Anda di halaman 1dari 6

Pemimpi Sorga (1)

Sambil menunggu Pembatasan Sosial Berskala Besar


(PSBB) berakhir, tentu lebih asyik bila kita bermimpi tentang
sorga. Saya adalah orang yang konyol kayaknya, itu
sebabnya Tuhan Yesus pernah mengajak berbicara. Mungkin
karena siap untuk ditertawakan oleh siapapun, dan tidak
pernah menjadi beban walaupun harus bercerita ribuan kali
tentang Tuhan yang penuh kasih karunia yang menawarkan
kasihNya kepada manusia yang sok tahu, degil, dan keras
kepala.

Sebab kekonyolan saya itu mungkin yang menyebabkan


seorang teman bertanya “bagaimana kehidupan di sorga nanti
?” Saya menjawab seperti apa yang disampaikan oleh Yesus.

“Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan


tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di
sorga” (dalam Matius 22 : 30).

Teman saya langsung berkata “Wah, tidak seru,


mendingan ke sorga yang lain”. Meskipun hal ini seperti
hanya guyon, saya mengerti bahwa kebanyakan orang-orang
memang acuh tak acuh dengan apa yang disebut sorga.

Apakah sorga sungguh-sungguh tempat yang


membosankan? Saya sekarang dapat membayangkan, bila
saya terus menjadi seorang anak kecil yang selalu senang
dengan mainan, saya tidak akan pernah tahu indahnya remaja
berpacaran. Bila saya terus menjadi remaja, maka saya juga
tidak akan pernah tahu indahnya menikah dan punya anak-
anak. Saya kira ini bisa menggambarkan, bahwa bila kita
tidak pernah sampai ke sorga, maka sukacita sorgawi-pun
sulit dibayangkan oleh manusia-manusia bumi (manusia
bumi hanya bisa membayangkan bahwa hal yang ter-enak
dan ter-asyik adalah bersenggama). Namun syukur kepada
Tuhan, seseorang yang sudah dilahirkan kembali diberikan
cicipan kerajaan sorga oleh Tuhan berupa keadilan,
kebenaran, kasih, damai sejahtera, sukacita sorgawi, dan
kekudusan Tuhan.

Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan


minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan
sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14 : 17).

Mengapa kita harus percaya adanya sorga? Alasan yang


paling tepat adalah karena “sorga sudah dinubuatkan di
dalam kitab suci Bible”. Mengapa kita harus percaya
nubuatan Bible? Karena nubuat-nubuat yang ada di dalam
Bible tidak pernah meleset dan hanya Bible sajalah kitab suci
yang disebut dengan kitab nubuat.

Contoh nubuat Bible yang sangat tepat adalah


kehancuran Bait suci Yerusalem oleh Jenderal Titus yang
terjadi tahun 70 M. Sungguh suatu hal yang menakjubkan,
hingga saat ini, lokasi berdirinya bait suci yang didirikan oleh
raja Salomo itu tidak bisa ditemukan dengan tepat, sesuai
nubuatan yang diucapkan oleh Yesus.

Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi.


Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk
kepada bangunan-bangunan Bait Allah. Ia berkata
kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di
sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain;
semuanya akan diruntuhkan." (Matius 24:1 – 2).
Marilah berpikir, jika hal-hal lahiriah dan tidak kekal
dinubuatkan dengan sangat tepat, betapa tepatnya hal-hal
yang dinubuatkan tentang tempat-tempat yang kekal.

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah,


percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak
tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ
untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku
telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu
ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada,
kamu pun berada (Yohanes 14 : 1 – 3).

Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari


situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai
Juruselamat (Filipi 3:20).

Pendeta DR. Yesaya Pariadji sering berkata “Bila saya


belum pernah digandeng Tuhan ke bait Allah, setan-setan
punya hak memotong tangan saya. Bila kaki saya belum
pernah menginjak di depan tahta Allah, setan-setan berhak
memotong kaki saya. Disini saya juga pernah berlutut
mencium kaki Tuhan. Bila mulut saya belum pernah
mencium kaki Tuhan Yesus, setan-setan punya hak untuk
merobek mulut saya.”. ( http://pedson.blogspot.com
/2009/02/kesaksian-pdt-yesaya-pariadji.html ).

Sekalipun kita belum pernah kesana, tetapi DNA rohani


kita secara naluriah mengatakan kepada kita bahwa rumah
sejati kita ada di tempat yang belum pernah kita kunjungi,
yang merupakan alamat pos terakhir kita.
Alkitab menggambarkan sorga sebagai rumah yang
selalu kita dambakan di dalam hati. Yang bagi orang-orang
beriman adalah suatu tanah tumpah darah yang jauh, negeri
asal, suatu negeri yang lebih baik, suatu rumah sorgawi.

Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang


lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah
tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah
mempersiapkan sebuah kota bagi mereka (Ibrani 11:16).

Iblis menebarkan “pengertian yang keliru” dengan


mengatakan “Sorga sangat membosankan. Tuhan benci
bersenang-senang. Lebih baik ke neraka, banyak artis”,
semua itu adalah sangat jauh dari kebenaran! Tuhan secara
mutlak dan positif adalah Pribadi yang paling
“mengasyikkan” di seluruh jagat raya ini. Di mana Tuhan
berada, di situ ada pesta.

Kitab suci menyatakan, Tuhan menghendaki “pesta


yang baik” di bumi dan tentu saja bukan pesta narkoba atau
mabuk-mabukan. Pesta untuk seluruh desa atau seluruh kota
diperintahkan oleh Tuhan dalam kitab Ulangan pasal 22,
setiap tahun demi tahun dan setiap tiga tahunan. Pesta
“seluruh kota” ? Ini adalah pesta yang diikuti oleh segenap
lapisan masyarakat. Petani, pedagang, para pemimpin,
keluarga-keluarga, keluarga besar, keluarga kecil, para
prajurit, nenek-nenek, anak kecil, orang, timpang, orang buta,
orang kecil, orang miskin, dan semua orang-orang diundang,
untuk menghormati Tuhan.

Tuhan mengagendakan pesta-pesta di bumi (yang


merupakan gambaran dan agenda pesta sejagat raya di sorga
kekal).
1. Hari Raya Bulan Baru diadakan pada hari pertama
setiap bulan dengan meniup nafiri dan makan bersama
(Bilangan 10 : 10).
2. Perayaan Pentakosta (juga disebut Hari Raya Panen atau
Hari Raya Tujuh Minggu) harus dilaksanakan lima
puluh hari setelah panen gandum dengan bersuka ria
(Imamat 23 : 15-16; Ulangan 16 : 9-12).
3. Perayaan Purim atau hari Perjamuan dan sukacita
diperingati pada hari keempat belas dan lima belas bulan
kedua belas dengan berpesta, bersukaria, dan saling
mengantar makanan (Ester 9 : 17-22)
4. Perayaan Tahun Sabat dirayakan setiap tujuh tahun
sekali (Imamat 25 : 2-7; Keluaran 23 : 11)
5. Hari Raya Pondok Daun merupakan perayaan penuh
kegembiraan selama SEMINGGU PENUH yang diisi
dengan nyanyian dan berkemah (Kel 23 : 16-17; Im 23
: 34-41; Ul 16 : 13-15)
6. Perayaan Paskah atau Hari Raya Roti Tidak Beragi
merupakan perayaan tahunan yang digelar selama
Seminggu Penuh (Keluaran 12 : 6-18; Imamat 23 : 5-6).
7. Hari Peniupan Serunai diselenggarakan pada hari
pertama bulan ketujuh (Imamat 23 : 24-25; Bilangan 29
; 1-6).
8. Hari Raya Menuai (Keluaran 23 : 14-16), merupakan
saat mengucap syukur, bersukacita, bergembira, dan
makan bersama (Mazmur 122 : 4; 42 : 4; 1 samuael 1 :
4-9).
9. Hari Raya Pentahbisan Bait Suci, dilaksanakan pada
musim dingin (Yohanes 10 : 22)
10. Hari Raya Perdamaian yang diumumkan dengan
tiupan sangkakala setiap lima puluh tahun sekali
(Imamat 25 : 8-12)
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak
Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah
benar, perkataan-perkataan dari Allah." (Wahyu 19:9)

Sorga sangatlah jauh dari membosankan. Kapasitas anda


akan sangat diperluas dan anda akan menjadi seseorang yang
paling bersemangat bila dibandingkan dengan penduduk
bumi, terlebih, anda akan menikmati pesta demi pesta yang
dihadiri oleh makhluk-makhluk sejagat raya.

Anda mungkin juga menyukai