SNI
Standar Nasional Indonesia
TATA CARA
PENCUCIAN SUMUR
Hal.
1. Ruang Lingkup…………………………………………………………………. 1
2. Acuan…………………………………………………………………………… 1
3. Kegunaan Lain………………………………………………………………….. 1
4. Proses Penyumbatan ……………….………………………………………….. 1
5. Proses Pencucian Sumur……………………………………………………….. 1
6. Langkah Pengocokan Secara Mekanis…………………………………………. 2
7. Langkah Pengocokan dengan Menggunakan Udara…………………………… 4
8. Pembersihan dengan Pemompaan yang Berlebih……………………………… 5
9. Pembersihan Sumur dengan Cara Pencucian Balik……………………………. 6
10. Pencucian Sumur dengan Cara Penyemburan Kecepatan Tinggi……………… 6
1. Ruang Lingkup
Standar ini membahas tentang tata cara pekerjaan pencucian sumur, untuk menghilangkan
atau melepaskan material halus seperti lanau, pasir halus dan lumpur pemboran yang melekat
pada (dinding sumur, selimut kerikil dan saringan). Tujuannya adalah agar jalur-jalur dalam
lapisan pembawa air menjadi besar dan terbuka, sehingga air dapat secara bebas mengalir ke
dalam sumur.
2. Acuan
Pedoman Teknis Pencucian Sumur, Direktorat Bina Teknik, Ditjen Pengairan, Departemen
Pekerjaan Umum
3. Kegunaan Lain
Kegunaan lain dari pencucian sumur adalah sebagai berikut :
1) Pencucian sumur akan menstabilkan formasi lapisan pembawa air di sekitar saringan
sehingga tidak terbawa aliran air ke dalam sumur dan air terbebas dari pasir.
2) Meningkatkan porositas dan permeabilitas lapisan pembawa air.
3) Memperbaiki kerusakan dan penyumbatan pada lapisan pembawa air yang diakibatkan
oleh penggunaan lumpur pemboran, proses pemboran dan penggunaan peralatan.
4. Proses Penyumbatan
Metode pemboran apapun yang diterapkan dapat merusak formasi yang berada di sekitar
sumur dengan tingkat yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh proses pemadatan dan
penyumbatan. Pada saat memasukkan pipa lindung dan saringan dengan metode penumbukan
(yang menggunakan peralatan kabel) akan menggetarkan material lepas di sekitar pipa dan
saringan, yang dapat menyebabkan memadatnya material tersebut dan menurunkan porositas.
1) Pada metode bor-putar sirkulasi langsung yang konvensional, lumpur pemboran secara
efektif dapat menyumbat permukaan dinding lubang pemboran.
2) Pada metode bor-putar sirkulasi terbalik, air dipakai tanpa penambahan material lumpur
pemboran, partikel lempung yang halus dan lanau akan terambil oleh sirkulasi cairan dari
potongan-potongan formasi. Partikel halus ini akan masuk lagi ke dalam lubang bor saat
pemboran semakin dalam dan air akan masuk kedalam formasi yang permeabel karena
perbedaan tekanan. Dengan demikian lempung dan lanau dapat tersaring dan terendapkan
pada dinding lubang bor dan berubah menjadi sekat kedap air serta menutup dinding lubang
bor.
1
SNI 03-6377-2000
Dengan ukuran saringan yang benar, 50% sampai dengan 70 % material formasi yang halus
akan terambil selama pencucian sumur.
Pencucian sumur dilanjutkan sampai pengambilan material halus dari formasi berhenti dan
formasi benar-benar stabil untuk mencegah pergerakan pasir lebih lanjut. Penghilangan
partikel halus ini akan menimbulkan zone yang berkembang secara alamiah yang terdiri dari
material kasar dengan pemilahan yang seragam dan mempunyai porositas dan permeabilitas
tinggi disekitar sumur. Perluasan zone ini bergantung dari sifat-sifat formasi, perencanaan
saringan sumur dan ketrampilan juru bor. Pada sumur di mana selimut kerikil yang permeabel
dipasang di sekitar sumur, pekerjaan pencucian sumur sangat penting untuk menghilangkan
material halus yang mengisi celah-celah selimut kerikil dari formasi.
2
SNI 03-6377-2000
dengan lancar. Perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa material halus dan partikel pasir yang
tertarik ke dalam sumur tidak menutup saringan, untuk itu sebaiknya sumur dipompa bersih
terlebih dahulu sebelum pengocokan dimulai.
Seringkali pengocokan memberikan hasil yang tidak memuaskan, jika lapisan pembawa air
mengandung banyak lempung. Lempung akan menutup permukaan saringan, hal ini
menyebabkan perbedaan tekanan yang tinggi sehingga dapat merusak saringan. Untuk
mengatasi masalah ini seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa aliran air harus bebas dan
cukup sebelum pengocokan dimulai.
Metode ini sangat efektif jika dilakukan pada sumur yang dilengkapi dengan saringan yang
panjang, sehingga dapat menimbulkan efek pengocokan pada bermacam-macam kedalaman
dan ini telah digunakan oleh para juru bor dengan hasil yang baik.
Untuk penerapan metode ini digunakan mesin bor dengan peralatan kabel, batang bor
(panjang 4 m atau lebih) dan blok pengocok katup berukuran 16 cm sampai 20 cm yang
dinaikturunkan kedalam dasar sumur. Kabel ditandai dengan cat pada puncak pipa lindung
yang dipakai untuk menentukan berapa banyak material yang telah tertarik ke dalam sumur
setelah satu periode pengocokan.
Angkat blok pengocok dari dasar sumur sekitar 2 m dan mulai gerakan dengan pukulan
terpanjang yang ada pada mesin bor dengan kecepatan 3 sampai 4 pukulan setiap menit.
Operasikan mesin bor sehingga blok pengocok terangkat sekitar 5 sampai 8 cm pada setiap
pukulan ke atas. Lanjutkan pekerjaan ini sampai blok pengocok melewati saringan yang
paling atas.
Kembalikan blok pengocok ke dasar sumur dan periksa tanda cat pada kabel, sehingga
perbedaan antara tanda cat dan puncak pipa lindung akan menunjukkan seberapa banyak
material telah terkumpul pada dasar sumur. Keluarkan blok pengocok dari lubang bor dan
sumur dipompa sampai bersih.
Dimulai dengan penempatan kembali blok pengocok ke dasar sumur, prosedur pekerjaan
diulangi lagi dengan menggunakan jumlah pukulan sebesar dua kali jumlah pukulan
sebelumnya. Peningkatan jumlah pukulan untuk setiap siklus pengocokan ini akan
berlangsung sampai mencapai jumlah pukulan maksimum yang aman.
Tingkat maksimum ini tercapai pada suatu jumlah pukulan yang sedemikian rupa sehingga
jika pukulan diperbanyak lagi, maka saat dipukul ke arah bawah batang bor tidak lagi tegak
pada lubang bor tetapi cenderung jatuh bebas pada pipa lindung atau saringan.
Lanjutkan siklus pengocokan pada saringan dengan kecepatan maksimum yang layak,
sehingga jumlah material yang terkumpul pada dasar sumur selama satu siklus pengocokan
kurang dari 15 cm setiap panjang saringan 30 m.
Setiap blok pengocok diangkat dari pipa lindung dengan maksud agar dapat dilakukan
pemompaan, pada saat itu piringan kulit harus diperiksa.
Jika piringan telah aus, selisih antara garis tengah piringan dengan garis tengah dalam
saringan lebih besar dari 12 mm maka piringan harus diganti.
Saat pengocokan dilaksanakan di dalam saringan, pekerjaan ini harus mendapat perhatian
khusus untuk mencegah peralatan tertutup oleh material halus dan pasir yang dapat terjadi jika
pasir terkumpul di atas pengocok.
Metode pencucian sumur dengan pengocokan ini haruslah ditangani oleh seorang juru bor dan
dilakukan pada sumur dengan pipa lindung yang dibuat dari material besi atau baja.
Metode ini agak beresiko jika diterapkan pada sumur dengan pipa lindung PVC atau pada
sumur yang mempunyai lapisan pembawa air kurang baik.
3
SNI 03-6377-2000
Untuk sumur dengan ukuran 150 mm, diperlukan pipa penghantar air 100 mm yang dapat
mencapai 0,5 meter diatas saringan paling bawah. Pipa penghantar udara dengan ukuran 38
mm dimasukan ke dalamnya sampai 0,5 meter di atas bagian bawah pipa penghantar air.
Ujung pipa penghantar air dihubungkan dengan penutup berukuran 10 x 7,5 x 10 cm, dengan
menggunakan reduser dan dibuat lubang untuk memasukkan pipa udara.
Pipa penghubung keluaran berukuran 75 mm dipasang pada wadah tertutup untuk membuang
air keluar daerah kerja. Seluruh peralatan ini dipasang pada ujung bagian atas casing dengan
menggunakan penjepit pipa yang kuat.
4
SNI 03-6377-2000
2
Peralatan lainnya adalah kompresor bertekanan 11 kg/cm (156 psi) dengan kapasitas
+ 290 liter/s, unit peralatan pemboran/tripod dan blok rantai 5 ton yang berguna untuk
menaikturunkan serta menahan pipa penghantar air dan pipa penghantar udara, kemudian pipa
bertekanan tinggi yang berukuran 50 mm dengan panjang 10 meter digunakan untuk
menghubungkan pipa udara dan tangki udara (kompresor), pengukur tekanan dan katup
pelepas tekanan.
Bagian bawah pipa menghantar udara dilengkapi dengan packer ganda seperti pada Gambar 5
akan sangat efektif.
Pencucian sumur dengan tekanan udara akan memberikan hasil yang sangat baik jika
perbandingan pipa udara yang terbenam 60 %, artinya pipa udara yang terbenam dalam air
dibagi dengan total panjang pipa keseluruhan adalah 60 %.
Sebagai contoh, panjang pipa udara 60 meter dan muka air statis 20 meter di bawah
permukaan tanah, panjang bagian yang terbenam 40 meter atau bagian yang tidak terpompa
66 %.
Jika pencucian sumur dengan tekanan udara dimulai dan muka air turun sampai 24 meter,
maka panjang bagian yang terbenam menjadi 36 meter dan perbandingan bagian yang
terbenam selama pemompaan adalah 60 % (36/60 x 100 %).
Seorang juru bor yang terampil dapat memperoleh hasil yang baik dengan perbandingan
bagian yang terbenam sampai 30 % selama pemompaan.
Untuk memulai pencucian sumur, pipa penghantar air diturunkan sampai 60 cm dari
saringan paling bawah. Pipa penghantar udara diturunkan di dalam pipa penghantar air
sehingga ujung bawah terletak sekitar 30 sampai 40 cm di atas ujung bawah pipa penghantar
air. Udara dimasukan melalui pipa penghantar udara dan sumur dipompa sampai air terlihat
bebas dari pasir.
Katup tangki ditutup, sampai tekanan dalam tangki mencapai 10 - 11 kg / cm2.
Pada saat yang sama pipa udara diturunkan sehingga ujung bawah terletak 30 cm di bawah
pipa penghantar air, katup segera dibuka dan udara dapat masuk ke dalam sumur secara tiba-
tiba. Hal ini akan mengocok air sehingga keluar melalui lubang saringan.
Biasanya semburan air yang kuat tetapi singkat akan terjadi melewati pipa lindung dan pipa
penghantar air ke permukaan tanah. Jika pipa udara ditarik ke dalam pipa penghantar air
setelah satu tahap pelepasan, maka udara akan tertekan ke dalam sumur. Kemudian proses
pelepasan udara dilakukan lagi, aliran akan berbalik dan tercapai satu siklus pencucian sumur.
Siklus pengocokan diulangi terus sampai air bebas dari material halus dan pasir. Selanjutnya
peralatan diangkat pada posisi 50 cm sampai 80 cm dan prosedur pengocokan diulangi lagi.
Hal ini dilakukan terus sampai seluruh saringan mengalami pengocokan.
Setelah seluruh saringan mengalami pencucian, peralatan diturunkan di dekat dasar sumur dan
dipompa untuk membersihkan material halus dan pasir yang terkumpul di dasar sumur.
Setelah pencucian dengan udara selesai, sumur diukur kedalamannya. Jika masih ada pasir
yang tertinggal, maka sumur harus dipompa dengan pompa pengisap pasir yang cocok.
Metode ini sangat cocok untuk semua tipe saringan khususnya saringan PVC.
5
SNI 03-6377-2000
1) Pemompaan berlebih masih menyisakan gumpalan pasir pada formasi, sehingga formasi
tidak seluruhnya stabil.
2) Memerlukan pompa dengan kapasitas debit yang tinggi, sehingga biaya pengadaannya
terlalu mahal.
3) Biasanya pompa dengan debit tinggi tidak bisa masuk pada ruang pompa dan sumur.
Pompa yang biasa digunakan untuk pengoperasian sumur produksi, juga bisa digunakan untuk
uji pemompaan berlebih, tergantung dari jenis pompanya. Pemompaan dapat dilakukan
dengan kecepatan yang lebih tinggi atau lebih rendah dari pada kecepatan operasi normal
pada pipa buang.
6
SNI 03-6377-2000
Gumpalan lumpur yang terendapkan pada dinding sumur akibat proses pemboran, akan
hancur dan tergerus sehingga dapat dipompa dengan mudah. Gerakan penyemburan juga akan
memperbaiki kerusakan formasi yang disebabkan karena proses pemboran.
Metode penyemburan dengan kecepatan tinggi untuk pencucian sumur merupakan metode
yang baru, tetapi metode ini telah dibuktikan paling efektif untuk saringan lilitan dan saringan
kisi.
Metode ini berupa penyemburan air secara horisontal di dalam sumur dengan memberikan
aliran berkecepatan tinggi yang memancar melalui lubang saringan.
Dengan memutar alat sembur secara perlahan dan menaikturunkan secara bertahap dan
teratur, seluruh permukaan saringan akan mendapatkan hantaman yang kuat dari semburan
atau aliran air berkecepatan tinggi.
Sebagai contoh metode penyemburan untuk sumur dengan diameter 10 cm, adalah dengan
menggunakan pipa sembur berukuran 3,81 cm.
Pipa hisap pompa sentrifugal dimasukan kedalam sumur untuk muka air tanah dangkal
sehingga bisa digunakan pompa setrifugal.
Air yang dipompa keluar sumur harus lebih banyak dari air yang ditambahkan lewat
penyemburan, sehingga terjadi aliran dari lapisan pembawa air ke dalam sumur. Hal ini akan
menyebabkan material halus terlepas dari dinding sumur akibat penyemburan dan keluar
bersama air yang terpompa, sehingga terjadi proses pencucian sumur secara efisien. Peralatan
penyemburan yang dipakai untuk pencucian sumur dengan diameter kecil diperlihatkan pada
Gambar 6.
Alat penyemburan untuk pencucian sumur dengan diameter yang besar adalah alat
penyemburan dengan 4 lubang sembur. Jika menggunakan 2 lubang sembur masing-masing
dengan posisi 180 derajat, dan untuk 3 lubang sembur dengan posisi 120 derajat.
Prosedur pekerjaan ialah dengan menurunkan peralatan pipa sembur pada titik di dekat dasar
saringan, ujung pipa bagian atas dihubungkan dengan swivel dan pompa bertekanan tinggi
(seperti pompa lumpur pada pemboran putar).
Pompa harus bisa dioperasikan dengan tekanan 10,5 kg/cm2 (150 psi) dengan debit 0,7
liter/s untuk lubang sembur berdiameter 4,75 mm atau 1,0 liter/s untuk lubang sembur
6,0 mm.
Selama air dipompakan melalui lubang sembur kedalam formasi lapisan pembawa air
melewati saringan, alat sembur diputar perlahan-lahan sehingga mencuci dan menstabilkan
formasi di sekitar dasar saringan.
Alat sembur secara perlahan-lahan diangkat dengan interval beberapa cm, proses ini diulang
terus sampai seluruh panjang saringan secara sempurna dilakukan pencucian.
Dalam pelaksanaan proses penyemburan, sumur dipompa dengan pompa hisap, pengisian
udara atau metode lain dengan debit lebih besar dari pada debit air yang disemburkan.
Air yang dipompa dari sumur ditampung dalam bak penampung air, tampungan air tersebut
digunakan kembali untuk air penyemburan.
Setelah selesai proses penyemburan sumur diukur kedalamannya, dan kumpulan material
halus dan pasir di dasar sumur dipompa dengan pompa pengisap pasir.
7
SNI 03-6377-2000
Lampiran A
Daftar Istilah
8
SNI 03-6377-2000
Lampiran B
Gambar-Gambar
Ketrangan :
1. Kayu
2. Karet atau kulit
3. Kayu
4. Karet atau kulit
Keterangan :
1. Lubang
9
SNI 03-6377-2000
Keterangan :
1. Penjepit batang
2. Batang pompa
3. Besi penahan
4. Katup penutup
5. Piringan besi
6. Kulit tebal 1,27 cm
7. Perungu/kayu keras/plywood
8. Kepala baut
9. Drat berat dan drat pengunci
10. Lubang berdiameter 1,90 cm
Tampak depan
10
SNI 03-6377-2000
Keterangan :
1. Alat ukur tekanan udara
2. Kran udara
3. Katup tiga saluran
4. Pipa udara
5. Paking
6. Saluran udara langsung
7. Telinga
8. Telinga
9. Debit
10. Sambungan udara
11. Pipa jambang
12. Pipa penghantar
13. Saluran udara
14. Muka air statis
15. Saringan sumur
11
SNI 03-6377-2000
Keterangan :
1. 10 mm
2. Pipa penghantar 50 mm
3. Jarak tepi 18 mm
4. Ring besi atas tebal 10 mm
5. Karet paking atas 6-12 mm diameter luar
menjadi 6 mm
kurang dari diameter dalam saringan sumur
Keterangan :
1. Pipa penghantar 50 mm
2. 10 m
3. Ring besi 10 mm
4. Karet paking 6-12 mm
5. Pipa besi 25 mm, panjang 1500 mm
6. Nut seglenam 25 mm
7. Rings besi 10 mm
8. Karet paking 6-12 mm
9. Piringan besi 10 mm
Catatan :
Pemasangan ini ditentukan oleh diameter dalam dari saringan sumur harus dibuat paking karet (material melingkar) diameter
sekitar 6 mm kurang dari diameter dalam dari saringan sumur untuk digunakan.
12
SNI 03-6377-2000
Potongan A-A
(Diambil dari Gambar 96. Wells,Departement of The Army echnical Manual TM 5-297, 1957.
13
SNI 03-6377-2000
Lampiran C
Daftar Nama dan Lembaga
1) Pemrakarsa
Pusat Litbang Teknologi SDA, Badan Litbang Kimbangwil
2) Penyunting *)
NAMA LEMBAGA
14