Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Prima Karya Sarana Sejahtera (PKSS) merupakan perusahaan yang

berdiri pada tahun 1999 dan memiliki komitmen serta dedikasi tinggi sebagai

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan Sumber Daya Manusia (SDM)

untuk mendukung kegiatan Operasional perusahaan. PT. PKSS telah mengelola

Sumber Daya Manusia (SDM) lebih dari 45.000 orang dan lebih dari 200

perusahaan bekerja sama dengan mereka baik perusahaan BUMN maupun

Multinasional. Dengan banyaknya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mereka

kelola maka mereka membuat satu bidang yang mengurusi dan memantau para

pekerja mereka yaitu Relationship Officer (RO). Relationship officer merupakan

bidang yang sangat penting di PT.PKSS sendiri dikarenakan RO selain memantau

dan mengawasi para pekerja mereka, RO juga memiliki tugas untuk menawarkan

jasa penyaluran SDM kepada semua perusahaan-perusahaan di Indonesia agar

menjalin kerja sama dengan PT.PKSS. Maka untuk menjadi RO sendiri tidaklah

mudah ada kriteria khusus dan pelatihan khusus.

Recruitment tidak hanya menarik minat seseorang untuk bekerja pada

perusahaan tersebut, melainkan juga memperbesar kemungkinan untuk

mempertahankan mereka setelah bekerja. Jadi Recruitment merupakan serangkaian

kegiatan yang digunakan dalam mendapatkan Pool pelamar kerja yang memenuhi

syarat. Hasil dari proses perekrutan adalah seperangkat karyawan yang akan

1
2

berpartisipasi dalam proses seleksi, proses penentuan kandidat mana yang paling

cocok untuk mengisi posisi tertentu yang tersedia pada perusahaan [1].

Salah satu kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM)

yang professional adalah terletak pada proses Rekruitment, seleksi, Training And

Development calon pegawainya. Pada PT.PKSS Medan proses perekrutan pegawai

terutama dibagian Relationship Officer (RO) masih dilakukan secara manual

dengan menggunakan sistem interview secara tatap muka. Mulai dari tes tertulis

hingga sampai tes psikotes mereka lakukan secara manual. Hal itu membuat banyak

memakan waktu dan terlalu kurang efektif. Di zaman 4.0 banyak perusahaan yang

sudah melibatkan teknologi terutama dalam proses perekrutan pegawai. Maka dari

itu diperlukan sebuah aplikasi sistem pengambilan keputusan dalam melakukan

perekrutan Relationship Officer (RO) agar memudahkan PT.PKSS Medan dalam

melakukan proses perekrutan dan penyeleksian kelayakan calon RO tersebut.

Sistem pendukung keputusan sebelumnya sudah sering di implementasikan

pada beberapa penelitian dengan metode sistem pendukung keputusan. sistem

pendukung keputusan merupakan suatu perangkat sistem yang mampu

memecahkan masalah secara efisien dan efektif, yang bertujuan untuk membantu

pengambilan keputusan, memilih berbagai alternatif keputusan yang merupakan

hasil pengolahan informasi yang diperoleh dengan menggunakan model

pengambilan keputusan [2]. Sistem yang digunakan untuk membantu pengambilan

keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur. Dalam

Sistem Pendukung Keputusan terdapat beberapa metode yang sesuai dengan

pemanfaatannya diantaranya : ORESTE, Promethee, Profile Matching, MOORA

dan sebagainya.
3

Tanpa adanya sebuah metode sistem pendukung keputusan tentunya tidak

akan bisa menghasilkan sebuah solusi maka dari itu metode yang digunakan untuk

menangani permasalahan diatas adalah metode MOORA, dimana MOORA

merupakan singkatan dari Multi Objective Optimization on the Basis of Ratio

Analisys (MOORA) yang berarti multiobjektif sistem mengoptimalkan dua atau

lebih attribut yang saling bertentangan secara bersamaan. Metode ini diterapkan

untuk memecahkan masalah dengan perhitungan matematika yang kompleks [3].

Dalam masalah yang dibahas pada penelitian ini akan di rancang sebuah perangkat

lunak berbasis Desktop Programming yang diharapkan menjadi solusi pemecahan

masalah.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka diangkatlah judul penelitian

yaitu : “E- RECRUITMENT PEMILIHAN RELATIONSHIP OFFICER (RO)

DENGAN METODE MULTI OBJECTIVE OPTIMIZATION ON THE BASIS

OF RATIO ANALYSIS (MOORA) ( STUDI KASUS : PT. PRIMA KARYA

SARANA SEJAHTERA MEDAN)”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian tersebut yaitu :

1. Bagaimana menerapkan metode MOORA dalam membentuk E- Recruitment

pemilihan Relationship Officer ( Studi Kasus : PT. Prima Karya Sarana

Sejahtera Medan)?

2. Bagaimana merancang Aplikasi E- Recruitment pemilihan Relationship

Officer dengan metode MOORA ( Studi Kasus : PT. Prima Karya Sarana

Sejahtera Medan)?
4

3. Bagaimana mengimplementasikan E- Recruitment pemilihan Relationship

Officer dengan metode MOORA ( Studi Kasus : PT. Prima Karya Sarana

Sejahtera Medan)?

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan ini tidak menyimpang dari ruang lingkup pembahasan

maka perlu dibuat batasan masalah yang ada sebagai berikut :

1. Data Alternatif yang dipakai pada penelitian ini hanya data sampel berupa data

perekrutan periode sebelumnya yang telah kadaluarsa.

2. Aplikasi dibangun dengan pemrograman Visual Studio 2010.

3. Aplikasi yang digunakan dalam membangun sistem berbasis desktop.

4. Data tentang mekanisme perekrutan diperoleh dari HRD PT.PKSS Medan

dengan 3 kriteria (Usia, pendidikan, pengalaman bekerja).

1.4 Tujuan Penelitian

Dari Rumusan Masalah yang telah dirangkum dalam kasus

perekomendasian supplier bibit ikan mas di UD Purba, maka dirangkum tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk menerapkan metode MOORA dalam membentuk E-Recruitment

pemilihan Relationship Officer ( Studi Kasus : PT.Prima Karya Sarana

Sejahtera Medan)

2. Untuk membangun atau merancang aplikasi E-Recruitment pemilihan

Relationship Officer dengan metode MOORA ( Studi Kasus : PT.Prima Karya

Sarana Sejahtera Medan).

3. Untuk mengimplementasikan E- Recruitment pemilihan Relationship Officer


5

(RO) dengan metode MOORA (Studi kasus : PT. Prima Karya Sarana

Sejahtera Medan).

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Dapat membantu perusahaan dalam pemilihan Relationship Officer dengan E-

Recruiment menggunakan metode MOORA.

2. Dapat menambah khazanah keilmuan kita dalam hal pemilihan Relationship

Officer dengan E- Recruiment menggunakan metode MOORA.

3. Dapat membantu penelitian dalam memecahkan permasalahan yang terjadi

selama ini tentang E-Recruitment pemilihan Relationship Officer

menggunakan metode MOORA.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 E – Recruitment

Kegiatan recruitment merupakan proses mencari dan mendapatkan pelamar

untuk bekerja dalam suatu perusahaan. Terdapat berbagai metode perekrutan yang

sering digunakan oleh organisasi yang meliputi job posting dalam organisasi,

rekomendasi dari karyawan, kerjasama dengan pihak perguruan tinggi, iklan, job

fair, dan sebagainya. Seiring berkembangnya teknologi internet saat ini merupakan

media yang sering digunakan oleh sebagian besar para pencari kerja untuk mencari

informasi lowongan kerja. Salah satunya saat ini yang saat ini diperkenalkan adalah

metode E-recruitment.

Menurut Dysart (1990) dan Taylor (2011), e-recruitment memiliki definisi

penerimaan kandidat karyawan baru yang sesuai dengan persyaratan melalui media

elektronik yang terhubung secara online. Menurut Parry (2006), E-recruitment

adalah penggunaan inertnet untuk menarik karyawan yang potensial kedalam suatu

organisasi, termasuk didalamnya adalah penggunaan dari situs perusahaan itu

sendiri, organisasi dan penggunaan papan pengumuman lowongan pekerjaan

secara komersial secara online. Menurut Galanaki (2002), e-recruitment

didefinisikan dengan proses recruitment secara online mengacu pada posting

lowongan disitus web perusahaan atau website vendor recruitment online, dan

memungkinkan pelamar untuk mengirimkan resume mereka secara elektronik

melalui email atau beberapa format elektronik.

6
7

2.1.1 PT. Prima Karya Sarana Sejahtera ( PKSS )

Didirikan pada tahun 1999 sebagai Group Usaha PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. Dengan pemegang saham Yayasan Kesejahteraan Pekerja Bank

Rakyat Indonesia (YKP BRI) dan Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia (DP BRI),

PT Prima Karya Sarana Sejahtera (PKSS) memiliki komitmen dan dedikasi yang

tinggi sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pengerahan dan pengadaan

sumber daya manusia untuk memenuhi sektor – sektor operasional baik intern

maupun ekstern dari perusahaan lain.

PT. Prima Karya Sarana Sejahtera (PKSS) bergerak dalam bidang usaha

pengolahan tenaga kerja dengan bentuk layanan produk dan jasa antara lain;

Assesment, Recruitment, Analisa Jabatan, jasa penyedia kerja/Pemborongan

pekerjaan, Pendidikan dan pelatihan. Dengan tujuan perusahaan menjadi tempat

konsultan pribadi bagi setiap perusahaan yang paham dan mengerti berbagai aspek

permasalahan human capital, organisasi, sistem manajemen, beserta

pemecahannya yang komprehensif. Perusahaan PT.PKSS mengasuh tenaga kerja

indonesia yang telah terbukti sebagai potensi yang dianggap masih terpendam dan

belum maksimal dikelolah dengan baik dan benar. Dengan demikian PT.PKSS

melakukan perekrutan, seleksi, pengembangan, penempatan human capital atau

sumber daya manusia yang memiliki nilai kinerja yang tinggi disamping

menfasilitasi pengembangan human capital yang terstruktur, aplikatif, dan sejalan

dengan kebutuhan usaha.

PT. Prima Karya Sarana Sejahtera hadir sebagai perusahaan yang siap

memenuhi kebutuhan sumber daya manusia untuk berbagai tenaga antara lain :

Frontliner untuk tugas pekerjaan sebagai Teller dan Customer Service, petugas
8

Administrasi, IT Support, Sekretaris, Maketing, Satpam, Pramubakti, Cleaning

Service, Penjaga Malam, dan Pengemudi Mobil (Driver).

2.1.2 Relationship Officer (RO)

Relationship Officer (RO) merupakan tenaga marketing yang melakukan

penjualan produk Lending (Kredit), salah satunya adalah jasa penyaluran SDM

untuk perusahaan – perusahaan. Seringkali Relationship Officer mengalami

kesulitan untuk menghadapi calon nasabahnya, dimana mereka merasa tidak

percaya diri untuk melakukan proses pemasaran kepada calon nasabah dari

perusahaan – perusahaan besar. Oleh karenanya Relationship Officer (RO) perlu

melakukan persiapan dan perencanaan yang efektif untuk dapat berhasil

memperoleh target yang sudah ditentukan perusahaan.

Melihat dari tuntutan kemampuan yang harus dimiliki oleh Relationship

Officer (RO) untuk perusahaan PT.PKSS, maka proses rekrutmen yang dilakukan

terhadap calon RO pun cukup ketat yaitu melewati beberapa tahapan, antara lain ;

Tes administrasi, psikotes, interview dan tes kesehatan hingga memberikan

beberapa pelatihan baik softskill, seperti : Communication Skill, dan Achievement

Motivation Training, maupun Hard Skill seperti Produk Knowledge dan beberapa

pelatihan – pelatihan lainnya untuk meningkatkan keterampilan memanajement

SDM agar para calon RO mampu menjalankan perannya secara terampil sesuai

dengan uraian jabatan Relationship Officer (RO) dan juga dapat mencapai target

yang telah ditetapkan. Dalam perekrutan RO, PT PKSS memiliki karakteristik

yang sudah ditetapkan oleh mereka yaitu yang mampu melihat peluang, memiliki

target yang jelas, kepercayaan diri yang tinggi, kemampuan komunikasi yang baik,
9

mengatasi masalah dilapangan secara mandiri dan memiliki daya tahan dalam

menghadapi tekanan yang mutlak harus dimiliki.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan suatu ilmu untuk

memecahkan masalah dan melakukan komunikasi terhadap masalah semi

terstruktur dan tidak terstruktur, tidak seorangpun mutlak mengetahui keputusan

bagaimana seharusnya dibuat. SPK dapat menyediakan informasi, prediksi dan

mengarahkan pengguna informasi untuk melakukan pengambilan keputusan secara

tepat dan baik [4].

2.2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pertama kali diungkapkan

pada tahun 1971 oleh Michael Scoot Morton dengan istilah Management Decision

Sistem (DSS). DSS merupakan sistem yang memberikan fasilitas yang

menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu

digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dimana tak seorangpun tahu

secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat [5].

2.2.2 Pengertian Sistem

Sistem merupakan kumpulan sub-sub sistem (elemen) yang saling

berkorelasi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem

merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab

memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output) [6].

2.2.3 Pengertian Keputusan

Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam

pemecahan masalah tertentu. Tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini
10

manajer akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu disebut pengambilan

keputusan [5].

2.2.4 Jenis-jenis Keputusan

Suatu keputusan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilihat

dari terstrukturannya yang bisa dibagi menjadi bermacam macam klasifikasi dalam

sistem pendukung keputusan guna untuk mempermudah penerapan ilmu sistem

pendukung keputusan dalam berbagai aspek permasalahan. Jenis-jenis keputusan

juga bisa membantu dalam menganalisis sebuah permasalahan yang akan di

selesaikan dengan sistem, berikut adalah jenis-jenis keputusan:

1. Keputusan terstruktur (structure decision)

Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang

dan bersikap rutin.

2. Keputusan semiterstruktur (semistructured decision)

Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang memiliki dua sifat. Sebagian

keputusan bisa ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan

oleh pengambil keputusan.

3. Keputusan tak terstruktur (unstructured decision)

Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena

tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi.

2.2.5 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan

Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari:

1. Data Management
11

Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai

situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Sistem

[7].

2. Model Management

Melibatkan model financial, statistikal, management science, atau berbagai

model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memeberikan ke sistem suatu

kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.

3. Communication (dialog subsistem)

User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui

subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

4. Knowledge Management

Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai

komponen yang berdiri sendiri.

2.2.6 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yaitu:

1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi

terstruktur.

2. Mendukung Penilaian manajer bukan mencoba untuk menggantikannya.

3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada

efisiensinya.

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan

untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas.
12

6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang

dibuat.

7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan.

Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemprosesan dan penyimpanan.

2.2.7 Proses Pengambilan Keputusan Dalam Sistem Pendukung Keputusan

Ada tiga fase dalam proses pengambilan keputusan.

1. Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian ruang lingkup

problematika secara proses pengenalan masalah masukan diperoleh, diproses

dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis

alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi kelayakan solusi.

3. Choice

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan

yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian

diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.

2.2.8 Elemen Sistem Pendukung Keputusan

Elemen sistem pendukung keputusan adalah suatu pembagian ataupun

entitas yang ada pada sistem pendukung keputusan itu sendiri. Secara konsep ada 3

(tiga) elemen yang terkait dengan sistem pendukung keputusan, yaitu :

1. Masalah
13

Dalam sebuah sistem pendukung keputusan terdapat beberapa jenis masalah

yaitu: Masalah terstruktur, masalah semiterstruktur dan masalah tidak

terstruktur.

2. Solusi

Dalam sebuah sistem pendukung keputusan terdapat beberapa jenis solusi

pemecahan masalah diantaranya yaitu: Multi Attribute Decision Making

(MADM) seperti: Metode Simple Additive Weighting (SAW), Metode Weight

Product (WP), Metode Analythical Hierarchy Process (AHP), Metode Topsis

dan lain-lain. Kemudian Metode Multi Criteria Decision Making (MCDM)

seperti: Metode Promethee, Metode Electre, Metode Oreste, Metode Entropi

dan lain-lain. Selain terdapat juga Metode Multi Factor Evaluation Process

(MFEP), Metode Multi Attribute Utility Theory (MAUT), serta Metode

FMADM (Fuzzy Multi Attribute Decision Making) yang terdiri dari F-AHP, F-

SAW, dan lain-lain.

3. Hasil

Hasil atau keluaran dari sebuah sistem pendukung keputusan yaitu berupa

sebuah keputusan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur sebuah kebijakan

dari sebuah masalah yang diteliti atau dibahas.

2.3 Metode MOORA

MOORA (Multi Objective Optimization On the basis of Ratio Analysis)

adalah multiobjektif sistem mengoptimalkan dua atau lebih atribut yang saling

bertentangan secara bersamaan. Metode ini diterapkan untuk memecahkan masalah

dengan perhitungan matematika yang kompleks. MOORA diperkenalkan oleh

Brauers dan Zavadskas pada tahun 2006. Pada awalnya metode ini diperkenalkan
14

oleh Brauers pada tahun 2004 sebagai “Multi-Objective Optimization” yang dapat

digunakan untuk memcahkan berbagai msalah pengambilan keputusan yang rumit

pada lingkungan pabrik. Metode MOORA diterapkan untuk memecahkan banyak

permasalahan ekonomi, manajerial dan kontruksi pada sebuah perusahaan maupun

proyek [8].

Adapun algoritma penyelesaian metode MOORA yaitu sebagai berikut:

1. Langkah Pertama : Menginput Nilai Kriteria.

Menginputkan nilai criteria pada suatu alternatif dimana nilai tersebut nantinya

akan doproses dan hasilnya akan menjadi sebuah keputusan.

2. Langkah Kedua : Merubah Nilai Kriteria menjadi matriks keputusan.

Matriks keputusan berfungsi sebagai pengukuran kinerja dari alternatif I th

pada atribut J th, M adalah alternatif dan n adalah jumlah atribut dan kemudian

sistem rasio dikembangkan dimana setiap kinerja dari sebuah alternatif pada

sebuah atribut dibandingkan dengan penyebut yang merupakan wakil untuk

semua alternatif dari atribut tersebut. Berikut adalah nilai kriteria menjadi

sebuah matriks keputusan:

𝑥11 𝑥12 𝑥13


𝑥 = [ 𝑥21 𝑥22 𝑥23 ]………………………………[2.1]
𝑥𝑚1 𝑥𝑚2 𝑥𝑚3

Keterangan:

X = Matriks Nilai Kriteria

X11 ..Xm3 = Nilai Matriks

3. Langkah Ketiga : Normalisasi pada metode MOORA.

Normalisasi bertujuan untuk menyatukan setiap element matriks sehingga

MOORA dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:


15

𝑥𝑖𝑗 = 𝑥𝑖𝑗 / √[∑𝑚 2


𝑖=1 𝑥𝑖𝑗 ]…………………………………[2.2]

Keterangan:

Xij = Nilai Normalisasi index i dan j

4. Langkah Keempat : Mengurangi nilai maximax dan minmax.

Untuk menandakan bahwa sebuah atribut lebih penting itu bisa dikalikan

dengan bobot yang sesuai (koefisien signifikasi). Saat atribut bobot

dipertimbangkan perhitungan menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝑌𝑖 = ∑𝑔𝑗=1 𝑤𝑗 𝑥𝑖𝑗 − ∑𝑛𝑔+1 𝑤𝑗 𝑤𝑖𝑗 ……………………………[2.3]

Keterangan:

Yi = Hasil pengurangan nilai Min dan Max

Wj = Nilai bobot untuk index ke - j

Xij = Nilai Normalisasi index i dan j

5. Langkah Kelima : Menentukan rangking dari hasil perhitungan MOORA.

2.4 Pemodelan Sistem

Pada perkembangan teknologi perangkat lunak, diperlukan adanya bahasa

yang digunakan untuk memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat dan perlu

adanya standarisasi agar orang di berbagai negara dapat mengerti pemodelan

perangkat lunak [9]. Seperti yang kita ketahui bahwa menyatukan banyak kepala

untuk menceritakan sebuah ide dengan tujuan untuk memahami hal yang sama

tidaklah mudah. Oleh karena itu, diperlukan sebuah bahasa pemodelan perangkat

lunak yang dapat dimengerti oleh banyak orang. UML merupakan metode yang

banyak digunakan untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan desain

perangkat lunak sebuah sistem [10].


16

Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa pemodelan untuk

sistem atau perangkat lunak yang memiliki paradigma berorientasi objek. Abstraksi

konsep dasar UML terdiri dari structural classification, dynamic behavior, dan

model management dapat kita pahami main concepts sebagai term yang akan

muncul pada saat membuat diagram dan view adalah kategori dari diagram tersebut

[11].

1. Use case Diagram

Use case atau diagram use case merupakan pemodelan yang digunakan untuk

menggambarkan sebuah kasus interaksi antara aktor dan sistem meliputi apa

yang dapat dilakukan seorang pengguna terhadap sistem yang dijalankan. Suatu

use case diagram akan ditujukan untuk menyatakan visualisasi interaksi yang

terjadi diantara pengguna (aktor) dengan sistem. Ada 2 elemen penting yang

harus digambarkan, yaitu aktor dan use case. Berikut ini adalah simbol simbol

use case diagram [12]:

Tabel 2.1 Simbol Use case Diagram

No Simbol Nama Keterangan


Actor atau Aktor adalah Abstraction dari
orang atau sistem yang lain yang
mengaktifkan fungsi dari target sistem.
Untuk mengidentifika sikan aktif, harus
1 Aktor
ditentukan pembagian tenaga kerja dan
tugas-tugas yang berkaitan dengan peran
pada konteks target sistem. Orang atau
sistem bisa muncul dalam beberapa peran
17

Tabel 2.2 Simbol Use case Diagram (Lanjutan)

No Simbol Nama Keterangan


Asosiasi antara aktor dan use case,
digambarkan dengan garis
Tanpa panah yang mengindikasikan
2 Asosiasi
siapa atau apa yang meminta interaksi
secara langsung dan bukannya
mengindikasikan data.
Use case menggambarkan fungsionalitas
yang disediakan sistem sebagai unit-unit

3 Use case yang bertukar pesan antar unit dengan


aktif, yang dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja
Asosiasi antara aktor dan use case yang
menggunakan panah terbuka untuk
Asosiasi
4
Pasif mengindikasikan bila aktor berinteraksi
secara pasif dengan sistem
Include, merupakan di dalam use case
lain (required) atau pemanggilan use

5 Include case oleh use case lain, contohnya


adalah pemanggilan sebuah fungsi
program
Extend, merupakan perluasan dari use
6 Extend case lain jika kondisi atau Syarat
terpenuhi
Merupakan batasan yang menbatasi
<System>
7 Boundary antara use case pada sistem dan
pengguna.
18

2. Activity Diagram

Activity Diagram merupakan alur dari sistem atau perangkat lunak berikut ini

activity pada kasir yang berhubungan dengan sistem [13]. Diagram ini tidak

menggambarkan perilaku/proses internal sebuah sistem maupun interaksi antar

subsistem, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktifitas

secara umum atau global [14].

Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram

No Simbol Nama Dekripsi


Start Point, diletakkan pada
1 Status awal pojok kiri atas dan merupakan
awal aktivitas

Activities, menggambar kan suatu


2 Aktivitas
proses/kegiatan bisnis

Decision Points, menggambar kan


Percabangan
3 pilihan untuk pengambilan
/ decision
keputusan, true atau false

4 Status akhir End Point, akhir aktivitas

Memisahkan aktivitas yang


bertanggung jawab terhadap
5
Swimlane aktivitas yang terjadi.
Atau

Fork/percabangan, digunakan
untuk menunjukkan kegiatan
6
Fork yang dilakukan secara paralel
atau untuk menggabungkan dua
kegiatan paralel menjadi satu
19

Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram (Lanjutan)

No Simbol Nama Dekripsi

Join (penggabungan) atau rake,


7
Join digunakan untuk menunjukkan
adanya dekomposisi

3. Class Diagram

Diagram kelas atau class diagram adalah diagram yang menggambarkan

struktur yang berjalan pada sistem dari segi pendefinisisan kelas-kelas yang akan

dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan

metode atau operasi [12].

Tabel 2.3 Simbol Class Diagram

No Simbol Nama Dekripsi

kelas pada struktur system


1 Kelas

Sama dengan konsep


Antarmuka / interface dalam
2 pemrograman berorientasi
interface
nama_Interface objek

relasi antarkelas meliputi


Asosiasi / makna umum, asosiasi
3
association biasanya juga disertai
dengan multiplicity
20

Tabel 2.3 Simbol Class Diagram (Lanjutan)

No Simbol Nama Dekripsi

relasi antarkelas yang satu


Asosiasi berarah digunakan oleh kelas yang
4 / directed lain, asosiasi biasanya juga
association disertai dengan multiplicity

relasi antarkelas meliputi


5 generalisasi makna generalisasi-
spesialisasi (umum-khusus)

relasi antarkelas meliputi


kebergantungan. makna kebergantungan
6
/. dependency antarkelas

relasi antarkelas meliputi


Agregasi /
7 makna semua-bagian
aggregation (whole-part)

2.5 Aplikasi Pengembangan Sistem

Adapun aplikasi-aplikasi yang digunakan yaitu sebagai berikut:

2.5.1 Microsoft Visual Studio 2008

Microsoft Visual Studio 2008 merupakan bagian dari kelompok bahasa

pemograman Visual Studio 2008 yang dikembangkan oleh Microsoft.Visual Basic

2008 terdiri dari beberapa bahasa pemograman di antaranya adalah Microsoft

Visual Basic 2008, Microsoft C# 2008, Micsoroft Visual C++ 2008, Micsoroft

Visual J# dan Visual Web Developer.

Selain itu, kelebihan lain adalah memiliki Object Relational Designer

(O/RDesigner) untuk membantu mengedit LINQ ke SQL yang akan dihubungkan

dengan database dan fitur lain, seperti WPF (Windows Presentation Foundation)
21

dan WCF (Windows Communication Foundation). Semua hal yang baru tersebut

atas menambah kelengkapan aplikasi Microsoft Visual Basic 2008 dalam media dan

dokumen [15].

Microsoft Visual Basic 2008 setara dengan Visual Basic 9.0 yang memiliki

kelebihan-kelebihan, yaitu support dengan bahasa query Language-

IntegretedQuery (LINQ) dan suport dengan database Microsoft SQL Server

Compact 3.5.

Gambar 2.1 Start Page Visual Studio 2008

Berikut ini adalah keterangan dari gambar 2.1 yang menjelaskan tentang

lembar kerja Visual basic 2008:

1. ToolBox

ToolBox adalah tempat menyimpan control yang akan kita gunakan pada

program yang dipasang pada form.

2. Form

Form adalah jendela untuk mendesain suatu form yang terpilih.


22

3. Solution Explorer

Solution Explorer adalah sekumpulan komponen yang terkait pada suatu projek

(solution) yang sedang kita buat. Kita dapat bernavigasi komponen dari projek

kita buat atau tambahan (form, module, reference) melalui jendela Solution

Explorer ini.

4. Properties Windows

Properties Windows adalah jendela yang menunjukkan sekumpulan property

dari suatu komponen yang sedang kita pilih. Di sini kita dapat mengubah nilai

properti suatu komponen sesuai yang kita inginkan saat proses desain aplikasi.

Untuk menggunakan properti yaitu klik terlebih dahulu control yang ingin kita

setting.

5. Errorlist

Errorlist adalah Daftar error, peringatan dan pesan dari Visual basic untuk

pengguna sehingga kita dapat mengantisipasi kesalahan dalam berbagai

penulisan kode serta pengoptimalan penulisan kode karena Visual basic 2010

dilengkapi dengan kecerdasan dalam memberikan pesan peringatan atau

kesalahan dalam penulisan kode oleh penggunanya.

6. Errorlist

Errorlist adalah peralatan yang berfungsi mewakili suatu perintah yang ada pada

Menu bar.

2.5.2 Microsoft Office Access

Microsoft office access adalah aplikasi RDBMS (Relational Database

Management Sistem). Microsoft Access (atau Microsoft Office Access) adalah

sebuah program aplikasi basis data komputer relasional yang ditujukan untuk
23

kalangan rumahan dan perusahaan kecil hingga menengah [16]. Aplikasi ini

merupakan anggota dari beberapa aplikasi Microsoft Office, selain Microsoft Word,

Microsoft Excel dan Microsoft PowerPoint. Aplikasi ini menggunakan mesin basis

data Microsoft Jet Database Engine, dan juga menggunakan tampilan grafis yang

intuitif sehingga memudahkan pengguna.

Gambar 2.2 Tampilan Microsoft Office Access

2.5.3 Crystal Reports

Crystal Reports merupakan program khusus untuk membuat laporan yang

terpisah dengan program Microsoft Visual Basic 2008 tetapi keduanya dapat

dihubungkan (Lingkage). Mencetak dengan Crsytal Reports hasilnya lebih baik dan

lebih mudah. Hal ini karena pada Crystal Reports banyak tersedia obyek-obyek atau

komponen yang mudah digunakan [17].


24

Gambar 2.3 Tampilan Crystal Report


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, atau dibuktikan sutau

pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakn untuk memahami,

memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu.

3.1.1 Pengumpulan Data (Data Colecting)

Dalam tekhnik pengumpulan data terdapat beberapa yang dilakukan

diantaranya yaitu:

1 Observasi

Dalam penelitian ini dilakukan dengan berkunjung langsung ke s sehingga bisa

dilakukan analisis masalah yang dihadapi kemudian diberikan sebuah

rangkuman masalah apa saja yang terjadi selama ini terkait pemilihan

Relationship Officer di PT. Prima Karya Sarana Sejahtera Medan, selain itu juga

dilakukan sebuah analisis kebutuhan dari permasalahan yang ada sehingga dapat

dilakukan pemodelan sistem.

2 Wawancara

Setelah itu dilakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dalam proses

pemilihan Relationship Officer guna menanyakan langsung apa yang menjadi

masalah selama ini. Untuk data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

primer dan sekunder dari PT. Prima Karya Sarana Sejahtera Medan berupa

25
26

hasil wawancara dengan pihak terkait. Berikut adalah data yang didapatkan dari

PT. Prima Karya Sarana SejahteraPT. Prima Karya Sarana Sejahtera dapat dilihat

pada tabel 3.1 berikut ini

Tabel 3.1 Data Alternatif Calon RO

No NAMA Pendidikan Pengalaman Usia Komunikasi Penampilan


FAHRUL 27
Sarjana 3 Tahun Mampu Rapi
1 SAPUTRA
RINI 3 Tahun 29 Sangat
Sarjana Rapi
2 FITRIANY Mampu
TRI SURYA 3 Tahun 28
Sarjana Mampu Rapi
3 PRATAMA
M. LATIF 23
Cukup
TAUFUQUR Sarjana 3 Tahun Rapi
Mampu
4 RAHMAN
RAMLAN 26 Cukup Kurang
Ahli Madya 2 Tahun
5 Mampu Rapi
VERPONDE 29 Sangat
Sarjana 3 Tahun Rapi
6 PRIMASPURI Mampu
YUDHA 27
Kurang
RIZKY Ahli Madya 2 Tahun Mampu
Rapi
7 SYAHBANI
ODHRY 24 Cukup Tidak
SMK/SMA 1 Tahun
8 WIRATAMA Mampu Rapi
ADEK 30
Sangat Kurang
ABDURRAHM Ahli Madya 2 Tahun
Mampu Rapi
9 AN
M. MUQRIZZI 27
Sarjana 3 Tahun Mampu Rapi
10 HAFIZHAM

3.1.2 Studi kepustakaan (Study of literature)

Study literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode

pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengolah bahan

penelitian, study literatur ini dilakukan oleh peneliti setelah menentukan topik

penelitian dan ditetapkannya rumusan permasalahan. Di dalam studi literatur,

penelitian ini banyak menggunakan jurnal-jurnal maupun buku sebagai sumber


27

refrensi. Adapaun refrensi tersebut terkait dengan masalah, bidang keilmuan,

metode yang digunakan serta aplikasi pendukung lainnya.

Dalam penelitian ini menggunakan konsep pendekatan eksperimen maka

dibawah ini adalah metode penelitian yaitu sebagai berikut:

Pengumpulan Data

Analisis Masalah

Perumusan Masalah

Manfaat dan Tujuan

Penerapan Sistem Pendukung


Keputusan

Perhitungan Metode
MOORA

Analisis Hasil

Kesimpulan

Gambar 3.1 Metode Penelitian

Gambar diatas menjelaskan bagaimana cara melakukan penelitian ini. Hal

pertama yang dilakukan adalah perencanaan sampai dengan uji coba eksperimen

di PT. Prima Karya Sarana Sejahtera Medan .

3.2 Alur Kerja Metode MOORA

Alur kerja merupakan suatu langkah-langkah logis tertentu yang digunakan

untuk menyelesaikan suatu masalah dalam perancangan sistem pendukung

keputusan dalam menentukan pemilihan Relationship Officer (RO). Hal ini


28

dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan keberhasilan PT. Prima Karya

Sarana Sejahtera Medan dalam pengelolaan perusahaan. Berikut ini adalah alur

kerja dari metode MOORA:

Gambar 3.2 Alur kerja Algoritma Metode MOORA

3.2.1 Deskripsi data Kriteria PT. Prima Karya Sarana Sejahtera Medan

Pengambilan keputusan ini berdasarkan pada kriteria yang sudah menjadi

penentu dalam melakukan proses menentukan pemilihan Relationship Officer (RO)

untuk PT. Prima Karya Sarana Sejahtera Medan , berikut ini adalah kriteria yang

digunakan:
29

Tabel 3.2 Tabel Keterangan Kriteria

No Kode Kriteria Kriteria Bobot Keterangan


1 C1 Pendidikan 0.30 Benefit
2 C2 Pengalaman 0.25 Benefit
3 C3 Usia 0.20 Benefit
4 C4 Komunikasi 0.15 Benefit
5 C5 Penampilan 0.10 Benefit

Berdasarkan data yang didapat tersebut perlu dilakukan konversi setiap

kriteria untuk dapat dilakukan pengolahan kedalam metode MOORA. Berikut ini

adalah tabel konversi dari kriteria yang digunakan:

Tabel 3.3 Kriteria Pendidikan

Kode Kriteria Keterangan Nilai


Sarjana (S1) 3
C1 Ahli Madya 2
SMK/SMA 1

Tabel 3.4 Kriteria Pengalaman

Kode Nilai
Keterangan
Kriteria
3 Tahun - 4 Tahun 3
C2 2 Tahun - 3 Tahun 2
1 Tahun - 2 Tahun 1

Tabel 3.5 Kriteria Usia

Kode Kriteria Keterangan Nilai


23 Tahun - 25 Tahun 1
C3 26 Tahun - 28 Tahun 2
29 Tahun - 35 Tahun 3
30

Tabel 3.6 Kriteria Komunikasi

Kode Kriteria Keterangan Nilai


Sangat Mampu 5
Mampu 4

C4 Cukup Mampu 3
Kurang Mampu 2
Tidak Mampu 1

Keterangan :

1. Sangat Mampu adalah kondisi dimana seorang pegawai sangat bagus

dalam komunikasi baik dari gaya bicara, bahasa maupun keluwesan

berbicara.

2. Mampu adalah kondisi dimana seorang pegawai memiliki

komunikasi baik dari gaya bicara dan kesopanan.

3. Cukup Mampu adalah kondisi dimana seorang pegawai memiliki

komunikasi baik dari gaya bicara.

4. Kurang Mampu adalah kondisi dimana seorang pegawai komunikasi

kurang baik dalam gaya bicara,

5. Tidak Mampu adalah seorang pegawai yang sama sekali tidak

mampu dalam berkomunikasi.

Tabel 3.7 Kriteria Penampilan

Kode Kriteria Keterangan Nilai


Rapi 3
C5 Kurang Rapi 2
Tidak Rapi 1

Berikut ini adalah data penilaian dari sampel data karyawan yang telah

dideskripsikan sebelumnya.
31

Tabel 3.8 Data Penilaian

No NAMA C1 C2 C3 C4 C5
FAHRUL
Sarjana 3 - 4 Tahun 23 Mampu Rapi
1 SAPUTRA
RINI FITRIANY Sangat
Sarjana 3 - 4 Tahun 25 Rapi
2 Mampu
TRI SURYA
Sarjana 2 - 3 Tahun 22 Mampu Rapi
3 PRATAMA
M. LATIF
Cukup
TAUFUQUR Sarjana 3 - 4 Tahun 19 Rapi
Mampu
4 RAHMAN
RAMLAN Cukup Kurang
Ahli Madya 2 - 3 Tahun 24
5 Mampu Rapi
VERPONDE Sangat
Ahli Madya 3 - 4 Tahun 26 Rapi
6 PRIMASPURI Mampu
YUDHA RIZKY Kurang
Ahli Madya 2 - 3 Tahun 24 Mampu
7 SYAHBANI Rapi
ODHRY Cukup Tidak
SMK/SMA 1 - 2 Tahun 20
8 WIRATAMA Mampu Rapi
ADEK Sangat Kurang
Ahli Madya 2 - 3 Tahun 27
9 ABDURRAHMAN Mampu Rapi
M. MUQRIZZI Cukup
Sarjana 3 - 4 Tahun 23 Rapi
10 HAFIZHAM Mampu

Kemudian data penilaian tersebut dikonversi sesuai dengan aturan yang sudah di

jelaskan.

Tabel 3.9 Hasil Konversi Data Penilaian Alternatif

No NAMA C1 C2 C3 C4 C5
1 A YULI EKA RIAH 3 3 2 4 3
2 ABDUL BASID 3 3 3 5 3
3 ABDUL BASIT I 3 2 2 4 3
4 ABDUL ROHMAT 3 3 1 3 3
5 ABDUL ROHMAT 2 2 2 3 2
6 ABDULLAH HASIM 2 3 3 5 3
7 ABU RAHMAN 2 2 2 4 2
8 ADI KARONA KATAREN 1 1 1 3 1
9 ADI PUTRA SUSILO 2 2 3 5 2
10 AFRIYANTO 3 3 2 3 3
32

3.2.2 Penyelesaian Masalah Dengan Menggunakan Metode MOORA

Sesuai dengan referensi yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,

berikut ini adalah langkah-langkah penyelesaiannya yaitu:

1. Membuat matriks persamaan

Dari data pada tabel 3.8 diatas, kemudian diubah kedalam matriks persamaan:

3 3 2 4 3
3 3 3 5 3
𝑋𝑖𝑗 = 3 2 2 4 3
3 3 1 3 3
2 2 2 3 2
2 3 3 5 3
2 2 2 4 2
1 1 1 3 1
2 2 3 5 2
3 3 2 3 3
2. Melakukan normalisasi matriks

Adapun rumus yang digunakan dalam metode ini.

𝑥𝑖𝑗
𝑥𝑖𝑗 =
√ ∑𝑚 2
𝑗=1 𝑥𝑖𝑗

a. Normalisasi Pendidikan(C1)

Kriteria 1

C1= √32 + 32 + 32 + 32 + 22 + 22 + 22 + 12 + 22 + 32

= √62

= 7.874007874

3
𝐴1.1 = = 0.381000
7.874007874

3
𝐴2.1 = = 0.381000
7.874007874
33

3
𝐴3.1 = = 0.381000
7.874007874

3
𝐴4.1 = = 0.381000
7.874007874

2
𝐴5.1 = = 0.254000
7.874007874

2
𝐴6.1 = = 0.381000
7.874007874

2
𝐴7.1 = = 0.381000
7.874007874

1
𝐴8.1 = = 0.122169
7.874007874

2
𝐴9.1 = = 0.254000
7.874007874

3
𝐴10.1 = = 0.381000
7.874007874

b. Normalisasi Pengalaman (C2)

Kriteria 2

C2= √32 + 32 + 22 + 32 + 22 + 32 + 22 + 12 + 22 + 32

= √62

= 7.874007874
3
𝐴1.2 = = 0.381000
7.874007874

3
𝐴2.2 = = 0.381000
7.874007874

2
𝐴3.2 = = 0.381000
7.874007874

3
𝐴4.2 = = 0.381000
7.874007874

2
𝐴5.2 = = 0.254000
7.874007874

3
𝐴6.2 = = 0.381000
7.874007874

2
𝐴7.2 = = 0.254000
7.874007874
34

1
𝐴8.2 = = 0.122169
7.874007874

2
𝐴9.2 = = 0.254000
7.874007874

3
𝐴10.2 = = 0.381000
7.874007874

c. Normalisasi Usia(C3)

Kriteria 3

C3= √22 + 32 + 2 + 12 + 22 + 32 + 22 + 12 + 32 + 22

= √49

=7
2
𝐴1.3 = = 0.285714
7

3
𝐴2.3 = = 0.428571
7

2
𝐴3.3 = = 0.285714
7

1
𝐴4.3 = = 0.142857
7

2
𝐴5.3 = = 0.285714
7

3
𝐴6.3 = = 0.428571
7

2
𝐴7.3 = = 0.285714
7

1
𝐴8.3 = = 0.142857
7

3
𝐴9.3 = = 0.428571
7

2
𝐴10.3 = = 0.285714
7

d. Normalisasi Komunikasi (C4)

Kriteria 4
35

C4=√42 + 52 + 42 + 32 + 32 + 52 + 42 + 32 + 52 + 32

= √166 = 12.60952021

4
𝐴1.5 = = 0.310460
12.60952021

5
𝐴2.5 = = 0.388075
12.60952021

4
𝐴3.5 = = 0.310460
12.60952021

3
𝐴4.5 = = 0.232845
12.60952021

3
𝐴5.5 = = 0.232845
12.60952021

5
𝐴6.5 = = 0.388075
12.60952021

4
𝐴7.5 = = 0.310460
12.60952021

3
𝐴8.5 = = 0.388075
12.60952021

5
𝐴9.5 = = 0.388075
12.60952021

3
𝐴10.5 = = 0.237915
12.60952021

e. Normalisasi Penampilan (C5)

Kriteria 5

C5= √32 + 32 + 32 + 32 + 22 + 32 + 22 + 12 + 22 + 32

= √67

= 7.874007874

3
𝐴1.5 = = 0.381000
7.874007874

3
𝐴2.5 = = 0.381000
7.874007874

3
𝐴3.5 = = 0.381000
7.874007874
36

3
𝐴4.5 = = 0.381000
7.874007874

2
𝐴5.5 = = 0.254000
7.874007874

3
𝐴6.5 = = 0.381000
7.874007874

2
𝐴7. = = 0.254000
7.874007874

1
𝐴8.5 = = 0.122169
7.874007874

2
𝐴9.5 = = 0.254000
7.874007874

3
𝐴10.5 = = 0.381000
7.874007874

Berdasarkan perhitungan di atas, berikut ini adalah matriks ternormalisasi

yaitu sebagai berikut:

0.381000 0.381000 0.285714 0.317221 0.366508


0.381000 0.381000 0.428571 0.396526 0.366508
𝑋𝑖𝑗 ∗ 𝑊𝑗 = 0.381000 0.254000 0.285714 0.317221 0.366508
0.381000 0.381000 0.142857 0.237915 0.366508
0.254000 0.254000 0.285714 0.237915 0.244339
0.254000 0.381000 0.428571 0.396526 0.366508
0.254000 0.254000 0.285714 0.317221 0.244339
0.127000 0.127000 0.142857 0.237915 0.122169
0.254000 0.254000 0.428571 0.396526 0.244339
0.381000 0.381000 0.285714 0.237915 0.366508
0.381000 0.381000 0.285714 0.317221 0.366508
0.381000 0.381000 0.428571 0.396526 0.366508
0.381000 0.254000 0.285714 0.317221 0.366508
0.381000 0.381000 0.142857 0.237915 0.366508
0.254000 0.254000 0.285714 0.237915 0.244339

Hasil keseluruhan dari perhitungan Nilai Matriks Kinerja Ternormalisasi diatas

dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini


37

Tabel 3.9 Nilai Matriks Kinerja Ternormalisasi

No Alternatif C1 C2 C3 C4 C5
1 FAHRUL SAPUTRA 0.381000 0.381000 0.285714 0.317221 0.366508
2 RINI FITRIANY 0.381000 0.381000 0.428571 0.396526 0.366508
TRI SURYA
3 PRATAMA 0.381000 0.254000 0.285714 0.317221 0.366508
M. LATIF TAUFUQUR
4 RAHMAN 0.381000 0.381000 0.142857 0.237915 0.366508
5 RAMLAN 0.254000 0.254000 0.285714 0.237915 0.244339
VERPONDE
6 PRIMASPURI 0.254000 0.381000 0.428571 0.396526 0.366508
YUDHA RIZKY
7 SYAHBANI 0.254000 0.254000 0.285714 0.317221 0.244339
8 ODHRY WIRATAMA 0.127000 0.127000 0.142857 0.237915 0.122169
ADEK
9 ABDURRAHMAN 0.254000 0.254000 0.428571 0.396526 0.244339
M. MUQRIZZI
10 HAFIZHAM 0.381000 0.381000 0.285714 0.237915 0.366508

Selanjutnya melakukan perhitungan optimasi nilai atribut dengan mengalikan Nilai

Matriks Kinerja Ternormalisasi dan nilai masing masing bobot

a. Mengoptimalisasi Nilai Atribut

0.381000 0.381000 0.285714 0.317221 0.366508


0.381000 0.381000 0.428571 0.396526 0.366508
0.381000 0.254000 0.285714 0.317221 0.366508
Xij = * Wj
0.381000 0.381000 0.142857 0.237915 0.366508
0.254000 0.254000 0.285714 0.237915 0.244339
0.254000 0.381000 0.428571 0.396526 0.366508
0.254000 0.254000 0.285714 0.317221 0.244339
0.127000 0.127000 0.142857 0.237915 0.122169
0.254000 0.254000 0.428571 0.396526 0.244339
0.381000 0.381000 0.285714 0.237915 0.366508
0.381000 0.381000 0.285714 0.317221 0.366508
0.381000 0.381000 0.428571 0.396526 0.366508
0.381000 0.254000 0.285714 0.317221 0.366508
0.381000 0.381000 0.142857 0.237915 0.366508
0.254000 0.254000 0.285714 0.237915 0.244339
38

Maka Nilai Xij ∗ Wj yaitu sebagai berikut:

0.114300 0.095250 0.057143 0.047583 0.036651


0.114300 0.095250 0.085714 0.059479 0.036651
0.114300 0.063500 0.057143 0.047583 0.036651
Xij ∗ Wj =
0.114300 0.095250 0.028571 0.035687 0.036651
0.076200 0.063500 0.057143 0.035687 0.024434
0.076200 0.095250 0.085714 0.059479 0.036651
0.076200 0.063500 0.057143 0.047583 0.024434
0.038100 0.031750 0.028571 0.035687 0.012217
0.076200 0.063500 0.085714 0.059479 0.024434
0.114300 0.095250 0.057143 0.035687 0.036651
0.114300 0.095250 0.057143 0.047583 0.036651
0.114300 0.095250 0.085714 0.059479 0.036651
0.114300 0.063500 0.057143 0.047583 0.036651
0.114300 0.095250 0.028571 0.035687 0.036651
0.076200 0.063500 0.057143 0.035687 0.024434

3. Mengurangi Nilai Maximax dan Minmax

Karena pada kriteria tidak terdapat nilai Cost, maka nilai Yi adalah total dari

nilai perkalian Xij ∗ Wj dari setiap alternatif.

Tabel 3.10 Nilai Perhitungan 𝑌𝑖 Pada Metode MOORA

Maximum Minimum Yi
Alternatif (C1+C2+C3
(Max-Min)
C4+C5)
FAHRUL SAPUTRA 0.350927 0 0.350927
RINI FITRIANY 0.391394 0 0.391394
TRI SURYA PRATAMA 0.319177 0 0.319177
M. LATIF TAUFUQUR RAHMAN 0.310460 0 0.310460
RAMLAN 0.256964 0 0.256964
VERPONDE PRIMASPURI 0.353294 0 0.353294
YUDHA RIZKY SYAHBANI 0.268860 0 0.268860
ODHRY WIRATAMA 0.146326 0 0.146326
ADEK ABDURRAHMAN 0.309327 0 0.309327
M. MUQRIZZI HAFIZHAM 0.339031 0 0.339031
39

4. Menentukan Rangking dari Hasil Perhitungan MOORA

Adapun sesuai dengan kasus penentuan pemilihan Relationship Officer

(RO) PT. Prima Karya Sarana Sejahtera Medan di atas maka yang dijadikan

penentu dalam mengambil keputusan perangkingan adalah nilai yang tertinggi atau

nilai terbesar. Dari hasil diatas berikut ini tabel hasil keputusan perangkingannya.

Tabel 3.11 Perangkingan MOORA


No Nama Nilai Rangking
1 FAHRUL SAPUTRA 0.350927 Rangking - 3
2 RINI FITRIANY 0.391394 Rangking - 1
3 TRI SURYA PRATAMA 0.319177 Rangking - 4
M. LATIF TAUFUQUR
0.31046
4 RAHMAN Rangking - 7
5 RAMLAN 0.256964 Rangking - 9
6 VERPONDE PRIMASPURI 0.353294 Rangking - 2
7 YUDHA RIZKY SYAHBANI 0.26886 Rangking - 8
8 ODHRY WIRATAMA 0.146326 Rangking - 10
9 ADEK ABDURRAHMAN 0.309327 Rangking - 6
10 M. MUQRIZZI HAFIZHAM 0.339031 Rangking - 5

Berarti kesimpulan yang diperoleh adalah nilai terbesar berada pada Rini

Fitriany kemudian diikuti oleh Verponde Primaspuri dan Fahrul Saputra, maka

dari itu apabila PT. Prima Karya Sarana Sejahtera Medan ingin merekrut 3

orang, berarti 3 nama diatas yang akan menjadi Relationship Officer.


BAB IV

PEMODELAN DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1 Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem adalah proses untuk membangun atau membentuk sutau

model dari suatu sistem nyata dalam bahasa Formal tertentu. Pemodelan sistem

merupakan sala satu elemen yang penting dalam merancang suatu sistem atau

aplikasi. Dalam perancangan Aplikasi E- Recruitment pemilihan Relationship

Officer dengan metode MOORA ini menggunakan beberapa diagram Unified

Modelling Language di antaranya adalah Use Case Diagram, Activity Diagram dan

Class Diagram. Sebelum membuat Use Case Diagram, dibutuhkan skenario dalam

menjalankan sistem, maka dari itu berikut adalah skenario sistem.

1. Skenario Login

Aktor : Admin

Deskripsi : Pengguna untuk mengisi data username dan password pada

program untuk masuk ke menu utama program. Aplikasi

memverifikasi username dan password, apabila

terverifikasi maka sistem akan menampilkan menu utama,

apabila tidak terverifikasi maka sistem akan menampilkan

pesan gagal. Disini Form login difungsikan untuk

mengamankan sistem.

40
41

Tabel 4.1 Skenario Login

Admin <System>
1. Membuka Aplikasi
2. Menampilkan Form Login
3. Input Username dan Password
4. Menekan Tombol Login
5. Melakukan verifikasi
6. Menampilkan Menu Utama

2. Skenario Kelola Data Calon Relationship Officer

Aktor : Admin

Deskripsi : Memungkinkan pengguna mengelola data Calon

Relationship Officer di sistem baik itu menambahkan,

mengubah maupun menghapus data Calon Relationship

Officer.

Tabel 4.2 Skenario Calon Relationship Officer

Admin <System>
1. Memilih Menu Calon Relationship
Officer
2. Menampilkan Form data Calon
Relationship Officer
3. Input data Data Calon Relationship
Officer
4. Menekan tombol simpan
5. Menyimpan Data Calon
Relationship Officer
6. Menampilkan hasil penyimpanan
kedalam listview
7. Mengubah Data Calon Relationship
Officer yang sudah ada
8. Mengubah data yang sudah ada di
database
9. Menghaspus Data Calon Relationship
Officer
10. Menghapus data terpilih di
database kemudian Menampilkan
hasil sisa data kedalam listview
42

3. Skenario Kelola Data Kriteria

Aktor : Admin

Deskripsi : Memungkinkan pengguna mengubah data kriteria di sistem.

Pada bagian ini pengguna hanya dapat mengubah bobot

kriteria dan keterangan kriteria saja, kriteria tidak dapat

ditambah dan dihapus dikarenakan aplikasi yang akan

dirancang hanya digunakan pada 5 kriteria saja secara

permanen.

Tabel 4.5 Skenario Kriteria

Admin <System>

1. Memilih Menu Kriteria

2. Menampilkan Form Kriteria

3. Input data Data Kriteria

4. Menekan tombol Ubah

5. Mengubah Data Kriteria


6. Menampilkan hasil
penyimpanan kedalam
listview

10. Skenario Kelola Data Penilaian

Aktor : Admin

Deskripsi : pengguna mengelola data Penilaian di sistem. Pengguna

dapat menambahkan, mengubah maupun menghapus data

Penilaian. Kemudian aplikasi menampilkan data yang telah

tersimpan
43

Tabel 4.6 Skenario Kelola Data Penilaian

Admin <System>
1. Memilih Menu Penilaian
2. Menampilkan Form data
Penilaian
3. Input data Data Penilaian
4. Menekan tombol simpan
5. Menyimpan Data Penilaian
6. Menampilkan hasil
penyimpanan kedalam
listview
7. Menginput Data Penilaian
yang sudah ada
8. Mengganti data yang sudah
ada

12. Skenario Proses Algoritma MOORA

Aktor : Admin

Deskripsi : Memungkinkan pengguna untuk mendapatkan hasil

perhitungan dengan menggunakan Algoritma MOORA.

Aplikasi akan menghitung dan menunjukan hasil dari

perhitungan nilai metode MOORA.

Tabel 4.7 Skenario Proses Algoritma MOORA

Admin <System>
1. Membuka Form Proses
MOORA
2. Menampilkan Form Proses
MOORA
3. Menekan tombol proses
4. Sistem Menghitung data
penilaian dengan Metode
MOORA
5. Menampilkan hasil
Perhitungan
44

13. Skenario Cetak Laporan

Aktor : Admin

Deskripsi : Memungkinkan pengguna untuk mendapatkan hasil

perankingan untuk dapat menentukan keputusan. Pengguna

sudah melakukan proses MOORA terhadap data penilaian

Calon Relationship Officer kemudian pengguna

mendapatkan semua hasil perankingan dan perekrutan

Relationship Officer.

Tabel 4.12 Skenario Cetak Hasil

Admin <System>
1. Membuka Form Laporan
2. Menampilkan hasil dalam
bentuk laporan
3. Menekan tombol print
4. Mencetak hasil

Berdasarkan skenario diatas, berikut adalah gambar Use Case Diagram-nya yaitu

sebagai berikut:
45

Gambar 4.1 Use Case Diagram MOORA

Berdasarkan deskripsi dari Use Case Diagram diatas maka berikut ini adalah

gambar Activity Diagram-nya yaitu sebagai berikut:


46

Gambar 4.2 Activity Diagram Analisis MOORA

Berikut ini adalah rancangan dari Class Diagram dari sistem yang dirancang yaitu

sebagai berikut:
47

Gambar 4.3 Class Diagram

4.2 Rancangan Basis Data

Perancangan database merupakan sebuah rancangan yang berupa gambaran

dari sistem yang akan dibangun dan digunakan sebagai tempat penyimpanan data-

data. Berikut tampilan rancangan tabel pada database Sistem Pendukung

Keputusan untuk menentukan Calon Relationship Officer terbaik .

1. Nama Tabel : Tabel Login

Struktur tabel dari Data Login yaitu :

Tabel 4.13 Tabel Login

No. Field Name Data Type Size Description


1. Username Text 20 Nama pengguna Aplikasi
2. Password Text 20 Password
48

2. Nama Tabel : Tabel Data Calon Relationship Officer

Struktur tabel dari Data Calon Relationship Officer yaitu :

Tabel 4.14 Tabel Data Calon Relationship Officer

No. Field Name Data Type Size Description


1. KodeAlternatif Text 20 Primary Key
Text 50 Nama Calon
2. Nama Relationship
Officer
Text 50 Alamat Calon
3. Alamat Relationship
Officer
4. JenisKelamin Text 20 Jenis Kelamin
5. Usia Text 20 Usia

3. Nama Tabel : Tabel Data Kriteria

Struktur tabel dari Tabel Kriteria yaitu :

Tabel 4.15 Tabel Data Kriteria

No. Field Name Data Type Size Description


1. KodeKriteria Text 20 Kode Kriteria
2. NamaKriteria Text 50 Nama Kriteria
3. Bobot Number 20 Bobot
4. Keterangan Text 20 Keterangan

4. Nama Tabel : Tabel Data Penilaian

Struktur tabel dari Tabel Data Penilaian yaitu :

Tabel 4.14 Tabel Data Penilaian

No. Field Name Data Size Description


Type
1. KodeAlternatif Text 20 Primary Key
Text 50 Nama Calon
2. Nama
Relationship Officer
3. Pendidikan Number 20 Pendidikan
4. Pengalaman Number 20 Pengalaman
5. Usia Number 20 Usia
6. Komunikasi Number 20 Komunikasi
7. Penampilan Number 20 Penampilan
49

5. Nama Tabel : Tabel Data Hasil

Struktur tabel dari Tabel Hasil Data yaitu :

Tabel 4.17 Tabel Data Hasil

No. Field Name Data Type Size Description


1. KodeAlternatif Text 20 Primary Key
Text 50 Nama Calon Relationship
2. Nama
Officer
3. Yi Number 20 Nilai hasil MOORA
4. Keterangan Text 20 Keterangan

4.3 Rancangan Antar Muka

Dalam tahap perancangan sistem ini akan membahas mengenai rancangan

interface dari sistem yang akan dibangun. Hasil rancangan ini nantinya akan

diterapkan kedalam pemograman Microsoft Visual Basic 2008.

1. Perancangan Form Login

Form login dirangcang untuk menjaga sistem agar tidak sembarangan orang

dapat menggunakannya, hanya yang memiliki akses user saja yang akan

menggunakan sistem ini. Berikut adalah rancangan Form login.

Form Login

Username xxxxxxxxxxxxxxx
Logo Password xxxxxxxxxxxxxxx

Login Cancel

Gambar 4.4 Rancangan Form Login


50

2. Perancangan Form Menu Utama

Pada Form menu utama ini digunakan untuk menghubungkan Form lainnya

baik itu Form Calon Relationship Officer, Form Kriteria, Form Penilaian dan

MOORA maupun Laporan, setelah user berhasil login. Berikut adalah tampilan

dari Form Menu Utama

Form Menu Utama

File Proses MOORA Laporan Keluar

E- Recruitment pemilihan Relationship Officer (RO) dengan metode


Multi Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis
(Moora)
( Studi Kasus : PT. Prima Karya Sarana Sejahtera Medan)

Gambar 4.5 Rancangan Form Menu Utama

3. Perancangan Form Calon Relationship Officer

Form Calon Relationship Officer digunakan untuk mengelola data Calon

Relationship Officer kedalam sistem baik itu menambahkan data, mengubah

maupun menghapus dan kemudian disimpan ke dalam database. Berikut adalah

gambar perancangan Form Calon Relationship Officer.


51

Form Data Karyawan

Kode Alternatif
Nama

Alamat
Usia
Jenis Kelamin

99 xxx xxx xxx xxx 99

Simpan Ubah Bersih Hapus

Gambar 4.6 Rancangan Form Calon Relationship Officer

4. Perancangan Form Data Kriteria

Form Data Kriteria digunakan untuk memasukkan Data Kriteria kedalam sistem

dan kemudian disimpan ke dalam database. Berikut adalah gambar perancangan

Form Data Kriteria

Form Kriteria

Kode xxx
Nama Kriteria xxx Kode Username
Nama Bobot Keterangan
Bobot 99.99 xxx xxx 100 xxx
Keterangan xxx

Ubah Keluar

Gambar 4.7 Rancangan Form Input Data Kriteria


52

5. Perancangan Form Data Penilaian

Form Data Penilaian digunakan untuk memasukkan data Calon Relationship

Officer yang telah dinilai ke dalam sistem sesuai dengan kriteria yang ada dan

kemudian disimpan ke dalam database. Berikut adalah gambar perancangan

Form Data Penilaian

Form Data Penilaian

KodeAlternatif xxx
Nama xxx
Pendidikan 999
Pengalaman 999
Usia 999
Komunikasi 999
Penampilan 999

Simpan Ubah

Bersih Hapus

Gambar 4.8 Rancangan Form Data Penilaian

6. Perancangan Form Proses MOORA

Form ini digunakan untuk menghitung dan mencari hasil perhitungan

berdasarkan nilai kriteria yang diinputkan kedalam sistem berdasarkan algoritma

dari metode MOORA. Berikut ini adalah desain untuk Form Proses MOORA.
53

Form Proses MOORA

Kode Nama Nilai Yi Rangking

xxx xxx 999 999


Proses MOORA
Kode Type/Merek Proverty GAP Proverty Line APE / MAPE

Simpan
Hasil Rekrutmen Relationship Officer

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Keluar

Gambar.4.9 Rancangan Form Analisis MOORA

7. Perancangan Form Laporan

Form laporan ini digunakan untuk hasil dari penilaian Calon Relationship

Officer yang telah diperoleh dari Form proses MOORA yang telah disimpan.

Form ini akan menggunakan bentuk dari CrystalReport yang menyajikan data

dari database dari hasil penentuan Calon Relationship Officer terbaik. Berikut

ini adalah desain untuk Form Laporan.

Form Laporan

Logo PT. Prima Karya Sarana Sejahtera Medan


Data Hasil Rekrutment Relationship Officer

ID
Username
Nama Nila Yi Keterangan

xxx xxx 999 XXX

Diketahui Oleh

(___________)

Gambar.4.10 Rancangan Form Laporan


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Hasil Tampilan Antarmuka adalah tahapan dimana sistem atau aplikasi siap

untuk dioperasikan pada keadaan yang sebenarnya sesuai dari hasil analisis dan

perancangan yang dilakukan, sehingga akan diketahui apakah sistem atau aplikasi

yang dirancang benar-benar dapat menghasilkan tujuan yang dicapai.

5.1.1 Hasil Tampilan Antarmuka

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan ini dilengkapi dengan tampilan

yang bertujuan untuk memudahkan penggunanya. Fungsi dari antaramuka ini

adalah untuk memberikan input dari aplikasi. Pada aplikasi ini memiliki interface

yang terdiri dari Form Login, Form Menu Utama, Form Data Alternatif, Form

Kriteria, Form Penilaian, Form Proses Moora dan Form Laporan.

1. Form Login

Form Login digunakan untuk mengamankan sistem dari user-user yang tidak

bertanggung jawab sebelum masuk ke Menu Utama. Berikut adalah tampilan

Form Login :

Gambar 5.1 Form Login

54
55

Berikut keterangan pada gambar 5.1 Form Login :

a. Tombol login digunakan untuk memvalidasi username dan password yang

telah kita isi pada kotak teks yang disediakan.

b. Tombol batal digunakan untuk membatalkan penggunaan aplikasi, apabila

pengguna menekan tombol ini, aplikasi akan tertutup.

2. Form Menu Utama

Form Menu Utama digunakan sebagai penghubung untuk Form Data Alternatif,

Form Kriteria, Form Penilaian, Form Proses Moora dan Form Laporan Selain

itu, ada beberapa menu lainnya salah satunya ada menu Keluar bertujuan untuk

mengakhiri program secara keseluruhan.

Gambar 5.2 Form Menu Utama

3. Form Data Alternatif Calon Relationship Officer

Form Data Alternatif Calon Relationship Officer adalah form yang berfungsi

untuk mengelola Data Alternatif yaitu nama Calon Relationship Officer yang

diperoleh dari PT Prima Karya Sarana Sejahtera Medan yang akan diseleksi.

Pada form ini, user dapat menginputkan nama baru atau menghapus serta

mengubah Data Alternatif.


56

Gambar 5.3 Form Data Alternatif Calon Relationship Officer

Berikut keterangan fungsi dari tombol-tombol yang ada pada gambar 5.3 form

Data Alternatif:

a. Tombol simpan digunakan untuk menyimpan Data Alternatif.

b. Tombol ubah digunakan untuk mengubah Data Alternatif yang telah ada

sebelumnya.

c. Tombol hapus digunakan untuk menghapus Data Alternatif yang telah ada

sebelumnya.

d. Tombol keluar digunakan untuk menutup form.

4. Form Kriteria

Form Kriteria adalah Form yang digunakan untuk mengelola Data Kriteria yang

ada pada Sistem. Berikut adalah tampilan form Data Kriteria:


57

Gambar 5.4 Form Data Kriteria

Berikut keterangan pada gambar 5.4 form Data Kriteria:

a. Tombol Ubah digunakan untuk mengubah Data Kriteria yang telah ada

sebelumnya.

b. Tombol Keluar digunakan untuk menutup form.

5. Form Penilaian

Form Penilaian adalah Form yang digunakan untuk mengelola data penilaian

tiap nama Calon Relationship Officer yang ada berdasarkan data kriteria. Berikut

adalah tampilan form Data Penilaian:

Gambar 5.5 Form Penilaian


58

Berikut keterangan fungsi dari tombol-tombol yang ada pada gambar 5.5 Form

Penilaian:

a. Tombol Simpan digunakan untuk menyimpan Data Penilaian.

b. Tombol Ubah digunakan untuk mengubah Data Penilaian yang telah ada

sebelumnya.

c. Tombol Hapus digunakan untuk menghapus Data Penilaian yang telah ada

sebelumnya.

d. Tombol keluar digunakan untuk menutup form.

e. Tombol Proses Moora >> digunakan untuk melanjutkan penilaian ke proses

Moora.

6. Form Proses Moora

Form Proses Moora adalah Form yang digunakan untuk mengolah Data

Alternatif dan mencari hasil keputusan dalam menentukan Calon Relationship

Officer. Berikut adalah tampilan form Proses Moora:

Gambar 5.6 Form Proses Moora


59

Berikut keterangan pada gambar 5.6 form Proses Moora:

a. Tombol Proses digunakan untuk menghitung data penilaian yang telah

diinputkan sebelumnya dan kemudian diolah dengan algoritma Moora.

b. Tombol Simpan Hasil digunakan untuk menyimpan data hasil proses.

c. Tombol Keluar digunakan untuk menutup form.

7. Form Laporan

Form Laporan adalah form yang digunakan untuk menampilkan hasil dari

algoritma Moora yang mengolah tentang penentuan Calon Relationship Officer.

Berikut ini adalah tampilan dari form Laporan:

Gambar 5.7 Form Laporan

5.1.2 Hasil Pengujian

Pengujian dilakukan dengan cara pengujian blackbox dimana pengujian

blackbox adalah adalah metode pengujian perangkat lunak yang menguji

fungsionalitas aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja.

Pengetahuan khusus dari kode aplikasi / struktur internal dan pengetahuan

pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Berikut ini adalah pengujian

blackbox di setiap form yang telah dirancang.


60

Tabel 5.1 Blackbox Testing

Nama
No Test Case Hasil Pengujian Keterangan
Pengujian
Sistem akan memproses
username dan password,
Form Login jika sesuai maka akan
1 (Login, muncul menu utama, dan Valid
Cancel) jika tidak maka akan
muncul pesan “Login
Gagal”
2 Form Data Form Data Alternatif
Alternatif dapat berjalan dengan
(Simpan, baik. Data Alternatif
Ubah, dapat berubah sesuai
Valid
Hapus) kondisi tombol yang
dipilih serta dapat
ditampilkan dalam
listview
3 Form Data Form data kriteria dapat
Kriteria berjalan dengan baik.
(Ubah) Data kriteria dapat
berubah sesuai kondisi Valid
tombol yang dipilih serta
dapat ditampilkan dalam
listview
4 Form Data
Penilaian Form Data Penilaian
(Simpan, dapat berjalan dengan
Ubah, baik. Data Penilaian dapat
Hapus) berubah sesuai kondisi Valid
tombol yang dipilih serta
dapat ditampilkan dalam
listview
5 Form
Proses
Hasil perhitungan Moora
(Proses
dapat ditampilkan dengan
Moora) Valid
baik sesuai parameter dan
perhitungan manual.
61

5.2 Pembahasan

Bagian pembahasan berisi tentang spesifikasi kebutuhan sistem dan

identifikasi sistem berupa kelebihan serta kelemahan sistem. Berikut ini adalah

spesifikasi kebutuhan sistem.

5.2.1 Spesifikasi Kebutuhan Sistem

1. Perangkat Keras (Hardware)

Kebutuhan sistem yang digunakan dalam mengoperasikan sistem ini adalah

sebuah komputer/laptop dengan spesifikasi :

a. Processor Minimal Intel Celeron

b. RAM 2 GB

c. Hardisk minimal 10 Gb yang tersedia

d. Printer

2. Perangkat Lunak (Software)

Kebutuhan software yang digunakan dalam mengoperasikan sistem ini adalah

sebagai berikut :

a. Sistem Operasi Minimal Windows 7.

b. Visual Studio dengan Net Framework 3.0.

c. Crystal Report

d. Minimal Microsoft Office Access 2007.

5.2.2 Identifikasi Sistem

Berikut adalah identifikasi sistem yang diperoleh berdasarkan pengujian yang

telah dilakukan.

1. Kelebihan Sistem

Adapun kelebihan dari sistem ini adalah sebagai berikut :


62

a. Aplikasi ini dapat melakukan perhitungan dalam penentuan Moora dengan

cepat, sehingga lebih menghemat waktu dalam pengambilan hasil keputusan

penentuan Relationship Officer.

b. Sistem ini menggunakan metode Moora sebagai metode pemecahan masalah,

sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan perhitungan manual yang telah

dijelaskan pada penelitian ini dibagian Bab III Metodologi Penelitian.

c. Sistem dibuat dengan tampilan sederhana dan mudah digunakan.

d. Sistem mampu berjalan dengan baik pada spesifikasi komputer minimum.

2. Kelemahan Sistem

Adapun kelemahan sistem ini adalah sebagai berikut :

a. Sistem yang dirancang ini masih belum dapat menggunakan fungsi tambah

kriteria secara otomatis tanpa harus mengubah code pada form kriteria.

b. Aplikasi ini hanya dapat berjalan di Sistem Operasi Windows dan harus

mempunyai Net Framework versi 3.0 keatas.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam kasus yang diangkat

dalam analisis masalah penentuan Calon Relationship Officer, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam menerapkan metode MOORA dalam membentuk E- Recruitment

pemilihan Relationship Officer ( Studi Kasus : PT. Prima Karya Sarana Sejahtera

Medan) dapat dilakukan dengan beberapa kriteria pendukung yang telah

diberikan bobot diantaranya adalah pendidikan, pengalaman, usia, komunikasi

dan penampilan.

2. Dalam merancang Aplikasi E- Recruitment pemilihan Relationship Officer

dengan metode MOORA ( Studi Kasus : PT. Prima Karya Sarana Sejahtera

Medan), dapat diselesaikan dengan menggunakan bantuan pemodelan UML,

dengan kata lain aplikasi digambarkan pada bentuk Use Case Diagram,

Activity Diagram dan Class Diagram. Kemudian dilakukan pengkodean

dengan perancangan tersebut sehingga tercipta sebuah aplikasi berbasis desktop.

3. Dalam mengimplementasikan E- Recruitment pemilihan Relationship Officer

dengan metode MOORA (Studi Kasus : PT. Prima Karya Sarana Sejahtera

Medan) dilakukan dengan penyeleksian 10 orang calon Relationship Officer

yang telah diberikan penilaian. Kemudian mengolah Data Alternatif tersebut

dengan alur metode Moora.

63
64

6.2 Saran

Untuk meningkatkan kemampuan dan fungsi dari program ini ada beberapa

saran yang dapar diberikan untuk pengembangan yang bisa dilakukan yaitu

1. Program yang dibuat ini masih dapat dikembangkan lebih lanjut dengan

menambahkan fitur tambah dan hapus data kriteria, sehingga variabel yang ada

pada program dapat digunakan secara dinamis.

2. Sebaiknya program dikembangkan ke bahasa pemrograman yang lain selain

platform windows sehingga dapat digunakan di beberapa device seperti tab,

macbook, maupun smartphone.

3. Dalam pengembangan selanjutnya, peneliti berikutnya dapat menggunakan

metode lain seperti ORESTE, Fuzzy dan lain sebagainya.

4. Program yang dibangun dapat dikembangkan ke bentik web aplication, maupun

mobile.
65

DAFTAR PUSTAKA

[1] Maulana Norhafizi, Sulastini, Mohammad Zainul, "ANALISIS SISTEM


REKRUTMEN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA
KARYAWAN PADA CV. SUMBER BERKAH REZEKI," Jurnal Ilmiah
WIDYA,, vol. 1, no. 1, 2020.

[2] Asyahri Hadi Nasyuha, Muhammad Dahria, Tugiono, "SISTEM


PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MANDOR
MENGGUNAKAN METODE TOPSIS," Saintikom, vol. 16, no. 1, pp. 77-
86, 2017.

[3] S. Manurung, "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN


GURU DAN PEGAWAI TERBAIK MENGGUNAKAN METODE
MOORA," Jurnal SIMETRIS, vol. 9, no. 1, 2018.

[4] Juniar Hutagalung, Azlan, "Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Dana


BOS Menggunakan Metode Analitical Hierarchy Process (AHP)," Prosiding
Seminar Nasional Riset Dan Information Science (SENARIS), vol. 2, pp. 13-
23, 2020.

[5] T. Noviyanti, "SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DALAM


PENERIMAAN BEASISWA PPA MENGGUNAKAN METODE
ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS:
UNIVERSITAS GUNADARMA)," Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa,
vol. 24, no. 1, pp. 35-45, 2019.

[6] M. Hasbiyalloh, "APLIKASI PENJUALAN BARANG PERLENGKAPAN


HAND PHONE DI ZILDAN CELL SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA," JUMANTAKA, vol. 1, no. 1, 2018.

[7] A. H. Hasugian and H. Cipta, "Analisa Dan Perancangan Sistem Pendukung


Keputusan Pemilihan Pasangan Hidup Menurut Budaya Karo Dengan
Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP)," ALGORITMA:
Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika, p. 1, 2018.

[8] S. Manurung, "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN


GURU DAN PEGAWAI TERBAIK MENGGUNAKAN METODE
MOORA," Jurnal SIMETRIS, vol. 9, no. 1, 2018.

[9] Suendri, "Implementasi Diagram UML (Unified Modelling Language) Pada


Perancangan Sistem Informasi Remunerasi Dosen Dengan Database Oracle
66

(Studi Kasus: UIN Sumatera Utara Medan)," ALGORITMA: Jurnal Ilmu


Komputer dan Informatika, p. 1, 2018.

[10] Fifin Sonata, Vina Winda Sari, "Pemanfaatan UML (Unified Modeling
Language) Dalam Perancangan Sistem Informasi E-Commerce Jenis
Customer-To-Customer," Jurnal Komunika, vol. 8, no. 1, pp. 23-31, 2019.

[11] M. T. Prihandoyo, "Unified Modeling Language (UML) Model Untuk


Pengembangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web," Jurnal
Informatika: Jurnal Pengembangan IT (JPIT, vol. 3, no. 1, 2018.

[12] S. Rosa, "Rekayasa perangkat lunak," Bandung, Informatika, 2017.

[13] Setiaji, "Implementasi Diagram UML (Unified Modelling Language) Pada


Perancangan Sistem Informasi Penggajian," Jurnal Teknik Komputer AMIK
BSI, vol. 7, no. 1, 2021.

[14] R. Nurmalina, J. A. Yani Km, T. Laut and K. Selatan, "Perencanaan dan


Pengembangan Aplikasi Absensi Mahasiswa Menggunakan Smart Card Guna
Pengembangan Kampus Cerdas (Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut),"
Jurnal Integrasi, vol. 9, no. 1, pp. 84-91, 2017.

[15] N. E. Putri and S. Azpar, "Sistem Informasi Pengolahan Data Pendidikan


Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu Amalia Syukra Padang," Jurnal Edik
Informatika , vol. 2, 2019.

[16] T. Nata Lega and B. Eka Purnama, "PEMBANGUNAN SISTEM


INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI PUNUNG," IJCSS - Indonesian Jurnal on Computer Science, p. 1,
2019.

[17] M. Deval Gusrion, S.Kom, "MEMBUAT APLIKASI PENYIMPANAN


DAN PENGOLAHAN DATA DENGAN VB.NET," UPI YPTK Jurnal
KomTekInfo , vol. 5, no. ISSN :2356-0010 | eISSN :2502-8758, 2018.

Anda mungkin juga menyukai