Anda di halaman 1dari 23

KETERLIBATAN DAN PERANAN INDONESIA DALAM KONFLIK

ISRAEL-PALESTINA
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semster Pada mata kuliah Politik Luar Negeri
Indonesia

Disusun oleh:
Kelompok 3
Suci Putri Pratama 6670220021 (3C)
Firyal Fazriani 6670220082 (3C)
Afrian Albar Erlangga 6670220087 (3C)
Faiha Zayyan 6670220092 (3C)
Rara Anindya Putri 6670220095 (3C)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGAUNG TIRTAYASA

TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Wilayah Timur Tengah dikenal menjadi wilayah ssebagai tempat konflik sering terjadi
bahkan hingga menyebabkan perang antar negara yang berada di wilayah tersebut. Isu-isu
seperti pengklaiman wilayah menjadi menjadi isu yang kompleks. Konflik Israel dan Palestina
menjadi konflik yang mendapatkan perhatian internasional dan masih berlangsung hingga kini,
tindakan-tindakan agresif yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina telah memakan banyak
korban jiwa. Penyerangan yang dilakukan secara agresif banyak memicu amarah dan simpati
seluruh dunia, aksi solidaritas banyak digaungkan, hingga bantuan kemanusian dengan
mengirim obat-obatan, makanan hingga tenaga medis banyak dilakukan oleh negara-negara
yang berada di sisi Palestina, salah satunya adalah Indonesia.
Keterlibatan Indonesia dalam konflik antara Israel dan Palestina sebagai langkah Indonesia
dalam mewujudkan tujuan Indonesia untuk menjaga ketertiban dunia. Dalam menjalankan
hubungan politik luar negeri, Kebijakan luar negeri dan diplomasi dibentuk karena didasarkan
pada bagaimana cara Indonesia berinteraksi dengan negara lain, dengan berasaskan pada
politik Indonesia yang bebas dan aktif. Indonesia menilai bahwa tidak tepat jika suatu negara
mengambil alih wilyah negara lain dan memperlakukan warga negara tersebut secara semena-
mena, hal ini dianggap bertentangan dengan keadilan dan kebaikan(Novan Prasetya & Srifauzi,
2018) Hubungan kerjasama Indonesia dengan Palestina sudah terjalin sejak lama, sejak

Indonesia sedang berada dalam masa peralihan hingga saat ini.


Keterlibatan dan peran serta Indonesia dalam konflik antar Israel dan Palestina, bukan
hanya dari pemerintah saja tetpi masyarakat juga turut andil untuk menunjukkan dukungan
kepada Palestina dan mengkritik Israel karena bersikap agresif. Pada Tahun 2016 Indonesia
ditunjuk sebgai tuan rumah KTT Luar Biasa OKI dengan membahas mengenai isu
Palestina(Mudore, 2019). Selain itu Indonesia juga memberikan bantuan dengan mengirimkan
tenaga medis dan obat-obatan, dikutip dari Kompas, Indonesia Humanitarian Alliance (IHA)
menyatakan bahwa mereka siap untuk memberangkatkan tenaga medis mereka sebanyak 33
orang tenaga medis. Pemberian bantuan-bantuan tersebut menunjukkan bahwa peranan
Indonesia turut andil dalam memberantaskan penjajahan dan namun perlu diperhatikan bahwa
keterlibatan Indonesia dalam hal ini sebagi salah satu misi kemanusiaan dan tetp sejalan dengan
politik bebas aktif yang dianut Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dengan permasalahan yang telah peneliti jabarkan diatas dapat ditarik kesimpulan
rumusan masalah dalam penelitian ini yakni:
1. Bagaimana keterlibatan dan peran Indonesia dalam konflik Israel dan Palestina?
2. Hambatan apa saja yang dialami Indonesia dalam keikutsertaan penyelesaian
Konflik Israel dan Palestina?

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Adapun yang menjadi tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh
mana Keterlibatan dan Peran Indonesia Dalam Konflik Israel dan Palestina. Peneliti berharap
hasil dari penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam dunia akademis
khususnya pada program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa serta dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian
yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LITERATUR REVIEW
Penulis Jurnal Relycia Solihin, Herlina Juni Risma Saragih, Bayu Setiawan &
Pujo Widodo
Judul Jurnal Peran Indonesia Pada Konflik Israel –Palestina Melalui Multi-
Track Diplomacy
Volume Jurnal PERSPEKTIF, 12(3) (2023): 1002-1013
Tahun Jurnal 2023
Tanggal Ulasan 13 Desember 2023
Metode Penelitian Metode penelitian kualitatif dengan library research
Hasil Penelitian Terdapat Sembilan jalur diplomasi yang ditempuh Indonesia
dalam membantu Palestina, antara lain (1) Memanfaatkan peran
Indonesia sebagai DK Tidak Tetap PBB dan menyelenggarakan
UN Security Council Briefing. (2) Menyarankan resolusi koflik,
bantuan perdamaian, serta dialog perdamaian CIS dan ISOMIL.
(3) Membangun hubungan kepercayaan anatra Israel-Indonesia
sebagai upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina dalam
bidang non formal berupa investasi dan bisnis. (4) Membangun
hubungan diplomasi antar negara, antar orang antara Israel-
Indonesia. (5) Memberikan bantuan dalam bidang pendidikan,
pelatihan, dan penelitian sebagai upaya meningkatkan SDM
warga Palestina melalui NAASP. (6) Seorang aktivis mendesak
pemerintah Indonesia agar Indonesia segera meratifikasikan
Statuta Roma (7) ara tokoh agama di Indonesia turut
mengadvokasi masyarakt, pemerintah, PBB, hingga negara
tetangga sekitar kawasan konflik untuk memberi bantuan dan
mendukung Indonesia menyelenggarakan diplomasi jalur
pertama. (8) Memberi bantuan dana kepada beberapa Yayasan
yang menggalang dana untuk membantu korban Konflik Israel-
Palestina. (9) Menggunakan media nasional untuk menyuarakan
dukungan dan mengimbau masyarakat agar berpihak pada
Palestina.

Penulis Jurnal Syarif Bahaudin Mudore


Judul Jurnal PERAN DIPLOMASI INDONESIA DALAM KONFLIK
ISRAEL-PALESTINA
Volume Jurnal Jurnal CMES Volume XII Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2019
Tahun Jurnal 2019
Tanggal Ulasan 13 Desember 2023
Metode Penelitian Metode penelitian kualitatif library research
Hasil Penelitian Prinsip politik luar negeri bebas aktif yang dianut Indonsia
membuat Indonesia menolak tegas penjajahan serta penindasan
terhadap Palestina. Indonesia mengupayakan bantuan untuk
meredakan konflik Israel-Palestina melalui jalur diplomasi
seperti menempatkan konflik Israel-Palestina dalam ranah PBB,
mendesak diselenggarakannya Special Session Dewan HAM,
mengusahakan deklarasi dukungan terhadap Palestina ketika
Konfrensi Asia-Afrika, dan menolak terjalinnya jalur diplomasi
dengan Israel

Penulis Jurnal Aulia Pengdaviera Juntami


Judul Jurnal PANCASILA AND PEACE: PERAN INDONESIA DALAM
MEDIASI KONFLIK ISRAEL-PALESTINA;
IMPLEMENTASI PANCASILA PADA DIPLOMASI
PERDAMAIAN DUNIA
Volume Jurnal Volume 9, Nomor 3 2023
Tahun Jurnal 2023
Tanggal Ulasan 13 desember 2023
Metode Penelitian Metode penelitian kualitatif
Hasil Penelitian Pancasila sebagai ideologi yang dianut Indonesia secara tegas
menolak adanya penjajahan dan ketidakadilan khususnya pada
konflik Israel-Palestina. Dengan prinsipnya Pancasila, selalu
mengdepankan persatuan, kemanusiaan, dan keadilan. Hal
tersebut menjadi alasan kuat Indonesia memberi berbagai
bantuan kemanusia, menjalin berbagai hubungan diplomasi, dan
mengadvokasi masyarakat agar terus mendukung, berpihak, dan
menyalurkan bantuan kepada Palestina. Dukungan Indonesia
kepada Palestina yang didasari oleh prinsip Pancasila merupakan
salah satu upaya untuk mewujudkan perdamaian dunia.

Penulis Jurnal Rezki Satris


Judul Jurnal Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca
Pengakuan Jerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
Volume Jurnal Vol. 2 No. 2 Tahun 2019
Tahun Jurnal 2019
Tanggal Ulasan 13 desember 2023
Metode Penelitian Metode penelitian kualitatif
Hasil Penelitian Setelah Jerussalem secara sepihak diumumkan sebagai ibu kota
Israel oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump Indonesia
melakukan koordinasi dengan beberapa negara di Timur Tengah
agar konferensi Tingkat tinggi luar biasa Internasional dapat
diselenggarakan melalui OKI (Organisasi Kerja Sama Islam).
Konferensi tersebut berisikan ajakan agar menolak putusan
Amerikan Serikat terkait Jerussalem, mendorong agar komunitas
internasional tetap menaati hukum internasional, dan mengajak
dunia internasional agar mengakui status Jerussalem sebagai ibu
kota Palestina yang diduduki oleh Israel

Penulis Jurnal Bartolomeus Marulitua Simanjorang, Bayu Ardian SyahPutra,


M. Habib Husin, Iren Br. Bangun, Nadira Zawani, Thereza
Dwi Ningrum Siburian, Zoan Gaharu Perangin-Angin,
Prayetno
Judul Jurnal Pengaruh Konflik Palestina Dengan Israel Terhadap Gerakan
Perlawanan Hamas dan Dampaknya Bagi Indonesia
Volume Jurnal Volume 2, Nomor 2, Juni 2023
Tahun Jurnal 2023
Tanggal Ulasan 13 Desember 2023
Metode Penelitian Metode penelitian kulitatif dengan library serearch
Hasil Penelitian Keterlibatan Hamas sebagai organisasi politik dan militer
menjadikan konflik Israel-Palestina semakin memanas. Politik
internal, pengendalian pemerintahan di Jalur Gaza mulai terjadi
sejak Hamas Terlibat. Konflik Israel-palestina memberi dampak
pada Indonesia seperti kenaikan harga minyak, melemahkan
nilai tukar Rupiah, inflansi, hingga kenaikan harga produk local
karena aksi boikot. Adapun upaya Indonesia dalam membantu
Palestina seperti Perjanjian Oslo yang terjalin antara Israel dan
Organisasi Pendukung palestina (PLO), dan lainnya

B. KERANGKA TEORI
1. Konflik
Definisi konflik menurut Webster yaitu terdapat suatu perjuangan perkelahian
ataupun peperangan secara fisik yang terjadi diantara beberapa pihak. Webster juga
mendefinisikan konflik sebagai suatu pandangan mengenai kepentingan yang berbeda
antara pihak yang terkait atau suatu keyakinan bahwa adanya aspirasi yang diberikan
oleh pihak-pihak terkait atau pihak yang terlibat dalam konflik tidak tercapai secara
bersamaan. konflik sosial kerap kali memuat suatu rangkaian fenomena perselisihan,
pertikaian, dan pertentangan yang terjadi antar pribadi yang pada mulanya melalui
konflik kelas hingga skala internasional yang bentuknya berupa perperangan. (Elly M.
Setiadi dan Usman Kolip, 2011345). Penyebab terjadinya konflik menurut pandangan
Wibowo (2006; 47) yaitu :
1. Penyimpangan resepsi
Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya individu bias dalam melihat
atau memandang sesuatu maupun seseorang. Dengan kata lain, terkadang dalam
memandang sesuatu kita cenderung lebih menggunakan cara yang
menguntungkan diri sendiri.
2. Dendam
konflik kerap kali terjadi akibat adanya perasaan takut untuk kehilangan
muka dalam menjalin hubungan dengan orang lain sehingga menimbulkan
upaya untuk berperilaku serupa dengan orang tersebut dengan lakukan
pembalasan.
3. Kompetisi terhadap sumber daya langka
hal ini disebabkan karena individu pada umumnya cenderung
menganggap secara berlebihan terkait kontribusi yang telah ia berikan kepada
organisasi. Perasaan tersebut yang kemudian menciptakan tuntutan untuk
mendapatkan sumber daya lebih banyak yang menurutnya sepadan dengan
kontribusi yang telah ia berikan.
4. kritik yang sifatnya merusak
Kritik yang diberikan adalah tanggapan negatif yang menciptakan
amarah terhadap pihak yang mendapatkan kritik tersebut
5. Ketidakpercayaan
Jika terdapat perasaan tidak percaya terhadap pihak lain dalam suatu
hubungan maka akan melibatkan konflik dalam hubungannya.

2. Teori Diplomasi
Menurut Oxford English Dictionary, diplomasi yakni suatu pengelolaan
hubungan internasional dengan melalui negosiasi dan berkaitan erat dengan
politik internasional, yakni berupa seni mengutamakan kepentingan diri sendiri
dalam hubungan dengan negara lain (Mohtar Mas'oed 2002,). Diplomasi yakni
salah satu bentuk politik luar negeri yang mengembangkan kebijakan luar
negeri suatu negara untuk memajukan kepentingan nasionalnya. Diplomasi
juga merupakan sarana yang digunakan negara-negara untuk mencapai tujuan
nasional dan mendapatkan dukungan terhadap prinsip-prinsip yang mereka anut
(Suryokusumo 2004, hal. 10). Dari kedua definisi tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa diplomasi ialah negosiasi antar aktor internasional dalam
menyelesaikan permasalahan didalam negeri ataupun internasional dalam
pelaksanaan politik luar negeri.
Diplomasi adalah pengelolaan hubungan antara negara dan aktor lain
dalam hubungan internasional. Negara, melalui perwakilan resminya dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya, berupaya mengkomunikasikan,
mengoordinasikan, dan menjamin kepentingan nasional mereka yang spesifik
atau lebih luas melalui komunikasi, diskusi informal, pertukaran pandangan,
lobi, kunjungan, dan aktivitas terkait lainnya (R.P. Barston, 1997). Diplomasi
berarti suatu negara dapat mencapai kepentingan nasionalnya dengan
mengumpulkan pendapat tanpa harus melakukan perang. Tujuan diplomasi
yang baik dan juga efektif yakni guna mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya bagi negara. Fokus utamanya jelas menjaga keamanan. Namun,
terlepas dari pertimbangan keamanan nasional yang penting, peningkatan
kepentingan ekonomi, perdagangan dan juga komersial, perlindungan warga
negara negara lain, pengembangan budaya dan juga ideologi, peningkatan
prestise nasional, dll, dan pembangunan hubungan persahabatan dengan negara
lain, dll. Secara garis besar, tujuan-tujuan tersebut dapat dibagi dalam tiga
bidang: politik, ekonomi, dan budaya, (Roy, 1991).
a) Diplomasi Politik
Inti dari diplomasi politik adalah perdamaian, yaitu tidak memperparah
atau memperparah kontradiksi yang ada antar negara yang terlibat dalam
permasalahan tersebut. Jenis diplomasi ini didasarkan pada pemberian
berbagai konsesi kepada pihak lain mengenai isu-isu yang sepele dan tidak
penting. Contoh diplomasi perdamaian tersebut adalah tindakan Inggris dan
Prancis menjelang Perang Dunia II untuk melawan aspirasi agresif Adolf
Hitler.
b) Diplomasi ekonomi
Diplomasi ekonomi yakni bidang khusus dalam kegiatan diplomasi
modern yang terkait dengan penggunaan isu-isu ekonomi sebagai tujuan,
sarana bisnis, dan kerja sama dalam hubungan internasional. Diplomasi
jenis ini ialah suatu pelayanan diplomasi yang fokusnya pada peningkatan
ekspor, menarik investasi asing, ikut serta dalam kegiatan organisasi
ekonomi internasional, yaitu menegaskan kembali kepentingan
perekonomian suatu negara di tingkat internasional. Diplomasi ekonomi,
yakni bagian organik dan tidak dapat dipisahkan dari kebijakan
internasional serta aktivitas internasional suatu negara. Kebijakan luar
negeri menentukan maksud dan tujuan diplomasi ekonomi. Tujuan
diplomasi ekonomi ialah yang pertama guna menegaskan kepentingan
ekonomi suatu negara secara internasional. Kedua, melindungi keamanan
ekonomi melalui jalur diplomasi. Ketiga, meningkatkan daya saing suatu
negara secara internasional. Tujuan diplomasi ini antara lain memperluas
kerja sama ekonomi yang saling memberikan keuntungan. Penggunaan
sumber daya nasional untuk tujuan politik luar negeri dalam menghasilkan
keuntungan dari mitra dagang dan juga guna memperkuat daya saing
internasional suatu negara. Meraih keuntungan, memperoleh keunggulan
kompetitif di pasar dunia dan melindungi kepentingan nasional dalam skala
global. dan untuk menjamin keamanan perdagangan luar negeri.
c) Diplomasi Budaya
Diplomasi budaya yakni pertukaran ide, informasi, seni, dan aspek
budaya lainnya antar negara guna menciptakan saling pengertian dalam
berhubungan dengan negara lain. Hal tersebut mempengaruhi pembentukan
opini publik melalui unsur budaya seperti gagasan, bahasa, dan
pengetahuan yang ditularkan kepada masyarakat luas. Opini publik ini
secara tidak langsung mempengaruhi kebijakan nasional. Diplomasi
budaya juga dapat menyampaikan karakter suatu negara.

Dari sudut pandang idealis, diplomasi dipraktekkan untuk mencapai


tujuan lebih dari sekedar kemenangan materi dan fisik. Diplomasi adalah
tentang memenangkan hati dan pikiran, mengubah pandangan dan sikap yang
berlawanan sehingga pihak-pihak yang berseberangan dapat merangkul
perdamaian dan optimis terhadap nilai-nilainya, serta memimpin negara-negara
untuk hidup berdampingan dalam damai. Oleh karena itu, dunia sangat
membutuhkan diplomat-diplomat yang memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan
untuk meredam sikap agresif yang menjadi penyebab permasalahan dunia.
C. KERANGKA PEMIKIRAN

Teori Diplomasi (R.P. Barston, 1997) dengan


indikator:
1. Pengelolaan hubungan internasional
2. Interaksi negara dengan pihak lain.

Teori Konflik (Wibowo (2006; 47)


Dengan penyebabnya yaitu:
1. Penyimpangan resepsi
2. Dendam
3. Kompetisi terhadap sumber daya langka
4. Kritik yang sifatnya merusak
5. Ketidakpercayaan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENDEKATAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan studi pustaka (library research) yakni pengumpulan data dengan
mempelajari dan memahami teori-teori dari berbagai literatur yang masih memiliki
keterkaitan hubungan dengan penelitian tersebut. Dalam pengumpulan data, peneliti
harus mencari sumber dari berbagai literatur untuk kemudian dikonstruksikan dan
dianalisis secara mendalam agar gagasan yang dihasilkan bisa proposional.
Sedangkan penelitian kualitatif yakni metode yang digunakan untuk memahami
kenyataan dengan melalui proses berfikir yang induktif. Fokus dari penelitian kualitatif
yakni validitas data dan kesesuaian data dengan apa yang sebenarnya terjadi pada
penelitian (Nina Adlini et al., 2022). Tujuan dari penelitian kualitatif adalah guna
memahami secara mendalam terkait permasalahan sosial.

B. FOKUS PENELITIAN
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa batasan masalah yang Dimana batasan
masalah tersebut menjadi fokus yang didalamnya berisikan pokok permasalahan yang
bersifat umum. Maka dari itu, fokus penelitian ini yakni:
1. Keterlibatan Indonesia dalam mediasi konflik yang terjadi di Israel dan
Palestina.
2. Peran diplomasi Indonesia dalam upaya mengatasi konflik Israel-Palestina.
3. Hambatan yang dialami Indonesia dalam upaya membantu Palestina.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang bertujuan untuk memperkuat data yang diperoleh, yakni
dengan mengumpulkan data melalui studi kepustakaan dan dokumentasi.
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan sangat berhubungan dengan kajian secara teoritis
serta referensi lainnya yang berkaitan dengan nilai dan budaya serta norma yang
berkembang dalam lingkungan masyarakat ataupun situasi sosial yang diteliti
(Sugiyono, 2012). Dalam melakukan penelitian, studi kepustakaan sangat
penting karena penelitian sangat sulit terlepas dari literatur ilmiah.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yakni berisikan catatan atas peristiwa yang terjadi di masa
lampau yang biasanya berbentuk gambar, tulisan dan juga karya monumental
seseorang. Dokumentasi bisa menjadi bukti serta bahan pembanding atas suatu
keterangan dan informasi ataupun kejelasan (Sugiyono, 2012).

D. TEKNIK ANALISA DATA


Analisa data yakni suatu urutan dalam penyusunan data secara sistemik pada
saat dilakukannya penelitian. Tujuan Analisa data yakni mempermudah peneliti untuk
memahami hasil penelitiannya ketika dipaparkan. Menurut Noeng Muhadjir dalam
(Deliya, 2021), Analisa data yakni suatu usaha penataan segala hal yang dicatat dalam
metode penelitian lainnya agar peneliti memahami permasalahan yang dipaparkan dan
dikaji.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Analisa data menurut Miles
dan Huberman dalam (Deliya, 2021), yakni:
1. Reduksi Data
Yakni suatu proses dalam memilih dan memfokuskan perhatian terhadap
penyederhanaan sampai transformasi data secara kasar yang muncul dari catatan
ataupun temuan peneliti.
2. Penyajian Data
Yakni suatu proses dalam penyusunan dan juga penjabaran data yang
sudah didapat melalui berbagai bentuk baik berupa uraian, tabel ataupun bagan.
Tujuannya adalah agar data yang disajikan akan terlihat lebih rapih dan mudah
dipahami.
3. Triangulasi Data
Yakni suatu teknik yang digunakan dalam pengumpulan dan analisis
data guna memeriksa keabsahan suatu data dengan menggunakan data lainnya
sebagai pembanding.
4. Penarikan Kesimpulan
Yakni tahap terakhir guna memverifikasi data yang sudah dikumpulkan
sebelumnya dengan cara meninjau kembali reduksi data serta penyajian data
agar kesimpulan yang dihasilkan tepat dan sesuai dengan penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. SEJARAH KONFLIK ISRAEL-PALESTINA


Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung sejak puluhan tahun dan
hingga kini masih terus berlanjut. Konflik antara kedua negara tersebut menjadi salah
satu konflik yang paling disoroti dunia internasional. Disebabkan oleh perebutan tanah
yang berada di wilayah Palestina. Wilayah tersebut diperebutkan oleh Kaum Yahudi
yang berisikan imigran dari beberapa negara di Eropa serta Afrika dan penduduk
Palestina.
Kekalahan Turki Utsmani membuat wilayah Palestina berada dalam kekuasaan
Inggris. Diawali oleh Deklarasi Balfour di Inggris pada 1917 yang berisikan janji agar
bangsa Yahudi dapat mendirikan tanah airnya di Palestina, hal tersebut menimbulkan
perselisihan antara Bangsa Yahudi dan penduduk Palestina mengenai siapa yang berhak
menempati wilayah Palestina. Terbentuknya deklarasi tersebut menjadi hal yang
menguntungkan bagi kaum Yahudi khusunya Zionis dan memicu kemarahan penduduk
asli wilayah Palestina. Zionis sendiri merupakan ungkapan yang berasal dari kata
Zionisme yang menurut Ahmad Syalabi artinya adalah menetapnya Bani Israil di
Palestina, tepatnya di wilayah Bukit Zion serta sekitarnya, dan zionis merupakan orang
Yahudi yang dalam hatinya berkeinginan untuk hidup di wilayah Palestina, termasuk
juga orang yang memberi dukungan kepada kaum Yahudi baik secara materil maupun
moril agar dapat menduduki Palestina (Hasyim M. S, 2019)
Banyak terjadi pemberontakan antara dua kelompok tersebut ketika masa
kekuasaan Inggris. Terlebih ketika masa Perang Dunia II terjadi pembantaian terhadap
orang-orang Yahudi, hal tersebut membuat keinginan kaum Yahudi untuk menduduki
wilayah Palestina semakin keras. Persentase perpindahan Yahudi ke Palestina semakin
meningkat setiap tahunnya, hal tersebut memantik pemberontakan bangsa Arab
Palestina yang tidak hanya ditujukan kepada kaum Yahudi namun juga kepada Inggris
agar Inggris segera mengusir kaum Yahudi dari wilayah Palestina namun hal tersebut
tidak membuahkan hasil. Semakin banyak kaum Yahudi yang dating dan membuat
pemikiman di Palestina. Tindakan yang dilakukan inggris adalah merencanakan
pemisahan wilayah Palestina dan Yahudi namun rancangan tersebut ditolak oleh
penduduk Palestina karena mereka menginginkan keseluruhan wilayah Palestina
menjadi milik mereka seperti sebelumnya. Pemberontakan terjadi dimana mana dalam
kurun waktu yang lama dan membuat keadaan semakin krisis yang mana hal tersebut
tidak mampu lagi ditangani lagi oleh Inggris selaku pemegang kekuasaan. Dan setelah
Perang Dunia II berakhir Inggris menyerahkan Palestina kepada PBB untuk ditangani
permasalahan perebutan wilayah yang terjadi disana.
Perang mulai pecah di wilayah Palestina. Yahudi terlihat lebih unggul dalam
perang karena menerima bantuan dan dukungan dari negara asing seperti Amerika
Serikat, sementara Palestina cenderung tertinggal karena keterbatasan senjata. Perang
akhirnya dimenangkan oleh Yahudi. Keinginan kaum Yahudi untuk menempati
wilayah Palestina membuahkan hasil yaitu terselenggarakannya proklamasi dari kaum
Yahudi untuk mendirikan suatu negara yang disebut Israel pada 1948. Ditabah dengan
pengakuan Amerika Serikat terhadap berdirinya negara Israel semakin menguatkan
posisi Israel di wilayah Palestina. Kemenangan yag dimiliki Yahudi membuat Israel
berhasil menguasai wilayah Palestina hingga 78%. Ketika perang terjadi banyak
penduduk Palestina yang terlantar, terusir, bahkan terbantai hingga menyebabkan
korban jiwa. Setalah itu setidaknya ratusan ribu warga Palestina tetap menempati
negara Israel yang baru saja terbentuk dan hidup dibawah tekanan kependudukan
militer yang ketat selama kurang lebih 20 tahun.
Pada 1967 kembali menduduki sisa wilayah di Palestina seperti jalur Gaza,
Yerussalem Timur, Tepi Barat, hingga Dataran Tinggi Golan Suriah dan hal ini
menyebabkan perpindahan kedua bagi warga Palestina dan segala serangan hingga
tindakan yang dilakukan Israel terhadap Palestina membuat Palestina kian menderita
dan semakin menarik perhatian dunia. Pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat
dan Jalur Gaza memberikan penduduk Israel segala hak serta keistimewaan selaku
warga negara, sementara warga Palestina tetap hidup dalam tekanan militer dan
larangan ekspresi politik atau sipil. Pada 1987 terjadi perlawanan yang dilakukan oleh
Palestina di Jalur Gaza sekaligus menyebabkan berdirinya Gerakan Hamas. Banyak
peristiwa terjadi seperti protes massal, mobilisasi rakyat, penyerangan merenggut lebih
dari seribu nyawa warga Palestina dan penangkapan lebih dari 170.000 warga Palestina.
Semakin memanasnya konflik antara Israel-Palestina semakin membuat dunia
internasional, komunitas perlindungan HAM, hingga organisasi internasional berupaya
mencari solusi penyelesaian konflik antara Israel-Palestina.
Pada 1993 terbentuklah Otoritas Palestina (PA) yang merupakan pemerintahan
sementara di wilayah kependudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan ibu kota di
Jerussalem Timur namun keberadaan PA tidak berjalan sukses. Pada 1995 Israel
membangun sebuah pagar beton dan pagar elektronik dengan tujuan memisahkan
interaksi wilayah Palestina yang telah terpecah di Jalur Gaza. Pada tahun 2000 terjadi
penyerangan dan unjuk rasa, peristiwa tersebut memicu serangan bersenjata yang
meluas hingga menyebabkan kerusakan ekonomi serta infrastruktur Palestina. Warga
Israel kembali membangun pemukiman secara illegal di wilayah Palestina dan
membuat aktivitas warga Palestina terhambat dan pemukiman tersebut dibongkar pada
2004. Israel melakukan serangan militer berkala kepada di daerah Gaza yang membuat
ribuan warga Palestina Terbunuh dan menghancurkan banyak bangunan, ruman,
sekolah, bahkan rumah sakit pada 2008, 2012, 2014, dan 2021. Terjadi pengemungan
militer yang membuat pemulihan Pembangunan terkendala karena blokade jalan oleh
tantara Israel dan pada 2008 penggunaan senjata seperti forsor dalam serangan resmi
dilarang secara internasioal. Hingga saat ini telah lebih dari 1 juta warga sipil menjadi
korban, kerugian ekonomi yang serius.

B. ALASAN INDONESIA MEMBANTU PALESTINA


Seperti diketahui bahwa Indonesia telah mengirimkan bantuan serta banyak upaya
dari pemerintah untuk mendukung kemerdekaan Palestina dalam konflik dengan Israel.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang menjadikan alasan bagi Indonesia untuk
menolong atau membantu Palestina sebagai berikut:
1) Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara yang berprinsip demokrasi memiliki
amanah dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama yang berbunyi “Bahwa
sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.” Yang artinya bahwa kemerdekaan sebagai hak
bagi semua bangsa di dunia sebab kemerdekaan adalah hak asasi sebuah bangsa
yang bersifat universal. Kemudian Indonesia juga menganggap para penjajah tidak
mempunyai perikemanusiaan dan perikeadilan, maka dari itu Indonesia membantu
kemerdekaan palestina untuk membasmi para penjajah tersebut.
2) Perasaan senasib dan rasa solidaritas Indonesia untuk palestina, karena Indonesia
sebelumnya pernah merasakan diajajah oleh bangsa lain selama lebih dari 3,5 abad,
jadi Indonesia merasakan sekali betapa susah dan pahitnya ketika dijajah bangsa
lain.
3) Sebagai bentuk balas budi terhadap Palestina, sebab palestina adalah Negara
pertama yang secara de fakto mengakui kemerdekaan Indonesia bahkan sebelum
proklamasi dilaksanakan. Saat itu, Indonesia berada dalam situasi yang
membutuhkan dukungan pemerintah internasional untuk mendukung perjuangan
kemerdekaannya. Sejak saat itu, rasa persahabatan dan persaudaraan pun terjalin di
antara keduanya. Apalagi perjuangan Palestina erat kaitannya dengan identitas
keislaman dan keimanan masyarakat Indonesia.
4) Faktor teologis yang merupakan salah satu alasan Indonesia membantu palestina
karena hubungan nya sudah terjalis dengan baik. Palestina merupakan salah satu
tempat bersejarah yang sangat populer di kalangan umat Islam di seluruh dunia,
khususnya Masjid Al-Aqsa. Ikatan keagamaan bersejarah inilah yang mempererat
hubungan Indonesia dan rakyat Palestina.
5) Faktor kemanusiaan yang menjadi alasan utama bagi Indonesia membantu
palestina. Sebab tiada doktrin agama atau konstitusi negara yang mengajarkan
kolonialisme, penganiayaan, dan pembunuhan terhadap warga sipil. Oleh karena
itu, Indonesia mendukung masyarakat Palestina dengan mendoakan kemerdekaan
dan kesejahteraannya, memberikan donasi melalui lembaga publik yang diakui
pemerintah, dan mendukung upaya diplomasi pemerintah Indonesia untuk
mencapai perdamaian dunia.

C. DIPLOMASI INDONESIA DALM KONFLIK ISRAEL-PALESTINA


Diplomasi Indonesia dalam menangani konflik Israel-Palestina merupakan
bukti dedikasi dan komitmen Indonesia dalam memajukan kperdamaian, Indonesia
merupakan negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia dengan
konsisten terus mengadvokasi hak-hak masyarakat Palestina dan menyatakan
ketidaksetujuannya terhadap perbuatan Israel yang jelas melanggar hukum
Internasional. Indonesia berkontribusi besar dalam forum internasional, termasuk
terlibat pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dengan aktif terus menyuarakan
dukungannya untuk Palestina. Berdasarkan dengan tindakan yang telah dilakukan
Indonesia dalam mengatasi masalah kemanusiaan dan memfasilitasi perundingan
perdamaian antar negara yang berkonflik, dunia internasional mempercayakan
Indonesia untuk menjabat sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB pada
tahun 2019 (Suratiningsih & Puspita, 2020)
Dukungan Indonesia yang tidak tergoyahkan terhadap Palestina bisa telihat dari
respon Indonesia yang tidak setuju terhadap pernyataan Donald Trump yang mengakui
Yerusalem sebagai ibu kota Israel (Novan, 2018). Indonesia berpartisipasi aktif dalam
Orgnisasi Kerja sama Islam (OKI) dan sangat menekankan pentingnya OKI menolak
pengakuan yang diungkapkan presiden Amerika Serikat tersebut (Saragih, 2018)
Indonesia menempatkan pentingnya diplomasi kemanusiaan sebagai komponen
penting dalam kebijakan luar negerinya, oleh karena itu, penting untuk memastikan
kelanjutan implementasi dan pengembangannya dengan memberikan prioritas pada
manfaat tambahan. Terdapat beberapa prinsip dasar bagi Indonesia saat ingin
menjalankan Diplomasi Kemanusiaan yakni, (1) prinsip melindungi Hak Asasi
Manusia masyarakat yang terkena dampak krisis, (2) prinsip inklusif dan tidak
mendiskriminasi dalam pemberian bantuan, (3) prinsip bantuan kemanusiaan
berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat yang terdampak, (4) menunjukkan rasa
hormat terhadap integritas dan kedaulatan nasional negara-negara yang menghadapi
keadaan krisis (Suratiningsih & Puspita, 2020).
Dalam konteks diplomasi kemanusiaan, Indonesia menawarkan bantuan kepada
rakyat Palestina dengan memberikan berbagai program pelatihan dan inisiatif
peningkatan kapasitas. Diantara pelatihan-pelatihan yang berharga ini, Indonesia
mendukung pembentukan otoritas obat dan makanan yang independent. Selain itu
bantuan kemanusiaan lain yang diberkan Indonesia adalah diberikannya pendanaan
kepada para pengungsi palestina yang telah berlangsung sejak tahun 2009 hingga tahun
2014. Adanya bantuan keuangan, pelatihan serta kerjasama pemerintah dan berbagai
NGO termasuk akademisi, aktivis hingga organisasi berbasis agama memainkan pern
penting dalam meningkatkan efektivitas diplomasi kemanusiaan di Indonesia.

D. BANTUAN KEMANUSIAN TERHADAP PALESTINA


Pemerintah Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan terhadap Palestina dalam
konflik yang terjadi antara Palestina dengan Israel. Bantuan yang diberikan bukan
hanya sebagai urusan pemerintahan luar negeri namun juga adanya dorongan dari
masyarakat Indonesia yang cukup tinggi dalam memberikan bantuan kemanusiaan.
bantuan yang diberikan yaitu :
1. Dari pemerintah
Pada 4 November 2023 pemerintah Indonesia memberikan bantuan
kemanusiaan terhadap Palestina dengan total bantuan sebesar 26,5 ton
menggunakan dua pesawat Hercules yang berisikan alat kesehatan, selimut, tenda
peleton, dan juga jaket musim dingin. Lalu adanya kelanjutan pemberian bantuan
tersebut pada 6 November 2023 menggunakan satu pesawat Airbus 330 yang
beratnya mencapai 7 ton berisikan beberapa alat dan bahan yang diperlukan oleh
Palestina seperti obat-obatan dan alat penyuling air bersih. Bantuan tersebut
diantarkan menuju bandara El Arish Mesir yang merupakan bandara militer khusus
untuk menampung bantuan-bantuan dari seluruh dunia terhadap Palestina yang baru
saja dibuka oleh pemerintah Mesir.
2. Dari masyarakat
Masyarakat melakukan berbagai macam aksi mendukung palestina sembari
membuka donasi baik secara online maupun offline yang nantinya dana tersebut
akan diberikan terhadap lembaga yang memiliki akses untuk memberikan bantuan
terhadap Palestina. Tidak hanya itu, masyarakat juga melakukan pemboikotan
terhadap produk yang pro terhadap Israel baik makanan, skincare, pakaian,
aksesoris, dan sebagainya karena produk yang pro terhadap Israel dianggap akan
memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan konflik yang sedang terjadi dan
menjadi pembahasan hangat di dunia saat ini. Hal tersebut terbukti berhasil atau
memberikan pengaruh karena terdapat salah satu brand skincare yang dikabarkan
pro terhadap Israel kemudian masyarakat melakukan pemboikotan secara bersama
yang membuat produk tersebut pada akhirnya memberikan donasi yang nilainya
cukup besar terhadap Palestina. Hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh
masyarakat Indonesia dalam memberikan bentuan kemanusiaan meskipun melalui
pihak ketiga.

E. HAMBATAN INDONESIA DALAM MEMBANTU PALESTINA


Beberapa hambatan yang dialami Indonesia pada dalam membantu Palestina, yakni:
1. Letak Geografis dan Sumber Daya
Apabila Indonesia ingin memberikan bantuan militer untuk Palestina
maka kendala yang dialaminya yakni letak geografis dan sumber daya yang
kurang mencukupi untuk berperang. Indonesia belum terlalu kuat untuk
berperang pada saat ini mengingat posisi militer Indonesia menurut (Global
Firepower) berada diurutan ke-13 dengan indeks power 0,2224. Hal ini menjadi
kendala militer Indonesia dan ditambah masalah domestik Indonesia yang juga
memerlukan bantuan militer seperti yang terjadi di Papua (OPM).
2. Tertahannya Bantuan Kemanusiaan di Jalur Distribusi
Akibat serangan Israel terhadap Palestina, sejumlah 5000 orang
meninggal di Gaza (Indonesia, 2023) membuat kebutuhan logistik penduduk
Palestina terhimpit di tengah serangan wilayah tersebut semakin meningkat.
Bantuan yang telah dikumpulkan oleh PBB serta masyarakat dunia sempat
tertahan di Rafah, Mesir yang merupakan jalur distribusi untuk memasuki
wilayah Gaza. Kemudian bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia juga
sempat tertahan di El Arish, Mesir yang dimana ketika bantuan tersebut
memasuki Gaza maka memerlukan izin dari Israel (Achmad, 2023). Akibat dari
tertahannya bantuan tersebut yakni pengiriman bantuan menjadi lebih lambat
dari yang seharusnya.
3. Keberpihakan Amerika Terhadap Israel
Amerika yang merupakan negara adidaya memberikan bantuan sebesar
Rp. 222 Triliun untuk Israel. Amerika juga memberikan bantuan berupa senjata
dan kendaraan militer untuk Israel. Amerika mengklaim bahwa Jerusalem
adalah ibu kota Israel. Atas keberpihakan Amerika sebagai negara adidaya
tentunya menjadi suatu hambatan bagi Indonesia dikarenakan baik dari segi
militer dan ekonomi Indonesia masih berada di bawah Amerika.
4. Adanya Hubungan Dagang Indonesia-Israel
Meskipun Indonesia tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel,
Indonesia memiliki hubungan dagang yang sejak 2018-2022 nilai ekspor
Indonesia ke Israel meningkat sebesar 11% dan nilai impornya sebesar 0,9%.
Dukungan Indonesia terhadap Palestina salah satunya dengan memboikot
produk terafiliasi Israel membuat penjualan produk fast moving consumer
goods turun sebesar 40% (Rachman, 2023).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Keterlibatan Indonesia dalam konflik antara Israel dan Palestina sebagai langkah
Indonesia dalam mewujudkan tujuan Indonesia untuk menjaga ketertiban dunia. Indonesia
mendukung Palestina secara penuh dalam konflik Israel-Palestina, dan Indonesia juga
kerap secara aktif memberikan bantuan kepada Palestina hingga mengupayakan solusi
untuk menyelesaikan konflik tersebut. Upaya diplomasi dan bantuan kemanusiaan terhadap
Palestina yang sedang terlibat konflik, hal tersebut dilakukan karena adanya prasaan
senasib dan rasa solidaritas Indonesia untuk palestina, serta sebagai bentuk balas budi
terhadap Palestina, sebab palestina adalah Negara pertama yang secara de fakto mengakui
kemerdekaan Indonesia bahkan sebelum proklamasi dilaksanakan.
Sejarah Panjang yang melatarbelakangi konflik Israel-Palestina membuat konflik
tersebut menyita perhatian dunia, terlebih ketika dampak konflik baik dalam jumlah
korban, kerusakan, kerugian, hingga dampak kepada negara lain semakin besar. Berbagai
upaya dilakukan dunia internasional termasuk Indonesia untuk menyelesaikan konfik,
Salah satu keterlibatan Indonesia dalam konflik tersebut adalah memberi dukungan,
menyalurkan bantuan kemanusia, hingga menjalin kerjasama diplomasi. adapun beberapa
hambatan yang ditemui Indonesia ketika terlibat dalam konflik tersebut seperti blockade
jalur bantuan, keterlibatan negara lain, hingga kerjasama bilateral yang menghambat
keterlibatan Indonesia

B. SARAN
Indonesia dapat terus melanjutkan langkahnya mendukung dan menyalurkan bantuan
kepada Palestina sebagai bentuk perwujudan rasa kemanusiaan, pengimplementasian
Pancasila dan upaya perdamaian dunia. Tidak harus pemerintah yang melibatkan diri dalam
dalam upaya penyelesaian konflik tersebut, namun masyarakat juga dapat memberikan
kontribusinya dalam hal ini. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui hal sederhana seperti
menyebarkan informasi fakta terkait konflik tersebut agar semakin banyak orang yang
mengetahui serta ssadar akan seriusnya konflik Israel-Palestina dan memberikan bantuan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim, M. S. (2019). Perkembangan Zionisme Dan Berdirinya Negara Israel. AL
ASAS, 2(1), 40-58.
Juntami, A. P. (2023). PANCASILA AND PEACE: PERAN INDONESIA DALAM
MEDIASI KONFLIK ISRAEL-PALESTINA; IMPLEMENTASI
PANCASILA PADA DIPLOMASI PERDAMAIAN DUNIA. Jurnal
Diplomasi Pertahanan, 9(3), 26-40.
Mudore, S. B. (2019). Peran Diplomasi Indonesia Dalam Konflik Israel-
Palestina. Center of Middle Eastern Studies (CMES): Jurnal Studi Timur
Tengah, 12(2), 170-181.
Nurjannah, E. P., & Fakhruddin, M. (2019). Deklarasi Balfour: Awal Mula Konflik
Israel Palestina. PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 1(1), 15-
26.
Simanjorang, B. M., SyahPutra, B. A., Husin, M. H., Bangun, I. B., Zawani, N.,
Siburian, T. D. N., & Perangin-Angin, Z. G. (2023). Pengaruh Konflik Palestina
Dengan Israel Terhadap Gerakan Perlawanan Hamas dan Dampaknya Bagi
Indonesia. Mediation: Journal of Law, 24-30.
Satris, R. (2019). Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca
Pengakuan Jerusalem Sebagai Ibu Kota Israel. Politea, 2(2), 165-166.
Solihin, R., Saragih, H. J. R., Setiawan, B., & Widodo, P. (2023). Peran Indonesia Pada
Konflik Israel–Palestina Melalui Multi-Track
Diplomacy. PERSPEKTIF, 12(3), 1002-1013.
Mudore, S. B. (2019). PERAN DIPLOMASI INDONESIA DALAM KONFLIK
ISRAEL-PALESTINA. PERAN DIPLOMASI INDONESIA DALAM KONFLIK
ISRAEL-PALESTINA, Volume XII Nomor 2, 170–181.
Novan Prasetya, M., & Srifauzi, A. (2018). Diplomasi Politik Indonesia Terhadap.
Diplomasi Politik Indonesia Terhadap Konflik Israel-Palestina, Vol. 2 No. 2,
179–193.
Saragih, H. M. (2018). Kebijakan Luar Negeri Indonesia dalam Mendukung Palestina
sebagai Negara Merdeka pada Masa Pemerintahan Joko Widodo. FOKUS :
Jurnal Kajian Keislaman Dan Kemasyarakatan, 3(2).
Priscillia, D. A. (2020). Analisis Pengaruh Konflik Kerja terhadap Kinerja Karyawan
pada Hotel Orchardz Gajahmada Pontianak. BIS-MA (Bisnis Manajemen),
5(5), 1042-1052.
Suratiningsih, D., & Puspita, D. (2020). DIPLOMASI PEMERINTAH INDONESIA
DAN NGO KEMANUSIAAN INDONESIA DALAM ISU PALESTINA
PADA TAHUN 2014-2020. Universitas Tanjungpura Copyright JURMAFIS
Suratiningsih, 25(1), 11–28.

Anda mungkin juga menyukai