Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik

Vol. 01 No. 02 Edisi April- Juni 2023 Hal. 11-16


Published by: ITTC INDONESIA
Journal homepage: https://jurnal.ittc.web.id/index.php/jiksp/index
E-ISSN : XXXX-XXX

Pola Komunikasi Sekunder Group Discord Heroes E-Sports Studi Pada


Remaja Di Kelurahan Pahlawan
Syaidhina Rizki a , Fifi Hasmawati b , Manalullaili c
a
Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang,
Email : svz.rizki@gmail.com
b
Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang,
Email : fifihasmawati@radenfatah.ac.id
c
Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang,
Email : manalullaili_uin@radenfatah.ac.id
ABSTRAK
Komunikasi sekunder merupakan komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media atau alat sebagai
sarana untuk dapat berkomunikasi dengan siapapun dan dimanapun atau tidak terbatasi oleh ruang dan waktu serta
banyaknya. Jika komunikan berada jauh dari jangkauan dipergunakanlah telepon atau surat, begitupun banyaknya
komunikan maka dipakailah perangkat pengeras suara, apabila jauh dan banyak maka digunakan surat kabar,
radio, atau televisi dan media-media broadcast lainnya. Terdapat media atau aplikasi yang bernama Discord yang
biasa digunakan oleh rata-rata komunitas terutama grup Heroes E-Sports untuk berkomunikasi melalui perangkat
seperti Handphone bahkan Laptop/PC. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat bagaimana proses atau
bentuk komunikasi sekunder yang terjadi saat suatu komunitas atau grup sedang melakukan kegiatannya masing-
masing. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang melalui berbagai teknik pengumpulan
data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi
sekunder pada grup Discord Heroes E-Sports ini terjadi sesuai pola dan komunikasi yang berlangsung tersebut
sangat baik serta responsif. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa komunikasi lewat media sosial
terkhusus aplikasi Discord sangat banyak diminati, dengan hal ini Discord sangat bisa menjadi aplikasi yang
bersifat mobile bagi semua penggunanya untuk melakukan komunikasi. Pada kesimpulannya, komunikasi
sekunder bisa terjadi dimana saja dan kapan saja menggunakan aplikasi apapun yang mereka biasa pakai untuk
sehari-hari untuk menunjang kegiatan berkomunikasi tanpa batas. Oleh karenanya, perlu juga dilakukan upaya
untuk meningkatkan kualitas koneksi atau sinyal bahkan perangkat yang digunakan oleh banyak orang, sehingga
berkomunikasi lewat media sosial menjadi lebih optimal dan gangguan semakin berkurang.
Kata kunci : Pola Komunikasi, Sekunder, Discord, dan Heroes E-Sports

ABSTRACT
Secondary communication is communication that is carried out using media or tools as a means to be able to
communicate with anyone and anywhere or not limited by space and time and the amount. If the communicant is
far from reach, a telephone or letter is used, as well as many communicants, loudspeakers are used, if there are
far and many, then newspapers, radio or television and other broadcast media are used. There is a media or
application called Discord which is commonly used by the average community, especially the Heroes E-Sports
group, to communicate via devices such as cellphones and even laptops/PCs. This research was conducted aiming
to see how the process or form of secondary communication that occurs when a community or group is carrying
out their respective activities. By using a descriptive qualitative research method through various data collection
techniques, namely observation, interviews, and documentation. The results showed that the pattern of secondary
communication in the Discord Heroes E-Sports group occurred according to the pattern and the communication
that took place was very good and responsive. In addition, this research also shows that communication via social
media, especially the Discord application, is in great demand, with this Discord can very well become a mobile
application for all users to communicate. In conclusion, secondary communication can occur anywhere and
anytime using any application that they normally use on a daily basis to support unlimited communication
activities. Therefore, it is also necessary to make efforts to improve the quality of the connection or signal and
even devices that are used by many people, so that communicating via social media becomes more optimal and
reduces interference.
Keywords: Communication Patterns, Secondary, Discord, and Heroes E-Sports

This work is licensed under Creative Commons Attribution License 4.0 CC-BY International license

PENDAHULUAN

Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik Vol.01 No. 01 Edisi April - Juni (2023) 11
Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik
Vol. 01 No. 02 Edisi April- Juni 2023 Hal. 11-16
Published by: ITTC INDONESIA
Journal homepage: https://jurnal.ittc.web.id/index.php/jiksp/index
E-ISSN : XXXX-XXX
Komunikasi sekunder merupakan komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media atau alat
sebagai sarana untuk dapat berkomunikasi dengan siapapun dan dimanapun atau tidak terbatasi oleh
ruang dan waktu serta banyaknya. Jika komunikan berada jauh dari jangkauan dipergunakanlah
telepon atau surat, begitupun banyaknya komunikan maka dipakailah perangkat pengeras suara,
apabila jauh dan banyak maka digunakan surat kabar, radio, atau televisi dan media-media broadcast
lainnya.
Sebagaimana yang diungkapkan Onong Uchjana Effendy proses komunikasi secara sekunder adalah
proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada oranglain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi adalah surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,
dan banyak lagi. Pentingnya peranana media yakni media sekunder dalam proses komunikasi,
disebabkan oleh efisiennya dalam mencapai komunikan1.
Terjadi situasi yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan pola sekunder adalah jarak antara
komunikator dan komunikan terlalu jauh dan banyak. Selama ini peneliti sering ditemukan dengan
contoh kasus yang melibatkan komunikator dan komunikan yang keberadaannya jauh dari komunikan
dan juga komunikator atau komunikan yang relatif banyak. Sehingga para komunikator dan
komunikan yang didasari keinginan untuk berkomunikasi, mereka berbondong-bondong berinisiatif
untuk mengunduh aplikasi-aplikasi pendukung berkomunikasi jarak jauh contohnya Whatsapp,
Telegram, Twitter, Instagram, Messenger, Facebook, dan Line. Sedangkan ada juga aplikasi yang bisa
mendukung pengguna yang jauh dan juga banyak contohnya Discord, TeamSpeak, Zoom, Google
Hangout, Skype, Steam Chat, Razer Comms2.
Era teknologi informasi dan komunikasi saat ini banyak merubah perilaku komunikasi. Semua bidang
kehidupan telah terkoneksi dengan teknologi komunikasi siber kedua yaitu interaksi atau (interactivity)
merupakan konsep yang yang sring digunakan untuk membedakan antara media baru yang digital dan
media tradisional yang menggunakan analog. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi pada
dasarnya untuk mempermudah bagi siapapun yang menggunakan teknologi tersebut untuk berinteraksi.
Teknologi telah memediasi antar-aktivitas manusia dan telah menggabungkan batasan-batasan fisik
dan sosial.
Komunikasi dalam proses secara sekunder ini semakin lama semakin efektif dan efisien karena
didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin canggih, yang ditopang pula oleh teknologi-
teknologi lainnya yang bukan teknologi komunikasi. Surat, misalnya sebagai media komunikasi
sekunder yang pada mulanya terbatas sekali jangkauan sasarannya, dengan dukungan pesawat terbang
jet, dapat mencapai komunikan di mana saja di seluruh dunia. Demikian pula media telepon, jika pada
waktu ditemukan menggunakan kawat yang oleh sebab itu terbatas sekali wilayah jangkauannya, kini
dengan radio telepon dapat mencapai sasaran di kota lain, negara lain, dan benua lain 3.
Kekurangan dari media sekunder ini adalah keefektifan dan keefesiensian penyebaran pesan-pesan
yang bersifat persuasif karena kerangka acuan khalayak yang menjadi sasaran komunikasinya tidak
diketahui komunikator dan dalam prosesnya, umpan balik berlangsung tidak pada saat itu yang dalam
hal ini disebut umpan balik tertunda. Dalam proses komunikasi secara sekunder, komunikator harus
memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang digunakan dalammenata lambang-lambang yang
akan diformulasikan dari isi pesan komunikasi.
Memahami dan mendefinisikan komunikasi adalah perkara yang sulit. Banyak bermunculan pakar
komunikasi mencoba mendefinisikan komunikasi dari berbagai perspektif atau sudut pandang mereka.
Seseorang tidak akan pernah lepas dari kebutuhan berkomunikasi, baik dia sebagai birokrat, politisi,
dokter, pengusaha, ulama, dan berbagai profesi lainnya. Melalui proses komunikasi orang dapat saling
mengenal, memahami dan menerima satu dengan yang lain. Maka betapa pentingnya komunikasi,
sehingga orang tidak akan mampu berbuat tanpa komunikasi 4.

1
Onong U. Effendy, Dimensi-dimensi komunikasi, (Bandung: Alumni, 1981) Cet. Ke-1, h. 11-17.
2
Redi Panuju, Pengantar Studi (Ilmu) komunikasi, (Jakarta: Prenamedia Group, 2018), Cet. Ke-1, h. 147.
3
Bonaraja Purba, dkk., Pengantar Ilmu Komunikasi, (Medan: Yayasan kita Menulis, 2021), Cet. Ke-1, h. 8
4
Ngalimun, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: Penerbit Parama Ilmu, 2020), Cet. Ke-1, h. 11.

Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik Vol.01 No. 01 Edisi April - Juni (2023) 12
Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik
Vol. 01 No. 02 Edisi April- Juni 2023 Hal. 11-16
Published by: ITTC INDONESIA
Journal homepage: https://jurnal.ittc.web.id/index.php/jiksp/index
E-ISSN : XXXX-XXX
Pada umumnya ketika berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu
adalah media kedua sebagaimana diterangkan di atas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai
media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content)
yakni pikiran dan atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tak
dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk sura telepon, radio, dan lain-lainnya yang jelas
tidak selalu dipergunakan.
Seperti diterangkan di atas pada umumnya bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi
karena bahasa sebagai lambang mampu mentransmisikan pikiran, ide, pendapat, dan sebagainya, baik
mengenai hal yang abstrak maupun yang kongkret, tidak saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi
pada saat sekarang, tetapi juga pada waktu yang lalu atau masa mendatang. Karena itulah pula maka
kebanyakan mgdia merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan pesan komunikasi
dengan bahasa.
Pesan yang telah dibentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain. Baik secara langsung ataupun
tidak langsung. Bentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang telah disampaikan
oleh orang lain. Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan
diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi
dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka orang tersebut akan kembali membentuk dan
menyampaikan pesan baru. Dan demikianlah ke-empat tindakan ini akan terus menerus terjadi secara
berulang-ulang5.
Sebagai suatu proses, komunikasi tidak statis, melainkan dinamis dalam arti akan selalu mengalami
perubahan dan perkembangan secara terus menerus. Proses komunikasi melibatkan banyak faktor atau
komponen. Faktor- faktor atau unsur yang dimaksud antara lain meliputi komunikator, komunikan,
pesan (isi, bentuk, dan cara penyampaiannya), saluran atau media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat yang ditimbulkan dan situasi atau kondisi yang
ada ketika komunikasi berlangsung.
Keberhasilan komunikasi dapat diukur dengan adanya arus balik yang diberikan oleh komunikan yang
dalam bahasa inggris arus balik itu disebut dengan istilah feedback yang diterjemahkan dengan arus
balik/umpan balik atau respons. Dengan demikian, kedudukan feedback dalam komunikasi
mempunyai peranan yang sangat penting, sebab feedback dalam komunikasi menerangkan kepada
komunikator bahwa pesannya dapat diterima dan ditanggapi oleh komunikan. Jika tidak diketahui
feedback-nya maka sulit untuk mengukur apakah pesan dapat diterima atau tidak dan yang pasti akan
terus menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang yang sulit untuk dijawab. Feedback yang dapat
diartikan sebagai respons, umpan balik, dan peneguhan adalah pesan yang dikirim kembali dari
penerima ke sumber, memberi tahu ke sumber tentang reaksi penerima dan memberikan landasan ke
sumber untuk menentukan perilaku selanjutnya6.
Teknologi digital sangat berkembang di era modern saat ini, meledaknya penggunaan sosial media
secara aktif dapat ditemui di berbagai tempat dan suasana salah satunya adalah platform aplikasi
Discord, aplikasi yang digunakan untuk berinteraksi satu sama lain. Media sosial saat ini di
manfaatkan oleh manusia sebagai sarana dalam menggali informasi terbaru. Menurut McQuail
mengatakan bahwa Media Behavior atau perilaku media habits of media use atau kebiasaan
menggunakan media merupakan konsep dasar yang di bentuk oleh elemen-elemen yang relative secara
tetap yaitu struktur sosial. Manusia akan lebih terbiasa menggunakan media untuk mencari informasi.
Terutama di kalangan generasi muda yang memanfaatkan media sosial sebagai tempat mencari
informasi dan juga sebagai tempat kreativitas digital, salah satunya pada aplikasi Discord. Generasi
mudah memanfaatkan aplikasi Discord sebagai tempat berkumpulnya komunitas online.
Group Discord ini sudah menjadi wadah tempat berlangsungnya komunikasi yang interaktif dan
fleksibel, menurut Wood yaitu model interaktif yang menggambarkan komunikasi sebagai proses di
mana pendengar memberikan umpan balik sebagai respon terhadap pesan yang di sampaikan oleh
komunikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya platform Discord ini dapat memudahkan

5
Onong. U. E, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 16.
6
H. Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2019), Cet. Ke-1, h. 2.

Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik Vol.01 No. 01 Edisi April - Juni (2023) 13
Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik
Vol. 01 No. 02 Edisi April- Juni 2023 Hal. 11-16
Published by: ITTC INDONESIA
Journal homepage: https://jurnal.ittc.web.id/index.php/jiksp/index
E-ISSN : XXXX-XXX
kita untuk beriteraksi dalam menciptakan isi, komtentar, atau masukan dengan secara cepat serta tidak
terbatas ruang dan waktu.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, semakin luas pergaulan maka semakin
besar fungsi, peranan dan tanggung jawab sosial seseorang. Makin banyak manusia terlibat dalam
proses komunikasi, maka akan berpengaruh pula terhadap tingkah lakunya. Dengan komunikasi orang
memberi dan menerima informasi, pendapat, serta ide7.
Kurangnya komunikasi dan sosialisasi didalam server bisa menjadikan server dan group menjadi beku,
dengan kata lain group akan menjadi sepi dikarenakan tidak ada respon serta proses komunikasi antar
member atau pengguna. Group Discord Heroes E-Sports merupakan server Discord baru yang dibuat
pada tahun 2020. Dibuatnya server Discord ini dengan alasan agar menciptakan kemistri dan
membangun komunikasi yang baik serta mencari relasi dari berbagai kalangan maupun negara. Saat
pandemi covid mulai menyebar ke Indonesia, server Discord pun semakin aktif dan ramai, mulai dari
member sampai owner server pun ikut aktif setiap harinya.
Peristiwa seperti inilah yang membuat group Discord Heroes E-Sports semakin berkembang dan
semakin banyak member juga relasi, dikarenakan pada saat pandemi covid banyak masyarakat
khususnya para remaja tidak dapat keluar rumah dan mengikuti pekerjaan maupun aktifitas lainnya di
luar rumah. Mereka yang tidak bisa menjalankan aktifitasnya di luar rumah banyak yang mulai
merambah ke aplikasi Discord sebagai sarana pengganti media tempat berkomunikasi dan
bersosialisasi dalam bentuk kegiatan apapun.
Perihal Group Discord yang semakin ramai dan banyak pengguna baru yang bermunculan maka
semakin banyak juga bentuk dan pola komunikasi yang sudah dan akan terjadi didalam Group Discord
tersebut. Peneliti melihat banyaknya member ataupun pengguna yang berpindah dari grup server lain
ke grup server Heroes E-Sports serta ada juga yang baru bergabung. Dari paparan latar belakang
masalah diatas akhirnya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pola Komunikasi
Sekunder Group Discord Heroes E-Sports Studi Pada Remaja Kelurahan Pahlawan”.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan tentang fenomena dengan sedalam-dalamnya
melalui pengumpulan data sedalm-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi
atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat teratas. Jika data yang terkumpul sudah
mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencarri sampling lainnya.
Di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data, bukan banyaknya (kuantitas)
data.
Tentang metode penelitian kualitatif, Creswell mendefinisikannya sebagai suatu pendekatan
atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala
sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan
pertanyaan yang umum dan agak luas. lnformasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian
dikumpulkan, lnformasi tersebut biasanya berupa kata atau teks. Data yang berupa kata-kata atau teks
tersebut kemudian dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran atau deskripsi atau dapat
pula dalam bentuk tema-tema8. Dari data-data itu peneliti membuat interpretasi untuk menangkap arti
yang terdalam. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Laporan
tersebut sedikit fleksibel karena tidak ada ketentuan baku tentang struktur dan bentuk laporan hasil
penelitian kualitatif. Tentu saja hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh pandangan,
pemikiran, dan pengetahuan peneliti karena data tersebut diinterpretasikan oleh peneliti. Oleh karena
itu, sebagian orang menganggap penelitian kualitatif agak bias karena pengaruh dari peneliti sendiri
dalam analisis data.
Sumber data yang sangat menentukan dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia yang
dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Metode kualitatif memperlakukan partisipan benar-

7
Aesthetika, N. M., & Rizal, M. S., “Efektifitas Penggunaan Aplikasi Discord Dalam Meningkatkan Komunikasi Interpersonal
Dikalangan Pencinta Film”, Medium: Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi, Vol. 10, No. 1, (2022): 19-27.
8
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, Cet. Ke-5, h. 56-57.

Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik Vol.01 No. 01 Edisi April - Juni (2023) 14
Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik
Vol. 01 No. 02 Edisi April- Juni 2023 Hal. 11-16
Published by: ITTC INDONESIA
Journal homepage: https://jurnal.ittc.web.id/index.php/jiksp/index
E-ISSN : XXXX-XXX
benar sebagai subjek dan bukan objek. Disinilah partisipan menemukan dirinya sebagai yang berharga,
karena inforrnasinya sangat berrnanfaat. Metode penelitian ini rnernberikan ruang yang sangat besar
kepada partisipan. Mereka terhindar dari pengobjektifikasian oleh peneliti yang sudah disiapkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap remaja-remaja yang
tergabung dalam grup Discord Heroes E-Sports di Kelurahan Pahlawan, maka dengan ini dapat
disimpulkan bahwa:
Setiap responden atau remaja grup Heroes E-Sports yang berkomunikasi melalui aplikasi Discord
cenderung memiliki karakter berkomunikasi yang aktif, terlebih lagi jika ada suatu game yang menarik
dan membuat mereka semakin semangat untuk berkumpul, serta menjadikan aplikasi Discord sebagai
akses dalam kelancaran mereka berkomunikasi baik saat berbincang santai maupun bermain game.
Pada keseluruhan responden yang diwawancara, mereka para remaja dari grup Heroes E-Sports ini
menggunakan media/sarana untuk berkomunikasi bergantung dengan device atau perangkat dan
aplikasi yang digunakannya. Ada yang kesehariannya menggunakan aplikasi yang bersifat mobile
seperti contohnya WhatsApp, Line, Instagram, Telegram, dsb. Ada juga yang menggunakan aplikasi
Discord sebagai aplikasi untuk berkomunikasi sehari-hari hanya dengan teman-teman sebayanya saja,
jika dengan keluarga atau kerabat dekat, mereka juga rata-rata menggunakan aplikasi yang bersifat
mobile.
Berkomunikasi melalui aplikasi Discord tidak terus menerus berjalan dengan baik, ada kalanya
aplikasi ini mengalami gangguan saat sedang maintenance atau sedang ada perbaikan, begitu juga
gangguan dari connection atau koneksi. Karena aplikasi Discord ini menggunakan koneksi internet
yang sering kali mengalami gangguan hingga membuat masing-masing pengguna aplikasi ini terputus
dari komunikasi yang sedang berlangsung. Tak dapat dipungkiri, banyak pengguna yang kesal dan
akhirnya marah karena komunikasi yang akan mereka sampaikan terhalang atau suaranya terputus-
putus karena gangguan dari koneksi.
Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap remaja-remaja yang
tergabung dalam grup Discord Heroes E-Sports di Kelurahan Pahlawan, maka dengan ini dapat
disimpulkan bahwa:
Setiap responden atau remaja grup Heroes E-Sports yang berkomunikasi melalui aplikasi Discord
cenderung memiliki karakter berkomunikasi yang aktif, terlebih lagi jika ada suatu game yang menarik
dan membuat mereka semakin semangat untuk berkumpul, serta menjadikan aplikasi Discord sebagai
akses dalam kelancaran mereka berkomunikasi baik saat berbincang santai maupun bermain game.
Pada keseluruhan responden yang diwawancara, mereka para remaja dari grup Heroes E-Sports ini
menggunakan media/sarana untuk berkomunikasi bergantung dengan device atau perangkat dan
aplikasi yang digunakannya. Ada yang kesehariannya menggunakan aplikasi yang bersifat mobile
seperti contohnya WhatsApp, Line, Instagram, Telegram, dsb. Ada juga yang menggunakan aplikasi
Discord sebagai aplikasi untuk berkomunikasi sehari-hari hanya dengan teman-teman sebayanya saja,
jika dengan keluarga atau kerabat dekat, mereka juga rata-rata menggunakan aplikasi yang bersifat
mobile.
Berkomunikasi melalui aplikasi Discord tidak terus menerus berjalan dengan baik, ada kalanya
aplikasi ini mengalami gangguan saat sedang maintenance atau sedang ada perbaikan, begitu juga
gangguan dari connection atau koneksi. Karena aplikasi Discord ini menggunakan koneksi internet
yang sering kali mengalami gangguan hingga membuat masing-masing pengguna aplikasi ini terputus
dari komunikasi yang sedang berlangsung. Tak dapat dipungkiri, banyak pengguna yang kesal dan
akhirnya marah karena komunikasi yang akan mereka sampaikan terhalang atau suaranya terputus-
putus karena gangguan dari koneksi
saran
Sesuai dengan hasil penelitian, peneliti mendapatkan 2 saran yang bisa disampaikan ke seluruh
masyarakat pengguna aplikasi Discord maupun bukan penggunany. Yaitu yang pertama ialah pola
komunikasi sekunder yang sudah diterapkan dengan baik oleh masyarakat khususnya remaja pengguna
aplikasi Discord atau bukan, dapat lebih diperhatikan lagi dalam hal berkomunikasi lewat aplikasi,

Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik Vol.01 No. 01 Edisi April - Juni (2023) 15
Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik
Vol. 01 No. 02 Edisi April- Juni 2023 Hal. 11-16
Published by: ITTC INDONESIA
Journal homepage: https://jurnal.ittc.web.id/index.php/jiksp/index
E-ISSN : XXXX-XXX
karena tidak seluruh aplikasi dan perangkat yang digunakan bisa berfungsi sesuai dengan aktifitas
komunikasi sehari-hari, serta pola yang dibentuk dalam berkomunikasi juga berbeda-beda tergantung
aplikasi dan aktifitas komunikasi dari masing-masing masyarakat. Yang kedua adalah hendaknya
aplikasi Discord ini digunakan oleh sesama masyarakat yang menggunakan dan mengerti bagaimana
cara menjalankan aplikasi Discord tersebut, dengan adanya orang-orang yang mengerti cara
penggunaannya bahkan terbiasa, maka komunikasi melalui aplikasi Discord juga akan berjalan setara
dengan tujuan dan fungsinya, karena jika digunakan oleh orang-orang yang tidak mengerti sama sekali
tentang aplikasi ini, pun akan berbeda pula bentuk atau pola komunikasi yang disampaikan, fungsi dari
aplikasi tersebut juga tidak akan berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Onong U. Effendy, Dimensi-dimensi komunikasi, (Bandung: Alumni, 1981) Cet. Ke-1
Redi Panuju, Pengantar Studi (Ilmu) komunikasi, (Jakarta: Prenamedia Group, 2018), Cet. Ke-1
Bonaraja Purba, dkk., Pengantar Ilmu Komunikasi, (Medan: Yayasan kita Menulis, 2021), Cet. Ke-1
Ngalimun, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: Penerbit Parama Ilmu, 2020), Cet. Ke-1
Onong. U. E, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006)
H. Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2019), Cet. Ke-1
Aesthetika, N. M., & Rizal, M. S., “Efektifitas Penggunaan Aplikasi Discord Dalam Meningkatkan Komunikasi Interpersonal
Dikalangan Pencinta Film”, Medium: Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi, Vol. 10, No. 1, (2022)
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, Cet. Ke-5

Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik Vol.01 No. 01 Edisi April - Juni (2023) 16

Anda mungkin juga menyukai