Anda di halaman 1dari 8

TEKNIK SAMPLING KUALITAS UDARA

1. Tahapan sampling : persiapan > pelaksanaan > serah terima sampel kpd lab penguji (identifikasi yg jelas,
kelengkapan data lapangan dan hasil analisa insitu)

2. Jenis rangkaian sampel udara


Sampling manual
 Collector  mengumpulkan gas yang tertangkap; dapat berupa impinger, fritted bubbler atau tube adsorber
 Flowmeter  mengetahui volume udara ambien yang terkumpul
 Pompa Vacuum  menghisap udara ke dalam collector

Absorber-bubbler : penyerap gelembung SOx, HCl, HF


penyerap gelembung SO2
Botol vakum
Syringe : untuk menyuntikkan atau menghisap cairan atau gas

3. Lokasi sampling emisi


 Usepa standard  belokan (8D) atas (2D) laminer
pada 8 kali diameter dari aliran bawah (hulu) yang diukur dari belokan, ekspansi atau pengecilan aliran
dalam cerobong dan 2 kali diameter dari aliran atas ( hilir), dimana kecepatan alir dari emisinya adalah
laminer
 Australian standard belokan(5D) laminer
 Jis standard  belokan(4D) atas(2D) laminer

4. Cerobong berpenampang empat persegi panjang, diameter ekivalen (De) = 2LW / L+W
Diameter dalam pada aliran atas lebih kecil dari pada diameter dalam aliran bawah
De = 2dD / d+D

5. Fasilitas / sarana sampling


 Tangga yang aman untuk menuju ke lokasi lubang pengambilan contoh uji
 Scaffold atau penyangga yang kuat untuk pijakan petugas dan tempat penyimpanan peralatan yang disertai
dengan pagar pengamannya
 Lubang pengambilan contoh uji dengan diameter dalam minimal 10 cm dengan flange yang dapat ditutup
serta dibuat pada ketinggian sekitar 1,5 m dari penyangga

6. Jaminan mutu sampling partikulat


 Lokasi titik sampling partikulat harus dalam kondisi ISOKINETIK (kecepatan aliran udara dalam saluran
sama dengan kecepatan aliran gas di titik pengambilan)
 Seluruh peralatan ukur terkalibrasi dengan baik: gas meter, pitot tube, termometer, labu vakum

Jaminan mutu sampling udara


 Menghilangkan gangguan partikulat  sampling menggunakan penyaring/filter
 Menghindari kondensasi  pemanasan pada aliran gas
 Saluran sampling dan sistem pengumpulan gas  terbuat dari bahan yang inert
 Teknik pengumpulan gas (absorpsi dengan pereaksi kimia)  diketahui efisiensi pengumpulannya
 Metode analitik pengukuran  spesifik, akurat, sensitif dan bebas dari senyawa-senyawa pengganggu

7. Teknik sampling emisi


 Teknik Absorpsi : menggunakan larutan penyerap dalam impinger atau bubbler
 Teknik Adsorpsi : menggunakan media padat (filter, glass bead, tenax, dll)
 Teknik Pendinginan : dengan cara mencairkan gas
 Pengumpulan dengan kantong udara : untuk gas pencemar yang tidak memerlukan pemekatan contoh uji
teddlar bag

8. Sampling total partikulat


Penentuan titik lintas  penampang cerobong lingkaran, cerobong persegi

9. Penentuan lokasi pengambilan sampel udara ambien


 Dilakukan pada arah angin dominan (jumlah titik min.2  daerah permukiman/spesifik)
 Mempertimbangkan apakah pemantauan dilakukan secara kontinyu/grab
 Lokasi pemantau meteorologis yang relatif dekat dengan bangunan /pohon tertinggi
(min 2 m lebih tinggi dr pohon tertinggi; min 2,5 kali tinggi sampel inlet udara dan membentuk sudut 30,
tinggi lokasi sample inlet min 3 m, tinggi lokasi alat pemantau kondisi meteorologis min 10 m)
 Lokasi pemantau meteorologis yang relatif jauh dengan bangunan /pohon tertinggi
(min 2,5 kali tinggi sampel inlet udara, tinggi lokasi sample inlet min 3 m, tinggi lokasi alat pemantau kondisi
meteorologis min 10 m)

10. Jumlah udara yg dihisap selama periode sampling

ENFIRONMENTAL SAMPLING (Microbiological Sampling of Air)

1. Problem pengambilan sampel lingkungan : mahal, membutuhkan waktu yg lama, memiliki banyak variabel
dalam protokol, analisis, dan interpretasi.
Hal ini diakibatkan tidak adanya garis dasar, tidak ada rentang yang dapat diterima, penyelidik diharuskan untuk
meminimalkan negatif palsu dan positif palsu

2. Sebelum pengambilan sampel


 Tentukan tujuan dan pendekatan metode analisis (kualitatif/kuantitatif)
 Bandingkan hasil pemantauan udara dalam dan luar ruangan
 Deskripsikan keadaan tempat pengambilan sampel
 Lebih efisien jika menggunakan High volume sampling
Pengambilan sampel udara :
 Verifikasi sistem ventilasi dan kebersihan  menetapkan data dasar
 Evaluasi pasca infeksi (investigasi wabah)  menyingkirkan ventilasi sebagai sumber dan menemukan
sumber jamur menular (reservoir)
 Konstruksi, renovasi, perbaikan bangunan tertentu
 Keluhan karyawan

3. Mikroorganisme udara
 Udara tidak memiliki flora asli
 Organisme ditemukan tersuspensi untuk sementara di udara atau terbawa partikel debu atau tetesan
 Udara tidak steril
 Udara tidak mendukung pertumbuhan organisme

4. Sampling udara menggunakan metode :


Impingement in liquids
- Prinsip : udara ditarik masuk melalui small jet, diarahkan ke permukaan cairan
- untuk mengukur viable microorganisme, water aerosol
- media/permukaan : gelatin buffer, pepton, kaldu nutrisi, garam triptosa
- digunakan untuk Legionella spp. Sampling
Impaction on solid surfaces
- Prinsip : udara ditarik ke dalam sampler, partikel diendapkan pada permukaan kering (slide, agar)
- untuk mengukur viable microorganisme, viable particle
- media/permukaan : permukaan kering, permukaan berlapis, agar
- Digunakan untuk pengambilan sampel bakteri dan agen jamur
Sedimentation (settle plates)
- Prinsip : partikel dan mikroorganisme mengendap melalui gravitasi
- untuk mengukur viable microorganisme, viable particle
- media/permukaan : agar nutrisi dalam piring
- sederhana, paling cocok untuk pengambilan sampel kualitatif, tidak digunakan untuk spora jamur

5. Pengambilan sampel untuk jamur dan bakteri


Non-viable  air sampling cassette
Dirancang untuk pengumpulan cepat berbagai aerosol di udara termasuk spora jamur, serbuk sari, bagian
serangga. Setelah pengambilan sampel kaset dibawa ke laboratorium, dimana slide dikeluarkan dan dilakukan
analisis mikroskopis
Viable  aktif(surface air sampler), pasif(settle plates)
6. Pengendalian umum penyakit yang ditularkan melalui udara :
- Ventilasi yang baik
- Hindari kepadatan penduduk terutama di tempat tertutup
- Isolasi pasien dengan infeksi pernafasan yang serius
- Mengenakan masker
- Disinfect air (HEPA filters, UV hoods)
- Vaksinasi

7. HEPA filter
- Filter udara partikulat efisiensi tinggi, menghilangkan 99,97% partikel berukuran > 0,3 mm di udara
- Sangat penting dalam pencegahan penyebaran organisme dan infeksi bakteri dan virus di udara
- Menggabungkan unit lampu ultra-violet berenergi tinggi untuk membunuh bakteri dan virus hidup yang
terperangkap oleh media filter
- Tersusun atas serat (fiberglass) yang diatur secara acak
- Partikel-partikel ini terperangkap melalui kombinasi dari tiga mekanisme  intersepsi, impaksi, difusi

8. Masalah yang belum terselesaikan dan pengambilan sampel udara mikrobiologis


- Masa inkubasi tidak diketahui
- Kurangnya protokol pengambilan sampel standar
- Variabilitas dan sensitivitas perangkat pengambilan sampel

Sampling for Biological and Microbiological Analysis

1. Pengambilan sampel yg tepat  sampel representatif


Pengambilan sampel berdasarkan tujuan dan sifat sampel

2. ISO 5667-1 : desain pengambilan sampel


ISO 5667-2 : panduan teknik pengambilan sampel
ISO 5667-3 : pengawetan sampel

3. Titik sampling : memberikan karakteristik yg representatif, menghindari kondisi yg tidak stabil,


mempertimbangkan heterogenitas

4. Teknik pengambilan sampel


 Pengambilan sampel dilakukan dengan botol yg bersih dan steril, volume botol memadai untuk analisis
parameter
Pengambilan sampel yg direndam  bagian luar dan dalam botol harus steril serta terlindungi, misalnya
menggunakan kraft paper agar tetap kering setelah diautoklaf / aluminium foil / kantong plastik / sterilisasi
dg sinar gamma atau etilen oksida, kemudian kantong dibuka sesaat sebelum pengambilan sampel.
Alternatif  bagian luar botol diberi disinfektan dan dibiarkan kering sebelum digunakan (tdk cocok untuk
analisis bakteri pembentuk spora)
 Botol 500 ml sudah cukup dalam kebanyakan kasus
Analisis air minum dalam kemasan (250 ml/parameter)
Untuk legionella spp. Atau Salmonella sp. (hingga 1 liter)
Untuk virus, giardia cycst, amoeba di perairan bersih (10-ratusan liter) menggunakan cartridge filter
 Botol terbuat dari kaca/plastik
Penutup berupa ground glass/sumbat plastik untuk botol kaca
Plastic press-on lid untuk botol plastik atau jars
Tutup sekrup plastik/logam untuk keduanya

5. Sampling for Biological Analysis


 Menganalisis hewan makro-invertebrata dan serumpunnya  grab sampling atau menggunakan
sejumlah air sampel yang dialirkan melalui filter/jaring
 Sistem perpipaan  jaring poliamida dengan ukuran saringan 150 μm. Jaring harus disambungkan ke titik
keluar melalui alat pengukur aliran
 Mengetahui kutu biotik pada jaringan distribusi  peralatan diletakan sedekat mungkin ke titik jalan
masuk, saringan terbuat dari bahan stainless steel dengan ukuran 0,5 mm
 Core samplers  pengambilan contoh air pada media filter. Pengambilan contoh air untuk menganalisis
serangga, sebagai kontaminan yang berpotensi, dapat dilakukan dalam sistem tertutup dengan
menggunakan perangkap seperti perangkap listrik uv
6. Sampling for Virological Analysis
 Serupa dg analisis mikrobiologi namun analisis virologi memerlukan jumlah air yang besar
 Akan lebih mudah jika konsentrasi sampel air ditingkatkan daripada membawa air dalam volume besar ke
laboratorium. Namun, tata cara untuk meningkatkan konsentrasi virus dari air masih dalam proses
penelitian.

GAS CHROMATOGRAPHY

1. Kromatrografi : teknik pemisahan komponen-komponen dari campuran berdasarkan pada interaksi yang
berbeda dari bahan-bahan yang terbawa melalui fase diam oleh fase gerak.
Fungsi : separasi, qualitative analysis, dan quantitative determination dari bahan” dalam macam” campuran.

2. Chromatograph : Instrumen yang digunakan untuk kromatografi


Fase Stationary (diam) : Tahap menetap di dalam column. Bisa berupa LC/GC
Fase Mobile (gerak) : Solvent bergerak melalui column, baik carian di LC atau gas di GC.
Eluent : Cairan yang memasuki column.
Eluate : Cairan yang keluar column.
Elution : Proses melewati fase gerak melalui column.
Chromatogram : Grafik yang menunjukkan raspon detektor sebagai fungsi waktu.
Flow rate : Seberapa besar fase gerak yang lewati per menit (ml/min).
Linier velocity : Jarak keunggulan

3. Interaksi analit dg fase diam


 Adsorpsi - Zat terlarut teradsorpsi dipermukaan fase diam, untuk senyawa polar non-ionik
 Pertukaran ion - Daya tarik ion dengan muatan yang berlawanan, untuk ionik senyawa anion
atau kation.
anion bergerak menuju dekat kation yang terikat secara kovalen pada fase diam
resin penukar anion; hanya anion yang dapat tertarik padanya
 Size Exclusion (gel filtration, gel permeation) – memisahkan molekul berdasarkan ukurannya
Sieving - interaksi yang tidak nyata, molekul kecil mengalami perjalanan lebih lama
 Afinitas (aninity) – interaksi spesifik seperti antibody khusus untuk protein

4. Faktor yang mempengaruhi kromatografi


 Theroretical Plates – jumlah equilibrations yang dibuat oleh fasse diam
 Chromatography columns -- terdapat zona dimana ada jarak yang cukup untuk senyawa mencapai
equilibrium penuh antara fase gerak dan fase diam
 Peak resolution – mengelusi protein
 Peak broading – denyutan atau ukuran matrix
 Velositas column – laju aliran yang lambat akan meningkatkan waktu protein di dalam fase gerak dan difusi
terjadi sehingga terjadi perpanjangan puncak; laju aliran yang tinggi akan menurunkan interaksi protein
dengan fase diam dan menurunkan jumlah equilibration, menghasilkan pengurangan plates teoritis

5. Jenis kromatografi

6. Gas Chromatogrphy : salah satu tipe kromatografi dimana fase gerak  gas pembawa, dan fase diam 
microscopic layer dari liquid atau polimer innert solid support, didalam kaca atau metal tubing (column)

7. Gas pada GC dibedakan menjadi carrier gas (helium, nitrogen, hidrogen, argon/5%methane) dan detector
support gas (hidrogen, udara)
Ketentuan/syarat  inert scr kimia, kemurnian tinggi dan kering, kompatibilitas detektor, ekonomis/aman,
efisien/cepat
8. Komponen GC
 Injector : memberikan injeksi sampel volume konstan ke aliran gas pembawa
 Inlet sistem : bagian dari hardware yang terdapat pada column head
Splitless mode (analisis trace component) split mode (analisis major component)
 Column : baja tanah karat pendek (1,5-2m) / kaca dg panjang > 30 m
Kolom pack – fase diam
Kolom kapiler – fase penyerap
 Oven : menampung kolom dan mempertahankan suhu konstan (operasi isotermal) atau suhu variabel
sesuai kebutuhan analisis (pemrograman suhu).
 Detektor : memberikan respon spesifik untuk komponen yang terpisah

9. Dari detector yg digunakan GC digolongkan menjadi :


GC FID/TCD (Flame Ionization Detector/Thermal Conductivity Detector)
GC NPD (Nitrogen Phosporus Detector)
GC FPD (Flame Photometric Detector)
GC ECD (Electron Capture Detector)
GC MS (Mass Spectrometry)
GC MS/NCI (Negative Chemical Ionization)

LIQUID CHROMATOGRAPHY

1. Liquid Chromatography : teknik pemisahan yang melibatkan penempatan (injeksi) dari sedikit volume sampel
cair, tabung yang dikemas dengan partikel berpori (fase stationary/diam), masing-masing komponen sampel
diangkut sepanjang kolom dengan cairan dipindahkan oleh gravitasi.

2. Prinsip kerja LC : memisahkan komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran dengan cara melewatkan
sampel pada suatu kolom yg selanjutnya ion bermuatan akan dideteksi oleh detektor

3. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)


Tahun 60an  High Pressure Liquid Chromatography
Akhir tahun 70an  improvisasi dari material kolom dan instrumentasi – High Performance Liquid
Chromatography
Tahun 80an  “boom” pada HPLC dimulai
Tahun 2006  istilah baru muncul seperti UPLC, RRLC, UFLC, RSLC, dan sebagainya

HPLC digunakan untuk separasi dan analisa non-volatil atau senyawa termal tidak stabil. Tipikal senyawa no-
volatil:
 Farmasi seperti aspirin, ibuprofen
 Garam seperti natrium klorida
 Protein seperti putih telur
 Hidrokarbon berat seperti aspal atau oli motor
 Senyawa termal tidak stabil seperti TNT, enzim

Komponen HPLC
- Pompa : memaksa cairan (disebut fase gerak) melalui liquid chromatograph pada kecepatan aliran tertentu,
dinyatakan dalam mililiter per menit (mL/menit)
- Injektor : memperkenalkan sampel cairan ke dalam aliran fase gerak. Volume sampel yang tipikal adalah 5-
20 mikroliter (µL)
- Kolom :memisahkan komponen sampel menggunakan berbagai parameter fisik dan kimia
- Detector : mendeteksi masing-masing molekul yang keluar (elute) dari kolom
- Komputer: mengendalikan semua modul dari instrumen HPLC, butuh sinyal dari detektor untuk menentukan
waktu elusi (waktu retensi) dari komponen sampel (analisis kualitatif) dan jumlah sampel (analisis kuantitatif)

4. Liquid Chromatography Mass Spectrometry (LC/MS) : teknik analisis yang menggabungkan kemampuan
pemisahan kromatografi cair dengan kemampuan analisis massa spektrometri. LC/MS berorientasi pada
deteksi spesifik dan identifikasi potensi bahan kimia dengan bahan kimia lainnya (campuran)

Komponen LCMS
Sumber ion, skimmer cone, quadrupole, collision cell, detector, dan vacuum system

5. Analisis Kualitatif
 Identifikasi (ID) dari masing-masing senyawa dalam sampel
 Parameter senyawa ID : waktu retensi (waktu yang dibutuhkan untuk senyawa khusus untuk terelusi dari
kolom setelah injeksi), struktur kimia, berat molekul
Analisis Kuantitatif
 Penentuan ketinggian puncak dari puncak kromatografi diukur dari garis dasar
 Penentuan dari daerah puncak

Preparasi senyawa murni


Kromatografi preparatif : - dengan mengumpulkan puncak kromatografi di pintu keluar dari detektor
- konsentrasi senyawa (analit) dengan menghapus/penguapan pelarut
- zat murni dapat dipersiapkan untuk digunakan nanti (misalnya sintesis organik, studi
klinis, studi toksikologi)
Analisis trace
Senyawa trace adalah senyawa yang menarik bagi analis tapi konsentrasi sangat rendah, biasanya kurang dari
1% berat. Dalam kromatogram zat jejak bisa sulit untuk dipisahkan atau dideteksi sehingga membutuhkan
separasi resolusi tinggi dan detector yang sangat sensitif.

FTIR

1. Spektroskopi FTIR : metode analisis untuk karakterisasi bahan polimer dan analisis gugus fungsi dengan
menentukan dan merekam hasil spektrum residu dengan penyerapan energi oleh molekul organik/anorganik
dalam cahaya inframerah.

Spektrofotometer FTIR : alat untuk mengidentifikasi senyawa khususnya senyawa organik, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.

2. Analisis : melihat puncak-puncak spesifik yang menunjukkan jenis gugus fungsi yang dimiliki senyawa tersebut
kuantitatif : senyawa standar yang spektrumnya dibuat pada berbagai konsentrasi

3. Inframerah : daerah yang memiliki bilangan gelombang dari 1-4000 cm-1 (sedang)
Intensitas pita serapan : ukuran konsentrasi gugus khas yang dimiliki oleh polimer

4. Keuntungan dari FTIR


 Tidak merusak sampel
 Metode pengukuran dengan tingkat akurasi yang tinggi tanpa harus dikalibrasi ulang
 Proses analisa lebih cepat
 Sensitif

5. Bagian FTIR Spectro


 Sumber cahaya
Radiasi inframerah dihasilkan dengan memanaskan sumber radiasi menggunakan listrik hingga suhu 1500-
2000 K. Sumber radiasi : Nernst Glower, Globar dan lampu kawat nikrom.
 Wadah sample
Gas  gas cell dengan lebar sel/panjang pancaran radiasi 40 mm. Dapat meningkatkan sensitivitas karena
adanya cermin yang dapat memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui sampel
Liquid  panjang pancaran radiasi kurang dari 1 mm, dibuat lapisan tipis di antara 2 senyawa yang transparan
terhadap radiasi infra merah
Padat  pelet KBr(kalium bromida)
KBr 0,2 dan sampel digerus hingga halus – dicampur secara merata – diberi tekanan hingga 8
ton – membentuk pelet – dimasukkan kedalam sample place
Pasta
Mencampurkan sampel dengan setets bahan pasta – dilapisi NaCl yang transparan
Lapisan tipis
Diteteskan larutan yang mudah menguap (NaCl) pada lapisan tipis
 Monokromator
Dapat digunakan dalam pemilihan panjang gelombang inframerah, filter, prisma atau kisi  memungkinkan
sebagian cahaya melewati sampel dan sebagian lagi melewati blank.references. Setelah 2 file digabungkan
 diteruskan ke monokromator
 Detektor
Setelah radiasi infra merah melewati monokromator  berkas radiasi ini dipantulkan oleh cermin  ditangkap
oleh detektor. Detektor pada spektrofotometer infra merah : dpt mengukur atau mendeteksi energi pancaran
akibat pengaruh panas.
6. Karakteristik IR

X-Ray Characterization

1. X-Ray memiliki frekuensi 1017-1020 Hz dengan panjang gelombang 1 pm – 1nm

2. Formasi PX-Ray
Cahaya elektron menabrak logam target dan mengeluarkan elektron dari tingkat energi yang dekat dengan inti
beberapa atom logam. Elektron berikutnya dari tingkat energi yang lebih tinggi turun ke orbital

3. X-Ray Characterization : X-Ray Diffraction dan X-Ray Fluorescence

4. X-Ray Diffraction
 Produksi, difraksi, deteksi, interpretasi
 Syarat sampel : bubuk padat, kristal
 Ray tube-X
Elektron berasal dari filamen tungsten di area vakum, dipercepat oleh tegangan tinggi (30.000 V) terhadap
logam target. Elektron nuklir dikeluarkan dari logam target: sinar-X, Ray-X keluar dari jendela berilium di
dalam tabung
 Light experiment-X
Untuk mendapatkan panjang gelombang tunggal  monokromator kristal tunggal. Umumnya lineK1 dipilih
karena memiliki intensitas paling besar.
 Prinsip
Ray-X berinteraksi dengan elektron dalam materi. Ketika cahaya-X mengenai suatu material, cahaya akan
dihamburkan ke berbagai arah oleh awan elektron. Panjang gelombang cahaya-X yang digunakan dalam
percobaan difraksi sinar-X adalah 0,6 - 1,9 A.
 Dray refraction-X
Difraksi sinar-X  menentukan dan menentukan posisi atom dalam molekul dan padatan.
 Kualitatif
a. Identifikasi bahan : material kristal memiliki pola diffraction ray-x yg unik
b. Identifikasi kemurnian sampel : melihat puncak yang muncul pada difraktogram. Kesesuaian antara
standar dan sampel  sampel adalah satu fasa/murni tanpa terbentuk senyawa lain
c. Menentukan kristalinitas dari sampel (kristal atau amorf)
d. Menentukan posisi atom dan struktur (teknik pemurnian)

Kuantitatif: menentukan ukuran kristal


 Sinar yang dibiaskan ditangkap oleh detektor  diterjemahkan sebagai puncak difraksi  semakin banyak
field crystal maka semakin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkan setiap puncak yang muncul pada
pola XRD mewakili satu field crystal yang memiliki orientasi tertentu pada sumbu tiga dimensi.

 Keuntungan : teknik non-destruktif, cepat dan mudah, mengidentifikasi banyak senyawa anorganik dengan
membandingkan standar

Kelemahan : alat mahal dan biaya karakterisasi, tidak dapat menganalisis sampel organik, sampel hanya
boleh berupa bubuk

5. X-Ray Fluorescence
 XRF -- teknik analisis yang dapat menganalisis unsur-unsur yang terkandung dalam suatu bahan
-- menentukan konsentrasi unsur berdasarkan panjang gelombang dan jumlah sinar yang dipancarkan
kembali setelah suatu bahan ditembakkan pada sinar-X berenergi tinggi
 Prinsip
Pemotretan sinar-X dari tabung sinar-X untuk sekresi elektron dari bagian kulit dalam untuk menghasilkan
sinar-X baru yang sifatnya dari unsur penyusun unsur sampel yang di analisis

Untuk setiap atom dalam sampel, intensitas dari karakteristik sinar-X dibandingkan dengan jumlah
(konsentrasi) atom dalam sampel.

Sifat-sifat intensitas sinar–X dari setiap unsur, dibandingkan dengan suatu standar yang diketahui
konsentrasinya, sehingga unsur konsentrasi dalam sampel dapat ditentukan

 Sampel
Powder  berukuran <400 mesh dan total 1 gram
Padat  Permukaan yang dilapisi akan meminimalkan efek hamburan, harus rata untuk menghasilkan
analisis kuantitatif yang optimal
Cairan  harus fresh, dianalisis dengan cepat jika sampel mudah menguap, tidak boleh mengandung
sedimen

 Detector : Si(Li)Detector, PIN Diode, Silicon Drift Detector

 Kualitatif  Identifikasi unsur-unsur yang terkandung dalam materi


Bandingkan nilai energi spesifik fluoresensi dari setiap elemen

Kuantitatif  Analisis konsentrasi unsur-unsur yang terkandung dalam materi

 Keuntungan
• Mudah digunakan dan sampel bisa dalam bentuk padat, bubuk, cair
• Akurasi relative tinggi
• Banyak elemen dapat dianalisis pada suatu waktu (Na-U)
• Dapat digunakan untuk analisis unsur utama/tace

Kelemahan
• Tidak dapat mengetahui senyawa yang dibentuk oleh unsur-unsur yang terkandung dalam bahan yang di
teliti
• Tidak dapat menentukan struktur dari atom

Anda mungkin juga menyukai