Anda di halaman 1dari 6

Khutbah Jumat: Makna Peringatan Maulid

Nabi Muhammad di Bulan Rabiul Awal


‫اْلَح ْم ُد ِلَّلِه اَّلِذي َفَّض َل اَأْلْش ُهَر اْلُحُر َم َع َلى َساِئِر الُّشُهوِر ِلُيَو ِّفَق ُقُلوَب ِعَباِدِه ِإيَم اًن ا‬
.‫ َو َخ َّص َي ْو َم َع اُشوَر اَء ِباْلَفْض ِل َو اْلَبَر َك اِت َو َو َع َد ِلْلُم َّتِقيَن َم ْغ ِفَر ًة َو ِر ْض َو اًن ا‬.‫َو َيِقيًن ا‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل إَلَه إاَّل الَّلُه َو ْح َدُه اَل َش ِر يَك َلُه َش َه اَد ًة َت ُك وُن َلَن ا َم َط َّهَر ًة ِفي اْلَقْلِب ِش ْر ًك ا‬
‫ َو اْش َه ْد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُسوُلُه اْلَم ْبُعوُث ِلُيْخ ِر َج الَّناَس ِم ْن الُّظ ُلَماِت ِإَلى‬.‫َو ُكْف َر اًن ا‬
‫ِّل‬ ‫ الَّلُهَّم‬.‫الُّن وِر َظ اِه ًر ا َو َباِط ًن ا‬
‫َص ِّل َو َس ْم َع َلى َسِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َص اَل ًة ُتَن َّج ْي َن ا ِبَه ا ِم ْن َج ِميِع‬
‫ َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اُبُه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِإَلى َي ْو ِم ُيْظ ِه ُر‬، ‫اَأْلْه َو اِل َو اآْل َفاِت َم ْح ُفوًظ ا َو َم ْأ ُم وًن ا‬
‫ َفَي ا ِعَب اَد الَّلِه ُأوِص يُك ْم َو ِإَّياَي ِبَت ْق َو ى الَّلِه ِفي َأِّي َح اٍل‬: ‫ َأَّما َب ْع ُد‬.‫الَّناُس ِر ْبًح ا َو ُخ ْس َر اًن ا‬
‫ َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬، ‫ َغ ِنًّيا َأْو َفِقيًر ا‬، ‫َفاِر ًح ا َأْو َح ِز يًن ا‬
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi
dan jamaah Jumat semuanya, marilah kita selalu meningkatkan kualitas
iman dan ketakwaan kita, karena hanya iman dan ketakwaan yang bisa
kita jadikan bekal menuju kehidupan di akhirat kelak, kehidupan abadi
tanpa batas.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Allah mengutus nabi Muhammad ke dunia untuk memberikan


pengajaran kepada umat manusia tentang cara penghidupan yang baik.
Tentunya kita akan bertanya kepada diri kita masing-masing,
apakah maulid nabi perlu untuk diperingati? Apakah memperingatinya
cukup dengan adanya kalender berwarna merah sehingga kita kita bisa
berlibur? Untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut, perlu kita menghayati
kehidupan Rasulullah SAW sebagaimana firman Allah dalam surat Al
Ahzab ayat 21 :

‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفْي َر ُسْو ِل الّٰل ِه ُاْس َو ٌة َح َس َن ٌة ِّلَم ْن َك اَن َي ْر ُجوا الّٰل َه َو اْلَي ْو َم اٰاْل ِخَر َو َذ َك َر الّٰل َه‬
‫َك ِثْيًر ا‬
Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Alquran
surat Al Ahzab ayat 21)

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Setiap tahun, umat Islam di Indonesia selama ratusan tahun selalu


merayakan maulid nabi Muhammad SAW. Perayaan keagamaan maulid
nabi memang selama ini diperdebatkan di kalangan ulama. Sebagian
menganggap ini bidah. Mereka beralasan karena maulid nabi tidak pernah
dirayakan di masa Rasulullah SAW di masa hidupnya.

Namun, sebagian besar ulama di negeri kita, terutama yang bermazhab


Imam Syafii menganggap bahwa perayaan maulid nabi Muhammad SAW
bukanlah perbuatan bid'ah. Karena memiliki tujuan-tujuan positif.

Perayaan maulid nabi Muhammad SAW yaitu peringatan hari kelahiran


beliau yang tepat jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Peringatan maulid
baru diselenggarakan ratusan tahun setelah beliau wafat. Ada beberapa
versi mengenai awal mula diselenggarakannya perayaan maulid nabi ini.
Namun pendapat yang paling masyhur digagas pertama kali oleh Sultan
Shalahuddin Al Ayyubi (1137-1193).

Awal mulanya bala tentara Sultan Shalahuddin Al Ayyubi berputus asa


menghadapi tentara Nasrani dalam beberapa peperangan (perang salib).
Lalu sultan memerintahkan kepada para ulama agar memberi semangat
kepada umat Islam pada hari-hari menjelang hari kelahiran nabi
Muhammad SAW, dengan cara berorasi tentang perjuangan beliau.
Hasilnya, semangat juang umat Islam pun bangkit sehingga bisa meraih
kemenangan dalam berbagai medan perang.

Berangkat dari latar belakang seperti itulah para ulama kemudian


menjadikan peringatan maulid nabi Muhammad SAW sebagai tradisi dan
tentu sangat baik bila kita mengikutinya. Hanya saja, peringatan yang kita
lakukan sejatinya tidak bergeser dari semangat Sultan Shalahuddin Al
Ayyubi yakni mengobarkan semangat juang umat Islam. Dan jihad yang
dimaksud di sini dan kini bukan lagi secara fisik di medan perang, seperti
saat perang salib, melainkan secara ruhaniah (jihad An nafs) dalam
bentuk lain. Kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, sikap emosional,
dan berbagai perilaku yang menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW
merupakan objek jihad sekaligus musuh-musuh kita sekarang. Semuanya
itu justru lebih banyak lahir karena kita kurang meneladani nabi
Muhammad SAW.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT.

Perayaan maulid nabi Muhammad SAW yang setiap tahun diperingati


adalah momentum untuk meningkatkan pentingnya misi kenabian. Nabi
SAW datang telah mengubah komunitas manusia yang menjadikan
patung-patung sebagai sesembahan dan meremehkan harkat
kemanusiaan, menjadi manusia yang bertauhid dan bermartabat. Dalam
menjalankan misinya beliau tidak menggunakan basis etnis, turunan,
kekuasaan, dan perbudakan, yang menjadikan orang menjadi mulia.
Namun mengandalkan sepenggal kesalehan diri, pertolongan Allah, dan
dukungan Masyarakat.

Nabi Muhammad SAW adalah anak muda Makkah yang sangat dihormati
karena kecakapan moralitasnya. Gelar yang diberikan oleh masyarakat
Makkah adalah al-amin yang berarti orang yang dipercaya. Ini adalah
konsep masyarakat Madani yang digagas oleh nabi Muhammad SAW,
bahwa untuk menata umat perlu adanya interaksi yang dibangun atas
dasar keadilan, keterbukaan dan demokratisasi.

Ketiga dasar itu, digunakan oleh nabi untuk memposisikan umat sebagai
agen perubahan masyarakat Arab yang buta dengan harkat dan martabat
kemanusiaan. Perilaku jahiliyah yang tidak manusiawi diubah dengan
konstruksi sosial masyarakat Muslim waktu itu yang saling berkhidmat
pada sikap ideal. Nabi adalah sebagai arsitektur sekaligus pemimpin
proyek pembangunan dari peradaban yang untuk ukuran zamannya
adalah sangat modern.

Ketiga asas yang ditawarkan tadi, belakangan menjadi populer di tengah


retorika para pemimpin kita. Baik itu semasa kampanye maupun setelah
menjalankan roda kepemimpinannya. Kita menyaksikan semua aktor
kekuasaan fasih meneriakkan keadilan, keterbukaan, dan demokratisasi.
Hanya saja, kita menerima kenyataan yang menyakitkan. Berapa tidak,
dengan mayoritas penduduk Muslim yang mempunyai nabi dan tatanan
nilai begitu paripurna (Alquran dan hadits) praktik kekuasaan menyayat
nilai-nilai kepemimpinan Muhammad. Apa yang ditahbiskan oleh para
pemimpin dengan nilai-nilai tadi tak lebih dari manisnya kata-kata dan
janji-janji yang membosankan di podium kekuasaan.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Apabila kita saksikan apa yang terjadi di negeri kita saat ini, masih terjadi
kesenjangan ekonomi. Praktik kemewahan kekuasaan juga terlihat kasat
mata. Tokoh-tokoh masyarakat yang tadinya dikenal bersih dan sekarang
mendapat kesempatan di tampuk kekuasaan tidak sedikit yang diduga
terlibat korupsi, bahkan telah divonis tindak pidana korupsi. Ternyata,
seleksi pemimpin yang terbilang demokratis itu, sepertinya gagal
menghantarkan tokoh-tokoh panutan menjadi pemimpin yang tetap pada
komitmennya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Bahkan,
peringkat negara terkorup pun masih kita sandang.

Hampir semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara dibanjiri oleh


praktik yang tidak mencerminkan keteladanan.

Kemudian kita bertanya, apa yang tidak benar? Padahal secara teologis
dan demografis umat Islam Indonesia memungkinkan untuk menata
sistem kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. Sedianya,
berbicara Indonesia dalam konteks pembangunan adalah berbicara Islam
itu sendiri. Karena Islam menyediakan hamparan nilai yang ideal dan
realitas sebagai moralitas.

Lebih dari itu, perlahan tapi pasti, komunitas santri modern mulai nampak
naik ke tampuk kekuasaan. Ini terjadi sebagai konsekuensi pematangan
teologisnya untuk menciptakan tatanan masyarakat baru yang adil,
terbuka, dan demokratis. Namun pada kenyataannya pemikiran arif dan
rencana yang mulia itu belum menampakkan hasilnya untuk mewujudkan
negara baldatun thayyibatun warabbun ghafur.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Dalam satu hadits nabi menegaskan misinya sebagai rasul:

‫إنما بعثت ألتمم مكارم االخالق‬


Artinya: sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia. HR. al-Bazzar

Akhlak adalah misi Rasulullah dan salah satu kunci keberhasilan beliau
dalam berdakwah adalah karena kemuliaan akhlaknya. Baik kepada
lawan maupun kawan. Dalam kesempatan khutbah yang singkat ini, ada
beberapa hal yang ingin saya sampaikan terkait dengan akhlak nabi
Muhammad SAW yang dapat kita jadikan suri tauladan.

Nabi mengajarkan agar umatnya menjalin pertalian keluarga yang baik.


Nabi sangat menghormati orang tuanya. Dia bahkan mengatakan, surga
berada di bawah telapak kaki ibu dan kesenangan Allah ada di dalam
kesenangan orang tua. Oleh karena itu, beliau meyakinkan kepada
siapapun yang memperlakukan orang tua secara baik, maka berhak
mendapatkan surga. Nabi juga mengingatkan betapa pentingnya menjalin
pertalian keluarga (silaturahim) dalam kehidupan sehari-hari.

Nabi Muhammad SAW berpesan kepada umatnya untuk mencari ilmu,


mencari ilmu adalah tugas setiap Muslim. Ilmu dapat membimbing kita
kepada jalan kebahagiaan, jika kita terus mencari ilmu maka Allah akan
menunjukan jalan yang benar dalam kehidupan kita.

Ketika nabi Muhammad SAW berusia 25 tahun dia memiliki reputasi


tentang kejujurannya. Di kalangan orang-orang Quraisy, beliau dikenal
sebagai orang yang paling berani dan sopan. Nabi juga seorang tetangga
yang baik , toleran dan selalu dapat dipercaya. Beliau selalu berupaya
menjauhkan diri dari perkelahian dan percekcokan. Dia juga tidak pernah
menggunakan bahasa cacian atau makian. Nabi Muhammad SAW
mengajak para pengikutnya untuk selalu berbicara kebenaran karena hal
itu akan membawa kebaikan. Beliau juga mengingatkan pengikutnya
untuk menjauhi orang yang gemar berdusta karena dusta akan membawa
kepada kejahatan. Nabi Muhammad SAW memiliki kekuatan karakter,
dicerminkan dalam kesabaran dan toleransinya yang selalu menolak
berbagai hal yang dapat membangkitkan amarah.

Dia tetap berlaku baik dan dermawan sekalipun kepada seseorang yang
pernah menyakitinya. Nabi Muhammad SAW jauh dari sifat sombong atau
membanggakan diri, dia tetap sederhana dan rendah hati. Tentunya
masih banyak lagi contoh akhlak nabi yang tidak dapat kita sampaikan
dalam waktu yang singkat ini.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Setelah kita sama-sama menghayati sejarah nabi Muhammad SAW yang


terus kita bacakan dalam peringatan maulid nabi Muhammad SAW dapat
dimaknai bahwa Allah menginginkan nabi Muhammad menjadi contoh
dan teladan bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, Allah
menakdirkan nabi Muhammad SAW untuk duduk seperti umat manusia
pada umumnya, memiliki keluarga, bekerja untuk memenuhi
kebutuhannya dan saling berbagi kesenangan dan kesedihan di antara
sesama manusia.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Kelahiran nabi Muhammad SAW merupakan nikmat dan Rahmat yang tak
terhingga untuk umat manusia di seluruh dunia. Allah SWT
memerintahkan pada semua hambaNya agar selalu mengingat akan
segala karunia dan nikmatNya. Baik yang dilimpahkan secara umum atau
secara khusus kepada seseorang. Sebagaimana firman Allah dalam surat
Al Anbiya' ayat 107.

‫َو َم ا َأْر َس ْلَن اَك ِإاَّل َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِميَن‬


Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam. (Alquran surat Al Anbiya' ayat 107)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Demikian khutbah yang singkat ini mudah-mudahan mendapatkan berkah


dari Allah SWT dan bermanfaat bagi kita semua, amin.

‫َب اَر َك الَّلُه ِلي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ يِم َو َنَفَع ِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفيِه ِمَن اآْل َياِت َو ِذ َك َر اْلَح ِكيَم َو َت َقَّبْل ِم ِّني‬
‫ َأُقوُل َقْو ِلي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر الَّلَه اْلَعِظ يَم ِلي َو َلُك ْم َو ِلَساِئِر اْلُمْس ِلِميَن‬. ‫َو ِم ْنُك ْم ِتاَل َو َت ُه ِإَّنُه ُه َو الَّسِميُع اْلَع ِليُم‬
‫َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َفاْس َتْغ ِفُروُه ِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوَر الَّر ِحيُم‬..

Anda mungkin juga menyukai