Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
integritas tinggi merupakan modal penting bagi eksistensi
sebuah organisasi dan bernegara.
Dalam Peraturan LAN No. 12 Tahun 2018 tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), ditetapkan
bahwa CPNS wajib mengikuti pelatihan dasar (latsar) selama
masa prajabatan. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara
terintegrasi. Kompetensi yang dimaksud diukur berdasarkan
kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara,
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi)
dalam pelaksanaan tugas jabatannya, kedudukan dan peran
PNS dalam kerangka NKRI, serta menunjukkan penguasaan
Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang
tugas.
Berdasarkan UU No 5 Tahun 2014, ASN memiliki
peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
berfungsi sebagai : (1) Pelaksana Kebijakan Publik; (2)
Pelayan Publik; (3) Perekat dan Pemersatu Bangsa. Pada
Pasal 63 ayat 3 dan 4 menjelaskan bahwa CPNS akan
menjalani masa percobaan selama satu tahun. Pembentukan
PNS yang profesional harus diawali dengan Pendidikan dan
Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi. Dalam sistem
penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan

1
lain dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta
mampu menginternalisasi, menerapkan, serta membuatnya
menjadi kebiasaan (habituasi). Pembelajaran Agenda
Habituasi diawali dengan penjelasan konsep Habituasi yang
bertujuan memberikan bekal pengetahuan tentang kegiatan
pembelajaran di tempat kerja untuk mensintesakan materi
yang telah dipelajari pada kurikulum pembentukan karakter
ASN. Pembentukan karakter diri yang ideal dilakukan
melalui proses internalisasi dan pembiasaan diri melalui
intervensi (stimulus) tertentu yang akan dilakukan pada
pelaksanaan tugas dan jabatan di tempat kerja, peserta diklat
akan dibekali dengan pembelajaran mengenai nilai-nilai
dasar dan konsep akuntabilitasi publik, konflik kepentingan
dalam masyarakat, netralitas PNS, keadilan dalam pelayan
publik, transparan dalam memberi informasi dan data yang
dibutuhkan oleh publik, serta sikap dan prilaku yang
konsisten. Untuk dapat menginternalisasi Nilai-Nilai Dasar
ASN dan dikaitkan dengan peran dan kedudukan ASN maka
diperlukan penyusunan rancangan aktualisasi. Penyusunan
rancangan aktualisasi diharapkan dapat berguna untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada
unit kerja. Dalam rancangan aktualisasi dapat disusun
beberapa kegiatan yang dinilai dapat memecahkan masalah-
masalah yang ada. Beberapa tahapan kegiatan tersebut
dituangkan kedalam tahap-tahap kegiatan yang nantinya
akan diaktualisasikan di unit atau instansi kerja masing-
masing. Maka dilakukan sebuah kegiatan aktulisasi diri oleh
setiap CPNS sesuai dengan kompetensi dan jabatannya.
Penerapan aktualisasi ini secara spesifik diarahkan pada isu-
isu selama proses pelaksanaan jabatan tugas di tempat

2
tugas. Isu ini haruslah mengandung sifat aktual, problematik,
khalayak, dan layak (APKL).
Dalam proses bekerja di rumah sakit, tentunya banyak
hal-hal yang menjadi masalah untuk mencapai pelayanan
publik yang berkualitas, baik, dan sesuai. Hal-hal ini menjadi
isu yang perlu diatasi. Diantara sekian banyak isu, beberapa
isu yang dirasakan menjadi perhatian ialah belum optimalnya
assesment pada pelayanan fisioterapi di RSUD Landak.
Pelayanan fisioterapi di RSUD Landak memberikan
pelayanan kesehatan gerak dan fungsi tubuh kepada individu
dan atau kelompok, yang bersifat umum dengan
pengutamaan pelayanan pengembangan dan pemeliharaan
melalui pendekatan promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan pemulihan dengan pendekatan kuratif dan
rehabilitatif. Kegiatan promotif dan preventif termasuk
skrining/assesment, memberikan pengurangan nyeri, dan
program untuk meningkatkan fleksibilitas, daya tahan, dan
keselarasan postur dalam aktifitas sehari-hari. Selain upaya
promotif dan preventif, fisioterapis juga memberikan layanan
pemeriksaan, pengobatan, dan membantu individu dalam
memulihkan kesehatan, mengurangi rasa sakit (kuratif dan
rehabilitatif). Fisioterapis memainkan peran dalam masa
akut, kronis, pencegahan, intervensi dini untuk
muskuloskeletal yang berhubungan dengan pekerjaan cedera,
mendesain ulang pekerjaan individu, serta rehabilitasi, dan
diperlukan untuk memastikan layanan/intervensi diberikan
secara komprehensif dan tepat berfokus pada individu,
masyarakat dan lingkungan (PMK No.65, Tahun 2015).

3
B. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS di
RSUD Landak adalah
1. Peserta mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN
dalam melaksanakan setiap pekerjaan/ kegiatan yang
dilakukan, dan berkontribusi dalam memperkuat visi
dan misi Kepala Daerah.
2. Peserta mampu melaksanakan tugas dan perannya
secara profesional sebagai pelayan masyarakat, serta
sebagai peserta pelatihan dasar yang dapat mengaktualis
asikan nilai-nilai dasar ANEKA di instansi kerja masing-
masing.
3. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam memberi
solusi terhadap isu atau masalah yang ada di tempat
kerja.
4. Meningkatkan pelayan fisioterapi di RSUD Landak
menjadi lebih baik kedepan nya.
C. SASARAN
1. Klien (pasien dan keluarga pasien)
Klien adalah orang yang menerima jasa fisioterapi,
termasuk didalamnya adalah pasien, keluarga pasien,
maupun pengunjung pasien.
2. Rekan sejawat fisioterapi
Supaya petugas fisioterapi kedepan nya depan dapat
menjalankan pelayanan dengan baik dan efektif.

D. TEMPAT DAN WAKTU KEGIATAN

Waktu penyelenggara pelatihan dasar golongan II


angkatan XVII selama lima puluh satu ( 51 ) hari kerja, yang
dilaksanakan pada tanggal 6 sampai tanggal 17 juli
bertempat BPLP3K Anjungan Kabupaten Mempawah Provinsi

4
Kalimantan Barat. Pelaksanaan kegiatan Habituasi
dilaksanakan di RSUD Landak Kecamatan Ngabang
Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat selama 30 hari.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( RSUD ) LANDAK

A. Profil RSUD Landak


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD Landak) adalah
Lembaga Teknis Daerah yang setara dengan bentuk kantor
dan merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah yang
berada dibawah naungan Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dasar hukum pembentukan RSUD Landak adalah Peraturan
Daerah Kabupaten Landak No. 63 Tahun 2002 tentang
susunan organisasi dan tata kerja RSUD Landak. RSUD
Landak mempunyai tugas membantu Bupati dalam
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan
(kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara
serasi, terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan
melaksanakan upaya rujukan serta melaksanakan pelayanan
yang bermutu sesuai standar pelayanan.
RSUD Landak berlokasi di Jalan Raya Ngabang –
Sanggau No. 109, Dusun Tebedak, Kecamaan Ngabang,
Kabupaen Landak dan sudah ditetapkan sebagai rumah sakit
tipe C sesuai dengan surat keputusan Bupati Landak tentang
Penetapan Kelas dan Izin Rumah Sakit Umum Daerah
Landak Nomor. 445/474/HK/III-2015.
B. Visi dan Misi Kepala Daerah
1. Visi
“Terwujudnya Kabupaten Landak, Mandiri, Maju dan
Sejatera.

6
Terwujudan visi ini dibarengi dengan semangat yang
mulia yaitu Berjuang untuk Kesejateraan Rakyat.
Adapun makna yang terkandung dalam visi Kabupaten
Landak tahun 2017-2022,dijelaskan sebagai berikut.
1) Mandiri
2) Maju
3) sejathera
2. Misi
1) Mewujudkan pelayanan publik yang responsive
dan terukur;
2) Mewujudkan pembangunan infrastruktur;
3) Mewujudkan kualitas sumber daya manusia
yang maju;
4) Mewujutkan pengelolaan sumber daya alam
untuk kemandirian ekonomi;
5) Mewujutkan desa sebagai pusat pembangunan;

C. Struktur Organisasi RSUD Landak


RSUD Landak dipimpin seorang Direktur yang mewadahi
Satuan Pengawaas Internal (SPI), Komite Medik, Komite
Keperawatan dan satu Bagian Tata Usaha yang membawahi
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, dan Sub Bagian
Keuangan dan Aset.

7
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah
Landak

8
D. Sumber Daya RSUD Landak
1. Sumber Daya Perangkat Daerah
Tabel 2.1 Sumber Daya Perangkat Daerah
Kualifikasi Pangkat/
No Pendidikan Jumlah Golongan Jumlah Eselon Jumlah
Pembina Utama
1 S2/Spesialis 10 II b
Muda/IV c
Pembina Muda /
2 S1 39 III a
IV b
3 DIII 98 Pembina/ IV a 2 III b
4 SLTA 13 Penata Tk.I/III d 12 IV a 3
5 SLTP - Penata/IIIc 25 IV b 9
Penata Muda Tk.
35
I/III b
6 D IV 6 Penata Muda/IIIa 65
Pengatur Tk.I/IIc 9
7 Pengatur/Iic 15
Pengatur Muda
8 -
Tk.I/II b
Pengatur
9 3
Muda/Iia
Jumlah 166 166 12

2. Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jabatan


Tabel 2.2 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jabatan
STATUS KEPEGAWAIAN

NO JABATAN PNS HONOR KONTRAK KET.

1 Direktur 1 - - 1
2 Ka. Sub. Ba Tata Usaha 1 - - 1

9
3 Kasi Pelayanan Keperawatan 1 - - 1
4 Kasi Pelayanan Medik 1 - - 1
5 Dokter Spesialis 7 - 3 10
6 Dokter Umum 13 - - 13
7 Dokter Gigi 1 - 1 2
8 Perawat (Profesi Ners) 10 5 - 15
9 Perawat Anestasi 1 - - 1
10 Perawat 53 17 - 70
11 Perawat Gigi 4 - - 4
12 Bidan (Profesi) 3 - - 3
13 Bidan 27 1 - 28
14 Apoteker 3 - - 3
15 Tekhnik Kefarmasian 5 2 - 7
16 Perekam Medis 1 4 - 5
17 Radiografer 4 1 - 5
18 Analis Kesehatan 5 4 - 9
19 Nutrisionis 5 - - 5
20 Sanitarian 2 - - 2
21 Fisioterapis 2 - - 2
22 Pengadministrasi Umum 6 4 - 10
23 Bendahara 3 - - 3
24 Pengadministrasi Keuangan - 3 - 3
25 Sopir Ambulance - 2 - 2
26 Petugas Keamanan - 4 - 4
27 Kasir - 4 - 4
28 Pengadministrasi Loket - 2 - 2
Pengadministrasi Gudang
29 - 4 - 4
Farmasi
30 Tekhnisi Lainnya - 2 - 2

10
31 POS (Pembantu Orang Sakit) - 7 - 7
32 Penjamah Makanan - 6 - 6
33 Laundry - 2 - 2
34 - 1 - 1
JUMLAH 157 75 4 236

3. Sarana Tempat Tidur


RSUD Landak mempunyai kapasitas tempat tidur
sebanyak 119 tempat tidur, dengan lokasi :
1) Ruang Kelas III
2) Ruang Kelas II
3) Ruang Kelas I
4) Ruangg VIP
5) Ruang IGD
6) ICU
7) Poliklinik
E. Tugas Pokok dan Fungsi Instansi
1. Tugas Pokok
RSUD landak mempunyai tugas membantu Bupati
dalam melaksanakan upaya kesejahteraan secara berdaya
guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi,
terpadu dengan upaya peningkatan pencegahan dan
melaksankan upaya rujukan serta melaksanakan pelayanan
yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, RSUD landak
mempunya fungsi sebagi berikut:

11
1) Penyusunan rencana dan program di bidang
pelayanan kesehatan perorangan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2) Penyusunan dan pelaksanaan rencana strategis
dan rencana kerja tahunan di bidang
pelayanan kesehatan perorangan;
3) Pelaksanaan standar pelayanan minimal (spm)
di bidang pelayanan kesehatan di rumah sakit;
4) Penyusunan perjanjian kinerja di bidang
pelayanan kesehatan perorangan;
5) Penyelenggarakan pelayanan medis;
6) Penyelenggarakan penunjang medis dan
nonmedis;
7) Penyelenggaraan pelayanan asuhan
keperawatan;
8) Penyelenggaraan pelayanan rujukan;
9) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
10) Penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan;
11) Penyelenggaraan manajemen sumber daya
manusia;
12) Penyusunan analisa jabatan;
13) Penyelenggaraan administrasi umum dan
Keuangan;
14) Pengelolaan administrasi umum meliputi penyu
sunan program,ketatalaksanaan,ketatausahan,
keuangan, kepegawaian, dan sistim informasi
rumah sakit (SIRS), rumah tangga,
perlengkapan, hukum, dan publikasi;

12
15) Pelaksana evaluasi dan pelaporan tugas dan
fungsi;
16) Penyusunan laporan kinerja tahunan di bidang
pelayanan kesehatan perorangan;
17) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Bupati sesuai fungsinya.
F. Tugas Pokok dan Fungsi Fisioterapi Pelaksana
Lingkup pelayanan fisioterapi diterapkan pada dimensi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan cakupan
pelayanan sepanjang rentang kehidupan manusia sejak
praseminasi sampai dengan ajal. Dengan demikian maka
cakupan pelayanan fisioterapi adalah :
1. Promotif. Mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan
bagi individu dan masyarakat umum.
2. Preventif. Pencegahan terhadap gangguan, keterbatasan
fungsi, ketidak mampuan individu yang berpotensi
untuk mengalami gangguan gerak dan fungsi tubuh
akibat faktor-faktor kesehatan/social ekonomi dan gaya
hidup.
3. Kuratif dan Rehabilitatif. Memberikan intervensi untuk
pemulihan integritas system tubuh yang diperlukan
untuk pemulihan gerak, memaksimalkan fungsi,
meminimalkan ketidakmampuan dan meningkatkan
kualitas hidup individu dan kelompok yang mengalami
gangguan gerak akibat keterbatasan fungsi dan
kecacatan.Dalam melaksanakan tugas dimaksud, fisioter
api memiliki fungsi :
1) Melakukan tindakan terapi pada problem gerak
dan fungsi ditingkat sistem muskuloskletal
ringan.

13
2) Melakukan tindakan terapi pada problem gerak
dan fungsi ditingkat sistem neuromuskular.
3) Melakukan tindakan terapi pada problem gerak
dan fungsi pada tumbuh kembang anak kasus
ringan.
4) Melakukan tindakan terapi pada problem gerak
dan fungsi ditingkat sistem reproduksi kasus
ringan.
5) Melakukan tindakan terapi pada problem gerak
dan fungsi alat indera dan integumen kasus
ringan.
6) Melakukan pemeriksaan / tes kekuatan otot
7) Melakukan pemeriksa / pengukuran jarak
gerak sendi.
8) Melakukan asistensi kepada pasien dalam
terapi kelompok muskuloskletal.

14
BAB III
KONSEP DASAR ASN

A. Indikator Nilai-Nilai Dasar ASN


Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara (LAN) No. 12 Tahun 2018 (LAN, 2018) Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II, peserta Diklat Latihan
Dasar (Latsar) diharapkan mampu menginternalisasikan
nilai-nilai dasar ASN dengan cara mengalami sendiri dalam
penerapan dan aktualisasi pada tempat tugas, sehingga
peserta diklat dapat merasakan manfaatnya secara langsung.
Nilai-nilai dasar ASN yang merupakan seperangkat prinsip
yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi ASN
adalah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas
atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep
itu memiliki makna yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab sedangkan Akuntabilitas
adalah suatu kewajiban pertanggung jawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu
untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas publik terdiri dari

15
dua macam, yaitu : akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada
masyarakat luas). Sehingga untuk memenuhi terwujudnya
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas
program, dan akuntabilitas kebijakan. Akuntabilitas tidak
akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas berupa :
Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja dan Laporan Kinerja.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada
beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel
tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan
dan kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab : Kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun
yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujutan kesadaran akan
kewajiban.

16
e. Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau
orang.
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada
sebuah kepercayaan, dan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas
dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan
tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
i. Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan
akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, pegawai
ASN mampu berpikir dan bertindak mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang
berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Dalam arti luas,

17
nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati
bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan
atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa
dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme
yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama menjadikan Indonesia bukan sebagai
negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang
privat. Pancasila justru mendorong nilai-nilai
ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan
berpolitik. Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki
Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang positif,
yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka
(inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi
keadilan dan persaudaraan dengan berpegang teguh
pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan bisa
memperkuat pembentukan karakter dan
kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan
memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan
potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan
Tuhan.
b. Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke
luar. Ke dalam berarti menjadi pedoman negara
dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak
asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan
fungsi ‘melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

18
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
c. Sila ketiga : Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia
dalam keragaman dan terbagi dalam golongan-
golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi
karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang
tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang
menjalani satu kesatuan riwayat, yang
membangkitkan persatuan karakter dan kehendak
untuk hidup bersama dalam suatu wilayah
geopolitik nyata. Selain kehendak hidup bersama,
keberasaan bangsa Indonesia juga didukung oleh
semangat gotong royong. Dengan kegotong-royongan
itulah, Indonesia harus mampu melindungi segenap
bangsa dan tumpah darah Indonesia, bukan
membela atau mendiamkan suatu unsur
masyarakat atau bagian tertentu dari teritorial
Indonesia. Tujuan nasionalisme yang mau didasari
dari semangat gotong-royong yaitu ke dalam dan ke
luar. Ke dalam berarti kemajemukan dan
keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama yang
mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak boleh
dipandang sebagai hal negatif dan menjadi ancaman
yang bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal itu
perlu disikapi secara positif sebagai limpahan
karunia yang bisa saling memperkaya khazanah
budaya dan pengetahuan melalui proses
penyerbukan budaya. Keluar berarti memuliakan
kemanusiaan universal, dengan menjunjung tinggi

19
persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar umat
manusia.
d. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan
Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua
fungsi yaitu : Fungsi pertama, badan
permusyawaratan/ perwakilan bisa menjadi ajang
memperjuangkan asprasi beragam golongan yang
ada di masyarakat. Fungsi kedua, semangat
permusyawaratan bisa menguatkan negara
persatuan, bukan negara untuk satu golongan atau
perorangan. Permusyawaratan dengan landasan
kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan
diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang
membawa kebaikan bagi semua pihak. Abraham
Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai
“pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat”. Ada tiga prasyarat dalam
pemerintahan yang demokratis, yaitu : 1)
Kekuasaan pemerintah berasal dari rakyat yang
diperintah; 2) Kekuasaan itu harus dibatasi; dan 3)
Pemerintah harus berdaulat, artinya harus cukup
kuat untuk menjalankan pemerintahan secara
efektif dan efisien.
Secara garis besar, terdapat dua model demokrasi,
yaitu : majoritarian democracy (demokrasi yang lebih
mengutamakan suara mayoritas) dan consensus
democracy (demokrasi yang mengutamakan
konsensus atau musyawarah). Oleh karena itu,

20
pilihan demokrasi konsensus berupa demokrasi
permusyawaratan merupakan pilihan yang bisa
membawa kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.
e. Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat
Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para
pendiri bangsa menyatakan bahwa Negara
merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan
menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga
merupakan perwujudan imperative etis dari amanat
pancasila dan UUD 1945. Peran negara dalam
mewujudkan rasa keadilan sosial, antara lain : (a)
perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem
kemasyarakatan; (b) pengembangan struktur yang
menyediakan kesetaraan kesempatan; (c) proses
fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber
daya yang diperlukan; dan (d) dukungan atas
partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan
bagi semua orang.

3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku
serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas
guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu,
mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk
membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-
nilai yang dianut (Catalano, 1991). Konsep etika sering
disamakan dengan moral. Padahal ada perbedaan antara
keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik
atau benar. Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk

21
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan,
etika juga dipandang sebagai karakter atau etos individu/
kelompok berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan
tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur
tingkah laku/ etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu. Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN adalah :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung
jawab dan berintegritas
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa
tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah
atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan
dalam melaksanakan tugasnya

22
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara,
tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu
menjaga reputasi dan integritas Aparatur Sipil
Negara
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin pegawai Aparatur Sipil
Negara

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana


tercantum dalam undang-undang ASN, memiliki
indikator sebagai berikut :
a) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi
Negara Pancasila
b) Setia dan mempertahankan Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
1945
c) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak
d) Membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian
e) Menciptakan lingkungan kerja yang non
diskriminatif
f) Memelihara dan menjunjung tinggi standar
etika luhur

23
g) Mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik
h) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah
i) Memberikan layanan kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun
j) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas
tinggi
k) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja
sama
l) Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai
m) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan
yang demokratis sebagai perangkat sistem karir

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau
pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk
menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi
tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan
kepada stakeholder. Komitmen mutu merupakan tindakan
untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja
yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik. Ada empat indikator dari nilai-nilai
dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan dalam setiap
pemberian pelayanan, yaitu :
a. Efektif

24
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil
sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari
performa untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efesien adalah berdaya guna, dapat menjalankan
tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan
keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat
diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran
baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap
individu untuk membangun karakter sebagai aparatur
yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Berorientasi Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen.
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yang

25
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya.
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi
salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan
pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayan (Berry
dan Parasuraman dalam Zulian Yamit, 2010 : 11) yaitu :
a) Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi
fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan
sarana komunikasi
b) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan
dalam memberikan pelayanan dengan segera
dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan
c) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan
untuk memberikan pelayanan dengan tanggap
d) Assurance (jaminan), yaitu mencakup
kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya
e) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, dan
perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio
yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi
sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena

26
dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi
dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang. Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-
nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi
landasan utama bagi penegakan integritas diri
seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang
bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang
dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta
tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang
lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan
untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan
seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang
memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan
uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan
tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang
tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada
diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak
pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan

27
daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-
pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai
keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan
tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik
akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka
bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk
dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya
kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-

28
baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang
yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-
lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena
hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan
memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan
menolak kebatilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari
hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada
hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari
bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih
payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan
lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil
kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga

29
ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.
B. Whole Of Goverment (WOG)
Whole Of Goverment (WOG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya kolaboratif
pemerintah dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen, program dan pelayanan
public. Di dalam WOG terdapat beberapa nilai indikator yaitu
koordinasi, komunikasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi.

30
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu-Isu Aktual dan Gagasan


1. Identifikasi Isu-isu aktual
Keberhasilan program pelayanan kesehatan tergantung
berbagai faktor baik sosial, lingkungan, maupun penyediaan
kelengkapan pelayanan/perawatan dimana fisioterapi
memiliki peran yang penting dalam program pelayanan
kesehatan baik di tingkat dasar maupun rujukan. Pada
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, fisioterapis berperan
dalam perawatan pasien dengan berbagai gangguan
neuromuskuler, musculoskeletal, kardiovaskular, paru, serta
gangguan gerak dan fungsi tubuh lainnya. Fisioterapis juga
berperan dalam pelayanan khusus dan kompleks, serta tidak
terbatas pada area rawat inap, rawat jalan, rawat intensif,
klinik tumbuh kembang anak, klinik geriatri, unit stroke,
klinik olahraga, dan atau rehabilitasi.
Isu atau masalah ditemukan berdasarkan pengamatan
selama memberikan pelayanan di RSUD LANDAK sebagai
berikut :
a. Belum optimalnya assesment dalam pelayanan
fisioterapi di RSUD Landak.
Selama saya berkerja di rumah sakit Landak kurang
lebih 2 bulan, masih sering ditemukan pelaksanan
assesment yang belum sepenuhnya lakukan serta bukti
hasil pemeriksaan yang belum ada sehingga
menyebabkan tindakan fisioterapi tidak sesuai dengan
keluhan yang dirasakan pasien.

31
b. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang
fisioterapi.
Rumah sakit umum daerah Landak sudah
mempunya fasilitas kesehatan fisioterapi yang memadai,
sehingga dapat mengatasi permasalahan dikalangan
masyarakat dengan keluhan yang berkaitan dengan
fungsi gerak, tapi masih banyak masyarakat yang belum
mengetahuai apa itu fisioterapi dan kurangnya media
informasi tentang fisioterapi yang langsung dirasakan,
sehingga banyak masyarakat lebih memilih untuk
melakukan pengobatan secara tradisonal/alternatif.
c. Kurang teraturnya pasien fisioterapi untuk
melakukan pemeriksaan yang sudah dijadwal
oleh petugas.
Masalah ini dapat dilihat dari pengamatan saya
selama bertugas di RSUD Landak pada unit fisioterapi
mengenai ketidak teraturnya pasien dalam melakukan
pemeriksaan fisioterapi setiap bulannya, pasien sudah di
jadwal untuk terapi setiap minggu sebanyak 2 kali dan
dalam sebulan 8 kali tapi kebanyakan pasien, datang
dalam sebulan hanya 4 bahkan 2 kali sehingga
mengakibatkan kunjungan pasien fisioterapi menjadi
berkurang.

2. Penetapan Isu Aktual Prioritas


Dalam upaya menyikapi isu-isu aktual serta tantangan
perubahan dan perkembangan yang terjadi, maka perlu
ditentukan skala prioritas permasalahan yang akan
ditangani. Untuk menentukan penetapan isu prioritas maka
isu yang didapatkan pada identifikasi isu di analisis

32
menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu
melalui metode APKL yaitu :
1. Aktual
Isu benar terjadi dan hangat dibicarakan
2. Problematik
Isu memiliki dimensi dimensi masalah yang
komplek dan perlu dicarikan solusinya.
3. Kekhalayakan
Isu yang diangkat menyangkut hajat hidup orang
banyak
4. Layak
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Penentuan isu aktual prioritas tersebut dilakukan
dengan menggunakan skala dengan rentang angka dari
1-5 yang menyatakan bahwa isu tersebut :
1) Tidak Penting
2) Kurang Penting
3) Cukup Penting
4) Penting dan
5) Sangat Penting.
Skala penilaian ini berpedoman pada 4 (empat)
kriteria isu yaitu isu bersifat Aktual, Problematik,
Khalayak dan Layak atau biasa di singkat APKL sebagai
berikut :

Tabel 4.1 Identifikasi Penetapan Isu APKL

Kriteria
No Isu Total Peringkat
A P K L
Belum optimalnya
1 assesment dalam 4 4 5 4 17 1
pelayanan

33
fisioterapi di
RSUD Landak.
Minimnya pengeta
huan masyarakat
2 4 3 4 3 14 2
tentang
Fisioterapi.
Kurang teraturnya
pasien fisioterapi
untuk melakukan
3 3 4 3 3 13 3
pemeriksaan yang
sudah dijadwal
oleh petugas.

3. Gagagsan Penanganan Isu


Berdasarkan alat bantu penetapan isu di atas dapat
disimpulkan bahwa isu nomor 1 (satu) memenuhi semua
kriteria aktual, problematik, kekhalayakan dan
layak/kelayakan dan mendapatkan skor penilaian paling
tinggi diantara kedua isu lainnya.
Berdasarkan hasil analisis di atas akan dibahas
alternatif gagasan yang digunakan untuk pemecahan
masalah dan prioritas pemecahan masalah. Setelah
menentukan prioritas masalah yang akan dipecahkan,
selanjutnya penulis akan menganalisa gagasan pemecahan
masalah namun sebelumnya melihat faktor penyebab
terjadinya. Masalah yang penulis dapatkan setelah melalui
tahap analisis APKL adalah Belum optimalnya assesment
dalam pelayanan fisioterapi di RSUD Landak.
Faktor-faktor yang mengakibatkan belum optimalnya
pelayanan ini antara lain:
1. Kurang optimal pemberian assesment fisioterapi
pada setiap pasien.
2. Belum adanya catatan assesment di poli fisioterapi.

34
3. Kurangnya pemahaman petugas terhadap
pentingnya assesmnet fisioterapi.
Tahap berikutnya setelah penggunaan metode APKL ini
adalah menentukan prioritas isu dengan menggunakan
analisis USG (Urgency, Seriousness dan Growth). Poin
pertama adalah Urgency artinya seberapa mendesaknya suatu
isu untuk segera dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Poin
kedua yaitu Seriousness yang bermakna seberapa serius
suatu isu harus segera dibahas dikaitkan dengan akibat yang
akan ditimbulkan. Dan poin ketiga yakni Growth merupakan
potensi memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sesegera mungkin. Adapun analisis isu berdasarkan kriteria
USG untuk penetapan prioritas isu adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Identifikasi Penetapan Isu USG

Kriteria
No Isu Total Peringkat
U S G
Kurang optimalny
a pemberian asses
1 ment fisioterapi 4 4 5 13 1
pada setiap
pasien.
Belum adanya
catatan
2 4 4 4 12 2
assesment di poli
fsioterapi.
Kurangnya
pemahaman
petugas terhadap
3 4 3 3 10 3
pentingnya
assesment
fisioterapi.

Berdasarkan hasil analisa menggunakan skala ukur USG


didapat masalah utama dari “Belum optimalnya assesment
dalam pelayanan fisioterapi di RSUD Landak” yaitu “Kurang

35
optimalnya pemberian assesment fisioterapi pada setiap
pasien”. Apabila isu ini dibiarkan begitu saja akan
menyebabkan :
1. Kualitas pelayanan fisioterapi menjadi menjadi turun.
2. Penyakit pasien sulit untuk disembuhkan.
3. Menurunnya tingkat kesehatan masyarakat.
4. Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap RSUD
Landak.
5. Berdampak pada Perekonomian Daerah dan Negara.
Untuk itu diperlukan gagasan dalam upaya
“Optimalisasi assesment dalam pelayanan fisioterapi di RSUD
Landak” dengan serangkaian kegiatan acara sebagai berikut:
1. Merancang pembuatan SOP assesment fisioterapi.
2. Mengajukan rancangan kepada kepala ruangan
tentang formulir assesment fisioterapi.
3. Melakukan assesment pada pasien yang hendak
diterapi sebelum modalitas fisioterapi diberikan.
4. Membuat leaflet tentang pelayanan fisioterapi di RSUD
Landak.

B. Rancangan Aktualisasi
Penerapan nila-nilai dasar ASN yang terkait dengan
kegiatan yang akan dilakukan di tempat aktualisasi, tertera
pada tabel di bawah ini :

36
Tabel 4.3 Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja RSUD Landak


1.Belum optimalnya assesment dalam pelayanan fisioterapi di RSUD Landak.
2.Minimnya pengetahuan masyarakat tentang fisioterapi.
Identifikasi Isu
3.Kurang teraturnya pasien fisioterapi untuk melakukan pemeriksaan yang sudah dijadwal
oleh petugas.
Isu yang diangkat Belum optimalnya assesment dalam pelayanan fisioterapi di RSUD Landak.
Gagasan Pemecahan Optimalisasi assesment dalam pelayanan fisioterapi di RSUD Landak.
Isu
Keterkaitan
Output / Hasil Kontribusi Keterkaitan
dengan Nilai-
No Nama Kegiatan Tahap Kegiatan Kegiatan terhadap tugas pokok
Nilai Dasar ASN
Visi Misi dan fungsi

1 2 3 4 5 6 7

37
1  Membuat 1. Menemui dan  Tersedianya Etika publik : Menyusun Dengan
SOP konsultasi pedoman Saya menghadap SOP berdiskusi
assesment mengenai dalam kepala ruangan assesment atau
fisioterapi. rancangan pelayanan dengan fisioterapi mereview
pembuatan SOP fisioterapi. mengetuk pintu dengan kembali
assesment  Kepala terlebih dahulu, berdiskusi pengetahuan
fisioterapi dengan fisioterapi Sopan. kembali dan
kepala ruangan menyetujui Nasionalisme : pengetahuan keterampilam
fisioterapi. pembuatan Saya melakukan dan fisioterapi
2. Mencari referensi SOP assesment diskusi dengan keterampilan dalam
SOP assesment fisioterapi. rekan sejawat. untuk pelayanan,
fisioterapi.  Dokumntasi Musyawarah, mewujudkan maka saya
3. Menyiapkan SOP foto hasil Menghormati tata kelola akan
assesment kegiatan. keputusan. data yang berkontribusi
fisioterapi. Komitmen baik, maka terhadap
mutu : Saya saya tugas pokok
4. Melakukan
akan menyusun berkontribus yaitu :
konsultasi kepada
langkah-langkah i dalam Misi Promotif.
kepala ruangan
secara Kepala
fisioterapi terkait
komputerisasi daerah yaitu
SOP assesment
dalam :
fisioterapi yang
rancangan Mewujudka
telah saya buat
pembuatan SOP n pelayanan
yang didalamnya
assesment publik yang
terdapat
fisioterapi, responsive
penegakakan
Inovatif. dan
diagnosa
Akuntabilitas : terukur.

38
fisioterapi. Saya akan
5. Mencetak SOP berkonsultasi
assement dengan Kepala
fisioterapi. fisioterapi pada
saat jam
pelayanan
selesai untuk
membahas
mengenai
rencana kegiatan
ini,
Mendahulukan
Kepentingan
publik.
Anti Korupsi :
Setelah SOP
disetujui oleh
kepala ruangan
saya akan
mencetak
lembaran SOP
menggunakan
fasilitas yang
disediakan
rumah sakit
dengan
seperlunya,
Jujur.

39
2.  Mengajukan 1. Berkoordinasi  Tersedianya Etika Publik : Mengajukan Mengajukan
rancangan dan mengajukan acuan dalam saya menemuai rancangan rancangan
kepada ke kepala assesment kepala ruangan kepada kepada
kepala ruangan fisioterapi. dengan memberi pimpinana kepala
ruangan fisioterapi  Kepala salam terlebih fisioterapi fisioterapi
tentang mengenai ruangan dahulu, Sopan. tentang tentang
formulir rancangan menyetujui Komitmen assesment formulir
assesment formulir pembuatan Mutu : Saya sejalan assesment
fisioterapi. assesment formulir akan dengan Visi memperkuat
pelayanan assesment. melakukannya Kepala fungsi
fisioterapi  Dokumentasi rancangan daerah : fisioterapi
2. Membuat formulir foto hasil assesment Mewujudka pelakanan
assesment kegiatan. secara spesifik n pelayanan yaitu :
fisioterapi dengan mengenai publik yang Melakukan
jelas sehingga keluhan responsive pemeriksaan
mudah pasien,Efektifitas dan kekuatan
dimengerti. . terukur. otot dan
Nasionalisme : pengukuran
3. Menyerahkan
Dalam jarak gerak
formulir
pembuatan sendi.
assesment yang
formulir saya
sudah di buat ke
melibatkan
kepala fisioterapi.
rekan sejawat
4. Mencetak
dalam
formulir
perancangan
assesment
pembuatan,Kerja
fisioterapi
sama.

40
5. Mengaplikasikan Anti Korupsi :
kepada pelayanan Tidak
sehingga bisa mengunakan
berjalan dengan anggran dana
baik. unit lain dalam
pembuatan
formuir
assesment,
Mandiri.
Akuntabilitas :
Sehingga peran
fisioterapi dalam
pelaksanaan
assesment akan
dapat tercapai,
Kejelasan target.

41
3.  Melakukan 1. Memanggil pasien  Mentapakan Etika Publik : Penerapan Akutualisasi
assesment sesuai nomer diagnosis Saya memanggil ANEKA kegiatan ini
pada pasien urut, awal dari pasien dengan dengan akan
yang hendak memperkenalkan hasil ramah dan mengaktuali menguatkan
diterapi diri kepada pemeriksaan mempersilahkan saikan tugas
sebelum pasien. yang telah pasien masuk kejelasan fisioterapi
modalitas 2. Memgecek RM dilakukan. ruangan target dan pelaksana
fisioterapi dan identitas  Menilai fisioterapi, efektifitas dalam yaitu :
diberikan. pasien serta kebutuhan Sopan. dengan meningkatka
menanyakan atau status Komitmen memulai n
keluhan yang fungsional mutu : assesment pemeriksaan
dirasakan pasien. pasien Selanjutnya saya secara kekuatan
 Dokumentasi akan systemmatik otot dan
3. Mempersiapkan
foto hasil mempersiapkan terhadap pengukuran
pasien ( posisi
kegiatan pasien dengan pasien jarak gerak
duduk/berdiri/tid
memposisiskan sesuai sendi.
ur ).
pasien dengan Visi
4. Menjelaskan senyaman Kepala
pemeriksaan yang mungkin dan daerah
hendak menganamese Mewujudka
dilakukan. umur, n pelayanan
5. Memberi tahukan pekerjaan, dan publik yang
diagnose penyakit responsive
fisioterapi yang penyerta, dan terukur.
didapatkan sehingga tidak
setelah menghambat
pemeriksaan proses

42
selesai penyembuhan
diberiakan. pasien, Efektif.
6. Mencatat hasil Nasionalisme :
pemeriksaan yang Saya melakukan
didapatkan. kerjasama
dengan pasien
dalam proses
pemeriksaan,
Berkerja sama.
Akuntabilitas :
Sehingga peran
fisioterapi
mengindetifikasi
permasalahan
dari keluhan
pasien akan
dapat tercapai,
Kejelasan
Target.
Anti Korupsi :
Saya
memasukan
data pasien
sesuai dengan
fakta yang ada,
Jujur.

43
4  Membuat 1. Berkordinasi  Menjaga Etika Publik : Membuat Membuat
leaflet dengan kepala kualitas dan Saya menghadap leaflet banner
tentang fisioterapi pemahaman kepala ruangan tentang tentang
pelayanan mengenai masyarakat dengan pelayanan pelayanan
fisioterapi di pembuatan leaflet terhadap memgetuk pintu fisioterapi di fisioterapi di
RSUD dengan pelayanan terlebih dahulu, RSUD RSUD Landak
Landak. sopan,santun dan kesehatan Sopan. Landak memperkuat
mudah  Kepala Nasionalisme : sejalan nilai tugas
dimengerti. fisioterapi Saya melakukan dengan Misi pokok yaitu :
2. Bermusyawarah meyetujui diskusi dengan Kepala menciptakan
dengan kepala pembuatan kepala ruangan, daerah yaitu sesuatu yang
ruanagn terkait leaflet. Musyawarah. : baru dan
pemakain  Dokumntasi Komutmen Mewujudka berguna bagi
fotocopy dan penyerahan mutu : informasi n pelayanan masyarakat
kerta AVS dalam leaflet. yang saya publik yang Promotif.
pembuatan berikan, responsive
leaflet dengan diharapkan dan
jujur dan pemahaman terukur.
terencanan. tentang
fisioterapi di
3. Membuat desain
kalangan
leaflet tentang
masyarakat
pelayanan
dapat dipahami,
fisioterapi dengan
Inovasi.
kreatif dan
Akuntabilitas :
bahasa yang
Saya Menghadap
sopan serta
kepala ruangan

44
mudah tentang desain
dimengerti yang telah
masyarakat. dibuat,
4. Menghadap Kejelasan target.
kepala ruangan Anti Korupsi :
tentang desain Saya
yang sudah mengunakan
dibuat ( minta fasilitas unit
saran ). tidak berlebihan
sesuai dengan
5. Mencetak dan
kebutuhan serta
membagikan
membagikan
leaflet
kelingkungan
dilingkungan
RSUD dengan
RSUD Landak
Jujur.
dengan
bertanggung
jawab dan rapi.

C. JADWAL IMPLEMENTASI RANCANGAN AKTUALISASI

Setelah rencana kegiatan beserta tahapan-tahapannya dibuat, maka perlu dilakukan penjadwalan
tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama masa habituasi. Tabel penjelasan jadwal
implementasi rancangan aktualisasi dipaparkan dalam tabel berikut ini:

45
Tabel 4.4 Jadwal Implementasi Rancangan
Aktualisasi

OUTPUT, HASIL
JADWAL
NO KEGIATAN KEGIATAN DAN BUKTI
PELAKSANAAN
FISIK

Output/Hasil Kegiatan:
1. Membuat SOP  Tersedianya pedoman
assesment dalam pelayanan
fisioterapi. fisioterapi.
 Kepala fisioterapi 10-13 Juni 2019
menyetujui pembuatan
SOP assement
fisioterapi.
 Dokumntasi foto hasil
kegiatan, Lembar SOP
Output/ Hasil Kegiatan:
2. Mengajukan  Tersedianya acuan
rancangan kepada dalam assesment
kepala ruangan fisioterapi.
tentang formulir  Kepala ruangan
assesment menyetujui pembuatan 14-18 Juni 2019
fisioterapi. formulir assesment.
 Dokumentasi foto hasil
kegiatan, lembar
Formulir assesment.

Output/ Hasil Kegiatan:


3. Melakukan  Mentapakan diagnosis
assesment pada awal dari hasil
pasien yang pemeriksaan yang telah
hendak diterapi dilakukan. 18 juni-12 Juli
sebelum modalitas  Menilai kebutuhan atau 2019
fisioterapi status fungsional pasien.
diberikan.  Dokumentasi foto hasil
kegiatan, lembar Lemar
hasil pemeriksaan.
Output/Hasil Kegiatan :
4. Membuat leaflet  Menjaga kualitas dan
tentang pelayanan 14-18 Juni 2019
pemahaman masyarakat
fisioterapi di terhadap pelayanan

46
RSUD Landak. kesehatan.
 Kepala fisioterapi
menyetujui pembuatan
leaflet.
 Dokumntasi penyerahan
leaflet, lembar leaflet.

47

Anda mungkin juga menyukai