Anda di halaman 1dari 10

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK

DI PT. RESOLUSI ARTHA INDONESIA

Johanis Panga Dengen1, Sufa’atin2

Teknik Informatika – Universitas Komputer Indonesia


1,2

Jl. Dipatiukur 112-116, Bandung 40132, Indonesia


E-mail : johanisdengen@gmail.com1, sufaatin@email.unikom.ac.id2

menyatakan bahwa ada beberapa masalah yang


ABSTRAK terjadi dalam pelaksanaan proyek di PT. RESOLUSI
ARTHA INDONESIA yang disebabkan oleh
PT. RESOLUSI ARTHA INDONESIA merupakan
beberapa faktor, yaitu sering terjadi ketidaksesuaian
perusahaan yang bergerak dibidang konsultan. Dari
antara rencana proyek dengan pelaksanaanya,
beberapa proyek yang dikerjakan sebelumnya
dikarenakan jadwal yang dibuat hanya menggunakan
terdapat permasalahan yaitu, ketidaksesuaian antara
estimasi waktu proyek dengan mengandalkan gantt
rencana dengan pelaksanaannya diantaranya adalah
chart yang dilakukan oleh Manajer Administrasi dan
jadwal yang dibuat hanya menggunakan estimasi
Fasilitas, sedangkan pada kenyataannya estimasi
waktu proyek berdasarkan gantt chart sedangkan
jadwal proyek memerlukan juga estimasi jarak
pada kenyataannya membutuhkan penentuan
tempuh survei berdasarkan jalur – jalur survei yang
estimasi jarak berdasarkan jalur survei yang dilalui
ditempuh karena pada saat ini hanya mengacu pada
lalu penjadwalan yang dilakukan hanya mengacu
wawancara dengan Dinas Perhubungan setempat
pada kegiatan yang ada di rencana anggaran biaya
tanpa memperhitungkan jalur – jalur survei yang
saja tanpa diketahui keterkaitan antar pekerjaan dan
dilalui , sehingga dari masalah tersebut Manajer
pekerjaan kritis, tidak adanya identifikasi risiko
Administrasi dan Fasilitas belum bisa menentukan
diawal serta solusi penangannya juga menjadi salah
pekerjaan mana yang lebih dahulu harus dikerjakan
satu faktor yang dapat membuat masalah pada
pada keterkaitan pekerjaan yang dapat dilihat pada
pelaksanaan proyek, serta pengendalian biaya yang
laporan perencanaan penjadwalan proyek (lampiran-
dilakukan hanya membandingkan antara biaya
1a), menyebabkan pekerjaan yang saling berkaitan
aktual dan biaya rencana saja tanpa membandingkan
dapat tertunda dan estimasi jarak tempuh survei
progres atau capaian pekerjaan yang sudah
tidak sesuai dengan waktu perencanaan proyek,
dilakukan. Berdasarkan permasalahan yang ada saat
contoh pada pelaksanaan proyek Penyusunan
ini, maka dibutuhkan sistem informasi manajemen
Rencana Induk Perkeretaapian (RIP) Provinsi Riau
proyek di PT. RESOLUSI ARTHA INDONESIA.
dimana penjadwalan diperkirakan selesai pada kurun
Tujuannya adalah untuk membantu dalam
waktu 6 bulan pada tanggal 05 Februari 2018 sampai
menentukan jarak tempuh survei berdasarkan jalur
9 Juli 2018 namun terjadi kendala pada saat tahap
survei yang dilalui serta mengidentifikasi keterkaitan
survei topografi, survei hidrologi dan geoteknik
antar pekerjaan dan mengidentifikasi pekerjaan kritis
dimana tim survei melakukan prosedur survei
dengan menggunakan Critical Path Method agar
pendahuluan ke instansi pemerintahan terkait namun
dapat diketahui pekerjaan apa saja yang tidak dapat
data survei yang diajukan tim survei tidak dimiliki
ditunda, membantu mengelola dan mengidentifikasi
oleh instansi tersebut menyebabkan tim survei
risiko dengan menggunakan metode Probability
melakukan peninjauan langsung kelapangan guna
Impact Matrix dan membantu dalam mengendalikan
mendapatkan data survei tersebut, oleh karena itu
biaya dan waktu proyek menggunakan metode
pelaksanaan proyek jadi terhambat hingga 1 Agustus
Earned Value Management.
2018, selain itu tidak adanya indentifikasi resiko
diawal yang menyebabkan terjadinya resiko yang
Kata kunci: Manajemen Proyek, Sistem Informasi,
ditanggung Manajer Administrasi dan Fasilitas pada
Critical Path Method, Earned Value Management,
saat tim survei melakukan survei sendiri ke
Probabbility Impact Matrix
lapangan, resiko tersebut dikategorikan berdasarkan
resiko yang terjadi dilapangan seperti resiko alat,
1. PENDAHULUAN resiko alam, resiko tenaga kerja perkategori masalah
PT. RESOLUSI ARTHA INDONESIA dapat dilihat pada laporan kendala dan penanganan
merupakan salah satu perusahaan konsultasi yang proyek (Lampiran F-7). Berdasarkan masalah yang
berada di Kabupaten Bekasi. disebutkan memungkinkan perusahaan harus
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak melakukan penambahan jadwal pekerjaan dan juga
Yuyus Suprihat selaku Manajer Administrasi dan harus mengeluarkan tambahan biaya yang melebihi
Fasilitas PT. RESOLUSI ARTHA INDONESIA dari rencana anggaran biaya yang sudah ditentukan
pada SPPP (Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan). Jika terjadi hal seperti itu maka pihak
PT. RESOLUSI ARTHA INDONESIA harus
membayar denda karena proyek yang dikerjakan
oleh PT. RESOLUSI ARTHA INDONESIA
merupakan proyek dari pemerintahan kementerian
perhubungan sesuai dengan memorandum of
understanding atau persetujuan kerjasama antara
kedua belah pihak yaitu instansi Pemerintahan
Kementerian Perhubungan.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan
tersebut, dibutuhkan solusi untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi di PT. RESOLUSI
ARTHA INDONESIA, dimana penjadwalan proyek
yang melampaui dari jadwal yang ditentukan dapat
diatasi dengan metode CPM (Critical Path Method)
untuk melihat keterkaitan antar pekerjaan dalam
jadwal yang ditentukan serta melihat jalur kritis pada
alur pekerjaan agar waktu pekerjaan lebih tepat dan
fokus pekerjaan menjadi optimal serta penentuan Gambar 1 Metodologi Penelitian
jarak tempuh survei berdasarkan jalur – jalur survei
yang ditempuh ditentukan berdasarkan dari estimasi 2.2 Analisis Perencanaan Proyek
pelaksanaan proyek yang sudah dilaksanakan. Untuk Analisis perencanaan proyek berisikan analisis
mengurangi resiko dan hal – hal yang dapat estimasi jarak survei, penjadwalan dan identifikasi
menghambat jalannya suatu proyek akan diatasi risiko pada proyek Perencanaan Rencana Induk
dengan menggunakan metode PIM (Probability Perkeretaapian Provinsi Riau.
Impact Matrix) yaitu metode untuk menganalisa 2.2.1 Analisis Estimasi Jarak Tempuh Survei
risiko yang bisa terjadi di dalam proyek dengan
memprioritaskan risiko untuk dianalisa untuk lebih
lanjut secara kuantitatif dan tindakan berdasarkan
ukuran risiko. Sedangkan untuk pengendalian biaya
proyek yang diatur oleh Manajer Administrasi dan
Fasilitas, dapat diatasi dengan metode EVM (Earned
Value Management) yaitu metode untuk
memudahkan dalam pengendalian biaya saat proyek
berjalan serta waktu proyek. Lalu untuk Maka dari
itu akan dibangun sebuah sistem informasi berbasis
web untuk manajemen proyek yang diharapkan
dapat membantu permasalahan di proyek PT.
RESOLUSI ARTHA INDONESIA.
2. HASIL PENELITIAN
2.1 Metodologi Penelitian 2.2.2 Analisis Penjadwalan Proyek (Critical Path
Metodologi penelitian yang digunakan dalam Method)
penelitian ini adalah metodologi penelitian CPM (Critical Path Method) adalah salah satu
deskriptif. teknik manajemen yang dapat digunakan untuk
mencari jalur tercepat pada setiap kegiatan atau
pekerjaan proyek [1].

Tabel 1 Kegiatan Proyek


Kode Kegiatan
Kegiatan Durasi (Hari)
Kegiatan Pendahulu
Persiapan Tim A1 - 6 Hari
Koordinasi Dengan
A2 - 12 Hari
Instansi Terkait
Pengumpulan Data Studi
A3 A1 12 Hari
terkait
Pengumpulan Data
A4 A1 6 Hari
Potensi Transportasi
Pengumpulan Data A5 A1 6 Hari
Geologi dan Hidrologi Digunakan perhitungan maju dan perhitungan
Survei Pendahuluan A6 A1 12 Hari mundur untuk menentukan waktu penyelesaian
Pengukuran Situasi
dengan metode CPM [1].
Jembatan dan Jalur Trase B1 F1 24 hari Berikut adalah hasil rekapitulasi dari perhitungan
KA dengan CPM.
Pembuatan Peta Lay Out B2 B1 6 Hari
Pembuatan Gambar Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Jaringan
B3 B1 12 Hari
Situasi Kerja
Pembuatan Gambar Aktivitas Durasi ES EF LS LF TF Status
B4 B1 24 Hari /Kegiatan (Hari)
Potongan Memanjang
A1 6 Hari 0 6 0 6 0 Kritis
Pembuatan Gambar
B5 B1 24 Hari 0 12 0 18 6 Tidak
Potongan Melintang A2 12 Hari
Kritis
Survey Geoteknik C1 F1 A3 12 Hari 6 18 6 18 0 Kritis
24 Hari
Lapangan
Survey Hidrologi C2 C1 12 Hari 6 Hari 6 12 6 18 6 Tidak
A4
Kritis
Penyelidikan Geoteknik
C3 C1 12 Hari 6 Hari 6 12 6 18 6 Tidak
Laboratorium
A5
Kritis
Penyelidikan Hidrologi C4 C3 6 Hari A6 12 Hari 6 18 6 18 0 Kritis

Pengolahan Data B1 24 hari 24 48 24 48 0 Kritis


C5 C3 6 Hari
Geoteknik dan Hidrologi B2 6 Hari 48 54 48 96 42 Tidak
Analisis Mekanikal Kritis
D1 D3 12 Hari
Tanah B3 12 Hari 48 60 48 96 36 Tidak
Analisis Hidrologi D2 D3 18 Hari Kritis
B4 24 Hari 48 72 48 96 24 Tidak
Analisa Topografi D3 B1 12 Hari Kritis
Konsep Desain Jalur KA D4 D3 24 Hari B5 24 Hari 48 72 48 96 24 Tidak
Kritis
Konsep Desain dan 24 48 24 96 48 Tidak
D5 D3 24 Hari C1 24 Hari
Struktur Jembatan KA Kritis
Konsep Prasarana Kereta 12 Hari 48 60 96 114 54 Tidak
C2
D6 D3 24 Hari Kritis
(Stasiun dll)
12 Hari 48 60 96 108 48 Tidak
C3
Desain Jalan Kereta Api E1 D4 36 Hari Kritis
6 Hari 60 66 108 114 48 Tidak
Desain Jalur Trase KA E2 D4 36 Hari C4
Kritis
Desain Jembatan KA E3 D5 24 Hari 6 Hari 60 66 108 114 48 Tidak
C5
Kritis
Desain Bangunan 60 72 60 114 42 Tidak
E4 D6 24 Hari D1 12 Hari
Stasiun KA Kritis
F1 A6 18 Hari 60 78 60 114 36 Tidak
Laporan Pendahuluan 6 Hari D2
Kritis
Laporan Konsep D3 12 Hari 48 60 48 60 0 Kritis
F2 F1 6 Hari
Laporan Akhir
D4 24 Hari 60 84 60 84 0 Kritis
Laporan Akhir F3 F2 6 Hari
24 Hari 60 84 60 96 12 Tidak
D5
Berdasarkan rangkaian kegiatan dalam proyek Kritis
Rencana Induk Perkeretaapian Provinsi Riau, 24 Hari 60 84 60 96 12 Tidak
D6
Kritis
berikut dapat digambarkan dalam diagram jaringan E1 84 120 84 120 0 Kritis
36 Hari
kerja.
E2 36 Hari 84 120 84 120 0 Kritis

E3 24 Hari 84 108 96 120 12 Tidak


Kritis
E4 24 Hari 84 108 96 120 12 Tidak
Kritis
F1 6 Hari 18 24 18 24 0 Kritis

6 Hari 24 30 24 114 84 Tidak


F2
Kritis
F3 6 Hari 30 36 114 120 0 Kritis

Gambar 2 Diagram Jaringan Kerja


Dari tabel rekapitulasi, dapat diketahui pekerjaan 2.2.3.2 Menentukan Nilai Kemungkinan dan
yang berada pada jalur kritis adalah pekerjaan yang Dampak
memiliki nilai total float sama dengan 0. Berikut Selanjutnya risiko tersebut akan dinilai dengan
adalah hasil perhitungan yang telah di ubah kedalam memberikan skala nilai menggunakan matriks
diagram jaringan kerja. segiempat boston (Boston Square Matrix) [2].

Tabel 4 Boston Square Matrix


Sangat
Tinggi 5 10 15 20 25
Tinggi
4 8 12 16 20

Kemungkinan
Sedang
3 6 9 12 15
Rendah
2 4 6 8 10

Sangat
Rendah 1 2 3 4 5
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
Dampak
Kriteria penilaian dampak serta pengukuran
probability dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5 Kriteria Penilaian Akibat/Dampak


Nilai Penilaian Akibat/Dampak
Sangat Rendah Dampak tidak signifikan dirasakan,
1
(Slight) kerugian keuangan tidak berarti
Gambar 3 Diagram Jaringan Kerja CPM Rendah (Minor) Dibutuhkan penanganan langsung
2
dengan Jalur Kritis ditempat
Sedang Perlu ditangani oleh Pelaksana
3 (Significant) Teknis, penundaan durasi cukup
2.2.3 Analisis Manajemen Risiko (Probability berarti.
Impact Matrix) Tinggi (Severe) Adanya waktu tambahan pada jadwal
4
Dalam proses analisis manajemen risiko yang direncanakan.
Sangat Tinggi Perlu penanganan oleh Manajer,
mempunyai beberapa tahapan yaitu mengidentifikasi 5
(Mayor) perlu penanganan khususs
.resiko, menentukan nilai kemungkinan, dampak
risiko yang akan terjadi, serta penanganan terhadap Tabel 6 Pengukuran Probabilitas
risiko tersebut [2].
Nilai Parameter Kemungkinan
2.2.3.1 Identifikasi Risiko
Sangat Rendah Jarang Terjadi, hanya pada
Proses manajemen risiko dimulai dengan 1
(Slight) kondisi tertentu.
identifikasi risiko yang bertujuan mengidentifikasi Rendah (Minor) Kadang terjadi pada kondisi
2
dan membuat daftar risiko yang mungkin terjadi [2]. tertentu.
Sedang Dapat terjadi pada kondisi
3
(Significant) tertentu.
Tabel 3 Identifikasi Risiko
4 Tinggi (Severe) Terjadi pada kondisi tertentu.
Kode
No. Risiko
Risiko Sangat Tinggi Sering terjadi pada kondisi
5
1 Risiko Alat (Mayor) tertentu.
1.1 Alat yang disewa tidak ada R1 Berdasarkan matriks boston tersebut, penilaian
dari setiap peluang risiko dan dampak yang
1.2 Alat yang disewa rusak R2
ditimbulkan dibuat dalam satu skala yaitu 1 sampai
2 Risiko Alam 25 seperti penjelasan pada tabel berikut [2].
2.1 Kondisi alam tidak mendukung R3
2.2 Terjadi bencana alam R4
Tabel 7 Level Skala Risiko
Skala Nilai Resiko
3 Risiko Tenaga Kerja
1-5 Rendah
3.1 Tenaga ahli sakit R5
6-14 Sedang
3.2 Team leader berhalangan hadir R6
15-25 Tinggi

Penentuan kemungkinan dan dampak risiko


berdasarkan keputusan Manajer Admnistrasi dan
Fasilitas PT. RESOLUSI ARTHA INDONESIA
sesuai dengan risiko yang sering terjadi pada proyek
Rencana Induk Perkeretaapian Provinsi Riau 2.2 Terjadi bencana
R4 15 Tinggi
sebelumnya. alam
3 Risiko Tenaga
Tabel 8 Hasil dan Analisis Nilai Kemungkinan Kerja
dan Dampak 3.1 Tenaga Ahli
berhalangan R5 4 Rendah
Kode hadir
No. Risiko Kemungkinan Dampak
Risiko 3.2 Team Leader
1 Risiko Alat berhalangan R6 6 Sedang
hadir
1.1 Alat yang
disewa tidak R1 2 2
ada 1.1.1.4 Penanganan Risiko
1.2 Alat yang Berdasarkan hasil penilaian kepentingan risiko,
R2 3 2
disewa rusak kemudian akan dilakukan penanganan mitigasi
2 Risiko Alam risiko atau tindakan pengendalian risiko oleh
2.1 Kondisi alam Penanggung jawab Teknis.
tidak R3 4 2 Tabel 11 Pengendalian Risiko
mendukung
2.2 Terjadi Kode Tingkat Tindakan Pengendalian Risiko
R4 3 5
bencana alam Risiko Risiko
3 Risiko Tenaga Mencari tempat penyewaan alat lain
Kerja R1 Rendah dengan perbandingan harga yang tidak
3.1 Tenaga Ahli boleh lebih dari anggaran.
berhalangan R5 2 2 Retur segera barang yang disewa agar
hadir R2 Rendah
digantikan dengan barang yang berfungsi
3.2 Team Leader Menunggu hingga kondisi alam cocok
berhalangan R6 2 3 R3 Sedang untuk melakukan survei atau
hadir pengambilan data sample.
Melakukan evakuasi barang serta para
2.2.3.3 MenentukanTingkat Kepentingan Risiko Tenaga Ahli, tenaga pendukung, dan
Setelah nilai probabilitas dan dampak risiko R4 Tinggi team leader, lalu melakukan koordinasi
ditentukan, selanjutnya dilakukan perhitungan dengan direktur untuk kelanjutan proyek
selanjutnya.
tingkat kepentingan risiko menggunakan metode Team Leader akan memperingatkan
Probability Impact Matrix [2]. R5 Sedang Tenaga Ahli untuk datang selama jadwal
yang sudah ditentukan.
Tabel 9 Hasil Perhitungan Tingkat Team Leader memilih salah satu Tenaga
Ahli yang sudah dipercayanya untuk
Kepentingan Risiko R6 Sedang menggantikan posisinya dan selalu
No Kode Kemungkinan Dampak Tingkat berkoordinasi dengan team leader dalam
Risiko Kepentingan apa yang akan dilakukan
Risiko
1 R1 2 2 4
2.3 Analisis Pengendalian Biaya Proyek (Earned
Value Management)
2 R2 3 2 6
Analisis pengendalian proyek berisikan tahapan
3 R3 4 2 8 untuk membantu dalam melakukan evaluasi proyek
4 R4 3 5 15 dengan mengendalikan biaya dan waktu proyek.
5 R5 2 2 4 Pengendalian proyek menggunakan metode Earned
Value management [3].
6 R6 2 3 6

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat 2.3.1 Perhitungan Bobot Pekerjaan


kepentingan risiko, lalu akan dibuat matriks Untuk dapat melakukan evaluasi proyek, hal
risikonya. Matriks risiko merupakan matriks untuk yang pertama kali dilakukan adalah dengan
menemukan skala risiko rendah sedang dan tinggi. menghitung bobot dari setiap pekerjaannya [3].

Tabel 10 Matriks Risiko yang Dihasilkan dari Tabel 12 Perhitungan Bobot Pekerjaan
Perhitungan N Harga
No. Risiko Kode Tingkat Level Kegiatan Bobot(%)
No Pekerjaan (Rp)
Risiko Kepentingan Risiko
1 Risiko Alat A
Persiapan Tim 69.000.000,00 4,18
1.1 Alat yang A1
disewa tidak R1 4 Rendah
AKoordinasi Dengan
ada 15.400.000,00 0,93
1.2 Alat yang A2 Instansi Terkait
R2 6 Sedang
disewa rusak
APengumpulan Data
2 Risiko Alam 15.400.000,00 0,93
A3 Studi terkait
2.1 Kondisi alam
tidak R3 8 Sedang APengumpulan Data 15.400.000,00 0,93
mendukung
N Harga N Harga
Kegiatan Bobot(%) Kegiatan Bobot(%)
No Pekerjaan (Rp) No Pekerjaan (Rp)
A4 Potensi Transportasi E3 KA

Pengumpulan Data EDesain Bangunan


AGeologi dan 15.400.000,00 0,93 E4 Stasiun KA 70.000.000,00 4,24
A5 Hidrologi F
Laporan
A F1 Pendahuluan 37.250.000,00 2,26
Survei Pendahuluan 115.000.000,00 6,97
A6 FLaporan Konsep
BPengukuran Situasi F2 Laporan Akhir 45.750.000,00 2,77
Jembatan dan Jalur 42.600.000,00 2,58
B1 F
Trase KA Laporan Akhir
Pembuatan Peta F3 48.000.000,00 2,91
42.600.000,00 2,58
B2 Lay Out TOTAL Rp 1.499.100.000,00
BPembuatan Gambar PAJAK PPN 10%
42.600.000,00 2,58 Rp 149.910.000
B3 Situasi
TOTAL + PAJAK
Pembuatan Gambar
B PPN 10% Rp 1.649.010.000,00
Potongan 42.600.000,00 2,58
B4
Memanjang
2.3.2 Analisis Evaluasi Proyek
BPembuatan Gambar
42.600.000,00 2,58 Analisis evaluasi proyek berisikan perhitungan
B5 Potongan Melintang untuk mencari nilai Planned Value (PV), Earned
C
Survey Geoteknik
Value (EV), Actual Cost (AC), Cost Variance (CV),
90.750.000,00 5,50
C1 Lapangan Scheduling Variance (SV), Schedule Performance
Index (SPI), Cost Performance Index (CPI),
C
Survey Hidrologi 73.250.000,00 4,44 Estimate at Completion (EAC) dan Estimate to
C2
Complete (ETC) [3].
Penyelidikan
CGeoteknik 43.000.000,00 2,61
C3 Laboratorium
CPenyelidikan
C4 Hidrologi 43.000.000,00 2,61
Pengolahan Data
CGeoteknik dan
C5 Hidrologi 44.500.000,00 2,70
D
Analisis Mekanikal
D1 Tanah 35.100.000,00 2,13
D
Analisis Hidrologi 46.100.000,00
D2 2,80
D
Analisa Topografi
D3 46.100.000,00 2,80
DKonsep Desain
D4 Jalur KA 69.200.000,00 4,20
Konsep Desain dan
DStruktur Jembatan 69.200.000,00
D5 KA 4,20
DKonsep Prasarana
D6 Kereta (Stasiun dll) 69.300.000,00 4,20
E
Desain Jalan Kereta
E1 Api 70.000.000,00 4,24
EDesain Jalur Trase
E2 KA 70.000.000,00 4,24
EDesain Jembatan 70.000.000,00 4,24
Tabel 13 Rencana Bobot Pekerjaan Tabel 14 Bobot Progress Pelaksanaan Proyek

Dari tabel rencana bobot pekerjaan dan bobot


progress pelaksanaan proyek dapat dihitung nilai
Planned Value (PV), Earned Value (EV), Actual
Cost (AC), Cost Variance (CV), Scheduling
Variance (SV), Schedule Performance Index (SPI),
Cost Performance Index (CPI), Estimate at
Completion (EAC) dan Estimate to Complete (ETC)
yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 15 Rekapitulasi Perhitungan Earned


Value Management
Analisis Analisis Analisis
Varian Kinerja Estimasi
Min
ggu Wak Biay Wak
Waktu Biaya Biaya
tu a tu
SV CV EAC
SPI CPI ETC
Analisis Analisis Analisis Analisis Analisis Analisis
Varian Kinerja Estimasi Varian Kinerja Estimasi
Min Min
ggu Wak Biay Wak ggu Wak Biay Wak
Waktu Biaya Biaya Waktu Biaya Biaya
tu a tu tu a tu
SV CV EAC SV CV EAC
SPI CPI ETC SPI CPI ETC
Min Rp. Min -
Rp178. 180 Rp.
ggu Rp. 0 1,00 1,00 1.649.0 ggu 180
965 hari Rp. 0 Rp20.4 1,00 1,00 1.649.0
ke-1 10.000 ke- hari
Min Rp57.8 Rp. 94 10.000
180 18
ggu Rp. 0 1,00 1,00 1.649.0
28 hari Min -
ke-2 10.000 Rp.
Min Rp135. Rp. ggu Rp20.4 1,00 180
180 Rp. 0 1,00 1.649.0
ggu Rp. 0 1,00 1,00 1.649.0 ke- hari
895 hari 94 10.000
ke-3 10.000 19
Min Rp267. Rp. Min
0,99 180 Rp420. Rp.
ggu Rp. 0 1,00 1.665.6 ggu 1,00 180
626 hari Rp. 0 1,00 1.649.0
ke-4 66.667 ke- 106 hari
10.000
- 20
Min Rp. Min
Rp4.89 1,00 180 Rp440. Rp.
ggu Rp. 0 1,00 1.649.0 ggu 180
hari Rp. 0 1,00 1,00 1.649.0
ke-5 9 10.000 ke- 600 hari
10.000
21
-
Min Rp.
Rp4.89 1,00 180
ggu Rp. 0 1,00
hari
1.649.0 Berdasarkan hasil rekapitulasi kinerja proyek
ke-6 9 10.000 menggunakan metode EVM, didapatkan kesimpulan
- sebagai berikut:
Min Rp. Total Waktu Rencana = 180 hari
Rp246. 1,00 180
ggu Rp. 0 1,00 1.649.0
ke-7
hari
10.000 Total Waktu Aktual = 180 hari
877
BAC = 1.649.010.000,00
Min Rp292. Rp. PV = 1.649.010.000,00
1,00 180
ggu Rp. 0 1,00 1.649.0
ke-8
284 hari
10.000
AC = 1.643.200.000,00
- CV = - 5.810.000,00
Min Rp. Perkiraan sisa
Rp222. 1,00 180
ggu Rp. 0 1,00 1.649.0
ke-9
hari
10.000
waktu penyelesaian = 180 – 180 = 0 hari
913
Perkiraan sisa
Min - biaya penyelesaian = 1.643.200.000,00 -
Rp.
ggu Rp2.32 1,03 180 1.649.010.000,00 = - 5.810.000,00
Rp. 0 1,00 1.600.9
ke- hari Pada proyek Perencanaan Rencana Induk
2.862 80.583
10
Perkeretaapian Provinsi Riau sisa waktu selama 0
Min -
Rp. hari, ini artinya waktu pengerjaan proyek sesuai
ggu Rp5.69 1,00 180
ke-
Rp. 0 1,00
hari
1.649.0 dengan yang telah direncanakan. Untuk sisa biaya
11 9.643 10.000 penyelesaian proyek adalah sebesar Rp –
Min - 5.810.000,00, artinya biaya penyelesaian proyek
Rp. melebihi dengan biaya yang telah direncanakan.
ggu Rp222. 1,00 180
Rp. 0 1,00 1.649.0
ke- hari
10.000 Kelebihan biaya ini terjadi pada minggu keenam
12 913
pengerjaan proyek.
Min -
Rp.
ggu Rp1.48 1,00 180 2.4 Analisis Basis Data
Rp. 0 1,00 1.649.0
ke- hari
3.160 10.000 Analisis basis data merupakan tahapan analisis
13
Min untuk menggambarkan sistem yang diinginkan
Rp95.4 Rp.
ggu
Rp. 0 1,00 1,00 180
1.649.0 dalam bentuk relasi-relasi antara entitas yang terlibat
ke- 48 hari dalam sistem informasi manajemen proyek di PT.
10.000
14
Min
RESOLUSI ARTHA INDONESIA
Rp95.4 Rp.
ggu 1,00 180
Rp. 0 1,00 1.649.0
ke- 48 hari
10.000
15
Min
Rp95.4 Rp.
ggu 1,00 180
Rp. 0 1,00 1.649.0
ke- 48 hari
10.000
16
Min -
Rp.
ggu Rp20.4 1,00 180
Rp. 0 1,00 1.649.0
ke- hari
94 10.000
17
id_proyek,
id_rekap_mingguan,
id_detail_rab, minggu_ini,
biaya_minggu_ini.
16 detail_jadwal Id_detail_jadwal, id_jadwal,
id_strkegiatan, mulai, selesai,
durasi, es, ef, ls, lf, tf.
17 detail_rab Id_detail_rab, id_rab,
id_strkegiatan, id_ahsp,
harga_satuan,jumlah_harga
18 user Id_user, username, nama,
password, id_user_level,
status.

2.5 Analisis Kebutuhan Fungsional


Gambar 4 Entity Relational Diagram Analisis kebutuhan fungsional menggambarkan
proses kegiatan yang akan diterapkan dalam sistem
Tabel 16 Keterangan Atribut Entitas Pada dan menjelaskan kebutuhan yang diperlukan agar
ERD sistem dapat berjalan dengan baik serta sesuai
N Nama Entitas Atribut dengan kebutuhan.
o
1 proyek Id_proyek, id_klien, id_user,
no_kontrak, nm_proyek,
jenis_pekerjaan,
nilai_kontrak, tgl_kontrak,
tgl_mulai, tgl_selesai, durasi,
masa_pelaksanaan, lokasi,
status_proyek.
2 kebutuhan_proyek Id_kebutuhanproyek,
id_proyek, nm_kebutuhan,
satuan, harga.
3 evm Id_evm, id_proyek, minggu,
id_rencana, bobot_realisasi,
aktual_cost, pv, ev, cv, sv,
cpi, spi, eac, etc, id_resiko.
4 rencana Id_rencana, id_proyek,
minggu, bobot_rencana, pv. Gambar 5 Diagram Konteks
5 klien Id_klien, nm_klien, alamat,
telepon, status.
6 tenagakerja Id_tenagakerja, id_proyek,
jenis_tenagakerja, satuan,
harga, jumlah.
7 ahsp Id_ahsp, id_proyek,
nama_analisa, satuan,
keterangan,
total_kebutuhan_proyek,
totaltenaga, total.
8 rab Id_rab, id_proyek,
jumlah_total.
9 str_kegiatan Id_strkegiatan, no_kegiatan,
id_proyek, nama_kegiatan,
jalur_utama, jalur_lokal,
jarak_jalur_utama,
jarak_jalur_lokal.
10 jadwal_pekerjaan Id_jadwal, id_proyek.
11 resiko id_risiko, id_proyek,
jenis_resiko, kode_resiko,
nama_resiko, kemungkinan,
dampak, tingkat_resiko
penanganan,
12 rekap_mingguan Id_rekap_mingguan,
id_proyek, minggu_ke
13 detail_ahsp_kebutuhanpro Id_detail_ahsp_kebutuhanpro
yek yek, id_ahsp, Gambar 6 DFD Level 1
id_kebutuhanproyek,
nama_sumberdaya, jumlah,
satuan, harga_satuan, harga. 2.6 Perancangan Sistem
14 detail_ahsp_tenaga Id_detail_ahsp_tenaga, Perancangan Sistem adalah penggambaran,
id_ahsp, id_tenagakerja,
nama_sumberdaya, jumlah,
perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan
satuan, harga_satuan, harga. dari beberapa sistem yang terpisah ke dalam suatu
15 detail_rekapmingguan Id_rekap_mingguan, kesatuan yang utuh. Tahapan ini meliputi
mengkonfigurasi komponen-komponen perangkat dan mengidentifikasi keterkaitan antar pekerjaan dan
lunak dan perangkat keras dari suatu sistem. jalur kritisnya, mengidentifikasi risiko sebelum
proyek dilaksanakan berdasarkan dengan
perhitungan mencari level risiko, serta sudah dapat
membantu dalam melakukan pengendalian biaya dan
waktu dengan membandingkan progres atau capaian
pekerjaan yang sudah dilakukan yang ditampilkan
dalam bentuk tabel hasil perhitungan.
Ada beberapa saran yang dapat dilakukan untuk
pengembangan aplikasi sistem informasi manajemen
proyek ini, antara lain :
1. Penelitian selanjutnya diharapkan sistem
informasi manajemen proyek dapat memberikan
validasi range waktu pada estimasi jarak survei
yang ditentukan berdasarkan jarak tempuh.
Gambar 7 Skema Relasi 2. Penelitian selanjutnya diharapkan juga dapat
memperbaiki interface untuk web browser versi
2.7 Pengujian mobile serta akan lebih baik jika untuk
memasukkan data pekerjaan dapat dilakukan
Pengujian bertujuan untuk menemukan dengan mengimport dari microsoft excel (file
kesalahan – kesalahan dan kekurangan – kekurangan .xls).
pada perangkat lunak yang diuji. Pengujian
bermaksud untuk mengetahui perangkat lunak yang
dibuat sudah memenuhi kriteria yang sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA
tujuan perancangan atau belum. [1] D. S. Sihabudin S, "Implementasi Critical Path Method dan
PERT Analysis pada Proyek Global Technology for Local
2.7.1 Pengujian Blackbox Community," Teknologi Informasi dan Telematika , vol. 5,
Pengujian sistem dengan menggunakan pp. 14-22, 2012.
metode blackbox dilakukan pada fungsi-fungsi
sistem untuk menentukan apakah fungsi tersebut [2] Sufa’atin , "Implementasi Probability Impact Matriks (PIM)
telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau Untuk Mengidentifikasi Kemungkinan dan Dampak Risiko
belum. Proyek," ULTIMA InfoSys, vol. VIII, no. 1, pp. 43-47, 2017.

[3] M. W. Laura B, R. Balaka and R. Sriyani,


2.7.2 Pengujian Beta
"PENGAPLIKASIAN METODE EARNED VALUE PADA
Pengujian beta merupakan pengujian yang
dilakukan secara objektif dimana pengujian PENGENDALIAN WAKTU TERHADAP BIAYA (Study
dilakukan secara langsung ke lapangan yaitu sebuah Kasus: Proyek Penggantian Jembatan Sungai Langkolome Cs
instansi yang bersangkutan mengenai kepuasan Kabupaten Muna)," Stabilita, vol. 1, no. 3, pp. 359-372,
pengguna dengan kandungan poin yaitu pemenuhan 2013.
kebutuhan dari tujuan awal pembangunan Sistem
Informasi Manajemen Proyek di PT. RESOLUSI
ARTHA INDONESIA serta tampilan antarmuka
dari Sistem Informasi Manejemen Proyek di PT.
RESOLUSI ARTHA INDONESIA tersebut.
Pengujian beta dilakukan melalui sebuah teknik
pengambilan data, yaitu melalui wawancara.
Wawancara dilakukan pada pengujian beta sesuai
dengan hak akses sistem. Wawancara dilakukan
terhadap Ibu Hani Mulyani selaku Direktur, Bapak
Yuyus Suprihat selaku Manajer Administrasi dan
Fasilitas, serta Bapak M Ridwan selaku Team
Leader pada sistem informasi manajemen proyek di
PT. RESOLUSI ARTHA INDONESIA.

3 PENUTUP
Hasil dari penelitian dan hasil pengujian yang
telah dilakukan, didapat kesimpulan bahwa sistem
sudah dapat membantu manajer administrasi dan
fasilitas dalam menentukan estimasi jarak survei
berdasarkan jarak tempuh, mengelola jadwal proyek

Anda mungkin juga menyukai