Pendataan Podes dilaksanakan tiga (3) kali dalam sepuluh (10) tahun. Podes 2018
dilaksanakan pada bulan Mei 2018 secara sensus terhadap seluruh Desa/Kelurahan/Unit
Permukiman Transmigrasi (UPT)/Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT), Kecamatan, Kabupaten/
Kota. Wilayah administrasi pemerintahan yang didata harus memenuhi tiga (3) syarat, yaitu: 1)
ada wilayah, 2) ada penduduk, dan 3) ada pemerintahan desa. Menurut Podes 2018, terdapat
sebanyak 5.957 wilayah setingkat desa, 627 kecamatan, 27 kabupaten/kota (Lampiran 1). Dari
sejumlah desa tersebut, terdiri atas 5.312 desa dan 645 kelurahan (Lampiran 2).
Gambar 1
Jumlah Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota, 2011 – 2018
625 26
Gambar 2
Jumlah Desa Menurut Status IPD Provinsi Jawa Barat, 2018
Desa Tertinggal;
23; (0,43%)
Desa Mandiri;
1 194; (22,48%)
Desa Berkembang;
4 095; (77,09%)
Gambar 3
Perkembangan Pembangunan Desa, 2014 – 2018
Jumlah Desa Menurut Status IPD Jumlah Desa Menurut Status IPD
2014 2018
Desa Tertinggal; Desa Tertinggal;
Desa Mandiri; 97; (1,83%) 23; (0,43%)
Desa Mandiri;
598; (11,26%)
1 194; (22,48%)
Indeks Pembangunan Desa disusun dari 5 dimensi, yang terdiri dari 12 variabel dan 42
indikator. Semua dimensi penyusun IPD mengalami kenaikan. dimensi yang paling tinggi
kenaikannya adalah Dimensi Pemerintahan Desa yaitu sebesar 5,83 poin. Sedangkan dimensi
yang paling rendah kenaikannya adalah Dimensi Pelayanan Dasar sebesar 0,96 poin. Secara lebih
rinci, tingkat kenaikan IPD menurut dimensi penyusun IPD dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4
Tingkat Kenaikan IPD Menurut Dimensi Penyusunan IPD Provinsi Jawa Barat, 2014 - 2018
86,578
80,890 79,753
73,920
68,400 69,358
63,339 66,450 69,780
59,880
51,870 55,228
2014 2018
Tabel 1
Tiga Indikator yang Mengalami Kenaikan Tertinggi Menurut Dimensi Penyusun IPD
2018
Dimensi Indikator
(1) (2)
Pelayanan_Dasar 1 Ketersediaan dan Akses Ke Rumah Sakit Bersalin
2 Ketersediaan Dan Kemudahan Akses Ke Apotek
3 Ketersediaan dan Akses Ke SMA Sederajat
Kondisi_Infrastruktur 1 Akses Ke Pengiriman Pos Atau Barang
2 Akses Ke Bahan Bakar
3 Tempat buang air besar sebagian besar keluarga
Aksesbilitas_Transportasi 1 Waktu Tempuh Per Kilometer Transportasi Ke Kantor Camat
2 Waktu Tempuh Per Kilometer Transportasi Ke Kantor
Bupati/Walikota
3 Biaya Per Kilometer Transportasi Ke Kantor Camat
Pelayanan_Publik 1 Penanganan Gizi Buruk
2 Ketersediaan Fasilitas Olahraga
3 Keberadaan Kelompok kegiatan Olah Raga
Penyelenggaraan_Pemerintah 1 Kualitas SDM Sekretaris Desa
2 Kualitas SDM Kepala Desa
3 Kelengkapan Pemerintahan Desa
Catatan: IPD terdiri dari 42 indikator
3. Potensi Desa/Kelurahan
Pendataan Podes 2018 mengumpulkan beragam informasi, yang meliputi: keterangan
umum desa/kelurahan; ketenagakerjaan; perumahan dan lingkungan hidup; bencana alam dan
mitigasi bencana alam; pendidikan dan kesehatan; sosial budaya; olahraga dan hiburan;
angkutan, komunikasi, dan informasi; ekonomi; keamanan; pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa/kelurahan; serta keterangan aparatur pemerintah desa/kelurahan. Beragam
informasi tersebut menunjukkan potensi unggulan dan tantangan pembangunan desa/kelurahan.
a. Potensi Desa/Kelurahan
Salah satu potensi unggulan desa/kelurahan adalah potensi wisata. Desa/kelurahan wisata
menurut pendataan Podes 2018 adalah sebuah kawasan perdesaan yang memiliki beberapa
karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Keberadaan desa wisata diatur/
ditetapkan dalam peraturan daerah (Perda) setempat. Pada umumnya, penduduk di kawasan
desa wisata memiliki tradisi dan budaya yang khas, serta alam dan lingkungan yang masih terjaga.
Pendataan Podes 2018 mencatat bahwa ada 138 desa/kelurahan wisata di Provinsi Jawa Barat.
Selain potensi yang dapat dikembangkan, desa/kelurahan juga tidak luput dari beragam
permasalahan yang dapat menjadi kendala sekaligus tantangan desa/kelurahan. Beberapa
tantangan pembangunan desa/kelurahan yang dihadapi diantaranya bencana alam, pencemaran,
dan gangguan keamanan.
1) Bencana Alam
Jenis bencana alam yang didata pada Podes 2018 adalah tanah longsor, banjir, banjir
bandang, gempa bumi, tsunami, gelombang pasang laut, angin puyuh/puting beliung/topan,
gunung meletus, kebakaran hutan dan lahan, serta kekeringan (lahan). Pendataan Podes 2018
mencatat 1.824 desa/kelurahan terdampak tanah longsor, 1.427 desa/kelurahan terdampak
gempa bumi dan 1.185 desa/kelurahan terdampak banjir (Tabel2).
Tabel 2
Jumlah Desa/Kelurahan yang Mengalami Bencana Alam, 2018
Desa yang terkena bencana alam dapat menimbulkan kerusakan tempat tinggal, fasilitas
umum, bahkan menimbulkan korban manusia. Kesiapsiagaan antisipasi bencana alam di wilayah
desa/kelurahan perlu dilakukan. Hal ini mengacu pada Sustainable Development Goals (SDGs)
Tujuan 13 Target 3 yaitu meningkatkan pendidikan, penumbuhan kesadaran, serta kapasitas
manusia dan kelembagaan terkait mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini
perubahan iklim. Pendataan Podes 2018 mencatat jenis mitigasi bencana alam yang terdapat di
desa/kelurahan yaitu sistem peringatan dini bencana alam, penyediaan jalur evakuasi baru,
penyediaan perlengkapan keselamatan, dan upaya penyediaan peringatan dini tsunami (Tabel 3).
Tabel 3
Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Upaya Mitigasi Bencana Alam, 2018
3) Keamanan
Keamanan lingkungan merupakan salah satu faktor utama kenyamanan suatu wilayah.
Lingkungan dapat menjadi tidak nyaman karena adanya tindak kejahatan. Jenis tindak kejahatan
yang didata dalam Podes 2018 adalah pencurian, pencurian dengan kekerasan,
penipuan/penggelapan, penganiayaan, pembakaran, perkosaan/kejahatan terhadap kesusilaan,
penyalahgunaan/peredaran narkoba, perjudian, pembunuhan, perdagangan orang (trafficking),
serta perkelahian massal selama setahun terakhir. Kejadian penyalahgunaan/peredaran narkoba
dan perkelahian massal merupakan salah satu gangguan keamanan desa/kelurahan (Tabel 5).
Tabel 5
Persentase Desa/Kelurahan Menurut Jenis Gangguan Keamanan, 2018