Skripsi Perpustakaan
Skripsi Perpustakaan
SKRIPSI
Oleh :
AMANDA HAMIDAH
NPM: 1811070339
SKRIPSI
Oleh :
AMANDA HAMIDAH
NPM : 1811070339
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat : Jl. Let. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame 1 Bandar Lampung 35131Telp(0721)703160
SURAT PERNYATAAN
AMANDA HAMIDAH
NPM 1811070339
v
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat : Jl. Let. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame 1 Bandar Lampung 35131Telp(0721)703160
PERSETUJUAN
MENYETUJUI
Untuk Di Munaqosyah dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung
Pembimbing I, Pembimbing II,
Mengetahui,
Ketua Jurusan
vi
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat : Jl. Let. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame 1 Bandar Lampung 35131Telp(0721)703160
vii
MOTTO
ٰۤ
ع ٍِ ْان ًُ ْنك َِر ۗ َواُون ِٕى َك ِ ع ْىٌَ اِنَى ْان َخي ِْر َو َيأ ْ ُي ُر ْوٌَ ِب ْان ًَ ْع ُر ْو
َ ٌَف َو َي ْن َه ْى ُ َْو ْنت َ ُك ٍْ ِ ّي ْن ُك ْى ا ُ َّيةٌ يَّذ
٤٠١هُ ُى ْان ًُ ْف ِه ُح ْىٌَ
1
Hanita Hanita, “Fase Aspek Perkembangan Anak Usia Dini Dalam Kajian
Al-Quran Dan Hadits,” JEA (Jurnal Edukasi AUD) 6, no. 1 (2020): 28,
https://doi.org/10.18592/jea.v6i1.3523.
viii
PERSEMBAHAN
ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
AMANDA HAMIDAH
NPM. 1811070339
x
KATA PENGANTAR
xi
yang telah memberikan izin dan membantu peneliti untuk
mengadakan proses penelitian.
7. Mulyadi dan Darnila Sari selaku orang tuaku yang telah
memberikan dukungan materi dan doa.
8. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung dan seluruh
makhuk Allah SWT yang telah mengenal, menjaga tanpa
penulis menyadarinya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak khususnya dalam bidang Pendidikan Islam Anak Usia Dini
(PIAUD).
Dengan mengucapkan alhamdulillahirabbil‟alamin, penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya, terutama bagi kemajuan pendidikan dimasa
sekarang ini. Aamiin Yarabbal‟alamin.
AMANDAHAMIDAH
NPM. 1811070339
xii
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................ iii
ABSTRACT ...................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN .................................................................. v
PERSETUJUAN ............................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ............................................................................. ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................... x
KATA PENGANTAR ...................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Penegasan Judul ..................................................................... 1
B.Latar Belakang Masalah .......................................................... 3
C.Fokus dan Sub-fokus Penelitian ............................................ 12
D. Rumusan Masalah ................................................................ 12
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 12
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 12
G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................... 13
H. Metode penelitian ................................................................. 18
I. Sistematika penulisan ............................................................ 26
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................... 27
A. Perkembangan Emosional Anak ........................................... 27
1. Pengertian Perkembangan Emosional Anak ...................... 27
2. Karakteristik Perkembangan Emosional ............................ 30
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Emosional Anak ................................................................ 46
B.Video Tiktok ......................................................................... 50
C.Dampak Video Tiktok Pada Perkembangan Emosional Anak
Usia Dini .............................................................................. 59
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ............................... 66
A. Gambaran Umum Desa Suka Agung Pekon Bandar Agung
Kecamatan Bandar Negeri Suoh ........................................... 66
xiii
1. Sejarah Dusun Suka Agung pekon Bandar agung
Kecamatan Bandar Negeri Suoh ....................................... 66
2. Visi dan Misi ..................................................................... 67
3. Letak Geografis dan Luas Wilayah.................................... 67
4. Struktur Organisasi ............................................................ 68
5. Jumlah Penduduk Di Dusun Suka Agung pekon Bandar
agung Kecamatan Bandar Negeri Suoh ............................. 71
6. Kondisi Sosial di Dusun Suka Agung pekon Bandar Agung
Kecamatan Bandar Negeri Suoh ....................................... 72
BAB IV ANALISIS PENELITIAN ............................................... 75
A. Analisis Data Penelitian ....................................................... 75
B.Temuan Penelitian ................................................................. 87
BAB V PENUTUP ........................................................................... 94
A. Kesimpulan .......................................................................... 94
B.Rekomendasi ......................................................................... 94
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................... 95
LAMPIRAN ................................................................................... 102
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Judul merupakan hal yang sangat penting dari karya
ilmiah, karena judul ini akan memberikan seluruh gambaran
tentang keseluruhan isi skripsi. Untuk memahami dan
menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi
ini, maka penulis terlebih dahulu menjelaskan pengertian dari
judul maka akan di uraikan secara singkat kata kunci yang
terdapat di dalam judul skripsi "Dampak Penggunaan Video
Tiktok Pada Perkembangan Emosional Anak Usia Dini Di
Dusun Suka Agung Pekon Bandar Agung Kecamatan
Bandar Negeri Suoh" dengan demikian akan dapat diperoleh
gambaran yang jelas, penjelasan yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Dampak
Dampak menurut kamus Besar Bahasa Indonesia
yakni bentuk, pengaruh kuat yang dapat mendatangkan
akibat baik maupun buruk atau dapat berarti benturan
yang cukup hebat antara dua benda sehingga dapat
menyebabkan perubahan yang terjadi didalam kehidupan.
1
1
KBBI, „Dampak‟, diakses dari https://kbbi.web.id/dampak , pada tanggal 09
Desember 2020 pukul 10.13 .
2
Soekanto soerjono, Teori Peranan (Jakarta: Bumi Aksara, 2002).
1
2
2. Video Tiktok
Tik tok merupakan sebuah aplikasi yang
memberikan efek spesial yang unik dan menarik yang bisa
digunakan oleh para pengguna aplikasi ini dengan mudah
untuk membuat vidio pendek yang keren dan bisa menarik
perhatian banyak orang yang melihatnya. Aplikasi tik tok
adalah sebuah jaringan sosial dan platform video musik
tiongkok yang diluncurkan pada september 2016.3
Tiktok merupakan salah satu bentuk media video
elektronik yang mampu menggabungkan teknologi audio
dan visual secara bersama sehingga menghasilkan suatu
tayangan yang dinamis dan menarik. Media video
memiliki fungsi sebagai media pembelajaran yaitu fungsi
atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi
kompensatoris. 4
Media video pembelajaran khususnya
menggunakan aplikasi tiktok adalah media yang
menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan
pembelajaran baik
yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori
aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan
bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-
pesan/materi pelajaran. Dikatakantampak dengar kerena
unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak)
dapat disajikan serentak. 5
3. Perkembangan Emosional
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman. Semacam yang dikatakan
3
Wisnu Nugroho Aji, Aplikasi Tik Tok Sebagai Media 6Pembelajaran Bahasa
Dan Sastra Indonesia, ISBN: 978-, 2012.
4
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, n.d.).
5
Cheppy Riyana, Pedoman Pengembangan Media Video (Bandung: Program
P3AI Universitas Pendidikan Indonesia, 2007)..
3
Van Den Dele kalau pertumbuhan ialah pergantian secara
kualitatif. Perkembangan bukan sekedar penambahan
berat badan atau tinggi badan seorang atau peningkatan
kemampuan seorang, melainkan suatu proses. Dapat
dikatakan bahwa perkembangan (development),
merupakan bertambahnya kemampuan skilldalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola dan
aturan dan diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan, berkaitan dengan aspek kemampuan gerak,
intelektual, sosial dan emosional. 6
Emosi sebagai perasaan atau afeksi yang timbul
ketika seseorang berada dalam suatu keadaan yang
dianggap penting oleh individu tersebut. Emosi
diwakilkan oleh perilaku yang mengekspresikan
kenyamanan atau ketidaknyamanan terhadap keadaan atau
interaksi yang sedang dialami. Emosi dapat berbentuk
rasa senang, takut, marah, dan sebagainya. 7
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan
bahwa dengan skripsi ini merupakan sebuah penelitian untuk
membahas dan membuktikan secara detail dampak video
tiktok pada perkembangan emosional anak usia dini usia dini
di Dusun Suka Agung Pekon Bandar Agung Kecamatan
Bandar Negeri Suoh.
6
Nilawati Tadjuddin, Meneropong Perkembangan Anak Dalam Perspektif Al-
Quran (Depok: Heyra Media, 2014). Hal.15.
7
W. J Santrock, Perkembangan Anak. (Jakarta: Erlangga, 2007).
4
mengembangkan berbagai potensi anak agar dapat
berkembang secara optimal.
Menurut NAEYC (National Assosiation Education for
Young Children) bahwa anak usia dini merupakan
sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8
tahun. Dimana pada masa ini anak lebih terbuka untuk
pembelajaran dan menyerap segala bentuk informasi. Anak
akan mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan baik
dalam aspek Moral dan agama, Fisik motorik, kognitif,
bahasa, seni maupun sosial emosional.8
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14
menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Hal itu juga diperjelas dalam Al-Qur‟a n bahwa anak
lahir dalam keadaan belum mengetahui suatu hal. Berikut ayat
QS. An-Nahl Ayat 78 yaitu :
ار
َ ص َ ْ شيْـ ًٔ ۙا َّو َج َع َم نَكُ ُى انس ًَّْ َع َو
َ اَل ْب ُ ُ ّٰللاُ ا َ ْخ َر َج ُك ْى ِ ّي ْۢ ٍْ ب
َ ٌَط ْى ٌِ ا ُ َّيهٰ ِت ُك ْى ََل ت َ ْعهَ ًُ ْى َو ه
٨٧اَل ْفـِٕدَة َ ۙ نَ َعهَّ ُك ْى ت َ ْش ُك ُر ْوٌَ
َ ْ َو
8
Femmi Nurmalitasari, „Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Usia
Prasekolah‟, Buletin Psikologi, Vol. 23.No. 2. Yogyakarta 2015, Hal. 104.
9
Qs. An-Nahl(16); 78.
5
pendengaran, penglihatan dan hati nurani (yakni akal yang
menurut pendapat yang sahih pusatnya berada di hati).
Menurut pendapat yang lain adalah otak. Dengan itu manusia
dapat membedakan di antara segala sesuatu, mana yang
bermanfaat dan mana yang berbahaya. Kemampuan dan
indera ini diperoleh seseorang secara bertahap, yakni sedikit
demi sedikit. Semakin besar seseorang maka bertambah pula
kemampuan pendengaran, penglihatan, dan akalnya hingga
sampailah ia pada usia matang dan dewasanya. Dengan bekal
pendengaran, penglihatan dan hati nurani (akal) itu, anak pada
perkembangan selanjutnya akan memperoleh pengaruh
sekaligus berbagai didikan dari lingkungan sekitarnya. Seperti
sabda Rasulullah saw;
أ َ ْك ِر ُيىا أَ ْو ََلدَ ُك ْى َوأَحْ ِسنُىا آدَابَ ُه ْى:س ََل ُو َّ عهَ ْي ِه ان
َّ ص ََلة ُ َوان َ َوقَا َل
Nabi saw. bersabda, “Muliakanlah anak-anak kalian
perbaikilah tingkah laku mereka”. 10 Hadis ini diriwayatkan
oleh imam Ibnu Majah dari sahabat Anas bin Malik r.a.
10
Ibn Majah, “Kitab Al-Adab, Bab Birr Al-Walid Wal Ihsan Ila Al-Banat.,”
no. No. 3661 (n.d.).
11
Les Giblin, Skill With People (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005).
6
dalam suatu proses atau kegiatan. Media audio visual yang
dapat digunakan sebagai perantara pesan dalam pembelajaran
yang melibatkan pendengaran dan pengelihatan adalah
video.12 Menurut Ronald Anderson (1994) menggunakan
media audio visual dapat menajdi media yang sangat baik
dalam mempengaruhi sikap dan emosi karena untuk
menunjukkan contoh dan cara bersikap atau berbuat dalam
suatu penampilan khususnya yang menyangkut anak.13
Perkembangan emosional pada masa kanak-kanak merupakan
ujung tombak yang menentukan sikap, nilai, dan perilaku di
masa depan. Menurut Goleman (2000) menggambarkan
kecerdasan emosional terdapat dalam 5 aspek kemampuan
utama yaitu mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan
kemampuan membina hubungan. 14 Dalam penelitian Nilawati
Tajuddin menyatakan bahwa sebagai peneliti kecerdasan
emosi mengarahkan anak agar dapat mengenali, dan
mengelola emosi dengan cara memperoleh pengetahuan,
sikap, keterampilan, dan perlu membangun, memelihara
hubungan yang positif. Berdasarkan hasil survei di Amerika
Serikat tentang, ternyata ditemukan sebuah paradoks yang
membahayakan. Sementara skor anak-anak makin tinggi,
kecerdasan emosi mereka justru menurun. Yang paling
mengkhawatirkan adalah data hasil survei besar-besaran
terhadap orang tua dan guru bahwa anak-anak generasi
sekarang lebih sering mengalami masalah emosi bila
dibandingkan dengan generasi terdahulunya. 15 Perkembangan
emosional anak merupakan kemampuan dalam mengelola
12
Azhar Arsyad, „Media Pembelajaran‟, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Vol. 36.No. 1. 2011, Hal. 23-24.
13
Ronald Anderson, Pemilihan Dan Pengembangan Media Audio Visual
(jakarta: Grafindo Pers, 1994).
14
Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Terjemahan) (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2000).
15
Nilawati Tadjuddin, Syofyan Soleh, and Untung Nopriansyah, “Kurikulum
Penanaman Sikap Berbasis Kecerdasan Emosi Bagi Anak Usia Dini Di Provinsi
Lampung,” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6, no. 2 (2021): 665,
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i2.974.
7
emosi secara lengkap, baik emosi positif maupun negatif.16
Emosi dapat dikelompokkan emosi positif dan emosi negtaif,
namun demikian, adapula beberapa diantaranya yang dapat
mengekspresikan keduanya, tergantung pada pengalaman
yang dialaminya. Emosi positif terdiri dari rela, lucu,
kegembiraan/keceriaan, kesenangan/kenyamanan, rasa ingin
tahu, kebahagiaan, kesukaan, rasa cinta/kasih sayang,
ketertarikan. Sedangkan emosi negatif terdiri dari rasa tidak
sabaran, kebimbangan, rasa marah, kecurigaan, rasa cemas,
rasa bersalah, rasa cemburu, jengkel, takut, depresi,
kesedihan, benci.17 Menurut Prawitasari dalam Mashar (2011)
Emosi positif seperti gembira, bahagia, ceria, dan sabar perlu
dikembangkan sejak dini dimana emosi positif diasumsikan
membuat orang lebih sehat jasmani dan rohani, sedangkan
emosi negatif seperti marah, cemas, bosan, cemburu, dengki,
dan sedih biasanya akan memunculkan banyak masalah,
kedua emosi ini baik positif maupun negative dapat diamati
dari ekspresi yang dapat dilihat seperti dari raut wajah,
gerakan tubuh, tangan, dan bahasa non verbal lainnya.18
Nurmalitasari menegaskan bahwa perkembangan emosi pada
anak ditandai dengan munculnya emosi evaluatif yang disa
dari rasa bangga, malu, dan rasa bersalah, dimana kemunculan
emosi ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami
dan menggunakan peraturan dan norma sosial untuk menilai
perilaku mereka. Apalagi dari video dubbing yang dibuat,
anak dapat mengenal berbagai macam ekspresi wajah, mulai
dari ekspresi marah, menangis, kesal, bahagia, bingung, dan
banyak ekspresi lainnya. Hal ini sangat terlihat jelas saat anak
mampu menirukan dan mengekspresikan wajah sesuai dengan
video dubbing itu. Menurut Elias dalam Dewi (2020)
16
Popy Puspita Sari, Sumardi Sumardi, and Sima Mulyadi, „Pola Asuh Orang
Tua Terhadap Perkembangan Emosional Anak Usia Dini‟, Jurnal Paud Agapedia,
Vol. 4.No. 1. Tasikmalaya, 2020, Hal. 158.
17
Valda Reynolds, A Practical Guide to Child Development (Cheltenham:
Stanley Thornes, 1987).
18
Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Perkembangannya
(Jakarta: Kencana, 2011).
8
menegaskan bahwa belajar emosional merupakan proses di
mana orang mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang diperlukan untuk memperoleh kemampuan untuk
memahami, mengelola, dan mengungkapkan aspek sosial dan
emosional dengan membentuk hubungan dan pemecahan
masalah. 19
Menurut Hurlock (1991) terdapat tiga kondisi utama
yang dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak
usia dini, yaitu: kondisi fisik, kondisi psikologis dan kondisi
lingkungan. Kondisi fisik berkaitan dengan fisik motorik
anak, kondisi psikologis berkaitan dengan mental dan
intelegensi anak dan kondisi lingkungan berkaitan dengan
tempat dimana anak tumbuh dan berkembang. Pada dasarnya
anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungan
dimana anak berada. Proses belajar yang menunjang
perkembangan emosi terdiri dari beberapa, yaitu, Belajar
dengan cara meniru, Belajar dengan mempersamakan diri,
Belajar melalui pengkondisian, Pelatihan, dan Belajar dengan
coba-coba.20 Hal itu dapat kita lihat dari banyak video yang
beredar di media sosial Anak dapat belajar mengekspresikan
perasaannya dan berhubungan baik dengan banyak orang.
Saat ini salah satu video yang banyak dilihat adalah melalui
video TikTok, ini juga dapat membantu anak semakin percaya
diri dengan kemampuannya serta semakin berani tampil di
depan banyak orang. Ini juga dibuktikan dari hasil foto serta
video yang di muat dalam aplikasi TikTok. Anak tampak
percaya diri di depan kamera, berpose layaknya model serta
berlakon layaknya seorang bintang sinetron. 21 Tiktok
merupakan Sebuah aplikasi pembuatan video pendek dengan
19
Femmi Nurmalitasari, “Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Usia
Prasekolah,” Buletin Psikologi Vol. 23, no. No. 2 (2015): Hal. 105,
https://doi.org/10.22146/bpsi.10567.
20
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 1978).
21
Kholida Munasti et al., “Aplikasi TikTok Sebagai Alternatif Perkembangan
Anak Usia Dini” 6, no. 6 (2022): hal. 7157, https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i6.2981.
9
didukung musik, yang sangat digemari oleh orang banyak
termasuk orang dewasa dan anak usia dini.22
Berdasarkan penelitian sebelumnya, secara
keseluruhan para peneliti mengemukakan permasalahan
dampak video tiktok pada perkembangan anak usia dini.
Menurut Intan Diyah Retno palupi (2020) pengaruh media
sosial pada perkembangan kecerdasan emosional dapat
dipengaruhi oleh faktor kondisi lingkungan dan kebiasaan.
Penggunaan video dalam pemberian contoh kecerdasan
emosional secara bertahap dan berlanjut akan meningkatkan
dan menunjukkan kecerdasan emosional anak, melalui video
anak akan merasa senang, tertarik dan antusias untuk
menonton serta anak akan diarahkan untuk mengambil sisi
baiknya untuk dicontoh. Dari dampak positif tersebut
menonton video terdapat dampak negatifnya yaitu terjadi
didalam interaksi sosial, anak menjadi lebih individual dan
kurang peka terhadap lingkungan. Jika terlalu sering
dihadapkan dengan video, anak akan melupakan sopan santun
yang diajarkan dalam memperlakukan teman sebayanya atau
lebih cenderung bermain sendiri dengan handphone nya.23
Bagus Prianbodo (2018) mengatakan bahwa terdapat
pengaruh negatif yang terjadi pada anak yang akan
mempengaruhi perkembangan anak baik secara fisik maupun
mental. Salah satu pengaruh buruk yang terjadi ketika anak
menjadi pengguna tiktok secara fanatik adalah kurangnya
perkembangan sosial emosional anak. Dimana ketika anak
sudah terpengaruh oleh smartphone yang memiliki aplikasi
tiktok, anak akan terus terpaku dan tidak mengenal waktu. Hal
ini dapat mengurangi sikap sosial anak terhadap orang
maupun keadaan disekelilingnya. Anak tidak memperdulikan
22
Valiana Lia, Suriana, and Fazilla Sarah, “Dampak Pengunaan Aplikasi Tik
Tok Terhadap Perkembangan Karakter Siswa Kelas Vi Min 1 Aceh Utara,”
Genderang Asa: Journal of Primary Education Vol. 2, no. No. 1 Aceh (2020): Hal.
76.
23
Intan Diyah Retno Palupi, “Pengaruh Media Sosial Pada Perkembangan
Kecerdasan Anak Usia Dini,” Journal Edukasi Informal Vol. 1, no. No. 1 Enrekang
(2020): 131.
10
apa yang terjadi dengan sekitarnya, apalagi anak sekarang
lebih mementingkan smartphone daripada teman sebayanya,
mereka lebih memilih bermain menggunakan smartphone
yang penggunaannya lebih mudah dan praktis dibandingkan
bermain permainan bersama teman sebayanya. Selain sosial,
pengaruh buruk akan terjadi pada emosi anak. Ketika
keinginanya untuk bermain aplikasi tiktok yang ada di
smartphone tidak terpenuhi, anak akan mudah marah. Selain
itu juga terdapat dampak positif bagi anak usia dini pada
perkembangan sosialnya. Anak dapat mengembangkan
kepercayaan dirinya serta narsisme dalam diri mereka .
menggunakan aplikasi ini anak dapat mengekspresikan
kreativitasnya dari berbagai bidang, seperti bakat berjoget,
melukis, dan lain sebagainya. Tak hanya itu tiktok mampu
menambah kemampuan pembuatan video. Tiktok juga
menyuguhkan berbagai macam musik untuk latar video,
sehingga penggunanya dapat ,menciptakan video yang
menarik.24 Menurut Hidayah (2021) menyatakan bahwa
terdapat pengaruh penggunaan sosial media tiktok secara
berlebihan berakibat buruk bagi anak usia 6 tahun. Salah
satunya terlihat dari tutur kata yang digunakan anak menjadi
kurang baik, selain faktor penggunaan yang berlebihan orang
tua yang belum memahami kecanggihan perkembangan
teknologi saat ini juga memperkuat pengaruh buruk yang
terjadi pada anak. 25 Menurut Wafiq Azizah dalam
penelitiannya menyatakan bahwa fitur-fitur tiktok sangat
menarik dan dapat menambah tingkat kepercayaan diri dalam
mengakspresikan diri dan menambah minat dan bakat anak
serta adanya dampak-dampak lain yang membuat anak tidak
24
Bagus Priambodo, „Pengaruh “Tiktok” Terhadap Kreativitas Remaja
Surabaya‟, 2018. Hal.74.
25
Hidayah, “Dampak Penggunaan Sosial Media Tiktok Terhadap Akhlak
Anak Di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Provinsi Jambi,” 2021.
11
sopan, gampang marah, dan anak juga sering membangkang
atau melawan terhadap orang tua. 26
Berdasarkan wawancara dan observasi yang
dilakukan oleh peneliti selama 1 bulan pada tanggal 06
november 2021 dengan orangtua dan anak yang menggunakan
handphone untuk menonton video tiktok di Dusun Suka
Agung pekon Bandar Agung kecamatan Bandar Negeri suoh
bahwa ada anak yang menggunakan tiktok, yaitu A yang
menggunakan akun orang tuanya untuk menonton dan
membuat video di tiktok. Dari penuturan orang tua anak,
awalnya anak tersebut hanya menonton video Tiktok
bersamanya untuk sebuah hiburan. Namun sampai sekarang
anak sering menggunakan aplikasi ini membuat anak menjadi
tidak bisa berhenti untuk tidak menonton video tiktok. Video-
video yang dilihat sangat beragam dimulai dari video
bernyanyi, berjoget, komedi, tutorial memasak dan lain
sebagainya. Anak sangat senang ketika melihat sebuah video
bernyanyi ataupun berjoget, seringkali anak meniru apa yang
anak lihat di video tersebut. Seperti berjoget ataupun
bernyanyi. Tetapi, ketika diberikan sebuah batasan waktu
membuat mereka enggan mematuhi untuk berhenti melihat
tiktok. Biasanya anak menangis atau marah ketika orangtua
menyuruh untuk berhenti untuk menonton. Terlebih lagi
ketika waktu makan, anak harus sambil menonton video
tiktok ketika sedang makan kalau tidak anak tidak mau
makan. Selain itu juga anak jarang atau enggan untuk bermain
dengan sebayanya karena telah asik menonton video tiktok. 27
Berdasarkan latar belakang dan hasil pra-penelitian,
penulis tertarik ingin melakukan penelitian yang berjudul:
“Dampak Video Tiktok Pada Perkembangan Emosional
Anak Usia Dini Di Dusun Suka Agung Pekon Bandar
Agung Kecamatan Bandar Negeri Suoh”.
26
Wafiq Azizah, “Dampak Aplikasi Tiktok Terhadap Perkembangan Sosial
Emosional Anak Usia 5-6 Tahun Di Ra Sulamul Ulum Desa Sungai Gantang
Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir Riau,” 2022, hal. 30.
27
“Wawancara Dan Observasi Orangtua Di Dusun Suka Agung Pekon Bandar
Agung Kecamatan Bandar Negeri Suoh Tanggal 06 November 2021,” n.d.
12
C. Fokus dan Sub-fokus Penelitian
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka
fokus penelitian ini adalah Dampak Video Tiktok Pada
Perkembangan Emosional Anak Usia Dini Di Dusun Suka
Agung Pekon Bandar Agung Kecamatan Bandar Negeri.
Adapun sub-fokus penelitiannya yaitu dampak positif dan
negatif dari video tiktok pada perkembangan emosional anak
usia dini di Dusun suka Agung Pekon bandar agung
Kecamatan Bandar Negeri Suoh.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah
diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
“Bagaimana dampak positif dan negatif dari video tiktok pada
perkembangan emosional anak usia dini di Dusun Suka
Agung Pekon Bandar Agung Kecamatan Bandar Negeri
Suoh?”
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang dipaparkan sebelumnya,
maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak positif
dan negatif dari video tiktok pada perkembangan emosional
anak usia dini di Dusun Suka Agung Pekon Bandar Agung
Kecamatan Bandar Negeri Suoh.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi
mengenai dampak video tiktok pada perkembangan
emosional anak usia dini.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dalam
rangka mengembangkan studi dan memperluas
wawasan mengenai perkembangan emosional anak
usia dini di Dusun Suka Agung Pekon Bandar Agung
Kecamatan Bandar Negeri Suoh.
13
b. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman
untuk masa yang akan datang.
c. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk
memahami dampak video tiktok pada perkembangan
emosional anak usia dini.
28
Kristiana Maryani Widia Pratiwi M.A, Laily Rosidah, “Penggunaan
Aplikasi Tik Tok Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Desa Banjarnegara Kecamatan
Pulosari Kabupaten Pandeglang,” Jurnal Pendidikan Anak 11, no. 2 (2022): hal. 143.
29
Trie Damayanti and Ilham Gemiharto, “Kajian Dampak Negatif Aplikasi
Berbagi Video Bagi Anak-Anak Di Bawah Umur Di Indonesia,” Communication Vol.
10, no. No. 1. Bandung, (2019): Hal. 7-8.
15
media tiktok secara berlebihan berakibat buruk bagi anak
usia dini. Salah satunya terlihat dari tutur kata yang
digunakan anak menjadi kurang baik, selain faktor
penggunaan yang berlebihan orang tua yang belum
memahami kecanggihan perkembangan teknologi saat ini
juga memperkuat pengaruh buruk yang terjadi pada
anak.30
30
Hidayah, “Dampak Penggunaan Sosial Media Tiktok Terhadap Akhlak
Anak Di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Provinsi Jambi.”
31
Fidrayani Putri Rizki Amalia, “Recreate Cooking Sebagai Dampak Positif
Aplikasi Tiktok Terhadap Perilaku Anak Usia Dini,” 2022,
https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results.
16
dampak negatifnya adalah kurangnya dalam mengatur
waktu. 32
32
Dian Novita Sari Chandra Kusuma and Roswita Oktavianti, “Penggunaan
Aplikasi Media Sosial Berbasis Audio Visual Dalam Membentuk Konsep Diri (Studi
Kasus Aplikasi Tiktok),” Koneksi 4, no. 2 (2020): 372,
https://doi.org/10.24912/kn.v4i2.8214.
33
Astri Sintia and Sri Hartati, “Dampak Media Sosial Tiktok Terhadap
Perilaku Sosial Anak X Dan Y Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Tigo Nagari
Pasaman” 7, no. 1 (2023): 2329–34.
17
sikap seseorang itu menjadi tidak baik dan baik, yaitu
contohnya anak sering marah marah saat ditegur atau
dilarang ketika sedang membuat vidio tersebut, membuat
anak tidak menghormati orang yang lebih dewasa ataupun
sesama teman, membuat anak tidak disiplin, membuat
anak tidak sadar dalam membuat sebuah vidio yang
berkonten tidak baik. 34
34
Arintya Rahmadani, “Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
Melalui Gerak Dan Lagu,” Jurnal El-Audi 7, no. 1 (2023): 01–05,
https://doi.org/10.56223/elaudi.v3i1.42.
35
Nadia Saumi Ikhwana Rahayu Dwi Utami, “Dampak Penggunaan Media
Sosial Tiktok Terhadap Kepribadian Anak Usia Dini,” Journal.Upy.Ac.Id 6, no. 3
(2022): 5864–71, https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/4085.
18
H. Metode penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan dengan judul yang diambil, maka
penulis menggunakan Penelitian kualitatif Embedded
analisys desain single-unit of analysi. Menurut Suharsimi
Arikunto penelitian kualitatif adalah penelitian yang
objeknya mengenai gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada kelompok masyarakat dengan kata lain
penelitian ini berupaya menggambarkan, menguraikan
suatu keadaan yang sedang berlangsung berdasarkan fakta
dan informasi yang diperoleh dari lapangan. 36 Sejalan
dengan pendapat Creswell (2013), Hatch (2002), dan
Marshall dan Rossman (2011) Latar alami: Peneliti
kualitatif cenderung mengumpulkan data di lapangan di
lokasi di mana peserta mengalami masalah atau masalah
yang diteliti. Peneliti kualitatif biasanya mengumpulkan
berbagai bentuk data, seperti wawancara, observasi,
dokumen, dan informasi audiovisual daripada
mengandalkan satu sumber data. Kemudian para peneliti
meninjau semua data, memahaminya, dan mengaturnya ke
dalam kategori atau tema yang melintasi semua sumber
data.37
Holistic (single unit of analysis) adalah
mempelajari kasus tunggal yang sama pada dua atau lebih
titik waktu yang berbeda. Teori minat mungkin akan
menentukan bagaimana kondisi tertentu berubah dari
waktu ke waktu. Embedded analisys desain single-unit of
analysis adalah studi kasus tunggal yang sama mungkin
melibatkan lebih dari satu unit analisis. Hal ini terjadi
ketika, dalam satu kasus, perhatian juga diberikan kepada
satu atau beberapa sub unit. Penelitian ini menfokuskan
pada satu aspek permasalahan saja, kemudian akan
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010).
37
John W.Creswell, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches (United States of America: Library of Congress Cataloging-in-
Publication Data, 2014).
19
membandingkan hasil temuan dengan hasil-hasil riset yang
telah ada. single-unit of analysis merujuk pada fenomena
Dampak Video Tiktok Pada perkembangan emosional anak
usia dini. Embedded analisys merujuk pada proses
penggalian analisis data terhadap hasil reaserch
sebelumnya.38
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang menjadi fokus
penelitian adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran dalam
pengumpulan data. Subjek adalah orangtua dan anak usia
dini. Peneliti memilih subyek penelitian berdasarkan yang
sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu anak
usia dini yang berada di Dusun Suka Agung Pekon
Bandar Agung Kecamatan Bandar Negeri Suoh.
3. Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih melakukan
penelitian di rumah orangtua anak masing-masing yaitu di
dusun Suka Agung Pekon Bandar Agung kecamatan
Bandar Negeri Suoh. Peneliti akan melihat bagaimana
dampak positif dan negatif video tiktok pada
perkembangan emosional anak usia dini. Dusun Suka
Agung Pekon Bandar Agung kecamatan Bandar Negeri
Suoh terletak di kabupaten Lampung Barat.
38
Robert K. Yin, Case Study Reaserch Design and Methods (United States of
America: Library of Congress Cataloging-inPublication Data, 2009).
20
yang langsung memberikan data kepada pengisi data
seperti wawancara, sumber skunder adalah data tambahan
yang diperoleh dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya,
pada penelitian ini data yang akan digunakan untuk
menjawab peratanyaan rumusan masalah adalah
menganalisis berbagi artikel atau jurnal-jurnal bereputasi
tinngi hasil penelitian sebelunya mengenai “bagaimana
upaya guru dalam mencegah bullying melalui pendidikan
karakter”.39 Pada penelitian ini, penulis menggunakan 3
macam teknik pengumpulan data yaiti, observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah alat pengumpul data yang
dilakukan cara mengamati dan mencatat secara
sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Observasi
dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data
langsung dari objek penelitian, tidak hanya terbatas
pada pengamatan saja melainkan juga pencatatan
guna memperoleh data-data yang lebih konkret dan
jelas. Metode observasi ini merupakan suatu kegiatan
pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap
fenomena-fenomena objek yang akan diteliti secara
objektif dan hasilnya akan dicatat secara sistematis
agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkrit dari
kondisi lapangan yang ada. 40
Dalam penelitian ini hal yang akann di
observasi adalah tentang bagaimana dampak video
tiktok pada perkembangan emosional anak usia dini
ketika anak sedang menonton dan membuat video
tiktok dirumahnya. Kegiatan ini berlangsung selama 3
jam. Peneliti mencatat semua hal yang perlu
dilakukan dan yang terjadi selama kegiatan
39
Sugiono, Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2012).
40
Irfan Sugianto, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Karya Press,
2009).
21
berlangsung. Pengamatan ini dilakukan dengan
lembar observasi yang diisi dengan tanda chek list (√)
pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan.
Lembar observasi ini dijadikan pedoman oleh peneliti
agar saat melakukan observasi terarah dan terukur
sehingga hasil data yang di dapatkan mudah untuk
diolah.
Tabel 1. 1
Kisi-kisi Dampak Video Tiktok Pada Perkembangan Emosional
Anak Usia Dini
No Aspek Indikator Sub-Indikator
1 Perkembangan Mengenali 1. Mampu
Emosional Emosi Diri mengetahui
Anak Usia Sendiri atau
Dini merasakan
emosi pada
diri sendiri
2. Memahami
sebab
perasaan yang
timbul
Mengelola 1. Mampu
emosi mengungkapk
an amarah
dengan tepat
2. Mampu
mengendalika
n perilaku
agresif yang
dapat merusak
diri dan orang
lain
Mengenali 1. Mampu
emosi orang menerima
lain sudut pandang
orang lain
22
2. Mampu
mendengarkan
orang lain
Kemampuan 1. Memiliki
membina kemampuan
hubungan berkomunikas
i dengan
orang lain
2. Memiliki sifat
bersahabat
atau mudah
bergaul
dengan
sesama
Sumber: Goleman (2000)
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara
dua orang, melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari orang lain dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan
tujuan-tujuan tertentu. Metode interview atau
wawancara adalah peneliti dalam hal ini
berkedudukan sebagai interviewer yang akan
mengajukan pertanyaan meminta penjelasan,
mencatat dan menggali pertanyaan lebih dalam lagi
terhadap orangtua dan tokoh masyarakat Dusun Suka
Agung Peekon Bandar Agung Kecamatan Bandar
Negeri Suoh.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan
dan menggali data tentang sesuatu yang berkaitan
dengan Dampak video tiktok pada perkembangan
emosional anak usia dini di Dusun Suka Agung Pekon
Bandar Agung Kecamatan Bandar Negeri Suoh untuk
mengetahui bagaimana dampak positif dan negatif
dari video tiktok pada perkembangan emosional anak
usia dini.
23
Menurut Kartono, wawancara merupakan
proses kegiatan tanya jawab secara lisan dari dua
orang atau lebih dengan saling berhadapan secara
fisik/langsung. Kualitas hasil wawancara ditentuakan
oleh pewawancara, responden, pertanyaan yang
diajukan, serta situasi ketika berlangsungnya
wawancara.
Metode wawancara ini penulis
menggunakan metode wawancara semi berstruktur
yaitu tekhnik peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan secara lebih bebas dan terbuka, tanpa
terikat oleh suatu susunan pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya. 41
Berikut ini adalah kisi-kisi wawancara yang
akan diaplikasikan pada subjek, antara lain :
Tabel 1. 2
Pedoman Wawancara dengan Orangtua Anak Usia Dini Di Dusun
Suka Agung Pekon Bandar Agung Kecamatan Bandar Negeri
Suoh
No Aspek Indikator wawancara
1 Perkembangan Mengenali Emosi Mengetahui
Emosional Anak Diri Sendiri apakah anak
Usia Dini senang ketika
menonton video
tiktok.
Mengelola Mengetahui
emosi apakah anak
mampu mengelola
perilaku agresif
yang dapat
merusak diri dan
orang lain.
41
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012).
24
Mengenali emosi Mengetahui
orang lain apakah anak dapat
menerima
masukan orang
lain dengan baik.
Kemampuan Mengetahui
membina apakah anak
hubungan berkomunikasi
baik dengan orang
lain dan mudah
bergaul dengan
temannya.
5. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi
adalah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen. Data-data yang dikumpulkan dengan
teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder,
sedangkan data-data yang dikumpulkan dengan teknik
observasi dan wawancara cenderung merupakan data
primer atau data yang langsung didapat dari pihak
pertama.
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah dan sebagainya. Dalam penelitian ini, data
yang ingin didalami dengan teknik ini adalah berbagai
hasil riset pada penelitian sebelumnya, tujuannya untuk
mengetahui dampak positif dan negatif video tiktok pada
perkembangan emosional anak usia dini.
42
Sugiyono.
43
Matthew B. Miles and A. Michael Huberman, Qualitative Data Analysis
(California: SAGE Publication, 1994).Hal. 10-11.
26
setumpuk data. Data penelitian dapat disajikan
dalam bentuk uraian yang didukung.
44
Ahmad Rijali, „Analisis Data Kualitatif‟, Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah,
Vol0. 17.No. 33 (2018), Hal. 94.
45
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016) hal.330.
46
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, ed. by
Ella Deffi Lestari (Sukabumi: CV Jejak, 2018). Hal. 230-231.
27
I. Sistematika penulisan
Untuk menggambarkan secara keseluruhan mengenai
laporan ini, maka penulismenyusun sistematika penulisan
sebagai berikut :
Lembar Judul
Abstrak
Surat Pernyataan
Persetujuan
Motto
Persembahan
Daftar Riwayat Hidup
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
A. Penegasan Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Fokus dan Sub Fokus Penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan
H. Metode Penelitian
I. Sistematika Penulisan
1
Nilawati Tadjuddin, Meneropong Perkembangan Anak Dalam Perspektif Al-
Quran (Depok: Heyra Media, 2014). Hal.15.
2
E. B Hurlock,Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang.
Rentang Kehidupan (Terjemahan) (Jakarta: Erlangga, 2012).
29
30
English Dictionary mendefinisikan emosi sebagai
setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu,
setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap.3
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita,
dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan
baik atau buruk. Emosi mempunyai peranan yang sangat
berarti dalam pertumbuhan anak, baik pada umur
prasekolah maupun pada tahap-tahap perkembangan
selanjutnya, karena memiliki pengaruh terhadap perilaku
anak. Woolfson menyebutkan bahwa anak memiliki
kebutuhan emosional, seperti ingin dicintai, dihargai, rasa
aman, merasa kompeten dan mengoptimalkan
4
kompetensinya.
Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam Setiani
kemampuan anak untuk bereaksi secara emosional sudah
ada semenjak bayi baru dilahirkan. Gejala pertama
perilaku emosional ini berupa keterangsangan umum.
Dengan meningkatkan usia anak, reaksi emosional
mereka kurang menyebar, kurang sembarangan, lebih
dapat dibedakan, dan lebih lunak kerena mereka harus
mempelajari reaksi orang lain terhadap luapan emosi yang
berlebihan.5 Diperjelas oleh Suveg, Zeman, Flannery-
Schroeder & Cassano (2005) yang menyatakan bahwa
pendidikan emosi pada anak dapat dilakukan melalui
pengajaran secara langsung, dapat pula secara tidak
langsung seperti melalui modeling, iklim emosi dalam
keluarga, referensi sosial, komunikasi, dan pengungkapan
stimulus emosi.6
3
Annisa Herlinda Sari, “Peningkatan Perkembangan Emosi Anak Melalui
Metode Bercerita Dengan Boneka Tangan,” Darul Ilmi Vol.1, no. No. 2 (2016): Hal.
59.
4
John W. Santrock .2007. Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi kesebelas.
Jakarta : PT. Erlangga.
5
Riris Eka Setiani, “Metode Melatih Kecerdasan Emosional Pada Anak Di
SDIT Al-Irsyad Al-Islamiyah Purwokerto,” 2012.
6
M. Suveg, C., Zeman, J., FlannerySchoeder, E., Cassano, “Emotional
Socialization in Families of Children with an Anxiety Disorder,” Journal of Abnormal
Child Psychology, 2005.
31
Sedangkan menurut Sudarsono Emosi adalah
Suatu keadaan yang kompleks dari organism seperti
tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-
perubahan dalam organ tubuh yang sifatnya luas, biasanya
ditambahi dengan perasaan yang kuat yang mengarah ke
suatu bentuk tingkah laku atau perilaku tertentu. Erat
hubungannya dengan kondisi tubuh, denyut jantung,
sirkulasi darah, pernafasan, dapat diekspresikan seperti
tersenyum, tertawa, menangis, dapat merasakan sesuatu
seperti merasa senang, merasa kecewa.7 Menurut Suyadi
Perkembangan emosional adalah ungkapan perasaan
ketika anak berinteraksi dengan orang lain dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk itu anak-anak perlu dibantu
dalam menjalin hubungan dengan lingkungannya agar
mereka dapat menyelesaikan diri secara emosional,
menemukan kepuasan dalam dirinya, dan sehat secara
mental dan fisik.8
Dalam buku Goleman menyatakan bahwa
Kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang meliputi
kemampuan perasaan, kesadaran serta pemahaman
tentang emosi, kemampuan untuk mengatur dan
mengendalikan emosi serta kemampuan untuk menjalin
hubungan baik dengan orang lain.. EQ menyangkut angka
kapasitas mental yang didasari kepekaan emosi,
penyadaran, dan kemampuan mengatur emosi. Anak
dengan kapasitas emosi tinggi dapat membedakan emosi
negatif dan positif dan tau cara mengubah emosi negatif
menjadi emosi positif. Kecerdasan emosional meliputi
kemampuan perasaan, kesadaran serta pemahaman
tentang emosi, kemampuan untuk mengatur dan
mengendalikan emosi serta kemampuan untuk menjalin
hubungan baik dengan orang lain. 9 Menurut Nilawati
Tajuddin dalam penelitiannya bahwa kecerdasan emosi
7
Sudarsono, Kamus Filsafat Dan Psikologi (Jakarta: PT Rineka, 1993).
8
Suyadi, Psikologi Belajar PAUD (Yogyakarta: Bintang Pusaka Abadi,
2010).
9
Goleman, Emotional Intelligence (Terjemahan).
32
bersumber dari hati yang sebenarnya adalah kekuatan
yang melebihi kemampuan dari intelektual yang mampu
mengarahkan manusia untuk mencapai apa yang menjadi
keinginannya.Melatih kecerdasan emosi tidak cukup
hanya dengan membaca buku atau dipraktikkan selama
beberapa kali saja, tetapi harus dilakukan secara
berkesinambungan sampai akhirnya membentuk suatu
karakter bagi manusia itu sendiri. membuat suatu gagasan
dan dilakukan secara konsiten sehinggah tercipta suatu
kebiaasaan dan melahirkan suatu perbuatan yang
membentuk karakter yang baik.10
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan oleh
para ahli maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
perkembangan emosional adalah suatu proses belajar
menyesuaikan diri untuk memahami keadaan atau
perasaan ketika berinteraksi dengan orang-orang di
lingkungan sekitar.
10
Tadjuddin, Soleh, and Nopriansyah, “Kurikulum Penanaman Sikap
Berbasis Kecerdasan Emosi Bagi Anak Usia Dini Di Provinsi Lampung.”
11
Femmi Nurmalitasari, „Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Usia
Prasekolah‟, Buletin Psikologi, 23.2 (2015),Hal. 106.
33
Menurut Hurlock ciri-ciri penampilan emosi
ditandai oleh intensitas yang tinggi, sering kali
ditampilkan, bersifat sementara, cenderung
mencerminkan, individualitas, ber variasi seiring
meningkatnya usia, dan dapat diketahui melalui gejala
perilaku.12
Didalam sebuah kehidupan, manusia mempunyai
tiga macam jenis kecerdasan, yang mana dari ketiga jenis
kecerdasan tersebut mempun yai fungsi paling utama
untuk mengendalikan aktifitas tubuh kita dalam
kehidupan dimuka bumi ini.Pada dasarnya setiap individu
memiliki tiga jenis kecerdasan, yang mana masing-masing
dari kecerdasan itu memiliki fungsi yang sangat berarti.
Ketiga jenis kecerdasan itu yaitu:
a. Kecerdasan IQ (Intelectual Question) Biasa di
identikkan dengan kecerdasan untuk mengolah dan
berfikir kognitif.Kecerdasan yang terukur oleh angka-
angka sejak kita mulai bersekolah sampai saat kita
menyelesaikan perkuliahan adalah kecerdasan
Intelektual.Kecerdasan yang ditimbulkan oleh sistem
kerja otak kiri.
b. Kecerdasan EQ (Emotional Question) Biasa disebut
kecerdasan dalam mengendalikan diri, semangat dan
ketekunan serta kemampuan dalam memotivasi diri
sendiri untuk mengatasi frustasi dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Kecerdasan SQ (Spiritual Question) Diartikan sebagai
kecerdasan dalam berakhlak dan beragama yaitu
pendekatan diri terhadap Tuhan YME.
Berikut ini ada beberapa pola emosi yang
dijelaskan Hurlock yang secara umum terdapat pada diri
anak, yaitu:13
12
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, 1978.
13
Novi Mulyani, “Upaya Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional
Anak Usia Dini,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr 3, no. 1 (2017),
https://doi.org/10.24090/jimrf.v3i1.1013.
34
1. Rasa Takut
Perasaan takut merupakan bentuk emosi yang
menunjukkan adanya bahaya. Perasaan takut adalah
suatu perasaan yang hakiki dan erat hubungannya
dengan upaya mempertahankan diri.
Ciri khas yang penting pada semua
rangsangan takut ialah hal tersebut terjadi secara
mendadak dan tidak di duga, dan anak-anak hanya
mempunyai kesempatan yang sedikit untuk
menyesuaikan diri dengan situasi tersebut. Namun
seiring dengan perkembangan intelektual dan
meningkatnya usia anak, mereka dapat menyesuaikan
diri den gan lingkungannya.
Perasaan takut ditandai oleh perubahan
fisiologis, seperti mata melebar, berhati-hati, berhenti
bergerak, badan gemetar, menangis, bersembunyi,
melarikan diri atau berlindung di belakang punggung
orang lain.
2. Rasa Malu
Rasa malu merupakan bentuk ketakutan yang
ditandai oleh penarikan diri dari hubungan dengan
orang lain yang tidak dikenal atau tidak sering
berjumpa. Rasa malu selalu ditimbul kan oleh
manusia, bukan oleh binatang atau situasi. Studi
terhadap bayi telah menunjukkan bahwa selama
pertengahan tahun pertama kehidupan, rasa malu
merupakan reaksi yang hampir universal. Anak usia
dini menunjukkan rasa malu dengan muka memerah,
dengan menggagap dengan berbicara sesedikit
mungkin, dengan tingkah yang gugup seperti
menarik-narik telinga atau baju, dengan menolehkan
wajah ke arah lain dan kemudian mengangkatnya
dengan tersipu-sipu untuk menatap orang yang tidak
dikenal itu. Mereka berusaha membuat diri mereka
sesedikit mungkin menarik perhatian dengan cara
35
berpakaian seperti orang lainnya dan berbicara
sesedikit mungkin.
3. Rasa Marah
Rasa marah adalah ekspresi yang lebih sering
diungkapkan pada masa kanak-kanak jika
dibandingkan dengan rasa takut. Alasannya ialah
karena rangsangan yang menimbulkan rasa marah
lebih banyak, dan pada usia yang dini anak-anak
mengetahui bahwa kemarahan merupakan cara yang
efektif untuk memperoleh perhatian atau memenuhi
keinginan mereka. Sebaliknya, reaksi takut semakin
berkurang karena kemudian anak-anak menyadari
bahwa umumnya tidak ada perlunya merasa takut.
Frekuensi dan intensitas kemarahan yang
dialami setiap anak berbeda-beda. Sebagian anak
dapat melawan rangsangan yang menimbulkan
kemarahan secara lebih baik dibandingkan dengan
anak lainnya. Kemampuan melawan rangsangan
semacam itu pada seorang anak bervariasi yang
bergantung pada kebutuhan yang dirintangi, kondisi
fisik dan emosi pada saat itu, dan situasi di mana
rangsangan itu terjadi.
Mereka terutama tidak menyukai gangguan
terhadap milik mereka, dan selalu melawan anak lain
yang mencoba meraih mainan mereka atau
mengganggu mereka selagi bermain. Mereka marah
jika mainan atau obyek lainnya tidak sebagaimana
yang mereka kehendaki dan jika mereka melakukan
kesalahan dalam hal yang mereka lakukan. Mereka
juga marah jika disuruh melakukan sesuatu yang
enggan mereka lakukan pada saat itu. Ledakan
kemarahan yang kuat atau "temper tantrums" adalah
khas pada anak-anak kecil. Anak-anak tidak ragu-ragu
melukai orang lain dengan cara apapun, antara lain
memukul, menggigit, meludah, menyepak, meninju,
menyodok, atau merenggut.
36
Pada umumnya, kemarahan disebabkan oleh
berbagai rintangan, misalnya rintangan terhadap gerak
yang diinginkan anak baik rintangan itu berasal dari
orang lain atau berasal dari ketidakmampuannya
sendiri, rintangan terhadap aktivitas yang sudah
berjalan dan sejumlah kejengkelan yang menumpuk.
Reaksi kemarahan anak-anak secara garis
besar dikategorisasikan menjadi dua jenis yaitu reaksi
impulsif dan reaksi yang ditekan. Reaksi impulsif
sebagian besar bersifat menghukum keluar (extra
punitive), dalam arti reaksi tersebut diarahkan kepada
orang lain, misalnya dengan memukul, menggigit,
meludahi, meninju, dan sebagainya. Sebagaian kecil
lainnya bersifat ke dalam (intra punitive), dalam arti
anak-anak mengarahkan reaksi pada dirinya sendiri.
4. Rasa Cemburu
Rasa cemburu adalah reaksi normal terhadap
kehilangan kasih sayang yang nyata, dibayangkan,
atau ancaman kehilangan kasih sayang. Cemburu
disebabkan kemarahan yang menimbulkan sikap
jengkel dan ditujukan kepada orang lain. Pola rasa
cemburu seringkali berasal dari takut yang
berkombinasi dengan rasa marah. Orang yang
cemburu seringkali merasa tidak tentram dalam
hubungannya dengan orang yang dicinta dan takut
kehilangan status dalam hubungan itu.
Ada tiga sumber utama yang menimbulkan
rasa cemburu, yaitu: pertama, merasa diabaikan atau
diduakan. Rasa cemburu pada anak-anak umumnya
tumbuh dirumah. Sebagai contoh, seorang bayi yang
baru lahir yang pa6sti meminta banyak waktu dan
perhatian orangtuanya. Sementara itu kakaknya yang
lebih tua merasa diabaikan. Ia merasa sakit hati pada
adiknya itu. Kedua, situasi sekolah, sumber ini
biasanya menimpa anak-anak usia sekolah.
Kecemburuannya yang berasal dari rumah sering di
37
bawa kesekolah yang mengakibatkan anak-anak
memandang setiap orang, baik guru atau teman-teman
kelasnya sebagai ancaman bagi keamanan mereka.
Untuk melindungi keamanan mereka, anak-anak
kemudian mengembangkan kepemilikan pada salah
satu guru atau teman sekelasnya. Kecemburuan juga
disulut oleh guru yang suka membandingkan anak
satu dengan anak lain. Ketiga, kepemilikan terhadap
barang-barang yang dimiliki orang lain membuat
mereka merasa cemburu. Jenis kecemburuan ini
berasal dari rasa iri yaitu keadaan marah dan
kekesalan hati yang ditujukan kepada orang yang
memiliki barang yang diinginkannya itu.
5. Percaya Diri
Sejak dalam kandungan sampai lahir anak
telah dibekali bakat, kemampuan salah satunya
adalah perccaya diri. Percaya diri adalah penilaian
yang relatif tentang diri sendiri, mengenai
kemampuan bakat, kepemimpinan dan inisiatif, serta
sifat-sifat lain dan kondisi yang mewarnai perasaan
manusia. Dapat diartikan bahwa percaya diri
merupakan tindakan untuk menunjukkan kemampuan
diri dalam setiap kegiatan. Percaya dalam diri anak
diawali dengan perasaan positif yang membawa anak
menjadi nyaman dengan dirinya maupun lingkungan.
Ketika anak sudah merasa nyaman, akan timbul
percaya diri dan keberanian yang ditujukan melalui
tindakan yang akan membuahkan hasil, kenyamanan
anak ini pula harus didukung oleh lingkungan,
khususnya institusi pendidikan. salah satu kunci
keberhasilan pendidikan adalah percaya diri yang
besar dari orang dewasa terhadap anak. Percaya
bahwa mereka berdaya, penuh potensi, dan kreat.
kepercayaan diri berasal dari tindakan, kegiatan, dan
usaha untuk bertindak bukannya menghindari
keadaan dan bersifat pasif. Pernyataan tersebut
38
diperkuat oleh Hakim yang menyatakan bahwa
kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang
terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya
dan membuat kemampuan untuk mencapai berbagai
tujuan hidup.
Seseorang memiliki percaya diri tinggi jika ia
mampu membuat pernyataan-pernyataan positif
mengenai dirinya, menghargai diri sendiri, serta
mampu mengejar harapan-harapan yang
kemungkinan membuatnya sukses. Orang yang
percaya diri bisa dilihat dari ketenangan mereka
dalam mengontrol diri sendiri. Selain itu, orang yang
percaya diri tinggi tidak mudah terpengaruh oleh
situasi yang kebanyakan orang menilainya negatif.
Orang tua dapat membantu anak untuk meningkatkan
rasa percaya dirinya seperti, memberi pujian atas apa
yang dilakukan anak. Dengan orang tua memberi
pujian, anak akan lebih semangat melakukan sesuatu
karena merasa usaha dan kerjanya dihargai oleh
oarng tua. Selain itu, orang tua dapat membantu anak
berpenampilan dan berperilaku baik.
7. Keingintahuan
Anak-anak menunjukkan keingintahuan
melalui berbagai perilaku, misalnya dengan bereaksi
secara positif terhadap unsur-unsur yang baru, aneh,
tidak layak atau misterius dalam lingkungannya
dengan bergerak kearah benda tersebut,
memperlihatkan kebutuhan atau keinginan untuk lebih
banyak mengetahui tentang dirinya sendiri atau
lingkungannya untuk mencari pengalaman baru dan
memeriksa rangsangan dengan maksud untuk lebih
banyak mengetahui seluk-beluk unsur-unsur tersebut.
Anak-anak juga ingin tahu tentang manusia,
mengapa berpakaian, berbuat, dan berbicara seperti
yang mereka lakukan, mengapa orang yang lebih tua
berbeda dari yang lebih muda, dan mengapa laki-laki
berbeda dari perempuan. Mereka ingin tahu tentang
berbagai obyek yang ada sehari-hari, misalnya kue-
kue, sabun, atau panci, dan tentang benda-benda yang
dipakai pada saat atau musim tertentu, misalnya
sampo untuk permadani atau mesin pemotong rumput.
Jauh sebelum anak-anak memasuki sekolah, mereka
sudah ingin tahu tentang alat-alat mekanis seperti
40
tombol listrik, televisi, atau mobil. Dengan sernakin
luasnya lingkungan anak-anak, semakin meluas pula
keingintahuan mereka. Mereka terutama tertarik pada
perubahan mendadak Sebagai contoh, jika ibu
mengubah gaya rambutnya atau ayah mulai
mengenakan kacamata, atau apabila gorden baru
terpasang di ruang duduk, anak-anak akan segera
memperhatikan perubahan tersebut dan ingin tahu apa
yang menyebabkannya. Perubahan pada tubuh mereka
juga menimbulkan keingintahuan mereka.
Tumbuhnya gigi baru menggantikan gigi yang tanggal
akan diamati dalam cermin, demikian pula perubahan
yang terjadi pada tubuhnya ketika memasuki masa
remaja.
8. Kegembiraan
Gembira adalah emosi yang menyenangkan
yang dikenal juga dengan kesenangan atau
kebahagiaan. Seperti bentuk emosi-emosi
sebelumnya. Kegembiraan pada masing anak
berbeda-beda, baik mencakup intensitasnya dan cara
mengekspresikannya.
Setiap orang pada berbagai usia, mulai dari
bayi hingga orang yang sudah tua mengenal perasaan
yang menyenangkan. Pada umumnya perasaan
gembira dan senang diekspresikan dengan tersenyum
atau tertawa. Dengan perasaan menyenangkan,
seseorang dapat merasakan cinta dan kepercayaan
diri. Perasaan gembira ini juga ada dalam aktivitas
kreatif pada saat menemukan sesuatu, mencapai
kemenangan ataupun aktivitas reduksi stress. Emosi
kegembiraan selalu disertai dengan senyuman dan
tawa dan suatu relaksasi tubuh sepenuhnya. Hal ini
sangat bertentangan dengan ketegangan yang terjadi
pada emosi yang tidak menyenangkan. Anak kecil
juga mengekspresikan kebahagiaan mereka dengan
aktivitas otot. Mereka melompat-lompat, berguling-
41
guling di lantai, bersorak dengan riang, bertepuk
tangan, memeluk orang, binatang, atau obyek yang
menimbulkan kegembiraan mereka dan tertawa
dengan hingar-bingar.
9. Kasih Sayang
Kasih sayang adalah reaksi emosional
terhadap seseorang atau binatang atau benda. Hal ini
menunjukkan perhatian yang hangat, dan
memungkinkan terwujud dalam bentuk fisik atau
kata-kata verbal. Agar menjadi emosi yang
menyenangkan dan dapat menunjang penyesuaian
yang baik, kasih sayang harus berbalas. Harus ada tali
penyambung antara anak-anak dengan orang-orang
yang berarti dalam kehidupan mereka. Bossard dan
Boll memberi nama pada hubungan yang timbal balik
ini sebagai "komplek empati ("the empathic com-
plex"). Garrison menekankan kebutuhan
keseimbangan dalam hubungan tersebut:
Cinta tampak merupakan hal yang timbal
balik dan tumbuh terbaik apabila sekaligus diberikan
dan juga diterima, Penolakan yang terus menerus di
rumah mungkin menyebabkan kemampuan anak
untuk memberikan kasih sayang tidak berkembang,
atau mungkin menyebabkan dia mencari kasih sayang
dari orang lain di luar rumah Kasih sayang yang
berlebihan dan pemanjaan dapat menimbulkan
pengaruh yang tidak diinginkan sebagaimana
penolakan atau kekurangan kasih sayang. Oleh karena
itu, ada bahaya bahwa kasih sayang berle bih-lebihan
terhadap satu atau kedua orang tua akan cenderung
meniadakan kasih sayang terhadap teman sebaya.
Karena kasih sayang anak-anak terhadap
orang lain dipengaruhi oleh jenis hubungan yang ada
di antara mereka, sehingga dapat dimengerti bahwa
kasih sayang anak-anak kepada masing-masing
anggota keluarga berbeda. Umumnya anak kecil lebih
42
banyak menaruh kasih sayang kepada ibu daripada
kepada ayah karena ibu lebih banyak bergaul dengan
mereka.
Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian
dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya
sebagaimana dituliskan oleh Hurlock dalam buku
perkembangan anak, antara lain berikut ini:
a. Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan
merupakan sumber penilaian lingkungan sosial
terhadap dirinya. Penilaian lingkungan sosial ini akan
menjadi dasar individu dalam menilai dirinya sendiri.
Penilaian ini akan menentukan cara lingkungan sosial
memperlakukan seorang anak, sekaligus membentuk
konsep diri anak berdasarkan perlakuan tersebut.
Sebagai contoh, se orang anak sering
mengekspresikan ketidaknyamanannya dengan
menangis, lingkungan sosialnya akan menilai ia
sebagai anak yang “cengeng”. Anak akan
diperlakukan sesuai dengan penilaiannya tersebut,
misalnya entah sering mengolok-olok anak,
mengucilkannya atau bisa juga menjadi over
protective. Penilaian dan perlakuan terhadap anak
yang disebut “cengeng” ini akan mempengaruhi
kepribadian dan penilaian diri anak.
b. Emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan
dapat mempengaruhi interaksi sosial anak melalui
reaksi-reaksi yang ditampilkan lingkungannya.
Melalui reaksi lingkungan sosial, anak dapat belajar
untuk membentuk tingkah laku emosi yang dapat
diterima lingkungannya. Jika anak melempar
mainannya saat marah, reaksi yang muncul dari
lingkungannya adalah kurang menyukai atau
menolaknya. Reaksi yang kurang menyenangkan ini,
membuat anak memperbaiki ekspresi emosinya agar
dapat diterima di lingkungan masyarakatnya.
Demikian pula halnya dengan ekspresi emosi yang
dis6ukai lingkungannya. Anak yang empati dan suka
43
berbagi mainan dengan temannya, akan disukai oleh
lingkungannya. Anak akan tetap mempertahankan
perilakunya karena ia menyukai reaksi lingkungan
terhadapnya.
c. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis
lingkungan. Tingkah laku emosi anak yang
ditampilkan dapat menentukan iklim psikologis
lingkungan. Artinya, apabila ada seorang anak yang
pemarah dalam suatu kelompok maka dapat
mempengaruhi kondisi psikologis lingkungannya saat
itu, misalnya permainan menjadi tidak
menyenangkan, timbul pertengkaran atau malah
bubar.
d. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara
berulang dapat menjadi satu kebiasaan. Artinya,
apabila seorang anak yang ramah dan suka menolong
merasa senang dengan perilakunya tersebut dan
lingkungan pun menyukainya maka anak akan
melakukan perbuatan tersebut berulangulang hingga
akhirnya menjadi kebiasaan.
e. Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat
menghambat atau mengganggu aktivitas motorik dan
mental anak. Seorang anak yang mengalami stress
atau ketakutan menghadapi suatu situasi, dapat
menghambat anak tersebut untuk melakukan
aktivitas. Misalnya, seorang anak akan menolak
bermain finger painting (melukis dengan jari tangan)
karena takut akan mengotori bajunya dan dimarahi
orang tuanya. Aktivitas finger painting ini sangat
baik untuk melatih motorik halus dan indra
perabaannya. Namun, hambatan emosional (takut
dimarahi orang tuanya) anak menjadi kehilangan
keberanian untuk mencobanya dan hilanglah
kesempatan pengembangan dirinya. 14
14
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, 1978.
44
Menurut Reynold (1987) dalam Yeni Rachmawati
menyatakan bahwa emosi dapat dikelompokkan emosi positif
dan emosi negtaif, namun demikian, adapula beberapa
diantaranya yang dapat mengekspresikan keduanya,
tergantung pada pengalaman yang dialaminya. Klasifikasi
emosi positif dan negatif adalah sebagai berikut15 :
15
Yeni Rachmawati, “Perkembangan Sosial Emosional Pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak,” 2004, Hal.11.
45
memberikan respon atau bertingkah laku terhadap
stimulus yang ada. Dalam the Nicomachea Ethics
pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan,
karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah
menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan.
Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki
kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan
kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu dapat dengan
mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali
terjadi.16
Goleman (2000) menggambarkan kecerdasan
emosional terdapat dalam 5 aspek kemampuan utama
yaitu sebagai berikut17:
a. Mengenali emosi diri
Mengenali emosi diri adalah kesadaran diri
yaitu tentang perasaan sewaktu perasaan terjadi.
Kemampuan mengenali perasaan diri merupakan
dasar kecerdasan emosional. Kesadaran ini berarti
waspada baik terhadap suasana hati maupun pikiran
kita tentang suasana hati. Indivdu yang sadar akan
emosinya sendirinya umumnya mandiri dan yakin
akan batas-batas yang dibangun, kesehatan jiwanya
bagus dan cenderung berpendapat positif terhadap
kehidupan. Dalam faktor mengenali diri ini terdapat
tiga indikator, yaitu: (1) Mengenal dan merasakan
emosi sendiri, (2) memahami sebab perasaan yang
timbul, dan (3) mengenal pengaruh perasaan
terhadap tindakan.
b. Mengelola emosi
Mengelola emosi berarti mampu menanggapi
perasaan agar perasaan terungkap dengan tepat. Pada
intinya bukan menjauhi perasaan yang tidak
menyenangkan agar selalu bahagia, namun tidak
membiarkan perasaan berlangsung tak terkendali
sehingga menghapus perasaan hati yang
menyenangkan. Dalam aspek mengelola emosi ini,
terdapat enam indikator, yaitu: (1) bersikap toleran
terhadap frustasi, (2) mampu mengungkapkan
amarah dengan tepat, (3) mampu mengendalikan
perilaku agresif yang dapat merusak diri dan orang
lain, (4) memiliki perasaan positif dengan diri sendiri
dan lingkungan, (5) memiliki kemampuan untuk
mengatasi stress, (6) dapat mengurangi perasaan
cemas dan kesepian dalam pergaulan.
18
Richard E. Boyatzis, Daniel Goleman, and Kenenth Rhee, “Clustering
Competence In Emotional Intelligence : Insights From The Emotional Competencie
Inventory The Handbook of Emotional Intelligence Is Available for Purchase from
Amazon . Com,” Handbook of Emotional Intelligence, 2000, 343–62,
http://www.eiconsortium.org/pdf/eci_acticle.pdf.
47
apapun yang mereka kerjakan. Orang yang mampu
memotivasi diri sendiri adalah orang yang memiliki
cirri-ciri mampu mengendalikan kecemasan,
memiliki pola pikir yang positif, optimism, mampu
mencapai keadaan flow yaitu keadaan ketika
seseorang sepenuhnya terserap ke dalam apa yang
sedang dikerjakannya, perhatiannya hanya terfokus
pada apa yang sedang dikerjakannya serta kesadaran
manyatu dengan tindakan Dalam aspek memotivasi
diri sendiri ini terdapat tiga indikator, yaitu: (1)
mampu mengendalikan imfuls, (2) bersikap optimis,
dan (3) mampu memusatkan perhatian pada tugas
yang dikerjakan.
e. Membina hubungan
Membina hubungan dengan oranag lain
adalah keterampilan untuk menjalin hubungan
dengan ornag lain yang merupakan kecakapan
emosional yang mendukung keberhasilan dalam
bergaul dengan orang lain. Seseorang yang hebat
dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang
apapun yang berhubungan dengan pergaulan
48
interaksi dengan orang lain. Dalam aspek membina
hubungan ini, terdapat Sembilan indikator yaitu: (1)
memahami pentingnya membina hubungan dengan
orang lain, (2) mampu menyelasaikan konflik
dengan orang lain dan (3) memiliki kemampuan
untuk berkomunikasi dengan orang lain, (4)
memiliki sikap bersahabat atau mudah bergaul
dengan teman sebaya, (5) memiliki perhatian
terhadap kepentingan orang lain, (6) dapat hidup
selaras dengan kelompok, (7) bersikap senang
berbagi dan berkerja sama, (8) bersikap dewasa dan
toleran.
2. Faktor keluarga
Kehidupan keluarga merupakan sekolah
pertama dalam mempelajari emosi yaitu belajar
bagaimana merasakan dan menanggapi perasaan diri
sendiri, berfikir tentang perasaan tersebut. Khususnya
orang tua memegang peranan penting dalam
mengembangkan terhadap perkembangan kecerdasan
19
Goleman, Emotional Intelligence (Terjemahan).
49
emosional anak. Goleman berpendapat bahwa
lingkungan keluarga merupakan sekolah pertama
untuk mempelajari emosi.
3. Lingkungan sekolah
Guru memegang peranan yang penting dalam
mengembangkan potensi anak melalui gaya
kepemimpinan dan metode mengajarnya sehingga
kecerdasan emosional berkembang secara maksimal.
Setelah lingkungan keluarga kemudian lingkungan
sekolah mengajarkan kepada anak sebagai individu
untuk mengembangkan keintelektualan dan bersosial
dengan sebayanya, sehingga anak dapat berekspresi
secara bebas tanpa terlalu banyak di atur dan diawasi
secara ketat.
Menurut Hurlock bermacam faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak
menyebutkan tiga faktor utama sebagai berikut :
1. Faktor fisik
Apabila faktor keseimbangan tubuh
terganggu karena kelelahan, kesehatan yang buruk
perubahan yang berasal dari perkembangan maka
mereka akan mengalami emosi yang meninggi. 20
2. Faktor psikologi
Faktor psikologi dapat mempengaruhi emosi,
antara lain tingkat intelegensi, tingkat aspirasi dan
kecemasan. Berikut merupakan penjelasannya:
a. Peralatan intelektual yang kurang baik, anak yang
tingkatan intelektualnya rendah, rata- rata memiliki
pengendalian emosi yang kurang dibanding dengan
anak yang pandai pada tingkatan usia yang sama.
b. Kegagalan menggapai tingkatan aspirasi. Kegagalan
yang berulang- ulang bisa menyebabkan munculnya
kondisi takut, sedikit ataupun banyak.
20
Hurlock, E. B. (2012). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan
Sepanjang. Rentang Kehidupan (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
50
c. Kecemasan sehabis pengalaman emosi terntentu
yang sangat kokoh. Selaku contoh akibat lanjutan
dari pengalaman yang menakutkan hendak
menyebabkan anak khawatir kepada tiap suasana
yang dialami mengecam.
3. Faktor lingkungan
Ketegangan yang terus menerus, agenda yang
ketat, serta sangat banyaknya pengalaman yang
menggelisahkan yang memicu anak secara kelewatan
hendak mempengaruhi pada emosi anak berikut
merupakan penjelasannya:
a. Ketegangan yang disebabkan oleh pertengkaran
serta perselisihan yang terus menerus.
b. Ketegangan yang kelewatan dan disiplin yang
otoriter.
c. Perilaku orang tua yang senantiasa mencemaskan
ataupun sangat melindungi.
Yusuf mengatakan dalam buku Ali Nugraha
dan Yeni Rachmawati bahwa perkembangan
Emosional anak sangat dipengaruhi oleh perlakuan
atau bimbingan orang tua dalam mengenalkan
berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma
kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan
memberi contoh kepada anaknya bagaimana
menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, perkembangan sosial anak
menurut Yusuf dalam buku Ali Nugraha dan Yeni
Rachmawati dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama
yang memberikan pengaruh terhadap berbagai
aspek perkembangan anak, termaksud
perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang
kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan
yang bertuaan mengembangkan kepribadian lebih
51
banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan
etika dengan orang lain banyak ditentukan oleh
keluarga.
b. Kematangan
Untuk dapat bersosialisasi dengan baik
diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga
mampu mempertimangkan proses sosial, memberi
dan menerima nasehat orang lain, memerlukan
kematangan intelektual dan emosional, disamping
itu kematangan dalam berbahasa juga sangat
menentukan.
d. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi yang
terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses
pengoprasian ilmu yang normative,anak
memberikan warna kehidupan sosial anak didalam
masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang
akan datang.
B. Video Tiktok
Video adalah Bentuk media audio visual yang
mempunyai unsur suara dan gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). 22
Menurut Azhar (2011) juga menyatakan bahwa media audio
visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan
pengelihatan sekaligus dalam suatu proses atau kegiatan.
Media audio visual yang dapat digunakan sebagai perantara
pesan dalam pembelajaran yang melibatkan pendengaran dan
pengelihatan adalah video.23 Kemudian diperjelas kembali
oleh Daryanto (2013) bahwa media audio visual adalah segala
sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat
dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. 24
Video dapat membantu proses pembelajaran, baik
untuk pembelajaran individu maupun kelompok. Video
merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi karena
dapat sampai kehadapan anak secara langsung. Disamping itu
video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran,
hal ini karena karakteristik teknologi video yang dapat
menyajikan gambar bergerak pada anak, disamping suara
yang menyertainya. Sehingga anak merasa seperti berada di
suatu temapat yang sama dengan program yang ditayangkan
video. Seperti yang diketahui bahwa tingkat daya serap dan
daya ingat anak menyerap informasi melalui indra
21
Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati, Metode Perkembangan Sosial
Emosional (Jakarta: Kencana, 2010). hal.13.
22
Nur Indri Cahyani, “Kemampuan Anak Berbahasa Ditinjau Dari Media
Audio Visual,” Program Studi Pg-Paud, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako Vol. 4, no. No. 3 (2017):
Hal.3.
23
Azhar Arsyad, „Media Pembelajaran‟, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Vol. 36.No. 1. 2011, Hal. 23-24.
24
Daryanto, Media Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2013).
53
pendengaran dan penglihatan. Video dapat memberikan daya
tarik kepada siswa karena di dalam nya video memberikan
berbagai macam informasi baik informasi pendidikan maupun
yang lainnya. Contohnya pembelajaran untuk anak usia dini
video yang berisi cerita akan lebih menarik untuk anak
dibandingkan dengan hanya mendengarkan gurunya bercerita
dengan buku cerita karena video menggambarkan suatu
gambar hidup dan juga didalamnya terdapat suara yang akan
menarik perhatiannya. 25
Menurut Les Giblin dalam bukunya skill with people
mengatakan bahwa bagaimana manusia belajar dalam
kesehariannya, 83% melalui penglihatan, 11% melalui
pendengaran, 3,5% melalui penciuman, 1,5% melalui
sentuhan, dan 1% melalui rasa. Maka dengan adanya teori ini
dapat dsimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar
dibutuhkan media pembelajaran yang efektif melalui
penglihatan dan pendengaran, karena dengan dua indra ini
pembelajaran akan dinilai efektif. Oleh sebab itu media
pembelajaran berupa video adalah media yang dinilai cukup
efektif dalam pembelajaran anak usia dini. 26
Menurut Asyhar (2011) Media video memiliki fungsi
sebagai media pembelajaran yaitu fungsi atensi, fungsi afektif,
fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris.
a. Fungsi atensi media audio visual merupakan inti yaitu
untuk menarik minat perhatian anak untuk fokus pada isi
pembelajaran yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran dan sub tema pada pembelajaran.
b. Fungsi afektif media audio visual dapat dilihat pada
ketertarikan atau semangat anak dalam belajar dan
mengenal huruf, bentuk warna, dan nama sesuai pada
teks bergambar atau pada film yang berbentuk audio
visual.
c. Fungsi kognitif media audio visual dapat terlihat dari
temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
25
Daryanto.
26
Les Giblin, Skill With People.
54
audio visual atau video dapat menstimulus anak
khususnya didalam pencapaian pembelajaran untuk
memahami dan mengingat pesan-pesan yang terkandung
dalam gambar.
d. Fungsi kompesatoris media pembelajaran terlihat dari
hasil penelitian bahwa penggunaan media audio visual
dapat m emberikan peningkatan untuk memahami
pembelajaran dan membantu anak yang lemah dalam
membaca. Dengan kata lain media pembelajaran dari
guru.27
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa fungsi media audio visual adalah dapat menjadikan
proses belajar yang menyenangkan sehingga hal-hal yang sulit
menjadi mudah dan dari dari abstrak menjadi konkret serta
mudah disampaikan kepada anak mengoptimalisasikan
pendengaran dan penglihatan dengan baik dengan melatih
daya ingat pada anak.
Anderson (1994) dalam Ayu Fitria mengemukakan
tentang beberapa tujuan dari pembelajaraan mengunakan
media audio visual, antara lain:
a. Kognitif
1. Dapat mengembangkan mitra kognitif yang
menyangkut kemampuan mengenal kembali dan
kemampuan memberikan rangsangan gerak dan
serasi,
2. Dapat menunjaukan serangkaian gambar diam
tanpa suara sebagai media foto da0n film bingkai
meskipun kurang ekominis,
3. Melalui media audio visual dapat pula diajarkan
pengetahuaan tentang hukumhukum dan prinsip –
prinsip tertentu.
4. Media audio visual dapat digunakan untuk
menunjukan contoh dan cara bersikap atau berbat
27
Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran (Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press, 2011).
55
dalam suatu penampilan, khususnya yang
menyangkut interaksi siswa.
b. Afektif
1. Media audio visual merupakan media yang baik
sekali untuk menyampaikan informasi dalam matra
afektif,
2. Dapat menggunakan efek dan teknik, media audio
visual dapat menjadi media yang sangat baik dalam
mempengaruhi sikap dan emosi.
c. Psikomotorik
1. Media audio visual merupakan media yang tepat
untuk memperlihatkan contoh ketrampilan yang
menyangkut gerak.
2. Dengan alat ini dijelaskan, baik dengan cara
memperlambat maupun mempercepat gerakan yang
ditampilkan.28
Menurut Sanaki menyatakan bahwa media video
memiliki kelebihan dan kekurangan, beberapa kelebihan
media video atau audio visual sebagai berikut : menyajikan
objek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran secara
realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman
belajar, sifatnya yang audio visual sehingga memiliki daya
tarik tersendiri dan dapat menjadi pemacu atau memotivasi
untuk belajar. Media audio visual memperjelas penyajian
pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk
kata-kata tertulis atau lsian), mengatasi perbatasan ruang,
waktu, dan daya indera. Media audio visual dapat melengkapi
pengalaman-pengalaman dasar dari anak. Anak dapat melihat
praktek langsung dari hal-hal yang selama ini sulit terlihat.
Serta dapat digunakan secara tepat dan bervariasi. Sedangkan
Kekurangan media audio visual yaitu media audio visual tidak
dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karena media
28
Ayu Fitria, “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Anak
Usia Dini,” Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 5, no. No. 2 (2014): Hal. 60.
56
audio visual cenderung tetap ditempat, memerlukan biaya
yang mahal, dan memerlukan tenaga listrik. 29
Saat ini Video Tiktok sangat banyak diminati oleh
banyak orang dari kalangan anak usia dini maupun orang
dewasa. Tiktok merupakan media sosial yang berupa audio
visual atau video, media ini sebuah aplikasi yang dapat dilihat
juga dapat didengar. 30 Sebuah aplikasi pembuatan video
pendek dengan didukung musik, yang sangat digemari oleh
orang banyak termasuk orang dewasa dan anak usia dini. 31
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh peneliti
melalui toko aplikasi yang biasa disebut playstore menyatakan
bahwa aplikasi tiktok pada saat ini per tanggal 24 februari
2022 yaitu sudah mencapai 500.000.000 orang lebih yang
telah mengunduh aplikasi ini. Tiktok merupakan media sosial
yang memberikan wadah kepada penggunanya untuk dapat
berekspresi melalui konten video. Tidak sedikit pula anak-
anak yang bergabung menggunakan media sosial ini. 32
TikTok tidak hanya untuk menonton video saja
melainkan pengguna dapat membuat video hasil karya sendiri.
Video yang ditampilkan terdiri dari berbagai video dengan
berbagai genre musik, baik musik pop, musik islami, musik
DJ, maupun dangdut. Oleh sebab itu, terdapat ragam konten
yang dihadirkan dalam aplikasi itu. Ragamnya terdiri konten
tips dan trik, mukbang, edukasi, memasak, skincare, fashion,
haul shopee, dan dance challenge. Akan tetapi, tidak semua
29
Fransina Thresiana Nomleni, Theodora Sarlotha, and Nirmala Manu,
“Pengembangan Media Audio Visual Dan Alat Peraga Dalam Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Pemecahan Masalah” Vol. 8, no. No. 3 (2009): Hal.220.
30
Tri Buana and Dwi Maharani, „Penggunaan Aplikasi Tik Tok (Versi
Terbaru) Dan Kreativitas Anak‟, Jurnal Inovasi, Vol. 14.No. 1. Palembang, 2020, Hal.
2.
31
Lia, Suriana, and Sarah, “Dampak Pengunaan Aplikasi Tik Tok Terhadap
Perkembangan Karakter Siswa Kelas Vi Min 1 Aceh Utara.”
32
Buana and Maharani, “Penggunaan Aplikasi Tik Tok (Versi Terbaru) Dan
Kreativitas Anak.”
57
kontendapat menarik perhatian anak. Konten yang menarik
perhatian anak yaitu konten mukbang, kartun, dan pelajaran. 33
Penggunaan video tiktok sebagai media pembelajaran
interaktif diharapkan membantu peserta didik dalam
memahami dan menerima proses pembelajaran yang di
lakukan guru. Media Tiktok dapat mewakili apa yang belum
bisa disampaikan guru dan proses pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien sehingga dapat disesuaikan dengan
lingkungan, situasi dan kondisi para paserta didik, aplikasi
TikTok adalah sebuah media audio, visual yang dapat
menyebar luaskan berbagai kreatifitas dan keunikan dari
pembuat video.34 Video Tiktok pada Anak Usia Dini
merupakan salah satu media yang membuat seseorang
penasaran dan ikut mencoba menggunakannya sehingga
seorang khususnya anak-anak akhirnya sangat menyukai baik
itu menjadi pengguna saja maupun menjadi konten kreator.
Dimana dalam hal ini anak juga perlu mengembangkan pola
pikir kreatifnya yang secara tidak langsung mereka
kembangkan dan menggali potensi diri melalui tiktok. Dan
mengembangkan pola pikir yang kretif ini ialah mempelajari
suatu hal yang baru serta anak juga membuang kepenatannya
melalui tiktok sebagai salah satu penghibur kebosanan mereka
dan menghasilkan suatu karya yang baru yang mereka peroleh
dari aplikasi tiktok.35
Menurut Mulyana dalam penggunaan Tiktok terdapat
dua faktor yang mempengaruhi menonton video tiktok yakni
Faktor Internal dan Faktor Eksternal. Faktor Internal seperti
perasaan, sikap dan karakteristik individu,
prasangka,keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses
belajar, keadaan fisik, nilai dan kebutuhan juga minat, dan
motivasi. Faktor eksternal seperti latar belakang keluarga,
33
Elisa Intania, Velly Flaviani Hyunanda, and Jejen Zainal Muttaqin,
“Analisis Penggunaan Aplikasi Tiktok Pada Anak Usia Dini Di Masa Pandemi” 12,
no. 2 (2022): hal. 116.
34
Dwi Bambang Putut Setiyadi Wisnu Nugroho Aji, “Aplikasi Tiktok Sebagai
Media Pembelajaran Keterampilan Bersastra” 04, no. 2 (2020): hal. 147.
35
Buana and Maharani, “Penggunaan Aplikasi Tik Tok (Versi Terbaru) Dan
Kreativitas Anak.”
58
informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar,
intensitas, ukuran, keberlawanan, hal-hal baru dan familiar
atau ketidakasingan suatu objek. 36
a. Faktor Internal
36
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007).
37
Ahmadi Abu, Psikologi Umum (jakarta: Rineka Cipta, 2009). Hal. 101.
59
1) Perasaan
Perasaan dapat mempengaruhi penggunaan
aplikasi Tik Tok, karena apabila seseorang
perasaannya tidak senang atau tidak meyukai
aplikasi tersebut maka tidak akan menggunakannya.
2) Sikap dan Karakteristik Individu
Sikap dapat menunjukkan apakah seseorang
menyukai aplikasi tersebut atau tidak, karena apabila
seseorang menyukai aplikasi tersebut maka akan
menunjukkan sikap yang senang pada saat
pembuatan Tik Tok.
3) Prasangka
Ketika seseorang memiliki prasangka baik
pada saat menggunakan sebuah aplikasi maka akan
tidak ada sisi negatif dalam penggunaan aplikasi
tersebut, begitu juga sebaliknya. Faktor internal
sangat mempengaruhi penggunaan individu dalam
menggunakan aplikasi tersebut. Faktor internal
termasuk dalam sebutan proses belajar dalam
penggunaan media sosial. Dalam penggunaan
aplikasi Tiktok tidak hanya sebagai hiburan saja,
tetapi bisa digunakan untuk interaksi dengan orang
baru. Kreafitas juga dapat di kembangkan dengan
menggunakan aplikasi ini. Dilihat dari negatifnya
aplikasi ini juga memiliki sisi negatif, seperti pada
saat menggunakan aplikasi ini pengguna membuat
konten video tidak sesuai degan peraturan adat atau
norma yang ada hanya untuk mendapatkan
popularitas.38
b. Faktor Eksternal
Dalam aplikasi Tiktok orang-orang
memperoleh informasi dari berbagi video contohnya
kejadian yang bersifat video seperti kapal tenggelam
38
Demmy Deriyanto et al., “Persepsi Mahasiswa Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang Terhadap Penggunaan Aplikasi Tik Tok,” Jisip 7, no. 2 (2018):
77, www.publikasi.unitri.ac.id.
60
atau dalam bentuk rekaman lainnya dengan begitu
cepat informasi kejadian tersampaikan kepada
pengguna lainnya. Nasrullah (2016) mengatakan
informasi menjadi identitas media sosial karena media
sosial mengkreasikan representasi identitasnya,
memproduksi konten, dan melakukan interaksi
berdasarkan informasi. 39 Jadi informasi adalah sesuatu
yang sangat juga berpengaruh terhadap penggunaan
aplikasi Tiktok.
Jika seseorang tidak mendapatkan informasi
tentang Tiktok mungkin saja mereka tidak mengenal
aplikasi Tiktok, bahkan sampai menjadi penggunanya.
Maka dari itu informasi dikatakan penting sekali
dalam penggunaan aplikasi Tiktok. Pengaruh dari
media sosial yang merupakan bagian dari media
informasi salah satunya adalah dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Jadi dengan informasi juga
seseorang bias terpengaruh pengetahuannya mengenai
media sosial seperti Tiktok.
Dapat disimpulkan bahwa benar adanya jika TikTok
memiliki sisi lain yaitu sisi positif. Bahkan terkait 6 aspek
perkembangan anak semua hal ini terlihat jelas di setiap video
TikTok anak-anak. Semua ini juga tak luput dari bimbingan
dan campur tangan orang tua terkait penggunaan aplikasi
TikTok. Keberadaan orang tua sangat membantu anak dalam
mengaktualisasikan dirinya ke dalam video yang akan di
upload ke aplikasi TikTok. 40 Dengan adanya aplikasi TikTok
yang memiliki beragam video yang membuat para
penggunanya merasa terhibur, maka tidak luput anak usia dini
pun juga ikut serta dalam penggunaannya. Karena
beragamnya video-video yang tersedia membuat anak usia
dini tertarik dengan aplikasi tersebut, dan tidak jarang para
39
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya,
Sosioteknologi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2016).
40
Munasti et al., “Aplikasi TikTok Sebagai Alternatif Perkembangan Anak
Usia Dini.”
61
orang tua memberikan kebebasan pada anak untuk mengakses
aplikasi tersebut agar anak tidak merasa jenuh dan rewel. 41
41
Putri Rizki Amalia, “Recreate Cooking Sebagai Dampak Positif Aplikasi
Tiktok Terhadap Perilaku Anak Usia Dini.”
42
Nilawati Tadjuddin, “Early Children Moral Education in View Psychology,
Pedagogic and Religion,” Al-Athfaal: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 13, no. April
(2018): 15–38.
43
Khadijah dan Nurul Zahriani, Perkembangan Sosial Anak Usia Dini
(Medan: Merdeka Kreasi Grup, 2021).
44
Tadjuddin, “Early Children Moral Education in View Psychology,
Pedagogic and Religion.”
62
dengan umurnya. Aplikasi tiktok ini pun dapat membuat
mereka senang saat mereka menggunakannya. Apalagi saat
mereka sedang lelah, bosan, kesal dan pusing, lalu mereka
bermain media sosial tiktok ini pun maka mereka merasa
semua rasa itu hilang, bisa dikatakan bahwa tiktok ini dapat
menjadi hiburan untuk peserta didik yang menggunakannya.
Contoh tayangan vulgar berupa tayangan yang menampilkan
bagian tubuh tertentu dari orang dewasa, berjoget, dan wanita
yang berpakaian terbuka. Erotis yaitu berupa tayangan
pornografi, tarian, dan senam. Kemudian Lipsync yaitu berupa
menirukan lagu dewasa tentang percintaan dan lainnya. Tidak
semua video berdampak buruk bagi anak usia dini ada pula
hal positif bagi anak.45
Berdasarkan Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini dalam
artikel Kholida Munasti,dkk yang berjudul aplikasi tiktok
sebagai alternatif perkembangan anak usia dini bahwa ketika
membuka aplikasi TikTok, dan terlihat banyak sekali anak-
anak yang bermain TikTok dengan mengupload video mereka
ke dalam TikTok. Bahkan ada juga anak dengan orang tuanya
mengupload video TikTok bersama. ketika memutar video
TikTok anak-anak terlihat bahwa cara berbicara, gerakan
badan, tingkah laku, cara berpakaian yang dilakukan anak
meniru orang dewasa. Sebagian orang menganggap ini hal
yang buruk karena dapat membuat anak dewasa sebelum
waktunya. Bahkan menganggap bahwa TikTok dapat merusak
anak. 46 Menurut Tri buana Video Tiktok pada Anak Usia Dini
merupakan salah satu media yang membuat seseorang
penasaran dan ikut mencoba menggunakannya sehingga
seorang khususnya anak-anak akhirnya sangat menyukai baik
itu menjadi pengguna saja maupun menjadi konten kreator.
Dimana dalam hal ini anak juga perlu mengembangkan pola
pikir kreatifnya yang secara tidak langsung mereka
45
Abdulhakim Arrofi and Nurul Hasfi, “Memahami Pengalaman Komunikasi
Orang Tua – Anak Ketika Menyaksikan Tayangan Anak-Anak Di Media Sosial
Tiktok6” Vol. 7, no. No. 3 (2019): Hal. 3-4.
46
Munasti et al., “Aplikasi TikTok Sebagai Alternatif Perkembangan Anak
Usia Dini.”
63
kembangkan dan menggali potensi diri melalui tiktok. Dan
mengembangkan pola pikir yang kretif ini ialah mempelajari
suatu hal yang baru serta anak juga membuang kepenatannya
melalui tiktok sebagai salah satu penghibur kebosanan mereka
dan menghasilkan suatu karya yang baru yang mereka peroleh
dari aplikasi tiktok. 47 Montessori dalam Nurhayatul dalam
penelitiannya menyatakan bahwa Anak usia dini masih berada
pada tahapan mengenal lingkungan disekitarnya. Mereka
belum dapat membedakan antara yang baik dan tidak baik.
Sehingga pada saat anak menonton Tiktok, mereka menyerap
semua informasi yang didapat kemudian menirunya.
Kemampuan daya serap anak usia dini sangat kuat, mereka
sangat peka terhadap setiap hal yang ada disekitarnya. Apalagi
jika hal tersebut mendatangkan kesenangan. 48
Dalam Penelitian widia Pratiwi dkk adanya dampak
positif dan negatif pada penggunaan aplikasi tiktok pada anak
Adapun dampak positif bagi anak yaitu anak dapat mengasah
kreativitas anak, Sedangkan Dampak negatif dari penggunaan
aplikasi Tik Tok yaitu anak menjadi malas belajar, suka
marah-marah dan ketika disuruh atau dipanggil orang tua anak
tidak menyahut, anak menonton yang seharusnya tidak anak
lihat.49 Kemudian Arintya Rahmadani dalam penelitiannya
bahwasanya benar adanya dampak positif dan negatif dari
video tiktok. Dampak positifnya yaitu Anak lebih aktif dalam
hal-hal yang dilihat, anak juga lebih cenderung senang dalam
melakukan sesuatu, membuat perkembangan motorik anak
berkembang, dan membuat anak jadi lebih gampang berbaur
serta berinteraksi kepada sesama teman dan orang sekitar.
Sedangkan dampak negatifnya yaitu Merusak moral anak dan
47
Buana and Maharani, “Penggunaan Aplikasi Tik Tok (Versi Terbaru) Dan
Kreativitas Anak.”
48
Nurhayatul Kamaliyah, “Pengenalan Nilai Moderasi Pada Anak Usia Dini
Melalui Permainan This Or That Berbasis Aplikasi Tiktok Introducing Moderation
Values To Early Childhood Through This Or That Game Tiktok Application-Based”
Vol. 15, no. No. 2 (2021): hal. 211.
49
Widia Pratiwi M.A, Laily Rosidah, “Penggunaan Aplikasi Tik Tok Pada
Anak Usia 5-6 Tahun Di Desa Banjarnegara Kecamatan Pulosari Kabupaten
Pandeglang.”
64
mengubah sikap seseorang itu menjadi tidak baik dan baik,
yaitu contohnya anak sering marah marah saat ditegur atau
dilarang ketika sedang membuat vidio tersebut, membuat anak
tidak menghormati orang yang lebih dewasa ataupun sesama
teman, membuat anak tidak disiplin, membuat anak tidak
sadar dalam membuat sebuah vidio yang berkonten tidak
baik.50 Sama halnya dalam penelitian Lia Valiana Bermain
TikTok mengubah sikap seseorang menjadi tidak baik, yaitu
contohnya anak sering marah marah disaat sedang membuat
video tersebut diganggu oleh teman atau orang disek itarnya,
membuat anak lalai akan smartphone dalam membuat video
hingga lupa akan shalat dan waktu belajar. 51 Dampak yang
didapatkan dalam penggunaan aplikasi tik tok terhadap
Perkembangan karakter siswa yaitu, mengubah sikap
seseorang itu menjadi tidak baik, yaitu contohnya anak sering
marah marah disaat sedang membuat video tersebut diganggu
oleh teman atau orang disekitarnya, membuat anak lalai akan
smarphone dalam membuat video hingga lupa akan shalat dan
waktu belajar, membuat anak tidak jujur contohnya ketika
mereka meminta uang untuk jajan mereka
mempergunakannya untuk hal yang lain yaitu membeli kuota,
membuat anak tidak menghormati orang yang lebih dewasa
ataupun sesama teman, membuat anak tidak disiplin, membuat
anak tidak sadar dalam membuat sebuah video yang
berkonten tidak baik, menghabiskan waktunya hanya untuk
memainkan smartphone.52 Hasil penelitian Maivy Hastuty pun
menyatakan bahwa adanya Dampak negatif dari penggunaan
aplikasi Tiktok yaitu anak menjadi malas belajar, suka marah-
marah dan ketika disuruh atau dipanggil orang tua anak tidak
menyahut, anak menonton yang seharusnya tidak anak lihat.
Adapun dampak positif bagi anak yaitu anak dapat mengasah
50
Rahmadani, “Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui
Gerak Dan Lagu.”
51
Lia, Suriana, and Sarah, “Dampak Pengunaan Aplikasi Tik Tok Terhadap
Perkembangan Karakter Siswa Kelas Vi Min 1 Aceh Utara.”
52
Riska Marini, Pengaruh Media Sosial Tik Tok Terhadap Prestasi Belajar
Peserta Didik Di SMPN 1 Gunung Sugih Lab. Lampung Tengah, 2019.
65
dalam skill edit video, anak dapat belajar membuat video
dengan kreativitasnya, anak dapat memanfaatkan aplikasi Tik
Tok untuk belajar membuat video yang keren, unik dan
membuat konten yang bermanfaat.53
Astri Sintia & Sri Hartati hasil dari penelitiannya
menyatakan bahwa tiktok dapat mengembangkan kreativitas
anak dan melalui tiktok anak mendapatkan edukasi baru
seperti belajar doa-doa, sholawat, berhitung, membaca dan
lainnya. Namun seringnya anak menggunakan tiktok membuat
anak lebih tertarik untuk berinteraksi dengan hp/gadget yang
digunakan untuk menonton tiktok dibandingkan berinteraksi
dan berkomunikasi dengan orang sekitarnya. Perilaku sosial
anak bisa dipengaruhi oleh media sosial tiktok karena anak
terlalu asik sendiri bermain dan menonton tiktok yang
membuat anak kurang peduli terhadap lingkungan sekitar,
anak kurang merespon ketika dipanggil. 54 Kemudian putri
Rizki Amalia dalam penggunaan aplikasi TikTok pada anak
usia dini tersebut memiliki beberapa dampak yang akan
didapatkan oleh anak, hal tersebut. Nyatanya telah banyak
anak usia dini yang memiliki dampak dari aplikasi TikTok
baik negative maupun positif, jika anak menggunakan aplikasi
TikTok tanpa pengawasan dari orang tua, maka tidak menutup
kemungkinan anak akan mengakses tayangan-tayangan yang
tidak sesuai dengan usia anak sehingga anak menyaksikan
tayangan yang tidak seharusnya anak saksikan dan terjadilah
dampak negatif pada diri anak dari tayangan TikTok tersebut.
Lain hal jika dalam penggunaan aplikasi TikTok anak
didampingi dan diawasi oleh orang tua, dengan membatasi
tayangan-tayangan yang ditonton anak sehingga anak melihat
tayangan yang bersifat positif saja dan menghasilkan dampak
positif pula bagi diri anak. 55 Aplikasi berbagi video Tik Tok
53
Maivy Hastuty, Fahmi, and Laily Rosidah, “Pengaruh Penggunaan Aplikasi
Youtube Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia 4-5 Tahun,” Jurnal Pelita PAUD
Vol. 6, no. No. 1. Serang, (2021): Hal. 102-109.
54
Sintia and Hartati, “Dampak Media Sosial Tiktok Terhadap Perilaku Sosial
Anak X Dan Y Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Tigo Nagari Pasaman.”
55
Putri Rizki Amalia, “Recreate Cooking Sebagai Dampak Positif Aplikasi
Tiktok Terhadap Perilaku Anak Usia Dini.”
66
memiliki banyak celah yang menimbulkan bahaya bagi
pengguna berusia anak-anak di bawah umur. Diantaranya
adalah kontrol usia yang longgar bagi pengguna. Dengan
menggunakan nomor telepon, akun Gmail atau Facebook,
pengguna sudah bisa menayangkan rekaman video dirinya
melalui aplikasi ini.56
Dampak media sosial bagi anak akan membuat anak
lebih mementingkan gadgetnya dari pada keluarganya.
Bahkan ia lupa akan waktu, lupa akan belajar dan lainnya.
Dan menjadikan anak malas untuk berfikir. Apabila anak
kecanduan gadget akan mengakibatkan dampak yang buruk
dalam aspek kesehatan, aspek akademik, keuangan, dan
lainnya. Namun media sosial juga dapat menstimulus
perkembangan anak, seperti kreativitas, daya ingat, fisik
motorik, kognitif dan sosial emosional anak usia dini. 57 Pada
aspek sosial emosional juga dapat terlihat dari video yang
dibuat anak. Anak dapat belajar mengekspresikan perasaannya
dan berhubungan baik dengan banyak orang. Melalui video
TikTok ini juga dapat membantu anak semakin percaya diri
dengan kemampuannya serta semakin berani tampil di depan
banyak orang. Ini juga dibuktikan dari hasil foto serta video
yang di muat dalam aplikasi TikTok. Anak tampak percaya
diri di depan kamera, berpose layaknya model serta berlakon
layaknya seorang bintang sinetron. Nurmalitasari menegaskan
bahwa perkembangan sosial anak diperoleh dari kematangan
dan kesempatan belajar dari berbagai respons lingkungan
terhadap anak. 58
56
Damayanti and Gemiharto, “Kajian Dampak Negatif Aplikasi Berbagi
Video Bagi Anak-Anak Di Bawah Umur Di Indonesia.”
57
Shinta Aulia Enggarwati Andri Arif Kustiawan, “Pengaruh Pembelajaran
Berbasis Permainan Online Terhadap Kecerdasan Fisik Motorik Anak Usia Dini,”
Journal of Early Childhood and Character Education 1, no. 1 (2021): 91–106,
https://doi.org/10.21580/joecce.v1i1.6619.
58
Chandra Kusuma and Oktavianti, “Penggunaan Aplikasi Media Sosial
Berbasis Audio Visual Dalam Membentuk Konsep Diri (Studi Kasus Aplikasi
Tiktok).”
67
Pada penelitian Agia Dwi Visi Utami menyatakan
bahwa tiktok sebagai media hiburan dan untuk
mengekspresikan kreativitasnya dalam membuat atau editing
video. 59 Hurlock dalam Nurmalitasari ikut menjelaskan jika
perkembangan emosi pada anak ditandai dengan munculnya
emosi evaluatif yang disadari rasa bangga, malu, dan rasa
bersalah, dimana kemunculan emosi ini menunjukkan bahwa
anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan
norma sosial untuk menilai perilaku mereka. Apalagi dari
video dubbing yang dibuat, anak dapat mengenal berbagai
macam ekspresi wajah, mulai dari ekspresi marah, menangis,
kesal, bahagia, bingung, dan banyak ekspresi lainnya. Hal ini
sangat terlihat jelas saat anak mampu menirukan dan
mengekspresikan wajah sesuai dengan video dubbing itu. 60
Elias dalam Dewi menegaskan bahwa belajar sosial emosional
merupakan proses di mana orang mengembangkan
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
memperoleh kemampuan untuk memahami, mengelola, dan
mengungkapkan aspek emosional dengan membentuk
hubungan dan pemecahan masalah. 61
Dampak aplikasi Tiktok ini berpengaruh pada
perkembangan emosional anak, baik dampak positif maupun
negatif. Ketika anak menggunakan aplikasi tiktok ini anak
merasakan senang dalam mengekspresikan dirinya didepan
kamera. Penggunaan tiktok tidak selamanya membawa
dampak positif, sekarang lebih dominan banyak yang
dampak negatif, tiktok ini dapat berdampak negatif bagi
perkembangan anak. Salah satu nya yaitu dapat menirukan
sebuah video yang kurang baik untuk seusianya, seperti
berkata kasar, selain itu juga anak dapat berperilaku yang
tidak sopan kepada orang dewasa dengan menirukan video
59
Agia Dwi Visi Utami, “Aplikasi Tiktok Menjadi Media Hiburan Bagi
Masyarakat Dan Memunculkan Dampak Ditengah Pandemi Covid-19,” MEDIALOG:
Jurnal Ilmu Komunikasi 4, no. 1 (2021): 40–47.
60
Nurmalitasari, “Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Usia Prasekolah,”
2015.
61
Eva Gustiana Dewi, Ajeng Rahayu Tresna, Mira Mayasarokh, “Perilaku
Sosial Emosional Anak Usia Dini,” Jurnal Golden Age 4, no. 01 (2020).
68
yang dilihatnya, anak leih sering bermain smartphone dari
pada ermain dan berinteraksi dengan lingkungannya dan anak
lebih mudah marah. 62 Dalam penelitian Elisa Intania, Velly
Flaviani Hyunanda, & Jejen Zainal Muttaqin dapat
disimpulkan bahwa TikTok dapat berpengaruh positif maupun
negatif terhadap anak usia dini. Pengaruh positif Tiktok yaitu
(a) dapat menghibur karena banyak hal-hal yang lucu berupa
video komedi atau tarian yang menarik, (b) bisa menjadi salah
satu cara untuk mendapatkan teman atau koneksi baru, (c)
sebagai media untuk mengekspresikan diri dan membangun
kreativitas, (d) terdapat banyak konten yang edukatif, dan (e)
dapat mengasah skill video editing dan menari dari sejak dini.
Sedangkan Pengaruh negatif dari media sosial seperti TikTok
lebih banyak dirasakan oleh anak usia dini karena belum bisa
membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Akibatnya anak usia dini mudah untuk mencontoh hal-hal
buruk yang mereka lihat di TikTok. Hal yang sangat mudah
adalah meniru gaya berpakaian orang dewasa yang diunggah
di TikTok.63 Endang purnama dalam hasil penelitiannya
bahwa anak bermalas-malasan dan tidak patuh kepada orang
tua, menirukan dance yang erotis, mengolok-olok teman dan
susah mengendalikan emosi. 64
62
Lia, Suriana, and Sarah, “Dampak Pengunaan Aplikasi Tik Tok Terhadap
Perkembangan Karakter Siswa Kelas Vi Min 1 Aceh Utara.”
63
Intania, Hyunanda, and Muttaqin, “Analisis Penggunaan Aplikasi Tiktok
Pada Anak Usia Dini Di Masa Pandemi.”
64
muhammad Zaenal Arifin. Nita Zakiah. Endang Purnama, “Pengaruh
Aplikasi Tik Tok Terhadap Prilaku Anak Usia 5 Sampai 10 Tahun Di Desa Sumber
Agung Kec. Sungkai Utara,” Diajar: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran 2, no. 1
(2023): 122–28, https://doi.org/10.54259/diajar.v2i1.1484.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
peneliti untuk menulis skripsi dengan judul “Dampak video
tiktok Pada perkembangan emosional anak usia Dini di Dusun
Suka Agung Pekon Bandar Agung Kecamatan Bandar Negeri
Suoh” peneliti mengambil kesimpulan bahwa adanya dampak
positif dan negatif video Tiktok pada perkembangan
emosional anak di dusun Suka Agung Pekon Bandar Negeri
Suoh. Dampak positif bagi anak yaitu anak merasa
gembira/ceria. Sedangkan dampak negatifnya yaitu anak
menjadi mudah marah dan agresif.
B. Rekomendasi
Pada akhir penulisan skripsi ini, penulis mencoba
memberikan saran-saran sebagai sebuah masukan yang
ditunjukkan kepada orangtua yang mempunyai anak usia dini
yang masih membutuhkan peran besar orang tua sebagai
pembimbing dalam perkembangan sosial emosionalnya
dimasa selanjutnya, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Perlunya pengetahuan dan pengawasan bagi orangtua
agar dalam mendidik anak sehingga mampu mengontrol
anak dalam menggunakan smartphone untuk menonton
atau membuat video diapliaksi tiktok.
2. Mengikuti gerakan yang di sukai di Tiktok dan memang
baik untuk di tiru,hal tersebut akan melatih daya ingat
dan menstimulus perkembangan Motorik anak. Karena
dalam membuat video-video maka kita harus mampu
mengingat atau menghafal gerakan yang ingin dilakukan.
3. Jadikan video Tiktok untuk melatih mental untuk tampil
depan umum, bermula dari membuat video-video di
Tiktok maka nantinya akan terbiasa.
96
97
4. Jadikan ajang untuk melatih kreatifitas, karena aplikasi
Tiktok adalah aplikasi untuk mengespresikan kreatifitas
khususnya dalam pembuatan video. Tiktok juga
menyuguhkan berbagai macam music untuk latar video,
sehingga penggunanya dapat menciptakan video yang
lebih menarik.
DAFTAR RUJUKAN
Buana, Tri, and Dwi Maharani. “Penggunaan Aplikasi Tik Tok (Versi
Terbaru) Dan Kreativitas Anak.” Jurnal Inovasi Vol. 14, no. No.
1. Palembang, (2020)
Ibn Majah. “Kitab Al-Adab, Bab Birr Al-Walid Wal Ihsan Ila Al-
Banat.,” no. No. 3661 (n.d.).
“QS.An-Nahl:78,” n.d.
Sari, Popy Puspita, Sumardi Sumardi, and Sima Mulyadi. “Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Perkembangan Emosional Anak Usia
Dini.” Jurnal Paud Agapedia Vol. 4, no. No. 1. Tasikmalaya,
(2020).
Segal, M., Bardige, B., Woika, M., & Leinfelder, J. All about Child
Care and Early Education. USA: Nova Southeastern University
Family Center, 2010.
Sintia, Astri, and Sri Hartati. “Dampak Media Sosial Tiktok Terhadap
Perilaku Sosial Anak X Dan Y Di Taman Kanak-Kanak Negeri
Pembina Tigo Nagari Pasaman” 7, no. 1 (2023).
Utami, Agia Dwi Visi. “Aplikasi Tiktok Menjadi Media Hiburan Bagi
Masyarakat Dan Memunculkan Dampak Ditengah Pandemi
Covid-19.” MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi 4, no. 1
(2021)