(PSBB) berakhir, tentu lebih asyik bila kita bermimpi tentang sorga. Saya adalah orang yang konyol kayaknya, itu sebabnya Tuhan Yesus pernah mengajak berbicara. Mungkin karena siap untuk ditertawakan oleh siapapun, dan tidak pernah menjadi beban walaupun harus bercerita ribuan kali tentang Tuhan yang penuh kasih karunia yang menawarkan kasihNya kepada manusia yang sok tahu, degil, dan keras kepala.
Sebab kekonyolan saya itu mungkin yang menyebabkan
seorang teman bertanya “bagaimana kehidupan di sorga nanti ?” Saya menjawab seperti apa yang disampaikan oleh Yesus.
“Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan
tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga” (dalam Matius 22 : 30).
Teman saya langsung berkata “Wah, tidak seru,
mendingan ke sorga yang lain”. Meskipun hal ini seperti hanya guyon, saya mengerti bahwa kebanyakan orang-orang memang acuh tak acuh dengan apa yang disebut sorga.
Apakah sorga sungguh-sungguh tempat yang
membosankan? Saya sekarang dapat membayangkan, bila saya terus menjadi seorang anak kecil yang selalu senang dengan mainan, saya tidak akan pernah tahu indahnya remaja berpacaran. Bila saya terus menjadi remaja, maka saya juga tidak akan pernah tahu indahnya menikah dan punya anak- anak. Saya kira ini bisa menggambarkan, bahwa bila kita tidak pernah sampai ke sorga, maka sukacita sorgawi-pun sulit dibayangkan oleh manusia-manusia bumi (manusia bumi hanya bisa membayangkan bahwa hal yang ter-enak dan ter-asyik adalah bersenggama). Namun syukur kepada Tuhan, seseorang yang sudah dilahirkan kembali diberikan cicipan kerajaan sorga oleh Tuhan berupa keadilan, kebenaran, kasih, damai sejahtera, sukacita sorgawi, dan kekudusan Tuhan.
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan
minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14 : 17).
Mengapa kita harus percaya adanya sorga? Alasan yang
paling tepat adalah karena “sorga sudah dinubuatkan di dalam kitab suci Bible”. Mengapa kita harus percaya nubuatan Bible? Karena nubuat-nubuat yang ada di dalam Bible tidak pernah meleset dan hanya Bible sajalah kitab suci yang disebut dengan kitab nubuat.
Contoh nubuat Bible yang sangat tepat adalah
kehancuran Bait suci Yerusalem oleh Jenderal Titus yang terjadi tahun 70 M. Sungguh suatu hal yang menakjubkan, hingga saat ini, lokasi berdirinya bait suci yang didirikan oleh raja Salomo itu tidak bisa ditemukan dengan tepat, sesuai nubuatan yang diucapkan oleh Yesus.
Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi.
Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. Ia berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." (Matius 24:1 – 2). Marilah berpikir, jika hal-hal lahiriah dan tidak kekal dinubuatkan dengan sangat tepat, betapa tepatnya hal-hal yang dinubuatkan tentang tempat-tempat yang kekal.
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah,
percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada (Yohanes 14 : 1 – 3).
Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari
situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat (Filipi 3:20).
Pendeta DR. Yesaya Pariadji sering berkata “Bila saya
belum pernah digandeng Tuhan ke bait Allah, setan-setan punya hak memotong tangan saya. Bila kaki saya belum pernah menginjak di depan tahta Allah, setan-setan berhak memotong kaki saya. Disini saya juga pernah berlutut mencium kaki Tuhan. Bila mulut saya belum pernah mencium kaki Tuhan Yesus, setan-setan punya hak untuk merobek mulut saya.”. ( http://pedson.blogspot.com /2009/02/kesaksian-pdt-yesaya-pariadji.html ).
Sekalipun kita belum pernah kesana, tetapi DNA rohani
kita secara naluriah mengatakan kepada kita bahwa rumah sejati kita ada di tempat yang belum pernah kita kunjungi, yang merupakan alamat pos terakhir kita. Alkitab menggambarkan sorga sebagai rumah yang selalu kita dambakan di dalam hati. Yang bagi orang-orang beriman adalah suatu tanah tumpah darah yang jauh, negeri asal, suatu negeri yang lebih baik, suatu rumah sorgawi.
Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang
lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka (Ibrani 11:16).
Iblis menebarkan “pengertian yang keliru” dengan
mengatakan “Sorga sangat membosankan. Tuhan benci bersenang-senang. Lebih baik ke neraka, banyak artis”, semua itu adalah sangat jauh dari kebenaran! Tuhan secara mutlak dan positif adalah Pribadi yang paling “mengasyikkan” di seluruh jagat raya ini. Di mana Tuhan berada, di situ ada pesta.
Kitab suci menyatakan, Tuhan menghendaki “pesta
yang baik” di bumi dan tentu saja bukan pesta narkoba atau mabuk-mabukan. Pesta untuk seluruh desa atau seluruh kota diperintahkan oleh Tuhan dalam kitab Ulangan pasal 22, setiap tahun demi tahun dan setiap tiga tahunan. Pesta “seluruh kota” ? Ini adalah pesta yang diikuti oleh segenap lapisan masyarakat. Petani, pedagang, para pemimpin, keluarga-keluarga, keluarga besar, keluarga kecil, para prajurit, nenek-nenek, anak kecil, orang, timpang, orang buta, orang kecil, orang miskin, dan semua orang-orang diundang, untuk menghormati Tuhan.
Tuhan mengagendakan pesta-pesta di bumi (yang
merupakan gambaran dan agenda pesta sejagat raya di sorga kekal). 1. Hari Raya Bulan Baru diadakan pada hari pertama setiap bulan dengan meniup nafiri dan makan bersama (Bilangan 10 : 10). 2. Perayaan Pentakosta (juga disebut Hari Raya Panen atau Hari Raya Tujuh Minggu) harus dilaksanakan lima puluh hari setelah panen gandum dengan bersuka ria (Imamat 23 : 15-16; Ulangan 16 : 9-12). 3. Perayaan Purim atau hari Perjamuan dan sukacita diperingati pada hari keempat belas dan lima belas bulan kedua belas dengan berpesta, bersukaria, dan saling mengantar makanan (Ester 9 : 17-22) 4. Perayaan Tahun Sabat dirayakan setiap tujuh tahun sekali (Imamat 25 : 2-7; Keluaran 23 : 11) 5. Hari Raya Pondok Daun merupakan perayaan penuh kegembiraan selama SEMINGGU PENUH yang diisi dengan nyanyian dan berkemah (Kel 23 : 16-17; Im 23 : 34-41; Ul 16 : 13-15) 6. Perayaan Paskah atau Hari Raya Roti Tidak Beragi merupakan perayaan tahunan yang digelar selama Seminggu Penuh (Keluaran 12 : 6-18; Imamat 23 : 5-6). 7. Hari Peniupan Serunai diselenggarakan pada hari pertama bulan ketujuh (Imamat 23 : 24-25; Bilangan 29 ; 1-6). 8. Hari Raya Menuai (Keluaran 23 : 14-16), merupakan saat mengucap syukur, bersukacita, bergembira, dan makan bersama (Mazmur 122 : 4; 42 : 4; 1 samuael 1 : 4-9). 9. Hari Raya Pentahbisan Bait Suci, dilaksanakan pada musim dingin (Yohanes 10 : 22) 10. Hari Raya Perdamaian yang diumumkan dengan tiupan sangkakala setiap lima puluh tahun sekali (Imamat 25 : 8-12) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah." (Wahyu 19:9)
Sorga sangatlah jauh dari membosankan. Kapasitas anda
akan sangat diperluas dan anda akan menjadi seseorang yang paling bersemangat bila dibandingkan dengan penduduk bumi, terlebih, anda akan menikmati pesta demi pesta yang dihadiri oleh makhluk-makhluk sejagat raya.