Anda di halaman 1dari 9

i.

Proposal

Kadar keilmuan tulisan siswa/I SMAN 1 Taebenu pada Mading sekolah

ii. Kata pengantar


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Taebenu, 22 Februari 2024

Penyusun

Atanasia Nifu

iii. Ucapan Terimakasih


Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Diploma Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan pada Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, cukup sulit bagi saya
untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Oleh sebab itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1). Bapak Marten Elo sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
2). Bapak Mama dan keluarga yang telah mendukung saya .
3). Teman-teman kelas 11 bahasa yang telah mendukung saya dalam penulisan karya ilmiah ini.

Vi. DAFTAR ISI


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa yang digunakan dalam tulisan ilmiah memiliki karakteristik dan ragam ilmiah. Oleh karena itu,
tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa tersendiri, yaitu ragam tulis ilmiah. Bahasa tulis ilmiah
merupakan suatu laras register dari ragam bahasa resmi baku yang harus disusun secara jelas, teratur,
dan tepat makna. Ragam bahasa ilmiah yang digunakan dalam tulisan ilmiah – dalam hal ini mading
ilmiah – harus memiliki ketentuan tertentu agar mampu mengomunikasikan pikiran, gagasan, dan
pengertian secara lengkap, ringkas, dan tepat makna. Salah satu ciri ragam bahasa tulis ilmiah adalah
lebih mengutamakan penggunaan kalimat pasif daripada aktif. Pengutamaan bentuk kalimat pasif dalam
tulisan ilmiah karena tulisan ilmiah lebih cenderung bersifat impersonal, pengungkapan suatu peristiwa
lebih ditonjolkan daripada pelakunya. Oleh karena itu, bentuk penulisan konstruksi kalimat pasif dalam
tulisan ilmiah sering dilakukan penulisnya.Kelas XI SMAMASMKMAK 238 Secara umum, suatu tulisan
ilmiah dapat diartikan sebagai suatu hasil karya yang dipandang memiliki kadar keilmiahan tertentu
serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah pula. Karya ilmiah dapat
dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk tulisan ilmiah. Dengan demikian, tulisan ilmiah adalah
semua bentuk tulisan yang memiliki kadar ilmiah tertentu sesuai dengan bidang keilmuannya. Berbeda
dengan karya sastra atau karya seni, karya ilmiah mempunyai bentuk serta sifat yang formal karena
isinya harus mengikuti persyaratan- persyaratan tertentu sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Tujuan
penulisan karya ilmiah adalah menyampaikan seperangkat informasi, data, keterangan, dan pikiran
secara tegas, ringkas, dan jelas. Kendatipun demikian, melalui kreativitas dan daya nalar penulisnya,
karya ilmiah dapat disusun sedemikian rupa agar menarik perhatian pembaca tanpa melupakan nilai-
nilai ilmiahnya. Suatu tulisan ilmiah pada hakikatnya merupakan hasil proses berpikir ilmiah. Pola
berpikir ilmiah yang digunakan dalam mengungkapkan suatu tulisan ilmiah adalah pola berpikir relektif,
yaitu suatu proses berpikir yang dilakukan dengan mengadakan releksi secara logis dan sistematis di
antara kebenaran ilmiah dan kenyataan empirik dalam mencari jawaban terhadap suatu masalah. Cara
berpikir induktif dan deduktif secara bersama-sama mendasari proses berpikir relektif. Pola berpikir
ilmiah sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang dapat dijamin kebenarannya secara ilmiah. Ada tiga
aspek yang diperlukan dalam menjuruskan ke dalam berpikir ilmiah tersebut. Pertama, perlu penjelasan
ilmiah – dalam menghasilkan karya tulis ilmiah diperlukan adanya kemampuan untuk menjelaskan
pikiran sedemikian rupa sehingga dapat dipahami secara objektif. Penjelasan ilmiah dilakukan dengan
menggunakan bahasa teknis ilmiah baik secara verbal maupun nonverbal. Kedua, pengertian
operasional – dalam kegiatan ilmiah setiap pengertian yang terkandung di dalamnya hendaknya bersifat
operasional agar terjadi kesamaan persepsi, visi, dan penafsiran. Untuk itu, perlu dibuat rumusan yang
jelas dan objektif. Jika diperlukan, beberapa pengertian dapat dibuatkan rumusan pengertiannya secara
eksplisit. Membuat pengertian operasional dapat dilakukan dengan membuat deinisi atau sinonim dari
hal-hal yang akan dijelaskan. Di samping itu, pengertian operasional dapat disusun dengan membuat
deskripsi secara jelas baik segi kausal, dinamis, maupun ciri-ciri yang dapat diidentiikasi. Ketiga, berpikir
kuantitatif artinya untuk lebih menjamin objektivitas penyampaian pikiran atau keterangan. Hal ini
berarti perlunya data kuantitatif sebagai pendukung terhadap segala pikiran yang akan dikemukakan.
239 Buku Guru Bahasa Indonesia Tulisan ilmiah dikemukakan berdasarkan pemikiran, simpulan, serta
pendapatpendirian penulis yang dirumuskan setelah mengumpulkan dan mengolah berbagai informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, baik teroretik maupun empirik. Tulisan ilmiah senantiasa
bertolak dari kebenaran ilmiah dalam bidang ilmu pengetahun, teknologi, dan seni yang berkaitan
dengan permasalahan yang disajikan. Titik tolak ini merupakan sumber kerangka berpikir paradigma
dalam mengumpulkan informasi- informasi secara empirik. Sehubungan dengan hal itu, untuk
mengetahui kadar keilmuan tulisan siswa maka perlu dilakukan kajian terhadap karya ilmiah yang dibuat
siswa SMA Negeri 3 Tasikmlaya. Untuk itu, kajian atau penelitian dengan judul “Kadar Keilmuan Tulisan
Siswa SMAN 3 Tasikmalaya pada Majalah Dinding Mading Sekolah” penting untuk dilakukan. Rencana
kegiatan ini dituangkan dalam proposal penelitian ini

B.Perumusan masalah

Penelitian terhadap tulisan ilmiah para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang dipublikasikan pada majalah
dinding mading sekolah dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan komprehensif
tentang kadar keilmiahan tulisan yang berkaitan dengan aspek kebahasaan dalam pengungkapan
konsep-konsep keilmuan dan fakta ilmiah. Penilaian yang dilakukan terhadap tulisan ilmiah dalam
mading itu meliputi penilaian unsur kebahasaan dan unsur nonkebahasaan. Unsur kebahasaan terdiri
atas penggunaan kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, dan aspek mekanik yang terdapat dalam
tulisan, sedangkan unsur nonkebahasaan terdiri atas unsur isi dan organisasi tulisan. Penilaian terhadap
unsur kebahasaan dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan penggunaan unsur teknis ilmiah
kebahasaan yang terdapat dalam tulisanmading yang dipublikasikan. Adapun penilaian terhadap unsur
nonkebahasaan dimaksudkan untuk mengetahui kelengkapan informasi ilmiah dan pengembangan alur
berpikir yang disampaikan oleh penulis. Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dijadikan fokus
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. a. Bagaimanakah kadar keilmiahan isi tulisan para siswa
SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya? b. Bagaimanakah kadar keilmiahan tulisan para siswa
SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya? c. Bagaimanakah kadar keilmiahan kosakata dan istilah
yang diguna- kan dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam Mading sekolahnya? Kelas XI
SMAMASMKMAK 240 d. Bagaimanakah kadar keilmiahan pengembangan bahasa yang diguna- kan
dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya? e. Bagaimanakah kadar
keilmiahan aspek mekanik yang digunakan dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang disajikan
dalam mading sekolahnya?

C.Tujuan masalah

Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut. a. Untuk
mengetahui kadar keilmiahan isi tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya. b.
Untuk mengetahui kadar keilmiahan organisasi tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading
sekolahnya. c. Untuk mengetahui kadar keilmiahan kosakata dan istilah tulisan para siswa SMAN 3
Tasikmalaya dalam mading sekolahnya. d. Untuk mengetahui kadar keilmiahan pengembangan bahasa
yang diguna-kan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya. e. Untuk mengetahui kadar
keilmiahan aspek mekanik yang digunakan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya.

D.Manfaat masalah

1.Kontribusi penilitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam
menambah pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan tulisan yang berkadar ilmiah.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat secara praktis bagi guru dalam menulis mading
yang berkadar ilmiah dilihat dari aspek keilmiahan isi tulisan, organisasi, kosakata dan istilah,
pengembangan bahasa, dan mekanik yang terdapat dalam tulisan mading. Hasil pendeskripsian tulisan
berkadar ilmiah ini nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman atau panduan bagi guru dalam
memberikan pembelajaran menulis yang berkadar ilmiah.

2. Deinisi Operasional

Tulisan berkadar ilmiah adalah karangan tertulis yang menyajikan fakta umum dengan menggunakan
metode ilmiah dan menggunakan aspek bahasa tulis ilmiah yang disajikan secara singkat, ringkas, jelas,
dan sistematis. Tulisan berkadar ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tulisan para siswa
SMAN 3 Tasikmalaya yang dipublikasikan pada mading sekolahnya selama tiga tahun terakhir.

BAB ll Tinjauan pustaka

A. Tinjauan pustaka

Informasi penting: Pertama, kosakata dan istilah yang digunakan hendaknya memperhatikan
pemanfaatan potensi kata canggih, kata dan ungkapan yang dipilih tepat makna, dan penulis sendiri
perlu mengetahui pembentukan kata dan istilah. Kedua, pengembangan bahasa dalam tulisan berkadar
ilmiah. Ketiga, aspek mekanik yang digunakan dalam tulisan berkadar ilmiah.Maksud/tujuan: Kegiatan
penting yang dilakukan oleh guru di sekolah adalah kegiatan ilmiah melalui pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).Data tulisan siswa, teknik pengumpulan data, analisis data
yang dilakukan, dan hasil analisis.

BAB lll Metode

A. Metode penilitian

Metode penelitian adalah cara kerja untuk mengumpulkan data dan kemudian mengolah data
sehingga menghasilkan data yang dapat memecahkan permasalahan penelitian. Hal tersebut seperti
yang diungkapkan oleh Winarno Surakhmad (1985:131) yaitu: ”Metode penelitian merupakan cara
utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa,
dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik
memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan dan situasi penyelidikan”. Peran
metodologi penelitian sangat menentukan dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dalam
penelitian, dengan kata lain metodologi penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan
penelitian atau petunjuk bagaimana penelitian ini dilakukan. Metodologi mengandung makna yang
menyangkut prosedur dan cara melakukan pengujian data yang diperlukan untuk memecahkan atau
menjawab masalah penelitian.Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim (1989 : 64)
bahwa :Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang dimana peneliti berusaha memotret peristiwa
dan kejadian yang menjadi pusat perhatian untuk kemudian digambarkan sebagaimana
adanya.Mohamad Ali (1982:120) menjelaskan bahwa: “metode penelitian deskriptif digunakan untuk
memecahkan sekaligus menjawab permasalahan yang terjadi pada masa sekarang”. Dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis atau pengolahan data, membuat
kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan
secara objektif dalam suatu deskripsi. Sedangkan yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah
pendekatan yang digunakan dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel
penelitiansehingga diperoleh gambaran diatara variabel-variabel tersebut. Tujuan dari pendekatan
kuantitatif menurut Winarno Surakhmad (1998:139) adalah: ” untuk mengukur dimensi yang hendak
diteliti”.Penggunaan metode deskriptif kuantitatif ini diselaraskan dengan variabel penelitian yang
memusatkan pada masalah-masalah aktual dan fenomena yang sedang terjadi pada saat sekarang
dengan bentuk hasil penelitian berupa angka-angka memiliki makna. Sebagaimana dikemukakan oleh
Nana Sudjana (1997:53) bahwa: ”Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif
digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian
yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna”.Adapun tujuan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif ini adalah untuk menjelaskan suatu situasi yang hendak diteliti
dengan dukungan studi kepustakaan sehingga

lebih memperkuat analisa peneliti dalam membuat suatu kesimpulan. Dimana hasil penelitian diperoleh
dari hasil perhitungan indikator-indikator variabel penelitian kemudian dipaparkan secara tertulis oleh
penulis.

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan masalah
yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang berlangsung, bertujuan untuk mendeskripsikan apa-
apa yang terjadi sebagaimana mestinya pada saat penelitian dilakukan.Penelitian ini merupakan
penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala atau fenomena yang terjadi di Lingkungan Kantor Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Sudjana (2001: 64) mendefinisikan penelitian deskriptif adalah
“Penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
sekarang”.Ciri-ciri dari metode deskriptif seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2003:61)
yaitu :

a) Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa b) Data yang
dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
b) dianalisa, oleh karena itu metode ini sering disebut metode analisa.
Berdasarkan pendapat diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan kondisi yang
berkaitan dengan pelaksanaan sistem kearsipan dan efektifitas pembuatankeputusan sebagaimana
adanya atau dapat mendeskripsikan fenomena seobyektif mungkin.

Adapun yang menjadi landasan peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu:


1) Penelitian ini mengungkapkan masalah-masalah aktual yang teradi pada masa sekarang.
2) Dengan metode ini dapat memberikan gambaran tentang hubungan pelaksanaan sistem kearsipan
dengan efektifitas pengambilan keputusan pimpinan. Memudahkan peneliti dalam pengolahan data
karena data yang terkumpul bersifat homogen atau sama.
3) Metode ini selain dapat mengumpulkan data, menyusun data, menginterpretasikan data serta
datanya dapat disimpulkan.
B.Data dan sumber data
Dalam pengumpulan sumber data, peneliti melakukan pengumpulan sumber data dalam wujud data
primer dan data sekunder.
1.) Data primer
Data Primer ialah jenis dan sumber data penelitian yang di peroleh secara langsung dari sumber
pertama (tidak melalui perantara),baik individu maupun kelompok. Jadi data yang di dapatkan secara
langsung.Data primer secara khusus di lakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penulis
mengumpulkan data primer dengan metode survey dan juga metode observasi. Metode survey ialah
metode yang pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis.Penulis
melakukan wawancara kepada pemilik usaha woodshouse untuk mendapatkan data atau informasi yang
di butuhkan. Kemudian penulis juga melakukan pengumpulan data dengan metode observasi. Metode
observasi ialah metode pengumpulan data primer dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas
dan kejadian tertentu yang terjadi. Jadi penulis datang ke tempat usaha woodshouse untuk mengamati
aktivitas yang terjadi pada usaha tersebut untuk mendapatkan data atau informasi yang sesuai dengan
apa yang di lihat dan sesuai dengan kenyataannya. Ko

1).Data sekunder

Data Sekunder merupakan sumber data suatu penelitian yang di peroleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (di peroleh atau dicatat oleh pihak lain). Data sekunder itu berupa
bukti,catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip atau data dokumenter. Penulis
mendapatkan data sekunder ini dengan cara melakukan permohonan ijin yang bertujuan untuk
meminjam bukti-bukti transaksi pada usaha woodshouse dan buku yang di gunakan untuk pencatatan
transaksi setiap harinya.
BAB lV Pembahasan

A. Analisis teks literasi dan lumerasi di saat apel pagi

Halo Sobat SMA! Kalian pasti pernah menggunakan search engine Google untuk mencari informasi,
dan mungkin pernah melihat Google memprediksi kata-kata selanjutnya yang akan kalian ketik. Nah,
prediksi tersebut adalah salah satu contoh dari kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). AI
dikenal sebagai teknologi yang memiliki potensi besar untuk mengubah kehidupan manusia di masa
depan.Secara umum, AI merujuk pada program komputer yang dirancang untuk meniru kecerdasan
manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan, logika, dan karakteristik kecerdasan lainnya.
Ilmuwan Komputer Professor John McCarthy diketahui sebagai tokoh yang memperkenalkan konsep AI
pada tahun 1956.Saat ini, AI telah banyak digunakan di berbagai aplikasi seperti search engine, asisten
virtual seperti Siri, Google Assistant, dan Cortana. Selain itu, pengembangan AI telah mencapai tingkat
yang mengagumkan, salah satunya adalah penggunaannya dalam kendaraan otonom (self-drive) yang
memungkinkan kendaraan melaju dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia. Selain penggunaan
tersebut, AI juga memiliki potensi besar untuk memajukan bidang-bidang lain seperti bidang pendidikan,
kesehatan, ketahanan pangan, dan reformasi birokrasi.

Di dunia pendidikan penggunaan AI dapat membantu pelajar dalam mengontrol dan memantau
pembelajaran mereka sendiri, memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja dengan baik serta
mandiri di masa depan. Selain itu kecerdasan artifisial di masa depan akan mengarah ke precision
learning. Nantinya pembelajaran tidak hanya memperhitungkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa, namun juga memperhitungkan behaviour atau kebiasaan siswa sehari-hari.Di bidang kesehatan
inovasi teknologi kecerdasan artifisial digunakan untuk mempercepat waktu pelayanan, memperluas
jangkauan, dan penurunan biaya kesehatan. Selain itu AI di bidang kesehatan memungkinkan pasien
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus mengunjungi langsung pusat
kesehatan/dokter.Dalam bidang ketahanan pangan, kecerdasan buatan atau AI dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan. Salah satu penggunaannya adalah melalui citra satelit untuk mengidentifikasi
wilayah yang sudah terjangkau oleh listrik dan wilayah yang belum terjangkau. Selain itu, AI juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi jenis tanaman yang ditanam di suatu wilayah dan memprediksi hasil
panen dari masing-masing tanaman tersebut.Terakhir, di bidang reformasi birokrasi, pemanfaatan AI
salah satunya pengembangan ChatBot memungkinkan pelayanan komunikasi dua arah secara akurat
dengan masyarakat selama 24 jam. Hal ini dapat membantu meningkatkan efisiensi birokrasi serta
mempermudah akses masyarakat dalam mendapatkan informasi atau layanan publik.Bagaimana
menurut Sobat SMA? luar biasa sekali bukan potensi artificial intelligence (AI) ini? Sebagai pelajar,
tentunya kamu perlu mempelajari lebih lanjut tentang teknologi ini agar bisa memanfaatkannya dalam
kegiatan sehari-hari seperti belajar, bekerja, berkomunikasi, dan lain sebagainya. Jangan lewatkan
kesempatan untuk meraih manfaat dari kemajuan teknologi yang semakin pesat ini, ya!

B . Waktu dan Tempat


1). Waktu

Selasa, 20 Februari 2024

2).Tempat

Bertempat di SMA Negeri 1 Taebenu

C. Jadwal pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan kegiatan literasi dan numerasi di lakukan pada setiap hari Selasa . Literasi di
laksanakan tepat jam 07:00 - 07:30
D. Peserta/ panitia kegiatan
1). Peserta
Seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Taebenu bersama dengan para Bapak Ibu Guru.
2). panitia kegiatan
Para pengurus Osis bersama dengan Bapa Ibu Guru pengerak dan Guru literasi.

BAB V Penutup
A. SIMPULAN
Karya tulis ilmiah diartikan sebagai karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau
pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan mengunakan
bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan/atau bukti-bukti empirik (Dalman, 2013: 5).
Untuk membuat sebuah tulisan khususnya karya tulis ilmiah perlu memerhatikan kaidah
kebahasaan dalam menuangkan ide atau sebuah pemikiran ke dalam tulisan yang akan
mempermudah komunikasi.Kesalahan dalam penggunaan kaidah kebahasaan akan membuat
tulisanilmiah menjadi kurang baik, bahkan jika kesalahan itu mendomiasi akan membuat tulisan
menjadi tidak ilmiah. Seperti yang dikatakan oleh Dalman di atas bahwa karya tulis ilmiah itu
disusun secara sistematis. Dengan demikian, dalam menulis sebuah karya ilmiah harus
memenuhi sistematika yang ditentukan khususnya dalam aspek kebahasaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang kesalahan kaidah kebahasaan karya tulis ilmiah siswa,
penulis memberikan saran:
1. SiswaLebih banyak membaca untuk memperbanyak pembendaharaan kata, serta banyak
menulis untuk melatih pokok pikiran yang ditulis sehingga tidak lagi terjadi pembuatan karya
ilmiah hanya dalam satu paragraf.
2. GuruHarus lebih banyak lagi menyampaikan materi yang menyangkut kaidah kebahasan.
Karena kebanyakan siswa masih belum paham dari segi penggunaan ejaan, pembuatan kalimat
efektif, serta memadukan sebuah paragraf.
3. Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk meningkatkan mutu dan
kualitas sekolah terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
4. Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan penguasaan terhadap
kaidah kebahasaan sebuah karya tulis ilmiah, sehingga akan lebih mudah jika peneliti akan
melakukan penelitian lebih lanjut.
5. PembacaHasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam penulisan
sebuah karya ilmiah.

X. DAFTAR PUSTAKA

 Kolopaking LM. 2016. Migrasi gaya hidup internasional dan peminggiran masyarakat di
desa tujuan wisata: studi di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat. Sodality. 4(1):38-47. doi:10.22500/sodality.v4il.14405
 Syuaib MF. 2015. Anthropometric study of farm workers on Java Island, Indonesia, and
its implications for the design of farm tools and equipment. Appl Ergon. 51:222-235.
doi:10.1016/j.apergo. 2015.05.007

Anda mungkin juga menyukai