Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH DAN PERANAN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA DALAM

KONFLIK PALESTINA - ISRAEL


Dosen Pengampu : Agussalim, S.IP, M.Si, Ph.D

Disusun Oleh:
Rofi Nuranwar Napasa 151210134
Rafael Kaisar Gultom 151210162
Nareswara Damar Panuluh 151220079
Asi Theresia Siahan 151220078
Abel Jeffery Alexander Pattiasina 151220092
Fadlylah Intan Amanah 151220105

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN” YOGYAKARTA
2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hubungan antara Indonesia dan Israel mencakup hubungan historis dan berkelanjutan
antara kedua negara. Meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal, kedua negara
mempertahankan koneksi melalui perdagangan, pariwisata, dan kemitraan keamanan. Di
bidang diplomasi, para diplomat juga menjalankan peran utusan Indonesia yang tidak resmi,
memfasilitasi pengembangan hubungan dengan Israel. Namun demikian, sebagai konsekuensi
dari masalah politik di kedua sisi, realisasi perjanjian ini terhenti, mengakibatkan tidak adanya
perwakilan Indonesia di Israel atau Otoritas Palestina. Indonesia, meskipun tidak sepenuhnya
menentang Israel, lebih suka menahan diri dari mencari masalah dengan faktor internal untuk
mendukung Palestina.

Presiden Soekarno, dalam sikap anti-kolonialnya, awalnya mengartikulasikan alasan ini


dengan menahan diri dari terlibat dengan para pejabat Israel dan bukannya merangkul sikap
pro-Arab. Penolakan delegasi dari Israel dan Republik Tiongkok (Taiwan) di Asian Games
1962 di Jakarta menonjol sebagai insiden signifikan yang melibatkan kedua negara. Di bawah
pengaruh negara-negara Arab dan Republik Rakyat Tiongkok, pemerintah Indonesia menolak
memberikan visa kepada delegasi dari Israel dan Taiwan. Keputusan Soekarno untuk
memprioritaskan hubungan diplomatik dengan blok komunis alih-alih blok kapitalis telah
berdampak signifikan pada politik domestik Indonesia, yang pada gilirannya memiliki
implikasi bagi hubungan luar negerinya. Selain itu, dekat dengan Blok Timur, banyak
kelompok kiri mengadvokasi revolusi dan anti-kolonialisme. Selanjutnya, adopsi demokrasi
yang dipandu oleh Soekarno secara substansial difasilitasi oleh bantuan Uni Soviet dan negara-
negara komunis lainnya. Indonesia telah memiliki sejarah hubungan yang lama dengan Israel
dan Palestina.

Indonesia memegang peran penting dalam perjuangan tanpa henti untuk kemerdekaan
Palestina. Dimulainya sejarah antara kedua negara dimulai pada masa-masa awal kemerdekaan
Indonesia. Dimulainya pengakuan diplomatik untuk kemerdekaan Indonesia dimulai pertama
kali di Mesir dan Palestina. Kedatangan tim delegasi Indonesia di negara-negara Timur Tengah
disambut dengan sambutan hangat dan dukungan kuat dari Sheikh Muhammad Amin Al-
Husaini, seorang mufti Palestina. Merasakan potensi, Sheikh Al-Husaini meminjamkan
bantuannya ke Indonesia dalam upaya mereka untuk menggalang negara-negara Arab untuk
pengakuan kemerdekaan mereka. Pada 1947, Mesir menjadi negara pertama yang mengakui
kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya, negara-negara Arab lainnya juga mengakui mereka.
Sejak mendapatkan kemerdekaan, Indonesia secara konsisten mengambil sikap proaktif
terhadap pendudukan Israel di Palestina. Meskipun Israel mengakui kemerdekaan Indonesia
pada Januari 1950, Indonesia belum membalas pengakuan kemerdekaan Israel.

Pada 1974, Indonesia mengakui kehadiran Palestine Liberation Organization (PLO), yang
didirikan oleh Yasser Arafat untuk mewakili komunitas Palestina di panggung global. Pada
tahun 1988, Palestina membuat keputusan penting untuk mendeklarasikan kemerdekaan
mereka pada 15 November di Aljir, ibu kota Aljazair yang terhormat. Pada 16 November,
sehari setelahnya, Indonesia secara resmi mengakui kemerdekaan Palestina dan secara
bersamaan memulai hubungan diplomatik dengan pemerintah Palestina. Di tengah-tengah itu
semua, Indonesia berdiri teguh dalam keputusannya untuk menahan hubungan diplomatik
dengan Israel selama negara Palestina tetap di bawah pendudukan. Kantor Kedutaan Besar
Palestina secara resmi dibuka di Jakarta pada tahun 1991. Pada tahun 1993, Yasser Arafat,
Presiden Palestina, melakukan kunjungan ke Indonesia di mana ia merasa senang bertemu
dengan Presiden Suharto. Pada tahun 2006, setelah kemenangan Hamas dalam pemilihan
umum, Indonesia menunjukkan rasa hormatnya terhadap pilihan rakyat Palestina untuk
melakukan pemilihan demokratis. Selain itu, Indonesia mendesak negara-negara barat, yang
menentang hasil pemilu, untuk menahan diri dari menyembunyikan bias terhadap Hamas.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas melakukan dua kunjungan kerja ke Indonesia, satu pada
2007 dan satu lagi pada 2010. Tujuan dari kunjungan Palestina adalah untuk mencari bantuan
Indonesia dalam meremajakan proses perdamaian dan mendorong rekonsiliasi internal
Palestina, khususnya antara faksi-faksi Fatah dan Hamas. Kedua belah pihak telah menyatakan
dedikasi mereka untuk menangani masalah kemerdekaan Palestina dan secara aktif terlibat
dalam menemukan solusi yang baik.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi secara konsisten menekankan bahwa kebijakan luar negeri
Indonesia berputar di sekitar perjuangan Palestina pada beberapa kesempatan. Komitmen
Indonesia yang tak tergoyahkan terhadap Palestina mendorong setiap aspek dari upaya
diplomatik mereka. Akibatnya, diplomasi dan upaya Indonesia tanpa lelah berusaha untuk
memberikan dukungan terus menerus untuk tujuan Palestina. Pembentukan konsulat
kehormatan Republik Indonesia di Ramallah menandai langkah awal menuju membangun
ikatan yang lebih kuat dengan penduduk Palestina. KTT OKI Luar Biasa ke-15, yang berfokus
pada Palestina dan Al Quds Al Sharif, diadakan oleh Indonesia pada tahun 2016. Indonesia
menjadi tuan rumah Konferensi Internasional tentang masalah mendesak Yerusalem pada
tahun 2015. Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam Konferensi Perdamaian yang dipimpin
oleh Perancis. Setelah kerusuhan di Yerusalem, Indonesia mengambil inisiatif untuk
menyelenggarakan pertemuan tingkat menteri OKI. KTM OKI (Konferensi Menteri Organisasi
Kerjasama Islam) berlangsung di Istanbul pada Agustus 2017. Indonesia juga fokus pada
peningkatan kapasitas bagi rakyat Palestina. Indonesia telah melatih ribuan warga Palestina
melalui program luar biasa. Upaya-upaya ini menggambarkan komitmen Indonesia yang tak
tergoyahkan untuk mendukung Palestina sambil juga mempertahankan sikap diplomatiknya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang pada permasalahan pengaruh indonesia di hubungan


antara israel dan palestina diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengapa politik luar negeri Indonesia dapat mempengaruhi dinamika konflik Israel dan
Palestina?
2. Apa faktor yang dapat mempengaruhi politik luar negeri indonesia dalam merespon isu
konflik Israel dan Palestina?
PENDEKATAN (TEORI)

Politik Luar Negeri


Dalam bukunya, Miriam Budiardjo mendefinisikan politik luar negeri sebagai:
“Kebijakan (policy) adalah suatu kumpulan yang diambil oleh seorang pelaku atau
kelompok dalam usaha memiliki tujuan, kebijaksanaan itu mempunyai kekuasaan
untuk melaksanakannya”.1
Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa politik luar negeri sebagai kebijakan,
juga dikenal sebagai "policy", adalah sekumpulan keputusan atau tindakan yang diambil oleh
seorang individu, organisasi, atau pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu atau menangani
masalah yang dihadapi. Kebijakan ini menunjukkan strategi yang digunakan pelaku atau
kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam konteks ini, kebijakan bukan hanya
sekedar serangkaian peraturan atau tindakan, tetapi juga mencakup visi, nilai-nilai, dan prinsip-
prinsip yang menjadi landasan dalam pengambilan keputusan.
Politik luar negeri adalah suatu bidang dalam ilmu politik yang berkaitan dengan
interaksi dan hubungan antara suatu negara dengan negara-negara lain di dunia. Politik luar
negeri merupakan kebijakan suatu negara yang bertujuan untuk mencapai kepentingan
nasionalnya terhadap negara lain. Oleh karena itu, setiap negara mempunyai kebijakan politik
luar negeri yang berbeda-beda berdasarkan kepentingan nasionalnya masing-masing. Politik
luar negeri suatu negara berfungsi sebagai senjata baik untuk mempertahankan maupun
mengembangkan kepentingan nasionalnya di kancah internasional.2
Politik luar negeri Indonesia berlandaskan asas bebas aktif yang berarti Indonesia bebas
memilih sikap dan strateginya dalam permasalahan global tanpa dibatasi oleh kepentingan
negara adidaya. Dengan prinsip bebas aktif, Indonesia mencoba untuk mempertahankan
kemerdekaannya, menjaga kedaulatannya, dan mengambil bagian dalam upaya perdamaian
dan kerjasama internasional tanpa terikat pada kepentingan politik atau militer negara besar
tertentu. Prinsip ini mencerminkan semangat kemandirian, kedaulatan, dan keadilan dalam
hubungan internasional.

1
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 1995, hal 12
2
"BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN."
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3407/8/44313032_Wicaksono%20A_BAB%20II.pdf. Diakses
pada 22 Okt. 2023.
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Politik Luar Negeri Indonesia dalam Konflik Palestina-Israel

Indonesia memiliki asas politik luar negeri yang bebas aktif yang pada hakikatnya
merupakan politik yang bebas dalam menentukan sikap terhadap permasalahan internasional
dan tidak memiliki ketergantungan pada pihak manapun serta memiliki perilaku atau sikap
yang tidak pasif-reaktif melainkan aktif dalam menanggapi berbagai permasalahan
internasional.

Konflik antara Palestina dan Israel merupakan konflik yang sudah terjadi sejak zaman
pertengahan dan tidak kunjung usai. Indonesia yang memiliki gagasan negara yang menolak
adanya penjajahan diatas dunia dan asas politik luar negeri yang bebas-aktif tidak hanya tinggal
diam. Indonesia secara aktif merespon berbagai kejahatan perang dan kekerasan yang
dilakukan Israel pada warga negara Palestina. Indonesia secara konsisten menyuarakan
kemerdekaan Palestina melalui forum OKI, GNB, dan PBB. Indonesia juga merupakan negara
penggagas diadakannya sidang khusus majelis umum PBB untuk membicarakan isu konflik
Palestina yang kemudian berhasil membawa Palestina sebagai non-member observer state PBB
melalui co-sponsor dari Indonesia.3 Sebagai bentuk dukungan Indonesia terhadap Palestina
yang lain, Indonesia menjadi negara yang telah memberikan suara dukungan sehingga PBB
memperkenankan pengibaran bendera negara-negara peninjau PBB (Tahta Suci Vatikan dan
Palestina) di Markas dan kantor-kantor PBB, melalui pemungutan suara Indonesia menjadi
salah satu co-sponsor dan memberikan suara mendukung dalam pemungutan suara. 4 Selain
Indonesia, Palestina memperoleh co-sponsorship dari 54 negara yang lain.

Dalam hubungannya dengan Israel, Indonesia cenderung membangun komunikasi yang


tidak langsung dan tidak mengadakan hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini karena
Indonesia tidak bisa membuka jalur hubungan diplomatik dengan negara lain yang melakukan
penjajahan pada suatu bangsa dan Indonesia adalah penganut sistem two state solution
(pemisahan negara yang memiliki otonomi masing-masing). Indonesia juga merespon dengan
sigap pernyataan presiden Amerika, Donald Trump, dalam pernyataannya mengakui bahwa
Jerusalem adalah ibukota Israel dengan mengecam keras kebijakan tersebut. Indonesia menilai

3
Bahaudin Syarif, “PERAN DIPLOMASI INDONESIA DALAM KONFLIK ISRAEL-PALESTINA”, Jurnal
CMES Vol. 9 No. 2 Edisi Juli – Desember 2019, hal. 178
4
Kemlu RI, Indonesia-Palestine
langkah ini sebagai bentuk pelanggaran resolusi Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB
dan bisa mengancam proses perdamaian.5

Indonesia benar-benar konsisten dengan asas luar negeri yang bebas-aktif dengan
menunjukkan sikap-sikap yang aktif namun tidak bergantung dengan suatu poros kekuatan
dunia. Indonesia juga menjalankan isi dari pembukaan UUD RI 1945 landasan dari berjalannya
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebijakan-kebijakan Indonesia
memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam memposisikan Palestina sebagai negara yang
memiliki hak dan menentang segala ketidakadilan yang dilakukan Israel dan negara yang
memihaknya.

B. Faktor yang Mempengaruhi Politik Luar Negeri Indonesia dalam Merespon Isu
Palestina-Israel

Indonesia menjadi salah satu negara terdepan yang mendukung kemerdekaan Palestina.
Hal ini semakin menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang menaruh perhatian
besar pada isu-isu kemanusiaan. Prinsip politik luar negeri bebas aktif masih menjadi acuan
Indonesia dalam menjalankan politik luar negerinya. Kepribadian bangsa Indonesia yang
tercantum didalam Pancasila dan UUD 1945 menjadi dasar pergerakan Indonesia didalam
dunia internasional. Dalam melihat isu Palestina-Israel ini Indonesia merespons berdasarkan
kepada kebijakan-kebijakan dan pandangan bangsa Indonesia. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi respons Indonesia terhadap isu Palestina–Israel, yaitu :

1. Anti-kolonialisme

Berdasarkan Pembukaan UUD 1945, Indonesia menolak adanya penjajahan dan segala
bentuk penjajahan harus dihapuskan.6 Pergerakan Israel yang seringkali hendak
menguasai dan mengkonfrontasi Palestina serta tidak mengakui kemerdekaan
Palestina, dimaknai sebagai sebuah bentuk penjajahan. Oleh karena itu, Indonesia
menaruh isu ini sebagai sebuah prioritas dan mendukung terselesaikannya isu ini.

2. Kemanusiaan

5
Bahaudin Syarif, “PERAN DIPLOMASI INDONESIA DALAM KONFLIK ISRAEL-PALESTINA”, Jurnal
CMES Vol. 9 No. 2 Edisi Juli – Desember 2019, hal. 179
6
Satris Rezki, “Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca Pengakuan
Jerusalem Sebagai Ibu Kota Israel”, POLITEA Jurnal Pemikiran Politik Islam Vol. 2 No. 2 Tahun 2019,
hal. 166
Konflik antara Palestina dan Israel seringkali mengakibatkan bencana kemanusiaan.
7
Perang dan saling serang diantara kedua negara mengakibatkan banyaknya korban
jiwa. Banyak juga masyarakat Palestina yang harus kelaparan dan kehilangan tempat
tinggal.

3. Perdamaian Dunia

Indonesia sebagai negara yang menjunjung terciptanya perdamaian dunia menaruh


perhatian besar kepada isu Palestina-Israel agar tercipta perdamaian dunia. Mendukung
kemerdekaan Palestina dan menyelesaikan konflik ini merupakan langkah dalam
mewujudkan perdamaian dunia.8

4. Stabilitas Politik dalam Negeri

Isu Palestina-Israel merupakan isu yang menjadi perhatian seluruh masyarakat. Isu
dapat menjadi jalan untuk meraih simpati publik.9 Pendapat masyarakat tentang isu ini
menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan.

5. Agenda Utama Politik dalam Negeri

Konflik Palestina-Israel menjadi salah satu itu yang penting bagi politik luar negeri
Indonesia. Konflik ini menarik perhatian banyak pihak, ditambah Indonesia juga berada
didalam organisasi-organisasi yang juga memerhatikan isu ini10, sehingga isu ini
penting untuk Indonesia.

7
Satris Rezki, “Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca Pengakuan
Jerusalem Sebagai Ibu Kota Israel”, POLITEA Jurnal Pemikiran Politik Islam Vol. 2 No. 2 Tahun 2019,
hal. 167
8
Satris Rezki, “Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca Pengakuan
Jerusalem Sebagai Ibu Kota Israel”, POLITEA Jurnal Pemikiran Politik Islam Vol. 2 No. 2 Tahun 2019,
hal. 167
9
Satris Rezki, “Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca Pengakuan
Jerusalem Sebagai Ibu Kota Israel”, POLITEA Jurnal Pemikiran Politik Islam Vol. 2 No. 2 Tahun 2019,
hal. 167
10
Satris Rezki, “Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca Pengakuan
Jerusalem Sebagai Ibu Kota Israel”, POLITEA Jurnal Pemikiran Politik Islam Vol. 2 No. 2 Tahun 2019,
hal. 167
KESIMPULAN

Dalam konteks konflik Israel - Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun,
Indonesia telah memainkan peran yang konsisten sebagai pendukung kemerdekaan dan Hak
Asasi Manusia bagi rakyat Palestina. Hal ini berdasar atas kepribadian bangsa Indonesia yang
tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi dasar pergerakan Indonesia dalam
politik internasional, yaitu, anti - kolonialisme, kemanusiaan, perdamaian dunia, stabilitas
politik dalam negeri, dan agenda politik dalam negeri. Hal hal tersebut menjadi dasar atas
respon Indonesia terhadap konflik antara Israel dan Palestina. Melalui kebijakan politik luar
negerinya, Indonesia telah menyatakan keprihatinannya terhadap tindakan kekerasan dan
pelanggaran HAM yang terus berlangsung di Palestina.

Salah satu aspek penting dari peran politik luar negeri Indonesia dalam konflik ini adalah
diplomasi multilateral. Indonesia telah aktif dalam berbagai forum internasional, seperti PBB,
dan Gerakan Non-Blok, untuk memperjuangkan hak-hak Palestina. Upaya diplomasi ini telah
menciptakan tekanan internasional terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan
mendorong mereka untuk mencari solusi damai. Selain itu, Indonesia juga telah memberikan
dukungan finansial kepada Palestina melalui berbagai program bantuan, yang mencakup
pembangunan infrastruktur dan pendidikan. Dukungan ini merupakan wujud nyata dari
komitmen Indonesia untuk membantu memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat Palestina.

Namun, tetap ada tantangan dalam upaya Indonesia untuk berperan secara efektif dalam
penyelesaian konflik Israel-Palestina. Faktor-faktor seperti geopolitik global dan ketegangan
regional dapat mempengaruhi kemampuan Indonesia dalam dinamika konflik ini. Selain itu,
upaya diplomatik Indonesia juga sering kali dihadapi dengan tantangan dalam menjalankan
peran mediasi yang efektif antara kedua belah pihak. Untuk itu, Indonesia harus terus berupaya
untuk memperkuat posisinya dalam diplomasi internasional dan bekerjasama dengan negara-
negara lain yang memiliki peran serupa dalam mendukung penyelesaian konflik Israel-
Palestina. Selain itu, Indonesia juga dapat memanfaatkan kebijakan luar negeri yang
berlandaskan pada prinsip-prinsip perdamaian, keadilan, dan HAM sebagai panduan dalam
upaya-upaya selanjutnya.

Secara keseluruhan, peran politik luar negeri Indonesia dalam konflik Israel-Palestina
merupakan bagian penting dari upaya internasional untuk mencapai perdamaian dan keadilan
di Timur Tengah. Meskipun tantangan yang ada, Indonesia memiliki potensi untuk terus
berperan dalam mendukung hak-hak rakyat Palestina dan mendorong penyelesaian konflik
yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Musyaffa, N. F. (2022). The Indonesia Foreign Policy Towards Israel - Palestine

Conflict : The History and On Going Relationship. Yogyakarta. Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Diakses pada 22 Oktober 2023

Budiardjo, Miriam. (1995). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Rizkan Zulyadi dan Fitri Yanni Dewi Siregar, “PERAN STRATEGI POLITIK LUAR

NEGERI INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN

PALESTINA”, Universitas Medan Area, 25 Januari 2022.

Satris Rezki, “Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca

Pengakuan Jerusalem Sebagai Ibu Kota Israel”, POLITEA Jurnal Pemikiran Politik

Islam Vol. 2 No. 2 Tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai