Daun pandan wangi dibuat serbuk simplisia melalui beberapa proses yaitu
Sortasi basah dilakukan dengan memisahkan daun yang masih utuh dengan daun
yang robek atau rusak, tidak dilakukan pemisahan terhadap benda asing karena
pada proses pemanenan sudah melalui proses pemilihan sehingga tidak terdapat
benda-benda asing. Pencucian daun pandan wangi dilakukan pada tempat yang
cukup bukan menggunakan air mengalir karena daun yang digunakan banyak,
Pengeringan daun pandan wangi dilakukan secara alami yaitu dengan diangin-
anginkan ditempat yang teduh, tidak dibawah sinar matahari langsung karena
dikhawatirkan kandungan zat aktif didalam daun pandan wangi akan rusak.
Pengeringan daun pandan wangi pada penelitian ini dilakukan selama 5 hari
karena pada saat pengeringan cuaca yang kurang mendukung. Sortasi kering pada
penilitian ini tidak dilakukan karena sudah melalui proses sortasi basah dan
pencucian sehingga daun sudah bersih dan terpisah dari benda-benda asing, serta
tidak dilakukan pengepakan karena daun selanjutnya akan digiling dan langsung
diekstraksi. Dari daun pandan wangi yang dikeringkan sebanyak 500g diperoleh
berat keringnya mencapai 210g, sehingga dapat diperoleh persentase bobot kering
terhadap bobot basah sebesar 42% (lampiran 1) . Selanjutnya daun pandan wangi
penggilingan serbuk banyak yang terbang ketika blander dibuka selain itu adanya
mikroskopis.
380)
1. Berkas
pembuluh
2. Epidermis
atas dengan
stomata.
3.
-mesofil.
4. -hablur
kalsium
oksalat
bentuk
kubus dan
rafida.
berkesinambungan, meski menghasilkan ekstrak yang lebih pekat dan murni tapi
cara penyarian ini tidak cocok digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas
karena
rena pemanasan yang terus menerus. Padaa proses maserasi digunakan 50g
serbuk simplisia dan 200 mL etanol 70% sebagai cairan penyarinya. Penggunaan
etanol 70% karena etanol harganya terjangkau dan etanol tidak menyebabkan
menghambat kerja enzim dan etanol 70% sangat efektif dalam menghasilkan
masing-masing
masing farmakope mencantumkan 4-10
4 10 hari. Dalam penelitian ini
dilakukan selama 5 hari karena menurut pengalaman, 5 hari telah memadai untuk
kemungkinan berlangsungnya proses yang menjadi dasar dari cara ini yaitu
melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel yang rusak yang terbentuk pada
bagian dalam sel dengan yang ke dalam cairan telah tercapai maka proses difusi
menggunakan cawan uap yang mula-mula ditimbang berat cawan kosongnya, hal
ini dilakukan untuk menghitung rendemen dan berat ekstrak hasil penguapanya.
dengan ekstak yang telah kental dilakukan uji bebas etanol. Dengan
mencampurkan ekstrak dengan beberapa tetes asam sulfat pekat dan asam cuka
encer kemudian dipanaskan diapi bebas. Hasil positif tidak mengandung etanol
dengan tidak terdapat bau ester. Ekstrak kental hasil dari penguapan sebesar
Proses soxhletasi digunakan 50g serbuk simplisia dan 200 mL etanol 70%
sebagai cairan penyarinya. Proses ini dilakukan sampai cairan dalam alat soxhlet
menjadi jernih agar zat aktif terlarut sempurna kurang lebih selama 5 jam.
Sirkulasi atau turunnya cairan melalui pipa sifon menuju labu alas bulat terjadi
sebanyak lebih dari 30 kali sirkulasi. Pada proses soxhletasi ini menghasilkan
ekstak menjadi kental dengan ekstak yang telah kental maka kandungan etanolnya
sudah tidak ada, ekstrak kental hasil dari penguapan sebesar 18,29g (didapat dari
rendemen ekstrak sebesar 36,59 % (lampiran 1). Ekstrak kental tersebut kemudian
(lampiran 2).
sulfat pekat dan asam cuka encer, jika (+) mengandung etanol maka akan
H2SO4
terlebih dahulu, pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji warna
kehijauan karena adanya reaksi antara tannin dengan FeCl3. Hal tersebut
memberikan informasi bahwa ekstrak daun pandan wangi (+) mengandung tanin.
dengan ammoniak encer. Hal tersebut memberikan informasi bahwa ekstrak daun
Dan terakhir Uji saponin, pada penelitian ini dilakukan dengan mengocok
secara vertikal tabung reaksi hingga terbentuk busa yang stabil hal ini terjadi
tannin bekerja sebagai antibakteri dengan membentuk ikatan yang stabil dengan
Setelah diketahui bahwa ekstrak daun pandan wangi (+) mengandung tanin,
flavonoid dan saponin maka pengujian daya hambat ekstrak daun pandan wangi
tekanan 2 atm selama 15 menit dilakukan dengan cara katup pada tutup autoklaf
dibuka secara perlahan sedikit demi sedikit agar suhunya tidak terus naik, syarat
pengecekan dan pengaturan pH. Pada saat pengecekan pH diperoleh pHnya sudah
sesuai yaitu pH=7 (netral) sehingga tidak perlu diatur pHnya dengan
menambahkan NaOH ataupun KCl, hal ini dikarenakan dengan menimbang bahan
dan membuat medium secara benar maka pHnya sudah sesuai sehingga tidak
perlu diatur kembali. Pembuatan media ini menghasilkan 300 mL Nutrien Agar,
yang dituangkan pada masing-masing tabung reaksi sebanyak 10-15 mL. media
sudah sesuai yaitu pH netral (pH=7). Pada pengecekan pH yang kedua yaitu
setelah penambahan dekstrosa, kondisi pH juga sesuai sehingga tidak perlu diatur
pHnya. Hal ini dikarenakan dengan menimbang bahan dan membuat medium
secara benar maka pHnya sudah sesuai sehingga tidak perlu diatur kembali.
Pembuatan media ini menghasilkan 300 mL BHI yang kemudian dituang pada
masing-masing tabung reaksi sebanyak 15 mL, media BHI yang digunakan untuk
pembiakan bakteri. Pada pembuatan media MHA juga dilakukan dengan tetap
mengontrol pH. Pada saat pengecekan pH diperoleh pHnya sudah sesuai yaitu
pH=7 (netral) sehingga tidak perlu diatur pHnya dengan menambahkan NaOH
ataupun KCl, hal ini dikarenakan dengan menimbang bahan dan membuat
medium secara benar maka pHnya sudah sesuai sehingga tidak perlu diatur
dituang pada masing-masing petri sebanyak 20-25 mL. Medium MHA digunakan
petridish untuk ekstrak soxhlet dan 3 petridish untuk kontrol positf dan negatif.
ditentukan pHnya sewaktu berada dekat dengan titik didihnya dapat menjadi basa
bila menjadi dingin. Pengaruh yang beraneka ragam yang tidak menguntungkan
itu lebh menonjol bila berada dalam keadaan asam. misalnya koagulasi protein
oleh panas timbul lebih cepat dalam larutan asam. itulah sebabnya pH medium
berada diantara 6.5-8.0 dan untuk beberapa spesies bahkan bisa lebih (Irianto
2006:123).
dengan alat boor prop dimana yang digunakan hanya satu alat sehingga digunakan
boor prop yang sama untuk membuat semua lubang. Dengan satu boor prop yang
digunakan untuk semua lubang maka boor prop yang telah digunakan dalam
ekstrak dengan konsentrasi 20%, 40%, dan 60%. 1 petridish terdiri dari
amoxicillin 0,5% sebagai kontrol positif dan aquadest sebagai kontrol negatif.
bakteri gram positif dan gram negatif. Pemberian masing-masing ekstrak dan
pada media kosong yang dibuat lubang dengan meneteskan aquadest diperoleh
atau lebih maka akan meluap, yang akan mempengaruhi daerah hambat atau
pertumbuhan dari bakteri Bacillus subtilis. Setelah selesai ekstrak, aquadest dan
bening yang tampak di sekitar lubang pada media agar dimana daerah bening
40%
20% 60%
40%
40% 60%
60%
20% 20%
40% 20%
40%
40%
60%
60%
20% 20%
kontrol positif
kontrol negatif
(r) sumuran = 0,3 sehingga luas (L) sumuran = 0,2826 cm2 (lampiran 4).
Sedangkan data diameter dan luas total (daerah hambat + daerah sumuran) dapat
Tabel 6. Diameter dan Luas Total uji antibakteri ekstrak maserasi dan
soxhletasi daun pandan wangi terhadap koloni bakteri Bacillus
subtilis
Aquadest 1 0 0 0 0 0 0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada ekstrak maserasi dengan
konsentrasi 40% dan 60% diperoleh diameter yang sama yaitu 1,5 cm. Pada
ekstrak soxhletasi dengan konsentrasi 60% diperoelh diameter 1,2 Cm lebih kecil
dibandingkan pada konsentrasi 40% yaitu 1,3 cm. dan pada ekstrak soxhletasi
20% diperoleh diameter 1.0 Cm lebih besar dibandingkan pada konsentrasi 40%
yaitu 0.9 Cm. hal ini terjadi karena pertumbuhan pertahanan bakteri tergantung
pada pengaruh luar seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi
ion hydrogen, cahaya dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau
membunuh.
yang dapat hidup dalam lingkungan yang luas ada pula yang hanya terbatas pada
lingkungan yang sempit terutama yang termasuk dalam golongan yang hidup
keadaan di alam tidak mudah sehingga seringkali sifat bakteri itu berubah bila
Setelah diperoleh data luas sumuran dan luas daerah total maka untuk
Dari rumus luas daerah hambat tersebut maka diperoleh luas daerah
Berdasarkan tabel di atas semakin besar ekstrak daun pandan wangi semakin besar
pula luas daerah hambatnya. Data luas daerah hambat yang diperoleh kemudian
Pada table uji statistik anova diperoleh P value 0,004 jika kurang dari atau
sama dengan 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan ada
efektivitas antibakteri pada ektrak maserasi daun pandan wangi. Yang beda nyata
dengan taraf kesalahan 5% untuk konsiden interval 95% yaitu nilai total tingkat
kesalahan terendah dan tertinggi pada tiga konsentrasi dengan tiga replikasi.
Pada tabel uji statistik anova diperoleh P value 0,05 jika kurang dari atau
sama dengan 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan ada
efektivitas antibakteri pada ektrak maserasi daun pandan wangi. Yang beda nyata
dengan taraf kesalahan 5% untuk konsiden interval 95% yaitu nilai total tingkat
kesalahan terendah dan tertinggi pada tiga konsentrasi dengan tiga replikasi.
1.7500
Mean of Hasil_esktak_maserasi
1.5000
1.2500
1.0000
0.7500
1.2000
1.0000
Mean of Hasil_ekstrak_soxhletasi
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
didapat pada ekstrak maserasi, hal ini kemungkinan dikarenakan kandungan zat
aktif pada ekstrak maserasi lebih banyak dibandingkan dengan ekstrak soxhletasi.
Perbedaan ini terjadi karena ekstrak soxhletasi mengalami pemanasan yang terus
menerus dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama kemungkinan zat aktif
yang terkandung dalam daun pandan yang berkhasiat sebagai antibakteri seperti
pemanasan belum dapat dijelaskan dengan pasti karena dalam penelitian ini belum
hal ini dikarenakan kandungan zat aktif pada konsentrasi 60% lebih banyak
dibandingkan pada konsentrasi 20% dan 40%, jadi semakin tinggi konsentrasi