Anda di halaman 1dari 7

PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN

UJIAN TENGAH SEMESTER

OLEH:

YUDA ARIWINATA,S.Pd

PROGRAM PROFESI GURU

PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


MEDIA LINK
NO

1 VIDEO https://youtu.be/l2R-kAuvnqs

2 POWER POINT https://drive.google.com/file/d/1rxHFiM3N4P5hGef9ZLhD


nJ-hfKU47KBr/view?usp=sharing

Ujian Tengah Semester memuat CPMK 1 dan 2 yaitu:

1. Mahasiswa mampu menggunakan prinsip Understanding by Design (backward


design) dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen.
2. Mahasiswa mampu merancang asesmen untuk mengetahui kebutuhan belajar,
perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Pada ujian tengah semester mahasiswa diminta untuk mengerjakan soal, berikut referensi soal
yang dapat digunakan:

Soal:

1. Rancangan pembelajaran dapat disusun menggunakan prinsip Understanding by


Design (UbD) atau biasa disebut dengan backward design. Jelaskan bagaimana
cara merancang pembelajaran dengan prinsip ini!
Understanding by Design (UbD), atau yang dikenal sebagai backward design, adalah
pendekatan dalam merancang pembelajaran yang menempatkan pemahaman siswa sebagai
fokus utama. Berikut adalah cara merancang pembelajaran dengan prinsip UbD:
1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran:
- Langkah pertama dalam UbD adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang jelas dan
bermakna. Tujuan ini harus mencerminkan pemahaman yang ingin dicapai oleh siswa setelah
menyelesaikan pembelajaran.
- Tujuan pembelajaran harus terkait erat dengan standar atau kompetensi yang ingin dicapai
oleh siswa.
2. Menentukan Bukti Kinerja:
- Setelah menetapkan tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan bukti
kinerja yang akan menunjukkan bahwa siswa telah mencapai tujuan tersebut.
- Bukti kinerja dapat berupa proyek, penugasan, presentasi, atau bentuk penilaian lainnya
yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
3. Merancang Pengalaman Pembelajaran:
- Setelah menetapkan bukti kinerja, langkah berikutnya adalah merancang pengalaman
pembelajaran yang akan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dan menghasilkan
bukti kinerja yang diharapkan.
- Pengalaman pembelajaran dapat mencakup kegiatan diskusi, simulasi, eksperimen,
penugasan individu atau kelompok, dan penggunaan teknologi pendukung pembelajaran.
4. Mengembangkan Materi Pembelajaran:
- Setelah merancang pengalaman pembelajaran, langkah terakhir adalah mengembangkan
materi pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
- Materi pembelajaran dapat berupa bahan bacaan, video, presentasi, atau sumber daya
lainnya yang relevan dengan topik pembelajaran dan memfasilitasi pemahaman siswa.
Sumber:
1. Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by design. Alexandria, VA: Association
for Supervision and Curriculum Development.
2. McTighe, J., & Wiggins, G. (2012). Understanding by design framework. Ascd.
3. UbD Educators. (2020). What is Understanding by Design (UbD)?. Diakses dari:
https://www.ubdexchange.org/what-is-ubd

2. Dalam merancang pembelajaran menggunakan prinsip UbD guru harus


merencanakan tujuan pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran.
Jelaskan hubungan ketiga komponen tersebut, lalu kemukakan pendapatmu jika
salah satu komponen tidak termuat dalam perencanaan pembelajaran.
Dalam Understanding by Design (UbD), hubungan antara tujuan pembelajaran, asesmen, dan
kegiatan pembelajaran sangat erat. Berikut adalah penjelasan tentang hubungan ketiganya:
1. Tujuan Pembelajaran:
- Tujuan pembelajaran adalah hasil akhir yang diinginkan dari pembelajaran. Tujuan ini
mencerminkan pemahaman yang ingin dicapai oleh siswa setelah menyelesaikan
pembelajaran.
- Tujuan pembelajaran harus jelas, terukur, dan terkait erat dengan standar atau kompetensi
yang ingin dicapai oleh siswa.
2. Asesmen:
- Asesmen adalah proses untuk mengumpulkan bukti tentang sejauh mana siswa mencapai
tujuan pembelajaran.
- Asesmen dapat berupa penilaian formatif (sepanjang pembelajaran) dan penilaian sumatif
(akhir pembelajaran) yang menilai pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
3. Kegiatan Pembelajaran:
- Kegiatan pembelajaran adalah metode atau strategi yang digunakan untuk membantu
siswa mencapai tujuan pembelajaran.
- Kegiatan pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga mendukung pencapaian
tujuan pembelajaran dan menghasilkan bukti kinerja yang diharapkan.
Hubungan ketiganya adalah sebagai berikut:
- Tujuan pembelajaran menjadi panduan untuk merancang asesmen yang relevan. Asesmen
harus dirancang untuk mengukur sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran
yang ditetapkan.
- Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dan
menghasilkan bukti kinerja yang diperlukan untuk asesmen.
- Asesmen memberikan umpan balik tentang sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai
dan seberapa efektif kegiatan pembelajaran tersebut. Hasil asesmen juga dapat membantu
guru dalam menyesuaikan kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa.

Jika salah satu komponen tersebut tidak termuat dalam perencanaan pembelajaran, maka
proses pembelajaran akan terganggu dan tidak efektif. Misalnya:

● Jika tujuan pembelajaran tidak ditetapkan dengan jelas, siswa mungkin tidak memiliki
pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka.
● Tanpa asesmen yang sesuai, sulit bagi guru untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
mencapai tujuan pembelajaran dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
● Jika kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka
kemungkinan siswa tidak akan mencapai pemahaman yang diharapkan.

Sumber:
1. Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by design. Alexandria, VA: Association
for Supervision and Curriculum Development.
2. McTighe, J., & Wiggins, G. (2012). Understanding by design framework. Ascd.
3. UbD Educators. (2020). What is Understanding by Design (UbD)?. Diakses dari:
https://www.ubdexchange.org/what-is-ubd

3. Mengapa merancang pembelajaran dianjurkan menggunakan prinsip UbD?


Jelaskan kelebihan prinsip ini dibandingkan dengan cara merancang pembelajaran
seperti biasanya!
Merancang pembelajaran menggunakan prinsip Understanding by Design (UbD) memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan cara merancang pembelajaran secara konvensional.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa prinsip UbD dianjurkan:
1. Mengarahkan Pemahaman yang Mendalam:
- Prinsip UbD menempatkan pemahaman yang mendalam sebagai fokus utama dalam
pembelajaran. Dengan menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dan merumuskan asesmen
yang sesuai, guru dapat memastikan bahwa siswa benar-benar memahami konsep-konsep
yang diajarkan.
- Sumber 1: Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by design. Alexandria, VA:
Association for Supervision and Curriculum Development.
2. Mendorong Pengajaran yang Terarah dan Relevan:
- Dengan memulai proses perencanaan dari tujuan pembelajaran dan asesmen, guru dapat
merancang kegiatan pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan tersebut. Hal ini
mengarah pada pengajaran yang terarah dan relevan bagi siswa.
- Sumber 2: McTighe, J., & Wiggins, G. (2012). Understanding by design framework.
Ascd.
3. Memberikan Fokus pada Proses Pembelajaran:
- Prinsip UbD menekankan pentingnya proses pembelajaran daripada sekadar fokus pada
materi atau konten saja. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar apa yang harus mereka
ketahui, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan transfer
pengetahuan.
- Sumber 3: UbD Educators. (2020). What is Understanding by Design (UbD)?. Diakses
dari: https://www.ubdexchange.org/what-is-ubd
Dengan menggunakan prinsip UbD, guru dapat menghasilkan pengalaman pembelajaran
yang lebih bermakna dan mendalam bagi siswa, memastikan bahwa mereka tidak hanya
menguasai fakta, tetapi juga memahami konsep-konsep yang mendasarinya. Prinsip ini
membantu membangun fondasi yang kokoh untuk pembelajaran yang berkelanjutan dan
relevan bagi siswa.

4. Jelaskan perbedaan asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen sumatif serta
berikan masing-masing 1 contoh!
Perbedaan antara asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen sumatif terletak pada waktu
pelaksanaannya, tujuan, dan penggunaannya dalam proses pembelajaran. Berikut penjelasan
singkat dan contoh untuk setiap jenis asesmen:
1. Asesmen Awal:
- Asesmen awal dilakukan di awal pembelajaran untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman awal siswa tentang materi pelajaran yang akan dipelajari.
- Tujuannya adalah untuk membantu guru memahami tingkat pengetahuan dan kemampuan
siswa sebelum memulai pembelajaran.
- Contoh: Pre-tes di awal semester untuk mengevaluasi pemahaman siswa tentang topik
tertentu sebelum memulai unit pembelajaran baru.
2. Asesmen Formatif:
- Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik
kepada siswa tentang kemajuan mereka dan membantu guru dalam menyesuaikan instruksi.
- Tujuannya adalah untuk membantu siswa memperbaiki pemahaman mereka dan
meningkatkan kinerja mereka selama pembelajaran.
- Contoh: Tanya jawab interaktif di kelas, diskusi kelompok kecil, penugasan jangka
pendek, atau ujian kecil yang dilakukan secara berkala selama sebuah unit pembelajaran.
3. Asesmen Sumatif:
- Asesmen sumatif dilakukan di akhir suatu periode pembelajaran (seperti akhir unit,
semester, atau tahun ajaran) untuk mengevaluasi pencapaian siswa secara keseluruhan.
- Tujuannya adalah untuk menilai sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
- Contoh: Ujian akhir semester, proyek akhir, presentasi, atau portofolio siswa yang
menunjukkan pembelajaran sepanjang periode tertentu.
Sumber:
1. Popham, W. J. (2009). Assessment for learning 10th edition. Pearson.
2. Brookhart, S. M. (2013). How to create and use rubrics for formative assessment and
grading. ASCD.
3. McMillan, J. H. (2008). Classroom assessment: Principles and practice for effective
standards-based instruction. Pearson.

5. Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik. Jelaskan


maksud dari pernyataan tersebut!
Pernyataan "Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik" mengacu
pada fungsi asesmen sebagai alat untuk melacak, memahami, dan memantau kemajuan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berikut penjelasan lebih lanjut beserta sumbernya:
1. Melacak Kemajuan Siswa:
- Asesmen digunakan untuk melacak kemajuan siswa dari waktu ke waktu. Dengan
melakukan asesmen secara teratur, guru dapat mengidentifikasi area-area di mana siswa
mengalami kesulitan dan di mana mereka sudah mencapai pencapaian yang diharapkan.
- Sumber: Stiggins, R. J. (2002). Assessment crisis: The absence of assessment for learning.
Phi Delta Kappan, 83(10), 758-765.
2. Memahami Kebutuhan Siswa:
- Melalui asesmen, guru dapat memahami kebutuhan individual siswa dan memberikan
bantuan atau dukungan yang sesuai. Dengan memantau perkembangan siswa, guru dapat
menyesuaikan instruksi dan strategi pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman dan
prestasi siswa.
- Sumber: Chappuis, S., & Stiggins, R. (2002). Classroom assessment for learning.
Educational Measurement: Issues and Practice, 21(2), 28-37.
3. Memberikan Umpan Balik yang Berarti:
- Asesmen memberikan kesempatan untuk memberikan umpan balik kepada siswa tentang
kemajuan mereka. Umpan balik yang jelas dan konstruktif membantu siswa memahami
kekuatan dan kelemahan mereka serta memberikan arahan untuk perbaikan lebih lanjut.
- Sumber: Black, P., & Wiliam, D. (1998). Assessment and classroom learning. Assessment
in Education: Principles, Policy & Practice, 5(1), 7-74.
Dengan memonitor perkembangan peserta didik melalui asesmen, pendidik dapat mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk membantu siswa mencapai potensi mereka yang
penuh dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai