Anda di halaman 1dari 6

REVIEW ARTIKEL

KELOMPOK 1

Anggota kelompok:
1. Nesya Aulia Hidayatus Sadiyah - 23/512370/SV/22135
2. Al Jalaluddin Mahali -23/512738/SV/22158
3. Tantri Yunita - 23/514229/SV/22298
4. Favian Bagus Abhyasa - 23/514475/SV/22361
5. Fella Dwi Listiani - 23/515273/SV/22511
6. Salma Tri Handayani - 23/515678/SV/22597
7. Rere Ayu Nandini Safitri - 23/517699/SV/22817

Perbandingan Global Erosi Tanah yang Terkait dengan Penggunaan Lahan dan Tipe Iklim
Muqi Xiong, Ranhao Sun, Liding Chen,b

State Key Laboratory of Urban and Regional Ecology, Research Center for Eco-Environmental
Sciences, Chinese Academy of Sciences, Beijing 100085, China University of Chinese Academy
of Sciences, Beijing 100049, China.

Tanah adalah sumber daya yang penting dalam kehidupan, karena dapat menyediakan
berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Tetapi erosi tanah
menjadi ancaman besar terhadap siklus hara dan karbon, produktivitas lahan dan pertanian yang
berkelanjutan. Hal ini juga dapat berdampak pada kondisi sosial ekonomi di seluruh dunia. Sejak
dimulainya pertanian pada ribuan tahun lalu, manusia telah menyebabkan konflik penggunaan
lahan yang mempercepat erosi tanah dengan mengubah wilayah vegetasi alami menjadi wilayah
yang dimanfaatkan, terutama dalam perluasan pertanian. Percepatan erosi tanah juga diperburuk
oleh pertumbuhan populasi global dan perubahan iklim. Oleh karena itu, perlindungan sumber
daya tanah menjadi sangat penting untuk mendukung keberlangsungan hidup manusia dan
lingkungan. Saat ini penilaian terhadap erosi tanah telah menjadi perhatian utama, dan berbagai
model penilaian erosi telah dikembangkan. Namun sebagian besar model hanya cocok untuk
skala yang lebih besar daripada skala lapangan atau daerah yang tangkapan airnya kecil karena
kompleksitas dan kebutuhan data yang tinggi. Persamaan kehilangan tanah universal (USLE) dan
revisinya (RUSLE) adalah metode empiris yang sederhana dan masuk akall secara fisik untuk
memprediksi erosi tanah, yang banyak digunakan untuk penilaian erosi air pada skala regional
dan global. Meskipun demikian, penggunaan model dalam skala besar masih terbatas, dan
terdapat ketidakpastian yang besar mengenai laju erosi tanah global. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan estimasi yang akurat mengenai erosi tanah global, diperlukan peningkatan
penerapan model berbasis USLE secara global.
Penilaian pemetaan laju kehilangan tanah tahunan memberi gambaran pola spasial erosi
tanah untuk menentukan titik api erosi. Secara global terdapat peningkatan minat terhadap
dampak erosi tanah siklus biogeokimia global (siklus karbon, fosfor, dan lainnya). Dalam
penelitian memperkirakan erosi tanah dengan metode USLE banyak studi di seluruh dunia
menggunakan metode berbeda (plot limpasan, tangkapan eksperimental, simulasi curah hujan,
dan metode pelacak. Plot limpasan sebagai model yang paling banyak digunakan pada skala
lokal. Limpasan merupakan faktor penyebab penting dari SL. hubungan limpasan tahunan (R,
mm-yry1) dan SL penting dikaji untuk mengembangkan strategi optimal untuk memitigasi
dampak proses erosi. Dalam studi ini mengenai laju erosi yang diukur pada plot limpasan dalam
kondisi curah hujan alami di seluruh dunia dan penelitian SL dan R secara komprehensif.
Tujuannya mengembangkan database terdokumentasi mengenai laju erosi, menilai variabilitas
SL dan erosi di penggunaan lahan dan CZ, memberi gambaran berdasar data plot limpasan
mengenai efektivitas teknik konservasi tanah dan mengurangi R dan SL. data plot limpasan harus
memenuhi syarat yaitu pengukuran S dan SL pada curah hujan alami dengan panjang minimal
5m dianggap representatif, data tahunan di pertimbangkan dengan data plot limpasan
dikumpulkan setidaknya dalam satu tahun penuh.
Plot limpasan pada SCT juga dimasukkan dalam database karena SCT telah digunakan
secara luas. Kumpulan data ini digabungkan dengan sumber tambahan. Dataset ini mencakup
data dari 296 plot limpasan. Untuk setiap plot limpasan (PL), ditentukan jumlah tahun plot (PY)
yang sesuai, di mana 1 PY setara dengan periode pengukuran 1 tahun pada satu plot limpasan.
Data akhir terdiri dari tingkat limpasan (SL) tahun 2036 dengan jumlah 11.439 PY dan tingkat
erosi (R) dari 1.350 plot limpasan yang setara dengan 6.465 PY dari 183 penelitian di 27 negara.
Sebagian besar studi dilakukan di Amerika Serikat, Cina, Brasil, Italia, Jerman, Spanyol, dan
Australia. Distribusi plot limpasan dan jumlah PY di berbagai negara disajikan dalam Tabel
Tambahan 1 dan Gambar 2. Beberapa plot di Amerika, Australia, Brasil, dan Eropa telah diamati
selama lebih dari 20 tahun. Data paling awal dalam database ini berasal dari tahun 1931 (US
Department of Agriculture; USDA-NSERL, 2017). Data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi data kemiringan lereng, panjang lereng dan penggunaan lahan, dengan variasi yang
terdapat pada masing-masing variabel tersebut.m. Sebagian besar plot limpasan mengikuti
standar konstruksi plot limpasan terbatas yang dibuat oleh Wischmeier dan Smith (1978).
Berdasarakan hasil analisis data penelitian yang telah dilaksanakan pada jurnala tersebut,
Terdapat tingkat variabilitas yang tinggi dalam nilai R dan SL yang diukur dari satu lokasi ke
lokasi lainnya karena perbedaan jenis tanah, kondisi curah hujan, topografi, jenis penggunaan
lahan, SCT, dan faktor lainnya. Untuk menganalisis besaran dan variabilitas R dan SL pada erosi
lembaran dan alur di sekitar dunia dan untuk membandingkan angka ini, beberapa kelompok
dibentuk untuk dianalisis dalam studi ini berdasarkan jenis penggunaan lahan dan CZ. Enam tipe
penggunaan lahan dan empat CZ (tropis, gersang, sedang dan dingin) diklasifikasikan. R dan SL
cenderung sangat bervariasi dari waktu ke waktu (Nearing et al., 1999), dan data yang diperoleh
selama periode pengukuran yang lebih lama lebih dapat diandalkan.
Untuk mendapatkan gambaran mengenai dampak SCT, semua plot limpasan dengan
SCT yang memiliki plot limpasan berpasangan berdasarkan teknik konvensional lokal (yaitu,
plot limpasan pada lokasi pengukuran yang sama dengan karakteristik yang sama tetapi dengan
penerapan teknik konvensional lokal, bukan menggunakan teknik konvensional lokal). SCT)
dipilih dari database plot limpasan penuh dan dikelompokkan bersama dalam subset terpisah
(database plot limpasan berpasangan, PP). RCT adalah R yang diukur pada plot limpasan dengan
menggunakan teknik konservasi, RCN adalah R yang diukur pada plot limpasan dengan
menggunakan praktik konvensional, SLCT adalah SL yang diukur pada plot limpasan dengan
menggunakan teknik konservasi, dan SLCN adalah SL yang diukur pada plot limpasan dengan
menggunakan praktik konvensional. Nilai RR atau SLR yang negatif (RR < 1; SLR < 1)
menunjukkan penurunan R atau SL akibat SCT, sedangkan nilai RR atau SLR yang mendekati
satu (RR ÿ 1; RR ÿ 1) menunjukkan sedikit atau tidak ada pengaruh dari SCT.
Berdasarkan pada hasil analisis penelitian yang telah dilaksanakan dalam jurnal tersebut,
bobot rata-rata dan standar deviasi (SD) untuk curah hujan tahunan (P), indeks rata-rata curah
hujan (erosivitas hujan) tahunan (R), dan laju kehilangan tanah tahunan (SL) per tipe
penggunaan lahan untuk semua data yang akan dikelompokkan berdasarkan zona iklim,
Pembobotan berdasarkan akar kuadrat dari PY, PL, jumlah plot, PY: jumlah tahun plot, Ti: tropis,
T M: beriklim sedang, C:Cz dingin, A Cz iklim. menjadi 17 CZ menurut klasifikasi iklim
Koppen-Geiger dunia yang telah diperbaharui (Peel et al., 2007). Namun, karena beberapa CZ
hanya memiliki beberapa plot limpasan, kami mengelompokkan 17 CZ tersebut ke dalam empat
CZ: tropis, gersang, sedang, dan dingin. Sebagian besar plot limpasan yang dianalisis terkait
dengan CZ beriklim sedang (setara dengan 50% PL dan 62,2% PY), CZ dingin (24,6% PL dan
24,1% PY), dan CZ tropis. (16,4% dari PL dan 8,7% dari PY). Hanya sedikit dari kasus yang
dianalisis yang menunjukkan kembali CZ kering (9% dari PL dan 5 dari PY), yang menyiratkan
bahwa hasil untuk tiga CZ lainnya lebih dapat digeneralisasi dibandingkan dengan CZ kering.
Terdapat sedikit plot hutan di CZ kering; sedikit plot hutan, semak belukar, dan kebun buah di
CZ dingin, dan sedikit plot kebun buah di CZ tropis.
Laju kehilangan tanah tahunan serta limpasan tahunan berdasarkan penggunaan lahan:
1. Lahan yang terganggu secara antropogenik (lahan gundul, lahan pertanian. Dan kebun buah)
memiliki nilai laju kehilangan tanah tahunan SL dan limpasan tahunan R yang tinggi
2. Lahan kosong dan lahan pertanian memiliki nilai SL dan R yang relatif signifikan rendah.
Pada daerah yang beriklim dingin memiliki nilai R dan SL yang relatif tinggi, sedangkan
lahan gundul pada daerah tropis memiliki nilai R dan SL yang lebih tinggi dibandingkan
dengan daerah pada musim dingin.
3. Lahan dengan vegetasi alam (hutan, semak belukar, dan padang rumput) memiliki nilai laju
kehilangan tanah tahunan dan limpasan tahunan yang tinggi dibandingkan dengan lahan yang
terganggu secara antropogenik
Efektivitas SCT dalam mengurangi R dan SL:
SCT telah diterapkan secara luas pada lahan pertanian dan kebun buah-buahan. SCT pada lahan
pertanian berupa pembuatan kontur, tanpa pengolahan lahan, terasering, pemberian mulsa,
pe,atang kontur, jalur penyangga, dan penanaman tanaman pagar. SCT di kebun mencangkup
jalur penyangga, terasering, dan penutup rumput.

Pengaruh Penggunaan Lahan di Zona Iklim


Meta-analisis data plot limpasan global ini memungkinkan evaluasi cepat tingkat R dan
SL dari berbagai jenis penggunaan lahan di setiap zona iklim. Secara umum, tingkat R dan SL
lahan yang terpengaruh oleh manusia cenderung lebih tinggi dibandingkan lahan alami (Gambar
5, Tabel 1). Penemuan ini sebagian besar sejalan dengan penelitian sebelumnya dari berbagai
negara dan benua (Anache et al., 2017; Auerswald et al., 2009; Cerdan et al., 2010; García-Ruiz
et al., 2015; Guo et al., 2015; al., 2015; Montgomery, 2007). R dan SL lahan pertanian telah
dipertimbangkan dengan baik (Tabel 1), tetapi lahan gundul, kebun buah-buahan, dan padang
rumput yang rusak juga memiliki R dan SL yang tinggi (Gambar 5, Tabel 1), yang menunjukkan
bahwa eksperimen harus dilakukan. Perbedaan antar CZ tidak hanya melibatkan efek iklim
langsung karena iklim dapat memengaruhi sifat-sifat tanah yang terkait dengan R dan SL, seperti
permeabilitas tanah dan kandungan air tanah awal Selain perbedaan curah hujan erodibilitas dan
karakteristik tanah di antara CZ.

Pengaruh penggunaan lahan di zona iklim


Erosivitas curah hujan yang lebih tinggi di wilayah tropis dan beriklim sedang dapat
menghasilkan erosivitas yang lebih kuat pada satu peristiwa yang berkontribusi besar terhadap
erosi air. Perilaku R dan SL dalam menghadapi curah hujan di berbagai tipe penggunaan lahan
berbeda-beda hal ini disebabkan fakta bahwa kondisi vegetasi di lahan alami jauh lebih baik
daripada lahan yang terganggu secara antropogenik. Vegetasi tidak hanya dapat meningkatkan
kekasaran permukaan tanah, yang mengurangi kecepatan limpasan permukaan, tetapi juga dapat
menurunkan energi kinetik tetesan hujan. Selain itu jaringan sistem perakaran tanaman yang
berkembang dengan baik di lahan alami dapat memberikan dampak yang sangat besar
meningkatkan kekuatan tanah dan memperbaiki dampak yang sangat besar meningkatkan
kekuatan tanah melalui penambahan bahan organik.

USLE
Untuk penilaian erosi, model berbasis USLE adalah yang paling umum terutama untuk
penilaian skala besar. Studi ini memberikan penilaian menyeluruh terhadap erosi lembaran dan
alur yang didasarkan pada laju erosi yang sebenarnya di seluruh dunia. Hasilnya dapat digunakan
untuk menentukan apakah erosi tanah tarif yang diperkirakan dari model berada dalam kisaran
yang mungkin terjadi. Salah satu dari enam faktor masukan RUSLE/USLE (Renard, 1997;
Wischmeier dan Smith, 1978), erosivitas limpasan dan curah hujan (faktor R) memperhitungkan
intensitas dan jumlah curah hujan (Panagos et al., 2015a), dan erodibilitas tanah (faktor K)
terkait dengan faktor tanah penting yang menyebabkan erosi (Panagos et al., 2012; Wang et al.,
2013). Rata-rata, metode untuk menghitung erodibilitas tanah didasarkan pada jumlah curah
hujan.
Namun, model berbasis USLE tidak memperhitungkan pengaruh iklim terhadap
erosibilitas tanah. Namun, di CZ dingin, tanah dengan kandungan pasir, lanau, lempung, dan
karbon organik yang sama memiliki tingkat erodibilitas tanah yang lebih tinggi dibandingkan
dengan CZ lainnya. Ini disebabkan oleh proses freeze-thaw yang terjadi di CZ dingin (Gatto et
al., 2001; Peng et al., 2017). Selain itu, SCT sangat membantu mengendalikan erosi air. Oleh
karena itu, proses pembekuan-pencairan dalam CZ dingin dan SCT yang digunakan pada lahan
pertanian dan kebun harus dipertimbangkan dalam studi skala besar yang melibatkan pemodelan
erosi tanah untuk meningkatkan akurasi penilaian erosi tanah.
Saat ini, ada kemajuan, tetapi faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan dalam
efektivitas SCT antara reduksi SL dan reduksi R masih belum diketahui. Eksperimen pengukuran
jangka panjang tambahan harus dilakukan, terutama di daerah di dunia di mana kumpulan data
global kurang representat. Pengaruh karakteristik tanah, tutupan vegetasi, dan jenis SCT harus
menjadi fokus penelitian lebih lanjut. Selain itu, pengaruh proses pembekuan-pencairan terhadap
lahan yang terganggu oleh manusia harus disimulasikan dengan baik dalam model erosi tanah.
Ini juga dapat membantu meningkatkan prediksi erosi dalam studi tertentu, termasuk lahan di
Czech Republic yang dingin.

Kesimpulan:
Lahan yang terganggu secara antropogenik (lahan gundul, lahan pertanian, dan kebun
buah-buahan) memiliki rata-rata R dan SL yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan alami.
Penggunaan lahan merupakan salah satu faktor penentu SL dan R yang paling penting. Secara
umum terdapat hubungan yang baik antara P dan R dan SL, dimana hubungan tersebut juga
bergantung pada iklim, dengan SL yang relatif tinggi untuk lahan di CZ dingin, siklus
pembekuan pencairan pada CZ dingin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
erodibilitas tanah. Meta analisis data plot limpasan memungkinkan penilaian cepat terhadap
dampak perubahan penggunaan lahan pada R dan SL pada skala global. Hasilnya dapat
digunakan untuk menguji apakah laju erosi tanah dari model erosi tanah skala global realistis dan
memberikan saran untuk meningkatkan penerapan model erosi tanah secara global.

Anda mungkin juga menyukai