METODOLOGI PENELITIAN
fenomena ataupun fakta yang terjadi dengan cara yang terstruktur dan sistematis.
antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian,
sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya
yang digunakan :
a. Wawancara
Narasumber yaitu pakar mesin cutting di Custom Arpellindo yaitu bapak Jati
Dwi Arta selaku pemilik workshop sekaligus mekanik senior mesin Cuttting.
Wawancara dilakukan guna mendapatkan alur kerja pada objek yang diteliti
27
28
Kerusakan Tanda-Tanda
Tarikan Mesin Tidak Normal
Kerusakan Software Bahan Sticker Berubah Bentuk Atau Tidak
Lengkap
Mesin Bekerja Diluar Posisi
Tarikan Mesin Tidak Normal
Roller kotor media terkadang tersendat kedalam mesin
Bahan Sticker Berubah Bentuk Atau Tidak
Lengkap
Mesin Bekerja Diluar Posisi
Chip A4975SBT over heat motor miss-step
mesin terkadang mati pada saat proses cutting
Kualitas Potong tidak maksimal
proses cutting tersendat-sendat
Kerusakan Pisau media yang dipotong rusak
Bahan Sticker Berubah Bentuk Atau Tidak
Lengkap
setingan tekanan tidak sesuai prosedur
b. Observasi
di Jl. Suka Tangkas Kel No.27f, Suka Maju, Kec. Medan Johor, Kota Medan.
landasan teoritis peneliti untuk mengkaji masalah yang dibahas. Dalam hal ini,
sistem direncanakan. Salah satu cara dalam merancang atau membangun sebuah
perangkat lunak secara sekuensial terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean,
pengujian dan tahap pendukung (support). Sesuai dengan rumusan masalah yang
Desain sistem
Pembangun sistem
Implementasi dan
pemeliharaan
konsep perancangan sistem yang dilakukan dibagi atas beberapa fase yaitu:
dalam tahap ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau studi
literatur. Pada fase ini akan ditentukan titik masalah sebenarnya dan elemen-
30
Arpellindo dalam proses mengetahui kerusakan mesin Cutting baik dari aspek
2 Desain sistem
flowchart system, (3) design input, dan (4) design output dari sistem pendukung
3 Pembangun sistem
Tahapan ini lah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu
terhadap desain sistem yang dirancang baik dari sistem input, proses dan output
pengkajian ulang dan perbaikan terhadap aplikasi menjadi lebih baik dan
sempurna.
Fase akhir ini adalah fase dimana pemanfaatan aplikasi oleh stakeholder yang
akan menggunakan sistem ini. Dalam penelitian ini pengguna atau end user-nya
1. Pada awal sistem dijalankan. User diharuskan untuk menginput gejala yang
3. Data gejala yang diinputkan kemudian akan diambil nilai densitasnya dan akan
oleh sistem.
Kerusakan Mesin Jinka Pro dengan menggunakan metode Dempster shafer ini yaitu
berupa data gejala dari setiap kerusakan yang nantinya akan diambil rule dari pakar
mengenai kerusakan pada mesin cutting tersebut. Sehingga runut maju dalam
menentukan terlebih dahulu gejala-gejala yang dialami oleh mesin cutting (Mesin
Jinka Pro), kemudian melakukan analisa setelah itu akan diketahui apakah mesin
tersebut mengalami kerusakan dan solusi yang akan dilakukan berdasarkan nilai
Kode
Gejala Kerusakan K1 K2 K3 K4
Gejala
G01 Tarikan Mesin Tidak Normal Y Y
Bahan Sticker Berubah Bentuk Atau Y Y Y
G02
Tidak Lengkap
G03 Mesin Bekerja Diluar Posisi Y Y
G04 media terkadang tersendat kedalam mesin Y
G05 motor miss-step Y
mesin terkadang mati pada saat proses Y
G06
cutting
G07 Kualitas Potong tidak maksimal Y
bobot pada gejala, yang kemudian bobot tersebut akan digunakan pada perhitungan
Berikut merupakan tabel dari range nilai densitas untuk hasil diagnosa,
diperoleh dari Kerusakan mesin cutting (Mesin Jinka Pro) yang didapatkan dari
Kode Densitas
No Gejala
Gejala
1 Tarikan Mesin Tidak Normal 0.79
G01
2 Bahan Sticker Berubah Bentuk Atau 0.53
G02
Tidak Lengkap
3 G03 Mesin Bekerja Diluar Posisi 0.44
gejala yang dialami pada mesin cutting (Mesin Jinka Pro) dikombinasikan
shafer. Adapun perhitungan dalam metode Dempster shafer rumus yang digunakan
untuk mendiagnosa kerusakan pada mesin cutting (Mesin Jinka Pro) yaitu :
36
shafer, dimana hasil kombinasi keseluruhan akan dicari hasil diagnosa tiap-tiap
hipotesisnya berdasarkan nilai yang paling tinggi, dan dari nilai yang tertinggi itu
pula akan diambil kesimpulan untuk Kerusakan pada mesin cutting (Mesin Jinka
Pro).
berdasarkan belief and plausibility (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk
(bukti) untuk hasil kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori Dempster shafer ditulis
dalam suatu interval yaitu Belief dan Plausibility”. Belief Function (fungsi
proposisi. Jika bernilai 0 maka mengidentikasikan bahwa tidak ada evidence, dan
Pl (s)-Bel (-s) plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan-s, maka dapat
petani mesin Jinka Pro mendapati mesinnya memiliki ciri – ciri Mesin Bekerja
Diluar Posisi, media terkadang tersendat kedalam mesin dan motor miss-step.
Penyelesaian.
Apabila diketahui nilai kepercayaan setelah dilakukan observasi ' media terkadang
{#} = 0
0.2156+0.2744
m3(K2) = = 0.49
1−(0)
0.2244
m3(K2 K3) = = 0.2244
1−(0)
0.2856
m3(θ) = = 0.2856
1−(0)
38
{#} = 0.2597
0.2068
m5(K2) = 1−0.2597 = 0.31109
0.145432+0.151368
m5(K3) = = 0.36512
1−0.2597
0.128968
m5(K2K3) = 1−0.2597 = 0.14246
0.134232
m5(θ) = 1−0.2597 = 0.18132
Nilai tertinggi terdapat pada m5{K3} dengan nilai 0.36512, itu artinya nilai
tertinggi berada pada Kerusakan Chip A4975SBT over heat. Jadi kesimpulan dari
perhitungan Dempster shafer adalah : “Kerusakan yang dialami pada mesin cutting
tersebut adalah Kerusakan Chip A4975SBT over heat dengan tingkat Persentase