Anda di halaman 1dari 9

Page 1

METODE PEMERIKSAAN (QUALITY CONTROL) KABEL DI PT. LEN


RAILWAY SYSTEMS

Mochamad Januar Al Fadjri

Program Studi S1 Teknik Industri, Universitas Widyatama


Jl. Cikutra No.204A, Sukapada, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat
40125

Email : januaraf72@gmail.com; mochamad.januar@widyatama.ac.id

Abstrak
PT. Kabelindo Murni Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kabel
listrik, telepon kabel dan peralatan kabel, dengan merek "Kabelindo" untuk semua kawat dan kabel
yang diproduksi oleh perusahaan. PT. Len Railway Systems (LRS) yang merupakan anak
perusahaan dari PT. Len Industri (Persero), merupakan salah satu konsumen dari Kabelindo untuk
kebutuhan persinyalan dan telekomunikasi kereta api. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
metode pemeriksaan kabel dari pengiriman pabrik hingga tergelar dan terpasang pada perangkat
sesuai kebutuhan di site project yang dilakukan oleh PT. LRS selaku konsumen guna memastikan
keadaan kabel dalam kondisi baik, berdasarkan fisik maupun fungsi. Penelitian dilakukan pada
kabel jenis fiber optic dan kabel tembaga. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan
wawancara. Metode pemeriksaan yang dilakukan oleh PT. LRS ada beberapa tahap, diantaranya
MOS (Material On Site) yaitu pengecekan kabel dilakukan di gudang site project setelah kabel
tiba dikirim dari pabrik. Tahap selanjutnya yaitu pengecekan dilakukan oleh tim quality control
LRS di site project, sebelum atau sesudah kabel digelarkan dan dipasang pada perangkat. Kegiatan
- kegiatan pemeriksaan kabel yang telah disebutkan merupakan sebuah prosedur yang biasa
dijalankan di perusahaan agar material khususnya kabel yang digunakan dalam pekerjaan
memenuhi standar yang berlaku dan kualitas yang bermutu.
Kata kunci : Pemeriksaan kabel; Quality control; PT. Len Railway Systems; Kabel fiber optic;
Kabel tembaga

M. JANUAR | WIDYATAMA UNIVERSITY


Page 2

PENDAHULUAN
Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufacture saat ini memunculkan persaingan
bisnis yang ketat. Kemajuan dan perkembangan dari masing-masing perusahaan manufacture
sangatlah pesat tidak diragukan lagi. Salah satu industri manufacture yang selalu berkembang dari
zaman ke zaman dan dalam persaingan bisnis selalu ramai, ialah industri kabel. Industri kabel ialah
salah satu industri yang sangat penting dalam menunjang kemajuan teknologi suatu negara.
Penggunaan kabel merupakan salah satu indikator dalam pertumbuhan teknologi suatu negara.
Tinggi rendahnya penggunaan suatu kabel menunjukkan tinggi rendahnya pertumbuhan teknologi
di suatu negara. Kabel merupakan komponen utama dalam perkembangan teknologi seperti contoh
perkembangan persinyalan dan telekomunikasi.

Persinyalan dan telekomunikasi sangatlah luas digunakan di beberapa sektor. Sektor


pelayanan publik di bidang transportasi salah satunya. Pelayanan transportasi seperti kereta api
membutuhkan persinyalan dan telekomunikasi yang baik untuk menunjang keberlangsungan
kereta api, yang dimana sehari-harinya digunakan dan dibutuhkan oleh manusia. Persinyalan dan
telekomunikasi yang baik pada perkereta apian ditunjang dengan cableing yang tergelar rapi,
terkoneksi dengan sempurna, dan bermutu secara kualitas. Kualitas yang bermutu akan dikatakan
bermutu dengan melalui pemeriksaan yang seksama dan sesuai prosedur oleh tenaga ahli quality
control.

Akrifitas quality control dilakukan oleh tenaga ahli dari PT. Len Railway Systems (LRS)
selaku kontraktor dengan spesialisasi railway systems project. Bukan hanya dari internal quality
control LRS saja dalam melakukan pemeriksaan kabel, melainkan ada pendampingan dari tim
konsultan proyek, perwakilan owner project dari Direktorat Jenderal Kereta Api, dan perwakilan
PT. KAI selaku user dalam perkereta apian di Indonesia. Aktifitas quality control dilakukan
dengan sangat teliti dan seksama agar kabel yang nantinya digunakan sesuai dengan spesifikasi
yang ditetapkan.

Manfaat yang didapat dari prosedur pemeriksaan pada kabel yang digunakan untuk
kebutuhan persinyalan dan telekomunikasi adalah, memastikan khususnya kabel yang
dihubungkan pada tiang sinyal berfungsi menyala dengan baik, yang nantinya tiang sinyal tersebut
memberikan informasi kepada masinis yang mengemudikan kereta api untuk berangkat dari
stasiun, berhenti di stasiun, berjalan langsung melewati stasiun, dan bahkan memberitahukan batas

M. JANUAR | WIDYATAMA UNIVERSITY


Page 3

kecepatan yang harus masinis jalankan. Betapa pentingnya manfaat dari pemeriksaan kabel
tersebut untuk kebutuhan masinis dalam bekerja, untuk keselamatan penumpang kereta api, dan
kepentingan orang banyak untuk kedepannya.

KAJIAN PUSTAKA
PENGERTIAN QUALITY CONTROL
Feightboum. “Quality Control adalah suatu sistem yang efektif untuk mengintegrasikan
kegiatan - kegiatan pemeliharaan dan pengembangan mutu dalam suatu organisasi sehingga dapat
diperoleh produksi dan service dalam tingkat yang paling ekonomis dan memuaskan konsumen.”

Ishikawa, Kaoru. “Quality Control adalah suatu kegiatan meneliti, mengembangkan,


merancang dan memenuhi kepuasan konsumen, memberi pelayanan yang baik dimana
pelaksanaanya melibatkan seluruh kegiatan dalam perusahaan mulai pimpinan teratas sampai
karyawan pelaksana.”

Nobuyuki, Ishita. “Quality Control adalah aktivitas memelihara dan memperbaiki produk
dan service yang ditawarkan kepada perusahaan, Quality Control bukan hanya menjadi tanggung
jawab bagian Quality Control saja, tetapi seluruh karyawan atau pihak menjadi satu kesatuan
memecahkan masalah.”

Dari penjelasan para ahli diatas, Quality Control merupakan sebuah gagasan mengenai
tindakan efektif dalam pengembangan dan pemeliharaan suatu mutu produk yang bertujuan untuk
kepuasaan pelanggan.

TUJUAN AKTIVITAS QUALITY CONTROL


Tujuan aktivitas Quality Control khususnya dalam sebuah industri adalah menjadikan
suatu zat, barang, atau materi sebagai tumpuan kualitas dari seluruh faktor yang terlibat dalam
kegiatan produksi. Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu :

1. Aspek-aspek seperti pengontrolan, pengelolaan pekerjaan, proses - proses yang


terperinci dan telah terkelola dengan baik, aspek kriteria kinerja, dan identifikasi
catatan.

M. JANUAR | WIDYATAMA UNIVERSITY


Page 4

2. Kemampuan seperti ilmu pengetahuan, keterampilan dalam pengontrolan, pengalaman


pengontrolan, dan kualifikasi pengontrolan.

3. Soft aspect seperti kepegawaian, membangun kepercayaan, budaya pengelolaan


organisasi, motivasi tinggi, semangat tim solid, dan hubungan yang berkualitas.

Pengontrolan mencakup pada inspeksi produk, di mana setiap produk diperiksa


berdasarkan penglihatan mata (visual). Biasanya pengontrolan tersebut menggunakan suatu alat
tergantung kepada kebutuhan produk yang di inspeksi. Petugas yang berwenang untuk memeriksa
produk (inspectore) akan diberikan daftar pengecekan (checklist) kekurangan produk NG (NOT
GOOD) yang tidak dapat diterima, contohnya seperti kerusakan fisik produk atau kekurangan
dimensi permukaan produk. Kualitas dari output produk akan berpotensi mengalami NG (NOT
GOOD) jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidak terpenuhi. Ketika sebuah produk mengalami
kekurangan entah itu kekurangan yang besar atau kecil, hal itu menjadi indikator fungsi Quality
Control pada perusahaan tersebut belum diterapkan dengan baik dan benar, perlu adanya
pendalaman terhadap issue tersebut.

PT. LEN RAILWAY SYSTEMS (LRS)

PT. Len Railway Systems (LRS) merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Len
Industri (Persero) yang bergerak di bidang industri elektronika infrastruktur dan elektronika
profesional. PT. LRS sendiri merupakan perusahaan dengan spesialisasi railway systems project
yang artinya, sektor pembangunannya mencakup pada elektronika infrastuktur di sistem KA
(Kereta Api) khususnya persinyalan dan telekomunikasi.

Sebelum LRS terbentuk, pada tahun 1983 PT. Len Industri (Persero) menjadi yang pertama
bergabung dan menjalankan bisnis dalam sektor industri railway systems. Selanjutnya di tahun
1996, bisnis railway sytems diambil alih oleh Control Systems Division of Len hingga tahun 2001.
Pada tahun 2002, bisnis railway sytems berpindah kepengurusan pada Transportation Business
Unit. Akhirnya pada 2012 bisnis railway systems jatuh kepada PT. Len Railway Systems (LRS)
sebagai anak perusahaan PT. Len Industri (Persero) hingga sekarang.

M. JANUAR | WIDYATAMA UNIVERSITY


Page 5

PT. Len Railway Systems berdiri sejak 1 April 2012, untuk berkontribusi dalam kebutuhan
sektor perkereta apian di Indonesia. Perusahaan ini berada di Bandung tepatnya di Jl. Soekarno
Hatta Gedung Giri Suseno (T) No.442, Pasirluyu, Kec. Regol, Kota Bandung, Jawa Barat 40254.
Dengan pengalaman panjang yang dimiliki PT. LRS di sektor railway systems, menjadikan
perusahaan sebagai market leader dalam urusan elektrikal sektor perkereta apian di Indonesia
mencakup produk, perencanaan dan perawatan.

Sebagai perusahaan yang profesional dalam bidangnya, tentu saja PT. LRS memiliki tujuan
untuk dapat menyelesaikan setiap proyek yang ada dengan maksimal, tepat waktu, dan yang paling
utama memenuhi standar kualitas mutu yang diminta. Dengan terpenuhinya standar dan mutu yang
diinginkan, maka menjadikan PT. LRS dan sistem perkereta apian di Indonesia berkembang secara
teknologi dan dengan berkembangnya teknologi tersebut, ekonomi di Indonesia pun ikut
meningkat secara tidak langsung. Maka dari itu, faktor kualitas dan mutu sangat berperan penting
dalam aspek perkembangan infrastruktur teknologi negara Indonesia.

PEMBAHASAN

SPESIFIKASI PEMERIKSAAN KABEL FIBER OPTIC (FO)

Kabel yang digunakan untuk sistem telekomunikasi kereta api di PT. Len Railway Systems
(LRS) berdasarkan jenisnya menggunakan jenis kabel fiber optic. Kabel fiber optic digunakan
untuk kebutuhan perangkat telekomunikasi diantaranya perangkat gentanik, sentranik, rack
control telecommunication, dan perangkat komunikasi telepon yang di pasang pada equipment
room, Ruang PPKA, dan JPL. Kabel fiber optic berarti jenis kabel yang terbuat dari serat kaca atau
plastik halus yang dapat mentransmisikan sinyal cahaya dari satu perangkat ke perangkat lainnya.
Diameter kabel fiber optic pada umumnya berukuran sekitar 120 mm. Kabel fiber optic terdapat
beberapa tipe, umumnya kabel yang digunakan oleh PT. LRS adalah kabel dengan tipe 24 core
dan kabel dengan tipe 48 core. Kabel 24 core berarti terdapat 24 fiber dalam sepanjang kabel yang
dimana fiber tersebut terbagi dalam 4 tabung. Tabung berwarna biru, orange, hijau, dan coklat.
Dalam satu tabung berwarna tersebut menyimpan 6 core fiber. Apabila kabel 48 core, berarti
terdapat 48 fiber dalam sepanjang kabel yang dimana fiber tersebut terbagi dalam 4 tabung.

M. JANUAR | WIDYATAMA UNIVERSITY


Page 6

Tabung berwarna biru, orange, hijau, coklat, abu - abu, putih, merah, hitam, kuning, ungu, merah
muda, dan toska. Dalam satu tabung berwarna tersebut menyimpan 12 core fiber.

SPESIFIKASI PEMERIKSAAN KABEL TEMBAGA (METALLIC CABLE)

Kabel yang digunakan untuk sistem persinyalan dan juga sistem instalasi kelistrikan di PT.
Len Railway Systems (LRS) berdasarkan jenisnya menggunakan jenis kabel tembaga (metallic
cable). Kabel tembaga digunakan untuk kebutuhan perangkat persinyalan kereta api seperti
axlecounter, wesel, dan tiang sinyal. Sedangkan untuk kebutuhan perangkat kelistrikan digunakan
di equipment room, diantaranya genset, utility panel, perangkat rack control interlocking, rack
control ACR, MPR, BCR, dan CPR. Kabel tembaga berarti jenis kabel dengan konduktor tembaga
dan biasanya digunakan dalam instalasi tenaga listrik dan alat-alat kontrol. Terdapat dua jenis
kabel tembaga berdasarkan bahan penghantar, fungsi kabel dan rangkaian isolasinya. Ciri- ciri
kabel tembaga berdasarkan bahan penghantarnya yaitu, bentuknya padat, serat pada kabelnya
banyak, dan bahan dari alumunium murni dan campuran. Ciri - ciri kabel tembaga berdasarkan
fungsi dan rangkaian isolasinya yaitu, untuk keperluan instalasi listrik, instalasi perangkat
elektronika, panel power dan distribusi menggunakan isolasi PVC dan XLPE. Kabel tembaga
terdapat beberapa tipe, umumnya kabel yang digunakan oleh PT. LRS adalah kabel dengan tipe 4
core, 8 core, 16 core dan kabel multipair yang artinya kabel dengan kumpulan dari beberapa
pasang (pair).

TAHAPAN PEMERIKSAAN KABEL FIBER OPTIC DAN METALLIC

Kabel yang sudah di produksi oleh pabrik, baik kabel fiber optic maupun kabel tembaga
dikirim langsung ke gudang proyek sesuai dengan pesanan kebutuhan proyek. Setelah tiba di
gudang proyek, kabel – kabel tersebut diagendakan oleh PT. LRS yang melibatkan tim quality
control project, konsultan proyek, perwakilan owner project dari Direktorat Jenderal Kereta Api
(DJKA), untuk dilakukan pemeriksaan bersama dalam kegiatan yang dinamai MOS (Material On
Site). Dalam kegiatan MOS ini, aspek pemeriksaan yang pertama dilakukan pada kabel – kabel
yang sudah dikirim sebelum dilakukan pemeriksaan secara visual maupun aspek, adalah
pemeriksaan terkait sertifikasi tertulis yang menunjukkan kualitas kabel kepada pabrik terkait yang
memproduksi kabel tersebut.

M. JANUAR | WIDYATAMA UNIVERSITY


Page 7

Setelah dipastikan bersertifikasi, kabel - kabel dilakukan pemeriksaan secara visual pada
fisik kabel. Fisik kabel mencakup pada bentangan kabel yang dipastikan tidak adanya kabel yang
menekuk dan tidak adanya kabel yang mengalami kerusakan, cacat, atau terkelupas pada bagian
cover nya. Setelah dari fisik kabel, pemeriksaan dilakukan juga pada kesesuaian kuantiti haspel
(gulungan kabel) pesanan yang proyek butuhkan. Lalu, kesesuaian panjang kabel dan kesesuaian
tipe kabel dari haspel yang sudah dipesan tersebut. Pemeriksaan secara visual dan aspek dilakukan
dengan acuan checklist yang dilaksanakan oleh tim quality control project. Tahap selanjutnya
setelah lulus QC dari kegiatan MOS adalah, kabel fiber optic dan tembaga di gelarkan pada galian
kabel yang sudah tersedia untuk menghubungkan perangkat - perangkat persinyalan maupun
telekomunikasi pada masing - masing rack control pada equipment room.

Untuk kabel fiber optic, dapat dilakukan pemeriksaan pada kabel oleh tim QC setelah kabel
dilakukan jointing oleh tim jointer telecommunication. Apabila kabel telah dilakukan jointing,
aktivitas pemeriksaan (testing) kualitas kabel dan sambungan dapat dilakukan dengan
menggunakan alat khusus yaitu Optical time domain reflectometer (OTDR). Caranya cukup
mudah dilakukan dan dipahami, dengan melakukan connecting OTDR (Optical time domain
reflectometer) pada kabel FO yang telah dilakukan jointing, kedalam ODF (Optical Distribution
Frame) melalui kabel penghubung FO (patchcore). Connector pada patchcore ada beberapa jenis
yang umum digunakan di PT. LRS diantaranya, SC (Square Connector), LC (Long Connector),
dan FC (Fast Connector). Setelah semua persiapan connecting OTDR pada kabel FO selesai, alat
ukur siap digunakan. Cara penggunaannya cukup mudah, setelah OTDR (Optical time domain
reflectometer) dinyalakan, langkah selanjutnya tekan tombol Avarage Time untuk menembakkan
sinar laser pada kabel FO yang sedang diperiksa. Tunggu beberapa detik, hingga hasil pengukuran
muncul dalam display sehingga dapat diketahui kualitas kabel dan sambungan kabel FO yang telah
dilakukan pengetesan.

Untuk kabel tembaga, metode pengetesannya berbeda dengan kabel fiber optic. Kabel
tembaga yang sudah siap dilakukan pengetesan, di test menggunakan alat multimeter. Ada
beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pengetesennya. Pertama – tama kupas kabel
tembaga sampai semua lapisan terbuka. Nyalakan multimeter lalu putar selector switch pada
indikator belltest, lalu tempelkan jarum penunjuk atau pointer pada kedua sisi kabel. Setelah itu,

M. JANUAR | WIDYATAMA UNIVERSITY


Page 8

ketika ada reaksi dari multimeter berupa bunyi “bip”, hal tersebut menunjukkan bahwa kabel
terhubung dari kedua sisi dan dipastikan keseluruhan kabel tersebut dalam kondisi bagus dan siap
digunakan.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan yang telah disampaikan melalui metode
observasi dan wawancara yang merupakan metode efektif dalam mencakup penyeluruhan
pembahasan serta pemecahan masalah yang dimana bersumber langsung dari ahli dalam
bidangnya. Dapat disimpulkan bahwa, terdapat banyak manfaat penting terkait pemeriksaan pada
kabel di PT. LRS yang akan digunakan untuk perangkat persinyalan dan telekomunikasi kereta
api. Diantaranya kualitas kabel yang digunakan terjamin bagus, tidak adanya potensi trouble pada
perangkat yang sudah saling terhubung, memenuhi standar ketentuan perusahaan dan ketentuan
perkereta apian yang berlaku di Indonesia. Selain itu, citra perusahaan akan semakin dikenal
berkualitas dan bermutu dalam sektor proyek sistem perkereta apian guna mengembangkan
infrastruktur teknologi transportasi kereta api.

M. JANUAR | WIDYATAMA UNIVERSITY


Page 9

DAFTAR RUJUKAN

References
.id, S. P. (2020, May 29). Pengertian Quality Control Menurut Para Ahli. Retrieved from
sumberpengertian.id: https://www.sumberpengertian.id/pengertian-quality-control-
menurut-para-ahli
Jazuli, S. (2021, May 4). Urutan Warna Kabel Fiber Optik 24 core. Retrieved from
tutorfiber.com: https://www.tutorfiber.com/2021/05/urutan-warna-kabel-fiber-optik-24-
core.html
Kho, D. (2020, November 28). Pengertian Fiber Optik (Optical Fiber) dan Jenis-jenisnya.
Retrieved from teknikelektronika.com: https://teknikelektronika.com/pengertian-fiber-
optik-optical-fiber-jenis-jenis-fiber-optik/
Multimedia, B. P. (2007, April 15). DEFINISI KABEL TEMBAGA. Retrieved from m-
edukasi.kemdigbud.go.id: https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-
files/kontenonline/online2008/teknikkabling2/definisikabel.html
Pratama, K. R. (2022, February 8). Apa Itu Fiber Optik dan Jenis-jenisnya? Retrieved from
kompas.com: https://tekno.kompas.com/read/2022/02/08/13450037/apa-itu-fiber-optik-
dan-jenis-jenisnya-
Sertifikasi, M. M. (2021, April 14). Fungsi Quality Control Pada Industry Manufaktur.
Retrieved from https://mutiaramutusertifikasi.com/:
https://mutiaramutusertifikasi.com/fungsi-quality-control-pada-industry-manufaktur/

(.id, 2020)
(Jazuli, 2021)
(Kho, 2020)
(Multimedia, 2007)
(Pratama, 2022)
(Sertifikasi, 2021)

M. JANUAR | WIDYATAMA UNIVERSITY

Anda mungkin juga menyukai