SEJARAH KERAJAAN
KALINGGA & MATARAM
Oleh : Kelompok 3
Kerajaan Kalingga mencapai masa kejayaannya Namun, kerajaan Kalingga juga mengalami
pada abad ke-7 M, terutama pada masa beberapa masalah dan tantangan, antara lain:
pemerintahan Ratu Shima. Kerajaan ini memiliki
wilayah yang luas, meliputi sebagian besar Jawa Persaingan dengan kerajaan-kerajaan lain di Jawa,
seperti Tarumanagara, Sunda, Galuh, dan Mataram.
Tengah dan sebagian Jawa Barat. Kerajaan ini juga
Pemberontakan dari beberapa kerajaan bawahan
memiliki hubungan yang baik dengan kerajaan-
yang tidak puas dengan kebijakan atau perlakuan
kerajaan lain di Nusantara, Tiongkok, India, dan
kerajaan Kalingga.
Asia Tenggara. Kerajaan ini juga memiliki
Perubahan agama dari Hindu-Buddha menjadi
kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan agama
Islam yang mulai masuk ke Jawa pada abad ke-8 M.
yang maju dan harmonis. Serangan dari kerajaan-kerajaan asing, seperti
Sriwijaya, Syailendra, dan Arab.
Akhirnya, kerajaan Kalingga runtuh pada akhir
abad ke-7 atau awal abad ke-8 M.
Sebagai bentuk balas budi atas bantuan penumpasan pemberontakan, Ki Ageng Pemanahan diberi hutan Mentaok
(sekarang Kotagede, Yogyakarta) oleh Sultan Hadiwijaya. Selanjutnya wilayah tersebut berdiri sebuah kadipaten dibawah
Kerajaan Pajang.
Pada tahun 1575, Sutawijaya berusaha melepaskan diri dari pengaruh Kerajaan Pajang yang kemudian menimbulkan konflik
diantara keduanya. Tak berselang lama, Sultan Hadiwijaya sakit dan akhirnya wafat. Usaha memerdekakan Mataram pun
semakin mudah karena Kerajaan Pajang mengalami konflik internal. Pada tahun 1586, Sutawijaya mendirikan Kerajaan
Mataram Islam dan mengangkat dirinya dengan gelar Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Kerajaan ini
mengalami masa kejayaan dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), sebelum akhirnya pecah menjadi dua pada
pertengahan abad ke 18.
Pada bidang pengembangan agama Islam, Sultan Agung menerapkan aturan sesuai
Sepeninggal Amangkurat II, campur tangan VOC mengakibatkan perang antara Paku
hukum Islam di Mataram Islam. Pengembangan penanggalan berupa kalender Jawa
Buwono I melawan Amangkurat III. Kemenangan Paku Buwono I membuat wilayah
pada tahun 1633 yang menggabungkan kombinasi Saka dan Hijriah menjadi bukti
Mataram Islam terpecah dan mulailah era dinasti Pakubuwono di Mataram. Atas
perkembangan pesat budaya Islam di masa kepemimpinan Sultan Agung. Pada bidang
kesenian, Sultan Agung mengembangkan berbagai jenis tarian, gamelan hingga wayang pengaruh Belanda, Mataram Islam terjadi konflik internal hingga puncaknya terjadi
yang berkembang pesat. Selain itu Serat Sastra Gending juga berkembang di luar Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 yang membagi Mataram menjadi dua bagian
Yogyakarta. yaitu Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Perpecahan ini mengakhiri
masa kejayaan Mataram Islam.