ISRAEL-PALESTINA
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semster Pada mata kuliah Politik Luar Negeri
Indonesia
Disusun oleh:
Kelompok 3
Suci Putri Pratama 6670220021 (3C)
Firyal Fazriani 6670220082 (3C)
Afrian Albar Erlangga 6670220087 (3C)
Faiha Zayyan 6670220092 (3C)
Rara Anindya Putri 6670220095 (3C)
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dengan permasalahan yang telah peneliti jabarkan diatas dapat ditarik kesimpulan
rumusan masalah dalam penelitian ini yakni:
1. Bagaimana keterlibatan dan peran Indonesia dalam konflik Israel dan Palestina?
2. Hambatan apa saja yang dialami Indonesia dalam keikutsertaan penyelesaian
Konflik Israel dan Palestina?
A. LITERATUR REVIEW
Penulis Jurnal Relycia Solihin, Herlina Juni Risma Saragih, Bayu Setiawan &
Pujo Widodo
Judul Jurnal Peran Indonesia Pada Konflik Israel –Palestina Melalui Multi-
Track Diplomacy
Volume Jurnal PERSPEKTIF, 12(3) (2023): 1002-1013
Tahun Jurnal 2023
Tanggal Ulasan 13 Desember 2023
Metode Penelitian Metode penelitian kualitatif dengan library research
Hasil Penelitian Terdapat Sembilan jalur diplomasi yang ditempuh Indonesia
dalam membantu Palestina, antara lain (1) Memanfaatkan peran
Indonesia sebagai DK Tidak Tetap PBB dan menyelenggarakan
UN Security Council Briefing. (2) Menyarankan resolusi koflik,
bantuan perdamaian, serta dialog perdamaian CIS dan ISOMIL.
(3) Membangun hubungan kepercayaan anatra Israel-Indonesia
sebagai upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina dalam
bidang non formal berupa investasi dan bisnis. (4) Membangun
hubungan diplomasi antar negara, antar orang antara Israel-
Indonesia. (5) Memberikan bantuan dalam bidang pendidikan,
pelatihan, dan penelitian sebagai upaya meningkatkan SDM
warga Palestina melalui NAASP. (6) Seorang aktivis mendesak
pemerintah Indonesia agar Indonesia segera meratifikasikan
Statuta Roma (7) ara tokoh agama di Indonesia turut
mengadvokasi masyarakt, pemerintah, PBB, hingga negara
tetangga sekitar kawasan konflik untuk memberi bantuan dan
mendukung Indonesia menyelenggarakan diplomasi jalur
pertama. (8) Memberi bantuan dana kepada beberapa Yayasan
yang menggalang dana untuk membantu korban Konflik Israel-
Palestina. (9) Menggunakan media nasional untuk menyuarakan
dukungan dan mengimbau masyarakat agar berpihak pada
Palestina.
B. KERANGKA TEORI
1. Konflik
Definisi konflik menurut Webster yaitu terdapat suatu perjuangan perkelahian
ataupun peperangan secara fisik yang terjadi diantara beberapa pihak. Webster juga
mendefinisikan konflik sebagai suatu pandangan mengenai kepentingan yang berbeda
antara pihak yang terkait atau suatu keyakinan bahwa adanya aspirasi yang diberikan
oleh pihak-pihak terkait atau pihak yang terlibat dalam konflik tidak tercapai secara
bersamaan. konflik sosial kerap kali memuat suatu rangkaian fenomena perselisihan,
pertikaian, dan pertentangan yang terjadi antar pribadi yang pada mulanya melalui
konflik kelas hingga skala internasional yang bentuknya berupa perperangan. (Elly M.
Setiadi dan Usman Kolip, 2011345). Penyebab terjadinya konflik menurut pandangan
Wibowo (2006; 47) yaitu :
1. Penyimpangan resepsi
Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya individu bias dalam melihat
atau memandang sesuatu maupun seseorang. Dengan kata lain, terkadang dalam
memandang sesuatu kita cenderung lebih menggunakan cara yang
menguntungkan diri sendiri.
2. Dendam
konflik kerap kali terjadi akibat adanya perasaan takut untuk kehilangan
muka dalam menjalin hubungan dengan orang lain sehingga menimbulkan
upaya untuk berperilaku serupa dengan orang tersebut dengan lakukan
pembalasan.
3. Kompetisi terhadap sumber daya langka
hal ini disebabkan karena individu pada umumnya cenderung
menganggap secara berlebihan terkait kontribusi yang telah ia berikan kepada
organisasi. Perasaan tersebut yang kemudian menciptakan tuntutan untuk
mendapatkan sumber daya lebih banyak yang menurutnya sepadan dengan
kontribusi yang telah ia berikan.
4. kritik yang sifatnya merusak
Kritik yang diberikan adalah tanggapan negatif yang menciptakan
amarah terhadap pihak yang mendapatkan kritik tersebut
5. Ketidakpercayaan
Jika terdapat perasaan tidak percaya terhadap pihak lain dalam suatu
hubungan maka akan melibatkan konflik dalam hubungannya.
2. Teori Diplomasi
Menurut Oxford English Dictionary, diplomasi yakni suatu pengelolaan
hubungan internasional dengan melalui negosiasi dan berkaitan erat dengan
politik internasional, yakni berupa seni mengutamakan kepentingan diri sendiri
dalam hubungan dengan negara lain (Mohtar Mas'oed 2002,). Diplomasi yakni
salah satu bentuk politik luar negeri yang mengembangkan kebijakan luar
negeri suatu negara untuk memajukan kepentingan nasionalnya. Diplomasi
juga merupakan sarana yang digunakan negara-negara untuk mencapai tujuan
nasional dan mendapatkan dukungan terhadap prinsip-prinsip yang mereka anut
(Suryokusumo 2004, hal. 10). Dari kedua definisi tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa diplomasi ialah negosiasi antar aktor internasional dalam
menyelesaikan permasalahan didalam negeri ataupun internasional dalam
pelaksanaan politik luar negeri.
Diplomasi adalah pengelolaan hubungan antara negara dan aktor lain
dalam hubungan internasional. Negara, melalui perwakilan resminya dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya, berupaya mengkomunikasikan,
mengoordinasikan, dan menjamin kepentingan nasional mereka yang spesifik
atau lebih luas melalui komunikasi, diskusi informal, pertukaran pandangan,
lobi, kunjungan, dan aktivitas terkait lainnya (R.P. Barston, 1997). Diplomasi
berarti suatu negara dapat mencapai kepentingan nasionalnya dengan
mengumpulkan pendapat tanpa harus melakukan perang. Tujuan diplomasi
yang baik dan juga efektif yakni guna mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya bagi negara. Fokus utamanya jelas menjaga keamanan. Namun,
terlepas dari pertimbangan keamanan nasional yang penting, peningkatan
kepentingan ekonomi, perdagangan dan juga komersial, perlindungan warga
negara negara lain, pengembangan budaya dan juga ideologi, peningkatan
prestise nasional, dll, dan pembangunan hubungan persahabatan dengan negara
lain, dll. Secara garis besar, tujuan-tujuan tersebut dapat dibagi dalam tiga
bidang: politik, ekonomi, dan budaya, (Roy, 1991).
a) Diplomasi Politik
Inti dari diplomasi politik adalah perdamaian, yaitu tidak memperparah
atau memperparah kontradiksi yang ada antar negara yang terlibat dalam
permasalahan tersebut. Jenis diplomasi ini didasarkan pada pemberian
berbagai konsesi kepada pihak lain mengenai isu-isu yang sepele dan tidak
penting. Contoh diplomasi perdamaian tersebut adalah tindakan Inggris dan
Prancis menjelang Perang Dunia II untuk melawan aspirasi agresif Adolf
Hitler.
b) Diplomasi ekonomi
Diplomasi ekonomi yakni bidang khusus dalam kegiatan diplomasi
modern yang terkait dengan penggunaan isu-isu ekonomi sebagai tujuan,
sarana bisnis, dan kerja sama dalam hubungan internasional. Diplomasi
jenis ini ialah suatu pelayanan diplomasi yang fokusnya pada peningkatan
ekspor, menarik investasi asing, ikut serta dalam kegiatan organisasi
ekonomi internasional, yaitu menegaskan kembali kepentingan
perekonomian suatu negara di tingkat internasional. Diplomasi ekonomi,
yakni bagian organik dan tidak dapat dipisahkan dari kebijakan
internasional serta aktivitas internasional suatu negara. Kebijakan luar
negeri menentukan maksud dan tujuan diplomasi ekonomi. Tujuan
diplomasi ekonomi ialah yang pertama guna menegaskan kepentingan
ekonomi suatu negara secara internasional. Kedua, melindungi keamanan
ekonomi melalui jalur diplomasi. Ketiga, meningkatkan daya saing suatu
negara secara internasional. Tujuan diplomasi ini antara lain memperluas
kerja sama ekonomi yang saling memberikan keuntungan. Penggunaan
sumber daya nasional untuk tujuan politik luar negeri dalam menghasilkan
keuntungan dari mitra dagang dan juga guna memperkuat daya saing
internasional suatu negara. Meraih keuntungan, memperoleh keunggulan
kompetitif di pasar dunia dan melindungi kepentingan nasional dalam skala
global. dan untuk menjamin keamanan perdagangan luar negeri.
c) Diplomasi Budaya
Diplomasi budaya yakni pertukaran ide, informasi, seni, dan aspek
budaya lainnya antar negara guna menciptakan saling pengertian dalam
berhubungan dengan negara lain. Hal tersebut mempengaruhi pembentukan
opini publik melalui unsur budaya seperti gagasan, bahasa, dan
pengetahuan yang ditularkan kepada masyarakat luas. Opini publik ini
secara tidak langsung mempengaruhi kebijakan nasional. Diplomasi
budaya juga dapat menyampaikan karakter suatu negara.
A. JENIS PENDEKATAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan studi pustaka (library research) yakni pengumpulan data dengan
mempelajari dan memahami teori-teori dari berbagai literatur yang masih memiliki
keterkaitan hubungan dengan penelitian tersebut. Dalam pengumpulan data, peneliti
harus mencari sumber dari berbagai literatur untuk kemudian dikonstruksikan dan
dianalisis secara mendalam agar gagasan yang dihasilkan bisa proposional.
Sedangkan penelitian kualitatif yakni metode yang digunakan untuk memahami
kenyataan dengan melalui proses berfikir yang induktif. Fokus dari penelitian kualitatif
yakni validitas data dan kesesuaian data dengan apa yang sebenarnya terjadi pada
penelitian (Nina Adlini et al., 2022). Tujuan dari penelitian kualitatif adalah guna
memahami secara mendalam terkait permasalahan sosial.
B. FOKUS PENELITIAN
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa batasan masalah yang Dimana batasan
masalah tersebut menjadi fokus yang didalamnya berisikan pokok permasalahan yang
bersifat umum. Maka dari itu, fokus penelitian ini yakni:
1. Keterlibatan Indonesia dalam mediasi konflik yang terjadi di Israel dan
Palestina.
2. Peran diplomasi Indonesia dalam upaya mengatasi konflik Israel-Palestina.
3. Hambatan yang dialami Indonesia dalam upaya membantu Palestina.
A. KESIMPULAN
Keterlibatan Indonesia dalam konflik antara Israel dan Palestina sebagai langkah
Indonesia dalam mewujudkan tujuan Indonesia untuk menjaga ketertiban dunia. Indonesia
mendukung Palestina secara penuh dalam konflik Israel-Palestina, dan Indonesia juga
kerap secara aktif memberikan bantuan kepada Palestina hingga mengupayakan solusi
untuk menyelesaikan konflik tersebut. Upaya diplomasi dan bantuan kemanusiaan terhadap
Palestina yang sedang terlibat konflik, hal tersebut dilakukan karena adanya prasaan
senasib dan rasa solidaritas Indonesia untuk palestina, serta sebagai bentuk balas budi
terhadap Palestina, sebab palestina adalah Negara pertama yang secara de fakto mengakui
kemerdekaan Indonesia bahkan sebelum proklamasi dilaksanakan.
Sejarah Panjang yang melatarbelakangi konflik Israel-Palestina membuat konflik
tersebut menyita perhatian dunia, terlebih ketika dampak konflik baik dalam jumlah
korban, kerusakan, kerugian, hingga dampak kepada negara lain semakin besar. Berbagai
upaya dilakukan dunia internasional termasuk Indonesia untuk menyelesaikan konfik,
Salah satu keterlibatan Indonesia dalam konflik tersebut adalah memberi dukungan,
menyalurkan bantuan kemanusia, hingga menjalin kerjasama diplomasi. adapun beberapa
hambatan yang ditemui Indonesia ketika terlibat dalam konflik tersebut seperti blockade
jalur bantuan, keterlibatan negara lain, hingga kerjasama bilateral yang menghambat
keterlibatan Indonesia
B. SARAN
Indonesia dapat terus melanjutkan langkahnya mendukung dan menyalurkan bantuan
kepada Palestina sebagai bentuk perwujudan rasa kemanusiaan, pengimplementasian
Pancasila dan upaya perdamaian dunia. Tidak harus pemerintah yang melibatkan diri dalam
dalam upaya penyelesaian konflik tersebut, namun masyarakat juga dapat memberikan
kontribusinya dalam hal ini. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui hal sederhana seperti
menyebarkan informasi fakta terkait konflik tersebut agar semakin banyak orang yang
mengetahui serta ssadar akan seriusnya konflik Israel-Palestina dan memberikan bantuan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim, M. S. (2019). Perkembangan Zionisme Dan Berdirinya Negara Israel. AL
ASAS, 2(1), 40-58.
Juntami, A. P. (2023). PANCASILA AND PEACE: PERAN INDONESIA DALAM
MEDIASI KONFLIK ISRAEL-PALESTINA; IMPLEMENTASI
PANCASILA PADA DIPLOMASI PERDAMAIAN DUNIA. Jurnal
Diplomasi Pertahanan, 9(3), 26-40.
Mudore, S. B. (2019). Peran Diplomasi Indonesia Dalam Konflik Israel-
Palestina. Center of Middle Eastern Studies (CMES): Jurnal Studi Timur
Tengah, 12(2), 170-181.
Nurjannah, E. P., & Fakhruddin, M. (2019). Deklarasi Balfour: Awal Mula Konflik
Israel Palestina. PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 1(1), 15-
26.
Simanjorang, B. M., SyahPutra, B. A., Husin, M. H., Bangun, I. B., Zawani, N.,
Siburian, T. D. N., & Perangin-Angin, Z. G. (2023). Pengaruh Konflik Palestina
Dengan Israel Terhadap Gerakan Perlawanan Hamas dan Dampaknya Bagi
Indonesia. Mediation: Journal of Law, 24-30.
Satris, R. (2019). Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca
Pengakuan Jerusalem Sebagai Ibu Kota Israel. Politea, 2(2), 165-166.
Solihin, R., Saragih, H. J. R., Setiawan, B., & Widodo, P. (2023). Peran Indonesia Pada
Konflik Israel–Palestina Melalui Multi-Track
Diplomacy. PERSPEKTIF, 12(3), 1002-1013.
Mudore, S. B. (2019). PERAN DIPLOMASI INDONESIA DALAM KONFLIK
ISRAEL-PALESTINA. PERAN DIPLOMASI INDONESIA DALAM KONFLIK
ISRAEL-PALESTINA, Volume XII Nomor 2, 170–181.
Novan Prasetya, M., & Srifauzi, A. (2018). Diplomasi Politik Indonesia Terhadap.
Diplomasi Politik Indonesia Terhadap Konflik Israel-Palestina, Vol. 2 No. 2,
179–193.
Saragih, H. M. (2018). Kebijakan Luar Negeri Indonesia dalam Mendukung Palestina
sebagai Negara Merdeka pada Masa Pemerintahan Joko Widodo. FOKUS :
Jurnal Kajian Keislaman Dan Kemasyarakatan, 3(2).
Priscillia, D. A. (2020). Analisis Pengaruh Konflik Kerja terhadap Kinerja Karyawan
pada Hotel Orchardz Gajahmada Pontianak. BIS-MA (Bisnis Manajemen),
5(5), 1042-1052.
Suratiningsih, D., & Puspita, D. (2020). DIPLOMASI PEMERINTAH INDONESIA
DAN NGO KEMANUSIAAN INDONESIA DALAM ISU PALESTINA
PADA TAHUN 2014-2020. Universitas Tanjungpura Copyright JURMAFIS
Suratiningsih, 25(1), 11–28.