan sesuai SOP agar menjamin orang
mendapatkan haknya dan memastikan stakeholder dilayani layanan sesuai seharusnya. Uraian para
pemimpin perempuan pada Disdik maupun Dinkes PPKB selalu menjalankan prosedur formal dengan
cara yang hampir sama yaitu mengikuti prosedur yang berlaku sesuai aturan serta pada Disdik lebih
menekankan improvisasi dan komunikasi. Hal ini terkonfirmasi dengan baik oleh bawahan. Kondisi
pimpinan perempuan pada Disdik maupun Dinkes PKB sesuai dengan kerangka Kerangka lain
perilaku dari self protective adalah Procedural atau Bureaucratic (pemimpin yang mengikuti prosedur
dan birokrasi). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Rosintan dan Setiawan (2014) yang
menjelaskan jika pemimpin wanita cenderung prosedural dan mengikuti arus birokrasi.

KESIMPULAN
Pemimpin perempuan pada Disdik mengelola organisasi tepat sesuai visi kedinasan yang
disesuaikan visi misi Walikota dalam pendidikan. Meskipun pimpinan wanita pada Dinkes PPKB
dapat lebih menjabarkan langkah atau misi kedinasan dengan lebih sistematis dan tepat waktu dan hal
ini terkonfirmasi dengan baik oleh bawahan. Kondisi ini sesuai dengan kerangka Charismatic atau
Value based pada dimensi visioner. Para pemimpin perempuan pada Disdik dapat percaya diri,
antusias dan termotivasi dengan mengikuti alur kerja dinas dan ketakwaan. Sedangkan pimpinan
perempuan pada Dinkes PKB lebih menekankan pada penguasaan aturan, batasan dan belajar dari
pengalaman dan hal ini terkonfirmasi dengan baik oleh bawahan. Kondisi ini sesuai kerangka
Charismatic atau Value Based pada lingkup Inspirational. Pemimpin perempuan pada Disdik maupun
Dinkes PPKB menjadi pribadi yang group oriented, kolaboratif, dan loyal terhadap tim dan organisasi
dengan menekankan pada kerjasama dan koordinasi. Hal ini terkonfirmasi dengan baik oleh bawahan
dan sesuai dengan kerangka Team Oriented yang bersifat kolaboratif dan loyal. Para pemimpin
perempuan pada Disdik maupun Dinkes PPKB selalu komunikatif dan berkoordinasi dengan
menekankan pada komunikasi dan koordinasi. Hal ini terkonfirmasi dengan baik oleh bawahan dan
selaras dengan perilaku dari team oriented yakni team integrator. Disdik maupun Dinkes PKB
memiliki pimpinan perempuan yang banyak mempertimbangkan masukan serta partisipatif dengan
mempertimbangkan masukan secara selektif. Hal ini terkonfirmasi dengan baik oleh bawahan pada
Disdik, berbeda dengan Dinkes PKB yang menunjukkan kurangnya pertimbangan pada atasan,
sehingga kurang sesuai dengan kerangka Self-Protective yang mengarah pada Self-centered, yakni
banyak pertimbangan. Pemimpin perempuan pada Disdik maupun Dinkes PPKB selalu menjalankan
prosedur formal dengan mengikuti prosedur yang berlaku sesuai aturan serta pada Disdik lebih
menekankan improvisasi dan komunikasi. Hal ini terkonfirmasi dengan baik oleh bawahan dan sesuai
dengan kerangka lain perilaku dari self protective adalah Procedural atau Bureaucratic.

DAFTAR PUSTAKA
Altintas, F. Ç., & Altintas, M. H. (2008). The relationship between feminist/ identity and leadership
styles of women managers in turkey. Gender in Management, 23(3), 175.

4595
Ditasari Wardani, Arimurti Kriswibowo (2022).
Fair Value : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4 No. 10 Mei 2022
P-ISSN: 2622-2191 E-ISSN : 2622-2205

Arischa, S. (2019). Analisis beban kerja bidang pengelolaan sampah dinas lingkungan hidup dan
kebersihan kota Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa Universitas Riau, 6(1), 8.
Daromes, F. E. (2014). Peran sistem pengukuran kinerja komprehensif dan gaya kepemimpinan
terhadap kinerja manajerial. Jurnal Sistem Informasi Manajemen Dan Akuntansi, 12(2).
Jatim, B. (2021). Jawa Timur Dalam Angka 2021.
Krisvaldy, B. (2021). Pola kepemimpinan perempuan dalam birokrasi pemerintahan (Studi pada lurah
di kelurahan penyengat rendah Kota Jambi). Universitas Jambi.
Kriswibowo, A., Wahyuningtiyas, A., Kusmayadi, N. W., & Prasetyo, K. (2021). Kerjasama
Pemerintah dan Swasta dalam Pengelolaan Limbah Medis Covid-19 di Kota Madiun. Public
Inspiration: Jurnal Administrasi Publik, 6(1), 8–18.
https://doi.org/https://doi.org/10.22225/pi.6.1.2021.8-18
Madiun, B. K. (2021). Kota Madiun Dalam Angka 2021.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2018). Qualitative data analysis: A methods
sourcebook. Sage publications.
Nasional, B. K. (2021). Statistik PNS Nasional Juni 2021.
Nugraheny. (2020). Data kependudukan 2020: Penduduk Indonesia. Kompas.Com.
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/12/15261351/data-kependudukan-2020-penduduk-
indonesia-268583016-jiwa?page=all
Prasanti, D. (2018). Penggunaan Media komunikasi bagi remaja perempuan dalam pencarian
informasi kesehatan. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(1), 15–22.
Raco, J. (2010). Metode penelitian kualitatif: jenis, karakteristik dan keunggulannya. PT Grasindo.
Rahmawati, D. N., Clarissa, A., & Dewi, S. A. T. (2019). Pembangunan manusia berbasis gender
tahun 2019. Kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Realita.co. (2020). Indeks kesetaraan gender di Kota Madiun lampaui nasional. Realita.Co.
http://www.realita.co/indeks-kesetaraan- gender-di
Rosintan, M., & Setiawan, R. (2014). Analisis Gaya Kepemimpinan Perempuan di PT. Ruci Gas
Surabaya. AGORA, Vol. 2(2), 917–927.
Salim, S., & Syahrum, S. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Citapustaka Media.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Walahe, D. (2018). Penguatan gender dalam pengambilan kebijakan birokrasi di Kota Gorontalo.
Gorontalo Journal of Public Administration Studies, 1(2).
Whitney, D. D., & Trosten-Bloom, A. (2010). The power of appreciative inquiry: A practical guide to
positive change. Berrett-Koehler Publishers.
Wibowo, A. (2018). Perlindungan dan penegakan hak asasi manusia bagi etnis rohingya yang tidak
memiliki kewarganegaraan menurut hukum internasional. Jurnal Hukum Adigama, 1(1), 1883–
1907.
Wulan. (2020). Angka IPG-IDG Kota Madiun Lampaui Jatim dan Nasional. Rri.Co.Id.
https://rri.co.id/daerah/791550/angka-ipg-idg-kota

4596

Anda mungkin juga menyukai