Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Shiddiq

NIM : 2313266

Matkul : Prinsip Pengajaran dan Assesmen II

Dosen Pengampu : Dr. Srihandayani, M.Pd’

02.08.PPA2.SMK-T1-6 Elaborasi Pemahaman

Pertanyaan dari Bu Tiara Maulidayanti


Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang konsep pemetaan kemampuan awal
peserta didik, pada kegiatan ini Mahasiswa diminta berdiskusi bersama dosen, rekan,
dosen, atau instruktur tamu untuk mengajukan pertanyaan atas materi pemetaan
kemampuan awal peserta didik yang belum dipahami.
1. Bagaimana cara dalam memberikan asesmen awal untuk mengidentifiksi kemampuan
awal kognitif untuk gaya belajar yang berbeda-beda? Aspek yang perlu diperhatikan
apa saja dalam pembuatan asesmen ?
Jawaban:
Memberikan asesmen awal untuk mengidentifikasi kemampuan awal kognitif untuk gaya
belajar yang berbeda-beda merupakan langkah penting dalam merancang program
pembelajaran yang efektif. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan asesmen:
a. Menggunakan Berbagai Jenis Asesmen:
1) Tes Kognitif: Gunakan tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan kognitif
umum, seperti tes IQ atau tes kemampuan kognitif spesifik.
2) Observasi: Amati cara siswa menyelesaikan tugas-tugas tertentu, termasuk bagaimana
mereka mendekati masalah dan menyelesaikannya.
3) Wawancara: Melibatkan siswa dalam percakapan untuk memahami preferensi belajar
mereka dan bagaimana mereka memahami informasi.
b. Gaya Belajar:
1) Gunakan alat asesmen yang dapat mengidentifikasi gaya belajar siswa, seperti tes
VARK (Visual, Auditory, Reading/Writing, Kinesthetic).
2) Pertimbangkan preferensi siswa terhadap penggunaan media visual, audio, atau
kegiatan praktik.
c. Kemampuan Kognitif:
Evaluasi kemampuan pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan analisis siswa.
Identifikasi tingkat pemahaman konsep-konsep dasar dalam mata pelajaran yang
bersangkutan.
d. Penilaian Proyek atau Portofolio:
Pertimbangkan untuk memberikan tugas proyek atau mengembangkan portofolio yang
mencerminkan kemampuan kognitif siswa dalam konteks nyata.
e. Pemahaman Terhadap Perbedaan Individu:
1) Pertimbangkan perbedaan antar individu dan berbagai latar belakang kognitif.
2) Hindari asumsi bahwa satu jenis tes atau tugas cocok untuk semua siswa.
f. Berikan Umpan Balik Konstruktif:
1) Setelah asesmen, berikan umpan balik yang membantu siswa memahami kekuatan
dan kelemahan mereka.
2) Identifikasi area yang perlu ditingkatkan dan saran untuk pendekatan pembelajaran
yang lebih baik.
g. Pertimbangkan Aspek Sosio-Emosional:
1) Perhatikan kesejahteraan emosional siswa, karena faktor ini dapat memengaruhi
kemampuan kognitif.
2) Identifikasi kebutuhan dukungan khusus, jika diperlukan.

Dengan memperhatikan berbagai aspek tersebut, asesmen awal dapat memberikan


gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan kognitif siswa dan preferensi gaya belajar
mereka. Ini dapat membantu guru dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif
dan mendukung perkembangan individual siswa.

2. Bagaimana dengan guru yang tidak melakukan pemetaan kemampuan awal peserta
didik ? apa pembelajarannya efektif atau tidak?
Jawaban:
Tidak melakukan pemetaan kemampuan awal peserta didik dapat memiliki dampak negatif
pada efektivitas pembelajaran. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemetaan
kemampuan awal sangat penting dan apa konsekuensinya jika tidak dilakukan:
a. Ketidaksesuaian Materi Pembelajaran:
1) Jika guru tidak memahami kemampuan awal siswa, ia mungkin memperkenalkan
materi pembelajaran yang terlalu mudah atau terlalu sulit.
2) Materi yang terlalu mudah dapat membuat siswa merasa bosan dan kehilangan minat,
sementara materi yang terlalu sulit dapat menyebabkan frustrasi dan kebingungan.
b. Kesulitan Dalam Menyesuaikan Pembelajaran:
1) Tanpa pemahaman yang baik tentang kemampuan awal, guru mungkin kesulitan
menyesuaikan pendekatan pembelajaran mereka sesuai dengan gaya belajar dan
kebutuhan individu siswa.
2) Setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda, dan pemetaan dapat membantu guru
menyusun strategi yang sesuai.
c. Kemungkinan Ketinggalan:
1) Tanpa pemetaan, guru mungkin tidak menyadari adanya kesenjangan pengetahuan
antar siswa.
2) Beberapa siswa mungkin memerlukan bantuan lebih lanjut, sementara yang lain
mungkin dapat mempercepat kecepatan pembelajaran mereka.
d. Penilaian yang Tidak Akurat:
1) Tanpa pemetaan, penilaian kemajuan siswa mungkin tidak akurat karena guru tidak
tahu dari mana siswa dimulai.
2) Hal ini dapat mempengaruhi penentuan apakah siswa mencapai tujuan pembelajaran
atau tidak.
e. Ketidakpartisipasian dan Ketidakberdayaan Siswa:
1) Siswa yang merasa tidak terlibat atau tidak mampu dalam pembelajaran mungkin
kehilangan motivasi.
2) Pemetaan dapat membantu guru menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih
terlibat dan relevan.
Dengan melakukan pemetaan kemampuan awal, guru dapat membuat keputusan yang lebih
informasional dalam merancang dan menyajikan materi pembelajaran. Ini dapat
meningkatkan kualitas pengajaran, memotivasi siswa, dan menciptakan lingkungan
pembelajaran yang lebih inklusif dan efektif. Oleh karena itu, pemetaan kemampuan awal
dapat dianggap sebagai langkah krusial dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai