Disusun Oleh:
1. Ahdi Nurfaisal 2102010356
2. Bisma Anjala Sutra 2102010356
3. Ilhan Faiqo Pradhana 2102010357
4. Didiet Sugit Priantoro 2102010398
B. Bentuk Koperasi
Menurut Pasal 15 UU Nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, koperasi dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu
Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder.
1. Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh orang
perseorangan. Anggotanya paling sedikit 20 orang. Koperasi
ini bukan kumpulan modal, melainkan kumpulan orang
dengan kepentingan ekonomi yang sama. Wilayah kerja
koperasi primer meliputi satu lingkungan kerja, kelurahan,
atau desa. Contohnya koperasi pegawai dan koperasi unit desa
(KUD).
2. Koperasi sekunder merupakan koperasi yang dibentuk tidak
hanya oleh koperasi-koperasi sejenis saja, melainkan juga
dapat didirikan oleh koperasi yang barlainan jenis, karena
terdapat kepentingan aktivitas atau kebutuhan ekonomi yang
sama, aktivitas atau kebutuhan ekonomi yang sama tersebut
akan dicapai lebih efisien apabila diselenggarakan oleh
koperasi sekunder dalam skala kekuatan yang lebih. Oleh
karena itu, koperasi sekunder memiliki cakupan daerah kerja
yang luas. Koperasi sekunder biasanya dibuat untuk efisiensi
dan pemusatan. Cakupan wilayahnya dari kabupaten, kota,
provinsi bahkan nasional.
C. Jenis-jenis Koperasi
Pasal 16 UU Nomor 25 Tahun 1992 menjelaskan bahwa jenis
koperasi didasarkan pada kesamaan dan kepentingan ekonomi
anggotanya. Berikut jenis-jenis koperasi menurut Pasal 16 UU
Nomor 25 Tahun 1992:
1. Koperasi Simpan Pinjam
Menyediakan berbagai layanan keuaangan seperti tabungan,
pinjaman dan investasi kepada anggotanya untuk memenuhi
kebutuhan finansial mereka.
2. Koperasi Konsumen
Anggotanya adalah konsumen yang bergabung untuk
membeli barang atau jasa dengan harga lebih murah atau
kualitas lebih baik.
3. Koperasi Produsen
Koperasi produsen didirikan oleh produsen atau pekerja untuk
memasarkan produk mereka secara bersama-sama,
meningkatkan efisiensi produksi, dan mengakses sumber
daya yang diperlukan.
4. Koperasi Jasa
Menyediakan berbagai layanan seperti kesehatan, pendidikan,
perbankan, dan transportasi kepada anggotanya atau
masyarakat umum.
5. Koperasi pemasaran
Menyediakan layanan pemasaran untuk produk-produk
anggotanya dengan cara mengkoordinasikan distribusi,
promosi dan penjualan.
D. Jenis Usaha Koperasi
1. Single Purpose (Satu Jenis Usaha)
Koperasi dengan model ini berfokus pada satu jenis usaha
atau kegiatan ekonomi tertentu. Contohnya adalah koperasi
pemasaran yang hanya berfokus pada kegiatan pemasaran
produk-produk anggotanya. Single purpose koperasi
memiliki keuntungan dalam spesialisasi, pengelolaan yang
lebih fokus dan pengambilan keputusan yang lebih mudah.
2. Multi Usaha
Koperasi jenis ini menjalankan lebih dari satu jenis usaha atau
kegiatan ekonomi. Contohnya divisi pemasaran untuk
mengelola beberapa aspek usaha bersama-sama. Multi usaha
koperasi memungkinkan deversifikasi risiko, peningkatan
pendapatan dan memanfaatkan sinergi antara berbagai
kegiatan usaha yang dijalankan.