Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/343098964

MENJADI MANUSIA BARU YANG SEGAMBAR MENURUT RUPA ALLAH

Article · March 2017

CITATIONS READS

2 45,441

1 author:

Candra Gunawan Marisi


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI REAL BATAM
36 PUBLICATIONS 97 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Candra Gunawan Marisi on 21 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MENJADI MANUSIA BARU YANG SEGAMBAR MENURUT RUPA ALLAH

Candra Gunawan Marisi


Sekolah Tinggi Teologi REAL Batam
candragun@sttrealbatam.ac.id

ABSTRAKSI

Allah menciptakan manusia secara khusus, sesuai dengan gambar


dan rupa-Nya haruslah juga dihubungkan dengan penciptaan yang lain.
Artinya, manusia sebagai gambar dan rupa Allah punya maksud untuk
meneruskan karya Allah di bumi ini, tentunya ini tidak berarti bahwa Allah telah
berhenti berkarya, Allah terus berkarya. Dalam hubungan dengan ciptaan
yang lain, manusia ditentukan sebagai wakil Allah atas bumi dan segala isinya.
Sebagai wakil Allah, manusia mutlak untuk terus berhubungan dengan Allah
yang diwakilinya. Selain itu sebagai wakil, manusia harus terus bergantung
pada Allah. Kemanusiaan manusia terletak pada relasinya dengan Allah. Allah
merancang dan menciptakan umat manusia supaya Ia dapat menikmati suatu
hubungan dengan manusia. Tujuan manusia, oleh sebab itu berpusat pada isu
memiliki atau tidak memiliki hubungan dengan sang Pencipta. Kita tidak
pernah mengetahui siapakah kita sampai kita berelasi dengan Allah, yang
menciptakan kita sesuai dengan gambar-Nya. Ketika kita mengenal-Nya, kita
dapat mengenali diri kita sendiri. Kemudian, kita dapat hidup seperti yang
dikehendakiNya dan menikmati Allah serta kebaikan-kebaikan-Nya. Manusia
memiliki potensi-potensi seperti Allah, tetapi manusia harus tetap
mempertanggungjawabkan segala potensinya kepada Allah yang telah
memberikan potensi dan tanggung jawab kepada manusia. Dalam bahasa
Perjanjian Baru, manusia harus mempertanggungjawabkan segala karunia
yang telah Allah berikan untuk memperlengkapi manusia. Aspek khusus dari
penciptaan manusia sebagai gambar/rupa Allah dinampakkan dalam tugas
memelihara dan menjaga ciptaan seperti Allah melihara ciptaan-Nya. Sebagai
ciptaan yang mulia di antara ciptaan-ciptaan yang lain seyogianya tidak
menjadikan manusia sebagai manusia yang arogan dan menyombongkan diri,
sebaliknya akan bersyukur kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Manusia
yang sadar akan siapa yang menciptakannya mestinya akan tetap mengingat

65
66

Sang Pencipta, sebagaimana yang ditegaskan oleh Pengkhotbah 12:1-8,


“Ingatlah akan Penciptamu.”

A. PENDAHULUAN
Kitab Kejadian adalah kitab permulaan dari seluruh Alkitab, kitab
Kejadian menceritakan bahwa sejarah dunia adalah dari ciptaan Allah
(Kejadian 1 dan 2). Sebagai kitab permulaan, kitab Kejadian mencatat tentang
awal mulanya segala sesuatu yang ada di bumi bahkan menceritakan awal
mula manusia. Doktrin yang mempelajari manusia merupakan salah satu
bagian dari teologi sistematik. Dimana doktrin ini membahas secara lengkap
tentang manusia dalam hubungannya dengan penciptaan dan alam semesta.
Alkitab memberi dua catatan tentang penciptaan manusia, pertama dalam
Kejadian 1:26-27 dan Kejadian 2:7, 21-23 dan yang kedua dalam 2 Korintus
5:17. Dalam jurnal ini penulis menggali tentang manusia ciptaan Allah yang
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27), tetapi manusia
telah jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3; Roma 3:23), manusia membutuhkan
karunia Allah (Roma 6:23) dan manusia harus dilahirkan kembali (Yohanes
3:3,5) sehingga manusia yang lahir kembali di dalam Kristus menjadi ciptaan
baru (2 Korintus 5:17).
Laki-laki dan perempuan pertama diciptakan suci, dan selama
waktu sebelum jatuh ke dalam dosa melayani Allah tanpa dosa. “Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kejadian
1:27). Manusia diciptakan menurut “gambar dan rupa” Allah. Jika kita tidak
seperti Allah, kita tidak dapat mengenal Dia, kita akan menjadi seperti binatang
buas yang binasa. Namun manusia jatuh ke dalam dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah (Kejadian 3; Roma 3:23). Dalam kadaan manusia berdosa
Allah tetap mengasihi manusia bahkan mengaruiakan Anak-Nya yang tunggal
agar manusia percaya dan beroleh keselamatan serta mengalami kelahiran
kembali (Yohanes 3). Orang yang di dalam Kristus adalah ciptaan baru, yang
lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Korintus 5:17).
67

Yohanes 3:6-7 mengatakan “Apa yang dilahirkan dari daging,


adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah
engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali”
Dalam Injil Yohanes dijelaskan bahwa hal kelahiran kembali adalah keharusan
mutlak bagi setiap orang agar dapat masuk ke dalam kerajaan Allah,
sebagaimana penekanan Tuhan Yesus kepada Nikodemus dalam
percakapan malam dalam Yohanes 3:3, selanjutnya dalam ayat 5 dikatakan
bahwa orang yang tidak dilahirkan kembali tidak dapat masuk ke dalam
kerajaan Allah. Penekanan lebih lanjut diungkapkan dalam ayat 7 dimana
Tuhan Yesus berkata: “Janganlah engkau heran, karena Aku berkata
kepadamu: kamu harus dilahirkan kembali”. Jadi kelahiran kembali adalah
suatu hal yang harus dialami oleh setiap orang supaya ia dapat melihat dan
masuk ke dalam kerajaan Allah. Brill berkata dalam bukunya: “Kelahiran
kembali adalah pintu masuk kerajaan Allah dan cara untuk menjadi murid
Yesus Kristus, dan orang yang tidak dapat masuk dari pintu itu tidak dapat
masuk, ia akan tinggal di luar, …. Orang yang tidak dilahirkan kembali berarti
terhilang dan akan binasa.”1
Alkitab mengatakan “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. . . . Firman itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-
Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:1-14).” Yesus adalah gambar
Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang
diciptakan (Kolose 1:15), yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan (Filipi
2:6), melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia (Filipi 2:7), dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:8).
Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal kedunia untuk menjadi
manusia, dan dalam keadaan sebagai manusia, Yesus telah mati di kayu salib

1
J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh (Bandung: Kalam Hidup, 1991), 218
68

untuk menebus dosa menusia dan bangkit dari antara orang mati agar
manusia (yang percaya kepada-Nya) dapat menjadi ciptaan baru. 1 Petrus 1:3
mengatakan “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang
karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan
Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh
pengharapan,” “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:
yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus
5:17).
Alkitab mengatakan bahwa orang yang ada dalam Kristus menjadi
ciptaan baru. Apakah orang yang telah diciptakan menjadi baru memiliki
hubungan dengan manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah?
B. Menjadi Manusia Baru Yang Segambar Menurut Rupa Allah
Laki-laki dan perempuan pertama diciptakan suci, dan selama
waktu sebelum jatuh ke dalam dosa melayani Allah tanpa dosa. Namun
manusia jatuh ke dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Kejadian
3; Roma 3:23; 5:12). Dampak dari dosa tersebut adalah: Pertama; Kematian
rohani. Kedua; Kematian jasmani. Ketiga; Rusaknya hubungan dengan
sesama. Keempat; Rusaknya keharmonisan antara manusia dengan alam.
Kelima; Manusia akrab dengan penderitaan karena dosa. Keenam; Hukuman
kekal. Kejatuhan Adam kedalam dosa telah merusak gambar dan rupa Allah
pada diri manusia, sehingga kecenderungan manusia hanya ingin berbuat
dosa semata-mata (Kejadian 6:5). Tetapi Allah ingin gambar dan rupa itu
dipulihkan dan menjalin kembali hubungan dengan manusia yang telah rusak
itu dengan mengaruiakan Anak-Nya yang tunggal agar manusia percaya
kepada-Nya dan beroleh keselamatan serta mengalami kelahiran kembali
(Yohanes 3). Orang yang di dalam Kristus adalah ciptaan baru, yang lama
sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Korintus 5:17).
b. 1. Manusia Menurut Gambar Dan Rupa Allah
Kejadian 1:26-27: Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-
ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi
dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
69

Telah dibahas sebelumnya (jurnal edisi sebelumnya) bahwa istilah


"gambar dan rupa" sebenarnya adalah dua istilah yang memiliki makna yang
sama. Memang dalam Kejadian 1:26 dituliskan bahwa manusia diciptakan
sesuai gambar "tselem" dan rupa "demuth" Allah, namun ketika melihat dalam
tulisan bahasa Ibrani di atas tidak ada kata penghubung "dan" yang
menunjukkan bahwa sebenarnya kedua kata tersebut digunakan hanya untuk
memberi penekanan, bukan dua arti yang berbeda. Arti kata "tselem" (gambar)
adalah suatu peta yang memiliki bentuk patron. Berarti, peta tersebut bukanlah
baru dibentuk, tetapi tinggal mengikuti bentuk patronnya (polanya) semula
yang telah ada. Umumnya, sebelum seorang menjahit baju, ia terlebih dahulu
membuat patronnya. Sedangkan kata "demuth" (rupa) berarti suatu gambar
yang modelnya harus sesuai dengan bentuk yang pertama. Dari arti kata
"tselem" dan "demuth" dapatlah dikatakan bahwa sebenarnya keduanya
punya arti yang sama.
Perhatikan kata “kita” disini yang berarti Tiga di dalam Satu – Bapa,
Putra dan Roh Kudus bekerja bersama-sama dalam satu kesatuan yang
harmonis menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambar-Nya.
"Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari
Kita,…..”(Kejadian 3:22). Untuk menjadi serupa dengan gambar-Nya, kita
seharusnya membutuhkan pola. Dan Yesus Kristus adalah Pola diantara
Ketiga yang Esa itu. Yesus adalah Pola bagi kita untuk dibuat menjadi serupa
dengan Dia. Ini adalah maksud kekal Allah supaya diciptakan-Nya kita sesuai
dengan gambar-Nya sendiri. Namun karena semua orang telah berbuat dosa
dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23), dan Allah menunjukan
kasih-Nya melalui Yesus Kristus karena Yesus adalah Putra Satu-satu-Nya
yang berpola yang disediakan Allah bagi pekerjaan Penebusan. Tanpa
penebusan kita tidak pernah melakukan sesuatu yang berkenan kepada Allah.
Inilah langkah pertama kita berjalan menuju kepenuhan maksud itu. Sebab
untuk maksud itulah, oleh anugerah-Nya, Allah telah memanggil kita, dan
bukan oleh usaha kita. Ia memanggil dan menetapkan kita untuk menjadi
serupa dengan Dia.
b. 2. Manusia Ciptaan Baru Dalam Kristus
Kelahiran kembali dikerjakan oleh Roh Allah. Yesus berkata,
“sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat
70

masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Yohanes 3:5). Kelahiran baru adalah bagian
atau pekerjaan Allah melalui Roh Kudus di dalam hati manusia. 2 Alkitab
dengan jelas mengatakan bahwa regenerasi adalah murni karya Allah semata-
mata, Allah dengan tindakan yang aktif membuat regenerasi terjadi untuk
menghidupkan kehidupan rohani seseorang yang telah mati. Lahir baru berarti
memulai kehidupan yang berarti dalam Kristus Yesus, yaitu masuk dalam
kehidupan yang baru. Hidup baru berarti suatu keadaan dimana kehidupannya
sudah berubah tidak sama seperti sebelumnya. Kelahiran baru adalah karya
Allah yang nyata dan menetap, yang darinya kita menerima sifat yang baru
dan kudus. Ciptaan baru berarti menjalani kehidupan yang berpaling kepada
Allah, yang kasih karunia-Nya telah menebus kita kembali melalui Kristus.3
Konteks ciptaan baru menurut teks 2 Korintus 5:17 tersebut
dikaitkan dengan karya Kristus yang telah mati dan bangkit, sehingga status
manusia berdosa yang percaya akan karya Kristus dihadapan Allah baik
Yahudi maupun non Yahudi memiliki kesetaraan (2 Korintus 5:16), dimana
berhak mewarisi janji Allah sebagaimana yang diberikan kepada keturuan
Abraham, karena melalui perjanjian baru semua orang yang percaya juga
berhak disebut sebagai keturunan Abraham. ”Ciptaan baru” dalam 2 Korintus
5:17 adalah pembaharuan status dihadapan Allah. Secara tematis (1) Ciptaan
baru berhubungan dengan konsep dilahirkan dari atas (Yohanes 3:3), karya
Allah sendiri. (2) bersangkut paut dengan hati dan roh yg baru (Yeremia 24:7).
Bersangkut paut dengan pengenalan akan Allah. (3) bersangkut paut dengan
yang lama: perubahan tingkah laku yang tidak mengenal Tuhan. Mengenal
Tuhan membuat tingkah laku yang baru. (4) hidup di dalam Kristus (Galatia
2:20) (5) pemulihan gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27).
b. 3. Ciptaan Baru Yang Segambar Menurut Rupa Allah
Kata tselem dan demuth yang diartikan dalam bahasa Indonesia
sebagai gambar dan rupa dipakai dari dasar kata yang maskulin dan feminim.
Tselem dari dasar kata maskulin sedangkan demuth dari dasar kata feminim.
Jadi penggunaan tselem dan demuth digunakan secara bersinonim dan

2 John Wesley Brill, Dasar Yang Teguh (Bandung: Yayasan Kalam Hidup.
2004) , 223.
3 Manfred T. Brauch, Ucapan Paulus Yang Sulit. (Malang: SAAT, 2009). 195.
71

dipakai saling bergantian dan dengan demikian tidak mununjukkan dua hal
yang berbeda, istilah tersebut dapat diterjemahkan dengan manusia
diciptakan segambar menurut rupa Allah. Dan dalam 2 Korintus 5:17
dijelaskan bahwa setiap orang yang ada dalam Kristus adalah ciptaan yang
baru yang segambar menurut rupa Allah.
b. 3. 1. Ciptaan Baru Dan Gambar Allah Adalah Karya Allah
Allah yang menciptakan manusia adalah Allah Pencipta segala
sesuatu, dan yang telah menciptakan alam raya dengan segala sesuatu yang
ada di dalamnya ini baik adanya (Kejadian 1:31; I Timotius 4:4). Itu sebabnya
seluruh ciptaan Allah dalam segala keindahan dan keagungannya
memancarkan kebesaran dan kemuliaan Sang Pencipta (Mazmur 19). Karena
Allah adalah Pencipta maka Allah adalah pemilik yang berdaulat atas seluruh
ciptaan-Nya (Mazmur 24). Ini berarti manusia bukan pemilik bumi dan segala
sesuatu yang ada di dalamnya. Manusia yang diciptakan dalam gambar rupa
Allah, dengan keunggulan dan dominasi manusia atas ciptaan lain akan
menjadikan peran manusia hanya sebagai wali atau duta dari Tuhan sendiri
atas ciptaan. Manusia yang diciptakan sebagai bagian dari seluruh ciptaan
sekaligus sebagai penatalayan ciptaan Allah yang lain, ditugaskan untuk
memakai dan memelihara serta mengelola bumi atau ciptaan lain (Kejadian
2:15).
Aspek khusus dari penciptaan manusia sebagai gambar/rupa Allah
dinampakkan dalam tugas memelihara dan menjaga ciptaan seperti Allah
melihara ciptaan-Nya. Sebagai ciptaan yang mulia di antara ciptaan-ciptaan
yang lain seyogianya tidak menjadikan manusia sebagai manusia yang arogan
dan menyombongkan diri, sebaliknya akan bersyukur kepada Allah dengan
sungguh-sungguh. Manusia yang sadar akan siapa yang menciptakannya
mestinya akan tetap mengingat Sang Pencipta, sebagaimana yang ditegaskan
oleh Pengkhotbah 12:1-8, “Ingatlah akan Penciptamu.”
Penciptaan Adam dan Hawa dapat membuktikan bahwa sesungguhnya
mereka adalah manusia yang dibentuk oleh Allah sendiri, manusia diciptakan
dalam jangka waktu yang singkat dan langsung sebagai seorang manusia
dewasa yang sempurna.4 Bahkan manusia diciptakan hampir sama dengan

4
John Wesley Brill, Dasar Yang Teguh. (Bandung: Yayasan Kalam Hidup. 2004) 181.
72

Allah. Daud bermazmur, "Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya?


... namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah
memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat" (Maz 8:5-6).
Sebagaimana manusia pada-mulanya adalah ciptaan Tuhan, maka
demikian juga manusia sebagai ciptaan baru adalah karya Allah setelah
manusia jatuh kedalam dosa. Kelahiran kembali adalah dilahirkan dari atas
yakni dari Allah yaitu dibaharui secara radikal atau secara total oleh pekerjaan
Roh Kudus, sebagaimana diungkapkan oleh Barclay, “Dilahirkan kembali
adalah sama dengan mengalami suatu perubahan yang benar-benar radikal
….”5 Hal yang lebih jelas diungkapkan oleh van Niftrik dan Boland, dimana
mereka mengatakan, “Kelahiran kembali artinya dilahirkan dari atas, yaitu
dibaharui secara radikal oleh pekerjaan Roh Kudus”. 6 Pendapat ini
mengungkapkan tentang fungsi Roh Kudus dalam kelahiran kembali.
Kelahiran kembali adalah pemberian kodrat yang baru oleh Roh Allah,
Cris Marantika mengatakan “.., dapat disebutkan bahwa kelahiran baru atau
regenerasi adalah aktivitas Roh Allah yang memberikan kodrat baru kepada
seorang berdosa didasari oleh karena ia telah menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi.”7 Kelahiran kembali bukan
merupakan kelahiran yang secara daging melainkan kelahiran kodrat baru.
“Lahir baru mencakup pertukaran kodrat lama seseorang menjadi kodrat yang
baru, penerimaan suatu jenis asal usul yang baru, perjalanan masuk kepada
hubungan yang baru dengan Allah.”8
b. 3. 2. Ciptaan Baru Dan Gambar Allah Harus Mencerminkan Allah
Roh Allah bekerja di dalam kita agar kita menjadi ciptaan baru.
Itulah suatu permulaan yang baru. Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya
yang baru sudah datang. Orang yang baru itu mendapat pikiran yang baru,
pengertian yang baru, keinginan yang baru, tujuan yang baru, dan kedudukan

5
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Yohanes Ps. 1-7 (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1996), 212.
6
G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1981), 496
7
Chris Marantika, Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani, 90.
8
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2, Pen. Jan S. Aritonang, (Jakarta: BPK
Gununung Mulia, 2008) 228
73

yang baru. Pandangannya mengenai Allah dan Kristus menjadi baru. Alkitab
menjadi buku yang baru baginya dan di dalamnya ia juga menemukan
keindahan yang baru. Orang yang ada di dalam Kristus mengalami kasih yang
baru terhadap sesamanya.
Manusia dalam tugasnya sebagai tuan atas bumi, manusia
mencerminkan Allah pencipta. Dalam mencerminkan Allah, manusia bukanlah
hanya secara pasif bertindak sebagai cermin, tetapi juga harus berusaha
secara aktif untuk mencerminkan Allah. Sebagai Ciptaan baru, manusia harus
dapat mencerminkan Allah dalam setiap tingkah laku. Apa yang Allah lakukan
supaya manusia kembali menjadi serupa dengan-Nya? Ia mengutus Yesus
Kristus untuk menyelamatkan manusia dari dosa yang telah merusak gambar
Allah dalam diri mereka. Kepada orang yang percaya kepada Yesus, Allah
memberikan Roh Kudus untuk memimpin hidupnya menjadi sehingga layak
disebut anak-anak Allah dan kembali menjadi cerminan Allah, seperti yang
tercatat dalam Roma 8:14-15, “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah
anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu
menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu
anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Melalui karya Kristus dan Roh Kudus, kita dibawa kembali menjadi
serupa denga Allah, Bapa kita. Salah satu tema hidup manusia adalah Like
Father Like Son. Tetapi yang menjadi perbedaan adalah who is the
father? Iblis atau Allah? jika iblis adalah bapanya maka hidupnya terus dalam
dosa, melawan Allah, memberontak terhadap orangtua, berbohong, mencuri,
hidup dalam percabulan. Tetapi jika Allah adalah Bapanya, maka
kehidupannya tentu meniru Bapanya yang mengasihinya, menjauhi dosa dan
hidup sesuai firman serta dapat mencerminkan Allah dalam hidupnya.
Dalam tugasnya sebagai tuan atas bumi, manusia mencerminkan
Allah pencipta. Dalam mencerminkan Allah, manusia bukanlah hanya secara
pasif bertindak sebagai cermin, tetapi juga harus berusaha secara aktif untuk
mencerminkan Allah. Dalam konteks kejatuhan, manusia sama sekali tidak
mampu mencerminkan Allah karena rusak secara total oleh dosa. Namun,
pembaruan dalam Kristus memungkinkan manusia untuk kembali dan
berusaha mencerminkan Allah. Yesus memperbarui agar manusia hidup
serupa dengan Allah (1Yohanes 2:6). Memang manusia tidaklah dapat
74

mencerminkan Allah secara utuh karena ada perbedaan kualitas. Namun,


manusia tetaplah harus terlihat sebagai refleksi tertentu dari Allah.
b. 3. 3. Ciptaan Baru Dan Gambar Allah Harus Menjadi Wakil Allah
Allah menciptakan manusia secara khusus, sesuai dengan gambar
dan rupa-Nya haruslah juga dihubungkan dengan penciptaan yang lain.
Artinya, manusia sebagai gambar dan rupa Allah punya maksud untuk
meneruskan karya Allah di bumi ini, tentunya ini tidak berarti bahwa Allah telah
berhenti berkarya, Allah terus berkarya. Dalam hubungan dengan ciptaan
yang lain, manusia ditentukan sebagai wakil Allah atas bumi dan segala isinya.
Sebagai wakil Allah, manusia mutlak untuk terus berhubungan dengan Allah
yang diwakilinya. Selain itu sebagai wakil, manusia harus terus bergantung
pada Allah. Kemanusiaan manusia terletak pada relasinya dengan Allah.
Allah merancang dan menciptakan umat manusia supaya Ia dapat
menikmati suatu hubungan dengan manusia. Tujuan manusia, oleh sebab itu
berpusat pada isu memiliki atau tidak memiliki hubungan dengan sang
Pencipta. Kita tidak pernah mengetahui siapakah kita sampai kita berelasi
dengan Allah, yang menciptakan kita sesuai dengan gambar-Nya. Ketika kita
mengenal-Nya, kita dapat mengenali diri kita sendiri. Kemudian, kita dapat
hidup seperti yang dikehendakiNya dan menikmati Allah serta kebaikan-
kebaikan-Nya.
Manusia memiliki potensi-potensi seperti Allah, tetapi manusia
harus tetap mempertanggungjawabkan segala potensinya kepada Allah yang
telah memberikan potensi dan tanggung jawab kepada manusia. Dalam
bahasa Perjanjian Baru, manusia harus mempertanggungjawabkan segala
karunia yang telah Allah berikan untuk memperlengkapi manusia. Aspek
khusus dari penciptaan manusia sebagai gambar/rupa Allah dinampakkan
dalam tugas memelihara dan menjaga ciptaan seperti Allah melihara ciptaan-
Nya. Sebagai ciptaan yang mulia di antara ciptaan-ciptaan yang lain
seyogianya tidak menjadikan manusia sebagai manusia yang arogan dan
menyombongkan diri, sebaliknya akan bersyukur kepada Allah dengan
sungguh-sungguh. Manusia yang sadar akan siapa yang menciptakannya
mestinya akan tetap mengingat Sang Pencipta, sebagaimana yang ditegaskan
oleh Pengkhotbah 12:1-8, “Ingatlah akan Penciptamu.”
75

Kelahiran baru adalah bagian atau pekerjaan Allah melalui Roh


Kudus di dalam hati manusia. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa
regenerasi adalah murni karya Allah semata-mata, Allah dengan tindakan
yang aktif membuat regenerasi terjadi untuk menghidupkan kehidupan rohani
seseorang yang telah mati. Lahir baru berarti memulai kehidupan yang berarti
dalam Kristus Yesus, yaitu masuk dalam kehidupan yang baru. Hidup baru
berarti suatu keadaan dimana kehidupannya sudah berubah tidak sama
seperti sebelumnya. Kelahiran baru adalah karya Allah yang nyata dan
menetap, yang darinya kita menerima sifat yang baru dan kudus. Ciptaan baru
berarti menjalani kehidupan yang berpaling kepada Allah, yang kasih karunia-
Nya telah menebus kita kembali melalui Kristus.
Setelah manusia dilahirkan kembali maka manusia dapat menjadi
wakil Allah di dunia. Orang percaya menjadi wakil Allah bagi sesama manusia
bahkan terhadap orang yang tidak percaya, menjadi wakil Allah terhadap
binantang, tumbuhan dan dalam mengelola Alam semesta.
b. 3. 4. Ciptaan Baru Dan Gambar Allah Memiliki Hubungan Yang
Harmonis Dengan Allah
Gambar Allah memungkinkan manusia untuk berelasi dengan
Tuhan, dapat menempatkan diri secara benar di hadapan Tuhan artinya
mengerti bagaimana seharusnya bersikap terhadap Tuhan. Sama seperti
anak dapat bersikap lebih benar terhadap orang tua kalau mengenal siapa
dirinya sebagai anak. Dengan mengenal siapa dirinya dihadapan Tuhan
maka seseorang akan berusaha mengenal lebih mendalam siapa Tuhan bagi
dirinya dan siapa dirinya bagi Tuhan. Dengan demikian ia akan dapat
menghormati Tuhan dengan benar. Hal ini merupakan fondasi utama untuk
bersekutu dengan Tuhan, baik di bumi maupun di kekekalan nanti.
Manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Sebagai
ciptaan baru, kita disamakan dengan gambaran Anak-Nya. Sebuah gambaran
adalah kemiripan yang persis.kata “image atau gambar” berarti: (1) Sebuah
imitasi atau wakil dari seseorang (2) Bayangan sesuatu yang terlihat yang
dihasilkan oleh pantulan cermin. (3) Seseorang yang sangat mirip dengan
orang lain; sebuah salinan; pasangan; atau persamaan (4) Gambaran yang
nyata Allah menciptakan Adam dalam kemiripan yang persis dengan Dia. Ia
menciptakan dia untuk menjadi serupa seperti Allah – refleksi cermin dari Allah
76

di dalam tubuh fisiknya, dalam jiwanya yang serupa dengan Allah, dan dalam
rohnya, yang hidup dengan nafas kehidupan dari Allah. Manusia diciptakan
untuk menjadi gambar dan kemuliaan bagi Allah di bumi ini. Tuhan Yesus
adalah gambaran dari Allah yang sempurna. Jika kita serupa dengan Yesus,
itu berarti kita serupa dengan gambaran Allah.
“Orang yang dilahirkan kembali dapat merasakan lagi persekutuan
dengan Allah, sebagaimana yang dahulu terjadi di taman Eden. Orang itu
memperoleh kehidupan rohani.”9 Pada saat kita bertobat dan beriman kepada
Kristus, lalu mengundang Dia masuk ke dalam hati kita sebagai Juruselamat
kita, pada saat itu kita berada dalam Kristus. Itulah yang dimaksudkan dengan
dengan dilahirkan kembali oleh pekerjaan Roh Kudus dan dengan demikian
kita mengalami suatu perubahan hidup yang besar, sehingga kita merupakan
ciptaan yang baru atau seorang yang baru. Perubahan itu sesuai dengan
perkataan Paulus, “Dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan
menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya”(Efesus 4:24). Perubahan besar itu terjadi bila hati seseorang
diperbaharui sehingga ia dikatakan telah dilahirkan kembali. Ia menjadi
ciptaan yang baru.

9
J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh. 223.
77

KESIMPULAN
Kelahiran baru adalah bagian atau pekerjaan Allah melalui Roh
Kudus di dalam hati manusia. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa
regenerasi adalah murni karya Allah semata-mata, Allah dengan tindakan
yang aktif membuat regenerasi terjadi untuk menghidupkan kehidupan rohani
seseorang yang telah mati. Lahir baru berarti memulai kehidupan yang berarti
dalam Kristus Yesus, yaitu masuk dalam kehidupan yang baru. Hidup baru
berarti suatu keadaan dimana kehidupannya sudah berubah tidak sama
seperti sebelumnya. Kelahiran baru adalah karya Allah yang nyata dan
menetap, yang darinya kita menerima sifat yang baru dan kudus. Ciptaan baru
berarti menjalani kehidupan yang berpaling kepada Allah, yang kasih karunia-
Nya telah menebus kita kembali melalui Kristus.
Setelah manusia dilahirkan kembali maka manusia dapat menjadi
wakil Allah di dunia. Orang percaya menjadi wakil Allah bagi sesama manusia
bahkan terhadap orang yang tidak percaya, menjadi wakil Allah terhadap
binantang, tumbuhan dan dalam mengelola Alam semesta. Orang yang
dilahirkan kembali dapat merasakan lagi persekutuan dengan Allah,
sebagaimana yang dahulu terjadi di taman Eden. Orang itu memperoleh
kehidupan rohani. Pada saat kita bertobat dan beriman kepada Kristus, lalu
mengundang Dia masuk ke dalam hati kita sebagai Juruselamat kita, pada
saat itu kita berada dalam Kristus. Itulah yang dimaksudkan dengan dengan
dilahirkan kembali oleh pekerjaan Roh Kudus dan dengan demikian kita
mengalami suatu perubahan hidup yang besar, sehingga kita merupakan
ciptaan yang baru atau seorang yang baru. dijelaskan bahwa setiap orang
yang ada dalam Kristus adalah ciptaan yang baru yang segambar menurut
rupa Allah.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai