Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEMINAR FISIKA
(AKPP5503)

PENERAPAN MEKANIKA FLUIDA PADA


POMPA BAN SEPEDA

Dosen Pembimbing:
Sri Hartini, M.Sc.

Oleh:
Alfianoor
NIM 2010121210002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil Alamin, segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta


alam, berkat karunia iman, islam, nikmat pemahaman dan pemikiran yang
diberikan kepada kami sehingga makalah fisika ini dapat terselesaikan dengan
judul “Penerapan Mekanika Fluida pada Pompa Ban Sepeda” dengan tepat waktu.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Fisika.

Dalam pembuatan makalah ini, ucapan terimakasih saya ucapkan kepada


berbagai pihak yang telah membantu pengerjaan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan proses yang cukup panjang. Terkhusus saya ucapkan
terimakasih kepada Ibu Dr. Sri Hartini, M.Sc. dan Ibu Qomariah, M.Pd. selaku
Dosen Pembimbing dan teman-teman lain yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini dan memberikan dukungan yang sangat membantu untuk
penulis.

Penulis juga menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan


kesalahan yang terdapat pada pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca yang lain.

Banjarmasin, 6 Desember 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari sifat-sifat
dasar dari materi, energi, ruang, waktu, dan hubungan antara mereka. Fisika
berusaha untuk memahami dan menjelaskan fenomena alam melalui pengamatan,
eksperimen, dan pemodelan matematika. Fisika mencoba menjawab pertanyaan-
pertanyaan seperti "Bagaimana alam semesta ini bekerja?" atau "Mengapa benda
jatuh ke bawah?". Fisika mencoba memahami prinsip-prinsip dasar yang
mengatur alam semesta ini, mulai dari partikel-partikel subatomik hingga galaksi-
galaksi di ruang angkasa. Semua hal-hal yang terjadi di dunia ini selalu berusaha
dipecahkan dengan ilmu fisika.
Salah satu penerapan ilmu fisika dalam keseharian kita diantanya adanya
roda. Roda ban biasanya dimanfaatkan untuk dapat mempermudah pergerakan
benda untuk berpindah, misalnya suatu gerobak dorong yang diberikan roda ban
dibawahnya tentu akan dapat membawa suatu beban-beban yang cukup berat
dengan mudah jika dibandingkan dengan pada saat kita sendiri yang
membawanya tanpa bantuan alat gerobak dorong tersebut, hal ini merupakan salah
satu dari penerapan ilmu fisika. Selain hal itu, jika kita perhatikan lebih lanjut,
gerobak dorong tentu memerlukan roda ban untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya, namun bagaimana jika roda ban yang digunakan ternyata bocor atau
kempes? Apa yang akan terjadi pada gerobak tersebut? Tentu gerobak dorong
masih dapat digunakan, hanya saja tidak sesuai dengan keadaan awalnya yang
kondisi roda ban masih dalam keadaan bagus/kempes. Lalu jika terjadi kondisi
demikian apa yang harus kita lakukan?
Pompa ban adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengisi angin
atau menambah tekanan angin pada suatu ban. Pompa ban adalah sebagai solusi
dari kondisi dimana jika sepeda atau motor kita mengalami kekempesan ban,
dengan memasang bagian ujung pengunci ke ban yang akan di pompa, kemudian
memompa ban dengan mudah hingga tekanan ban dalam keadaan yang stabil, dan
ban bisa digunakan sebagaimana mestinya. Dengan pompa ini tentu lebih
memudahkan kita dalam mengisi tekanan ban saat terjadi kekempesan, jika
dibandingkan dengan langsung meniup ban dengan usaha manusia. Inilah contoh
dari penerapan ilmu fisika dalam kehidupan kita. Ilmu fisika membahasan tentang
penerapan ini adalah ilmu tentang fluida, dimana dalam pembahasan fluida kita
akan mengetahui bagaimana cara suatu aliran fluida itu bekerja. Oleh karenanya
ada banyak hal yang bisa kita ketahui tentang fisika, dan ini selalu dekat dengan
kehidupan atau aktifitas sehari-hari yang kita lakukan.
Oleh karena itu, untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam
terkait konsep fluida dan penerapannya yang lain dalam kehidupan, maka penulis
membuat makalah ini untuk membahas tentang “Penerapan Mekanika Fluida pada
Pompa Ban Sepeda”.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Mekanika Fluida?
b. Apa yang dimaksud dengan Pompa Ban?
c. Bagaimana prinsip kerja Pompa Ban Sepeda pada Penerapan Konsep
Mekanika Fluida?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Dapat mendeskripsikan apa itu Mekanika Fluida.
b. Dapat mendiskripsikan ap aitu Pompa Ban.
c. Mendeskripsikan prinsip kerja Pompa Ban Sepeda pada Penerapan Konsep
Mekanika Fluida.

1.4 Manfaat Penulisan


Dengan ditulisnya makalah ini, diharapkan dapat memberikan penjelasan
yang bermakna dan memberikan bantuan kepada pembaca agar dapat lebih
memahami tentang beberapa konsep dari fluida, terlebih dengan memahami fakta
langsung dikehidupan sehari-hari yang kita rasakan. Dengan dijelaskannya
penerapan fluida ini, penulis berharap ini dapat memberikan wawasan baru untuk
pembaca dan dapat menjadikan ini sebagai gambaran awal dalam memahami
konsep fluida secara mudah dan benar dengan diberikannya penjelasan terhadap
penerapan fluida ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Mekanika Fluida
Mekanika fluida berasal dari kata mekanika dan fluida Mekanika
adalah ilmu yang mempelajari tentang gerakan, sedangkan fluida adalah
suatu zat yang bila diberikan gaya kepadanya, zat tersebut akan berubah
bentuk secara kontinu karena tidak mampu menahan gaya, sekecil apa pun
gaya tersebut bekerja. Fluida merupakan suatu zat yang dapat mengalir,
yang dapat berupa zat cair maupun zat gas. Dengan demikian, mekanika
fluida dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang pergerakan
fluida, baik zat cair maupun gas. Meskipun mekanika fluida mempunyai
makna sebagai ilmu yang mempelajari pergerakan fluida, tetapi dalam
ilmu mekanika fluida juga dipelajari fluida yang diam. Oleh karena itu,
dalam konteks yang lebih luas, mekanika fluida didefinisikan sebagai
disiplin ilmu 3/4 bagian dari ilmu mekanika kontinum yang mengkaji
perilaku zat cair dan gas, baik dalam keadaan diam maupun bergerak
(Nasution, 2008).
Mekanika fluida dapat dibedakan menjadi statika fluida dan
dinamika fluida Statika fluida, yang juga disebut hidrostatika, adalah
cabang ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan diam, pemahaman
mengenai statika fluida biasanya merujuk pada penerapan teori
matematika pada fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil.
Sementara itu, dinamika fluida merupakan subdisiplin dari mekanika
fluida yang mempelajari fluida yang bergerak, baik fluida zat cair maupun
fluida gas. Penyelesaian dari masalah dinamika fluida biasanya melibatkan
pendekatan matematis dan empriris yang kompleks (Nasution, 2008).

Fluida dapat digolongkan ke dalam cairan atau gas dengan


perbedaan-perbedaan utama antara adalah:

(a) Cairan praktis tidak kompresibel, sedangkan gas kompresibel.


(b) Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-
permukaan bebas sedangkan gas dengan massa tertentu mengembang
sampai mengisi seluruh bagian wadah tempatnya (Munson, Young, &
Okiishi, 2003).

Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan


kemampuan untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk
mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya dikarenakan
sebagai fungsi dari ketidakmampuan fluida terhadap tegangan geser (shear
stress) dalam ekuilibrium statik. Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum
Pascal yang menekankan pentingnya tekanan dalam mengkarakterisasi
bentuk fluida (Nastain & Suroso, 2005).

2.2 Pompa Ban


Pompa ban adalah alat yang digunakan untuk menambahkan
tekanan angin pada ban sepeda ataupun motor yang kita miliki. Tidak ada
yang mengetahui dengan pasti awal mula perkembangan pompa ban ini,
namun diyakini terjadi pada atau sekitar tahun 1887, yaitu ketika ban tiup
atau ban pneumatik pertama kali diproduksi oleh John Boyd Dunlop dari
Skotlandia. Pompa sepeda pertama terdiri dari silinder logam yang
memiliki batang logam di tengahnya. Hal ini akan memaksa udara keluar
dari silinder dan kemudian menyedot udara baru ketika batang logam
ditarik kembali. Banyak pompa modern menggunakan metode yang sangat
mirip, sementara beberapa lainnya, seperti pompa listrik, menggunakan
mekanisme pemompaan otomatis.
Gambar 1. Pompa Ban Tabung

(Sumber:MainSepeda.com)

Pompa sepeda memampatkan udara. Ketika silinder dikompresi, udara


didorong ke dalam tabung pompa dan kemudian masuk ke dalam ban melalui
katup, yang dipaksa terbuka oleh tekanan udara. Ketika pegangan ditarik kembali,
katup akan mati secara otomatis sehingga udara tidak dapat keluar dari ban, dan
udara baru dipaksa kembali ke dalam silinder sehingga proses tersebut dapat
diulangi.
Pompa sepeda terdapat beberapa jenis, diantaranya pompa berdiri, pompa
tangan dan pompa kaki. Namun, diantara ketiga jenis pompa tersebut yang sering
kita temuai bahkan masih banyak digunakaan pada saat ini adalah pompa tangan.
Pompa tangan yang biasanya kita gunakan itulah yang akan kita bahas pada
konsep fisika yang diterapkan pada saat penggunannya nanti.
2.3 Prinsip Kerja Pompa Ban Sepeda pada Penerapan Mekanika Fluida

Pompa ban sepeda adalah alat yang biasanya digunakan untuk mengisi
angin pada sepeda. Pompa ini dapat digunakan untuk megisi angin suatu ban, baik
motor ataupun sepeda yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada
sepeda ataupun motor saat akan digunakan, dengan itu ban motor ataupun sepeda
akan dapat bergerak secara lancar dan bergulir lebih cepat jika dibandingkan
dengan ban yang tidak diisi dengan angin di dalamnya, karena hal ini berpengaruh
terhadap tekanan yang ada didalam ban motor atau sepeda yang kita gunakan.
Pada pompa ini, kita dapat belajar beberapa mekanika fluida yang
diterapkan pada kegiatan kita saat mempompa ban. diantaranya yang digunakan
pada penerapan pompa sepeda ini adalah penerapan konsep Tekanan Hidrostatis,
Hukum Pascal dan Persamaan Bernoulli.

a) Tekanan
Tekanan dan gaya saling berhubungan, tetapi keduanya berbeda. Tekanan
didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, di mana gaya F di sini dipahami
sebagai magnitudo gaya yang bekerja pada arah tegak-lurus terhadap bidang
seluas A:

P = F/A

Walaupun gaya adalah besaran vektor, tekanan adalah besaran skalar.


Tekanan hanya memiliki magnitudo. Satuan SI untuk tekanan adalah N/m².
Satuan ini memiliki nama resmi pascal (Pa) untuk menghormati Blaise Pascal
yaitu. 1 Pa = 1 N/m². Akan tetapi, untuk menyederhanakan masalah, kita akan
lebih sering menggunakan satuan N/m. Satuan-satuan lainnya yang kadang-
kadang digunakan adalah dyne/cm². dan lb/in² (disingkat "psi") (Giancoli, 2014).
Ketika membahas tentang tekanan pada pompa ban sepeda, tentu pada
penerapannya konsep ini selalu diterapkan pada saat tuas pompa diangkat keatas,
kemudian didorong atau diberikan gaya kebawah. Konsep ini selalu diulang-ulang
pada saat melakukan pemompaan terhadap ban sepeda hingga ban tersebut terisi
penuh dengan udara. Perhatikan gambar dibawah ini!

Gambar 2. Tuas pompa ditarik ke atas, kemudian ditekan ke bawah


(Sumber: istockphoto.com)

Tekanan pada keadaan di atas, akan selalu berbanding lurus dengan gaya
yang diberikan padanya, dan akan berbanding terbalik dengan luas penampang
yang dilalui fluida yang mengalir pada pompa ban. Jika gaya yang diberikan ke
pompa sepeda semakin besar, maka tekanan yang dihasilkan oleh pompa tersebut
juga akan semakin besar. Selain itu, luas permukaan pada pompa juga
mempengaruhi tekanan yang dihasilkan. Semakin kecil luas permukaan
penampang pada pompa, maka tekanan akan semakin besar (Halliday, Resnick, &
Walker, 2005).

b) Hukum Pascal
Setiap titik pada kedalaman yang sama memiliki besar tekanan yang
sama. Hal ini dapat diartikan sebagai tekanan yang diterapkan pada fluida yang
tertutup akan menyebar ke segala arah dan kesemua titik sama besar (Giancoli,
2014). Jika seseorang memeras ujung kantong plastik berisi air yang memiliki
banyak lubang maka air akan memancar dari setiap lubang dengan sama kuat.
Blaise Pascal (1623-1662) menyimpulkannya dalam hukum Pascal yang
berbunyi, “tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan
sama besar ke segala arah”. Blaise Pascal (1623-1662) adalah fisikawan Prancis
yang lahir di Clermount pada 19 Juli 1623. Pada usia 18 tahun, ia
menciptakan kalkulator digital pertama di dunia. Ia menghabiskan waktunya
dengan bermain dan melakukan eksperimen terus-menerus selama pengobatan
kanker yang dideritanya. Ia menemukan teori hukum Pascal dengan eksperimenya
bermain-main dengan air (Kanginan, 2007). Berdasarkan hal itu, maka dapat
diperolehlah persamaan bahwa:

Pin = Pout

¿ ¿ F out
F∈
A ∈¿ ¿ = A out
Hukum pascal ini tidak hanya dapat diterapkan pada fluida zat cair saja,
namun juga berlaku untuk fluida zat gas seperti udara. Oleh karena itu,
penerapannya pada pompa ban sepeda, konsep dari hukum pascal dapat dipahami
dengan melihat gambar berikut.

F1
P1 = P2

F2

A2
A1
Gambar 3. Konsep hukum pascal pada pompa ban sepeda

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

c) Persamaan Bernoulli

Pada tahun 1738, seorang ilmuwan bernama Daniel Bernoulli


menerbitkan karya yang berjudul "Hydrodynamica", di mana ia menggunakan
prinsip dasar hukum Bernoulli. Dalam karya tersebut, ia menunjukkan bahwa
kecepatan aliran fluida (cair atau gas) meningkat dan berbanding terbalik
dengan tekanan statis. Prinsip ini menjadi dasar bagi persamaan Bernoulli.
Namun, sejarah pengembangan persamaan Bernoulli tidak hanya melibatkan
Daniel Bernoulli. Sebelumnya, pada tahun 1598, Benedetto Castelli
menantang metode pengukuran aliran sungai yang dilakukan oleh Giovanni
Fontana. Castelli meragukan cara mengukur aliran dengan
mempertimbangkan kecepatan apa yang harus diperhitungkan. Pada tahun
1625, Castelli mengembangkan persamaan yang kemudian disebut persamaan
Bernoulli (Q = AV).
Selain itu, beberapa ilmuwan lainnya juga berkontribusi dalam
pengembangan teori ini. Misalnya, Euler pada tahun 1707-1783 menghasilkan
persamaan gerak fluida ideal dan mengembangkan teori matematisnya, yang
kemudian dilanjutkan oleh Lagrange pada tahun 1736-1813. Navier pada
tahun 1785-1836 juga menyumbangkan penemuan tentang persamaan gerak
untuk fluida berviskositas berdasarkan interaksi molekul.

Persamaan Bernoulli adalah persamaan dasar dalam mekanika fluida


yang menjelaskan hubungan antara tekanan, kecepatan, dan ketinggian dalam
suatu aliran fluida. Persamaan ini didasarkan pada prinsip dasar bahwa total
energi dalam aliran fluida harus tetap konstan dalam suatu sistem tertutup.
Dalam persamaan Bernoulli, terdapat tiga komponen utama yang saling
terkait:

a) Tekanan (p): Tekanan fluida pada suatu titik dalam aliran. Persamaan
Bernoulli mengasumsikan bahwa tekanan statis fluida berkurang ketika
kecepatan aliran meningkat.
b) Kecepatan (v): Kecepatan fluida pada suatu titik dalam aliran. Persamaan
Bernoulli menyatakan bahwa ketika kecepatan aliran meningkat, tekanan statis
fluida akan berkurang.
c) Ketinggian (h): Ketinggian dari suatu titik dalam aliran relatif terhadap
referensi tertentu. Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa ketika ketinggian
meningkat, tekanan statis fluida akan meningkat.
Persamaan Bernoulli dapat dinyatakan sebagai:

P + ½ ρ v2 + ρ g h = konstan

Di mana:

P = Tekanan fluida (Pa)

Ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)

v = Kecepatan fluida (m/s)


g = Percepatan gravitasi (m/s2)

h = Ketinggian fluida (m)

Persamaan Bernoulli digunakan untuk memahami aliran fluida dalam berbagai


konteks, seperti aliran pipa, aliran udara di sekitar sayap pesawat, atau aliran
sungai. Persamaan ini membantu dalam memprediksi perubahan tekanan,
kecepatan, dan ketinggian dalam aliran fluida (Giancoli, 2014).
BAB III

KESIMPULAN

Mekanika fluida adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari perilaku


fluida, baik cair maupun gas, bagaimana fluida berinteraksi dengan
lingkungannya dan bagaimana fluida dapat mengalir melalui ruang dan
melalui benda padat.

Pompa ban adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memberikan
tekanan uadara kedalam ban sepeda ataupun motor yang kita miliki. Pompa
tentu sangat bermanfaat agar sepeda atau motor yang kita miliki dapat
digunakan untuk kenyamanan sepeda atau motor kita untuk digunakan.

Ada beberapa konsep fisika yang ada untuk diterapkan pada pompa
ban sepeda ini diantarnya adalah tekanan hidrostatis, hukum pascal dan
persamaan bernoulli. Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang dihasilkan oleh
berat fluida yang menekan suatu objek atau permukaan dalam fluida diam.
Tekanan hidrostatis tergantung pada kedalaman fluida, massa jenis fluida, dan
percepatan gravitasi. Dimana tekanan yang dialami oleh suatu objek dalam
fluida yang disebabkan oleh berat fluida di atasnya. Semakin dalam objek
berada dalam fluida, semakin besar tekanan hidrostatis yang dialaminya.
Hukum Pascal adalah salah satu hukum dasar dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa perubahan tekanan yang diterapkan pada fluida dalam
wadah tertutup akan merambat secara merata ke seluruh bagian fluida dan ke
dinding wadah. Persamaan Bernoulli adalah persamaan dasar dalam mekanika
fluida yang menjelaskan hubungan antara tekanan, kecepatan, dan ketinggian
dalam suatu aliran fluida. Persamaan ini menyatakan bahwa total energi dalam
aliran fluida harus tetap konstan dalam suatu sistem tertutup. Persamaan ini
juga menyatakan bahwa ketika kecepatan fluida meningkat, tekanan statis
fluida akan berkurang, dan sebaliknya, ketika kecepatan fluida menurun,
tekanan statis fluida akan meningkat. Persamaan ini juga menyatakan bahwa
ketika ketinggian fluida meningkat, tekanan statis fluida akan meningkat, dan
sebaliknya, ketika ketinggian fluida menurun, tekanan statis fluida akan
berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D. C. (2014). Fisika Edisi Ketujuh Jilid 1 Prinsip dan Aplikasi. Jakarta:
Erlangga.

Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2005). Fisika Dasar Edisi 7. Jakarta:
Erlangga.

Munson, B. R., Young, D. F., & Okiishi, T. H. (2003). Mekanika Fluida Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga.

Nastain, & Suroso. (2005). Mekanika Fluida. Purwokerto: Jurusan Teknik Sipil.

Nasution, H. (2008). Mekanika Fluida Dasar. Padang: Bung Hatta University


Press.

Anda mungkin juga menyukai