Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Semua warga negara Indonesia berhak memperoleh pelayanaan kesehatan.
Contohnya warga masyarakat yang kesehatannya tergantung dapat pergi ke
puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Pelayanan bidang
kesehatan termasuk dalam urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan
oleh semua daerah. Daerah memprioritaskan urusan pemerintahan wajib yang
berkaitan dengan pelayanan dasar. Pelaksanaan urusan pemerintah wajib
tersebut berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan
pemerintah pusat dalam bentuk peraturan pemerintah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep pembagian kekuasaan dalam suatu negara?
2. Apa saja hal-hal yang membuat kewarganegaraan seseorang hilang?
3. Apa yang dimaksud dengan suprastruktur politik
4. Apa yang dimaksud dengan otonomi daerah
5. Bagaimana peran masyarakat dalam menghadapi ancaman yang dihadapi
oleh negara?
6. Apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara?
C.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Nilai-Nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan


Pemerintahan Negara
1. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
a. Macam-Macam Kekuasaan Negara
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi
orang lain supaya melakukan tindakan- tindakan yang dikehendaki
atau diperintahkannya. Menurut teori trias politika, kekuasaan
negara dibagi menjadi tiga macam, antara lain
 Legislatif
 Eksekutif
 Yudikatif
b. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia
1) Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal
Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian
kekuasaan menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu. Di
Indonesia terdapat enam pembagian kekuasaan, antara lain :
 Kekuasaan konstitutif
 Kekuasaan eksekutif
 Kekuasaan legislative
 Kekuasaan yudikatif
 Kekuasaan eksaminatif
 Kekuasaan moneter
2) Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian
kekuasaan berdasarkan tingkatannya, yaitu pembagian
kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan.

2
2. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesiadan
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
a. Tugas Kementerian Negara Republik Indonesia
 Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya
 Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya
 Bertanggung jawab atas bidangnya
b. Klasifikasi Kementerian Negara Republik Indonesia
 Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang
nomenklatur.
 Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang ruang
lingkupnya disebutkan dalam UUD Tahun 1945.
 Kementerian yang menangani urusan pemerintahan dalam
rangka penajaman, koordinasi,dan sinkronisasi program
pemerintah.
 Kementerian koordinator yang bertugas melakukan sinkronisasi
dan koordinasi urusan kementerian-kementerian yang berada di
dalam lingkup tugasnya.
c. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian merupakan lembaga
Negara yang dibentuk untuk membantu presiden dalam
melaksanakan tugas pemerintahan tertentu. Contohnya BNN, BNPB,
BNPT, dan sebagainya

B. Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dalam Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara
1. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
a. Memetakan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia.Luas wilayah
negara kita adalah 5.180.053 km², yang terdiri atas wilayah daratan
seluas 1.922.570 km² dan wilayah lautan seluas 3.257.483 km².Di
wilayah yang seluas itu, tersebar 13.466 pulau.

3
Wilayah Negara Indonesia diatur dalam Pasal 25 A UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan UNCLOS 1982,
wilayah laut Indonesia dibagi menjadi tiga macam, yakni :
 Zona Laut Teritorial
 Zona Landas Kontinen
 Zona Ekonomi Ekslusif
b. Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Sebelah barat: Samudera Hindia
 Sebelah timur: Papua Nugini dan Samudera Pasifik
 Sebelah selatan: Samudera Hindia
 Sebelah utara: Malaysia
2. Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia
a. Status Warga Negara Indonesia
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU Nomor
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Adapun definisi warga negara dan penduduk dijelaskan dalam Pasal
26 UUD Tahun 1945, yaitu :
 Warga negara Indonesia adalah orang-orang Indonesia asli dan
orang asing yang disahkan menjadi warga negara Indonesia.
 Penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
 Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dalam
undang-undang.
b. Asas-Asas KewargaNegaraan Indonesia
Asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan
masuk tidaknya seseorang dalam golongan warga negara dari suatu
negara tertentu. Asas tersebut antara lain :
 Asas ius sanguinis (asas keturununan)
 Asas ius soli (asas kedaerahan/tempat kelahiran)

4
Dari asas tersebut dapat timbul dua kemungkinan status
kewarganegaraan seorang penduduk, yaitu :
 Apatride (tidak memiliki kewarganegaraan)
 Bipatride (berkewarganegaraan rangkap)
c. Syarat-Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia
Penduduk asli Negara Indonesia secara otomatis adalah Warga
Negara Indonesia. Sedangkan orang dari bangsa asing bisa menjadi
warga negara dengan cara mengajukan permohonan kepada
pemerintah Indonesia. Proses permohonan itu dinamakan dengan
pewarganegaraan atau naturalisasi. Naturalisasi dibagi menjadi dua,
antara lain :
 Naturalisasi biasa
 Naturalisasi istimewa
d. Penyebab Hilangnya KewargaNegaraan Indonesia
Penyebab hilangnya kewarganegaraan Indonesia antara lain
disebabkan :
 Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
 Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain.
 Masuk ke dalam dinas tentara asing tanpa disertai izin dari
presiden.
 Dsb
3. Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesia
Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan mengandung makna
bahwa setiap manusia bebas memilih, melaksanakan ajaran agama
menurut keyakinan dan kepercayaannya.Akan tetapi kemerdekaan
beragama itu tidak dimaknai sebagai kebebasan untuk tidak beragama
atau bebas untuk tidak beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kemerdekaan beragama di Indonesia diatur dalam Pasal 28 E, Pasal
28 I, dan Pasal 29 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

5
4. Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia
a. Substansi Pertahanan dan Keamanan Negara Republik
Indonesia
Sistem pertahanan dan keamanan yang dikembangkan adalah
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta dengan TNI dan
POLRI sebagai kekuatan utama, sedangkan rakyat sebagai kekuatan
pendukung.
Sistem pertahanan dan keamanan Negara Indonesia diatur dalam
Pasal 30 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Kesadaran Bela Negara dalam Konteks Sistem Pertahanan dan
Keamanan Negara
Kesadaran bela negara pada hakikatnya adalah kesediaan berbakti
pada negara dan berkorban demi membela negara. Upaya bela
negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan
bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa

C. Kewenangan Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD Negara


Republik Indonesia Tahun 1945
1. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik
a. Suprastruktur
Suprastruktur politik merupakan gambaran pemerintah dalam arti
luas yang terdiri atas lembaga-lembaga negara yang tugas dan
peranannya diatur dalam konstitusi negara atau peraturan perundang-
undangan lainnya..
b. Infrastruktur
Infrastruktur politik adalah kelompok-kelompok kekuatan politik
dalam masyarakat yang turut berpartisipasi secara aktif. Di Indonesia
infrastruktur politik diklasifiasikan terdapat empat kekuatan sebagai
berikut :

6
 Partai politik
 Kelompok kepentingan
 Kelompok penekan
 Media komunikasi politik
2. Lembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia Menurut UUD NRI
Tahun 1945
Kekuatan suprastruktur politik yang tergolong ke dalam lembaga
tinggi negara Indonesia adalah sebagai berikut.
 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
 Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
 Presiden/Wakil Presiden
 Mahkamah Agung
 Mahkamah Konstitusi
 Komisi Yudisial

 Badan Pemeriksa Kekuangan


3. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan bentuk pengelolaan
negara dan masyarakat yang bersandar pada stakeholders.Pemerintah dan
mayarakat duduk bersama untuk membicarakan masalah-masalah yang
dihadapi bersama dan sekaligus merencanakan bersama apa yang ingin
dilakukan dan hendak dikerjakan di masa mendatang.
4. Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik di Indonesia
Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara
baik secara individu maupun kolektif, atas dasar keinginan sendiri
maupun dorongan dari pihak lain yang tujuannya untuk memengaruhi
keputusan politik yang akan diambil oleh pemerintah, agar keputusan
tersebut menguntungkannya.
Partisipasi politik meruapakan kewajiban yang harus dilaksanakan
sebagai wujud tanggung jawab warga Negara yang berkesadaran politik
tinggi dan baik

7
D. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah
1. Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia
a. Desentralisasi
Desentralisasi adalah suatu proses penyerahan sebagian
wewenang dan tanggung jawab dari urusan yang semula adalah
urusan pemerintah pusat kepada badan-badan atau lembaga-lembaga
pemerintah daerah. Tujuannya adalah agar urusan-urusan dapat
beralih kepada daerah dan menjadi wewenang serta tanggung jawab
pemerintah daerah.
b. Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah keleluasaan dalam bentuk hak dan
wewenang serta kewajiban dan tanggung jawab badan pemerintah
daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sesuai
keadaan dan kemampuan daerahnya sebagai manifestasi dari
desentralisasi.
c. Nilai, Dimensi, dan Prinsip Otonomi Daerah di Indonesia
1) Nilai
 Nilai utaris
 Nilai dasar desentralisasi teritorial
2) Dimensi
 Dimensi politik
 Dimensi administrasi
 Kabupaten/kota
3) Prinsip
 Prinsip kesatuan
 Prinsip riil dan Tanggung Jawab
 Prinsip Penyebaran
 Prinsip Keserasian
 Prinsip Pemberdayaan

8
2. Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat
Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3
(tiga) fungsi.
 Fungsi layanan
 Fungsi pengaturan
 Fungsi pemberdayaan
3. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah
a. Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan Daerah
Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua
cara yang dapat menghubungkan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, yaitu
 Sentralisasi, yakni segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang
penyelenggaraan pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang
pelaksanaannya dilakukan secara dekonsentrasi.
 Desentralisasi, yakni segala urusan, tugas, dan wewenang
pemerintahan diserahkan seluas-luasnya kepada pemerintah
daerah

E. Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika


1. Kebhinnekaan Bangsa Indonesia
Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna“berbeda-beda tetapi tetap
satu.” Kebhinnekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat
dipungkiri keberadaannya untuk mendorong terciptanya perdamaian
dalam kehidupan bangsa dan negara. Bhinneka Tunggal Ika dibutuhkan
sebab Indonesia adalah wilayah yang rentan terjadi konflik. Hal ini
disebabkan banyaknya suku, budaya, agama, dan etnik yang berbeda-
beda.
2. Pentingnya Konsep Integrasi Nasional
a. Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional bangsa indonesia berarti hasrat dan kesadaran
untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa

9
secara resmi, dan direalisasikan dalam satu kesepakatan atau
konsensus nasional melalui Sumpah Pemuda
b. Syarat Integrasi
 Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil
saling mengisi kebutuhan-kebutuhan antara satu dan lainnya.
 Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-
norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan
pedoman.
 Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam
melangsungkan proses integrasi sosial
3. Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional
a. Faktor Pembentuk Integrasi Nasional
 Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh
faktor sejarah.
 Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol Negara
yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
 Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa
indonesia seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
 Dsb
b. Faktor Penghambat Integrasi Nasional
 Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat
heterogen.
 Kurangnya toleransi antargolongan.
 Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap
ancaman dan gangguan dari luar.
4. Tantangan dalam Menjaga Keutuhan NKRI;
Ada dua tantangan yang mesti dihadapi untuk menjaga keutuhan
NKRI, yaitu
a. Tantangan global
Tantangan yang datang dari dinamika perpolitikan internasional
seperti kebijakan PBB dsb
b. Tantangan internal

10
Tantangan yang datang dari dalam negeri seperti aksi separatisme
dsb
5. Peran Serta Warga Negara dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan
Bangsa
a. Pengertian Bela Negara
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD
Tahun 1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara.
Setiap warga negara wajib ikut serta dalam membela negara dari
segala macam ancaman, gangguan, tantangan, dan hambatan baik
yang datang dari luar maupun dari dalam.
b. Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara
Diantara bentuk bela negara yang bisa dilakukan oleh rakyat
antara lain:
 Belajar pendidikan kewarganegaraan
 Mengikuti pelatihan dasar kemiliteran
 Mengabdi sebagai Tentara Nasional Indonesia
 Mengabdi sesuai dengan keahlian atau profesi

F. Ancaman Terhadap Negara dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika


1. Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
a. Ancaman di Bidang Militer
 Tindakan pelanggaran wilayah
 Agresi militer asing
 Perkembangan persanjataan militer Negara asing
 Pemberontakan bersenjata yang disokong asing
b. Ancaman Non-Militer
 Ideologi
 Politik
 Ekonomi
 Sosial budaya

11
 Teknologi informasi
 Kedaulatan umum

12
2. Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri, yang dinilai membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
a. Ancaman di Bidang Ideologi
Ancaman dalam bidang ideologi misalnya adalah masuknya
pemahaman liberalisme terhadap masyarakat Indonesia
b. Ancaman di Bidang Politik
Ancaman dalam bidang politik misalnya adalah intimidasi,
provokasi, atau blokade politik yang digencarkan oleh negara lain
terhadap Indonesia
c. Ancaman di Bidang Ekonomi
Ancaman dalam bidang ekonomi misalnya adalah adanya
globalisasi perekenomian
d. Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Ancaman di bidang sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman
dari dalam dan dari luar. Contoh ancaman dari dalam premanisme,
separatism, dsb. Adapun ancaman dari luar misalnya adalah arus
westernisasi dan masuknya karakter hedonism.
e. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Ancaman di bidang ini misalnya adalah adanya invasi militer
yang dilakukan asing terhadap Indonesia.
3. Peran Serta Masyarakat untuk Mengatasi Berbagai Ancaman dalam
Membangun Integrasi Nasional
 Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya,
 daerah dan sebagainya
 Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang
dianutnya
 Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional
 Melakukan gotong royong dalam rangka peningkatan
kesadaranbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
 Dsb

13
G. Wawasan Nusantara dalam Konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia
1. Wawasan Nusantara
a. Pengertian Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia
terhadap diri dan lingkungannya.Wawasan Nusantara menjadi pola
yang mendasari cara berfikir, bersikap dan bertindak dalam rangka
menangani permasalahan yang menyangkut kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara dalam
pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup
nusantara demi kepentingan nasional.
c. Asas Wawasan Nusantara
Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan atau kaidah dasar
yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap
taat dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia terhadap
kesepakatan bersama. Adapun asas-asasnya antara lain:
 Kepentingan yang sama.
 Keadilan
 Kejujuran
 Solidalitas
 Kerja sama
 Kesetiaan
2. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
a. Kedudukan
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan
nasional merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju
masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep Wawasan
Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang
satu dan utuh pula.

14
b. Fungsi
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi,
dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala
kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi
penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
c. Tujuan
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang
tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih
mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu,
kelompok golongan, suku bangsa atau daerah.
3. Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
a. Trigatra
Trigatra meliputi posisi dan lokasi geografi negara, keadaan dan
kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan penduduk.
b. Pancagatra
Pancagatra merupakan aspek sosial kemasyarakatan terdiri dari
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan
(Ipoleksosbudhankam).

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam suatu pemerintahan daerah diperlukan adanya otonomi daerah dan
bantuan dari pemerintah pusat seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Pemerintahan daerah juga harus mempunyai hubungan struktual dan
fungsional dengan pemerintah pusat agar pembangunan di pemerintahan
daerah bisa berjalan lancar.

16
DAFTAR PUSTAKA
Nuryadi dan Tolib. (2017). Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X
SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta: Kemdikbud

17

Anda mungkin juga menyukai