Oleh :
TAHUN 2021
AD
RA
S A H A LI
Y
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AS-SYAMSURIYAH
A
M
H
MADRASAH ALIYAH AS-SYAMSURIYYAH
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
merupakan hasil karya dari:
1. Identitas Penulis :
Nama : Tarnuzi Farichin, S.Pd.I
NIM : 2108112430
Unit Kerja : MA AS SYAMSURIYYAH
2. Jenis Karya : Laporan PTK
3. Judul : Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak ( Kelas X Materi Kisah Keteladanan Nabi Yusuf As. Di Ma As-
Syamsuriyyah )
Menyetujui dan mengesahkan untuk diajukan sebagai syarat pemenuhan tugas PPG
DalJab 2021
Mengetahui
Kepala Madrasah
ii
KAKA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan perbaikan pembelajaran ini
dengan sebaik-baiknya. Penyusunan laporan ini didasarkan pada Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang disusun dan diajukan sebagai syarat untuk memenuhi tugas PPG (Pendidikan
Profesi Guru DalJab 2021) harapan peneliti semoga penelitian ini dapat membantu mengatasi
masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran di MA As-syamsuriyyah jagalempeni,
wanasari brebes
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
penelitian ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga
tidak lepas dari bantuan, kerjasama dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu
demi kelancaran penelitian ini.
Peneliti sangat menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Untuk itu peneliti mohon maaf yang sebesar-besarnya dan peneliti mengharap
kritik dan saran demi sempurnanya tulisan ini.
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan akan mendapat ridho Alloh SWT, amin.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak.
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 3
C. Tujuan penelitian 3
D. Manfaat penelitian 4
BAB II 6
KAJIAN TEORI 6
A. Deskripsi teoritik 6
B. Hepotesis tindakan 6
C. Kerangka berpikir 6
BAB III .................................................................................................................................21
METODE PENELITIAN 21
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 21
B. Persiapan PTK 21
C. Subyek Penelitian 22
D. Prosedur Tindakan 22
E. Teknik Pengumpulan Data 22
F. Indikator Keberhasilan 22
BAB IV 25
HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN 25
A. Hasil Penelitian Dan Tindakan 25
B. Penilaian Pra Siklus 24
C. Deskripsi siklus l 27
D. Deskripsi siklus ll 28
BAB V
PENUTUP 32
KESIMPULAN DAN SARAN 32
DAFTAR PUSTAKA 33
LAMPIRAN RPP 37
DOKUMENTASI 44
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selanjutnya Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab
II Pasal 3 berbunyi :
ii
Dari kedua Undang-Undang tersebut tujuan pendidikan tidak berubah, yang artinya
masih tertuju pada pencapaian kedewasaan baik kedewasaan jasmani maupun kedewasaan
rohani.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa yang harus dikembangkan terletak pada proses belajar
mengajar yang merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan. Dengan
demikain, berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan dipengaruhi keberhasilan proses
belajar mengajar.
Model yang harus dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran diantaranya
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dengan model pembelajaran ini, guru akan
mudah menjalankan tugas mengajarnya di sekolah karena dengan kooperatif tipe jigsaw
siswa akan mencari dan menemukan sendiri problem atau masalah yang diberikan oleh
gurunya. Tugas guru hanya sebagai fasilitator sekaligus menjadi mediator serta
mengarahkan peserta didiknya.
Masalah dalam pembelajaran aqidah akhlak di Ma As- syamsuriyyh saat ini adalah
kurang tepatnya metode atau strategi pembelajaran yang digunakan guru dan masih
rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pemahaman pokok bahasan tertentu.
Fenomena ini juga terjadi di Ma As- syamsuriyyh. Pada studi awal yang dilakukan
di sekolah tersebut tepatnya tanggal 01 oktober 2021, diperoleh informasi dari guru aqidah
akhlak bahwa dalam proses pembelajaran aqidah akhlak masih banyak ditemui
permasalahan. Diantaranya guru mengalami kesulitan dalam menerapkan model
pembelajaran yang tepat, sehingga mengakibatkan siswa kurang mampu menerima
pengetahuan aqidah akhlak dengan baik. Guru masih cenderung mengajar dengan model
2
pembelajaran yang monoton, tidak memiliki variasi mengajar yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan bagi siswa.
Berdasarkan realitas di lapangan, maka perlu ditemukan solusi yang tepat sehingga
oleh peneliti dipandang perlu melakukan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) atau
classroom action research. Tujuannya adalah untuk menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran yang bermanfaat bagi guru sebagai pengalaman
mengajar, guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, melibatkan siswa secara
aktif dalam pembelajaran dan mendorong pembelajaran mandiri siswa.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak
kelas X MA As- syamsuriyyh jagalempeni brebes .
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak
kelas X MA As- syamsuriyyh jagalempeni brebes .
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian tindakan kelas ini
adalah hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas X MA As- syamsuriyyh jagalempeni brebes
dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe
jigsaw.
E. Definisi Operasional
Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan maka yang menjadi definisi
operasionalnya adalah :
1. Strategi jigsaw merupakan model pembelajaran dengan melatih siswa dalam
membaca dengan baik, berdiskusi, bercakap, bekerjasama, bertanggung jawab dan
3
melatih kepemimpinan siswa dalam kelompoknya yang terdiri dari 4 - 5 orang yang
telah ditentukan oleh guru tanpa membedakan ras, suku, sosial dan budaya.
2. Hasil belajar pada mata pelajaran aqidah akhlak adalah nilai akhir atau hasil akhir
yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran aqidah akhlak dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b. Bagi guru :
1. Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya inovatif
sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran
serta bahan ajar yang dipakainya.
2. Dapat meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan
yang muncul dari siswa.
3. Dapat membantu memberikan informasi peningkatan kemampuan siswa.
4. Dapat meningkatkan pemahaman guru kolaborasi PTK.
5. Dapat meningkatkan minat guru untuk melakukan tindakan kelas.
c. Bagi sekolah yaitu melalui penelitian ini prestasi belajar aqidah akhlak dapat
ditingkatkan. Selain itu, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada
sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran aqidah akhlak.
4
Bagi peneliti yaitu melalui penelitian tindakan kelas ini dapat diketahui secara langsung
permasalahan pembelajaran aqidah akhlak yang ada di kelas, khususnya dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar aqidah akhlak siswa. Selain itu, dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian tindakan kelas.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kebiasaan belajar baik dari segi cara belajar, waktu belajar, keteraturan belajar,
suasana belajar merupakan faktor penunjang keberhasilan belajar peserta didik. Kebiasan
itu perlu diketahui oleh guru, bukan hanya menyelesaikan masalah pengajaran dengan
kebiasaan yang menunjang prestasi atau sebaliknya. Kebiasaan belajar yang salah harus
diperbaiki dan ditinggalkan serta guru mencoba mengembangkan kebiasaan belajar baru
yang lebih bermakna. Untuk memperoleh informasi mengenai kebiasaan belajar peserta
didik, guru harus menggunakan tekhnik observasi atau pengamatan terhadap cara belajar
misalnya cara membaca buku, cara mengerjakan tugas, cara menjawab pertanyaan, cara
memecahkan suatu masalah, cara berdiskusi dan sebagainya.
Menurut Masrun dan Sri Mulyani Martinah bahwa hasil belajar adalah “Penilaian
atau pengukuran untuk mengetahui apakah guru dalam menyajikan bahan pelajaran telah
berhasil dengan baik, disamping itu juga untuk mengukur seberapa jauh siswa menangkap
dan mengerti yang telah dipelajari”1 . Kemudian dikemukakan pula bahwa:
Hasil belajar juga dapat diartikan “sebagai suatu kemampuan internal (capability)
ditunjukkan pada tercapainya tujuan belajar yang telah dimiliki seseorang dan
6
memungkinkannya untuk melakukan sesustu atau memberikan hasil tertentu
(performance)”.( W.S. Wingkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1996),
h. 97)
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh melalui kegiatan belajar yang menggunakan alat ukur untuk menilainya baik
berupa angka maupun yang bukan angka. Untuk mengetahui tingkat prestasi siswa di
sekolah biasa diadakan evaluasi belajar baik yang sifatnya harian yang dilakukan setiap
selesai penyajian materi pelajaran, maupun melalui ulangan mid semester atau ulangan
semester. Dengan diadakannya ulangan atau evaluasi tersebut, maka tingkat prestasi siswa
dapat tergambar dan kita dapat mengetahui apakah siswa memperoleh prestasi atau hasil
yang memuaskan atau tidak.
Sudah merupakan rutinitas bagi para guru, bahwa untuk mengetahui hasil belajar
dari sebuah pelajaran yang telah diberikan, diukur dengan memberikan tes atau evaluasi.
Dengan evaluasi dapat diketahui tingkat keberhasilan peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program pengajaran dalam lingkungan
pendidikan atau biasa disebut juga dengan ulangan atau ujian.
Perubahan yang terjadi pada ranah kognitif ini tergantung pada tingkat kedalaman
belajar yang dialami oleh siswa. Dengan pengertian bahwa perubahan yang terjadi pada
ranah diharapkan seorang siswa mampu melakukan pemecahan terhadap masalah yang
dihadapinya.
b. Ranah afektif
Adapun jenis kategori dalam ranah ini adalah sebagai hasil dari belajar yang mulai
dari tingkat dasar maupun yang kompleks, yaitu:
1. Menerima rangsangan (receving)
2. Merespon rangsangan (responding).
7
Menilai sesuatu (valuing).
3. Mengorganisasi nilai (organization).
Menginternalisasikan (mewujudkan) nilai- nilai (characterazion by value or value
compleks).( Muhibin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media Karya Anak Bangsa, 1996),
h. 71-72
4. )
Pada ranah afektif ini diharapkan siswa mampu lebih peka terhadap nilai dan etika
yang berlaku, dalam bidang ilmunya perubahan yang terjadi cukup mendasar, maka siswa
tidak hanya menerimanya dan memperhatikan saja, melainkan mampu melakukan satu
sistem nilai yang berlaku dalam bidang ilmunya.
Pada tipe belajar ini tampak pada siswa, berbagai tingkah laku seperti perhatiannya
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai teman di kelas dan kebiasaan di
lingkungan yang baik.
c. Ranah psikomotorik
Dalam ranah psikomotorik ini erat sekali dengan keterampilan yang bersifat konkret,
walaupun demikian tidak terlepas dari kegiatan belajar yang bersifat mental (pengetahuan
dan sikap). Dalam hal ini belajar merupakan tingkah laku yang nyata dan dapat dialami.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar aqidah akhlak
adalah proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa, dimana perubahan tingkah
laku siswa di arahkan pada pemahaman materi aqidah akhlak yang mengantarkan siswa
berpikir secara sistematis dan berakhlak mulia sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Baik
yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, maupun aspek- aspek yang lain
sehingga perubahan sifat yang terjadi pada masing- masing aspek tersebut tergantung pada
tingkat kedalaman belajar.
9
g. Kemampuan atau keterampilan guru mengajar.
Kemampuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak guru yang
profesional sebab merupakan penerapan semua kemampuan yang telah diikutinya dalam hal
bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode mengajar dan lain- lain, beberapa
indikator dalam menilai kemampuan ini antara adalah: 1) Menguasai bahan pengajaran yang
disampaikan kepada siswa. 2) Terampil berkomunikasi dengan siswa. 3) Menguasai kelas
sehingga dapat mengendalikan kegiatan siswa. 4) Terampil menggunakan berbagai alat dan
sumber belajar. 5) Terampil menggunakan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan.
Sebagai ciri dilakukan aktivitas belajar adalah adanya peruahan, baik perubahan
dalam pengetahuan, kecakapan atau tingkah laku yang menuju tercapainya tujuan
pendidikan agama Islam yang dicita-citakan, karena prestasi belajar merupakan
keberhasilan seseorang dalam belajar. Maka faktor-faktor yang mempengaruhi belajar akan
berpengaruh juga terhadap prestasi belajar seseorang.
11
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi
prestasi belajar, keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas,
iklim dan sekitarnya.
12
Berdasarkan hal tersebut, bahwa pembelajaran kooperatif memberikan nuansa
kepercayaan pada para siswa untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan mereka,
dan dilatih untuk sosok seorang pemimpin dalam kelompok sekaligus bekerjasama yang
positif dalam kelompok mereka dan menghilangkan rasa ego, suku ras, status sosial dan
budaya. Metode pembelajaran ini dapat mengajarkan kepada siswa untuk selalu berbuat dan
bertindak secara bersama atau secara berkelompok untuk memecahkan suatu masalah tanpa
ada perbedaan.
Berdasarkan hal tersebut Stahl mengemukakan ciri-ciri model pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut:
1. Belajar bersama dengan teman
2. Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman
3. Saling mendengarkan pendapat diantara anggota kelompok
4. Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
5. Belajar dalam kelompok kecil
6. Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat
7. Keputusan tergantung pada siswa itu sendari
8. Siswa aktif.( Akhmad Sukardi, Makalah Jigsaw, (online) (http://www.unila.ac.id/, diakses, 21
Juni 2011) 2011)
Senada dengan ciri-ciri tersebut, Johnson dan Hilke mempertegas bahwa ciri- ciri
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1. Terdapat saling ketergantungan yang positif antar anggota kelompok
2. Dapat dipertanggung jawabkan secara individu
3. Heterogen
4. Berbagi kepemimpinan
5. Berbagi tanggung jawab
6. Menekankan pada tugas dan kebersaman
7. Membentuk keterampilan sosial
8. Peran guru mengamati proses belajar siswa
13
8. Model pembelajaran kooperatif dapat memecah keagresifan dalam sistem kompetisi
dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif
9. Meningkatkan kemajuan belajar (pencapaian akademik)
10.Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif
11.Menambah motivasi dan percaya diri
12.Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-teman sekelasnya
13.Mudah diterapkan dan tidak mahal.( Muhammad Faiq Dzaki, Kelebihan Model Pembeelajaran
Kooperatif, (online) (http://,www.sd-binatalenta.com, diakses, 21 Juni 2011)
Teknik jigsaw dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif,
yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif diantara sesama siswa, penerimaan
terhadap perbedaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerjasama dan
kolaborasi. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk
membantu siswa yang kurang pintar dalam mempelajari konsep- konsep yang dirasa sulit
dalam matematika. Pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar
yang maksimal dan sejajar.( http://trisnimath.blogspot.com, diakses, 20 Juni 2011)
14
Jadi, kooperatif tipe jigsaw merupakan metode atau model pembelajaran yang sangat
penting dalam proses pembelajaran karena dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
siswa dituntut untuk kreatif, bertanggung jawab dan bekerjasama antar siswa baik secara
kelompok maupun secara individual. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
merupakan model pembelajran kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab
untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi
tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Kooperatif Tehnik jigsaw ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika
materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak
mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini dapat melibatkan seluruh peserta
didik dalam dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.( Zaini, Hisyam, Strategi
Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: PT Pustaka Intan Madani, 2008)
2. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri anggota kelompok lain (kelompok
asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan
kepada anggota kelompok asal.
Lebih jelasnya sebagai berikut:
Setiap siswa diberikan tugas mempelajari salah satu materi pelajaran tersebut.
Semua siswa dangan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam
kelompok yang disebut kelompok ahli (counterpart group). Dalam kelompok ahli
siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun
rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok
asal.( www.ppp.pembelajaran kooperatif.co.id:6: diakses, 20Juni 2011)
15
Berdasarkan hal tersebut betapa penting pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
diterapkan dalam proses pembelajaran, yang mana siswa diberikan kebebasan dalam
berpikir dan memecahkan permasalahan yang ada sehingga mereka dituntut untuk
berinteraksi dan bekerjasama dengan teman-teman serta bertanggung jawab dengan apa
yang mereka dapatkan untuk diberikan kepada kelompok, sehingga mereka mampu meraih
prestasi secara akademik maupun sosial.
Sejalan dengan itu salah satu model pembelajaran kooperatif adalah “hasil belajar
akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya,
serta pengembangan keterampilan siswa”.( www. ppp. Pembelajaran. Kooperatif.co.id:3,
diakses, 20 Juni 2011) Selain tujuan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga mempunyai
prinsip dalam pembelajaran kooperatif menurut Nurdin sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok
mempunya tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang
sama diantara kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan mempertanggung jawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.( www. ppp. Pembelajaran.
Kooperatif.co.id:3, diakses, 20 Juni 2011)
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan
penghargaan kooperatif, yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif diantara
sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan pengembangan keterampilan
bekerjasama dan kolaborasi. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang sangat
berarti untuk membantu siswa dalam mempelajari konsep-konsep yang dirasa sulit dalam
16
mata pelajaran khusus misalnya matematika. Pada akhirnya setiap siswa dalam kelas
medapat hasil belajar yang maksimal dan sejajar.
Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, aktivitas belajar lebih banyak berpusat
pada siswa. Dalam proses diskusi dan kerja kelompok guru hanya berfungsi sebagai
fasilitator, konsultan dan manager yang mengkoordinir proses pembelajaran. Suasana
belajar dan interaksi yang santai antara siswa dengan guru maupun antar siswa membuat
proses berpikir siswa lebih optimal dan siswa mengkontruksi sendiri ilmu yang
dipelajarinya menjadi pengetahuan yang akan bermakna dan tersimpan dalam ingatannya
untuk periode waktu yang lama. Hal ini bisa memupuk minat dan perhatian siswa dalam
mempelajari mata pelajaran yang dianggap sulit sehingga dapat berpengaruh baik terhadap
prestasi belajar siswa atau hasil belajar siswa.
Senada dengan ciri-ciri tersebut, Johnson dan Hilke mempertegas bahwa ciri- ciri
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1. Terdapat saling ketergantungan yang positif antar anggota kelompok
2. Dapat dipertanggung jawabkan secara individu
3. Heterogen
4. Berbagi kepemimpinan
5. Berbagi tanggung jawab
6. Menekankan pada tugas dan kebersaman
7. Membentuk keterampilan sosial
8. Peran guru mengamati proses belajar siswa
Efektifitas belajar tergantung pada kelompok. Proses belajar terjadi dalam
kelompok- kelompok kecil (3-4 orang anggota), bersifat heterogen tanpa perbedaan
kemampuan akademik, gender, suku maupun lainya.( Ima Desulatra, Jigsaw, (online)
(http://www.unila.ac.id/, diakses, 20 Juni 2011) 20011
17
belakang mereka masing-masing tetapi ditekankan bahwa dalam satu kelompok adalah satu
tujuan sehingga tercipta suasana damai dan mampu meraih hasil belajar yang diinginkan
secara bersama dalam kelompok.
Selain ciri- ciri pembelajaran kooperatif tipe jigsaw masih banyak lagi ciri- ciri
yang lain diantaranya:
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi pelajaran sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda- beda,
baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, suku, sosial dan budaya yang berbeda serta memperhatiakan
kesetaraan gender.
3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing- masing
individu.( www.ppp.pembelajaran kooperatif.co.id:3, Op.Cit )
Berdasarkan ciri- ciri pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut dapat kita
simpulkan bahwa proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran
yang harus diterapkan dalam setiap pembelajaran atau mata pelajaran yang dianggap susah
karena dengan metode pembelajaran ini siswa dituntut untuk memecahkan masalahnya
dengan kelompoknya masing- masing agar masalah yang besar sekalipun dapat dipecahkan
(dicarikan solusi) dengan baik. Selain itu siswa dalam menerima materi akan lebih mudah
karena setiap siswa diberikan kesempatan untuk membahas materi yang diajarkan, baik
secara kelompok maupun individu. Oleh karena itu, seorang guru haruslah pintar- pintar
dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran karena dengan metode pembelajaran
yang sesuai akan memberikan hasil atau dampak yang positif bagi siswa.
A B A B A
C B
C D C D C D
E E E
A B A B A B
D C D C D
C
E E E
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan judul penelitian, informasi dan penelitian yang relevan yang
dikemukakan sebelumnya, peneliti membuat skema yang akan dijadikan sebagai
kerangka berpikir dalam penelitian ini, sebagaimana yang tertera pada gambar berikut:
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action
research yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana
tindakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan guru dan keaktifan siswa. Oleh karena
itu, Penelitian ini difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai usaha yang tepat untuk
meningkatkan kemampuan guru dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 (dua) siklus yang didasarkan pada silabus
pengajaran aqidah akhlak kelas X tiap siklus dilaksakan sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai. Sebelum dilaksanakan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dengan maksud
untuk mengetahui kemampuan awal siswa yang berkaitan dengan topik yang akan
diajarkan.
Adapun desain rancangan penelitian tindakan kelas 2 , dapat dilihat pada gambar
berikut:
Alternatif Pemecahan Pelaksanaan
Permasalahan
(Rencana Tindakan I) Tindakan I
Siklus I
Siklus II
2 (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999: 27)
21
Refleksi II Analisis Data II Observasi II
Terselesaikan
(monitoring )
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini meliputi:
a. Membuat skenario pembelajaran.
b. Membuat lembar observasi.
c. Membuat alat bantu pembelajaran yang diperlukan dalam rangka membantu siswa
memahami materi aqidah akhlak dengan baik.
d. Medesain alat evaluasi, untuk melihat apakah materi aqidah akhlak telah dikuasai
oleh siswa
e. Membuat jurnal, untuk mengetahui refleksi diri.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran
yaitu 3 (tiga) kali pertemuan untuk setiap siklus.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan sebagai acuan penyusunan skenario
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memotivasi siswa
Memberikan apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Guru melaksanakan apersepsi, motivasi dan mengarahkan siswa untuk memasuki
kompetensi dasar yang akan dibahas
b. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai.
c. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan menjelaskan langkah kerja kooperatif
tipe jigsaw.
d. Guru membagi dalam 6 kelompok dengan anggota 5 orang siswa dalam masing-
masing kelompok dan memotivasi seluruh kelompok untuk berpartisipasi dalam
diskusi.
e. Guru memberikan kesempatan pada masing-masing kelompok untuk
mempresentasekan hasil kerja kelompok dengan memberikan kesempatan pada 1
(satu) anggota kelompok untuk berkunjung pada kelompok lain dan selebihnya
menunggu di stand kelompok masing- masing.
22
f. Guru sambil berkeliling memberikan penghargaan pada setiap kelompok. Selesai
berkunjung siswa dipersilahkan kembali pada kelompoknya untuk melihat
kekurang masing- masing.
g. Guru menanyakan pada setiap kelompok, kelompok mana yang terbaik hasil
diskusimya
h. guru memberikan penghargaan.
i. Guru mendiskusikan kembali dengan seluruh siswa, bila perlu mengembangkan
materi.
j. Guru mengadakan tes/ ulangan.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa merangkum hasil pembahasan materi.
b. Guru bersama siswa melakukan refleksi.
c. Guru memberikan tugas sebagai bahan evaluasi seperti PR atau tugas lain untuk
dikerjakan di rumah.
23
Pertama, dari segi proses dikategorikan berhasil apabila minimal 85% proses
pelaksanaan tindakan kelas telah sesuai dengan skenario pembelajaran.
Kedua, dari segi hasilnya tindakan dikategorikan berhasil apabila minimal 85%
siswa telah memperoleh nilai minimal 65 ke atas secara perorangan. Hal ini merupakan
ketentuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Aqidah Akhlak yang diterapkan di
MA As- syamsuriyyh jagalempeni brebes .
.
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada tahap awal atau Pra Siklus di kelas X MA As- syamsuriyyh jagalempeni brebes .
. dengan pembelajaran klasikal menunjukan hasil belajar siswa masih banyak yang dibawah
KKM dan memiliki rata- rata ketentutasan hasil belajar dibawah 50%. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 1 dan tabel 2 dibawah ini.
Tabel. 1
Hasil Belajar Siswa pada Tahap Pra Siklus
Ketuntasan
No Nama Siswa KKM Nilai Tuntas Tidak
25
Tabel. 2
Prosentase Ketuntasan
Hasil Belajar pada Tahap Pra Siklus
Pra Siklus
No Nilai
Jumlah Peserta Didik %
1 >70 6 33,33
2 < 70 12 66.67
Jumlah 18 100 %
Grafik. 1
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa tahap Pra Siklus
66,67
33,33
PRA SIKLUS
Dari tabel 1 dan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah keseluruhan
18 Siswa hanya ada 6 siswa (33,33%) yang telah mencapai KKM dan
sebanyak 12 siswa (66,66%) yang belum mencapai KKM.
Tabel . 3
Hasil Belajar Siswa tahap Pra Siklus dan Siklus I
Nama Siswa Nilai Pra Nilai
No KKM
Siklus Siklus I
1 Diana N 70 100 100
2 Dewi safitri 70 70 90
3 Ina Nurtiya 70 70 80
4 Hawadatun 70 80 100
5 M Ruston 70 80 90
6 M Tedi 70 80 80
7 Sugeng prayugo 70 70 80
8 Nabila Salsabila 70 40 90
9 Nadivatun 70 100 90
10 Nawa Hamidah 70 30 40
11 Nasywa Desta 70 20 40
12 Nurul Alifah 70 30 80
13 Rekhan 70 100 100
14 Riska Ramadani 70 100 90
15 Sadiyah 70 40 40
16 Sukma Harum 70 50 100
17 Tessa Eliya 70 70 100
18 Winda Ayu 70 50 40
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 20 40
Nilai Rata-rata 66 79
27
Tabel. 4
Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar
Tahap Pra Siklus dan Siklus I
Grafik 2
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa tahap Pra Siklus dan Siklus I
77,77
66,67
33,33
22,23
3. Penelitian Siklus II
a. Paparan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II
Tabel. 5
Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Nilai
Nilai Pra Nilai
Na KKM Siklus
No Siklus Siklus I
ma II
Diana N 70 100 100 100
1
2 Ida April 70 70 90 80
Ina Nurtiya 70 70 80 80
3
Hawadatun 70 80 100 90
4
5 M Ruston 70 80 90 100
6 M Tedi 70 80 80 90
Sugeng Prayugo 70 70 80 80
7
Nabila Salsabila 70 40 90 90
8
Nadivatun 70 100 90 100
9
10 Nawa Hamidah 70 30 40 80
11 Nasywa Desta 70 20 40 90
12 Nurul Alifah 70 30 80 80
13 Rekhan 70 100 100 100
14 Riska Ramadani 70 100 90 90
15 Sadiyah 70 40 40 80
Nilai Terendah
20 40 30
66 79 85
Nilai Rata-rata
29
Tabel. 6
Prosentase HasilBelajar
Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Juml Jumlah
Nilai
Peserta % siswa % Peserta %
Didik Didik
1 >70 6 33,33 14 77,77 17 94,45
2 < 70 12 66.67 4 22,23 1 5,55
Jumlah 18 100 18 100 18 100
Grafik.3
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
95,44
77,77
66,67
33,33
22,23 5,55
Dari data-data diatas dapat kita ketahui bahwa setelah dilakukan tindakan
perbaikan dengan menggunakan metode talking stick sebagai alat bantu
proses pembelajaran hasil belajar siswa dapat mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat pada tabel. 6 tahap Pra Siklus prosentase ketuntasan
hanya mencapai 33,33% , tahap Siklus I mencapaik 77,77%, dan tahap
Siklus II mengalami peningkatan hasil belajar siswa sebesar 94,44%.
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
B. Saran
Untuk meningkatkan Hasil belajar dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
a. Guru dapat menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan kesenangan anak
dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan
b. Guru dapat menggunakan pencampuran metode seperti metode pendekatan model
kooperatife jigsaw agar penyampian materi dapat berjalan dengan baik
32
DAFTAR PUSTAKA
33
LAMPIRAN RPP SIKLUS 1, SIKLUS II
KI-2: mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotongroyong , kerjasama, cinta damai. Responsip dan pro aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
KI-3: memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena kejadian memecahan serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4: mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampumenggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.8. : Menghayati kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
2.8. : Meneladani sifat-sifat utama Nabi Yusuf a.s.
C. Indikator Pembelajaran
1.8.1 Siswa dapat menghayati kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
2.8.2 Siswa dapat meneladani sifat-sifat utama Nabi Yusuf a.s.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, siswa dapat
menganalisis kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
2. Setelah mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, siswa dapat
menyajikan sinopsis kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
I. Materi Ajar
34
1. Saudara –saudara nabi yusuf melakukan rencana jahat
2. Nabi yusuf bermimpi
3. Nabi yusuf dimasukan kedalam sumur
II. Model dan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : cooperatife type jigsaw
Metode : diskusi, presentasi , Tanya jawab, Latihan dan Tugas.
lll. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan 10’
1. Guru memberi salam, dan membimbing siswa berdoa
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi
motivasi (yel-yel/ice breaking)
3. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
tentang topik yang akan diajarkan
4. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran
Kegiatan Inti 65’
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi
tayangan dan bahan bacaan terkait materi Kisah Teladan Nabi
Yusuf a.s.
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan
ini harus tetap berkaitan dengan materi Kisah Teladan Nabi
Yusuf a.s.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Kisah Teladan
Nabi Yusuf a.s.
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau
individu yang mempresentasikan
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang
telah dipelajari terkait Kisah Teladan Nabi Yusuf a.s.
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Menutup 15’
35
Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
IV. Penilaian
Prosedur : Tes proses, Tes akhir
Jenis tes : Tes tertulis
Bentuk tes : Uraian
Alat tes : 1. Lembar soal 3. Skor penilaian
2. Kunci jawaban 4. Lembar pengamatan
V. Sumber Belajar dan Media
Sumber belajar :
a. Buku pelajaran Akidah Akhlak Kelas X
b. Buku lain yang relevan.
Instrument : Terlampir
Mengetahui
36
Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
LEMBAR KERJA
SISWA SIKLUS I
Sekolah : MA As Syamsuriyyah
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Tema : Kisah Keteladanan Nabi Yusuf As
Sub tema : - Saudara nabi yusuf melakukakn pertemuan rahasia
- Nabi yusuf bermimpi
- Nabi yusuf dimasukan kedalam sumur
Kelas / Semester : X /1
Alokasi Waktu : 45 menit
Petunjuk :
1. Kerjakan lembar kerja ini secara kelompok !
2. Diskusikan bersama kelompokmu !
3. Mintalah penjelasan pada guru jika ada hal-hal yang kurang jelas !
4. Kemudian presentasikan di depan kelompok lain!
Tugas
1. Nabi yusuf punya ayah yang sangat menyayanginya. Siapakah namanya!
2. Nabi yusuf punya beberapa saudara, sebutkan nama saudara nabi yusuf yang palng kecil !
3. jelaskan Mengapa sauadara-saudara Nabi Yusuf iri hati kepada Nabi Yusuf !
4. Apa yang sauadara-saudara Nabi Yusuf lakukan untuk melampiaskan kekesalannya
terhadap Nabi Yusuf?
5. Ceritakanlah dihadapan kelompok lain kisah nabi yusuf as sesuai dengan tayangan vdeo
yang telah ditayangkan !
37
KUNCI
JAWABAN
Sekolah : MA As
Syamsuriyyah Mata Pelajaran :
akidah akhlak
Materi Pokok : kisah keteladanan nabi yusuf as
Kelas / Semester : IV / 1
38
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
KI-3: memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena kejadian memecahan serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4: mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan
mampumenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar
3.8. : Menganalisis kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
4.8. : Menyajikan sinopsis kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
Indikator Pembelajaran
3.8.3 Siswa dapat menganalisis kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
4.8.4 Siswa dapat menyajikan sinopsis kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
Tujuan Pembelajaran
3. Setelah mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan,
siswa dapat menganalisis kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
39
4. Setelah mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan,
siswa dapat menyajikan sinopsis kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
I. Materi Ajar
1. Nabi Yusuf Di Goda Zulaikha
2. Nabi Yusuf Di Penjara
Pendahuluan 10’
1. Guru memberi salam, dan membimbing siswa berdoa
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi
motivasi (yel-yel/ice breaking)
3. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
tentang topik yang akan diajarkan
4. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
langkah pembelajaran
Kegiatan Inti 65’
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi
tayangan dan bahan bacaan terkait materi Kisah Teladan Nabi
Yusuf a.s.
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan
ini harus tetap berkaitan dengan materi Kisah Teladan Nabi
Yusuf a.s.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Kisah Teladan
Nabi Yusuf a.s.
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau
individu yang mempresentasikan
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang
telah dipelajari terkait Kisah Teladan Nabi Yusuf a.s.
40
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Menutup 15’
IV. Penilaian
Prosedur : Tes proses, Tes akhir
Jenis tes : Tes tertulis
Bentuk tes : Uraian
Alat tes : 1. Lembar soal 3. Skor penilaian
2. Kunci jawaban 4. Lembar pengamatan
V. Sumber Belajar dan Media
Sumber belajar :
1. Buku akidah akhlak kelas X
2. Buku lain yang relevan.
Media : AUDIO VIDEO
Instrument : Terlampir
Mengetahui
41
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS II
Sekolah : MA As Syamsuriyyah
Mata : Akidah Akhlak
Pelajaran : Kisah Keteladanan Nabi Yusuf As
Tema : - Nabi yusuf digoda zulaikha
Sub tema - Nabi yusuf di penjara
Kelas / :X /1
Semester
Alokasi Waktu : 45 menit
Petunjuk :
1. Kerjakan lembar kerja ini secara kelompok diskusi kalian !
2. Diskusikan bersama kelompokmu !
3. Mintalah penjelasan pada guru jika ada hal-hal yang kurang jelas !
4. Presentasikan dihadapan kelompok lain!
42
KUNCI JAWABAN
Sekolah : MA As Syamsuriyyah
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Tema : Kisah Keteladanan Nabi Yusuf As
Sub tema : - Nabi yusuf digoda zulaikha
- Nabi yusuf di penjara
Kelas / Semester :X /1
Alokasi Waktu : 45 menit
1. Dengan Seorang Penjaga Gudang Istana Makanan Dan Yang Seorang Lagi Bekerja
Sebagai Pelayan Meja Istana
2. Menafsirkan mimpi
Berbagai cara Zulaikha coba untuk menggoda Nabi Yusuf namun tidak berhasil. Kemudian dia menuduh
Yusuf dan memenjarakannya.Nabi Yusuf berusaha untuk sabar dan menyerahkan diri pada Allah dengan
semua cobaan ini. Di sisi lain, ia juga bersyukur karena hal ini akan menjauhkan dirinya dari godaan
Zulaikha.Dia tidak pernah dendam dan telah memaafkan kesalahan saudara-saudaranya yang
menzaliminya dahulu. Kemudian, ia membawa seluruh keluarganya ke Mesir untuk tinggal bersamanya
43
DOKUMETASI
44
45
45