Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AGUNG DWI CAHYONO

NIM : 190210102064

Ringkasan Materi

Medan Magnet dalam Bahan

Medan magnetic induksi merupakan besaran magnetisasi M yang terjadi akibat adanya oengaruh
dari luar system bahan itu sendiri. Medan magnet tersebut dapat mengalami rambatan secara
searah atau berlawanan arah dengan medan yang apa pada system di luar bahan tersebut. medan
total yang terdapat pada bahan berupa penjumlahan dari medan magnet luar B dan medan
magnetisasinya M. medan magnetisasi ini berkaitan dengan munculnya arus listrik pada loop
pada bahan. Beberapa kategori yang dapat dipelajari pada materi ini antara lain:

Sifat Kemagnetan Bahan

Bahan akan terinduksi pada medan magnet luar, adapun arahnya dapat sejajar parallel dan
berlawanan atau diameteral terhadap medan magnet yang diberikan. Ada juga klasifikasi
beberapa bahan yang dapat mempertahankan medan magnet induksi meskipun sudah tidak
medapatkan pengaruh magnetisasinya. Sifat demikian identic dengan dipol magnetic kecil yang
menyebabkan torsi. Momen m mendapatkan pengaruh medan B serta mengalami gaya magnetic
d F=Id I x B. Selanjutnya dapat diintegralkan pada pasangan dipolnya sebagai berikut :

d F=∮ Id I x B .

Torsi tersebut pada titik acuan O sebagai berikut :

N = r x F = ∮ I r x (d I x B¿) ¿.

Apabila potongan kawat dapat disparasikan pada dimensi ruang maka dapat dinyatakan d l=d r ,
maka pada saat medan konstan dinyatakan:

d [ r x(r x B) ] =d r x ( r x B )+ r x (d r x B).

Atau pada permutasinya dapat dinyatakan pada persamaan menunjukkan nol sebagai berikut :
d r x ( r x B ) +r x ( d r x B ) + B x ( d r x r ) =0.

Serangkaian subtitusi pada persamaan akhir hingga didapatkan torsi Magnetik sebagai berikut:

1
N
2
{∮ Id [ r x(r x B) ]−∮ B x (r x d r )}.
Apabila suku pertama bernilai nol yang di integralkan yang akhirnya dapat dituliskan :

N = m x B.

hal menarik dapat diketahui pada sifat diamagnetisme secara klasik disekitar inti atom. Pada
suatu lingkaran orbit berbetuk lingkaran untuk arus listrik dengan periode (T). persamaan
diketahui pada momen dipol elektronnya :

−eπ R ^z = −eRv ^z .
2
m¿ Ia ^z =
T 2

Perubahan momentum dipol yang mendapatkan pengaruh B pada gaya sentripetal electron untuk
gaya coulomb sebagai berikut :

2 2
1 e me v
= ketika diberikan gaya magnetic pada hukum Lorentz menekankan pada gaya
4 π ε 0 R2 R
2
1 e
2
me v m
. Atau e v ' B=¿ e ( v ' 2−v 2 ) .
'
sentripetalnya yaitu 2
+e v B=
4 π ε0 R R R

Apabila ∆ v=v ' −v dengan v 2 ≈ v ' 2−2 v ' ∆ v' dengan perubahan momen dipol meda luar sebagai
2 2
eR ∆ v ^ −e BR ^
berikut : ∆ m≈− z= z.
2 4 me

Medan dari Bahan Termagnetisasi

Vector Potensial magnetic pada momen dipol m yang dinyatakan dlaam satuan Volume. Secara
matematis dapat dituliskan :

μ 0 M x ϰ^ '
A ( r )=

∫ ϰ2 d τ .

Dengan diturunkan terhadap koordinat sumber potensial sebagai berikut :


A ( r )=
μ0
4π ∫ [
1 '
ϰ
∇ x M −∇' x
M
ϰ ( )]
d τ ' . Melalui teorema divergensi dapat disederhanakan menjadi

∫ ( ∇ . v ) dτ=∮ v . d a dan apabila teorema divergensi tersebut pada c konstan maka dapat
ditulisakan persamaan matematisnya menjadi :

∫ ∇ . ( v x c⃑ ) dτ=¿ ∮ (v x c ). d ¿a dengan c dikeluarkan maka hasilnya ∫ ( ∇ x v ) dτ=∮ (−v x n^ )da


Dengan vector normal pada permukaan da yang dituliskan dengan persmaaan :

−∫ ∇ ' x ( Mϰ ) d τ =∮ Mϰ x n^ da
'

μ0 ∇ ' x M ' μ0 M x n^
mengalami vector potensial A(r)¿

∫ ϰ
d τ +¿

∮ ϰ
da .¿

Situasi tersebut akan tampak serupa dengan resesi pada suku pertama potensial mengenai arus
pada dimensi ruang atau volume. Sedangkan pada suku ke dua mengenai resesi pada
permukaanya sebagai berikut:

J b =∇ x M dan K b =M x n^ ,
'

Sehingga pada subtitusi A(r)

' '
μ0 J b (r ) ' μ0 K b (r )
A(r)¿

∫ ϰ
d τ +¿

∮ ϰ
da

Arah pada dipol m tersebut akan sama arahnya dengan vector magnetisme yang dinyatakan
dengan m ≡ Ia=Mah . Persmaaan K b pada bidang tepian terdapat arus listrik dn hanya bergerak
pada loop kecil. Apabila magnetisme yang tidak seragam. Sebagai berikut :

∇ x M =( ∂ y M z−∂ z M y ) x^ − ( ∂ x M z −∂ z M x ) ^y + ( ∂x M y −∂ y M x ) ^z. Diemensi rapat arus setiap satuan


posisi dengan persamaan J . Dua partisi akan berbentu kubus dengan ciri setiap satuan dimensi
x,y dan z memiliki panjang yang sama yang diturunkan pada posisi dinyatakan dengan
dx x dy x dz. Arus yang mengalir dinyatakan dengan I x . Bentuk persamaan sebagai berikut :

I x =[ M ( x+ dx )−M ( x ) ] dz

Selanjutnya diturunkan terhadap posisi y dan z sebagai berikut:


Ix
=
[ M ( x+ dx )−M ( x ) ] = ∂ M . Ketika posisi menunjukkan keadaan z +dz menunjukkan :
dydz dy ∂y

I x −∂ M
= . melalui analisis pada suku ∇ x M setiap dua dimensi ∇ x M =J b
dydz ∂y

Medan Induksi Magnetik

Ketika bahan M dikaitkan pada J b , dengan medan magnet yang berinteraksi terhadap potensial
arus listrik pada bahan K b . Sehingga total arus yang mengalir dapat dijumlahkan dengan total
terhadap suatu system pada bahan dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut:

B
J=J f + J b =J f + ∇ x M dengan H¿ −M . Sehingga diperoleh untuk integrasi pada hukum
μ0

ampere ∮ H . dI =I f , enc ,

Bahan Magnet Linier

Bahan yang mudah menghantarkan atau dapat menghantarkan magnet seperti paramagnetik dan
diamagnetik. Ketika medan magnetic yang berada didalam system bahan mengalami fakum atau
hilang. Hal ini akan menjadi pertanda juga pada system yang berada pada luar bahan akan
mengalami kondisi fakum. Adapun bentuk persamaan : M¿ x m H ( x mmerupakan konstantanya)

Berdasarkan hubungan linieritas M dan H sebagai berikut: B=μ0 ( H + M )=μ 0 ( 1+ x m ) H ,


mengenai probabilitas bahan akan sebanding dengan arus bebas pada benda ditunjukkan
persmaaan berikut:

J b =∇ x M =∇ x xm H ¿ x m J f

Masalah Syarat Batas

Pada medan H terhadap batas untuk B didefinisikan dengan


1
∮ H . da= μ ∮ B . da−∮ M . da=−∮ M .da dengan ∮ B . da=0 pada permukaan tertutup
0

mengenai bidang batas

H ⊥ −H ⊥ =−( M ⊥ −M ⊥
atas bawah atas bawah
).
Pustaka

David J. Griffiths. Introduction to Electrodinamics, Chapter 6, Prentice Hall, New Jersey, 1999.

Anda mungkin juga menyukai