Anda di halaman 1dari 92

ASUHAN KEPERAWATAN

PERIOPERATIF ANESTESI

Ns Tanti Dwi Cahyani,S.Kep.,Sp Kep MB


CURICULUM VITAE
TEMPAT TUGAS :
Kepala Ruang Kamar Operasi & CSSD, RS Husada Utama Surabaya, 2013 – sekarang

PENDIDIKAN FORMAL :
▪ D III Keperawatan, Akper Rs William Booth Surabaya
▪ SI Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surabaya
▪ Profesi Ners Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surabaya
▪ S II Spesialis Keperawatan Medikal Bedah kekhususan keperawatan anestesi ,
Universitas Airlangga Surabaya

PENDIDIKAN NON FORMAL :


▪ Managemen Kamar bedah, HIPKABI, Jakarta (2014)
Tanti Dwi Cahyani, ▪ Interventional Pain Management, Kertha Usada Hospital The Pain Clinic, Bali (2016)
S.Kep.Ners Sp KMB ▪ The 5th Asian PerioperativeNurses Association ( ASIORNA)HONGKONG (2016)
▪ Pelatih keterampilan Dasar Perawat Kamar Bedah, HIPKABI, Jakarta (2017)
Ka Diklat Hipani
▪ TRAINING OF TRAINER ( TOT), HIPANI, Jakarta (2018)
pusat
▪ PENGUJI KLINIK ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI , DPP HIPANI, Jakarta (2018)
▪ PRECEPTORSHIP ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI , DPP HIPANI, Jakarta (2018)
0812 3180 0034
▪ PENGENDALIAN PELATIHAN ( Master of Trainer ) KEMENKES, Cikarang (2019)
▪ Tata Kelola Klinis Keperawatan Bagi Komite Keperawatan, RSUP Dr Kariadi Semarang
(2021)
TUJUAN UMUM
Peserta memahami tentang konsep asuhan
keperawatan Anestesi

TUJUAN KHUSUS
 Peserta memahami Konsep Dasar Anestesi
 Peserta memahami asuhan keperawatan
Perioperatif Pra Anestesi
 Peserta memahami asuhan keperawatan
Perioperatif Intra Anestesi
 Peserta memahami asuhan keperawatan
Perioperatif Pasca Anestesi

TUJUAN
PEMBELAJARAN
KONSEP
DASAR ANESTESI
SEJARAH
ANESTESI DI DUNIA


Tindakan anestesia yang pertama kali
dilakukan di dunia modern dan ditujukan untuk
mengurangi rasa nyeri di presentasikan di
depan publik oleh William T.G Morton (1819-
1868) pada tahun 1846.

(Kim et al., 2018; Nagelhout, 2018).


PELAYANAN ANESTESI DI INDONESIA

(Kementerian Kesehatan RI, 2011)


PENGERTIAN ANESTESI DAN REANIMASI
Berdasarkan analisa kata :
Anestesia : Reanimasi
An : Tidak. Re: Kembali
Aestesia : Rasa Animasia : Gerak/hidup.

Anestesia dan Reanimasi :


Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tatalaksana untuk
mematikan rasa, baik rasa nyeri, takut dan rasa tidak nyaman yang lain
sehingga pasien nyaman dan ilmu yang mempelajari tatalaksana untuk
menjaga/mempertahankan hidup dan kehidupan pasien selama
mengalami kematian akibat obat anestesia

(Mangku & Senapathi, 2010)


TRIAS ANESTHESIA

TIGA KOMPONEN PADA ANESTESI UMUM

Terbebas dari rasa nyeri

Hilangnya Kesadaran
Kelumpuhan Otot Rangka
TAHAPAN ANESTESI

PRA ANESTESI
1 Evaluasi pra anestesi, Penentuan ASA, Persiapan
Pasien di ruangan, Persiapan di Kamar Operasi

2 INTRA ANESTESI
Pemilihan Teknik Anestesi: Anestesi Umum,
Anestesi Regional, Anestesi Lokal

3 PASKA ANESTESI
Perawatan Pasien di Recovery Room atau PACU
TEKNIK
ANESTESI
ANESTESI UMUM ANESTESI REGIONAL ANESTESI LOKAL
▪ ANESTESI INTRA VENA Blok Saraf Infiltrasi local
▪ ANESTESI INHALASI : Blok Fleksus Blok Lapangan
- Sungkup Muka Blok Spinal Topikal
- Laringeal Mask Airway (LMA) Blok Caudal
- ETT : napas spontan/Kendali
PEMILIHAN TEKNIK ANESTESI

Pemilihan anestesi dan reanimasi , berdasarkan faktor :


1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Status fisik
4. Jenis operasi : 4 si ( lokasi, posisi, manipulasi,
durasi)
5. Keterampilan operator dan peralatan yang dipakai
6. Keterampilan pelaksana anestesi dan sarananya
7. Status rumah sakit
8. Permintaan pasien
ASUHAN KEPERAWATAN
PERIOPERATIF ANESTESI
ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI

Fungsi keperawatan yang berkaitan


dengan pelayanan asuhan pasien
pra, intra dan post
pada fase
anestesi
PERAN PERAWAT
ANESTESI

(ACPAN, 2019; Herion et al., 2019)


RUANG LINGKUP PELAYANAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PASIEN ALAT RUANGAN DOKUMEN

KAMAR OPERASI POLIKLINIK

PAIN MANAJEMEN EMERGENCY


SERVIS

RUANG RADIOLOGI INTENSIVE CARE

VK KEBIDANAN/ BAYI ANETESI LUAR


TABUNG KAMAR OPERASI
LAINNYA
Standarisasi
Asuhan Keperawatan
Latar Belakang
Asuhan keperawatan (Askep) adalah
rangkaian interaksi Perawat dengan Klien
dan Iingkungannya untuk mencapai tujuan
pemenuhan kebutuhan dan kemandirian
Klien dalam merawat dirinya (UUKep. 38/2014)

Askep telah diterapkan di berbagai


fasyankes, namun diperlukan terminologi
yang terstandarisasi agar seragam,
akurat,dan tidak ambigu untuk mencegah
ketidaktepatan pengambilan keputusan dan
ketidaksesuaian askep kepada Klien (Lunney,
2006; Muller Staub et al, 2007, Muller Staub et al, 2010).
Peran PPNI dalam Standarisasi Askep
Standar Kompetensi
- Pendidikan: Vokasi, Ners
Generalis, Ners Spesialis, Ners Standar Asuhan
Subspesialis Keperawatan
- Kekhususan: Medikal Bedah, - Diagnosis
Gadar, Kamar Bedah,Anestesi , - Intervensi
Kritis,
- Luaran (outcome)
P
Jiwa, Maternitas, dll.
SK
P Standar
N Profesi

I SKP
Standar Kinerja Profesional
SA
- Penjaminan Mutu
- Pendidikan
- Riset
- Etika
- Penilaian Kerja
Dasar Hukum Standarisasi Asuhan Keperawatan
UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Pasal 13)
“Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien”

UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


Pasal 66 ayat 1
“Setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi, standar pelayanan profesi, dan standar
prosedur operasional”
Pasal 66 ayat 2
Standar profesi dan standar pelayanan profesi untuk masing-masing jenis
tenaga kesehatan ditetapkan oleh Organisasi profesi bidang kesehatan
dan disahkan oleh menteri.

UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (Pasal 28)


Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan,
standar profesi, dan standar prosedur operasional.
Standar Kompetensi Perawat
Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.01/07/MENKES/425/2020
tentang Standar Profesi Perawat:
1. Menjelaskan area kompetensi perawat
2. Menguraikan masalah, diagnosis dan
keterampilan tiap jenis perawat
(Vokasi dan Ners)

335 MASALAH
KEPERAWATAN

149 DIAGNOSIS
KEPERAWATAN

531 KETERAMPILAN
KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan

Diberikan dalam bentuk


5 Tahap Proses
Keperawatan

Sumber:
Nursing Diagnosis (NDx): Complete Guide and List for 2019.
https://images.app.goo.gl/iyEFHf2PLVy5iUZb7
Proses Keperawatan dan
Standar Asuhan Keperawatan PPNI

Pengkajian

Standar Diagnosis
Evaluasi Diagnosis SDKI Keperawatan Indonesia

Standar Luaran
SLKI Keperawatan Indonesia
Implementasi Perencanaan
Standar Intervensi
SIKI Keperawatan Indonesia
Proses Asuhan Pasien (Crossmatch PPNI & SNARS)

PPNI SNARS
alisis • Bandingkan data dengan nilai normal
ata • Kelompokkan data Informasi

entifikasi
I Anamnesa &
Pemeriksaan
Diagnosis Aktual, Risiko, Promkes
agnosis
Analisis
A
rumusan • Three part (Aktual)
agnosis • Two part (Risiko dan Promkes) Penetapan
Diagnosis
nentuan Luaran dan Kriteria Hasil
uaran Rencana
nentuan Intervensi dan R Sasaran
Terukur dan
tervensi Tindakan Rencana
Sistem Klasifikasi (Taksonomi) Asuhan Keperawatan PPNI

Diagnosis, Luaran, Intervensi Keperawatan

Fisiologis Psikologis Perilaku Relasional Lingkungan


Respirasi Interaksi Sosial Keamanan &
Nyeri dan Kebersihan Diri Proteksi
Kenyamanan
Sirkulasi
Penyuluhan &
Integritas Ego Pembelajaran
Nutrisi dan Cairan
Pertumbuhan &
Eliminasi Perkembangan
Diklasifikasi berdasarkan:
• International Classification of Nursing Practice –Diagnosis
Aktivitas dan Classification (Wake, 1994)
Istirahat • Doenges& Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing
Diagnosis (Doenges et al, 2013)
Neurosensori
Diadaptasi dari:
Reproduksi dan Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International Classification of Nursing Practice –
Diagnosis Classification (Wake, 1994); Doenges & Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis
Seksualitas (Doenges et al, 2013).
Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia
(SDKI)
Diagnosis Keperawatan
merupakan penilaian klinis
mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan
atau proses kesehatan baik
yang berlangsung aktual
maupun potensial pada Diag- Inter-
individu, keluarga & komunitas. Evaluasi
nosis vensi

Diagnosis Keperawatan
merupakan bagian vital dalam
menentukan asuhan Implemen-
keperawatan untuk mencapai tasi

kesehatan yang optimal


Nursing Diagnosis International Classification for Nursing
Practice – Diagnosis Classification
Terminologies
Clinical Care
ICNP-DC Classification
Omaha CCC
System North American
Nursing Diagnostic Nursing Diagnosis
System of the Centre Association
for Nursing
Development and
Research ZEFP
Nursing NANDA
Diagnosis
Home Health Care
Classification
ICF HHCC
International Classification of
Functioning, Disability and SNOMED
Health CT

Systematized Nomenclature of
Medicine Clinical Terms
• Memuat 149
Diagnosis
Keperawatan yang disusun dari
berbagai sumber rujukan berupa textbook,
standar diagnosis dari lembaga/Negara lain
dan jurnal-jurnal ilmiah dan telah ditelaah
oleh para praktisi dan akademisi
keperawatan.
• Struktur Buku SDKI:
• Sambutan-sambutan
• Kata Pengantar
• Daftar Isi
• Bab I Pendahuluan
• Bab II Ketentuan Umum
• Bab III Ketentuan Khusus
• Bab IV Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia
• Proses Penyusunan SDKI
Buku SDKI • Tim Penyusun dan Tim Kontributor
• Daftar Pustaka
Jenis Diagnosis Keperawatan

Tanda/Gejala Mayor
Aktual dan Minor
Negatif
Diagnosis Risiko Faktor Risiko
Keperawatan

Promosi Tanda/Gejala Mayor


Positif
Kesehatan dan Minor

Diadaptasi dari:
Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International Classification of Nursing Practice –
Diagnosis Classification (ICNP, 2015)
Proses Diagnostik
Diagnosis Medis
Pengkajian

• Bandingkan data dengan nilai normal


Analisis Data
• Kelompokkan data (deduktif atau induktif)

Identifikasi • Masalah Aktual, Risiko, Promkes


Masalah

Perumusan
Diagnosis
Komponen Diagnosis Keperawatan
INDIKATOR DIAGNOSTIK
Pada diagnosis aktual
dan promkes

Pada diagnosis risiko


Pada diagnosis aktual Tanda/Gejala
(Sign/Symptom)
Penyebab Faktor Risiko
(Etiology) (Risk Factor)

1) Bio-fisio-psikologis
2) Efek terapi/Tindakan
3) Situasional Indikator
4) Maturasional Diagnostik
Komponen Disgnosis Keperawatan
INDIKATOR DIAGNOSTIK
Tanda dan Gejala

Ditemukan sebanyak
Mayor 80-100% untuk
validasi diagnosis

• Tidak harus ditemukan

Minor • Jika ditemukan dapat


mendukung penegakan
diagnosis
Contoh
Diagnosis Keperawatan SDKI

Nomor Kode

Label/Masalah

Definisi

Penyebab

Tanda dan Gejala


Standar Luaran
Keperawatan Indonesia
(SLKI)
Luaran (Outcome)
Keperawatan

• Aspek-aspek yang dapat diobservas


diukur meliputi kondisi, perilaku, atau
persepsi pasien, keluarga atau komu
sebagai respons terhadap intervensi
keperawatan (Germini et al, 2010; ICNP, 2015 Memuat sebanyak
• Hasil akhir intervensi keperawatan y
terdiri atas indikator-indikator atau kr 139
kriteria hasil pemulihan masalah (ICN Luaran Keperawatan
Penetapan Luaran Keperawatan
Penetapan luaran memenuhi prinsip SMART

S • Spesific
Label dan kriteria hasil distandarisasi
M • Measurable
A • Attainable
Disesuaikan kondisi pasien dengan
menggunakan clinical judgement
R • Realistic perawat

T • Timed Diadaptasi dari:


Ackley et al (2017), Berman et al (2015), Doenges et al
(2013), Potter & Perry (2013),
Jenis Luaran Keperawatan

Luaran No Jenis Luaran Contoh Luaran


Keperawatan 1 Positif Bersihan Jalan Napas
(Perlu ditingkatkan) Keseimbangan Cairan
Luaran Positif Integritas Kulit & Jaringan
Citra Tubuh
2 Negatif Tingkat Nyeri
Luaran Negatif (Perlu diturunkan) Tingkat Keletihan
Tingkat Ansietas
Tingkat Berduka
Respon Alergi Sistemik
Komponen Luaran Keperawatan
Label No Ekspektasi Contoh Luaran
• Nama luaran keperawatan berupa kata-kata
kunci informasi luaran 1 Meningkat Bersihan Jalan Napas
Curah Jantung
Ekspektasi Perawatan Diri
Sirkulasi Spontan
• Penilaian terhadap hasil yang diharapkan Status Kenyamanan
• Meningkat , Menurun atau Membaik 2 Menurun Tingkat Keletihan
Tingkat Ansietas
Kriteria Hasil Tingkat Berduka
• Karakteristik pasien yang dapat diamati Tingkat Perdarahan
atau diukur 3 Membaik Eliminasi Fekal
• Dijadikan sebagai dasar untuk menilai Fungsi Seksual
pencapaian hasil intervensi Identitas Diri
• Menggunakan skor (1 s.d 5) pada Penampiran Peran
pendokumentasian berbasis komputer Proses Pengasuhan
Komponen Luaran Keperawatan (Lanjutan)

VARIASI PENGGUNAAAN SKALA LIKERT (1 – 5)


KRITERIA HASIL LUARAN KEPERAWATAN

1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
LUARAN Menurun Meningkat
POSITIF 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik

1 2 3 4 5
LUARAN
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
NEGATIF Meningkat Menurun
Contoh Luaran SLKI

Nomor Kode Panggil

Label Luaran

Definisi Luaran

Ekspektasi Luaran

Kriteria Hasil dan Skor


Tautan (Linkage) Contoh Tautan SDKI - SIKI
SDKI - SLKI
• Membantu penentuan
luaran setelah menegakkan
diagnosis keperawatan
• Tautan ini bukan untuk
menggantikan clinical
judgement perawat
• Pemilihan luaran tetap
didasarkan pada clinical
judgement dengan
mempertimbangkan
kekhasan kondisi pasien
Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Intervensi dan Tindakan
Keperawatan

INTERVENSI KEPERAWATAN
• Segala treatment yang dikerjakan
oleh perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis
untuk mencapai luaran (outcome)

TINDAKAN KEPERAWATAN
Memuat sebanyak
• Perilaku spesifik yang dikerjakan
oleh perawat untuk 590
mengimplementasikan intervensi intervensi keperawatan
Komponen Contoh Intervensi Keperawatan SIKI
Intervensi Keperawatan
Label
• Nama dari intervensi yang
merupakan kata kunci untuk
memperoleh informasi tentang
intervensi tersebut

Definisi
• Makna dari label intervensi berupa
perilaku yang dilakukan oleh perawat

Tindakan
• Rangkaian aktivitas yang dikerjakan
oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi
keperawatan
Jenis Tindakan Keperawatan

OBSERVASI
1 • Mengumpulkan data status kesehatan pasien

TERAPEUTIK
2 • Memulihkan atau mencegah perburukan kesehatan

EDUKASI
3 • Meningkatkan pengetahuan/kemampuan merawat diri

KOLABORASI
4 • Bekerjasama dengan perawat atau nakes lainnya
Tautan (linkage) SDKI - SIKI
• Membantu penentuan
• Level Satu
intervensi setelah
menegakkan diagnosis & • Intervensi Utama
luaran keperawatan 1 • Intervensi prioritas (the
intervention of choice) karena
• Tautan ini bukan untuk
bersifat resolutif
menggantikan clinical
judgement perawat • Level Dua
• Pemilihan intervensi tetap • Intervensi Pendukung
didasarkan pada clinical • Tidak bersifat resolutif namun
judgement dengan 2
dapat menunjang resolusi
mempertimbangkan kekhasan masalah
kondisi pasien
Tautan (linkage) SDKI -SIKI

Contoh Tautan SDKI - SIKI


Pertimbangan Pemilihan Intervensi
Keperawatan
Penerapan dan
Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan
MENGAPA DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
PENTING?

HUKUM KOMUNIKASI
CONTINUITY OF CARE
LEGAL RECORD
BARANG BUKTI MULTIDISIPLIN

PENDIDIKAN AKREDITASI
BAHAN PEMBELAJARAN QUALITY IMPROVEMENT
SUMBER PEMBELAJARAN RISK MANAGEMENT

PENELITIAN REIMBURSEMENT
SUMBER DATA PENGGANTIAN BIAYA
EVIDENCE-BASED PRACTICE
DISCLAIMER (WEWANTI) !

HINGGA SAAT INI, PPNI BELUM MENERBITKAN


PANDUAN TEKNIS PENDOKUMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN BERBASIS 3S, SEHINGGA
CONTOH-CONTOH YANG DISAMPAIKAN DALAM
MATERI INI TIDAK BERSIFAT MANDATORY
(WAJIB), NAMUN DAPAT MENJADI BAHAN
PERTIMBANGAN, DISESUAIKAN DENGAN
KARAKTERISTIK LAHAN
PELAYANAN/PENDIDIKAN

2 OKTOBER 2021
Penulisan Diagnosis Keperawatan
Penulisan Three Part
Label berhubungan dengan Penyebab
• Diagnosis Aktual dibuktikan dengan Tanda/Gejala

Penulisan Two Part


• Diagnosis Risiko Label dibuktikan dengan Faktor Risiko

• Diagnosis Promosi
Kesehatan Label dibuktikan dengan Tanda/Gejala
Contoh
Diagnosis Keperawatan SDKI

Nomor Kode

Label/Masalah

Definisi

Penyebab

Tanda dan Gejala

Bersihan jalan napas tidak efektif b.d.


spasme jalan napas d.d. batuk tidak efektif,
sputum berlebih, mengi, dispnea, gelisah
Penulisan Luaran Keperawatan
Metode Dokumentasi Manual/Tertulis • Metode Dokumentasi Berbasis Komputer

Setelah dilakukan intervensi keperawatan • Setelah dilakukan intervensi keperawatan


selama …………., maka [Label] selama …………., maka [Label]
[Ekspektasi] dengan kriteria hasil: [Ekspektasi] dengan kriteria hasil:
- Kriteria 1 (hasil) - Kriteria 1 (skor)
- Kriteria 2 (hasil) - Kriteria 2 (skor)
- Kriteria 3 (hasil) - Kriteria 3 (skor)
- dst - dst

Contoh: Contoh:
Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka
maka Bersihan Jalan Napas Meningkat, bersihan jalan napas meningkat
dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil:
• Batuk efektif meningkat • Batuk efektif 5
• Produksi sputum menurun • Produksi sputum 5
• Mengi menurun • Mengi 5
• Frekuensi napas 12 -20 kali/menit • Frekuensi napas 5
Penulisan Intervensi dan Tindakan Keperawatan

OBSERVASI
• Tuliskan label intervensi
keperawatan sesuai standar 1 • Mengumpulkan data status kesehatan pasien

• Tuliskan tindakan-tindakan TERAPEUTIK


• keperawatan secara
sistematis (urutan OTEK)
2 • Memulihkan atau mencegah perburukan kesehatan

• Hindari menggunakan kata EDUKASI


kaji, observasi, evaluasi.
• Dianjurkan menggunakan
3 • Meningkatkan pengetahuan/kemampuan merawat diri

KOLABORASI
• periksa, identifikasi, monitor.
4 • Bekerjasama dengan perawat atau nakes lainnya
Penulisan Intervensi dan Tindakan Keperawatan (Lanjutan)

• Tindakan dapat ditambah,


dikurangi atau dimodifikasi

• Pada konteks gawat darurat:


• Pemilihan tindakan disesuaikan
dengan kondisi pasien dan
karakteristik pasien gawat
darurat
• Pilih tindakan yang prioritas
✓ menyelamatkan nyawa
✓ menstabilkan kondisi pasien
Penulisan Rencana Asuhan Keperawatan

METODE
000-0-001
Tn. Ahmad Ardiayansyah
LOGO RS Laki-laki
3 0 Maret 1 9 8 4

ISIAN 20/06/2021 10.05

(FILL TEXT) Bersihan J a l a n Napas Tidak


Efektif b/d hipersekresi jalan
Dalam 4 jam, Bersihan J a l a n Manajemen Ja l a n Napas
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
Napas meningkat, dengan
napas dan proses infeksi d / d kriteria hasil: usaha napas) tiap 1 jam
- Batuk tidak efektif - Batuk efektif meningkat - Monitor bunyi napas wheezing tiap 1 jam
- Sputum berlebih - Monitor sputum (jumlah, w a r n a , aroma)
- Sputum menurun
- Terdengar wheezing tiap 1 jam
- Wheezing menurun
- Dispnea - Posisikan semi Fowler atau Fowler
- Dispnea menurun
- R R 3 2 x/menit - R R 1 2 - 2 0 x/menit - Berikan minum hangat
- Anjurkan asupan cairan 2 0 0 0 ml/hari
- Ajark an teknik batuk efektif
- Kolaborasi pemberian mukolitik NAC 2 0 0
mg 3 x 1 P O

ttd ttd
Ns. Adnan Ns. U m a r
METODE LOGO RS

CENTANG
(CHECKLIST)
Penulisan Implementasi Keperawatan
Jika tersedia Fomulir Implementasi Keperawatan
TGL, JAM IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF &
NAMA

20/06/2021 - Memonitor pola napas


10.10 Hasil: R R 2 8 x/menit, napas dangkal ttd
- Memonitor bunyi napas Ns. Ali
Hasil: masih terdengar wheezing
- Memposisikan semi Fowler
- Memberikan minum air putih hangat
- Memberikan mukolitik NAC 2 0 0 mg PO

20/06/2021 - Memonitor pola napas


11.08 Hasil: R R 2 2 x/menit, kedalaman normal ttd
- Memonitor bunyi napas Ns. Ali
Hasil: wheezing menurun
- Memonitor sputum
- Hasil: Sputum menurun, bening, encer
- Menganjurkan asupan cairan 2 0 0 0 m l / hari
- Mengajarkan teknik batuk efektif
20/06/2021 Ners - Memonitor pola napas
10.10 Hasil: R R 2 8 x/menit, napas dangkal
- Memonitor bunyi napas
Hasil: masih terdengar wheezing
- Memposisikan semi Fowler
- Memberikan minum air putih hangat
- Memberikan mukolitik NAC 2 0 0 mg P O

ttd
Ns. Ali

20/06/2021 Ners - Memonitor pola napas


11.08
Hasil: R R 2 2 x/menit, kedalaman normal
- Memonitor bunyi napas
Hasil: wheezing menurun
- Memonitor sputum
- Hasil: Sputum menurun, bening, encer
- Menganjurkan asupan cairan 2 0 0 0 m l / hari
- Mengajarkan teknik batuk efektif

ttd
Ns. Ali
Penulisan Catatan Perkembangan Keperawatan

Pernyataan dari
Dokumentasi evaluasi
keperawatan dilakukan dalam S
Subjective
pasien/orang lain
bentuk Catatan Perkembangan
dengan format SOAP Data yang dapat
O diamati/diukur
A
Objective
Pada setting Rumah Sakit, catatan
perkembangan didokumentasikan
pada formular Catatan Perkembangan I n terpretasi/kesi
Pasien Terintegrasi (CPPT) mpulan berdasarkan
Analysis DS & DO

Target dan rencana yang


P
Plan
dilakukan atas masalah
yang diidentifikasi
Contoh Penulisan Catatan Perkembangan Keperawatan

S: Keluhan sesak dan batuk menurun Manajemen J a l a n Napas


20/06 /2 02 1 Ners
14.00
O: Batuk efektif, R R 1 8 - 2 0 x/menit, 1 . Monitor pola napas tiap 2 jam
wheezing menurun 2 . Monitor bunyi napas wheezing
A: Bersihan J a l a n Napas Tidak Efektif
Perubahan
tiap 2 jam
P : Bersihan J a l a n Napas meningkat interval
3. Monitor sputum tiap 2 jam
dengan kriteria: Batuk efektif meningkat, pemantauan
4. Monitor saturasi oksigen
batuk menurun, sputum menurun, 5. Posisikan semi Fowler
(1→ 2 jam)
wheezing menurun, SpO2 >94% 6. Berikan minum hangat
7. Berikan oksigen 2 L / menit viaTambahan
Tambahan nasal kanul tindakan baru
kriteria hasil 8 . Kolaborasi pemberian mukolitik
baru ttd NAC 2 0 0 mg 3 x 1 P O
Ns. U m a r
Contoh Penulisan Catatan Perkembangan Keperawatan (Lanjutan)

Bolehkah
menggabungkan
evaluasi beberapa
diagnosis
keperawatan
dalam satu SOAP’

Ners S: Pasien masih mengeluh sesak dan batuk Manajemen Jalan Napas
20/0 6/2 02 1
O: Batuk efektif, R R 1 8 - 2 0 x/menit, 1. Monitor pola napas tiap 2 jam
’TIDAK 14.00
terdengar wheezing, ronkhi bilateral 2. Monitor bunyi napas wheezing
DIANJURKAN ter utam a basal pa ru, P O2 6 8 , P C O
2 54, tiap 2 jam
SpO 2 8 9 % , H R 1 0 2 x/menit 3. Monitor sputum tiap 2 jam
BAGI PESERTA A: 1 . Bersihan J a l a n Napas Tidak Efektif 4. Monitor saturasi oksigen
2 . Gangguan P ertuk aran Gas 5. Posisikan semi Fowler
DIDIK ATAU P: 6. Berikan minum hangat
PERAWAT 1. Bersihan J a l a n Napas meningkat 7. Kolaborasi pemberian mukolitik
dengan kriteria: Batuk efektif meningkat, NAC 2 0 0 mg 3 x 1 PO
BARU’ batuk menurun, sputum menurun,
wheezing menurun, SpO2 >94% Terapi Oksigen
1. Monitor efektivitas terapi
2. Pertukatan Gas Meningkat dengan
oksigen tiap 2 jam
kriteria: sesak napas men u run, P O
2 >8 0 ,
2. Berikan oksigen 1 0 lpm NRM
P CO 2 3 5 - 4 5 .
3. Jelaskan tujuan dan prosedur
ttd terapi oksigen
Ns. U m a r 4. Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
1. Supervisi yang tidak memadai
pada perawat dalam melakukan
dokumentasi
2. Kurangnya kompetensi
melakukan dokumentasi
3. Kurang percaya diri dan motivasi
dalam melakukan dokumentasi

Sumber:
Kamil, H., Rachmah, R., & Wardani, E. (2018). What is the problem with
nursing documentation? Perspective of Indonesian nurses.
International Journal of Africa Nursing Sciences, 9, 111–114.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ijans.2018.09.002
TAHAPAN ASUHAN KEPERAWATAN
ANESTESI

ASKEP PRA ASKEP INTRA ASKEP PASKA


ANESTESI ANESTESI ANESTESI
ASUHAN KEPERAWATAN
PERIOPERATIF PRA ANESTESI
ASKEP PRA ANESTESI

• Dimulai ketika keputusan untuk intervensi


anestesi dibuat dan berakhir ketika klien
dikirim ke meja operasi sebelum induksi
anestesi
• Lingkup aktivitas keperawatan mencakup
penetapan pengkajian dasar pasien di
tatanan klinik ataupun rumah, wawancara
preoperatif dan menyiapkan pasien untuk
anestesi yang diberikan dan pembedahan.
ASKEP PRA ANESTESI

PENGKAJIAN

• Persiapan anestesi
• Pengkajian pra anestesi komprehensif
• Pengkajian klarifikasi ringkas oleh perawat
anestesi
• Pengkajian umum, fisik, mental dan penunjang
ASKEP PRA ANESTESI

• Data Demografi, riwayat Penyakit, Riwayat Pengobatan


PENGKAJIAN UMUM • Riwayat alergi obat
• Informed concern

• Pengkajian ROS ( Review Of Sistem ) 6 B


PENGKAJIAN FISIK • Breath, Blood, Brain, Bowel, Bladder, Bone.

PSIKOLOGI • Kecemasan

DATA PENUNJANG • Data laboratorium, Data radiologi, EKG


ASKEP PRA ANESTESI
ASKEP PRA ANESTESI
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
PRA ANESTESI

Nyeri akut b.d. agen pencedera fisik (trauma) d.d.


mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif,
skala nyeri 8
Ansietas berhubungan dengan kekwatiran mengalami
kegagalan dibuktikan dengan merasa bingung , kwatir
akibat operasi

Gangguan integritas kulit dan jaringan tulang b.d. faktor


mekanis (trauma) d.d. kerusakan integritas kulit dan
jaringan tulang, nyeri, perdarahan, kemeraha
INTERVENSI KEPERAWATAN
Ansietas berhubungan dengan kekwatiran mengalami kegagalan dibuktikan dengan
merasa bingung , kwatir akibat operasi

Observasi
▪ Identifikasi tingkat kecemasan, Identifikasi kemampuan mengambil keputusan, monitor tanda tanda ansietas
( verbal dan nonverbal)
Terapeutik
▪ Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
▪ Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkingkan
▪ Dengarkan dengan penuh perhatian
Edukasi :
• Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
• Latih tehnik relaksasi.
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu.
ASUHAN KEPERAWATAN PRA ANESTESI

IMPLEMENTASI LAINNYA:
▪ Evaluasi kelengkapan dokumen
▪ Sign in
▪ Premedikasi
▪ Memberikan dukungan psikologis untuk mengatasi
kecemasan pasien
▪ Memberikan penjelasan setiap tindakan yang akan
dilaksanakan
▪ Obs. Vital sign
▪ Memasang akses intra vena
▪ Memberi posisi yang nyaman
▪ Menyiapkan lingk. Ok, alat dan obat
ASUHAN KEPERAWATAN
PERIOPERATIF INTRA ANESTESI
ASUHA KEPERAWATAN INTRA ANESTESI

Dimulai ketika induksi anestesi dan berakhir


ketika ditransfer ke post anesthesia care unit
(PACU) atau ruang intensif

Selama periode intra anestesi pasien


dilakukan monitoring, pembiusan dan
dilakukan prosedur pembedahan
ASUHA KEPERAWATAN INTRA ANESTESI

Pengkajian :
Fokus intra anestesi :
- Waktu pemberian anestesi
- Jenis teknik anestesi yang diberikan:
- GA : Premedikasi, Induksi, pengelolaan jalan nafas,
maintenance.
- RA : jenis RA, Obat, efek anestesinya.
- Posisi pembedahan
- Monitoring intra op/anestesi
- Durante operasi : Cairan masuk dan keluar, jumlah
perdarahan,
- Pengakhiran anestesi
ASUHA KEPERAWATAN INTRA ANESTESI

Pengkajian :
Fokus intra anestesi :
- Waktu pemberian anestesi
- Jenis teknik anestesi yang diberikan:
- GA : Premedikasi, Induksi, pengelolaan jalan nafas,
maintenance.
- RA : jenis RA, Obat, efek anestesinya.
- Posisi pembedahan
- Monitoring intra op/anestesi
- Durante operasi : Cairan masuk dan keluar, jumlah
perdarahan,
- Pengakhiran anestesi
ASUHA KEPERAWATAN INTRA ANESTESI

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:

• Ansietas
• Resiko cedera
• Resiko mual/muntah
• Resiko hipothermia
• Resiko kurang volume cairan
• Kebersihan jalan napas tidak efektif
ASUHAN KEPERAWATAN INTRA ANESTESI

TINDAKAN KEPERAWATAN LAINNYA:

▪ Mendampingi dan memberikan dukungan psikologis selama anestesi


▪ Menjaga posisi tubuh pasien senyaman mungkin menghindari
terjadinya trauma
▪ Memberikan obat premedikasi, induksi, relaksasi, anti nyeri,
maintenance anestesi sesuai program dokter
▪ Menjaga jalan nafas, ventilasi support
▪ Melakukan monitoring intra anestesi : fisik , psikologis.
▪ Balance cairan, memfasilitasi kebutuhan peaksanaan anestesi
▪ Pengakhiran anestesi
ASUHAN KEPERAWATAN
PERIOPERATIF PASCA ANESTESI
ASUHA KEPERAWATAN PASCA ANESTESI

Perawatan dimulai dengan masuknya pasien ke ruang


pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada
tatanan klinik atau dirumah.

Lingkup keperawatan mencakup mengkaji efek dari agen


anestesi dan memantau fungsi vital serta mencegah
komplikasi.
ASUHA KEPERAWATAN PASCA ANESTESI

TRANSPORTASI PASIEN KAMAR OPERASI-PACU/ICU/RR

▪ Pertahankan keamanan dan


kenyamanan pasien
▪ Petugas : Dr operator, dr anestesi,
perawat sirkuler dan perawat anestesi
▪ Pastikan infus, selang kateter, NGT
dan drain berfungsi optimal
▪ Dokumentasi lengkap
▪ Bahan dan spesimen lengkap
▪ Lakukan handover dengan petugas
PACU/RR
ASUHA KEPERAWATAN PASCA ANESTESI

PENGKAJIAN DIAGNOSA KEPERAWATAN:


• Secara sistematis ▪ Bersihan Jalan Napas tidak efektif
▪ Pola Napas tidak Efektif
• Mulai saat handover
▪ Nyeri Akut
• Sistem pengkajian 6 B (Breathing,
Blood, Brain, Bladder, Bowel dan ▪ Risiko Aspirasi
Bone) ▪ Risiko Perdarahan
• Dokumentasikan ▪ Nausea
▪ Ansietas
▪ Hipotermia
▪ Risiko jatuh
ASUHAN KEPERAWATAN PASKA ANESTESI

TINDAKAN KEPERAWATAN:
▪ Memastikan fungsi pernafasan optimal
▪ Mengobservasi vital sign
▪ Mengkaji skala nyeri
▪ Mengobservasi drain, luka operasi
▪ Mengukur intake dan out put
▪ Kolaborasi oksigenasi
▪ Memberi posisi yang nyaman
▪ Mempertahankan suhu tubuh normal
▪ Penanganan mual-muntah
▪ Penanganan kegelisahan
▪ Handover ke Perawat Ruangan/ICU, Discard
Aldrete Score
BROMAGE SCORE
Untuk menilai pemulihan motorik pada
pasien dengan SAB
 Perawat Anestesi dalam melakukan asuhan
keperawatan anestesi wajib memahami konsep asuhan
keperawatan anestesi

 Asuhan Keperawatan Anestesi mulai dari tahapan pra


anestesi, intra anestesi dan paska anestesi

 Asuhan Keperawatan Anestesi meliputi Pengkajian,


Penegakan diagnosis keperawatan, Perencanaan,
Tindakan dan Evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

ACPAN. (2019). Professional Standards for Perianaesthesia Nurses First Edition 2019.
Butterworth, J. F., Mackey, D. C., & Wasnick, J. D. (2018). Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology (6th ed.). Lange Medical Book.
Herion, C., Egger, L., Greif, R., & Violato, C. (2019). Validating international CanMEDS-based standards defining education and safe
practice of nurse anesthetists. International Nursing Review, 66(3), 404–415. https://doi.org/10.1111/inr.12503
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/PER/III/2011 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan RI.
Kim, E. K. E., Cooper, B., & Desai, M. S. (2018). Popular Literature as an Educational Aid for History of Anesthesia. Journal of Anesthesia
History, 4(2), 123–127. https://doi.org/10.1016/J.JANH.2017.09.001
Mangku, G., & Senapathi, T. G. A. (2010). Buku Ajar Ilmu Anestesi dan Reanimasi. Indeks.
Ray, W. T., & Desai, S. P. (2016). The history of the nurse anesthesia profession. Journal of Clinical Anesthesia, 30, 51–58.
https://doi.org/10.1016/j.jclinane.2015.11.005
Wacker, J., & Kolbe, M. (2014). Leadership and teamwork in anesthesia - Making use of human factors to improve clinical performance.
Trends in Anaesthesia and Critical Care, 4(6), 200–205. https://doi.org/10.1016/j.tacc.2014.09.002
Pemerintah Indonesia. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai