Aspek Klinis Dan Tatalaksana Apendisitis Akut Pada Anak
Aspek Klinis Dan Tatalaksana Apendisitis Akut Pada Anak
ABSTRAK
Apendisitis merupakan darurat bedah pada anak. Penyakit ini merupakan proses
Kata Kunci: inflamasi akut yang dapat disebabkan oleh obstruksi yang terjadi di lumen apendiks,
Apendisitis, sehingga menyebabkan kongesti vaskuler, iskemik nekrosis dan infeksi. Diagnosis
Nyeri perut, ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Umumnya,
Cairan intravena, gejala apendisitis adalah nyeri perut akut yang dapat terjadi di periumbilikal, sentral,
Antibiotik, atau epigastrium. Tanda fisik patologis berupa nyeri tekan daerah Mc. Burney, defens
Apendektomi muskuler, psoas sign, obturator sign, Rovsign, dan Blumberg sign. Pemeriksaan
penunjang berupa laboratorium dan pencitraan. Pemeriksaan laboratorium ditemukan
peningkatan leukosit. Pemeriksaan pencitraan berupa: ultrasonografi, CT-Scan
abdomen. Komplikasi dari apendisitis berupa perforasi dan peritonitis. Tatalaksana
berupa perbaikan keadaan umum (seperti pemberian cairan), antibiotika, dan tindakan
operasi (apendektomi). Secara umum, prognosis pasien apendisitis pada anak sangat
baik.
Korespondensi: yudielini@gmail.com (Yudi Pratama)
ABSTRACT
Appendicitis is a surgical emergency in children. This disease is an acute inflammatory
Keywords: process that can be caused by obstruction that occurs in the lumen of the appendix,
Appendicitis, causing vascular congestion, ischemic necrosis and infection. The diagnosis is based
Abdominal pain, on history, physical examination and investigations. Generally, the symptom of
Intravenous fluids, appendicitis is acute abdominal pain that can occur in the periumbilical, central, or
Antibiotics, epigastrium. Pathological physical signs in the form of tenderness in the Mc Burney
Appendectomy area, Psoas sign, Obturator sign, Rovsign, and Blumberg sign. Supportive examination
in the form of laboratory and imaging. Laboratory examination found an increase in
leukocytes. Imaging examination in the form of: ultrasonography and CT-Scan abdomen.
Complications of appendicitis in the form of perforation and peritonitis. Management
is in the form of improving general condition (such as fluid administration), antibiotics,
and surgery (appendectomy). In general, the prognosis of patients with appendicitis in
children is very good.
A
kultur, terbanyak ditemukan adalah kombinasi
pendisitis yang merupakan keadaan darurat antara Bacteriodes fragilis dan E. coli, Splanchicus,
bedah sering terjadi pada anak. Penyakit ini Lacto-bacilus, Pseudomonas, Bacteriodes splanicus.
terjadi sebagai proses inflamasi akut yang Sebaliknya, kuman yang menyebabkan perforasi
melibatkan bagian apendiks. Manifestasi klinis adalah kuman anaerob sebesar 96% dan aerob <10%.
paling umum adalah sakit perut.1 Pada umumnya, Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan
apendisitis sering terjadi pada anak dengan rentang apendisitis ialah erosi mukosa appendiks karena
usia antara 10 sampai dengan 20 tahun, dengan parasit seperti E. Histolytica. Ulserasi mukosa
perbandingan rasio antara laki-laki dan perempuan merupakan tahap awal dari kebanyakan penyakit
adalah 1,4:1. 2,3 Apendisitis dapat menimbulkan ini.12,13
perporasi dan peritonitis. Kejadian perforasi pada
apendisitis dapat meningkatkan risiko morbiditas
PATOFISIOLOGI
serta mortalitas.4,5
Pada umumnya, apendisitis terjadi akibat Appendiks umumnya disebabkan oleh sumbatan
adanya sumbatan yang kemudian diikuti oleh yang kemudian diikuti oleh infeksi. Beberapa hal
infeksi. Sumbatan pada apendisitis terjadi akibat ini dpat menyebabkan sumbatan, yaitu hiperplasia
adanya hiperplasia jaringan limfoid, fekalith, benda jaringan limfoid, fekalith, benda asing, striktur,
asing, striktur, kingking, perlengketan.6,7 Diagnosis kingking, perlengketan. Bila bagian proksimal
appendisitis akut harus ditegakkan dengan akurat appendiks tersumbat, terjadi sekresi mukus yang
dalam waktu secepat mungkin, sehingga appendisitis tertimbun dalam lumen appendiks, sehingga tekanan
dapat diobati dengan mudah. Sebaliknya, jika intra luminer tinggi. Tekanan ini akan mengganggu
menunda diagnosis dan pengobatan dapat aliran limfe sehingga terjadi edema dan terdapat luka
menyebabkan perforasi gangren dan peritonitis pada mukosa, stadium ini disebut appendisitis akut
difus. Tatalaksana terhadap apendisitis ini adalah ringan.7,12
apendektomi.7,8 Obstruksi aliran vena akibat peningkatan
tekanan, edema dan inflamasi menyebabkan
ETIOLOGI trombosis yang memperberat iskemi dan edema.
Pada lumen appendiks juga terdapat bakteri. Suasana
Obstruksi dan infeksi pada apendik merupakan lumen appendiks tersebut cocok buat bakteri untuk
dua hal sebagai penyeba terjadinya apendisitis. diapedesis dan invasi ke dinding dan membelah diri
Sebanyak 60% kejadian obstruksi disebabkan oleh sehingga menimbulkan infeksi dan menghasilkan
hiperplasia jaringan limfoid submukosa, sedangkan pus. Stadium ini disebut dengan “appendisitis akut
35% kasus disebabkan oleh stasis fekal, 4% karena purulenta”.7,12
benda asing dan sebab lainnya 1% diantaranya Proses inflamasi dan infeksi yang terus
sumbatan oleh parasit dan cacing. Obstruksi yang berlangsung menyebabkan aliran darah arteri juga
disebabkan oleh fekalith dapat ditemui pada terganggu, terutama bagian ante mesenterial yang
bermacam-macam apendisitis akut diantaranya: mempunyai vaskularisasi minimal, sehingga terjadi
40% pada apendisitis kasus sederhana, 65% pada infark dan gangren. Stadium ini disebut “Appendisitis
apendisitis akut gangrenosa tanpa ruptur dan 90% Gangrenosa”.13,14 Pada stadium ini, mikroperforasi
pada apendisitis akut dengan ruptur.9,10 sudah terjadi karena tekanan intraluminal yang
Infeksi enterogen merupakan faktor patogenesis tinggi ditambah adanya bakteri. Selanjutnya, pus
primer pada apendisitis akut. Adanya fekalith dalam serta produk infeksi terdorong mengalir ke rongga
lumen apendiks yang telah terinfeksi memperburuk abdomen.7,15 Stadium ini disebut “Appendisitis Akut
dan memperberat infeksi, karena terjadi peningkatan Perforasi”. Pada stadium ini terjadi peritonitis umum
34 | J. Ked. N. Med | VOL. 5 | NO. 2 | Juni 2022 |
Gambar 1. Patofisiologi Appendisitis16
dan abses sekunder. Kadang, proses perjalanan biasa ditemukan merupakan gejala atipikal atau
appendisitis tidak mulus seperti tersebut di atas, samar-samar seperti nyeri perut difus yang dapat
karena ada usaha tubuh untuk melokalisir tempat berkaitan dengan muntah serta demam ringan. Pada
infeksi dengan cara “Walling Off” oleh omentum, pemeriksaan fisik tidak ditemukan gambaran yang
lengkung usus halus, caecum, colon, dan peritoneum. spesifik. Dapat ditemukan nyeri tekan pada daerah
Akibatnya, terjadilah gumpalan massa plekmon yang Mc. Burney 5,7, USG dapat menjadi pemeriksaan
melekat erat. Keadaan ini disebut “Appendisitis awal yang tepat dalam mengevaluasi pasien dengan
Infiltrate”.1,15 suspek apendisitis akut. Pemeriksaan dapat dilakukan
Appendisitis infiltrate merupakan suatu lebih lanjut dengan CT-Scan abdomen.8
plekmon yang berbentuk massa yang membengkak
yang terdiri dari appendiks, usus, omentum, dan Gejala Klinis
peritoneum dengan sedikit atau tanpa pengumpulan Gejala apendisitis yang paling umum ditemukan
pus. Usaha tubuh untuk melokalisir infeksi bisa adalah nyeri perut akut yang dapat terjadi di
sempurna atau tidak sempurna, baik karena infeksi periumbilikal, sentral, atau epigastrium. Biasanya,
yang berjalan terlalu cepat atau kondisi penderita gejala nyeri perut berkembang setelah terjadi gejala
yang kurang baik, sehingga appendikular infiltrate nonspesifik. Nyeri kemudian berpindah ke kuadran
dibagi menjadi dua, antara lain: appendikuler kanan bawah perut. Mual dapat terjadi setelah
infiltrate mobile dan fixed.6,7 timbulnya rasa sakit. Disuria atau hematuria dapat
Perlengketan ini dapat menimbulkan keluhan terjadi karena kedekatan apendiks dengan saluran
berulang di perut kanan bawah. Pada suatu ketika kemih. Anoreksia merupakan kondisi yang umum
organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan ditemukan, meskipun tidak terjadi pada semua
sebagai mengalami eksaserbasi akut. Appendisitis pasien.14
terjadi dari proses inflamasi ringan hingga perforasi, Diare dapat menunda diagnosis apabila
khas dalam 24-36 jam setelah munculnya gejala, gejalanya disalahartikan sebagai gastroenteritis
kemudian diikuti dengan pembentukan abses setelah dibandingkan gejala infeksi apendiks. Presentasi klinis
2-3 hari.6,7 juga dapat dipengaruhi oleh posisi anatomi apendiks
yang mengalami peradangan, seperti: pasien dengan
DIAGNOSIS apendiks retrosekal dapat datang dengan nyeri
punggung atau nyeri pinggang; apendiks pelvis
Diagnosis apendisitis akut ditegakkan dapat hadir dengan nyeri suprapubik; dan apendiks
berdasarkan gejala klinis, tanda fisisk patologis longitudinal dapat muncul sebagai nyeri kuadran
dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis yang kanan atas atau kuadran kiri bawah.14
perut kiri bawah. Tanda tersebut positif apabila peningkatan leukosit (dapat meningkat pada 70-
terjadi nyeri perut kanan bawah karena tekanan 90%) pasien dengan apendisitis akut. Namun, kadar
dapat merangsang peristaltik dan udara usus, leukosit juga dapat meningkat pada banyak kondisi
sehingga menggerakkan peritoneum sekitar appendix abdomen lainnya. Selanjutnya, kadar leukosit sering
yang meradang (somatic pain). Blumberg sign juga dalam rentang normal pada 24 jam pertama gejala.
disebut dengan pemeriksaan nyeri lepas. Palpasi Elevasi cenderung terjadi hanya saat proses penyakit
pada kuadran kiri bawah atau kolateral dari yang berlangsung, dan biasanya ringan. Oleh karena itu,
sakit kemudian dilepaskan tiba-tiba, akan terasa nilai prediksinya terbatas. Peningkatan neutrofil tanpa
nyeri pada kuadran kanan bawah karena iritasi peningkatan leukosit dapat mendukung diagnosis
peritoneal pada sisi yang berlawanan.17 apendisitis. Apabila leukosit >15.000 sel/μL, maka
Psoas sign dilakukan agar dapat memberikan pasien kemungkinan mengalami perforasi. Namun,
rangsangan pada muskulus psoas. Ada dua cara satu penelitian tidak menemukan perbedaan dalam
pemeriksaan, yaitu dengan cara aktif dan pasif. kadar leuksoit anak dengan apendisitis sederhana
Cara aktif dilakukan dengan posisi pasien telentang, dan mereka dengan apendisitis perforasi.11
kemudian tungkai kanan lurus ditahan pemeriksa, Iritasi kandung kemih atau ureter pada
pasien memfleksikan articulation coxae kanan. Tanda apendisitis akut dapat menyebabkan beberapa
ini positif apabila terasa nyeri perut kanan bawah. sel darah putih pada urin. Sejumlah kecil eritrosit
Cara pasif dilakukan pada pasien dalam posisi miring dapat ditemukan pada sebanyak 20% pasien dengan
kekiri, kemudian paha kanan dihiperekstensikan oleh apendisitis ketika phlegmon atau abses di atasnya
pemeriksa. Tanda ini positif apabila terasa nyeri terletak berdekatan dengan ureter. Ketonuria
perut kanan bawah.17 menunjukkan dehidrasi dan lebih sering terjadi pada
Pemeriksaan obturator dilakukan dengan apendisitis perforasi.11
meminta pasien tidur telentang, kemudian dilakukan Radiologi polos tidak spesifik, umunya tidak
gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul atau efektif untuk biaya, dan dapat menyesatkan
articulation coxae. Obturator sign positif apabila dalam stuasi tertentu. Foto polos abdomen dapat
terasa nyeri di perut kanan bawah.17 digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding.
Pada appendisitis akut dapat terlihat abnormal “gas
Pemeriksaan Penunjang pattern” dari usus, tapi hal ini tidak spesifik. Temuan
Pemeriksaan penunjang dapat berupa fekalith dapat mendukung diagnosis.18 Foto polos
pemeriksaan laboratorium dan pencitraan. Pada umumnya tidak dianjurkan kecuali kondisi tertentu
pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan misalnya perforasi, obstruksi usus, saluran kemih
kalkulus. Walaupun demikian, foto polos abdomen pasien yang dicurigai mengalami proses inflamasi
bukanlah sesuatu yang rutin atau harus dikerjakan pada abdomen dan adanya gejala tidak khas
dalam mengevaluasi pasien dengan nyeri abdomen untuk appendisitis. 22,23 Appendisitis akut dapat
yang akut.18,19 didiagnosa berdasarkan CT-Scan apabila didapatkan
Ultrasonografi (USG) memiliki potensi untuk appendiks yang abnormal dengan inflamasi pada
pencitraan yang sangat akurat pada pasien dengan periappendiceal. Appendiks dikatakan abnormal
dugaan apendisitis akut. Akan tetapi, gold standar apabila terdistensi atau menebal dan membesar
diagnosis apendisitis masih tetap menggunakan >5-7 mm. Sedangkan yang termasuk inflamasi
konfirmasi patologis setelah apendektomi.8,9 USG periappendiceal antara lain adalah abses,
menguntungkan karena tidak invasif, waktu akuisisi kumpulan cairan, edema, dan phlegmon. Inflamasi
singkat, kurangnya paparan radiasi, dan dapat periappendiceal atau edem terlihat sebagai
berpotensi mendiagnosis penyebab nyeri perut perkapuran dari lemak mesenterium (“dirty fat”),
lainnya terutama pada wanita usia subur. Penelitian penebalan fascia lokalis, dan peningkatan densitas
mengenai ultrasonografi dapat mendiagnosis jaringan lunak pada kuadran kanan bawah.22,23
apendisitis dengan sensitivitas 91%, spesifisitas 97%, Anak-anak memiliki lebih sedikit lemak
nilai prediksi positif 91%, dan nilai prediksi negatif periappendiceal daripada orang dewasa, sehingga
94%.20 pemeriksaan computed tomography (CT) scan kurang
Beside bed USG dapat menjadi pemeriksaan dapat diandalkan dalam menegakkan diagnosis.
awal yang tepat dalam mengevaluasi pasien dengan Selain itu, paparan radiasi yang dihasilkan oleh alat CT
suspek apendisitis akut di IGD. Satu penelitian scan mungkin berpotensi memberikan efek samping
menemukan Beside bed USG memiliki sensitivitas jangka panjang. 14 Hal ini menjadikan diagnosis
67,65% dan spesifisitas 98,41%. Kekurangan dari USG apendisitis sebagian besar masih bersifat klinis
adalah bergantung pada penglihatan dan pengalaman dan setiap klinisi harus mengembangkan ambang
operator. Grading-compression Ultrasound masih batasnya sendiri untuk mengoperasi atau mengamati
tetap metode lini pertama pada pasien yang dirujuk pasien. Hal ini menjadikan nyeri tekan kuadran kanan
dengan appendiksitis akut yang dicurigai secara bawah yang terlokalisasi disertai dengan demam
klinis.21 ringan dan leukositosis pada anak laki-laki harus
Pemeriksaan CT Scan sangat berguna pada segera dilakukan eksplorasi bedah, sedangkan pada
TATALAKSANA
Secara umum, tatalaksana apendisitis meliputi
perbaikan keadaan umum, pemberian antibiotika
dan tindakan operatif. Anak dengan apendisitis harus
mendapatkan cairan intranvena (iv) yang cukup untuk
memperbaiki dehidrasi yang biasanya berkembang
sebagai akibat dari demam dan muntah pada pasien
dengan radang usus buntu. Antibiotika yang diberikan
adalah cefalosporin generasi kedua. Operasi apendik
dilakukan dapat dengan menggunakan laparoskopi.
Selama apendektomi laparoskopi, sayatan kecil
dibuat di umbilikus dan dua sayatan tambahan
dibuat di perut bagian bawah.14
Apendiks biasanya dikeluarkan melalui
Gambar 5. Apendikolit dan pelebaran apendiks11
umbilikus, dan semua sayatan kemudian ditutup
dengan jahitan yang dapat diserap. Apabila apendiks
tidak pecah, maka pasien dapat mulai minum
cairan segera setelah pulih dari operasi dan dapat
melanjutkan ke diet padat pada hari berikutnya.
Secara umum, langkah yang sama dilakukan ketika
apendiks dilakukan melalui pendekatan terbuka.
Komplikasi yang paling umum setelah operasi
adalah infeksi lokasi operasi. 14 Risiko lain seperti
pendarahan atau kerusakan pada struktur lain di
dalam perut sangat jarang terjadi. Pemulihan dari
operasi tergantung pada masing-masing pasien.
Kebanyakan anak kembali ke sekolah sekitar satu
minggu setelah operasi dan diperbolehkan untuk
kembali ke aktivitas fisik penuh setelah dua sampai
Gambar 6. Computed tomography (CT) scan perut tiga minggu. Pasien dapat menggunakan analgetik
menunjukkan adanya apendiks yang pecah dengan selama masa pemulihan. Pasien yang lebih tua
cairan panggul dan fekalit (panah)14 cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk pemulihan penuh.14
Pendekatan individual diperlukan untuk anak
Pemeriksaan USG dapat dilakukan untuk dengan apendisitis perforasi. Apabila terdapat bukti
menyingkirkan patologi ovarium (kista, torsi, atau peritonitis, obstruksi usus, atau toksisitas sistemik,
tumor). Apabila semua pemeriksaan negatif, maka maka anak harus menjalani operasi. Pasien harus