Anda di halaman 1dari 19

TEORI-TEORI

PERDAGANGAN DAN
INVESTASI
INTERNASIONAL

By: Suci Pertiwi


Manfaat mempelajari teori perdagangan
Internasional

 Membantu menjelaskan arah dan komposisi


perdagangan antar negara, serta efeknya
terhadap struktur perekonomian suatu negara
 Dapat menunjukkan adanya keuntungan yang
timbul dari adanya perdagangan internasional
 Dapat mengatasi permasalahan neraca
pembayaran yang defisit
Teori Perdagangan Internasional
1. Pandangan Kaum Merkantilisme
◦ Suatu kelompok yang memiliki pandangan
tentang politik kemakmuran suatu negara
ditujukan untuk memperkuat posisi kemakmuran
negara melebihi kemakmuran seseorang.
◦ Pelopor teori ini: Sir Josiah Child, Thomas Mun,
Jean Bodin, Von Hornich, dan Jean Baptiste
Colbert.
◦ Dalam sektor bisnis internasional, kebijakan
merkantilisme berpusat pada 2 ide pokok sbb:
a. Pemupukan logam mulia
b. Politik perdagangan ditujukan untuk menunjang
kelebihan ekspor dan mengurangi impor.
2. Teori Keunggulan Absolut oleh Adam Smith
 Adanya Division of Labour
 Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
 Contoh: Produksi 1 orang dalam 1 hari kerja
Hari Kerja Per Satuan Output
Negara Dasar Tukar Dalam Negeri
Rempah-Rempah Elektronik
Indonesia 40 kg/hari 20 unit/hari 2 kg rempah-rempah=1 unit elektronik
1 kg rempah-rempah=0.5 unit
elektronik
Jepang 20 kg/hari 80 unit/hari 0.25 kg rempah-rempah=1 unit
elektronik
1 kg rempah-rempah=4 unit elektronik

 Berdasarkan tabel tsb, terlihat bahwa Indonesia lebih unggul


memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul
memproduksi elektronik. Sehingga Indonesia berspesialisasi
untuk produk rempah-rempah dan Jepang berspesialisasi untuk
produk Elektronik. Dengan begitu kedua negara tsb akan
memperoleh keuntungan.
 Bagaimana bila suatu negara lebih
produktif dalam memproduksi 2 jenis
barang dibandingkan dengan negara
lain?
 Apakah negara yang tertinggal juga
dapat mengadakan perdagangan
internasional?
3. Teori Keunggulan Komparatif oleh David Ricardo
 Suatu negara dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika
negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang yang memiliki
produktivitas dan efisiensi tinggi.
 Hanya terjadi antar 2 negara
 Perdagangan dilakukan secara bebas/sukarela
 Barang yang ditukar hanya 2 macam
 Tenaga kerja homogen, dan bergerak bebas di dalam negeri
 Kualitas barang sama
 Contoh: Kebutuhan Jam kerja per satuan output/produksi, dengan asumsi sumber
daya masing-masing 120 jam tenaga kerja.
Produk
Negara
Pizza Pakaian
AS 1 2
Italia 3 4

 Berdasarkan tabel tsb, diketahui bahwa AS lebih unggul terhadap kedua jenis
produk, baik elektronik maupun rempah2. keunggulan tertinggi pada produk
elektronik dan sebaliknya Indonesia lemah terhadap produksi kedua produk, dan
kelemahan terkecilnya pada produksi rempah2. Sebaiknya AS berspesialisasi
pada produk elektronik dan Indonesia berspesialisasi pada produk rempah2. jika
kedua negara ini menjalin hubungan BI, maka keduanya akan mendapatkan
keuntungan.
Sebelum melakukan perdagangan:
Produksi di kedua negara menghasilkan upah riil yang berbeda bagi TK. Upah
riil bagi TK di Amerika adalah 1 pizza atau 1/2 pakaian. Sementara di Italia, upah
riil TK hanya 1/3 pizza atau 1/4 pakaian.
Sementara itu, total output yang mampu diproduksi kedua negara tanpa
melakukan perdagangan: Jika diasumsikan dari total 120 jam TK (input) yang
tersedia di tiap negara separuhnya dialokasikan untuk produksi pizza dan
separuhnya lagi dialokasikan untuk produksi pakaian, maka total produksi kedua
negara adalah sebagai berikut :
Produk
Negara
Pizza Pakaian
AS 60 30
Italia 20 15
Total 90+35 = 125

Dengan input 120 jam TK yang dimiliki masing-masing negara, jika dialokasikan
separuh-separuh, Amerika mampu memproduksi 60 pizza (60 jam TK / 1) dan 30
pakaian (60 jam TK / 2). Sedangkan Italia mampu memproduksi 20 pizza (60 jam
TK / 3) dan 15 pakaian (60 jam TK / 4). Dengan demikian, total produksi yang
dihasilkan kedua negara adalah 125 unit, yang terdiri dari pizza dan pakaian.
Setelah melakukan perdagangan:

Produk
Negara
Pizza Pakaian
AS 120 0
Italia 0 30
Total 120+30 = 150

Pada gambar diatas, Amerika menggunakan semua inputnya


(120 jam TK) untuk memproduksi pizza saja, sehingga
menghasilkan 120 pizza (120 jam TK / 1). Sedangkan Italia
menggunakan semua inputnya untuk memproduksi pakaian
saja, sehingga menghasilkan 30 pakaian (120 jam TK / 4).
Ternyata total output kedua negara meningkat dengan
melakukan spesialisasi produksi ini, yaitu menjadi 150 unit.
4. Teori Permintaan Timbal Balik
oleh John Stuart Mill
 Teori ini melanjutkan teori keunggulan
komparatif oleh David Ricardo, yaitu
mencari titik keseimbangan pertukaran
antara dua barang oleh dua negara dengan
perbandingan pertukarannya atau dengan
menentukan DTDN.
 Jadi, menurut John S. Mill selama terdapat
perbedaan dalam rasio produksi konsumsi
antara kedua negara, maka manfaat dari
perdagangan selalu dapat dilaksanakan di
kedua negara tersebut.
 Sepuluh perusahaan kelas dunia dengan
penghasilan diatas US$100 miliar/tahun
1. Royal Dutch Shell; Belanda; minyak & gas
2. Walmart
3. ExxonMobil Corp;Texas; John Rockeffeler
4. Sinopec; Beijing, Petrokimia
5. China National Petroleum Corporation; Beijing
6. British Petroleum; London
7. State Grid Corporation of China; perusahaan
penyedia listrik
8. Toyota Motor Corporation;Aichi, Jepang
9. Volkswagen; Jerman; produsen mobil
10. Total; Prancis; minyak & gas
Restriksi Perdagangan

 Industri-industri baru dinegara-negara


berkembang sering kali meminta
hambatan-hambatan (restriksi) terhadap
impor produk-produk saingannya dari
negara-negara maju
Hambatan perdagangan tarif & non-
tarif
 Dalam menanggapi permintaan proteksi,
pemerintah mengenakan pajak-pajak
impor (hambatan tarif) dan hambatan-
hambatan non-tarif seperti kuota,
pembatasan ekspor sukarela, pengaturan
tertib pemasaran dan hambatan-
hambatan nontarif nonkuantitatif seperti
partisipasi langsung pemerintah dalam
kepabeanan serta standar-standar
kesehatan, keselamatan dan mutu produk
a. Tarif
 Tarif atau bea impor adalah pajak-pajak
yang dikenakan atas barang-barang impor
dengan tujuan utama untuk meningkatkan
harga jualnya dipasar negara pengimpor
guna mengurangi persaingan bagi para
produsen domestik
 Untuk meningkatkan penerimaan baik atas
impor maupun ekspor
Bea-Bea Impor
 Bea Advalorem (ad valorem duties)
Pajak impor yang dikenakan sebagai suatu persentase
dari nilai faktur barang-barang yang diimpor
 Bea Spesifik (specific duties)
Jumlah tetap yang dikenakan atas unit fisik barang yang
diimpor
 Bea Kombinasi (compound duties)
Kombinasi pajak-pajak spesifik dan ad valorem
 Pajak Variabel
Pajak impor yang ditetapkan dengan perbedaan antara
harga pasar dunia dan harga yang didukung pemerintah
lokal.
b. Non-tarif
 Semua bentuk diskriminasi terhadap impor selain
pajak-pajak impor/bea masuk yang telah dibahas
◦ Kuota
 Pembatasan jumlah jenis barang tertentu yang
akan diizinkan diimpor oleh sebuah negara tanpa
hambatan selama jangka waktu tertentu (biasanya
satu tahun)
◦ Pembatasan Ekspor Sukarela (voluntary export
restraints/VER)
 Kuota ekspor yang diberlakukan oleh negara
pengekspor
1. Persetujuan Tertib Pemasaran
 VER yang terdiri atas persetujuan-persetujuan formal
antara para pemerintah negara pengekspor dan pengimpor
untuk membatasi persaingan internasional dan
melindungi beberapa pasar nasional untuk produsen lokal
 Biasanya persetujuan ini menyatakan besarnya kuota
ekspor atau impor yang akan diperoleh tiap negara untuk
barang tertentu

2. Hambatan Non Kuantitatif


 Partisipasi Pemerintah Langsung Dalam Perdagangan
• Subsidi
• Kebijakan Pengadaan Barang Pemerintah
 Prosedur Kepabeanan dan Administratif lainnya
• Standar
• Kesehatan
• Keselamatan
• Mutu produk
Alasan Restriksi Perdagangan
 Dumping: penjualan suatu produk keluar negeri dengan
harga lebih rendah dari: Biaya produksi, harga dipasar
dalam negeri, dan harga ke negara-negara ketiga.
 Jenis-jenis Dumping:
1. Dumping Sosial: kompetisi yang tidak adil karena
buruh yang lebih buruk.
2. Dumping Lingkungan: kompetisi yang tidak adil
karena peraturan lingkungan setempat tidak seketat
negara lainnya.
3. Dumping jasa keuangan: kompetisi tidak adil karena
rendahnya tingkat penetapan jaminan aset bank
4. Dumping budaya: kompetisi tidak adil karena lebih
membantu perusahaan lokal
5. Dumping pajak: perbedaan pajak korporasi
 Subsidi
 Sumbangan keuangan, diberikan secara langsung
atau tidak langsung oleh pemerintah tanpa
imbalan keuntungan
 Termasuk hibah, perlakuan pajak istimewa dan
asumsi pemerintah mengenai pengeluaran bisnis
yang normal
 Bagi perusahaan domestik untuk mendorong
ekspor maupun membantu melindunginya dari
impor
 Countervaling duties: pajak impor tambahan yang
dikenakan atas impor yang telah memperoleh
keuntungan dari subsidi ekspor.
Kategori Negara Berdasarkan
Tingkat Pembangunan Ekonomi
1. Negara Maju (developed country): Negara-negara industri seperti
Eropa Timur, Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada, Israel,
Amerika Serikat
2. Negara Berkembang (developing country): Negara dengan
pendapatan lebih rendah didunia yang secara teknis kurang
berkembang
3. Negara-Negara Industri Baru (newly industrializing countries-NIC):
Taiwan, Hongkong, Singapura, Korea Selatan, Brasil, Meksiko,
Malaysia, Thailand, Chili
 Perekonomian yang tumbuh dengan cepat
 Pendapatan sedang
 Konsentrasi FDI yang berat
 Ekspor barang manufaktur dan berteknologi tinggi dalam jumlah
besar

Anda mungkin juga menyukai