Sinopsis : Aiza adalah seorang gadis kecil yang ingin hidup sesuai dengan nama yang sudah
diberikan oleh kedua orang tuanya. Setelah sepeninggal ayahnya sekarang Aiza hanya
bersama dengan Sang Ibu, Darlilah. Tapi di tengah-tengah itu semua, Aiza mendapati sebuah
ujian terberat yang pernah Aiza hadapi sepanjang hidupnya (11 Tahun) yaitu ujian lisan
sejarah agama Islam.
Drama Personae :
Aiza (Memiliki imajinasi yang tinggi, lugu, baik, pantang menyerah)
Dalilah (Lembut, penyayang, pekerja keras, ibu Aiza)
Alina (Baik hati, sahabat Aiza)
Fathan (Nakal, egois, suka membully, musuh terbesar Aiza)
Bobby (Nakal, anak buah Fathan)
Billy (Nakal, anak buah Fathan)
Farah (Baik, lembut, korban pembullyan Fathan)
Bruce Lee (Teman imajinasi Aiza)
Pak Ustad (Baik hati, suka menolong, suka berceramah, guru mengaji Aiza)
Pak Ilham (Suka ketiduran, guru Aiza)
Bu Sri (Baik hati, Guru musik Aiza)
Pria Sorban (Da’i yang menyebarkan agama)
Raden Patah
Komandan Majapahit
Saudagar asing
Putri kerajaan
Raja
ADEGAN 1
Lokasi: Ruang kelas
Panggung Fade In.
PELAJARAN SELANJUTNYA AKAN DIMULAI, SUASANA KELAS RAMAI,
ANAK-ANAK DALAM KELAS TAMPAK SALING BECANDA DAN BERMAIN
Pak Ilham memasuki kelas.
Pak Ilham: (Dengan wajah mengantuk) Selamat pagi anak-anak. Buka LKS sejarah Agama
halaman 45.
Aiza, Alina, Farah, Fathan, Billy, Bobby dan kawan-kawan kelasnya tengah duduk di bangku
masing-masing sedangkan Pak Ilham terlihat tengah menerangkan suatu materi pelajaran
tentang sejarah masuknya agama Islam ke pulau Jawa.
Pak Ilham: (Dengan wajah mengantuk) Islam masuk ke Indonesia melalui daerah pesisir
seperti Pasai, Gresik, Goa, Talo, Cirebon, Banten, dan Demak. Sebab jalur perdagangan
melalui pelabuhan ialah tempat terjadinya interaksi antar kawasan oleh masyarakat saat itu
yaitu masyarakat kosmopolite. Di jawa, Islam berangkat dari daerah pesisir. Proses
pergeseran menuju pedalaman, ditengarai oleh Kuntowijoyo sebagai pergeseran Islam
kosmopolit menuju Islam agraris dan Islam yang mistik.
Terlihat Fathan dan Farah tengah mencatat apa yang Pak Ilham bicarakan. Billy dan
Bobby terlihat tengah bermain. Alina terlihat tengah mendengarkan. Yang terakhir
Aiza, tengah berjuang sekuat tenaga untuk tidak tertidur dengan menahan kedua
kelopak matanya dengan kedua tangan.
Pak Ilham: Dalam historiografi tradisional, Islam masuk melalui empat hal. Pertama, Islam di
Nusantara dibawa langsung dari Tanah Arab. Kedua, Islam diperkenalkan oleh para guru atau
juru dakwah profesional. Ketiga, orang-orang yang pertama kali masuk Islam adalah
penguasa. Keempat, sebagian besar para juru dakwah profesional datang di Nusantara pada
abad ke-12 dan ke-13.
Aiza (V.O): Ayo Aiza kamu harus kuat Aiza! Kamu bisa! Ayo bangun dan dengerin apa yang
diomongin Pak Ilham!
Pak Ilham: Proses masuknya Islam di Indonesia dari yang diamati dalam perspektif
perkembangan maka dapat dikompromikan bahwa Islam di Jawa mengalami tiga tahap.
Pertama, masa awal masuknya Islam ke Wilayah Indonesia terjadi pada abad 7 MASEHI.
Kedua, masa penyebaran keberbagai pelosok dilaksanakan pada abad 7 sampai 13 M. Ketiga,
masa perkembangan yang terjadi mulai abad 13 M dan seterusnya. Sedangkan sejarah Jawa
akhir abad ke 15 hingga awal abad ke 16 mempunyai arti penting bagi perkembangan
Islam—Heh Aiza!
Aiza: IYA PAK!
Pak Ilham: Kamu ini mengantuk pas pelajaran bapak?
Aiza: E...enggak pak, aku tadi kelilipan makanya matanya merem-merem pak.
Pak Ilham: Aaaa...bapak tahu betul kalo kamu itu mengantuk Aiza. Ckckck memangnya yang
bapak terangkan itu membosankan Aiza sampai-sampai kamu mengantuk?
Aiza: E...enggak kok pak!
Pak Ilham: Kamu ini masih muda. Masa jam segini sudah mengantuk? Seharusnya pagi-pagi
harus bersemangat. Coba kamu contoh Fathan, Farah, dan Alina. Mereka mendengarkan apa
yang bapak sampaikan dengan baik. Ya sudah, untuk menghilangkan ngantuk kamu Aiza,
silahkan kerjakan tugas uraian 3.1 di lks halaman 41.
Anak-anak sontak mengeluh.
Pak Ilham: Silahkan langsung dikerjakan. Bapak akan duduk di sini sambil menunggu kalian
mengerjakan (duduk di kursinya) ckckck masih jam segini sudah mengantuk...(tertidur pulas
di mejanya)
Anak-anak: Huuuu Aiza!
Alina: Aaaa Aiza.
Aiza: Maaf ya Alina, temen-temen semuanya. Aiza udah usaha kok buat ga ketiduran!
Fathan: Hahaha. Lagi-lagi Aiza. Selalu aja Aiza. Dasar kamu pembuat onar!
Aiza: Hah? Aku? Pembuat onar? Kan kamu yang selalu ngusilin orang!
Fathan: Ya, buktinya seusil-usilnya aku ga pernah bikin kita semua kena getahnya.
Aiza: Ya kan aku udah minta maaf!
Alina: Udah-udah temen-temen maafin Aiza ya.
Fathan: Kalo minta maaf doang mah semua orang juga bisa! Iya ga?
Billy: Betul bos!
Bobby: Bener bos!
MUSIK 1
Musik up-beat mulai terdengar.
Empat teman sekelas (figuran) bangkit dari tempat duduk mereka dan mulai menari.
Keempatnya seperti penari latar mengikuti para tokoh central.
MOOD TARIAN DAN MUSIK: up beat, usil, menyebalkan.
Fathan: Kalo cuman minta maaf semua juga bisa.
Kalo cuman minta maaf, kemarinnya juga
Tapi oh tapi, eh loh kok berulang?
Masuk sini, keluar disana, telingamu persis seperti selang.
Billy: Jam 7 kamu masuk
Bobby: Jam 8 kamu mengantuk
Billy: Jam 9 bel istirahat
Bobby: Jam 10 kamu istirahat
Billy: Tapi di dalam kelas
Bobby: Ketika Pak Ilham sedang menjelas....
Fathan: ....Kan? (Sambil menodong Aiza dengan telunjuknya)
Aiza terlihat marah tapi juga malu karena seisi kelas tengah mengolok-oloknya
terkecuali Farah dan Alina.
Fathan & Bobby & Billy: Kalo cuman minta maaf, semua juga bisa
Kalo cuman minta maaf, kemarinnya juga
Tapi kita semua tahu, besok akan terulang
Kalau kamu tidak niat, sebaiknya pulang!
Musik berhenti. Tarian berhenti.
Pak Ilham terbangun dan berkata.
Pak Ilham: (Wajah yang masih mengantuk) Musik apa tuh? Kalian nyetel musik di dalem
kelas? Ganggu bapak aja, ya sudah tugas kalian bapak jadikan PR saja. Bapak mau langsung
ke ruang guru. Oh iya dua hari lagi kita ulangan akhir ya. Materinya yang tadi bapak
sampaikan.
Pak Ilham pergi meninggalkan kelas.
Seisi kelas: Baik bapak. Terima kasih bapak.
....terhubung
Seisi kelas: HAH!
Alina: Dua hari lagi?
Billy: Aduh gimana nih Bob?
Bobby: Aaaa gimana nih Bil?
Fathan: Tenang Fathan, kamu pasti bisa dapet Ranking 1 kali ini. Kamu pasti bisa ngalahin
Farah!
Aiza: (Bergumam) Harus belajar.
Alina: Kamu ngomong apa Za?
Aiza: AKU HARUS BELAJAR!
Aiza meraih tas sekolahnya dan berlari keluar.
Alina: Aiza tungguin aku!
Panggung Fade Out.
ALINA
Ayo kita belajar bersama
Atau kita cari bantuan
Pokoknya
Hadapi masalah dengan perkasa
Semua masalah yang ada
Pasti bisa terselesaikan!
ADEGAN 2
Lokasi: Kamar Aiza
Di dalam kamar Aiza dipenuh dengan poster-poster film Bruce Lee. Aiza menaruh tasnya dan
mendaratkan tubuhnya ke atas kursi di depan meja belajarnya. Di sampingnya terlihat Bruce
Lee sedang melakukan push up.
Bruce Lee: Kenapa kamu keliatan lesu Aiza?
Aiza: Tadi di kelas aku kena omel paman Lee sama Pak Ilham, gara-gara aku sempet
ketiduran.
Bruce Lee: Apa dia penjahat? Apa boleh paman ajak bertarung?
Aiza: Bukan paman Lee, Pak Ilham itu guru aku! (lesu) Dua hari lagi aku juga akan ada
ujian.
Bruce Lee: Ujian bertarung?
Aiza: Bukan Paman Lee! Ujian sekolah biasa!
Bruce Lee: Kalau begitu kamu harus belajar....
Aiza: Iya tapi—
Bruce Lee: ....Untuk menggunakan pukulan satu inchi!
Aiza: Au ah ngomong sama Paman Lee capek. Kepala Paman isinya bertarung terus.
Bruce Lee: Dulu ketika paman berhadapan dengan bos penjahat kapak merah, paman
awalnya masih terlalu lemah untuk mengalahkan dia. Tapi paman terus berlatih, tidak hanya
sendirian, paman meminta bantuan seorang petapa tua untuk melatih paman. Setelah berlatih
dengan sekuat tenaga, barulah paman bisa mengalahkan organisasi penjahat itu. Paman rasa
tidak ada bedanya dengan masalah kamu sekarang, semuanya bisa diselesaikan dengan
berlatih. Otot perlu di latih sama seperti otak, dengan cara belajar.
Aiza: Kalo gitu, artinya....
Bruce Lee: Carilah petapa tua!
Aiza: Petapa tua?
MUSIK 2
Musik mulai bermain.
Bruce Lee: Petapa Tua
Betapa tua
Biasanya bermeditasi di gunung yang megah
Patapa Tua
Oh Betapa tua
Duduk bersemedi di bawah air terjun menjulang
Patapa Tua
Oh Betapa Tua
Carilah ia ke timur, selatan, barat, dan utara
Petapa Tua
Oh Betapa tua
Katakan padanya “latihlah aku tuk menjadi kuat”
Petapa Tu—
Musik terpotong ketika Dalilah memanggil.
Darlilah: (Memanggil dari luar kamar) Aiza, kamu sudah pulang, nak!
Dengan cepat Bruce Lee bersembunyi.
Aiza: Sudah, Bu!
Darlilah berjalan memasuki kamar.
Darlilah: Kamu pasti lapar, mau makan nak? Ibu masak kesukaan kamu loh.
Aiza tersenyum gembira, Darlilah duduk di sebelah Aiza.
Darlilah: Bagaimana sekolah tadi?
Aiza: (Ragu-ragu) Ummm...tadi pas Pak Ilham ngajar, Aiza gak sengaja ketiduran bu. Tapi
Aiza udah berusaha buat gak tidur kok bu!
Darlilah: (Tersenyum) Emangnya kamu kurang tidur? Begadang semalam?
Aiza: Enggak kok, tapi gak tau kenapa pas di pelajarannya Pak Ilham, Aiza sering ngantuk.
Darlilah: Kalau begitu kamu harus belajar untuk lebih fokus. Dan untuk Pak Ilham, biar Ibu
yang ngomong nanti pas Ibu ke sekolah ya.
Aiza: Dua hari lagi aku ada ujian Bu, tapi aku gak ngerti sama materinya. Kalo aku gagal
gimana bu?
Darlilah: (Tersenyum) Gapapa Aiza.
Aiza: Hah? Ibu gak marah kalo nanti aku gagal ujiannya?
Darlilah mendekati Aiza dan memeluknya.
Darlilah: Ibu gak akan marah sama kamu cuma karena kamu gagal. Ibu justru akan peluk
kamu. Gakpapa gagal, asalkan kamu berusaha lagi buat berhasil dan pantang menyerah.
Aiza memeluk balik ibunya sekuat tenaga sambil tersenyum.
Aiza: Janji!
Keduanya melepaskan pelukan mereka dan kembali makan.
Aiza: Bu. Ibu punya kenalan orang pinter atau petapa tua gak?
Darlilah: Hah?
Panggung fade out.
ADEGAN 3
Lokasi: Masjid, tempat mengaji
Aiza, Alina, Bruce Lee (dengan baju koko dan peci) dan anak-anak lainnya tengah
melantunkan surah Al-Fatihah bersama dengan Pak Ustad.
Pak Ustad: Baik, kita sudahi dulu mengajinya untuk hari ini, kita ketemu lagi di hari jumat.
Anak-anak mulai pergi meninggalkan panggung satu persatu hingga Alina, Aiza, Bruce Lee,
dan Pak Ustad yang tersisa.
Alina: Jadi gimana Aiza? Kamu udah ada rencana buat siap-siap ujian?
Aiza: Udah dong. Berkat ngobrol sama kamu dan Paman Bruce Lee aku sadar bahwa aku
harus mencari guru buat ngajarin aku.
Alina: Paman Bruce Lee?
Aiza: Tapi dimana ya? (Pas Ustad mulai mendengarkan) Dimana aku bisa nemuin orang yang
pintar, yang baik, yang ramah, yang sabar, yang tau tentang sejarah Islam?
Pak Ustad tersenyum dan berdeham.
Aiza: Ah iya, Pak Ustad!
Pak Ustad: (Tersenyum) Kamu butuh bantuan Aiza?
Aiza: Iya Pak Ustad! Pak Ustad kenal orang yang bisa ngajarin aku gak?
Alina: Eh Aiza, kamu gimana sih? Justru kamu minta Pak Ustad aja buat bantuin kamu!
Aiza: (Lugu) Oh iya aku lupa kalo Pak Ustad itu juga pintar dan baik!
Pak Ustad: (Lesu) Jadi kamu mau minta bantuan apa Aiza?
Aiza: Ini pak, dua hari lagi aku ada ujian pelajaran agama. Materinya itu tentang sejarah
masuknya agama Islam pak! Pak Ustad bisa bantuin aku gak?
Pak Ustad: Bisa dong!
Aiza dan Alina: Yeay!
Pak Ustad: Hmmm mulai dari mana ya? Oh iya, jadi pada suatu hari....
Panggung Fade Out. Musik marawis bermain.
Pas Ustad: Pada waktu itu Islam masuk ke Indonesia lewat empat cara. Jalur perdagangan,
jalur pernikahan, jalur pendidikan, dan jalur kebudayaan.
Panggung Fade in.
Adegan Pasar (KELAS 4)
Kondisi panggung telah berubah menjadi pasar. Terlihat pemandangan pasar jaman
dahulu. Para pedagang yang menjajakan dagangan dan para pembeli yang lalu lalang.
Pak Ustad: Jalur perdagangan adalah masuknya Islam melalui para saudagar dari berbagai
negara Islam yang ingin berdagang ke Indonesia. Karena itu jalur pertumbuhan Islam di
Indonesia di mulai dari jalur-jalur perdagangan seperti Selat Malaka, Samudra, Palembang,
yang disusul Demak, Cirebon, Gresik, Tuban, Makassar, serta Indonesia bagian timur.
Aiza: Wah kita di pasar!
Alina: (Kebingungan) Hah? Pasar?
Beberapa saudagar arab tiba di pasar.
Saudagar: Assalamualaikum. Salam damai semuanya, kami adalah para saudagar muslim
datang untuk berdagang di sini. Salam Kenal!
MUSIK 3
MUSIK MULAI, PARA PEDAGANG DAN SAUDAGAR SALING MELAKUKAN
BARTER, PARA PENARI LATAR MELAMBANGKAN SITUASI PASAR DENGAN
TARIAN.
Saudagar:
Kami datang membawa perdamaian
Bukan untuk menyebar kebencian
Kami datang membawa harapan
Dan menambah tali persaudaraan
Pribumi
Selamat datang wahai saudagar yang tampan rupawan
Dari negeri timur tengah yang menawan
Kalian kemari datang bergerombolan
apakah yang kalian inginkan?
Saudagar:
Kami datang untuk berdagang
Kami datang membawa banyak barang
Izinkanlah kapal kami bersandar
Dan beristirahat sebentar
Kami harap semua berjalan lancar sentosa
Dan kita akan terus bekerja sama, selamanya!
Pribumi:
Kami terima dengan hati yang bersuka cita
Membawa bahagia dan sejahtera
Semoga ini akan berjalan selamanya
Kita semua bersatu bersama
Bersama:
Kita adalah saudara
Bersatu dalam ikatan sesama
Sesama manusia harus saling kerja sama
Agar kita semua dapat berbahagia
Kita adalah saudara
Bersatu dalam ikatan sesama
Sesama manusia harus saling kerja sama
Agar kita semua dapat berbahagia
Kita adalah saudara, saudara bersama!
Selamanya
Detik-detik berlalu dengan menegangkan. Setelah lima belas detik akhirnya Raden
Patah dan para pasukannya (25 anak) masuk ke dalam panggung.
Komandan Majapahit: Raden Patah?
Raden Patah: Serang!
Para pasukan Raden Patah mulai menghujani para pasukan Majapahit dengan anak
panah. Dengan cepat menyingkirkan setengah dari pasukan Majapahit. Komandan
yang terkejut dengan cepat memerintahkan serangan balik.
Pasukan Majapahit memutuskan untuk merubah pertarungan jarak jauh menjadi
pertarungan jarak dekat menggunakan pedang dan perisai. Sebuah pertempuran yang
Raden Patah dan prajuritnya siap untuk atasi.
Prajurit saling beradu pedang. Semakin lama semakin banyak prajurit yang telah
tumbang. Pasukan Majapahit semakin terdesak, perbedaan jumlah antara kedua
pasukan semakin melebar.
Komandan prajurit dikepung oleh tiga pasukan dari tiga arah tapi sang Komandan
berhasil menumbangkannya. Setelah itu Komandan berteriak.
Komandan Majapahit: PENGKHIANAT!
Seketika pertempuran terhenti. Komandan Majapahit menatap marah Raden Patah.
Komandan Majapahit: Saya menantang Raden untuk berduel! Jika saya kalah, silahkan
langkahi saya. Tapi jika saya menang, pasukan Raden Patah harus mundur dari sini! Mari kita
bertarung satu lawan satu!
Komandan Majapahit dan Raden Patah saling berhadapan. Keduanya memasang
kuda-kuda bertarungnya. Pertarungan berjalan dengan sengit, keduanya saling
mendaratkan serangan. Tapi pada akhirnya Komandan Majapahit berhasil
dikalahkan.
Panggung Fade Out.
Pak Ustad: Setelah itu Majapahit terus melemah dan akhirnya runtuh. Raden Patah
mendirikan kerajaan baru yaitu kerajaan Islam Demak.
Panggung Fade In.
Alina: Terus, terus gimana lagi Pak Ustad?
Pak Ustad: Terus bersambung. Sudah mau Magrib, kita siap-siap shalat berjamaah habis itu
kalian pulang ya, sebelum orang tua kalian khawatir. Nanti kita lanjut besok.
Aiza dan Alina: Siap Pak Ustad!
Pak Ustad: Aiza, Alina! Kalian tahu kan apa yang kalian bisa pelajari dari cerita tadi?
Kekerasan itu bukan solusi. Selalu hindari kekerasan.
Panggung Fade Out.
SUASANA MUSIK CERIA
TRANSISI 3:
Ayolah kawan-kawan semua
bertemanlah dengan riang gembira
tak perlu saling bertengkar
tak perlu gunakan kekerasan
berteman harus saling peduli
kekerasan bukan solusi
bertemanlah dengan riang gembira
tak perlu saling bertengkar
tak perlu gunakan kekerasan
berteman harus saling peduli
kekerasan bukan solusi
kawan-kawan
ayo kita sebarluaskan
sebuah arti perdamaian
bersama kita kan buktikan\
dunia tanpa kekerasan
la la la la la la
la la la la la la
kawan-kawan
ayo kita sebarluaskan
sebuah arti perdamaian
bersama kita kan buktikan\
dunia tanpa kekerasan
ADEGAN 4
Lokasi: Sekolah, ruang kelas
SUASANA KELAS MEMPERHATIKAN BU SRI SEORANG GURU MUSIK, BERBEDA
DENGAN AIZA YANG SEDARI TADI MENGANTUK, NAMUN TETAP
MEMAKSAKAN UNTUK MENDENGARKAN MATERI.
Bu Sri: Islam juga mempengaruhi perkembangan musik di nusantara loh. salah satunya
adalah jenis musik gambus, qasidah, Hadrah dan Marawis itu juga merupakan jenis musik
nusantara yang terpengaruh oleh kehadiran islam.
Bel istirahat berbunyi.
Bu Sri: Waah bel istirahat sudah berbunyi. Ibu pamit dulu yaaa. Ibu juga mau melatih
anak-anak Drumband di ruang musik nanti, jika kalian mau lihat silakan, tapi jangan
menganggu ya.
BU SRI KELUAR RUANG KELAS
Alina: Hei, Aiza, bangun!
Aiza: (Bergumam) Hmmmmm?
Alina: Kamu gak mau ke kantin?
Aiza: (Mengantuk) Enggak ah, aku mau tidur aja di sini.
Alina: Biar kamu ga ngantuk, kita ke ruang musik aja yuk, lihat anak drumband latihan
Aiza: ahh males, aku mau tidur aja!
ALINA MENARIK AIZA KE RUANG MUSIK.
FADE OUT
ADEGAN 5
LATAR BERGANTI MENJADI RUANG MUSIK
DRUMBAND MULAI BERMAIN, LALU MASUK AIZA DAN ALINA, AIZA DAN
ALINA TAMPAK MENIKMATI ALUNAN MUSIK YANG BERMAIN, DAN SEDIKIT
BERGOYANG.
DRUMBAND SELESAI, ANAK ANAK DRUMBAND TERLIHAT SEDANG
MEMBERESKAN ALAT-ALATNYA
Alina: Kamu gak tidur ya semalam?
Aiza: Tidur kok, dua jam. Tapi masih ngantuk.
Alina: Astaga, kenapa kamu sampe gak tidur gitu?
Aiza: Aku semalaman pelajarin lagi materi yang disampaikan Pak Ustad.
Alina: Ish kamu. Belajar itu bagus, tapi kamu juga harus istirahat! Liat sekarang kamu jadi
gak bisa fokus lagi di kelas.
Aiza: Iya, iya, maaf ya. soalnya aku gamau ujian besok dapat nilai jelek. aku mau berusaha
biar dapet hasil yang terbaik
Alina: berusaha itu baik aiza, tapi jangan lupain hal lain dan kesehatan kamu ya.
Aiza: Iyaa, terima kasih ya alina. ayo kita kembali ke kelas
ADEGAN 6
SEMENTARA AIZA DAN ALINA MENUJU RUANG KELAS. DI DALAM RUANG
KELAS TERNYATA FATAN DKK SEDANG MERUNDUNG FARAH YANG SEDANG
BELAJAR
Fathan: Hai Farah, kamu lagi belajar apa tuh?
Farah: Fathan, to...to...tolong kembalikan buku itu!
Fathan: Buku? Buku apa? Aku gak megang buku, sobekan buku iya.
Fathan merobek secarik kertas dari buku Farah.
TIBA-TIBA AIZA MASUK DAN MELIHAT APA YANG DILAKUKAN FATAN, IA
LANGSUNG BERTERIAK
Aiza: FATHAN!
FATAN DKK MELIHAT AIZA DAN ALINA YANG BARU SAJA MASUK KELAS
Fathan: Oh, putri tidur udah bangun. dari mana kamu tuan puti? habis tidur di kamar mandi
ya?
Aiza: Kembalikan buku Farah!
Billy: Eh, kamu gak usah ikut campur deh!
Bobby: Tau nih.
Fathan: Urusanku itu bukan sama kamu, tapi sama Farah!
Alina: Kalo kamu terus gangguin Farah, aku dan Aiza gak akan tinggal diam!
Fathan: Terus mau ngapain?
Aiza: Dasar anak bandel!
Aiza berlari menghampiri Fathan, berusaha untuk merebut paksa buku yang di tangan Fathan.
Keduanya memperebutkan buku itu tapi justru Fathan tersenyum. Karena perebutan itu, tanpa
sengaja Aiza justru ikut merusak dan merobek bukunya.
Aiza: Astaga aku gak sengaja. Maafin aku Farah!
Farah hanya melihat dengan wajah ketakutan.
Fathan: Lihat kan? Yang ngerusakin itu kamu. Karena aku baik, aku gak akan ngelaporin
kamu ke Pak Ilham deh.
Alina: Hah? Jelas-jelas kita semua ngeliat kalo kamu yang sengaja ngerusakin!
Fathan: Oh, emang iya? Billy, Bobby, emang iya aku yang ngerusakin?
Billy & Bobby: Enggak dong bos. Jelas-jelas Aiza yang ngerusakin.
Fathan: Liat kan? Saksinya udah ada tiga termasuk aku.
Alina: Aku, Aiza, dan Farah juga bertiga!
Fathan: Emang iya Farah, kamu salah satu dari mereka berdua? Kamu berani lapor ke guru?
Farah hanya menundukkan kepalanya dan terdiam.
Fathan: Hahaha, dasar penakut! Lihat kan? Kalian cuman berdua, kita bertiga.
Billy & Bobby: Hebat bos!
Aiza: (Kesal) Fathannnn.
Musik mulai bermain.
Fathan melemparkan buku yang sudah tersobek itu ke udara, membuat lembar-lembarnya
berterbangan di udara.
Mood koreo untuk musikal ini: up beat, mengganggu, komposisi koreografinya adalah Fathan
sebagai pusat dari koreonya sedangkan Billy&Bobby sebagai anak buah.
MUSIK 5
Billy & Bobby: Pam Param
Pam pam param
Pam param
Pam pam param
Fathan: Hei!
Billy & Bobby: Pam param
Pam pam param
Pam param
Pam pam param Hei!
Billy: Siapa yang terdepan?
Pastilah Fathan!
Bobby: Siapa yang tertampan?
Pastilah Fathan!
Billy: Yang terpintar itu Fathan.
Bobby: Yang terhebat juga Fathan.
Billy & Bobby: Jadi siapa yang bisa lawan?
Fathan: Hei! Perkenalkan, namaku Fathan.
Yang terhebat dan tertampan
Yang terpintar dan terdepan
Halo namaku Fathan!
Billy: Hai, namaku Aiza
Aku suka malas-malasan
Di kelas selalu ketiduran
Datang terlambat, rangking belakang, halo namaku Aiza!
Bobby: Kalau namaku itu Alina
Aku selalu mengikuti Aiza
Dia temanku satu-satunya
Karena aku sungguh biasa!
Fathan: Ka...kalau aku, Fa...fa...Fa...Farah
Aku selalu bersikap pintar
Tapi akhirnya aku tersadar
Kalau aku hanyalah seorang....
Billy & Bobby : Penakuuuuuttt
Penakuuuuuttt
Penakuuuuuttt
Fathan: Berbeda dengan....
Billy & Bobby: Fathan!
Fathan: Yang terpintar itu....
Billy & Bobby: Fathan!
Fathan: Yang terspesial itu...
Billy & Bobby: Fathan!
Fathan: Yang bukan penakut itu....
Billy & Bobby: Fathan!
Fathan: Jadi?
Billy & Bobby: Tidak ada yang bisa lawan!
Musik Fade Out.
Aiza: Alina, tolong bawa Farah keluar.
Alina: Farah, ayo kita ke kantin aja!
Alina membawa pergi Farah yang menangis keluar kelas.
Fathan: Kenapa? Gak suka? Emangnya kamu mau ngapain? Oh jangan-jangan kamu mau
berantem? Ingat Aiza, aku bisa laporin kamu ke guru.
Aiza: Bukan aku yang berantem. Tapi Paman Lee.
Bruce Lee berjalan masuk ke dalam panggung dengan ikatan kepala dan wajah yang terlihat
kesal.
Fathan: Hahaha, akhirnya kamu manggil om kamu. Cuman gara-gara om kamu Bruce Lee,
jangan berharap aku bakal kalah. Sayangnya aku udah bersiap untuk saat-saat seperti ini.
Masuk pasukan petarung!
Sepuluh pesilat masuk ke dalam panggung, siap untuk bertarung.
Fathan: (Tertawa) Mereka ini adalah para jawara silat terbaik di dunia! Mereka gak akan
kalah walaupun harus bertarung dengan Bruce Lee.
Billy: Rasain kamu Aiza!
Bobby: Kalian tamat!
Aiza tiba-tiba tertawa keras. Bruce Lee tersenyum.
Aiza: Kalian pikir bisa mengalahkan Paman Lee hanya dengan sepuluh pesilat?
Bruce Lee: Kalian terlalu meremehkanku watawww!
Aiza: Saatnya untuk mengalahkan kejahatan Paman!
Bruce Lee: WATAWWWWWW!
Adegan bertarung Bruce Lee vs 10 Pesilat (Tergantung situasi kondisi berapa pesilat
yang ada) Musik khas silat bermain.
Bruce Lee akhirnya menumbangkan pesilat terakhir.
Bruce Lee: Kalian masih terlalu cepat seribu tahun untuk mengalahkanku!
Fathan: Apa? Ti...tidak mungkin...kekuatan macam apa itu?
Billy & Bobby: Kita harus lari bos!
Bruce Lee: (Berjalan menghampiri Fathan, Billy, dan Bobby) Kamu ingin tahu kekuatanku?
Biar aku tunjukkan jurus terkuatku.
Fathan, Billy, dan Bobby hanya bisa terdiam ketakutan.
Fathan (V.O): Apa? Tu...tubuhku tidak bisa bergerak!
Bruce Lee memasang kuda-kudanya persis di depan Fathan. Jari-jari tangan kanannya
menyentuh tubuh Fathan. Bruce Lee menarik nafas dalam-dalam.
Bruce Lee: PUKULAN SATU INCI!
Menghentakkan tinjunya ke Fathan. Fathan terlempar menabrak Billy dan Bobby. Ketiganya
terkapar kesakitan.
Panggung Fade Out.
Alina: Aiza! Aiza! AIZA!
Panggung Fade In.
Alina berdiri sambil mendekap Farah yang terisak. Fathan, Billy, dan Bobby terlihat
kebingungan. Tidak ada tubuh-tubuh para pesilat di lantai. Aiza tersadar dari imajinasinya.
Alina: Ayo kita pergi!
Aiza: Pergi duluan saja Alina, Farah!
Aiza menatap mata Fathan sengit.
Aiza: Fathan.
Fathan: Kenapa? Udah melamunnya?
Aiza: Jangan pernah ganggu Farah lagi!
Fathan: Kalo enggak?
Aiza: Kamu pintar matematika kan? Pas, karena aku akan kasih perhitungan buat kamu!
Fathan terkejut dan berubah marah.
Fathan: Billy, Bobby, ayo kita keluar!
Fathan berjalan keluar bersama dengan Billy dan Bobby.
Aiza terlihat kesal. Rasanya ada sesuatu yang mengganggunya. Bruce Lee tiba-tiba
berjalan masuk menghampiri Aiza.
Bruce Lee: “Kamu pintar matematika kan? Pas, karena aku akan kasih perhitungan buat
kamu!” itu kata-kata yang keren.
Aiza: Aghhhh, udah paman jangan diledekin. Aku kira kedengerannya bakal keren.
Bruce Lee: (Tertawa) Tapi kamu gak salah Aiza. Setidaknya kamu membela kebenaran,
menolong yang harus ditolong.
Aiza: Tapi kata Pak Ustad....
Bruce Lee: Bertarung itu gak selamanya tentang kekerasan. Ada yang namanya bela diri.
Kamu harus kuat untuk mempertahankan diri kamu kalo memang diperlukan.
Aiza terdiam untuk beberapa saat
Aiza: Gak tau ah, pusing. Ayo kita pulang, nanti sore kita harus ketemu sama Pak Ustad lagi.
Bruce Lee: Oke.
Panggung Fade Out.
ADEGAN 6
Lokasi: Masjid, tempat mengaji
Pak Ustad: Kalian sudah siap untuk lanjut?
Aiza dan Alina: Siap!
Pak Ustad: Kemarin kita sudah membahas jalur masuknya agama Islam ke Indonesia lewat
perdagangan dan pernikahan. Selanjutnya kita akan membahas jalur pendidikan.
Panggung Fade Out.
Pak Ustad: Jalur ini dibentuk oleh para da’i yang mengabdikan dirinya untuk menyebarkan
Islam ke wilayah baru, salah satunya Indonesia. Para da’i penyebar agama Islam ini bukan
pedagang, tapi murni menjalankan misi untuk membawa ajaran Islam ke wilayah baru yang
belum tersentuh Islam.
Panggung Fade In.
ADEGAN PENDOPO SEBUAH DESA
Situasi panggung berubah menjadi sebuah pedesaan.
Aiza: Kita di desa!
Terlihat banyak sekali warga-warga tengah duduk melingkar menghadap ke depan.
Tiba-tiba satu orang dengan pakaian khas Islam lengkap dengan sorban berdiri
hadapan para warga itu. Warga yang tengah melukis sebuah kaligrafi pun bangkit dan
ikut duduk bersama warga yang lain.
Pak Ustad: Jalur pendidikan ini memegang peranan yang penting. karena, melalui dakwah
Islam yang semula dikenal di pantai-pantai sepanjang jalur perdagangan, akhirnya bisa
berkembang luas hingga ke pulau-pulau Indonesia bagian timur.
Warga-warga terlihat sangat senang ketika pria bersorban itu berdiri di depan mereka. Pria
Sorban itu berkata dengan lembut.
Pria Sorban: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sontak para warga dan Aiza menjawabnya.
Alina: Za? Kenapa tiba-tiba Wa’alaikumsalam?
Pak Ustad: Beberapa cara mereka berdakwahpun menarik dan indah. Karena beberapa dari
mereka menggunakan kesenian sebagai media mereka berdakwah. Salah satu yang paling
saya sukai adalah lewat sebuah syair.
Aiza hanya terdiam melihat pria bersorban itu.
Pak Ustad: Dan ada juga syair kesukaan bapak. Syair yang begitu indah. Begitu sejuk. Syair
yang akan bapak bacakan....
Spot Pak Ustad dan Alina Fade Out.
Aiza berjalan menghampiri kerumunan warga itu dan ikut duduk menghadap pria bersorban
itu.
Pria Sorban: Tombo ati iku limo perkarane
Kaping pisan, moco Qur'an lan maknane
Kaping pindo, sholat wengi lakonono
Kaping telu, wong kang sholeh kumpulono
Aiza terkesima memandangi Pria Sorban itu.
Kaping papat, kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo, dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo biso ngelakoni
Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani
Aiza terhanyut dengan suara syair yang dikumandangkan oleh Pria Sorban itu.
Tombo ati iku limo perkarane
Kaping pisan, moco Qur'an lan maknane
Kaping pindo, sholat wengi lakonono
Kaping telu, wong kang sholeh kumpulono
Aiza menutup kedua matanya dan membiarkan sejuknya syair itu mengisi dirinya.
Kaping papat, kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo, dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo biso ngelakoni
Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani
Ketika syair itu selesai Aiza tidak segera membuka matanya. Ia masih duduk dengan wajah
yang tenang.
Warga-warga di sekeliling Aiza bangkit dan mulai pergi meninggalkan Aiza. Sekarang hanya
Aiza dan Pria Sorban itu yang masih terduduk. Aiza membuka matanya dan tersenyum,
dengan cepat dia menghampiri Pria Sorban dan menyaliminya. Pria Sorban itu terkekeh lalu
bangkit berdiri dan berjalan perlahan keluar panggung.
Lampu spot Pak Ustad dan Alina Fade In.
Aiza melihat ke arah Alina dan Pak Ustad lalu tersenyum lebar.
Aiza: Indah Pak Ustad!
Alina: Setuju!
Pak Ustad: Terima kasih tapi Pak Ustad sendiri masih butuh belajar, pasti kalau sang
sunannya yang menyairkan itu akan jauh lebih bagus.
Aiza: Sama kok Pak Ustad. Sama-sama indah.
Alina: Bener tuh Pak Ustad!
Pak Ustad: Ada banyak sekali kesenian yang digunakan sebagai media dakwah pada masa
itu. Ada wayang, gurindam, tembang dan masih banyak lagi. Lewat jalur ini, para da’i
berhasil merangkul hati para penduduk Indonesia yang budayanya sangat erat dengan
kesenian, sehingga terjadi peningkatan penduduk beragama Islam di luar kota perdagangan.
Itu lah jalur yang ketiga, yaitu jalur pendidikan.
Alina: Wahhhh luar biasa ya Pak Ustad.
Pak Ustad: Betul, sejarah memang selalu luar biasa.
Aiza: Berarti sekarang tinggal yang keempat ya Pak Ustad?
Pak Ustad: Betul. (Pak Ustad bergerak ke tengah panggung untuk duduk) Aiza, Alina, kemari
duduk di samping Pak Ustad.
Aiza dan Alina duduk di kedua sisi Pak Ustad.
Panggung meredup tapi tidak mati sepenuhnya, setting berubah kembali menjadi
masjid, spot menerangi ketiganya.
Pak Ustad: Jalur yang keempat, walaupun jalur yang terakhir, tapi menurut bapak adalah jalur
yang paling penting. Jalur ini adalah jalur kebudayaan. Jalur kebudayaan adalah cara
menyebarkan Islam, tanpa harus berkhotbah, tanpa harus menceramahi, tanpa harus
mengkafirkan, tanpa harus merendahkan, tanpa harus merasa paling benar. Jalur ini hanya
perlu dilakukan dengan satu cara, yaitu menjadi cerminan seorang muslim yang baik. Para
pendatang muslim yang tinggal dan hidup di Indonesia, mereka hanya melebur. Mereka tidak
datang dengan misi, mereka hanya ingin hidup bersama menjunjung kedamaian. Mereka
hidup sebagai mukmin. Melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam, memegang teguh, dan
membagikan kebaikan. Penduduk yang sebelumnya belum memeluk Islam, terenyuh dengan
betapa indah dan damainya agama Islam. Karena itu, hati mereka tergerak untuk masuk ke
agama Islam. Itulah jalur kebudayaan. Mereka datang, memeluk agama mereka,
mempertahankan dan mengamalkan ajaran mereka, menunjukkan kepada semua orang bahwa
mereka adalah seorang mukmin, menyatakan bahwa agama Islam adalah agama yang penuh
dengan kedamaian.
Pak Ustad mengelus kepala Aiza dan Alina.
Pak Ustad: Ingat ini ya Aiza, Alina. Mengislamkan orang itu adalah hal yang baik, tapi
melakukan hal baik juga harus dengan cara yang baik. Karena Islam selalu mengajarkan kita
untuk saling mencintai dan menyayangi sesama manusia. Cinta baru benar-benar nyata,
ketika kita membagikannya kepada semua orang.
Panggung Fade Out.
ADEGAN 7
Lokasi: Rumah Aiza, kamar Aiza.
Aiza terlihat tengah belajar dengan Bruce Lee yang berbaring di matras tempat dia berlatih.
Bruce Lee: (Mengantuk) Aiza, sudah waktunya untuk tidur.
Aiza: Iya, sebentar lagi ya. Aku mau coba baca sekali lagi bagian ini biar aku bisa ingat pas
ulangan besok. Aku mau buktiin ke Ibu kalo aku udah berusaha keras.
Bruce Lee: (Menguap) Baiklah, tapi setelah itu selesai langsung...(menguap) tidur oke?
Aiza: Oke Paman Lee!
Bruce Lee tertidur dan Aiza melanjutkan sesi belajarnya. Beberapa menit kemudian Aiza
tertidur di atas buku-bukunya.
Darlilah perlahan masuk ke dalam kamar untuk melihat keadaan anaknya. Dia tersenyum
ketika melihat Aiza ketiduran saat belajar. Darlilah mengambil selimut dan menyelimuti
tubuh anaknya, setelah itu Darlilah mengecup kepala Aiza.
Darlilah: Ibu beruntung sekali masih punya kamu di dunia ini. Terima kasih ya untuk kerja
keras kamu. Selamat tidur putri kecilku, mimpi indah.
Darlilah bangkit dan berjalan pergi meninggalkan kamar.
Panggung Fade Out.
MUSIK 6
Suara ayam berkokok di pagi hari.
Awan, langit, matahari, embun, pohon, burung, dan ayam menari bersama Aiza. Mood
koreografi: up beat, bahagia, menyenangkan. Awan, langit, matahari, embun, pohon, burung,
dan ayam diberikan koreografi yang menonjol karena akan dipadukan dengan lighting untuk
menghighlight mereka disini. Dibuat juga ada interaksi di antara mereka di tengah koreografi.
ADEGAN 8
Lokasi: Sekolah, Ruang kelas
Aiza masuk ke dalam kelas sebelum kelas dimulai. Terlihat Aiza datang dengan
pakaian rapih dan ikat kepala layaknya pendekar kungfu.
Fathan, Billy, dan Bobby menyadari kedatangan Aiza.
Fathan: Hahaha tumben nih Aiza dateng tepat waktu.
Billy: Pasti dia dateng tepat waktu cuma gara-gara dia takut gak lulus ulangan Bos!
Bobby: Heh Aiza, asal kamu tau aja, kamu akan tetep gak lolos walaupun kamu ikut ulangan!
Ketiganya tertawa, Aiza terdiam sambil menatap ketiganya dengan kesal. Tiba-tiba kata-kata
Pak Ustad terdengar di kepala Aiza.
Pak Ustad (V.O): Kekerasan itu bukan solusi. Selalu hindari kekerasan.
Akhirnya Aiza hanya membuang wajah dan duduk di kursinya. Ketiganya terlihat
kebingungan karena Aiza tidak terpancing oleh nereka.
Alina: Wah hebat Aiza, kamu bisa dateng tepat waktu dan tidak terpancing emosi sama
mereka.
Aiza: Iya dong, aku kan sudah berlatih sama Paman Lee dan Pak Ustad.
Alina: Ya terserah kamu deh. Eh tapi kamu udah siap buat ulangan hari ini? Kamu tidur kan
semalam?
Aiza: Alina, apa kamu gak ngeliat ikat kepala ini?
Alina: Eh, ngeliat sih. Emangnya apa hubungannya?
Aiza: Ikat kepala ini diberikan sama Paman Lee yang artinya aku sudah siap untuk segalanya.
AKU AKAN MENGALAHKAN ULANGAN INI WATAWWWWW!
Pak Ilham masuk ke dalam kelas dengan wajah yang masih mengantuk.
Pak Ilham: Baik, kita langsung mulai saja ulangan lisannya. Baiklah, absen satu Aiza.
Silahkan maju ke depan.
Panggung perlahan meredup, tersisa satu spot di bagian depan kelas tempat Aiza
berdiri dengan siap. Dan akhirnya Fade Out semuanya.
Beberapa saat kemudian Panggung kembali menyala seperti semula.
Pak Ilham membagian hasil nilai dari ulangan semua anak-anak.
Pak Ilham: Baiklah, itu semua nilai kalian. Selamat semuanya dan pokoknya kedepannya
kalian harus bisa terus—yah pokoknya kelas selesai. Bapak mau ke ruang guru duluan.
Pak Ilham meninggalkan kelas.
Alina: Yes! Lihat Aiza, aku dapat nilai 90. Kalo kamu dapat berapa Aiza?
Aiza menunjukkan kertas nilainya kepada Alina.
Aiza: Aku dapat 75.
Alina: (Terlihat iba) Gapapa Aiza, kamu gak boleh menye—
Aiza: YEAAYYYYYYYYYY! AKU LULUS! Lihat Alina, aku lulus! Usaha aku berhasil!
Aku berhasil! Kita berhasil!
SUASANA MUSIK CERIA, TEMAN SEKELAS DAN PENARI LATAR BERPAKAIAN
SEKOLAH SAMA SEPERTI AIZA MASUK MENGIRINGI NYANYIAN AIZA
MUSIK 7
Meski tidak sempurna
tetapi aku tetap bahagia
hasil yang kudapat ini
adalah hasil usahaku sendiri
jika saja aku menyerah
mungkin nilai ini takkan ada
dari tujuh lima, bisa jadi dua lima
jika aku tidak berusaha
apakah aku bisa?
ayolah kawan semua
tak perlu hasil yang sempurna
asal kita berusaha
hasilnya akan bahagia
jika saja aku menyerah
mungkin nilai ini takkan ada
dari tujuh lima, bisa jadi dua lima
jika aku tidak berusaha
apakah aku bisa?
ayolah kawan semua!
hadapi masalah yang ada
jangan lari jangan bersenmbunyi
hadapi dan kita cari solusi
ayolah kawan semua!
hadapi semuanya dengan senyuman
meski kadang terasa berat
ayo tuntaskan semuanya!
ENDING 1
Setiap manusia pasti punya harapan
Berusaha berjuang untuk memenuhinya
Setiap manusia pasti punya keinginan
Mencoba melakukan yang terbaik sebisanya
Tapi jangan terlalu terpaku
Lihat kanan-kirimu
Sadari sekitarmu
Ada banyak yang mendukungmu
Oh senangnya, Bersama-sama
Menikmati segala hal yang terjadi
Oh bahagianya, persahabatan
Saling mengerti dan mensyukuri
Dengan bersama...
Kita pasti bisa!
-Tamat-