Anda di halaman 1dari 22

Lampiran : 4 (empat) bundle Proposal

Perihal : Permohonan Bantuan Dana

Kepada Yth,
Bapak Penyandang Dana Hibah
Kegiatan PEMILUKADA 2025 - 2030
di - Jakarta

Dengan hormat, kami yang bertandatangan dibawah ini :

Nama Lengkap : YAKOB WEREMBA


Tempat, Tanggal Lahir : Uni, 25 April 1979
Alamat Rumah : Jln. TMP Kampung. Sukanggo
Selaku : Calon Bupati Kabupaten Boven Digoel 2025 - 2030

Nama Lengkap : HENGKI YALUWO, S.Sos


Tempat, Tanggal Lahir : Firiwage, 30 Maret 1986
Alamat Rumah : Kamp. Persatuan - Distrik Mandobo - Kab. Boven Digoel
Selaku : Calon Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel 2025 - 2030

Dalam hal bertindak selaku pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Boven
Digoel yang akan mengikuti PEMILUKADA Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua periode
tahun 2025 - 2030.
Berkenan hal-hal diatas, perkenankanlah kami mengajukan permohonan bantuan dana
sebesar Rp. 50.000.000.000,- (tiga puluh lima milyar rupiah) untuk membiayai kegiatan kami
dalam proses PEMILUKADA dimaksud.
Sebagai bahan pertimbangan bagi bapak, bersama ini kami lampirkan sebagai berikut :
1. Berkas/dokumen proposal yang berisi antara lain :
a. Rencana Anggaran Biaya.
b. Rencana Kegiatan Kampanye.
c. Visi dan Misi.
d. Serta lampiran lainnya sebagai pendukung.
2. Bahwa secara prinsip kami dapat memahami dan menerima syarat serta ketentuan yang
ditetapkan oleh bapak.
Demikian permohonan bantuan ini kami ajukan dengan penuh harapan, kiranya Bapak
dapat mempertimbangkan untuk dikabulkan.
Sambil menunggu kabar mengembirakan dalam bentuk undangan, sebelum dan sesudahnya
kami ucapkan terima kasih.

Tanah Merah, 24 Maret 2024

Hormat Kami :

YAKOB WEREMBA HENGKI YALUWO, S.Sos


Calon Bupati Calon Wakil Bupati
DAFTAR ISI

Bagian Pertama : PENDAHULUAN


1. Latar Belakang
2. Gambaran Umum Kabupaten
3. Visi dan Misi

Bagian Kedua : PETA KEKUATAN POLITIK


1. Komposisi Perolehan Kursi di DPRD Kabupaten

Bagian Ketiga : KONSEP PEMBANGUNAN 2025 - 2030


1. SWOT Analisis
2. Pokok-pokok kewajiban yang diperlukan

Bagian Keempat : POTENSI DAN INVESTASI KABUPATEN


1. Potensi Pertanian
2. Potensi Peternakan dan Perikanan
3. Potensi Perkebunan
4. Potensi Kehutanan
5. Potensi Industri dan Energi
6. Potensi Pertambangan
7. Potensi Perdagangan
8. Potensi Wisata

Bagian Kelima : STRATEGI PEMENANGAN PEMILUKADA


1. Prinsip Kerjasama
2. Target Pemenangan PEMILUKADA
3. Komitmen Jika Menjadi Bupati
4. Program Sosialisasi Simpatik
5. Pekerja Politik
6. Harga Satuan Kabupaten
7. Koordinator Kecamatan
8. Koordinator Kelurahan/Desa
9. Koordinator RW/RT
10. Saksi TPS
11. Konsolidasi TIM
12. Pertemuan Kelurahan
13. Pertemuan RW/RT
14. Kerja Pemenangan Massa Kampanye

Bagian Keenam : PENUTUP


Lampiran-lampiran :
 Lampiran I
1. Biodata Kandidat Calon Bupati/Wakil Bupati dan Foto-foto.
2. Perincian RAB PEMILUKADA
 Lampiran II
1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
 Lampiran III
1. Prediksi Perolehan Suara Per-Kecamatan
 Lampiran IV
1. Program 100 Hari
2. Program 5 Tahun
 Lampiran V
1. Dukungan Parpol/Kendaraan Politik
2. Bukti Pendaftaran (Rekomendasi) KPUD
 Lampiran VI
1. Surat Keterangan dari Kepolisian untuk Cabup dan Cawabup
2. Daftar Riwayat Hidup Cabup dan Cawabup
 Lampiran VII
1. Pas Photo Cabup dan Cawabup
2. Photo Cabup dan Cawabup ukuran 1 (satu) Badan
3. Photo Cabup dan Cawabup bersama Keluarga
 Lampiran VIII
1. Foto Copy KTP Cabup dan Cawabup
2. Foto Copy Kartu Keluarga Cabup dan Cawabup
3. Foto Copy Buku Nikah
4. Foto Ijazah (SD – Pendidikan Terakhir)
 Lampiran IX
1. Surat Pernyataan Tidak Akan Mengundurkan Diri
2. Surat pernyataan dukungan istri cabup dan cawabup
 Lampiran X
1. Susunan Tim Sukses
2. Peta Kabupaten
Bagian Pertama
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Boven Digoel di bentuk dengan kewenangan mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat Boven Digoel yang harus memiliki kecerdasan dengan Iman yang kokoh sehingga
menjadi masyarakat yang produktif, mandiri, sejahtera dan adil dalam konteks kebersamaan.
Oleh sebab itu pembangunan Kabupaten Boven Digoel di tahun ke 20 (dua puluh) ini
hendaknya diarahkan untuk membangun kota tanah merah sebagai suatu pusat administrasi
pemerintahan, pusat pembangunan, pusat pembinaan kemasyarakatan yang lebih baik,
lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung. Dan hal ini membutuhkan Visi dan Misi yang
jelas yang dapat memberikan arah dan semangat untuk tetap membangun satu ibukota yang
luas dengan berbagai fasilitas, sarana, prasarana dan infrastruktur sosial, ekonomi dan
budaya yang mantap. Dengan demikian masyarakat mudah membenahi dirinya menuju
kemasa depan yang lebih cemerlang. Oleh sebab itu sebagai calon Bupati Kabupaten Boven
Digoel saya bertekad untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat, seluruh sektor
pembangunan fisik, ekonmi, industry perdagangan dan seluruh OPD/instansi pemerintah
dan swasta agar senantiasa bersatu dan menjalin kerjasama yang baik, mendobrak hambatan
dan rintangan menuju masa depan yang cemerlang.
Demikian sekilas latar belakang pemikiran yang melandasi VISI DAN MISI PEMBANGUNAN
KABUPATEN BOVEN DIGOEL.

1.2. Gambaran Umum Kabupaten


Sejarah terbentuknya Boven Digoel terpisahkan dari sejarah berdirinya Merauke. Pada
tanggal 12 Februari 1902, kapal uap Van Goens tiba di sungai Maro kabupaten Merauke,
menyusul kapal uap “Van Swoll” dan “Nias” yang telah tiba terlebih dahulu dengan membawa
Asisten Residen Van Kroessen. Pos pemerintahan Belanda mulai dibangun di Merauke,
tepatnya pada tanggal 13 Februai 1902 dengan ditandai adanya pengibaran bendera Belanda
pada hari berikutnya, yaitu tanggal 14 Februari 1902 di pos tersebut. Pada tahun 1907,
ekspedisi militer kapal Valk menemukan adanya Boven Digoel di sisi utara kabupaten
Merauke. Ekspedisi berikutnya dilakukan pada tahun 1909 menggunakan Kapal Zwaluw,
kemudian disusul ekspedisi lain pada tahun 1912 dan 1913. Kemudian Pemerintah Belanda
mendirikan pos di tepi kiri sungai Digoel yaitu di Assike (Asiki) yang berjarak sekitar 355 KM
dari muara di selatan. Kamp Tanah Merah (yang selanjutnya menjadi ibu kota Boven Digoel)
diresmikan perencanaannya sebagai tempat pengasingan pada tahun 1919.

Periode 1919 hingga 1 April 1924, Boven Digoel sempat berstatus sebagai Afdeeling
‘sementara’ di bawah Keresidenan New Guinea (Papua). Hal ini dikarenakan asisten residen
Boven Digoel masih tunduk di bawah asisten residen Zuid Nieuw Guinea di Merauke.
Keresidenan New Guinea dibagi menjadi empat Afdeeling (dipimpin asisten residen) yaitu West
Nieuw Guinea dengan ibukota di Fakfak, Noord Nieuw Guinea dengan ibukota di Hollandia
(Jayapura), Afdeeling Boven Digul dan Zuid Nieuw Guinea dengan ibukota di Merauke. Dengan
alasan tidak efektif, Keresidenan New Guinea (Papua) kembali digabung dengan keresidenan
Ambon. Meskipun pada tahun 1924 melalui Staatsblad van Nederlandsch Indië over het jaar
1923 No. 413 New Guinea (Papua) kembali diturunkan statusnya menjadi Onderafdeeling,
unit pemerintahan di Boven Digoel tetap bertahan di bawah pimpinan seorang kontrolir
(pimpinan Onderafdeeling) hingga akhir kekuasaan Belanda di Papua pada tahun 1963.

Dengan Keputusan Gubernur Staatsblad 529 tertanggal 10 Desember 1926, wilayah Sungai
Digoel dipisahkan dari Onderafdeeling Nieuw Guinea menjadi sebuah pemerintahan setingkat
Onderafdeeling dengan pusat pemerintahan di Tanah Merah dan di bawah Afdeeling Amboina
(Ambon). Tanggal 26 Januari 1927 kapal api milik pemerintah Fomalhout mulai memasuki
Sungai Digoel yang dipimpin Kapten L.Th. Becking, pada saat rombongan Kapten Becking
datang, kapal penuh dengan peralatan dan logistik untuk 120 tentara, 60 kuli, dan
rombongan pertama para tahanan untuk kehidupan selama 3 (tiga) bulan. Keesokan harinya
tanggal 27 Januari 1927 pekerjaan pembukaan hutan pertama kali dimulai. Pada mulanya
yang ada di Tanah Merah hanyalah pemerintah militer. Pemerintah sipil baru ada setelah
tanggal 1 November 1927 dan berlangsung hingga awal bulan Agustus 1934 ketika
pemerintah militer mengambil alih pemerintahan.

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kabupaten Boven Digoel dikenal dengan sebutan
Digoel Atas dan digunakan sebagai tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan
Indonesia. Digoel Atas terletak di tepi Sungai Digoel Hilir dimana Kamp Boven Digoel
dipersiapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk menampung tawanan Pemberontakan
PKI di Jawa Barat dan Sumatra pada bulan November tahun 1926. Selanjutnya, Boven Digoel
juga digunakan sebagai tempat pembuangan pergerakan nasional. Jumlah penghuni
tertinggi terjadi pada tahun 1929, ketika penghuni kamp mencapai 2.100 orang (terdiri
dari 1.170 laki-laki, 400 perempuan, dan 500 anak-anak). Dalam kurun waktu sekitar
sepuluh tahun setelahnya dipulangkan 1.500 orang. Di antara tokoh-tokoh pergerakan yang
pernah dibuang ke sana antara lain: Mohammad Hatta, Bondan, Ali Archam, Sutan
Syahrir, Sayuti Melik, Marco Kartodikromo, Chalid Salim, Lie Eng Hok, Muchtar Lutfi,
dan Ilyas Ya'kub.

Pada waktu Perang Pasifik meletus dan Jepang menduduki Indonesia, tawanan Boven Digoel
diungsikan oleh Belanda ke Australia. Pemindahan itu didasari kekhawatiran tahanan akan
memberontak jika tetap di Boven Digoel. Diharapkan orang-orang Indonesia yang dibawa ke
Australia akan membantu Belanda. Namun ternyata, tahanan politik ini mempengaruhi
serikat buruh Australia untuk memboikot kapal-kapal Belanda yang mendarat di Benua
Kanguru. Setelah sekutu berhasil memperoleh kemenangan, tawanan itu dikembalikan ke
tempat asalnya di Indonesia.

Bagian Kedua
PETA KEKUATAN POLITIK

2.1. Komposisi Perolehan Kursi di DPRD Kabupaten


Bagian Ketiga
KONSEP PEMBANGUNAN 2025 - 2030

3.1. SWOT Analisis

IDENTIFIKASI DAN ANALISA PROGRAM PEMBANGUNAN

Untuk mengimplementasikan misi dan strategi kebijakan Program Pembangunan guna


mewujudkan Visi Kabupaten Boven Digoel, terlebih dahulu perlu melakukan Identifikasi dan
Analisa Program Prioritas, Variabel dan Parameternya bersumber dari Faktor Internal,
Eksternal dan Lingkungan.

A. Kondisi Internal dan Eksternal


Pengintegrasian Kekuatan dan Kelemahan/Kendala yang dimiliki dengan Peluang dan
Ancaman/Tantangan yang dihadapi, dimaksud untuk mengetahui kondisi Internal dan
Eksternal Kabupaten Boven Digoel, untuk itu maka rumusan strateginya adalah :

1. Mengoptimalkan Kekuatan untuk memanfaatkan Peluang.


a. Meningkatkan mutu nilai tambah sumber daya manusia yang meliputi; aparatur
Eksekutif/Legislatif/Yudikatif, masyarakat dan dunia usaha dalam mewujudkan
kemandirian pembangunan daerah.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik oleh aparat birokrasi.
c. Meningkatkan PAD dengan jalan membangun persebaran basis ekonomi, adanya
investasi yang digerakan PMDN/PMA serta penguasaan pasar komoditas unggulan
daerah.
d. Mempertahankan dan menghambat laju pertumbuhan penduduk dengan jalan
menyukseskan program keluarga berencana serta peningkatan kualitas hidup dan
kesehatan masyarakat.
e. Meningkatkan peran dan fungsi Lembaga Adat selaku mitra Kabupaten Boven Digoel.

2. Mengoptimalkan Kekuatan untuk mengatasi Ancaman/Tantangan.


a. Meningkatkan akses dan mutu pendidikan dalam penuntasan wajib belajar 9 tahun
dan perencanaan wajib belajar 12 tahun bagi anak usia sekolah disertai peningkatan
kuantitas dan kualitas pendidikan Agama.
b. Memajukan Perguruan Tinggi di Ibu Kota Kabupaten Boven Digoel.
c. Membanguna infrastruktur, penyediaan sarana, prasarana dan paramedis serta
miningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas dan RSUD menuju Kabupaten Boven
Digoel sehat.
d. Membangun dan menyediakan sarana dan prasarana panti sosial.
e. Membangun, meningkatkan dan memelihara infrastruktur wilayah dan pemukiman
serta membuka keterisolasian wilayah dalam menjangkau basis-basis sumber daya.
f. Menggali potensi dan sumber-sumber PAD dengan mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya alam (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, hasil hutan nir
kayu dan pariwisata.
g. Meningkatkan motivasi, inovasi dan kreasi masyarakat untuk senantiasa dapat
mengembangkan produk-produk unggulan.
h. Meningkatkan peran serta perempuan dalam membangun menuju kesetaraan gender
dan kwalitas perempuan Boven Digoel.
i. Membangun disiplin dan ketaatan seluruh lapisan masyarakat terhadap peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.
j. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan secara rutin dibidang; Keagamaan,
Pendidikan, Hukum, Sosial, Ekonomi, Politik, Hankam dan Disiplin Nasional.
3. Mengatasi Kelemahan/Kendala untuk memanfaatkan Peluang.
a. Membangun industri kecil dan menengah yang berbasis komoditas sumber daya alam
dan sumber daya buatan.
b. Meningkatkan mutu tenaga terampil bernilai tambah dalam mengelola sumber daya
alam dan pengembangan agrobisnis, agroindustri dan pariwisata.
c. Meningkatkan mutu, kreasi dan inovasi produk komoditas unggulan untuk bisa
bersaing.
d. Menyediakan dan memperluas pasar pada sentra-sentra produksi.
e. Menyediakan dukungan dan pelayanan energi listrik yang terjangkau bagi pengolahan
produksi.
f. Pemberantasan KKN dan menerapkan hukum secara menyeluruh serta pendidikan
politik kepada masyarakat agar mengerti hak dan kewajibannya.

4. Mengatasi Kelemahan/Kendala untuk menghadapi Ancaman/Tantangan.


a. Meningkatkan mutu pendidikan PAUD, TK/TPA, SD/MD, SLTP/MTs, SMU/MA/SMK,
Pesantren serta Perguruan Tinggi melalui pembangunan dan penyediaan
sarana/prasarana yang representatif dan serta Kurikulum berbasis kompetensi dan
kebutuhan lokal.
b. Meningkatkan penguasaan Teknologi Informatika.
c. Mengubah mental dan perilaku masyarakat, pemerintah dan dunia usaha agar selalu
berorientasi kepada inovasi dan kreatifitas menuju kemandirian pembangunan.
d. Menempatkan SDM aparatur pemerintah Kabupaten Boven Digoel sesuai kapasitas
kemampuan, keahlian dan jenjang pendidikan.
e. Mengupayakan peningkatan investasi, baik skala Daerah/Nasional (PMDN) maupun
Internasional (PMA) untuk terciptanya peluang dan lapangan kerja di sektor swasta
yang dapat mengurangi ketergantungan orientasi masyarakat menjadi PNS/P3K
(ASN).
f. Menjadikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai inisiator dan motivator unit-
unit usaha pembangunan perekonomian daerah.
g. Membangun sinergi antar pelaksana Eksekutif/Legislatif/Yudikatif melalui
Musyawarah Pimpinan Daerah Kabupaten.

B. Kondisi Lingkungan

1. Lingkungan Internal yang Merupakan Kekuatan.


a. Tekad dan semangat aparatur dan seluruh masyarakat Kabupaten Boven Digoel
untuk membangun.
b. Ketersediaan potensi sumber daya alam darat dan sungai.
c. Perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah.
d. Lembaga Adat.

2. Lingkungan Internal yang Merupakan Kelemahan/Kendala.


a. Rendahnya mutu pendidikan dan kesehatan masyarakat.
b. Rendahnya penguasaan teknologi informatika dan teknologi tepat guna.
c. Rendahnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
d. Kurang dan lemahnya SDM terdidik pengelola sumber daya alam.
e. Kurang dan rendahnya penggalian dan peningkatan sumber-sumber PAD.
f. Kurangnya ketersediaan peluang kerja.
g. Kurang dan rendah mutu infrastruktur, sarana dan prasarana penunjang.
3. Lingkungan Eksternal yang Merupakan Peluang.
a. Kebijakan pelaksanaan otonomi daerah.
b. Pengembangan eksploitasi perikanan.
c. Program revitalisasi pertanian, perkebunan, peternakan, kuhutanan dan pariwisata,
berorientasi ekonomi mikro.
d. Menyediakan dukungan energi listrik bagi pengolahan produksi.
e. Menegakan supremasi hukum dan mendorong partisipasi masyarakat dalam
demokrasi.

4. Lingkungan Eksternal yang Merupakan Ancaman/Tantangan.


a. Tuntutan pasar terhadap standar kualitas dan keahlian Sumber Daya Manusia
(SDM).
b. Tuntutan pasar tentang standar/sertifikasi mutu produk komoditas unggulan.
c. Tuntutan dunia internasional tentang pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam
secara adil dan bijaksana.
d. Kondisi alam lingkungan yang rentan terhadap bencana.

3.2. Pokok-pokok Kewajiban yang Diperlukan

Konsep pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang


mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam serta sumber daya manusia, dengan
menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan. Secara konseptual,
pembangunan berkelanjutan sebagai transformasi progresif terhadap struktur sosial, ekonomi
dan politik. Hal tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam memenuhi
kepentingannya tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang.

Agenda tersebut menjadi untuk menjawab tuntutan kepemimpinan di Kabupaten Boven


Digoel dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi
nyata. Konsep pembangunan berkelanjutan menjadi tugas pokok yang sangat diperlukan dan
wajib dilakukan dengan menjabarkan tujuan dan indikator pembangunan berkelanjutan,
yaitu:

A. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan :


1. Tanpa kemisnikan, dengan mengentaskan segala bentuk kemiskinan di seluruh
tempat.
2. Tanpa kelaparan, dengan mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
perbaikan nutrisi serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
3. Kehidupan sehat dan sejahtera, dengan menggalakkan hidup sehat dan mendukung
kesejahteraan untuk semua usia.
4. Pendidikan berkualitas, dengan memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan
inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5. Kesetaraan gender, sehingga tercapai kesetaraan gender dan memberdayakan
perempuan.
6. Air bersih dan sanitasi layak, dengan menjamin akses air dan sanitasi untuk semua.
7. Energi bersih dan terjangkau, dengan memastikan akses energi yang terjangkau, bisa
diandalkan, berkelanjutan dan modern.
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan dan inklusif serta lapangan pekerjaan yang layak untuk semua.
9. Industri, inovasi dan infrastruktur, sehingga terbangun infrastruktur kuat,
mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.
10. Berkurangnya kesenjangan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan di dalam dan di
antara masyarakat.
11. Kota dan komunikasi berkelanjutan, dengan membuat perkotaan menjadi inklusif,
aman, kuat dan berkelanjutan.
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, dengat memastikan pola konsumsi
dan produksi berkelanjutan.
13. Penanganan perubahan iklim, dengan mengambil langkah penting untuk melawan
perubahan iklim dan dampaknya.
14. Ekosistem laut, memberi perlindungan dan penggunaan samudra, laut dan sumber
daya kelautan secara berkelanjutan.
15. Ekosistem darat, dengan mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan
lahan menjadi gurun, mengehentikan kepunahan keragaman hayati
16. Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh, dengan mendorong masyarakat
adil, damai dan inklusif.
17. Kemitraan untuk mencapai tujuan, dengan menghidupkan kembali kemitraan global
demi pembangunan berkelanjutan.

B. Indikator Pembangunan Berkelanjutan:


Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, dapat dilihat dari indikator sebagai
berikut:
1. Berkelanjutan ekologis :
a. Memelihara integrasi tatanan lingkungan dan keanekaragaman hayati.
b. Memelihara integrasi tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan tetap
terjamin.
c. Memelihara keanekaragaman hayati
2. Berkelanjutan ekonomi :
a. Ekonomi makro; Menjamin ekonomi secara berkelanjutan dan mendorong efesiensi
ekonomi melalui reformasi struktural dan nasional.
b. Ekonomi sektoral; Mencapainya sumber daya alam dimana nilai ekonominya dapat
dihitung sebagai kapital dalam rangka akunting ekonomi.
3. Berkelanjutan sosial budaya :
a. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia
b. Mempertahankan keanekaragaman budaya
c. Mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.
4. Berkelanjutan politik
a. Kebebasan individu dan sosial untuk berpartisipassi di bidang ekonomi, sosial dan
politik.
b. Memastikan proses demokrasi secara transparan dan bertanggung jawab.
5. Berkelanjutan pertahanan dan keamanan
Keberlanjutan kemampuan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman,
dan gangguan baik dari dalam maupun luar. Baik secara langsung maupun tidak
langsung yang dapat membahayakan bangsa dan negara.
Bagian Keempat
POTENSI DAN INVESTASI KABUPATEN

4.1. Potensi Pertanian


Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian. Sektor ini pun
berperan penting dalam penyediaan kebutuhan pangan manusia seiring dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin
meningkat. Pada tahun 2017, produksi tanaman sayuran mencapai 30.500 kwintal. Produksi
kacang panjang menempati urutan pertama. Produksinya sebesar 8.600 kwintal. Selain
itu, beberapa tanaman sayuran lainnya yang dihasilkan di Kabupaten Boven Digoel
diantaranya kangkung, ketimun dan terung serta bayam.

4.2. Potensi Peternakan dan Perikanan


Selain subsektor tanaman pertanian dan perkebunan, peternakan juga merupakan subsektor
yang memiliki peranan penting di Kabupaten Boven Digoel. Hal ini didorong dengan adanya
ketersediaan rumput sebagai pakan ternak yang mencukupi di kabupaten ini. Ternak yang
banyak dipelihara oleh masyarakat Boven Digoel antara lain sapi potong, kambing, dan
babi. Pada 2017 jumlah sapi tercatat sebanyak 722 ekor. Dinas pertanian, peternakan
dan perikanan Kabupaten Boven Digoel mencatat pada tahun 2017 jumlah ternak
kambing mencapai 1.438 ekor. Ternak ayam pedaging tercatat sebanyak 7.300 ekor dan
ayam petelur sebanyak 5.800 ekor pada tahun 2017. Para petani di Kabupaten Boven Digoel
juga mengembangkan usaha perikanan darat dengan menggunakan kolam sebagai
sarananya. Jumlah produksi perikanan yang dihasilkan dari usaha kolam ini mencapai
16,54 ton di tahun 2017.

4.3. Potensi Perkebunan


Kabupaten Boven Digoel memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup baik. Pada
tahun 2017, tercatat perkebunan rakyat komoditas karet dengan luas tanam 3. 843 hektar
dan produksi sebanyak 3.025 ton. Sedangkan komoditas kelapa sawit dengan luas tanam 17
721 hektar dan produksi sebanyak 17 227 ton.

4.4. Potensi Kehutanan


Kabupaten Boven Digoel juga memiliki area hutan dengan berbagai pemanfaatan.
Pemanfaatan hasil hutan antara lain berupa kayu bulat, kayu gergajian dan kayu lapis.

4.5. Potensi Industri dan Energi


Para peneliti ilmu sosial dan masyarakat sepakat bahwa listrik merupakan salah satu dari
hak asasi manusia yang mendasar (Driessen 2003, Electricity - A Basic Human Right). Bahkan
Bank Dunia (The World Bank) dalam salah satu pernyataannya menyatakan bahwa listrik
merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat (United Nations Organization 2011,
6539 th Meeting, Security Council). Jumlah pelanggan PLN selama kurun lima tahun terakhir
mengalami peningkatan. Tahun 2017 jumlah pelanggan PLN naik 10,29 persen dibandingkan
tahun 2015. Dari jumlah 5.211 pelanggan menjadi 5.747 pelanggan.

4.6. Potensi Pertambangan


Bahan tambang yang terdapat di Kabupaten Boven Digoel adalah bahan galian golongan C,
yang terdiri dari tanah timbun dan pasir kerikil. Pada tahun 2017, produksi galian golongan
C mencapai 76.171 m3 dengan nilai sebesar Rp 412.081.317.
4.7. Potensi Perdagangan
Di Kabupaten Boven Digoel terdapat 141 perusahaan perdagangan pada tahun 2017.
Berdasarkan badan hukumnya, perusahaan berbadan hukum koperasi merupakan
perusahan terbanyak di Kabupaten Boven Digoel. Perusahaan berbentuk Koperasi tercatat
sebanyak 84 perusahaan (59,57%), sedangkan berbadan hukum CV/Firma tercatat sebanyak
33 perusahaan (23,40%), perseorangan sebanyak 15 perusahaan (10,64%), PT sebanyak 5
perusahaan (3,55%) dan perusahaan lainnya sebanyak 4 perusahaan (2,84 %).

4.8. Potensi Wisata


Kabupaten Boven Digoel telah memiliki sarana akomodasi berupa hotel, penginapan dan
losmen yang tersebar hanya di tiga distrik, yaitu Distrik Mandobo, Jair dan Mindiptana. Ada
beberapa potensi wisata di Kabupaten Boven Digoel yang menarik dan sebenarnya bisa
dikembangkan. Potensi wisata tersebut meliputi wisata budaya, wisata sejarah, wisata alam,
maupun wisata rohani. Selain itu ada pula potensi budaya seperti rumah adat, suku,
maupun tarian daerah yang mencirikan wilayah Boven Digoel.

Bagian Kelima
STRATEGI PEMENANGAN PEMILUKADA
5.1. Prinsip Kerjasama
Sejak agenda reformasi digulirkan pada Mei 1998 hingga saat ini, sudah memberikan
perubahan yang signifikan baik dalam sistem kenegaraan maupun segala aspek kehidupan
berbangsa; politik, sosial, ekonomi, budaya dan aspek kehidupan lainnya di Republik ini.
Setidaknya yang sudah terlihat di depan mata saat ini, yang kita rasakan sebagai masyarakat
adalah dijaminnya menyuarakan pendapat, ekspresi serta membentuk serikat atau kelompok
guna merealisasikan tujuan yang ingin dicapai bersama.
Salah satu bentuk sarana yang diberikan oleh negara saat ini adalah melalui pemilihan
umum (Pemilu). Dalam konteks saat ini, Pemilu dapat didefenisikan dengan proses memilih
orang untuk menempati jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut antara lain mulai
dari Presiden dan Wakil Presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat Pemerintahan sampai pada
tingkat pemilihan Kepala Desa. Jika kita meninjau dari sejarah bangsa ini, Pemilu tercatat
diselenggarakan untuk pertama kali pada tanggal 29 September 1955, diikuti oleh 29 partai
politik dan individu. Banyak para tokoh, ahli politik dan sejarah negeri ini menyatakan pemilu
tersebut selain yang pertama juga merupakan yang paling demokratis saat itu.
Setelah berselang runtuhnya Pemerintahan Orde Lama serta kemunculan rezim Orde Baru
pada tahun 1966-1998, Indonesia baru melaksanakan kembali pemilu yang demokratis
dengan konsep pemilihan langsung oleh rakyat pada April 2004 atau sistem proposional
terbuka, memilih Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) serta
Presiden dan Wakil Presiden. Tahun 2019 ini merupakan Pemilu keempat dengan
menggunakan sistem yang sama, dilaksanakan secara serentak dengan Pemilihan Legislatif
(Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Untuk tahun ini, 2019 mayoritas masyarakat
menyebut dengan “tahun politik” dikarenakan situasi menjelang puncak pesta demokrasi
berbagai dinamika politik dan sosial bermunculan.
Seperti yang telah kita ketahui bersama, tepatnya pada tanggal 17 April 2019 silam kita
sebagai bangsa yang besar ini baru saja menyelenggarakan pemilihan umum 2019, dengan
metode yang berbeda dari sebelumnya. Dengan adanya Pemilihan Presiden (Pilpres),
Pemilihan Legislatif (Pileg) mulai dari tingkat Nasional, Provinsi sampai Kabupaten dan Kota
serta Pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diselenggarakan secara serentak. Tentu
dengan metode yang baru ini menuai kesuksesan juga tidak luput pula dari kekurangan, dan
yang jauh lebih penting lagi serta tidak dapat dipungkiri, justru di saat sebelum, sedang dan
pasca pemilihan umum 2019 dilaksanakan, apa yang disebut dengan istilah “tahun politik”
memunculkan banyak intrik, ketidakstabilan, bahkan berpotensi dapat menimbulkan konflik
atau kegaduhan Nasional yang dapat mengancam keutuhan NKRI. Semua itu berawal dari
yang namanya ancaman atau kerawanan yang memanfaatkan momentum pemilu ini, yang
biasanya dimanfaatkan oleh individu atau kelompok dengan beragam motif.
Menjelang perhelatan pemilu 2019, Lembaga Negara yang memiliki kewenangan sebagai
penyelenggara pemilu, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu) sebagai dua lembaga Negara paling terkait, sudah memetakan beberapa wilayah di
Nusantara yang memiliki kerawanan yang cukup tinggi pada perhelatan pemilu serentak
tahun ini, tiga sampai lima wilayah yang memiliki kategori tersebut. Inilah yang dari tadi kita
singgung, demokrasi yang kita anut sekarang masih terbatas di tahap memilih dan dipilih
serta terjebak dalam euforia pesta demokrasi dengan label negara paling demokratis di dunia.
Jika kita menyelami lebih dalam tentang makna demokrasi maka kita akan menemukan
beberapa prinsip-prinsip demokrasi, yaitu humanity (nilai kemanusiaan), justice (nilai
keadilan), freedom (nilai kebebasan), egality (kesetaraan).
Sebenarnya keempat prinsip atau nilai-nilai murni dari marwah demokrasi yang belum
terpatri dan terimplementasikan dalam setiap lapisan masyarakat yang ada mulai dari para
elit, akademisi, kaum muda, sampai masyarakat kelas atas dan menengah kebawah.
Ancaman beserta kerawanan muncul dalam setiap pesta demokrasi tidak terkecuali pemilu
serentak 2019 yang sudah berlangsung, memiliki faktor kausalitas (hukum sebab akibat).
Sebab belum paham dan diterapkannya nilai-nilai prinsip demokrasi di tengah masyarakat,
akibatnya kondisi masyarakat terpolarisasi dengan kata lain berpotensi menimbulkan
perpecahan yang sangat mahal harganya untuk dibayar. Situasi tersebut bisa muncul tiba-
tiba dengan memanfaatkan dinamika politik di tahun ini dengan sedikit memakai isu sara,
toleransi, ekonomi, politik dan lain sebagainya, kurang lebih kita dapat merasakannya lima
bulan yang lalu. Maka dari itu dengan menanamkan prinsip-prinsip demokrasi : humanity,
justice, freedom, egality kepada khalayak umum dinilai dapat menjadi salah satu solusi
terbaik menghadapi fenomena perpecahan antar anak bangsa di setiap perhelatan pesta
demokrasi, termasuk untuk pemilu-pemilu yang akan datang.
Nilai-nilai yang terkandung dalam keempat prinsip demokrasi tersebut seperti :

1. Humanity : Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengetahui keberagaman atau


kebhinekaan.
2. Justice : Pentingnya menerapkan tindak tanduk keadilan dalam setiap
perikehidupan.
3. Freedom : Sadar akan kebebasan yang bertanggung jawab.
4. Egality : Saling menghargai sesama anak bangsa karena tidak terlepas dari posisi
yang setara di depan konstitusi di negara ini.

Empat nilai tersebut menjadi padu ketika terintegrasi satu sama lain dalam wadah kehidupan
berbangsa dan bernegara, dengan harapan nilai-nilai empat pilar kebangsaan yaitu, ideologi
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka
Tunggal Ika akan terwujud dengan sendirinya dalam kehidupan yang maslahat di negara yang
beragam ini, sehingga ancaman polarisasi atau perpecahan, konflik vertikal dan horizontal
akan dapat teratasi.
Jadi, hal-hal teknis yang dapat dan harus dilakukan sekarang yaitu KPU dan Bawaslu
sebagai Lembaga Negara yang memiliki wewenang dan tugas dalam mengawasi setiap proses
pemilihan umum yang dilaksanakan di setiap tingkat juga memiliki tugas untuk
menanamkan prinsip-prinsip tersebut. Dengan cara membuat semacam Memorandum of
Understanding (MoU) dengan beberapa pihak terkait, seperti Instansi Pemerintah mulai pusat
sampai daerah, Organisasi Kemahasiswaan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Yayasan yang
bergerak dalam berbagai orientasi dan Instansi atau Organisasi lainnya. Kerja sama KPU dan
Bawaslu dengan Instansi Pemerintah yang menaungi bidang pendidikan misalnya, lebih
menekankan kurikulum pelajaran atau mata kuliah yang berkaitan dengan keilmuan
pemerintahan untuk menyasar esensi tentang demokrasi dan politik dengan menyandingkan
studi kasus tentang kondisi kontemporer, dilanjutkan dengan kerja sama dengan Organisasi
Kemahasiswaan dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat untuk ikut serta proaktif
menyuarakan nilai-nilai prinsip demokrasi, serta bahaya perpecahan yang ditimbulkannya
dalam setiap kesempatan dan kegiatan kemahasiswaan dilingkungan kampus yang
dilaksanakan oleh Organisasi Kemahasiswaan, serta melalui kegiatan sosial di tengah
masyarakat yang diemban oleh Lembaga Swadaya masyarakat. Pada intinya demokrasi
merupakan manifestasi dari Pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan kepada yang
diperintah, yaitu masyarakat itu sendiri, sejatinya kita memaknai demokrasi tidak hanya
sebagai sistem tapi juga konsep kehidupan dengan nilai-nilai yang agung terkandung dalam
setiap prinsip-prinsipnya.

Untuk Pemilu yang lebih baik


Sedikit disinggung sebelumnya, bahwa konsep pemilihan umum tahun 2019 ini sama sekali
berbeda dari pemilu-pemilu sebelumnya menghadirkan berbagai persoalan atau
permasalahan pasca penyelenggaraan pemilu ini. Berbagai kekurangan di tahap teknis
pelaksanaan, SDM penyelenggara pemilu di lapangan, logistik dan lain sebagainya. Tentu
saja, hal-hal tersebut telah menjadi bahan evaluasi bagi pihak penyelenggara. Sebetulnya
menurut penulis, ada satu titik kekurangan dalam pemilu serentak 2019 silam, yaitu
mayoritas masyarakat hanya terfokus terhadap Pemilihan Presiden (Pilpres) seolah untuk
pemilihan DPR RI, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota dan DPD luput dari perhatian, tentu saja
tidak menutup kemungkinan membuka peluang kecurangan karena minimnya pengawasan.
Menurut penulis, titik kekurangan ini bisa diperbaiki dengan mengundang berbagai Negara
yang dipandang sudah lebih baik sistem pemilunya untuk mendiskusikan aturan atau
undang-undang pemilu kita. Sehingga banyak opsi atau masukan akan hadir dengan
sendirinya dengan begitu permasalahan prosedur/teknis pemilu dapat diperbaiki, dengan
harapan terciptanya sistem pemilu yang efektif, efisien serta jauh lebih baik. Dan tidak lupa
pula, konsistensi Negara bersama lembaga Negara yang berwenang, KPU dan Bawaslu selalu
bersinergi dengan kaum akademis, mahasiswa beserta organisasi-organisasi
kemahasiswaannya dan organisasi kemasyarakatan untuk terus terjun ke masyarakat luas
guna menanamkan prinsip-prinsip demokrasi, akan pentingnya mengimani esensi dari
sebuah pemilihan umum, dengan harapan dan optimis dapat mengantisipasi terjadinya
polarisasi/perpecahan sosial dan politik di tengah masyarakat, pada akhirnya bangsa ini
semakin layak menasbihkan jati dirinya sebagai entitas bangsa paling demokratis di dunia.

5.2. Target Pemenangan PEMILUKADA


Memfokuskan kegiatan kampanye dan isu yang dibuat. Khalayak sasaran yang dipilih adalah
individu-individu yang masih ada pada posisi belum memiliki pilihan terhadap salah satu
pasangan calon baik pemilih lama maupun pemilih pemula. Kampanye juga dilakukan kepada
basis massa pendukung utama untuk memastikan bahwa para loyalis Partai Gerindra dan
………. akan memilih YAKOB WEREMBA dan Hengki Yaluwo, S.Sos pada pemilihan kepala
daerah langsung Kabupaten Kabupaten Boven Digoel. Partai pengusung dan Tim Sukses siap
bekerja dengan memaksimalkan mesin politik partai. Bahkan untuk menarik massa pemilih
dan meyakinkan pemilih, terutama dari para pemilih Partai Gerindra dan ………., dengan
mendatangkan ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan pengurus DPP Partai
Gerindra lainnya seperti Fadli Zon dan Yan Mandenas, serta tokoh NU Yeni Wahid

5.3. Komitmen Jika Menjadi Bupati


5.4. Program Sosialisasi Simpatik
5.5. Pekerja Politik
5.6. Satuan Kabupaten
5.7. Koordinator Kecamatan
5.8. Koordinator Kelurahan/Desa
5.9. Koordinator RW/RT
5.10. Saksi TPS
5.11. Konsolidasi TIM
5.12. Pertemuan Kelurahan
5.13. Pertemuan RW/RT
5.14. Kerja Pemenangan Massa Kampanye

Bagian Keenam
PENUTUP
Lampiran-lampiran :
6.1. Lampiran I
6.1.1. Biodata Kandidat Calon Bupati/Wakil Bupati dan Foto-foto.
6.1.2. Perincian RAB PEMILUKADA
6.2. Lampiran II
6.2.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
6.3. Lampiran III
6.3.1. Prediksi Perolehan Suara Per-Kecamatan
6.4. Lampiran IV
6.4.1. Program 100 Hari
6.4.2. Program 5 Tahun
6.5. Lampiran V
6.5.1. Dukungan Parpol/Kendaraan Politik
6.5.2. Bukti Pendaftaran (Rekomendasi) KPUD
6.6. Lampiran VI
6.6.1. Surat Keterangan dari Kepolisian untuk Cabup dan Cawabup
6.6.2. Daftar Riwayat Hidup Cabup dan Cawabup
6.7. Lampiran VII
6.7.1. Pas Photo Cabup dan Cawabup
6.7.2. Photo Cabup dan Cawabup ukuran 1 (satu) Badan
6.7.3. Photo Cabup dan Cawabup bersama Keluarga
6.8. Lampiran VIII
6.8.1. Foto Copy KTP Cabup dan Cawabup
6.8.2. Foto Copy Kartu Keluarga Cabup dan Cawabup
6.8.3. Foto Copy Buku Nikah
6.8.4. Foto Ijazah (SD – Pendidikan Terakhir)
6.9. Lampiran IX
6.9.1. Surat Pernyataan Tidak Akan Mengundurkan Diri
6.9.2. Surat Pernyataan Dukungan Istri Cabup dan Cawabup

6.10. Lampiran X
6.10.1. Susunan Tim Sukses
6.10.2. Peta Kabupaten
Peta Administratif Kabupaten Boven Digoel, 2015

Sumber : RTRW Kabupaten Boven Digoel Tahun 2011-2031

Sejarah singkat tersebut mengawali pembahasan tentang gambaran umum kondisi daerah
Kabupaten Boven Digoel yang menjelaskan tentang kondisi geografi dan demografi serta
indikator capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Boven Digoel. Adapun
indikator capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang penting dianalisis meliputi 3
(tiga) aspek utama, yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan
aspek daya saing daerah.

Analisis gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Boven Digoel memberikan pemahaman
awal tentang apa, bagaimana, dan sejauh mana keberhasilan pembangunan daerah yang
telah dilakukan selama ini, dan/atau untuk mengidentifikasi faktor-faktor atau berbagai
aspek yang nantinya perlu ditingkatkan untuk optimalisasi pencapaian berhasilan
pembangunan daerah Kabupaten Boven Digoel. Gambaran umum kondisi daerah Kabupaten
Boven Digoel akan memberikan basis atau pijakan dalam merencanakan pembangunan, baik
dari aspek geografi dan demografi, serta capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah beserta interpretasinya.

1.2.1. Aspek Geografi dan Demografi


Aspek geografi Kabupaten Boven Digoel menggambarkan mengenai karakteristik lokasi dan
wilayah, potensi pengembangan wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana.
Sedangkan, gambaran kondisi demografi antara lain mencakup perubahan penduduk,
komposisi dan populasi masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu
tertentu di Kabupaten Boven Digoel.
1.2.1.1. Karakteristik Wilayah
Karakteristik wilayah menjelaskan luas dan batas wilayah administrasi, kondisi geografis,
kondisi topografi, kondisi geologi, kondisi hidrologi, kondisi iklim, dan kondisi penggunaan
lahan Kabupaten Boven Digoel.

1.2.1.1.1. Luas dan batas wilayah administrasi


Kabupaten Boven Digoel memiliki luas wilayah 27.108,29 km 2 dan berada di tepi
kanan Provinsi Papua dimana kabupaten tersebut merupakan salah satu dari 4 (empat)
kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara Papua New Guinea. Dalam
pembentukan wilayah administrasi, Kabupaten Boven Digoel memiliki 20 Distrik, sebagai
berikut:

Tabel 1.2.1
Luas Wilayah Kabupaten Boven Digoel Menurut Distrik

Dari kedua puluh distrik yang tersebar di Kabupten Boven Digoel, distrik terluas di
Kabupaten Boven Digoel adalah DistrikJair dengan luas sebesar 3.061,73km 2atau 11,30
persen dari total luas wilayah Kabupaten Boven Digoel.Sedangkan distrik dengan luas terkecil
adalah Distrik Ninati yang hanya memiliki luas sebesar 287,07km 2 atau 1,06 persen dari total
luas wilayah Kabupaten Boven Digoel. Berdasarkan batas wilayahnya, Kabupaten Boven
Digoel berbatasan langsung dengan kabupaten-kabupaten di sekitarnya, yaitu:

 Sebelah Utara : Kabupaten Pegunungan Bintang dan Kabupaten Yahukimo


 Sebelah Timur : Negara Papua New Guinea
 Sebelah Selatan : Kabupaten Merauke
 Sebelah Barat : Kabupaten Mappi dan Kabupaten Asmat.

Gambar 1.2.1
Peta Administratif Kabupaten Boven Digoel, 2015
1.2.1.1.2. Kondisi Geografis
Letak geografis Kabupaten Boven Digoel berada pada wilayah penghubung antara
daerah pantai di selatan dengan wilayah-wilayah pegunungan tengah membentang antara
pada 40 98’ sampai dengan 70 10’ Lintang Selatan dan 1390 90’ sampai dengan 1410Bujur
Timur. Kabupaten Boven Digoelmemiliki iklim panas, topografi bervariasi, kondisi dataran
yang berbukit-bukit hingga pegunungan dan dataran rendah, serta ketinggian wilayah
antara10-2.077 meter di atas permukaan laut.
Posisi Kabupaten Boven Digoel cukup strategis sebagai wilayah penghubung antara
daerah pantai di selatan dengan wilayah-wilayah pegunungan tengah. Dengan demikian arus
barang/jasa ke daerah pegunungan tengah sangat terbantu dengan lancarnya
transportasi/komunikasi dari selatan ke utara melalui kabupaten Boven Digoel.Sebagian
besar wilayah Boven Digoel masih berupa hutan, perlu adanya pembangunan yang mengarah
pada aksesibilitas antardesa/kampung kawasan terpencil.
1.2.1.1.3. Kondisi Topografi
Kabupaten Boven Digoel berada pada ketinggian 10 meter hingga 2.077 meter di atas
permukaan laut (dpl).Wilayah pedataran rendah pesisir selatan Provinsi Papua meliputi lima
kabupaten dengan karakteristik umum yang hampir sama, yakni: Merauke, Boven Digoel,
Asmat, Mappi dan Mimika.Namun, pada Boven Digoel selain terdapat rawa, dataran, dan
wilayah berombak, juga terdapat wilayah yang bergelombang, berbukit dan bergunung, yakni
pada sektor utara wilayahnya yang berbatasan dengan Kabupaten Pegunungan Bintang.
Bumi Kabupaten Boven Digoel dapat dikelompokkan ke dalam lima wilayah fisiografi,
yakni:
1) Wilayah pedataran
Luas wilayah pedataranadalah 1.926.857,96 ha (71,08 %). Berada pada ketinggian 25-100
m diatas permukaan air laut. Wilayah ini dibelah oleh beberapa sungai, yang terbesar adalah
Sungai Digoel dengan panjang ± 683 km, Sungai Kao ± 200 km, dan Sungai Mandobo ± 342
km.

2) Wilayah gambut/rawa
Wilayah gambut/rawa dijumpai pada ketinggian 10-30 m, dengan luas wilayahnya adalah
30.278 ha(hasil hitungan GIS November 2014). Area ini selalu tergenang dan dipengaruhi oleh
endapan sungai dengan tebal bahan organiknya lebih dari 2m. Rencana pengembangan
gambut di Distrik Yaniruma, Kombay, Bomakia, Jair, Sesnukt dan Distrik Subur.
3) Wilayah bergelombang
Wilayah bergelombang seluas 352.407,90 ha (13,00 %) dan dijumpai pada ketinggian 100-
250 m dengan kemiringan tanah yang juga diiris oleh sungai-sungai yang mengalir ke
pedataran.
4) Wilayah perbukitan
Luas wilayah perbukitan mencapai 143.402,91 ha (5,29 %) dan dijumpai pada ketinggian
250–500 m, merupakan hulu sungai–sungai yang bermuara ke Sungai Digoel maupun Sungai
Mappi.
5) Wilayah pegunungan
Wilayah pegunungan dijumpai di ketinggian 500-2.077m pada sektor utara wilayah hingga
perbatasan Kabupaten Pegunungan Bintang dengan luas areanya sebesar 95.692,30 ha (3,53
%).Wilayah ini merupakan bagian hulu sungai–sungai di Kabupaten Boven Digoel. Gradien
atau verval sungai di wilayah ini cukup tinggi bahkan dijumpai air terjun.

a. Kemiringan lahan
Kemiringan lereng (slope) merupakan salah satu unsur topografi dan merupakan faktor
penyebab terjadinya erosi melalui proses runoff. Semakin curam lereng maka semakin
besar laju dan jumlah aliran permukaan, semakin besar pula erosi yang terjadi.
Berdasarkan tabel 2.2, sebesar 61,33 persen dari wilayah Kabupaten Boven Digoel
memilki kemiringan tanah sebesar 2 sampai 8 persen atau termasuk jenis tanah agak
datar berombak.

Table 1.2.2
Kemiringan Lahan Kabupaten Boven Digoel, 2015

b. Ketinggian lahan
Kabupaten Boven Digoel berada pada dataran rendahdimana sebagian besar wilayahnya
(81,35%) berada pada ketinggian 0-100 m di atas permukaan laut. Dilihat dari table 2.3
dibawah ini, dapat diketahui bahwa wilayah pegunungan di Boven Digoel hanya 310,98
km2atau 1,15 persen dari total luas wilayah Kabupaten Boven Digoel.
Table 1.2.3
Luas Wilayah Menurut Ketinggian diKabupaten Boven Digoel

1.2.1.1.4. Geologi
1.2.1.1.5. Hidrologi
1.2.1.1.6. Klimatologi (kondisi iklim)
1.2.1.1.7. Penggunaan Lahan Kawasan Budidaya dan Lindung
1.2.1.1.8. Potensi Pengembangan Wilayah
1.2.1.1.9. Wilayah Rawan Bencana

1.2.1.2. Demografi
1.2.1.2.1. Kelompok Penduduk Menurut Bahasa Suku
1.2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
1.2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1.2.2.1.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB)
1.2.2.1.2. Pertumbuhan Ekonomi
1.2.2.1.3. Struktur Ekonomi
1.2.2.1.4. Indeks Gini
1.2.2.1.5. Inflasi
1.2.2.2. Kesejahhteraan social
1.2.2.2.1. IndeksPembangunan Manusia (IPM)
1.2.2.2.2. Angka Harapan Lama Sekolah
1.2.2.2.3. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
1.2.2.2.4. Angka Harapan Hidup
1.2.2.2.5. Kemiskinan
1.2.3. Aspek Pelayanan Umum
1.2.3.1. Urusan Pelayanan Wajib
1.2.3.1.1. Pendidikan
1.2.3.1.2. Kesehatan
1.2.3.2. Rencana Struktur dan Pola Ruang
1.2.3.2.1. Rencana Sistem Perkotaan
1.2.3.2.2. Rencana Sistem Perkampungan
1.2.3.2.3. Rencana Pola Ruang Kabupaten Boven Digoel
1.2.3.2.4. Pekerjaan Umum
1.2.3.2.5. Perhubungan
1.2.3.2.6. Permukiman
1.2.3.3. Layanan Urusan Pilihan
1.2.3.3.1. Pertanian
1.2.3.3.2. Peternakan
1.2.3.3.3. Perikanan
1.2.3.3.4. Perkebunnan
1.2.3.3.5. Kehutanan
1.2.3.3.6. Industry
1.2.3.3.7. Pertambangan
1.2.3.3.8. Perdagangan dan Jasa
1.2.4. Aspek Daya Saing Daerah
1.2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
1.2.4.1.1. Pengeluaran riil rata rata per tahun
1.2.4.1.2. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita (persentase konsumsi RT
untuk non pangan)
1.2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrasstruktur
1.2.4.2.1. Luas wilayah produktif
1.2.4.2.2. Fasilitas perumahan
1.2.4.2.3. Fasilitas akomodasi
1.2.4.2.4. Rasio panjang jalan terhadap kendaraan bermotor
1.2.4.3. Fokus iklim berinvestasi
1.2.4.3.1. Angka kriminalitas
1.2.4.3.2. Jumlah demonstrasi
1.2.4.3.3. Kualitas tenaga kerja (rasio lulusan S1/S2/S3)
1.2.4.3.4. Tingkat ketergantungan (Rasio Ketergantungan)
1.2.5. Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah

1.3. Visi dan Misi

PETA KEKUATAN POLITIK

SURAT PERNYATAAN / KUASA

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama Lengkap :
Tempat, Tanggal Lahir :
Alamat Rumah :
Selaku : Calon Bupati Kabupaten Boven Digoel 2025 - 2030

Menyatakan member kuasa penuh kepada Sdr. ……………… untuk melakukan kegiatan
pendekatan kemitraan kepada pihak pendana, sehubungan rencana pencalonan saya selaku
Bupati Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua Periode 2020-2024.

Bahwa untuk kelancaran persiapan PEMILUKADA tersebut, maka segala bentuk kemitraan
yang dimaksud, tetap melakukan koordinasi dan dibahas bersama antara pemberi kuasa
dengan penerima kuasa yang hasilnya akan dikoordinasikan dengan pihak pemberi dana.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, untuk menjadi bahan
pertimbangan pihak pendana.

Yang Membuat Pernyataan :


Pemberi Kuasa Penerima Kuasa

YAKOB WEREMBA oooooooooooooooo


Calon Bupati/Penerima Dana Tim Konsultan Papua

Disaksikan oleh :
1. ……………………………. (Tim Sukses Cabup) 1. ……………................
2. ……………………………. (Penyusun Proposal) 2. …………………………

SURAT PERNYATAAN AUTHENTIC FEE

Kami yang bertandatangan dibawah ini :

Nama Lengkap :
Tempat, Tanggal Lahir :
Alamat Rumah :
Selaku : Calon Bupati Kabupaten Boven Digoel 2025 – 2030

Nama Lengkap :
Tempat, Tanggal Lahir :
Alamat Rumah :
Selaku : Calon Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel 2025 – 2030

Sehubungan permohonan bantuan dana untuk membiayai kegiatan PEMILUKADA yang kami
ajukan kepada Bapak, tanggal 24 Maret 2024, dengan ini menyatakan bahwa kami “Sanggup
dan Bersedia” memberikan Commitmen Fee/imbalan jasa sebesar 30% (tiga puluh persen).

Commitmen Fee tersebut akan kami bayarkan sekaligus dan tunai melalui over rekening atau
sesuai kesepakatan, paling lambat 1 x 24 jam setelah dana cair dari pendana kepada
Konsultan Jakarta dan papua.

Demikian surat pernyataan Authentic Fee ini kami dan tanda tangani di ……………… dalam
keadaan sadar, sehat jasmani dan rohani serta tidak dibawah tekanan pihak manapun juga
(secara ikhlas). Berlaku efektif, dan tidak dapat dibatalkan/diubah/ditarik kembali oleh pihak
kami dengan alas an apapun juga sampai terlaksananya transaksi/pencarian bantuan dana
dimaksud (baik secara bertahap, maupun sekaligus), untuk diberikan kepada yang
berkepentingan dan kiranya dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yang Membuat Pernyataan :


Pemberi Kuasa Penerima Kuasa

YAKOB WEREMBA oooooooooooooooo


Calon Bupati/Penerima Dana Tim Konsultan Papua

Disaksikan oleh :
3. ……………………………. (Tim Sukses Cabup) 3. ……………................
4. ……………………………. (Penyusun Proposal) 4. …………………………
SURAT PERNYATAAN TIDAK MENGUNDURKAN DIRI

Kami yang bertandatangan dibawah ini :

Nama Lengkap :
Tempat, Tanggal Lahir :
Alamat Rumah :
Selaku : Calon Bupati Kabupaten Boven Digoel 2025 – 2030

Dengan ini menyatakan :

1. Tidak akan mengundurkan diri sebagai Calon Bupati Kabupaten Boven Digoel Provinsi
Papua Periode 2025 – 2030 (kecuali jika peraturan dan perundang-undangan yang
menghendaki saya harus mundur).
2. Tidak akan menarik/membetalkan permohonan bantuan ini dengan alasan apapun juga
dan berlaku efektif sampai terlaksananya transaksi/pencairan bantuan dimaksud (baik
secara bertahap maupun sekaligus), kecuali jika pihak pemberi bantuan dan yang
menolak/tidak mengabulkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dan tandatangani di Tanah Merah kabupaten Boven
Digoel dalam keadaan sadar, sehat jasmani dan rohani serta tidak dibawah tekanan pihak
manapun juga (secara ikhlas).

Tanah Merah, 24 Maret 2024

YAKOB WEREMBA
Calon Bupati 2025 - 2024
SURAT PERNYATAAN ISTERI CALON BUPATI

Kami yang bertandatangan dibawah ini :

Nama Lengkap :
Tempat, Tanggal Lahir :
Alamat Rumah :
Selaku : Isteri Calon Bupati Kabupaten Boven Digoel 2025 – 2030

Dengan ini menyatakan mendukung sepenuhnya termasuk segala resiko atas kehendak
suami saya YAKOB WEREMBA yang akan ikut sebagai Calon Bupati Kabupaten Boven Digoel
Periode 2025 - 2030

Demikian surat pernyataan ini saya buat dan tandatangani di Tanah Merah Kabupaten Boven
Digoel dalam keadaan sadar, sehat jasmani dan rohani serta tidak dibawah tekanan pihak
manapun juga (secara ikhlas).

Tanah Merah, 24 Maret 2024

………………………………..

Anda mungkin juga menyukai