Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK 5

BLOK 2 | STRUKTUR TUBUH MANUSIA

INTERFASE G1
Dosen pengampu : drg. M.Nurul.Amin, M.Kes

1. Shintia Cholifatul C 191610101017


2. Priska Amelia A 191610101018
3. Leony Cassandra 191610101019
4. Rizqy Ibnurrafif 191610101020

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2019
INTERFASE G1

Siklus sel terbagi atas dua peristiwa utama yaitu interfase dan mitosis. Interfase adalah masa
mereplikasi materi genetiknya. Sebaliknya mitosis adalah masa lebih pendek saat sel
mengalami pembelahan inti dan sitoplasmanya untuk menghasilkan dua sel anak.

Sel yang telah berdiferensiasi penuh setelah peristiwa mitosis berakhir dapat berhenti
bermitosis secara oermanen seperti pada sel saraf dan sel otot atau untuk sementara yang
seperti pada limfosit tepidan baru kembali ke dalam siklus sel setelah jangka waktu lama. Sel
yang telah meninggalkan siklus sel berada pada tahap istirahat atau fase G0 atau fase stabil

Gambar Fase Interfase

PENGERTIAN INTERFASE G1

Fase G1 (fase gap 1) adalah masa pertumbuhan sel, sintesis RNA, dan peristiwa lain untuk
persiapan mitosis selanjutnya

PROSES TERJADINYA INTERFASE G1

Sel anak yang dibentuk selama mitosis memasuki fase G1. Selama fase ini, sel
mensintesis RNA, protein regulator yang essensial untuk replikasi DNA, dan enzim yang
diperlukan untuk melaksanakan aktivitas sintesis tersebut. Karenanya, volume sel yang
berkurang karena dibelah menjadi dua saat mitosis, akan kembali ke ukuran semula yang
normal. Selain itu, anak inti dibentuk kembali selama fase G1. Pada masa ini pula,sentriol
mulai membelah, yang prosesnya berakhir pada fase G2.

Pencetus yang menginduksi sel agar memasuki siklus sel dapat berupa (1) kekuatan
mekanik (misalnya,regangan pada otot polos), (2) jejas pada jaringan (misalnya iskemia ),
dan (3) kematian sel. Semua insiden tadi menyebabkan lepasnya ligan dari sel pelpas sinyal
pada jaringan terkait. Sering kali ligan tersebut adalah faktor pertumbuhan yang secara tak
langsung menginduksi ekspresi proto –onkogen, yaitu gen yang bertanggung jawab
mengontrol berbagai jalur proliferasi sel.

Jelas bahwa ekspresi proto-onkogen harus diatur sangat ketat untuk mencegah
proliferasi sel yang tak diinginkan dan tak terkontrol. Mutasi proto onkogen yang
menyebabkan sel lepas kontrol dan membelah tak terkendali berperan pada banyak kanker
protoonkogen yang bermutasi tersebut dikenal sebagai onkogen ligan yang dirancang untuk
menginduksi proliferasi berikatan dengan protein reseptor permukaan sel pada sel target dan
mengaktifkan salah satu jalur transportasi sinyal. Selanjutnya sinyal ekstrasel yang ditangkap
pada permukaan sel diteruskan sebagai peristiwa intrasel yang sebagian besar melibatkan
rangkaian aktivasi berurutan dari kinase protein sitoplasmik berbagai jenis zat tersebut
mengaktifkan serangkaian faktor transkripsi intra nuklir yang mengatur ekspresi proto-
onkogen yang menyebabkan pembelahan sel kemampuan sel untuk memulai dan melanjutkan
siklus sel diatur oleh interaksi sekelompok protein yang saling berkaitan yang disebut siklin
dan kinase tergantung siklin CDK yang spesifik yaitu

 Siklin D disintesis selama fase G1 awal berikatan dengan CDK 1 dan juga CDK 6.
Selain itu pada fase G1 lanjut siklin E disintesis dan berikatan dengan CDK2. Ketiga
komponen tersebut lewat perantara lainnya memungkinkan sel memasuki dan
melanjutkan fase S
 Siklin A berikatan dengan CDK2 dan CDK1, dan kedua kompleks tersebut
memungkinkan sel meninggalkan fase s dan memasuki fase G2 dan menginduksi
pembentukan siklin B
 Siklin B berikatan dengan CDK1 dan kompleks ini memungkinkan sel meninggalkan
fase G2 dan memasuki fase M

Sesudah siklin melakukan fungsi khasnya, siklin masuk ke jalur Obikitin protease tempat
siklin didegradasi menjadi molekul penyusunnya sel juga menggunakan mekanisme quality
control yang dikenal sebagai checkpoint untuk melindungi sel terhadap transisi dini antara
fase. Pos pemeriksaan tersebut menjamin penyelesaian cermat peristiwa esensial seperti
pertumbuhan sel yang cukup sintesis DNA yang benar dan pemisahan kromosom yang
sempurna sebelum mengizinkan sel meninggalkan fase siklus sel yang sedang berjalan sel
mengalami penundaan kemajuan melewati siklus sel dengan cara mengaktifkan jalur
penghambat dan akan menghambat jalur aktivasi

KUTIPAN JURNAL TENTANG SIKLUS SEL TAHAP INTERFASE G1

REGULASI SIKLUS SEL


Sarmoko, Larasati
Cancer Chemoprevention Research Center

Siklus sel merupakan proses vital dalam kehidupan setiap organisme. Secara normal, siklus
sel menghasilkan pembelahan sel. Pembelahan sel terdiri dari 2 proses utama, yaitu replikasi
DNA dan pembelahan kromosom yang telah digandakan ke 2 sel anak. Secara umum,
pembelahan sel terbagi menjadi 2 tahap, yaitu mitosis (M) (pembelahan 1 sel menjadi 2 sel)
dan interfase (proses di antara 2 mitosis). Interfase terdiri dari fase gap 1 (G1), sintesis DNA
(S), gap 2 (G2). Setiap tahap dalam siklus sel dikontrol secara ketat oleh regulator siklus sel,
yaitu:
a. Cyclin. Jenis cyclin utama dalam siklus sel adalah cyclin D, E, A, dan B. Cyclin
diekspresikan secara periodik sehingga konsentrasi cyclin berubah-ubah pada setiap fase
siklus sel. Berbeda dengan cyclin yang lain, cyclin D tidak diekspresikan secara periodik
akan tetapi selalu disintesis selama ada stimulasi growth factor.
b. Cyclin-dependent kinases (Cdk). Cdk utama dalam siklus sel adalah Cdk 4, 6, 2, dan 1.
Cdks merupakan treonin atau serin protein kinase yang harus berikatan dengan cyclin untuk
aktivasinya. Konsentrasi Cdks relatif konstan selama siklus sel berlangsung. Cdks dalam
keadaan bebas (tak berikatan) adalah inaktif karena catalytic site, tempat ATP dan substrat
berikatan diblok oleh ujung C-terminal dari CKIs. Cyclin akan menghilangkan pengebloka
tersebut. Ketika diaktifkan, Cdk akan memacu proses downstream dengan cara
memfosforilasi protein spesifik.
c. Cyclin–dependent kinase inhibitor (CKI), merupakan protein yang dapat menghambat
aktivitas Cdk dengan cara mengikat Cdk atau kompleks cyclin- Cdk. Cyclin–dependent
kinase inhibitor terdiri dari dua kelompok protein yaitu INK4 (p15, p16, p18, dan p19) dan
CIP/KIP (p21, p27, p57). Keluarga INK4 membentuk kompleks yang stabil dengan Cdk
sehingga mencegah Cdk mengikat cyclin D. INK4 bertugas mencegah progresi fase G1.
Keluarga CIP/KIP meregulasi fase G1 dan S dengan menghambat kompleks G1 cyclin-
Cdk dan cyclin B-Cdk1. Protein p21 juga menghambat sintesis DNA dengan menonaktifkan
proliferating cell nuclear antigen (PCNA). Ekspresi p21 diregulasi oleh p53 karena p53
merupakan faktor transkripsi untuk ekspresi p21 (Vermeulen et al., 2003).

Siklus sel dimulai dari masuknya sel dari fase G0 (quiescent) ke fase G1 karena
adanya stimulus oleh growth factor (Gambar 1). Pada awal fase G1, Cdk 4 dan atau 6
diaktifkan oleh cyclin D (cycD). Kompleks Cdk4/6 dengan cycD akan menginisiasi
fosforilasi dari keluarga protein retinoblastoma (pRb) selama awal G1. Efek dari
fosforilasi ini, fungsi histon deasetilasi (HDAC) yang seharusnya menjaga kekompakan
struktur kromatin menjadi terganggu. Akibatnya struktur DNA menjadi longgar dan
faktor transkripsi yang semula diikat pRb menjadi lepas dan transkripsi dari E2F
responsive genes yang dibutuhkan dalam progresi siklus sel ke fase S menjadi aktif. Gen
tersebut antara lain cycE, cycA, Cdc25, DNA polimerase, timidilat kinase, timidilat
sintetase, DHFR, dll (Satyanarayana and Kaldis, 2009; Vermeulen et al., 2003).

Gambar Siklus sel (Sherr, 1996)


Pada transisi fase G1 ke fase S, Cdk2 aktif dengan mengikat cycE. Kompleks tersebut
melanjutkan proses fosforilasi pRb (status hiperfosforilasi) supaya proses transkripsi
yang dipacu E2F tetap aktif dan Restriction point (R) yang ada di batas fase G1/S
dapat terlampaui. Pada saat inilah cycA ditranskripsi (Satyanarayana and Kaldis,
2009). Selama G1/S, kompleks Cdk2-cycE juga memfosforilasi inhibitor p27 sehingga
p27 terdegradasi (Vermeulen et al., 2003). Ketika siklus sel akan memasuki fase S,
cycE akan didegradasi dan Cdk2 yang dibebaskan akan mengikat cycA (Cooper and
Hausman, 2004) (Gambar 2).
Kompleks Cdk2-cycA dibutuhkan sel untuk mereplikasi DNA selama fase S. Kompleks
Cdk2-cycA akan memfosforilasi protein yang dibutuhkan dalam replikasi DNA supaya
aktif, contohnya adalah protein CDC6 (Cell Division Cycle 6). Kompleks tersebut juga
menjaga supaya tidak terjadi multiplicity replikasi DNA. Pada akhir fase S, cycA akan
melepas Cdk2 dan mengikat Cdk1 (Cdc2) yang meregulasi transisi sel dari S ke G2
(Dhulipala et al., 2006). Kompleks cycA-Cdk1 akan memfasilitasi kondensasi kromatin
yang dibutuhkan untuk penggandaan sel (Lapenna and Giordano, 2009). Pada fase G2, sel
juga memiliki kesempatan melakukan mekanisme repair apabila terjadi kesalahan sintesis
DNA (Baumforth and Crocker, 2003).
KESIMPULAN

Interfase adalah fase istirahat yang terbagi ke dalam tiga fase, yakni fase G1 (gap pertama)
yang terjadi sebelum sintesis deoxyribonucleic acid (DNA), fase S (sintesis) termasuk sintesis
DNA, dan fase G2 (gap kedua) yang terjadi sesudah sintesis DNA.

Selama ketiga subfase, sel bertumbuh dengan cara menghasilkan protein dan organel
sitoplasma seperti mitokondria dan retikulum endoplasma. Akan tetapi kromosom hanya
dapat diduplikasi pada fase S. Denga demikian sel bertumbuh (G1), terus bertumBuh sambil
menyalin kromosomnya (S), bertumbuh lagi sambil menyelesaikan persiapan untuk
pembelahan sel (G2), dan dan membelah (M). Sel manusia tertentu kemungkinana
mengalami pembelahan dalam 24 jam. Dari periode itu, fase M menghabiskan waktu 1 jam,
fase S 10-12 jam, sisa waktu mungkin dibagi rata antara fase G1 dan G2. G1 adalah fase
dengan lama waktu yang paling bervariasi pada tipe sel yang berbeda.

Selama fase G1 sel menggandakan organelnya seperti mitokondria dan ribosom, dan
mengakumulasi sejumlah material yang dibutuhkan saat sintesis DNA (Mader, 2011).
Beberapa sel ada yang tetap berada pada fase G1 untuk waktu yang lama, disebut sebagai
fase G0. Sel-sel tidak melanjutkan tahapan siklus sel pada fase ini, sel hanya akan
berdiferensiasi atau hanya memfokuskan diri pada fungsinya masing-masing seperti sel sarf
dan sel otot.

SUMBER

Gartner,Leslie,Hiatt,James. 2014.Buku Ajar Berwarna Histologi Edisi Ketiga Edisi Bahasa


Indonesia.Saunders Elsevier:Jakarta

Campbell,et al.2008.Biologi Edisi Kedelapan-Jilid III. Erlangga:Jakarta

Sarmoko,Larasati.Regulasi Siklus Sel..Jurnal of Cancer Chemoprevention Research


Cente.http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/hand-out-cell-cycle-ccrc-
new.pdf. (diunduh pada tanggal 5 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai