Anda di halaman 1dari 2

Dugaan tersebut, antara lain :

1. Penyimpangan/Penyelewengan Anggaran APBDes mulai Tahun Anggaran 2018 sampai


Tahun Anggaran 2022.
2. Aset Desa berupa kayu sonokeling dan kayu akasia yang ada di Area Pemakaman dijual
dan ditebang tanpa musyawarah dengan BPD dan hasil penjualan dan lainnya tidak masuk
dalam APBDes.
3. Sewa lahan/menyewakan lahan pada Pihak SMA N 10 Purworejo, uang sewa tidak jelas
dan tidak masuk APBDes.
4. Penarikan padi sosial atau padi balas, ada konstribusi ke desa juga tidak jelas dan tidak
masuk APBDes.
5. Bagi hasil Bank Desa juga tidak jelas dan tidak masuk APBDes.
6. Anggaran Covid-19 juga tidak jelas pelaksanaan dan laporannya
7. Dugaan penyimpangan Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang semua ditangani
di kerjakan oleh para Perangkat Desa.
8. Bantuan Langsung Tunai (BLT) penerima di mintai ucapan terima kasih (tanda jasa) oleh
Perangkat Desa. Seolah-olah berjasa mengajukan bisa menerima bantuan tersebut.
9. Ada dugaan Bantuan Aspirasi dari DPR yang di ajukan lewat Anggota DPR dan Anggaran
Desa untuk membiayai pembanguna satu lokasi (2 Anggaran untuk pembangunan 1
lokasi).
10. Pembangunan Pasar dan Ruko banyak masyarakat menduga ada Mark Up/Menaikkan
pembiayaan.
11. Realisasi inseptif RT Bantuan dari Kabupaten dalam realisasinya tidak sesuai dengan
aturan yang ada. Ada potongan diluar pajak PPh s/d 26,5%.
12. Kontribusi dari BUMDES ke Desa juga tidak jelas dan tidak masuk APBDes.
13. Apabila ada masyarakat jual-beli tanah dan bagi waris di mintai dana, per-persil Rp.
500.000,- (Lima ratus ribu rupiah) dan ini bertentangan dengan peraturan yang ada dan
masyarakat menjadi geram.
14. Banyak alokasi Dana APBDes yang dalam realisasinya di masing-masing Pos Penerima
tidak sesuai dengan Anggaran yang ada.
15. Lembaga LPMD dan Limas (Hansip) di hapus tanpa musyawarah dengan BPD dan
Anggaran tidak jelas.
16. Ada Perangkat Desa yang terbukti melakukan tindakan asusila tapi tidak di proses dan
dibiarkan dan menimbulkan masyarakat geram yang harusnya di copot dan di
17. Ketua BPD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai BPD tidak dijalankan sesuai
dengan Tupoksinya selaku Ketua selalu mengabaikan anggotanya dan bertindak sendiri
tanpa musyawarah dengan anggotanya.
Contoh :
1) Laporan SPJ Kepala Desa belum dilaporkan sudah di tanda tangani oleh ketua
(diterima atau disahkan) dan pada waktu digelar rapat laporan tidak hadir, anggota
tidak bisa berbuat apa-apa.
2) Ketua diajak anggota untuk rapat internal BPD tidak pemah mau, apa lagi
menyelenggarakan Musyawarah Desa untuk menyampaikan hasil kinerja Kepala Desa
kepada masyarakat sama sekali tidak pemah.
3) Kamu selaku anggota sudah berkali-kali mengingatkan dan memberi saran baik kepada
Ketua BPD dan Pemerintah Desa tidak pemah digubris. KAMI DAN MASYARAKAT
BUTUH KEADILAN.

Anda mungkin juga menyukai