B1a021297 - Adilah Tiasto - Pidana Internasional-1
B1a021297 - Adilah Tiasto - Pidana Internasional-1
Npm: B1A021297
FAKULTAS HUKUM
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah serta
hidayah-Nya sehingga proposal saya yang berjudul TINJAUAN HUKUM
INTERNASIONAL TERHADAP SANGKETA IMPORT PARALEL MERK DAGANG
dapat terselesaikan. Proposal ini saya ajukan untuk memenuhi tugas
Sesuai dengan pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, saya sangat menyadari,
bahwa proposal ini belum sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pihak khususnya ibu dosen serta teman-teman
mahasiswa guna penyempurnaan makalah ini pada tahap berikutnya. Besar harapan saya
semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan juga sebagai pelengkap hasanah ilmu
pengetahuan.
BAB I
PENDAHULUAN
luar negeri, namun juga memperkenalkan mer ek dari produk yang ber sangkutan ke
ì ì ì ì ì ì ì ì ì
pasar internasional. Maka tidak heran mer ek memegang posisi penting dalam ranah
ì ì ì ì ì ì ì
perdagangan inter nasional. Hal ter sebut menjadi salah satu alasan mengapa mer ek
ì ì ì ì ì ì ì ì
perlu dilindungi. Merek merupakan suatu identitas dari suatu produk barang maupun
ì ì ì ì ì
jasa. Dalam hal ini merek dapat dipergunakan sebagai suatu lambang kualitas, ì ì ì ì
goodwill, standar mutu dari produk dihasilkan yang dapat diper gangkan dengan ì ì
jaminan guna untuk menghasilkan keuntungan dalam nilai yang cukup besar. Dalam ì ì ì
era globalisasi saat ini sebagian per mintaan masyarakat didunia dan juga khususnya
ì ì ì
masyarakat di Indonesia semakin meningkat ter hadap produk- produk inter nasionalì ì ì ì ì
Per bedaan wilayah yurisdiksi dan hambatan masuknya suatu produk kedalam
ì ì ì
suatu negara member ikan kesempatan kepada pelaku pasar atau pelaku usaha untuk
ì ì ì ì ì ì ì ì
menjual barang-barang ber merek ter sebut/impor dengan harga yang cukup kompetitif.
ì ì ì ì ì ì ì ì
Hal ter sebut menimbulkan suatu kegiatan yang disebut dengan impor paralel. Impor
ì ì ì ì ì ì ì
paralel terjadi karena perbedaan harga yang disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar mata
ì ì ì ì ì ì ì
uang dan per bedaan pajak di pasar yang ber beda. Hal ini memungkinkan barang yang
ì ì ì ì ì
paling penuh warna dan penuh dengan teka-teki. Konsumen yang menemukan adanya
ì ì ì ì ì ì ì ì
perbedaan harga ter sebut didunia, sangat membingungkan yang semakin menuju ke
ì ì ì ì ì ì ì ì
pengimpor barang-barang ter sebut dapat mencipatakan kekacauan atau per masalahan
ì ì ì ì ì ì
terutama bagi para pelaku usaha yang menjual barang yang sama, diperoleh melalui
ì ì ì ì ì ì
jalur distribusi yang berbeda dan mungkin lebih mahal. Dalam kontek s ini Hak ì ì ì ì
untuk melarang per saingan usaha yang demikian. Apabila barang- barang yang dijual
ì ì ì
atau diimpor oleh pihak ketiga ter sebut ter masuk dalam lingkung paten, mer ek ì ì ì ì ì ì ì ì
dagang, dan hak cipta yang berlaku dinegara ter tentu ini, penjualan atau kegiatan ì ì ì ì ì ì
impor oleh pihak ketiga ter sebut pada umumnya dianggap melanggar HAKI. Pemilik
ì ì ì ì ì ì
menempatkan barang ter sebut di pasar. Namun disi lain, terdapat sedikit keraguan
ì ì ì ì ì ì ì
bahwasanya sekali pemilik HAKI telah menempatkan barang-barang ter sebut di suatu ì ì ì ì ì ì ì
pasar baik oleh dirinya sendiri atau dengan per setujuannya, tidak banyak lagi yang
ì ì ì ì ì
dapat ia lakukan lebih jauh terkait dengan exploitasi komer sial ter sebut, seperti halnya ì ì ì ì ì ì ì ì ì
Di Indonesia peraturan terhadap per soalan impor paralel belum ada suatu ì ì ì ì ì ì
peraturan yang dengan tegas mengatur secara spesifik dan khusus. Namun dalam UU
ì ì ì ì ì ì
No. 20 Tahun 2016 tentang Mer ek dan Indikasi Geografis (untuk selanjutnya disebut ì ì ì ì ì ì
dengan UU Mer ek) pada Pasal 42 yang membahas mengenai perjanjian lisensi mer ek
ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì
menteri. Hal ini secara tidak langsung UU Mer ek tidak mengizinkan dan
ì ì ì ì ì ì
menyusutkan terjadinya kegiatan impor paralel. Dengan tujuan agar tidak terjadi
ì ì ì ì ì ì
lisensi kedua dan selanjutnya yang diber ikan oleh licensor, yang dinilai dapat
ì ì ì ì ì ì
merugikan pemegang lisensi yang ada di Indonesia. Akan tetapi peristiwa yang terjadi
ì ì ì ì ì ì ì ì
saat ini ialah pelaku usaha Indonesia yang melakukan impor paralel, yang dimana ì ì ì ì
mer eka mengimpor produk atau barang asli ter sebut diperoleh melalui pemegang
ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì
lisensi yang berada di luar negeri. Sedangkan disisi lain di Indonesia sudah ada
ì ì ì ì ì ì
pemegang lisensinya sendiri. Sesungguhnya hal ter sebut tidak dapat diantisipasi ole h
ì ì ì ì ì ì ì ì
UU Merek di Indonesia, sesuai dengan pasal 42 yang disebutkan sebelumnya. Secara
ì ì ì ì ì ì ì ì ì
Per gerakan atas perdagangan barang dan jasa menimbulkan suatu fenomena
ì ì ì ì ì ì
diantaranya yaitu impor paralel. Impor paralel merupakan produk asli yang diimpor ì ì ì
dari negara lain tanpa izin dari pemilik Intellectual Property (IP). Per bedaan wilayah
ì ì ì ì ì ì ì
yurisdiksi dan hambatan masuknya suatu produk kedalam suatu negara member ikan ì ì ì ì
kesempatan kepada pelaku pasar atau pelaku usaha untuk menjual barang-barang
ì ì ì ì ì ì
Impor paralel merupakan produk asli yang diimpor dari negara lain tanpa izin ì ì ì
dari pemilik Intellectual Property (IP). Impor paralel sering disebut sebagai produk
ì ì ì ì ì ì ì ì
abu-abu, dan terlibat dalam isu-isu per dagangan inter nasional, dan kekayaan ì ì ì ì
bermuatan hak kekayaan intelektual, tetapi terjadi di luar kontrol dari pemilik hak
ì ì ì ì ì ì ì
kekayaan intelektual, utamanya karena dilakukan dari negara yang ber beda. Obyek
ì ì ì ì ì ì ì ì
mengacu pada sejauh mana pemegang Hak Kekayaan Intelektual untuk mengontrol
ì ì ì ì ì ì ì ì
distribusi merek barang ter sebut (Cai, 2020). Mer ek memegang peranan penting ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì
dalam suatu perdagangan, karenanya mer ek per lu untuk dilindungi. Mer ek merupakan ì ì ì ì ì ì ì ì
identitas dari suatu produk barang maupun jasa yang mana produk ter sebut bisa
ì ì ì
dikenali. Dalam hal ini mer ek dapat dipergunakan sebagai suatu lambang kualitas,
ì ì ì ì ì
goodwill, standar mutu dari produk dihasilkan yang dapat diper gangkan dengan ì ì
jaminan guna untuk menghasilkan keuntungan dalam nilai yang cukup besar. ì ì ì
Di Indonesia, isu impor paralel selalu dikaitkan dengan pelanggaran mer ek, ì ì ì ì ì ì ì
dimana barang- barang diper oleh dari luar neger i secara sah, kemudian dibawa masuk ì ì ì ì ì ì
ke Indonesia untuk tujuan komer sial, tanpa sepengetahuan dan per setujuan licensee
ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì
(pemegang lisensi) atas mer ek, produk ter sebut di Indonesia. Impor paralel di
ì ì ì ì ì ì ì ì ì
Indonesia menjadi suatu per masalahan terkait perlindungan mer ek yang diatur dalam
ì ì ì ì ì ì ì
Adanya impor paralel menimbulkan kerugian bagi pemilik Hak Kekayaan Intelektual. ì ì ì ì ì ì ì
Merek sebagai hak kekayaan intelektual pada dasarnya adalah tanda untuk
ì ì ì ì ì ì
lain. Mer ek sebagai bagian dari Hak Kekayaan Intelektual tergolong dalam Hak
ì ì ì ì ì ì ì
definisi hukum yang member ikan perlindungan dan upaya pemulihan jika suatu tanda
ì ì ì ì ì
perdagangan digunakan oleh pihak yang tidak memiliki kewenangan untuk itu (Jened,
ì ì ì ì ì ì ì
2015). Berdasarkan latar belakang diatas maka hal yang bisa diambil sebagai bahan
ì ì ì
penelitian
ì ì adalah "TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL ì TERHADAP ì
3. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas maka penulis menyimpulkan mengenai
ì ì ì ì ì ì ì
rumusan masalah
1) Bagaimana upaya penyelesaian hukum sangketa import paralel dalam merk ì ì ì ì ì ì
dagang ?
2) Bagaimana peraturan import paralel dalam merk dagang ? ì ì ì
4. Kerangka pemikiran
ì ì
pemahaman yang kuat ter hadap berbagai teori sebagai dasar untuk membentuk
ì ì ì ì ì ì ì
pemikiran ini, peneliti merumuskan hipotesis yang didasarkan pada teori-teori yang
ì ì ì ì ì ì ì
mengidentifikasi tanda-tanda yang menjadi fokus atau objek dalam kasus yang sedang
ì ì ì ì ì
fondasi pemikiran yang melibatkan per paduan antara teori dengan fakta, hasil
ì ì ì ì ì
obser vasi, dan penelitian kepustakaan. Hal ini kemudian menjadi landasan atau dasar
ì ì ì ì ì ì
dijelaskan dengan lebih mendalam dan disesuaikan dengan per masalahan yang tengah
ì ì ì ì ì ì ì ì
maupun Abdullah, kerangka pemikiran atau kerangka ber pikir memiliki per an sentral ì ì ì ì ì ì ì
dalam penelitian. Mer eka menyediakan landasan yang kokoh untuk pembentukan
ì ì ì ì ì ì ì ì
hipotesis dan penyelidikan lebih lanjut ter hadap permasalahan yang sedang diteliti.
ì ì ì ì ì ì ì ì
5. Metode penelitian
ì ì ì ì
metode per bandingan hukum. Dengan menggunakan data sekunder yang diper oleh
ì ì ì ì ì ì ì ì ì
dari studi kepustakaan. Ter hadap data-data yang dikumpulkan kemudian dianalisis ì ì ì
dengan metode analisis kualitatif deskriptif yang kemudian disusun secara sitematis
ì ì ì ì ì ì ì
untuk mendapatkan suatu kejelasan terhadap pokok per masalahan. Kesimpulan dari
ì ì ì ì ì ì
hasil proses analisis data yang disampaikan secara deskriptif yakni jawaban atas
ì ì ì
a. Jenis penelitian
ì ì ì
hukum normatif ini adalah penelitian yang melihat peraturan hukum yang berlaku ì ì ì ì ì
atau diterapkan ter hadap suatu masalah hukum tertentu. Penelitian normatif ì ì ì ì ì ì
kajiannya adalah
Penelitian hukum normatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk
ì ì ì ì ì ì
mempelajari hukum sebagai norma, aturan, asas, prinsip, teori, dan kepustakaan
ì ì ì ì ì
lainnya. Penelitian hukum normatif biasanya "hanya" studi dokumen; itu berarti ì ì ì ì
mencari solusi untuk masalah hukum ter tentu dengan menggunakan bahan hukum
ì ì ì ì ì
seper ti keputusan pengadilan, kontrak, per janjian, asas dan prinsip hukum,
ì ì ì ì ì
dalam suatu sistem hukum atau bidang ter tentu. Tujuan utamanya adalah untuk ì ì ì
memahami aspek normatif atau hukum suatu masalah, konsep, atau fenomena,
ì ì ì ì ì
serta untuk memberi pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana hukum atau
ì ì ì ì ì ì
b. Pendekatan penelitian
ì ì ì ì
berbagai aspek mengenai isu hukum yang hendak dijawab Pendekatan penelitian
ì ì ì ì ì ì ì ì ì
normatif hukum. Metode ini pada dasarnya dilakukan dengan memeriksa setiap ì ì ì ì ì ì
peraturan hukum yang terkait dengan masalah (isu hukum) yang sedang dihadapi.
ì ì ì ì
penulis menggunakan pendekatan konseptual yang berasal dari per spektif dan
ì ì ì ì ì ì ì ì
doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum, yang dapat digunakan sebagai dasar ì ì ì
yang menjelaskan konsep, pengertian, dan asas hukum yang relevan dengan
ì ì ì ì ì ì ì ì
masalah ter sebut.Ketiga pendekatan ter sebut akan membantu penulis dalam ì ì ì ì ì ì ì ì ì
menemukan kesesuaian antara pengaturan yang ada dengan masalah yang terjadi
ì ì ì ì ì ì ì
relevan.
ì ì
sumber ini ter masuk buku-buku, jurnal, makalah, dan sumber informasi lainnya,
ì ì ì
ter masuk data yang terdokumentasi di situs web yang relevan. Metode pustaka ini
ì ì ì ì ì ì ì ì
teori, dan konsep yang terkait dengan tindak pidana kekerasan seksual dalam
ì ì ì ì ì ì ì
konflik ber senjata.Penulis melakukan studi pustaka baik secara daring maupun
ì ì ì ì ì
luring. Studi pustaka luring dengan memanfaatkan buku-buku yang ada di ì ì
ter sier yang telah dikumpulkan agar tidak ada kontradiksi antara bahan hukum
ì ì ì
hukum normatif ini. Setelah dikumpulkan dan diproses, bahan hukum ditafsirkan ì ì ì
atau ditafsirkan. Setelah penafsiran selesai, tatanan kalimat yang efektif, teratur, ì ì ì ì ì ì ì ì
logis, dan tidak tumpang tindih akan ter bentuk. Dengan mengacu pada teori, ì ì ì ì ì
dan pendapat penulis sendiri, kalimat ini bertujuan untuk memper mudah
ì ì ì ì ì ì
Adami Chazawi , 2008. Pelajaran Hukum Pidana 1. Jakarta : PT. Rajaa Grafindo ì
Per sada.
ì
Amiruddin, 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta : PT. Raja Grafindo
ì ì ì ì ì
Per sada.
ì
Andi Hamjah, 1991. Asas-Asas Hukum internasional. Jakarta. Pener bit : PT. Rineka ì ì ì ì
cipta.
Chairul Anwar, 1997. Hukum Adat Indonesia Meninjau Hukum Adat Minangkabau. ì ì
Hilman Adi Kusuma, 1985. Hukum Pidana Adat. Bandung : Pener bit Pustaka Diklat ì ì
Alumni.
I Made Widyana, 1993. Kapita Selekta Hukum Pidana Adat. Bandung : Pennerbit
ì ì ì ì ì
PT.Eresco ì ì
Surat Keputusan Mahkamah Agung No.8 athun 1980 tentang pasal 284 KUHP.
ì ì
LAMPIRAN